Maurine Stella, Seorang wanita berparas cantik dan pintar. Maurine bekerja di sebuah perusahaan yang lumayan besar di kotanya. Karena keserakahan dan kesalah pahaman temannya, Maurine terlibat sebuah konflik. Maurine di fitnah oleh rekan kerjanya sehingga di pecat dari pekerjaanya.
Maurine tak bisa mengelak, karena bukti sudah memberikan jawabannya. Maurine hanya bisa pasrah saat dirinya di perintahan pergi oleh atasannya.
Maurine hidup bersama Papanya. Papa Maurine, adalah Seorang pecandu alkohol. Bobby nama papa Maurine, suka memeras anaknya sendiri. Uang pemberian Maurine ada di pakai untuk membeli minuman dan bermain judi.
Maurine tak bisa menolak. Hanya Bobby lah satu-satunya keluarga. Mamanya pergi begitu saja dan menikah dengan Pria lain. Pernah sekali Maurine menemui Mamanya, namun Maurine diusir oleh Putri tiri Mamanya.
Maurine hanya bisa begantung pada kaki, dan jemarinya sendiri untuk bertahan hidup. Maurine sibuk mencari pekerjaan setelah di pecat. Maurine kembali memasukan surat lamaran ke beberapa perusahaan.
Suatu malam, Papanya yang mabuk tiba-tiba saja menyeretnya pergi ke sebuah Club malam. Maurine kaget, Maurine menolak untuk mengikuti kemauan Papanya. Bobby geram dan menampar Maurine. Bobby menarik rambut Maurine, membuat Maurine menangis kesakitan.
"Ampun Pa! Tolong lepaskan aku."
Maurine manangis tersedu. Bobby tidak peduli pada air mata Maurine. Yang dia butuhkan kala itu adalah uang, uang, dan uang. Tidak ada yang lebih penting selain uang.
Kesepakatan di lakukan. Maurine diserahkan Bobby kepada pemilik Club malam. Dan Bobby mendapatkan uang. Maurine tidak bisa berkutik, dirinya hanya bisa menerima nasib buruknya.
Maurine sudah membayangkan hal yang mengerikan. Seperti menjadi pekerja malam yang melayani banyak Pria hidung belang. Maurine ketakutan, Maurine ingin pergi dari tempat itu.
Maurine ada di sebuah ruangan saat itu. Ruangan besar dan bersih. Semua tertata rapi tanpa ada kotoran sedikit pun. Pintu ruangan terbuka, Seseorang masuk dan memanggil Maurine.
"Kau Maurine?" Tanyanya.
Maurine menunduk, juga mengangguk Maurin tidak menjawab karena takut. Seseorang yang bicara pada Maurine adalah Seorang Pria. Bisa di tebak dari suaranya.
"Jangan takut Maurine. Aku tidak akan mencelakaimu. Aku tau, kau wanita yang baik."
Maurine penasaran, Maurine pun menatap Pria setengah tua di hdapannya.
"Aku Reyvandy. Kau bisa panggil aku Paman Rey. Jangan takut aku tidak akan memperlakuakanmu dengan buruk."
Reyvandy menjelaskan semuanya pada Maurine. Penjelasan Reyvandy masuk di akal dan di terima oleh Maurine. Reyvandy menjalin kesepakatan dengan Maurine. Karena tidak merasa di rugikan, Maurine menerimanya meski terpaksa. Maurine hanya bertugas menemani tamu kelas atas.
Maurine mengajukan persyaratan. Maurine tidak ingin memakai pakaian ketat dan sexy. Maurine akan tetap menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita. Reyvandy setuju, Reyvandy berjanji jika Maurine bisa melunasi hutang Papanya, Reyvandy akan melepaskannya.
Waktu demi waktu berjalan. Maurine melakukan pekerjaanya dengan baik. Maurine akan menolak semua uang yang bertujuan lebih dari sekedar menemani bicara. Dari pekerjaannya Maurine bertemu banyak orang kaya yang ternyata hidupnya begitu menyedihkan. Banyak cerita yang di dengar Maurine. Sesekali Maurine memberikan tanggapannya. Maurine mencoba menghibur dan menenangkan pelanggannya.
***
6 bulan kemudian....
Maurine mendapat pelanggan baru. Pelanggannya Seorang Pria muda berparas tampan. Maurine melakukan pekerjaanya. Pria itu banyak minum sampai mabuk. Maurine kesulitan menghadapinya. Pria itu tiba-tiba saja meminta Maurine sebagai istrinya. Tentu saja Maurine menanggapinya dengan candaan. Maurine mengatakan jika ingin menikahinya maka Pria itu harus membayar semua pinjaman Papa Maurine pada Paman Rey, pemilik Club.
Pria itu mabuk, namun bisa mndengar jelas perkataan Maurine. Pria itu berdiri dari duduknya, dan pergi meninggalkan Maurine seorang diri di dalam ruangan.
Sekitar 10 menit kemudian, Reyvandy meminta Maurine ikut dengannya. Maurine menurut dan mengikuti Reyvandy. Reyvandy mengatakan jika seseorang sudah melunasi pinjaman Papanya. Dan Seseorang itu menunggu Maurine di sebuah mobil. Reyvandy pergi, Maurine membuka pintu mobil bagian belakang dan kaget setelah melihat Pria muda pelanggannya.
