Maaf jika kalian menemukan kalimat yang salah disetiap babnya karena cerita ini belum menyentuh perbaikan sama sekali.
---Selamat menikmati---
❤️Happy Reading❤️
Ellen disuruh menikah dengan pria yang terkenal dingin dan kejam oleh pamannya sendiri karena utang utang yang semakin lama semakin melunjak. Walaupun pernikahan ini dipaksa namun ellen dengan lapang ia menerimanya karena ia ingin kebebasan dari tindasan bibi dan sepupunya sendiri.
Arkana, tuan muda yang tidak pernah berdekatan dengan wanita manapun tiba tiba menikah dengan seorang gadis yang menjadi korban dari utang pria paruh baya yang tidak tau diri itu. Namun siapa sangka bahwa yang akan menjadi istrinya adalah gadis yang selama ini ia sukai.
Bagaimana kisah pernikahan mereka disaat ellen tau bahwa suaminya adalah teman sekaligus cinta pertamanya selain mantannya? Dan Arkan tau bahwa istrinya adalah gadis yang ia cari selama ini?
---
Ikuti terus dan Baca lebih lanjut jika penasaran Pernikahan Manis.
Tinggalkan jejak ya, aku butuh mengetahui keberadaan pembaca setiaku.
Terima kasih..
(18+) yang dibawah 18 tahun jangan membacanya.
Dan ini pure dari pemikiranku sendiri, tidak ada niatan untukku membuat cerita dari otak orang lain karena aku masih memiliki otak untuk berpikir, sekian..
Ceritaku kebanyakkan berada di app Novel/Manga toon.
Silahkan yang memiliki aplikasi diatas datang, lalu cari tiga cerita ku yang sudah tamat.
> Laura & Aksa
> Going With You
>Childhood Love Story
---Bersambung---
❤️Happy Reading❤️
Ellen, seorang gadis biasa yang disuruh menggantikan sepupunya untuk menikahi seorang pria yang terkenal dingin dan kejam. Paman ellen yang memeliki beberapa utang kepada pria tersebut mengatakan bahwa ia akan melunasinya dengan cara memberikan keponakannya untuk menikah dengan pria tersebut. Padahal kekayaan ayah ellen yang tak lain adalah abang dari paman ellen masih banyak yang tersisa namun paman lebih memilih untuk menyimpannya dan menikahi ellen dengan pria itu.
Paman ellen yang bernama jack, itu mengetahui bahwa istri dan putrinya sangat tidak suka kepada ellen karena sejak kecil ellen selalu di manjakan dan dipuji oleh seluruh keluarga petua, namun karena kakek nenek dan orang tua ellen sudah tidak ada didunia ini. Lebih baik jack, menyingkirkan ellen terlebih dahulu dan bersenang senang bersama keluarga kecilnya.
Namun dibalik itu semua, ellen adalah gadis yang sangat pintar dan mempunyai semangat yang tidak diketahui oleh keluarga pamannya itu. Saat umurnya masih 12 tahun ia sudah memiliki restoran berbintang lima miliknya yang dibangun oleh orang tuanya yang sengaja untuk dirinya dan ellen sendiri lah yang mengoperasikan.
Setelah ellen tau bahwa paman jack sengaja memilih dirinya untuk dinikahi oleh pria dingin itu pun tidak menolak, karena ia juga sangat ingin keluar dari rumah itu dan memiliki kehidupan sendiri yaitu bebas. Ia ingin bebas dari kekangan dan tindasan yang diperoleh Angel, sepupunya dan bibinya, melinda.
Paman jack, berpikir jika ellen sudah disingkirkan kemungkinan harta waris dari ayah ellen jatuh ketangannya padahal ia tidak akan mengetahuinya bahwa harta waris dari orang tua ellen sudah diberikan langsung kepada ellen saat usia 12 tahun itu.
Ellen dengan senang keluar dari rumah itu dengan membawa harta waris ayahnya yang sebenarnya selalu berada ditangannya, sampai ia menemukan waktu yang tepat ia yang akan menyingkirkan keluarga paman dengan bantuan suaminya kelak, kemungkinan.
