“Kabar mengejutkan datang dari pasangan Nathan Alexander dan Nadia Felicia. Dikabarkan bahwa keduanya telah mengakhiri hubungan mereka yang sudah berjalan selama dua tahun. Tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan pasangan ini berpisah. Pasalnya, tidak pernah ada gosip yang menimpa hubungan mereka selama ini. Namun fans mereka masih mengharapkan pasangan ini untuk kembali bersama”.
“Dasar si Nathan! Pasti dia udah nyelingkuhin Nadia deh. Sebelum sama Nadia kan dia suka gonta ganti pacar” kata Alyssa sambil terus menonton acara gosip yang ada di TV.
Selagi asik menonton acara gosip tiba-tiba terdengar suara berisik dari luar rumahnya. Alyssa lalu mengintip lewat jendela ingin mencari tahu ada apa di luar.
“Oh, ternyata si Alvin toh yang dateng. Pantesan ribut amat emak-emak di luar” kata Alyssa.
Alvin adalah tetangga sekaligus sahabat Alyssa dari kecil. Dia sekarang bekerja di ibukota menjadi manager artis. Tentu saja emak-emak di kampung selalu heboh kalau Alvin pulang. Mereka pasti selalu meminta oleh-oleh pada Alvin. Tapi bukan oleh-oleh berupa makanan atau yang lainnya, emak-emak di kampung minta oleh-oleh foto yang sudah ditandatangani artis idola mereka. Dan tentu saja Alvin selalu memberikannya kepada mereka karena pekerjaan Alvin seorang manager artis yang bisa dengan mudah mendapatkan tanda tangan titipan emak-emak di kampungnya.
Tok tok tok
Alyssa melangkah malas menuju pintu untuk membukanya. Dia melihat Alvin sudah tersenyum di depan pintu sambil membawa bungkusan ditangannya.
“Kamu ngapain kesini? Bukannya ke rumah dulu liatin emak bapakmu” kata Alyssa sambil berjalan menuju sofa yang diikuti oleh Alvin.
“Ntar lagi aku pulang. Emak sama bapak juga lagi di jalan dari rumah temennya. Tadi udah aku telpon” jawan Alvin.
“Nih, oleh-oleh buat kamu” sambil menyerahkan bungkusan yang tadi dia bawa pada Alyssa.
“Makasi Vin” Alyssa mengambil bungkusan itu dan langsung membukanya. Ternyata Alvin memberinya sebuah gaun pesta yang begitu indah.
“Vin, kamu ngapain ngasi aku baju beginian? Kamu kan tau aku nggak pernah pergi ke pesta-pesta mewah. Mau aku pake ngapain nih baju?” Alyssa masih memegang gaun yang diberikan Alvin sambil melihat dengan teiti gaun yang indah itu.
“Udah simpen aja dulu, siapa tau nanti berguna. Eh Sa, ibu bapak kemana, daritadi nggak kelihatan?” Alvin melihat ke setiap sudut ruangan untuk mencari orangtua Alyssa.
“Masih di toko, bentar lagi juga pulang” jawab Alyssa sambil melanjutkan acara menonton gosipnya.
Orangtua Alyssa mempunyai sebuah toko kecil yang menjual sembako di pasar. Sehari-hari mereka berjulan dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Kadang-kadang Alyssa akan membantu orangtuanya untuk berjualan setelah dia pulang kerja. Tapi hari ini dia tidak ke pasar karena sedang kesal baru saja kehilangan pekerjaannya. Sebelumnya Alyssa bekerja di sebuah restoran yang cukup terkenal di daerahnya. Dia bekerja di bagian dapur untuk membantu para koki. Bisa dibilang seperi asisten koki.
Kampung tempat Alvin dan Alyssa tinggal sebenarnya berada di pinggiran kota. Jadi mereka bukan tinggal di kampung yang ada sawah ataupun bukit-bukit yang hijau. Kampung mereka bisa dibilang sudah seperti kota karena banyak berjejer supermarket, salon kecantikan, bioskop dan lainnya.
“Vin, cariin aku kerja di kota dong” Alyssa memandang Alvin dengan tatapan memohon.
“Loh, bukannya kerjaan kamu disini lumayan bagus ya?” tanya Alvin.
“Aku dipecat kemarin” jawab Alyssa sambil menunduk.
“Kenapa?”
“Itu loh gara-gara aku dituduh godain si David. Padahal kan aku nggak suka sama dia, tapi dia yang terus ngejar-ngejar aku” .
“David anaknya yang punya restoran tempatmu kerja itu?” Alvin bertanya lagi.
“Iya. Kemarin dia nembak aku, terus aku tolak. Eh dia malah marah dan fitnah aku di depan semua orang. Dia bilang aku godain dia. Terus ya udah deh, aku dipecat sama mamanya” Alyssa bercerita sambil mendengus sedih.
“Siapa suruh kamu cantik! Kan jadinya banyak yang naksir “ Alvin menggoda Alyssa yang langsung memukul pundaknya.
“Aduh! Sakit tau Sa”
“Siapa suruh ngeledek” jawab Alyssa sambil memalingkan wajahnya dari Alvin.
“Ya udah, lusa ikut aku ke kota ya. Nanti aku cariin kamu kerjaan disana. Sepertinya nggak sulit deh kamu dapat kerja disana. Kamu bisa masak, bisa ngerias juga dan yang pastinya penampilan kamu nggak norak “.
Alyssa langsung memeluk Alvin dengan gembira sambil mengucapkan terima kasih. Alvin yang terkejut dengan pelukan yang tiba-tiba dia dapatkan itu langsung tersenyum malu dan membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
***
Dua hari berikutnya Alyssa sudah mengemasi bajunya dan berpamitan dengan kedua orangtuanya.
“Bu, doain Alyssa biar dapat kerja ya. Kalau Alyssa udah punya banyak uang, nanti Alyssa mau bikinin ibu toko sembako yang lebih besar dan nyariin ibu sama bapak karyawan, biar ibu sama bapak nggak capek lagi kerja dari pagi sampai sore” kata Alyssa sambil memeluk ibunya yang sudah menitikkan air mata.
Setelah memeluk kedua orangtuanya, Alyssa langsung menuju mobil Alvin yang sudah menunggu sejak tadi di halaman rumahnya. Alvin membantu Alyssa memasukkan kopernya ke dalam bagasi dan segera berpamitan pada orangtua Alyssa.
Di dalam mobil Alyssa menangis karena harus meninggalkan kedua orangtuanya. Ini untuk pertama kalinya Alyssa jauh dari orangtuanya.
“Cie ada yang nangis” ledek Alvin.
“Diem gak!” bentak Alyssa sambil mengusap airmatanya.
“Tadi aja sok tegar di depan bapak ibu. Eh, taunya malah nangis di mobil” Alvin masih meledek Alyssa.
Alyssa tidak menghiraukan ucapan Alvin lagi. Ia memilih untuk tidur selama perjalanan daripada harus meladeni si Alvin.
Setelah beberapa jam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah berlantai 2 yang tidak terlalu besar dengan gaya minimalis.
“Ini rumahmu Vin?” Alyssa keluar dari mobil sambil menatap rumah minimalis itu.
“Iya Sa. Untuk sementara kamu tinggal disini dulu ya. Nanti kalau butuh apa-apa telpon aku aja” kata Alvin.
“Loh, kamu nggak tinggal disini?”.
“Ya nggak lah Sa. Aku mana kuat iman kalau harus tinggal serumah sama kamu. Nanti yang ada perut kamu malah buncit lagi gara-gara aku” jawab Alvin polos yang langsung disambut dengan pukulan dari Alyssa di lengannya.
“Sakit tau Sa!”.
“Siapa suruh kamu mesum!”.
“Yee.. siapa suruh punya wajah cantik, body seksi, kulit putih mul..” perkataan Alvin terhenti karena kakinya sudah diinjak oleh Alyssa.
Setelah membantu Alyssa membawa kopernya ke dalam rumah Alvin pun pergi meninggalkannya.
“Kamar kamu yang di sebelah kanan ya Sa. Aku pergi dulu, nanti malam aku kesini lagi” seru Alvin sambil melangkah keluar rumah.
“Inget cariin aku kerja Vin!”