Saat ini ellen berada dipertemuan dengan calon suaminya yang ia dengar terkenal dingin dan kejam, namun sampai 2 jam ini ia tidak melihat kepribadian pria itu yang seperti kata orang. Walaupun ia masih merasakan gugup, dan pemalu karena ini pertama kalinya ia duduk berhadapan dengan seorang pria yang menurutnya asing.
Tatapan pria itu memang tajam dan sangat menakutkan tapi baginya itu biasa saja karena tatapan pria dihadapannya itu sangat mirip dengan mendiang ayahnya yang terkenal tegas juga oleh semua orang, dan ellen baru mengetahui nama calon suaminya yang sering sekali dicetak dimajalah atau koran. Arkana Kennedrik, pria yang berusia 28 tahun terkenal sebagai pengusaha muda yang dapat warisan gen dari sang ayah yang bernama Mikaelo Kennedrik.
Ayah dari Arkana itu berdarah Inggris dan Indonesia, lalu bertemu dengan mendiang bunda dari Arkana yang bernama Ratu Yulyani berdarah Indonesia asli dan tinggal di kota Bandung. Dengar dengar juga bahwa orang tua Arkana ini kisahnya sangat manis, sampai bunda Arkana meninggal, ayahnya tidak ada kabar untuk menikah lagi karena baginya menikah sekali seumur hidup bersama cintanya sudah cukup.
Arkana pun mengikuti langkah ayahnya yang hanya menerima satu wanita dihidupnya selain bundanya, namun sepertinya akan berbeda jika pria itu sekarang menikah dengan seorang gadis seperti ellen yang belum tentu menikah karena cinta.
"Jadi pamanmu yang menyuruh mu untuk menikah denganku, karena paksaan?" tanya Arkana dengan nada datar, ellen yang sedari tadi menunduk dengan kedua tangan memegang cangkir teh langsung mengangguk dan menatap wajah pria itu. "Iya, namun aku tidak merasa dipaksa karena memang ini keinginanku." balas Ellen membuat Arkana mengernyitkan keningnya, "memangnya apa keinginanmu?"
"Menikah sekali seumur hidup, dan terlepas dari ikatan keluarga paman. Karena selama ini aku sebagai keponakannya diperlakukan buruk oleh istri dan putri paman, maka dari itu aku ingin kebebasan." ujar Ellen membuat Arkana terdiam namun mengangguk, karena keinginannya juga sama seperti yang diucapkan Ellen.
Arkana memperhatikan kembali wajah gadis itu sampai Ellen merasa malu dan risih karena diperhatikan seperti itu, Arkanapun sedikit memiringkan kepalanya merasa tidak asing dengan wajah gadis dihadapannya itu, lalu saat ia mengingat dirinya langsung tersenyum lebar. "Baiklah, kalau begitu.. Ayo kita menikah." ajak Arkana kepada Ellen yang masih meloading otaknya dan balasannya sekedar, "eh?"
Arkana memanggil sekertarisnya tanpa menunggu jawaban dari Ellen, Ranz, sekertarisnya pun berjalan mendekat kearah meja tuannya saat dirinya mendapatkan kode dari tangan pria itu. "Ada yang bisa saya bantu tuan?"
"Tolong kosongkan jadwalku selama seminggu ini, dan persiapkan gedung untuk pernikahanku." Ranz mengangguk lalu sebelum ia berbalik ia bertanya, "gedungnya buat tanggal berapa tuan?" Arkana terdiam lalu menatap Ellen yang saat itu juga sedang menatap kearahnya, "kau ingin tanggal berapa?"
Ellen ragu, "tanggal yang sama seperti tanggal orang tuaku, 16." ujarnya lalu diangguki oleh Ranz dan menunduk sopan kepada Arkana dan Ellen. "Lalu apa lagi yang kau inginkan?"
"Aku ingin pernikahannya sederhana namun elegan, apa bisa?"