“Ok!”
Alyssa langsung masuk ke kamar yang berada di sebelah kanan. Ia memasukkan pakaiannya ke lemari dan setelahnya ia bergegas untuk mandi karena hari sudah mulai sore.
Tepat pukul 8 malam Alvin mendatangi Alyssa sambil membawa beberapa makanan untuk mereka makan berdua.
“Sa, kamu mau kerja dengan gaji yang besar nggak?” Alvin bertanya pada Alyssa sambil memakan nasi gorengnya.
“Ya maulah Vin! Emang berapa gajinya?” tanya Alyssa sambil melirik Alvin.
“20 juta per bulan” jawab Alvin polos tanpa melihat ekspresi terkejut Alyssa.
“Kerja apaan gajinya segitu Vin?”.
“Jadi asisten bos ku. Tadi pagi dia baru aja mecat asistennya gara-gara nggak sengaja asistennya lupa bawa kipas angin portable ke lokasi syuting” Alvin berkata sambil terus melahap nasi gorengnya.
“Cuma gara-gara itu aja dipecat?” Alyssa heran mendengarkan omongan Alvin tentang bosnya itu.
“Iya Sa. Dia emang kayak gitu orangnya. Dia nggak suka sama orang yang pelupa. Tapi sebenernya dia baik kok kalau udah kenal deket”.
“Terus menurut kamu, aku bisa jadi asistennya? Kalau aku lupa kayak asisten sebelumnya gimana? Aku juga kan nggak ngerti tugas aku ngapain aja selain harus inget bawa kipas angin portable buat bos mu itu. Nanti belum sehari aku kerja malah udah dipecat lagi” keluh Alyssa.
“Kamu tenang aja Sa. Dia pasti senang kamu jadi asistennya. Kamu kan jago masak, nah tiap hari kamu masakin dia buat bikin dia terkesan. Dijamin bos bakalan mikir dua kali buat mecat kamu”.
“Oke! Aku coba aja dulu. Lagian gajinya gede banget”.
Alvin lalu menjelaskan apa saja tugas Alyssa nantinya sebagai asisten artis. Alyssa mencatat dengan detail semua yang dikatakan Alvin, apa yang disukai dan tidak disukai bosnya. Setelah pukul 10 malam Alvin pamit pada Alyssa. Dia mengendarai mobilnya menuju apartemen yang masih dicicilnya.
***
Keesokan harinya Alyssa sudah siap dan menunggu Alvin untuk menjemputnya. Ia berdandan sedikit untuk membuat penampilannya lebih baik agar Alvin tidak malu telah merekomendasikannya pada bosnya.
“Cantik banget sih neng” goda Alvin setelah melihat Alyssa yang nampak cantik dengan make up yang natural, celana jeans panjang dan baju kaos yang kebesaran tapi terlihat begitu pas dan cocok di badan Alyssa.
(Penampilan Alyssa disini selalu mengikuti jaman. Jadi Alyssa bukan cewek kampung yang nggak bisa dandan ya)
“Ya dong, biar kamu nggak malu ntar ngenalin aku ke bosmu itu” balas Alyssa.
“Tapi kamu nggak dandan juga udah cantik kok Sa. Emm.. lain kali nggak usah dandan cantik-cantik ya. Nanti bosku tergoda. Dia sekarang lagi jomblo soalnya” kata Alvin sambil membukakan pintu mobil untuk Alyssa.
“Tapi kan kesan pertama itu penting Vin. Oya, emang bosmu itu siapa Vin?”.
“Ada deh. Biar kamu penasaran aku nggak mau ngasi tau kamu” canda Alvin.
Perjalanan dari rumah Alvin ke apartemen bosnya memakan waktu sekitar 15 menit jika jalanan sedang tidak macet. Dan sampailah mereka di sebuah apartemen yang Alyssa bisa nilai sendiri harga apartemen itu sangat mahal. Terlihat dari gedungnya yang sangat mewah dan penjagaanya yang super ketat. Alyssa mengikuti Alvin berjalan menaikin lift menuju tempat bosnya. Setelah sampai dengan gampangnya Alvin membuka pintu apartemen itu. Ya, Alvin tahu paswordnya karena dia manajer dan orang yang sangat dipercayai oleh bosnya. Alyssa mengikuti Alvin masuk ke dalam dan melihat sekeliling apartemen itu. Sangat luas dan terlihat mewah, semua barang tersusun dengan rapi pada tempatnya. Alyssa memperhatikan sekeliling dengan takjub dan tiba-tiba pandangannya bertemu dengan sosok laki-laki tampan yang sering ia lihat di TV.
“Jadi Nathan Alexander yang bakal jadi bosku? Aduh males banget sih kalau harus kerja sama nih orang. Dia kan udah nyakitin Nadia, artis favoritku” gumam Alyssa dalam hati.
“Dia asisten baruku Vin?” Nathan tiba-tiba berkata yang membuat Alyssa tersadar dari lamunannya.
“Iya Nat, namanya Alyssa. Dia sahabatku dari kecil, dia juga jago masak loh” kata Alvin bangga memperkenalkan Alyssa pada Nathan.
(Alvin dan Nathan memang sangat akrab seperti bukan manajer dan artisnya. Hubungan mereka lebih seperti sahabat yang saling mendukung satu sama lain)
“Hmm.. cantik juga” batin Nathan.
“Oke, kalau gitu sekarang coba kamu masak buatku!” perintah Nathan pada Alyssa.
Alyssa yang sedari tadi terus menunduk sekarang merasa takut pada Nathan. Tanpa basa basi dia langsung menyuruh Alyssa untuk memasak. Sebenarnya Alyssa memang sudah terbiasa memasak saat menjadi asisten koki di restoran tempatnya bekerja dulu. Tapi sekarang dia merasa sangat gugup kalau harus memasak untuk seorang artis papan atas yang pastinya sudah terbiasa dengan masakan mahal dan lezat. Alyssa masih berdiam diri di tempatnya, tidak tahu harus memasak apa karena memang dia tidak menyangka akan di tes seperti ini oleh Nathan.
“Woi! Jangan diem aja! Cepetan masak kalau kamu pengen kerja sama aku!” bentak Nathan.
Alvin lalu menunjukkan dapurnya pada Alyssa dan membisikkan sesuatu di telinga sahabanya itu. Dia tahu jika Alyssa gugup dan tak tahu harus memasak apa.
“Kamu masak makanan kesukaannya aja Sa” bisik Alvin pelan.
Alyssa lalu ingat kemarin dia sudah mencatat segala yang disukai oleh Nathan. Dia bergegas menuju dapur dan memulai aksi memasaknya.
Nathan dan Alvin duduk di meja makan yang langsung menghadap dapur sambil memperhatikan Alyssa yang tengah memasak. Alvin berdoa dalam hati agar Alyssa tidak melakukan kesalahan pada masakannya. Dia ikut degdegan dengan tes memasak yang diberikan oleh Nathan untuk Alyssa.
Sementara Nathan yang ikut menyaksikan Alyssa memasak dibuat kagum karena entah mengapa dia merasa Alyssa sangat seksi ketika memasak.
“Nih cewek kenapa bisa seksi begini pas lagi masak?” Nathan bertanya dalam hatinya.
Akhirnya cumi asam manis kesukaan Nathan sudah jadi. Alyssa menghidangkan masakannya dengan sangat cantik. Alvin tersenyum senang melihat hasil masakan Alyssa.
“Silakan dimakan bos” Alyssa mempersilakan Nathan untuk mencoba masakannya.
Nathan memperhatikan sebentar masakan yang ada di depannya sebelum akhirnya melahapnya. Alyssa dan Alvin memasang wajah tegang sambil melihat Nathan menghabiskan makanannya.
“Kamu diterima!” seru Nathan kemudian sambil masih memakan cumi asam manisnya.
Alyssa sangat senang, begitu juga dengan Alvin yang semakin bangga dengan Alyssa karena berhasil memasak makanan favorit bosnya itu. Selama ini Nathan memang pemilih dalam urusan makanan. Ia hanya memakan makanan yang dibuat oleh koki profesional. Tapi tak disangka lidahnya sangat cocok dengan makanan yang dibuat Alyssa.