"Tentu bisa, inikan pernikahanmu. Jadi kamu bisa membuat acara pernikahanmu seperti apa yang kamu inginkan sejak dulu." Ellen mengangguk lega mendengarkan ucapan Arkana, sedangkan Arkana hanya bisa mengulum senyum entah kenapa ia merasakan rasa bahagia yang sangat besar didalam tubuhnya.
"Em, apa kamu tidak masalah dengan pernikahan mendadak seperti ini? Apa kamu yakin menikahiku? Kamu kan tidak mencintaiku." ujar Ellen dengan ragu, lalu wajahnya langsung menunduk saat ia melihat alis Arkana terangkat seperti kata 'Apa maksudmu?'
"Siapa bilang pernikahan ini mendadak? Dan aku yakin, kemungkinan ini memang takdirku mendapatkan gadis sepertimu menjadi istriku kelak. Dan kata siapa diriku tidak cinta kepadamu." ujarnya namun akhir kata ia sedikit memelankan suaranya.
Ellen menatap bingung Arkana, "apa yang kau ucapkan tadi?"
"Apa?" tanyanya pura pura tidak tau, Ellenpun menggelengkan kepalanya. "Ah tidak jadi." lalu Arkana hanya bisa mendengus, "harusnya aku yang bertanya, apa kau yakin menikah denganku yang sepertinya umurku dan umurmu sangat cukup jauh jaraknya."
Ellen terdiam lalu tersenyum manis membuat pria itu mematung sebentar, "yakin, tentu saja harus yakin. Lagi pula soal umur bukan kehendakku semua ini takdir, jadi tidak ada masalah untukku." ujarnya dengan mengangkat kedua bahunya.
Arkana tersenyum, "syukurlah, banyak gadis sepertimu yang meminta pernikahan menjadi kontrak. Untung saja diriku mendapatkan gadis semacammu."
"Pernikahan kontrak? Dari mana kau dapat pemikiran seperti itu? Pernikahan itu bukan buat dimain mainkan, pernikahan juga bukan untuk berbisnis segala memakai kontrak. Ingat pernikahan kita berdua bukan pernikahan kontrak. Jika kontrak berarti aku bisa mencari jodohku yang lainnya yang kemungkinan masih bersembunyi dong."
"Jadi kau bermaksud untuk berselingkuh dariku?" tanya Arkana dengan nada ketus, Ellen menggelengkan kepalanya, "tentu saja tidak, aku buka seorang gadis murahan yang sudah memiliki jodoh masih saja mencari jodoh lain. Dan aku benci dengan kata kontrak."
"Oke jadi kita sepakat untuk menjalani pernikahan ini seperti orang orang biasa yang menikah, dan tidak ada kata pernikahan kontrak karena memang ini bukan pernikaha kontrak." Ellen mengangguk, "jadi kita jalani saja seperti aliran air sungai yang mengalir seperti jalannya, dan satu hal lagi jika kita berdua memiliki perasaan langsung dikatakan saja, kita harus terbuka dalam pernikahan ini."
"Dan kita harus tertutup didepan orang lain dalam pernikahan kita." lanjut Arkana yang disetujui oleh Ellen. Lalu Arkana mengulurkan tangan kanannya kehadapan Ellen membuat gadis itu bingung, "mari kita perkenalan diri, perkenalkan namaku Arkana Kennedrik panggil saja diriku Arkan, umur 28 tahun. Bekerja sebegai direktur dalam perusahaan milik sendiri K. Crop."
Ellenpun tersenyum senang lalu membalas uluran itu dengan erat, "salam kenal tuan Arkan, perkenalkan namaku Ellen Raputri panggil saja ellen, umur 21 tahun. Pemilik dari sebuah restoran bintang lima bernama Allen's."
Arkana, mengerjapkan matanya lalu melihat kearah sekitar dan sekeliling restoran yang mereka tempati. Sedangkan Ellen hanya tertawa kecil melihat respon yang ia dapati dari pria itu. "Jadi ini, tempat ini, Restoran milikmu?" tanya Arkana yang merasa terkejut dengan fakta, ia kira, gadis itu adalah pelayan dari restoran besar ini, ternyata pemiliknya.