“Kamu kerja mulai besok. Nanti Alvin yang akan menjelaskan tugasmu apa saja” kata Nathan setelah menghabiskan makanannya, lalu pergi meninggalkan Alyssa dan Alvin di ruang makan.
Pagi harinya Alyssa sudah bersiap untuk memulai pekerjaannya hari ini. Dia berdandan simple dan mengenakan celana jeans panjang dan baju kaos putih polos yang agak sedikit ketat sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya yang menggoda. Dengan menggunakan ojek online Alyssa menuju apartemen Nathan. Tepat pukul 7 pagi Alyssa sudah berada di apartemen Nathan dan mulai memasak untuk bosnya itu. Alvin sudah memberitahu pasword apartemen Nathan kepada Alyssa.
Makanan sudah siap di meja, tapi Nathan belum bangun dari tidurnya. Dengan ragu Alyssa mengetuk kamar bosnya itu. Beberapa kali Alyssa mengetuknya tapi tidak ada jawaban. Akhirnya dia memberanikan diri untuk membuka sedikit pintu kamar bosnya. Betapa terkejutnya Alyssa karena dilihatnya Nathan tengah tertidur pulas dengan seorang wanita yang sangat cantik dan seksi. Alyssa mengetahui wanita itu, dia adalah Sarah Anastasia super model yang tengah naik daun.
“Dasar laki-laki brengs*k! Baru putus udah langsung tidur dengan wanita lain. Untung aja Nadia udah nggak sama dia lagi” gumam Alyssa dalam hati.
Ketika ingin menutup pintu tiba-tiba Sarah terbangun dan sangat kaget melihat keberadaan Alyssa.
“Hei, kamu siapa?” tanya Sarah dengan sedikit keras yang membuat Nathan terbangun dengan malas. Nathan melihat Alyssa sudah berdiri di pintu dengan gugup.
“Dia asisten baruku!” Nathan menjawab pertanyaan Sarah singkat.
“Maaf, saya mengganggu kalian. Saya hanya ingin menyampaikan kalau sarapan sudah siap di meja makan” jelas Alyssa polos.
“Terima kasih Alyssa, sebentar lagi aku keluar” jawab Nathan.
Alyssa segera menutup pintu dan berjalan menuju ruang tengah untuk merapikan beberapa gelas dan botol-botol minuman yang berantakan di meja. Dilihatnya Nathan sudah keluar dari kamarnya dengan Sarah yang menggandeng mesra tangan Nathan. Sarah begitu seksi dengan rok pendek yang dikenakannya membuat Alyssa mengagumi betapa indahnya body Sarah. Setiap wanita pasti menginginkan proporsi tubuh ideal yang sempurna milik Sarah.
“Sarah, sebaiknya kamu pulang sekarang” kata Nathan tiba-tiba yang membuat wajah cantik sarah menjadi kesal.
“Kamu ngusir aku?” tanya Sarah sambil melepaskan tangannya dari lengan Nathan.
“Terserah kamu nganggap aku ngusir kamu atau apalah itu, yang penting sekarang kamu pulang”. Nathan berjalan menuju meja makan dan meninggalkan Sarah di ruang tengah.
“Nathan, kamu jahat banget! Kita lihat aja nanti sampai kapan kamu nggak tergoda sama aku!” teriak Sarah dengan kesal lalu segera pergi meninggalkan apartemen Nathan.
“Oh.. ternyata si Nathan nggak tergoda sama Sarah, padahal kan dia seksi. Tapi kenapa mereka tidur berdua ya?” tanya Alyssa dalam hati.
“Alyssa! Sini kamu!” perintah Nathan.
Alyssa bergegas menghampiri Nathan yang tengah makan nasi goreng buatannya.
“Kenapa bos?”.
“Kamu sudah tau kan jadwal aku hari ini?”.
“Sudah, kemarin Alvin sudah memberitahu saya bos” jawab Alyssa.
“Bagus! Sekarang kamu siapkan semua keperluanku untuk syuting. Jam 9 harus sudah siap semua, dan ingat tidak boleh ada yang tertinggal” Nathan mengingatkan.