"Sejak kapan kamu memiliki restoran Allen's ini? Dan memangnya namanya aneh begitu?"
Mendengar pertanyaan Arkana, Ellen tertawa merdu membuat siapa saja yang mendengarnya tertegun karena melihat yang tertawa itu sangat anggun. "Allen's itu gabungan dari nama mama dan aku, Nama mama Alena, sedangkan namaku Ellen. Tapi memang sih terdengarnya aneh, seperti alien's, right?" tanya ellen yang langsung diangguk setuju oleh Arkana.
"Baiklah, jadi aku adalah pria beruntung yang mendapatkan seorang gadis pemilik restoran berbintang lima ini? Ayo kita segera menikah." ajak Arkana dengan semangat, membuat Ellen semakin tertawa, "apasih ka, menikah jangan terburu buru nanti nyesal loh?"
Arkana menggelengkan kepala, "tidak akan menyesal karena menikah dengan seorang gadis secantik kamu mah."
Blush
Arkana tersenyum melihat wajah merah rebus kepiting milik Ellen, keduanya pun semakin asik berbincang dan mendekatkan diri. Sampai keduanya memiliki perasaan nyaman satu sama lain, dan itu sangat menghangatkan hati mereka, Ellen yang tidak pernah mendapatkan perasaan hangat tersebut dari mantannya merasa senang sepertinya memang Ellen jodohnya sama pria yang bernama Arkana yang terkenal dingin dan kejam ini, sampai semua orang percaya bahwa arkan adalah pria seperti itu.
❤️Bersambung...❤️
❤️Happy Reading❤️
Gadis cantik dengan gaun putihnya yang sudah melekat ditubuh rampingnya itu menjuntai indah kebawah lantai sangat cantik dan mempesona siapapun yang melihatnya. Berkali kali ia mendapatkan pujian tersebut dari penata rias atau pegawai yang membantunya untuk berpakaian dan merias wajahnya secantik mungkin. Ellen tidak pernah bosan untuk menatap wajahnya kecermin bahwa ia cukup mengaku dirinya sangat cantik.
"Duh, cantik sekali pengantin perempuan ini."
"Cocok sekali dengan pengantin prianya yang sangat tampan dan menawan."
"Selamat ya atas pernikahannya."
Ujar pegawai yang sedari tadi setia berdiri disamping, Ellen hanya mengangguk dan tersenyum manis kearah mereka, "terima kasih atas kerja kerasnya."
"Sama sama nona."
Tak lama pintu ruangan terbuka dan muncullah dua orang yang membuat senyum Ellen menghilang seketika. Angel tersenyum menyeringai, "wah, cantik sekali buruk rupa ah bukan maksudku cantik sekali sepupuku ini. Bagaimana perasaanmu dihari pertama pernikahanmu?"
"Senang, sangat senang." balas Ellen dengan perasaan bahagia, sedangkan Angel merasa kesal karena sarkasnya tidak terpengaruh oleh Ellen. "Oh iya, aku baru ingat bahwa aku mengundang my baby hunny Nathan." ujarnya dengan senyuman sinis, namun lagi lagi gagal saat ia ingin membuat Ellen marah.
Ellen hanya menatap Angel lewat cermin dengan memiringkan kepalanya. "lalu? Hubunganku dengan pria brengsek itu apa? Kau sangat lucu, untuk apa mengundang orang yang tidak diundang oleh tuannya." ujar Ellen dengan tertawa kecil merdu diikuti oleh tiga pegawai yang masih berdiri disana menahan ketawa.
Angel yang merasa kesal karena dipermalukan langsung berkata. "Kau?! Lihat saja nanti, pria yang kau nikahkan akan menjadi pria brengsek yang lebih memilih diriku dibanding dirimu."
Ellen mengangguk, "ya terserah apa katamu. Ah aku hanya ingin mengatakan untuk yang terakhir kalinya kepada sepupu tercintaku, ingat baik baik, sekali pria brengsek tetaplah brengsek. Sekali pria itu selingkuh tetaplah selingkuh, karena pria sulit untuk berubah jika dia tidak punya niat untuk berubah. Dan kau selamat bersenang senang dengan pria brengsek." ujar Ellen dan pas sekali waktunya untuk dirinya keluar mendengarkan ijab qobul dari pria yang bernama Arkana itu.
Ellen tersenyum senang saat keluar dari ruangan tersebut yang diikuti oleh tiga pegawai yang membantunya mengangkat gaun tersebut. Ellen menuruni tangga dengan langkah anggun dan sangat cantik, kemudian mendekati kursi disamping Arkana yang sedari tadi memperhatikan dirinya dengan tatapan terpesona.
Ellen sudah duduk manis disamping Arkana yang terlihat tenang seperti tidak gugup padahal tanpa Ellen tau, Arkana saat ini sangat grogi apalagi tangan kanannya sangat berkeringat. Biasanya dirinya tidak seperti ini namun ia berusaha keras karena ia tidak ingin salah diperkataan ijab tersebut.
Tangan kanan Arkan berjabatan tangan dengan paman Ellen yang saat ini sebagai wali pernikahan Ellen, karena Ellen sudah tidak memiliki siapapun selain pamannya seorang. Dalam satu kali nafas, Arkana berhasil mengucapkan kata suci dan setelah itu terdengar kata 'sah' dari para saksi.
Bukan Arkan saja yang lega, Ellen pun juga bernafas lega karena saat ini ia benar benar sudah terputus ikatan keluarga pamannya, karena walinya bukan paman jack lagi melainkan suaminya, Arkana.
Ellen disuruh mencium tangan kanan suaminya, begitupun Arkan yang disuruh mencium kening Ellen dengan lembut ia lakukan didepan semua orang. Dan berbekas wajah ellen memerah karena malu.
"Kau terlihat sangat bahagia." ujar Arkan yang membuat Ellen mendongak menatap mata tajam Arkan lalu ia tersenyum manis, "Tentu saja, hari ini hari kebahagiaanku." Arkan tersenyum juga. "Bahagia karena menikah denganku atau bebas dari keluargamu?"
Lalu kepala Ellen sedikit mendekat ketelinga Arkan, "tentunya keduanya. Terima kasih sudah menerimaku, Arkan." ucap lembut ellen membuat telinga Arkan memerah karena malu sekaligus bahagia.
"Sama sama istriku."
Di pesta kedua pengantin sangat manis untuk dilihat, namun ternyata ada satu orang yang sedang tersenyum sendu melihat pengantin wanita tersebut. Dan orang itu melangkah naik keatas pelaminan menyadarkan kedua pengantin yang masih malu malu bercanda dengan pelan.
Ellen, sadar bahwa ada yang naik kepelaminan. Ia pun langsung menghentikan Arkana yang sedari tadi menggodanya dengan memanggil dirinya 'istriku', atau 'sayangku'. Ellen melihat ternyata yang datang adalah, mantan kekasihnya yang ia sebut brengsek.
Orang itu melangkah semakin mendekat dan, "selamat atas pernikahanmu len."
"Makasih, makasih juga udah datang walau tidak diundang." sarkas Ellen membuat Arkan mengernyit lalu kemudian mengangguk, sepertinya dirinya paham situasi bahwa orang yang didepannya ini adalah mantan pacar istrinya yang berhianat dan berselingkuh dengan sepupu ellen sendiri.
"Apa kau bahagia?"
"Sangat bahagia. Makasih juga sudah menunjukkan bahwa kau adalah pria brengsek yang ku pertahankan dan terima kasih juga sudah meninggalkanku, karena perbuatanmu aku bisa bertemu dengan pria yang lebih baik darimu, Nathan."
Pria yang bernama Nathan hanya bisa tersenyum pahit lalu segera berlalu dan pergi dari hadapan cinta pertamanya. Ellen dan Nathan memang pacaran karena saling cinta pada pandangan pertama, sejak ellen berusia 17 tahun sampai 20 tahun hubungan itu kandas karena orang ketiga.