Alyssa segera mengeluarkan catatannya. Ia menyiapkan semua keperluan syuting bosnya sesuai dengan yang ada di catatan agar tidak ada yang tertinggal.
Setelah semua dirasa lengkap ia segera ke ruang tengah dan duduk di sofa sambil menunggu bosnya selesai mandi. Jam 9 Alvin sudah tiba di apartemen untuk menjemput Nathan dan Alyssa. Mereka bertiga segera masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Alvin. Alyssa duduk di samping Alvin, sementara Nathan duduk di belakang sambil memainkan ponselnya.
“Ehm..” Alvin berdeham memecahkan keheningan di dalam mobil. “Nat, ada hubungan apa kamu sama si Sarah?” tanya Alvin to the point yang langsung membuat hati Alyssa mencelos. Pasalnya dia yang memberitahu Alvin lewat pesan aplikasi kalau Nathan tidur bareng dengan Sarah.
“Mampus aku, si Alvin ember banget sih. Pasti aku langsung dipecat nih sekarang” gumam Alyssa.
“Nggak ada hubungan apa-apa. Dia cuma nemenin aku minum kemarin” jawab Nathan sambil terus memainkan ponselnya.
“Baguslah! Sebaiknya kamu jangan punya skandal sama dia. Sarah itu orangnya licik” jelas Alvin.
Nathan masih terlihat sibuk memainkan ponselnya tanpa menoleh ke Alvin ataupun Alyssa.
Beberapa saat kemudian mereka bertiga sudah sampai di lokasi syuting. Nathan segera turun dari mobil dan Alyssa dibantu oleh Alvin membawa barang-barang keperluan syuting Nathan sambil mengikuti Nathan berjalan di belakangnya. Alyssa sangat senang karena ia dapat melihat secara langsung beberapa artis yang selama ini hanya ia lihat di TV saja. Ingin rasanya ia meminta foto dengan artis-artis itu, tapi niatnya ia urungkan karena tidak ingin dianggap kerja hanya main-main oleh Nathan.
Syuting dimulai dan Alyssa begitu kagum melihat akting dari Nathan. Beberapa kali dalam hati dia memuji bakat akting bosnya itu. Dan setelah syuting berakhir pada sore hari, Nathan menghampiri Alyssa yang tengah sibuk merapikan barang-barnag bosnya itu.
“Alyssa..”
“Eh, iya bos. Ada apa?”.
“Kamu nggak usah gosipin aku. Tugas kamu cuma jadi asisten aku aja, bukan jadi tukang gosip!” Nathan lalu berjalan menuju mobil tanpa mendengar jawaban dari Alyssa lagi.
“Astaga! Aku pikir dia udah lupain kejadian tadi pagi. Ahh.. gara-gara si Alvin nih nggak bisa jaga mulutnya” keluh Alyssa pada Alvin.
***
Setelah sebulan melakukan pekerjaannya kini Alyssa mulai menikmatinya. Seperti biasa, dia akan datang pukul 7 pagi ke apartemen Nathan dan menyiapkan makanan untuknya setelah itu mengikuti kegiatan Nathan seharian. Kadang dia merasa lelah jika harus menemani Nathan syuting sampai larut malam tapi itu semua terbayarkan ketika pagi itu dia sudah menerima gaji pertamanya. Tidak banyak komunikasi yang terjadi antara Alyssa dan Nathan. Mereka hanya berbicara seperlunya saja. Nathan cukup puas dengan kerja Alyssa yang cekatan dan cepat memperbaiki kesalahannya jika ditegur.
Pagi itu, setelah selesai memasak Alyssa akan membangunkan bosnya. Dia berjalan menuju kamar dan mengetuk pintu. Tapi lagi-lagi tidak ada jawaban dari dalam kamar. Alyssa ingin membuka pintunya tapi merasa tidak enak dengan bosnya setelah kejadian sebelumnya dia melihat Nathan tidur bersama dengan Sarah. Akhirnya dia memutuskan untuk membersihkan apartemen itu sembari menunggu bosnya bangun tidur.
Sudah pukul 9 pagi, tapi tidak ada tanda-tanda Nathan terbangun. Alyssa merasa cemas dan memutuskan untuk masuk pelan-pelan ke dalam kamar bosnya. Setelah membuka pintu ia melihat sosok pria tampan itu masih tertidur pulas di bawah selimut. Perlahan ia mendekatinya namun masih enggan untuk membangunkannya. Alyssa memperhatikan wajah tampan itu dengan cukup lama.
“Sebenarnya kamu tu cakep banget, tapi sayang kamu playboy” batin Alyssa.
Sudah 10 menit Alyssa berada di kamar Nathan memperhatikan pria itu tidur. Ia akhirnya memutuskan untuk membangunkan Nathan karena hari sudah semakin siang.
“Bos, bangun! Ini sudah siang” kata Alyssa pelan.
“Emm.. hari ini kan nggak ada jadwal syuting” balas Nathan yang masih memejamkan matanya.
“Iya, tapi bos harus sarapan dulu. Nanti tidurnya dilanjutin lagi setelah sarapan ya” kata Alyssa lagi sambil menarik selimut yang menutupi Nathan.
“Dingin Sa..” Nathan semakin meringkuk saat selimutnya ditarik oleh Alyssa. Badannya menggigil dan dengan cepat Alyssa menutupi tubuhnya dengan selimut.
Alyssa menempelkan tangannya di dahi Nathan. “Ya ampun, badannya panas sekali”. Alyssa segera mengambil termometer dan mengukur suhu tubuh bosnya itu.
“38 derajat celcius! Bos, sebaiknya kita ke rumah sakit. Ayo bangun bos, saya akan menghubungi Alvin agar dia segera kesini”.
“Nggak usah Sa, kamu beli obat di apotik aja. Nanti juga panasnya hilang”.
“Nggak bisa bos! Pokoknya kita harus ke rumah sakit. Demammu cukup tinggi” kata Alyssa yang sedikit panik dan mengambil ponselnya untuk menghubungi Alvin.
“Kalau kamu membantah, aku pecat kamu!” seru Nathan yang akhirnya membuka matanya untuk melihat Alyssa.
Alyssa mengurungkan niatnya untuk menelpon Alvin. Ia akhirnya bergegas ke apotik untuk membeli obat penurun panas. Setelah dari apotik dengan cepat Alyssa membuat bubur untuk Nathan. Kemudian dia membawa bubur dan obat ke kamar Nathan.
“Ini dimakan dulu buburnya, setelah itu baru minum obatnya” Alyssa membantu Nathan untuk duduk.
“Pusing banget Sa” Nathan memegang kepalanya yang terasa sangat berat.
“Ya udah, bos sandaran aja di kasur biar saya suapin”.
Akhirnya Alyssa menyuapi Nathan dengan sabar sampai buburnya habis lalu membantunya untuk minum obat. Setelah itu ia segera mengambil air hangat untuk mengompres Nathan agar panasnya cepat turun. Alyssa begitu telaten merawat Nathan sehingga membuat Nathan tersentuh dengan perhatian yang diberikan Alyssa.
“Sa, makasi ya kamu udah ngerawat aku padahal seharusnya sekarang kamu bisa libur karena nggak ada jadwal syuting” kata Nathan sambil memejamkan matanya kembali.
“Eh, iya bos. Sudah seharusnya saya merawat bos yang lagi sakit kan”.
“Sa.. kamu nggak usah panggil aku bos ya. Panggil aja Nathan seperti Alvin manggil aku begitu. Anggap aja kita temen, bukan bos dan karyawan”.
“Tapi bos..”
Belum sempat Alyssa menyelesaikan kalimatnya Nathan sudah bangun dan mencium sekilas bibir Alyssa. Hal itu membuat Alyssa sangat terkejut dan diam mematung karena tidak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Nathan.
“Sekali lagi kamu panggil aku bos, aku bakalan cium kamu seperti barusan” kata Nathan sambil berbaring kembali mencari posisi nyamannya.
Alyssa tidak tahu harus menjawab apa, ia memilih keluar dari kamar dan membersihkan dapur yang agak sedikit berantakan karena tadi saat memasak ia belum sempat merapikannya. Sementara di dalam kamar Nathan tersenyum melihat Alyssa keluar dari kamarnya dengan wajah yang merona merah karena malu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!