"Jadi, dia orangnya yang kamu ceritakan saat itu?" tanya Arkana yang langsung diangguki oleh Ellen, "benar benar jauh dari levelku, syukurlah kita bertemu berterima kasihlah kepada pamanmu, sayangku." ujarnya dengan sedikit menggoda, pipi ellen lagi lagi memerah. Ellen langsung menyerang suaminya dengan cubitan gemas kepinggang Arkan.
"Sudah jangan meledekkiku lagi, kumohon Arkan." Arkan tertawa didepan Ellen, "baiklah, baiklah.. Apa kamu haus?"
Ellen mengangguk, "ya, sedikit." Arkan mengangguk lalu memanggil asistennya yang bernama Erik, "tolong ambilkan air minum dan sedikit cemilan untuk istriku."
"Baik tuan." ujarnya lalu menunduk sopan, Arkan langsung menyuruh istrinya duduk. "Kamu duduk saja, jangan memaksakan kaki kecilmu untuk berdiri."
"Kakiku tidak kecil."
Arkan mengangguk, "ya, tidak kecil, namun mungil." balasnya lagi membuat ellen cemberut gemas.
Tak lama Erik datang dengan membawa nampan yang berisi dua gelas air minum dan satu piring berisi cemilan ringan, Arkan yang masih berdiri langsung mengambil nampan tersebut dan menaruhnya diatas meja disamping bangku pengantin. Ellen menerima minumannya dari tangan Arkan yang setia membantunya membuatnya berenergi kembali.
"Kamu tidak makan?" tanya Ellen kepada Arkan yang setia menatap dirinya sedari tadi. Arkan menggeleng namun ellen tetap ellen ia membarikan sepotong kue kecil kedepan mulut arkan yang mau tak mau arkan terima.
"Udah itu buat kamu, kamu habisin saja."
Ellen menggeleng lalu memberikan lagi kue kedepan mulut arkan. Arkan lagi lagi tidak bisa menolak, ia mengunyah namun matanya tetap masih setia menatap wajah istrinya itu. Ellen lama kelamaan merasa risih, "ada yang salah ya diwajahku?"
"Salah? Iya salah make upnya, terlalu cantik kamu dimataku." Ellen mendengar gombalannya hanya bisa mendengus pelan, "kamu jangan berdiri terus dong."
"Emang kenapa kalau aku berdiri terus?"
"Aku pegel natap wajah kamu keatas terus." jawab Ellen membuat Arkan mengubah posisinya menjadi berjongkok dan masih menghadap kearah Ellen. "Kamu kenapa duduk kayak gitu? Sini duduk disamping aku."
Arkana menggelengkan kepala lalu, "kita pergi yuk."
"Pergi kemana? Acaranya kan belum selesai."
"Pergi kekamar, kamu kan capek."
"Alasan ya?" tanya ellen kepada Arkan yang seketika senyumnya berubah menjadi seringai. Dengan telaten Arkan mengambil gelas ditangan Elle lalu menggendong Ellen secara tiba tiba membuat para tamu memperhatikan tingkah Arkan.
Ellen yang terkejut tiba tiba diangkat langsung mengalungkan leher Arkan dengan pelotottan terkejut, sedangkan yang dipelototi hanya tersenyum senang, dengan langkah panjangnya ia langsung meninggalkan lantai acara pernikahannya dan menuju kamar yang sudah dipesankan oleh sekertarisnya.
Sepeninggal Arkan, seorang mc langsung berseru.. "Sepertinya pengantin pria sudah tidak sabar untuk unboxing istri tercintanya, haha. Silahkan menikmati makanan yang sudah kami siapkan ladies and gentleman.."
Ada yang memperhatikan pintu keluar yang tadi dilewati oleh Arkan menggigit jarinya dengan kesal, menyesal bukan dirinya yang dipaksa atau jika dipaksa kemungkinan ia juga akan menolak. "Sial! Kau sangat beruntung, dasar jalang kecil." ujarnya dengan lirih, namun ternyata saat itu juga ada yang mendengarnya dan membuat orang itu tidak suka karena orang itu sudah membuang orang yang ia sayangi.
"Tunggu diriku yang sebentar lagi akan menemuimu, Ellen."
❤️Bersambung...❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!