Pria itu meminta Maurine masuk. Maurine masuk kedalam mobil dan duduk. Pria itu merebahkan kepalanya ke bahu Maurine. Pria itu membawa Maurine pergi dari Club.
Pria rupawan itu bernama Genta Aiden. Pengusaha sukses yang bergelimang harta namun buta akan cinta. Genta mengklaim jika di dunia ini tidak ada yang tulus mencintai. Semuanya hanya karena uang, uang dan uang.
Berniat dari rasa penasaran, membuat Genta ingin memiliki Maurine seutuhnya. Genta membeli Maurine dari Reyvandy dan berniat menjadikan Maurine Istri simpanannya. Genta membawa Maurine ke rumah pribadinya.
***
Genta dan Maurine sudah sampai. Genta meminta Maurine turun dan mengajak Maurine masuk kedalam rumah.
"Tuan," sapa Maurine.
Genta menghentikan langkah dan menatap Maurine, "Ya?" Jawabnya.
"Dimana ini? Dan siapa Anda?" Tanya Maurine yang masih bingung akan keberadaannya di rumah mewah yang ada di hadapannya.
"Masuklah dulu, aku akan jelaskan di dalam."
Genta melangkah masuk, Maurine mengikuti Genta masuk karena penasaran.
Didalam rumah, Genta duduk di sofa ruang tengah. Genta menatap Maurine dan meminta Maurine untuk duduk.
"Duduklah," pinta Genta.
Maurine duduk tidak jauh dari Genta. Maurine meletakan dua tangannya di pangkuan untuk menutupi pahanya yang sedikit terbuka.
"Aku ingin kau menjadi istri simpananku. Aku baru saja menebusmu dari Club itu," jelas Genta dengan nada suara yang tenang.
"Apa? Menebusku? Apa maksudnya?" Tanya Maurine yang tak mengerti apa-apa.
"Aku tahu semuannya tentangmu, kau dijual Papamu pada Reyvandy. Dan aku sudah membeliku pada Reyvandy. Kau mengerti?" Ucap Genta.
Maurine melebarkan mata, "lalu?" Jawab Maurine.
"Lalu? Hm..., jadilah istriku dan tinggallah disini. Aku tidak akan berikan kau pilihan yang lain, kau juga tidk bisa menolak. Bukankah kau sendiri yang mengatakannya?" jawab Genta.
Maurine kaget, tidak menyangka jika candaanya akan di anggap serius.
"Baiklah, aku akan terima. Apa aku juga akan bekerja sebagai palayanmu disini? Kau tidak akan menyiksaku kan?"tanya Maurine ragu-ragu.
"Istriku mana boleh jadi pelayan, tugasmu hanya satu. Yaitu melayaniku diatas ranjang. Aku bukan pria ringan tangan yang akan menyakiti wanita," jelas Genta.
"Oke," jawab Maurine.
"Namaku Genta Aiden, kau bisa panggil aku Genta."
"Iya," jawab Maurine.
Genta berdiri dari duduknya, menarik pelan tangan Maurine untuk berdiri dan ikut dengannya. Maurine mau tak mau harus menurut, karena Gentalah orang yang sudah menebusnya.
Genta membawa Maurine masuk dalam kamarnya. Maurine merasa gugup saat melangkahkan kakinya masuk ke kamar Genta.
"Ganti pakaianmu dengan kemejaku lebih dulu. Lalu pergilah tidur, kau pasti sudah sangat lelah bekerja. Aku masih harus mandi," ucap Genta.
Genta berjalan membuka lemari pakaiannya dan mengambil kemejanya untuk di pakai Maurine. Maurine menerima dan menatap Genta, Genta tersenyum mengusap kepala Maurine dan lalu pergi ke kamar mandi.
Genta masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi. Maurine ragu-ragu awlanya namun menuruti perkataan Genta. Setelah berganti pakaian, Maurine naik keatas tempat tidur, masuk kedalam selimut dan berbaring.
Beberapa saat kemudian, Genta selesai mandi dan berganti pakaian. Genta naik keatas tempat tidur dan berbaring di samping Maurine. Genta memeluk Maurine, membuat Maurine tidak nyaman.
"Biasakan seperti ini, besok kita akan urus pernikahan kita."
"Papaku...,"kata-kata Mauren terhenti.
"Kau masih mengingat Papamu? Dengar baik-baik Maurine, aku tidak akan biarkan kau bertemu lagi dengannya. Lupakan saja, hiduplah dengan baik sebagai Nyonya Aiden. Oke?" Bisik Genta di telinga Maurine.
Maurine mengangguk, mengiyakan ucapan Genta. Maurine tidak ingin berdebat dengan Genta, untuk saar itu hanya bisa menerima keputusan Genta.
***
Hallo semua..
Terimakasih sudah mau berkunjung dan membaca novel saya..
Jangan pernah bosan menunggu update selanjutanya ya..
Jangan lupa like,☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar..
Jangan lupa berikan vote juga ya..
Kunjungi juga di novel saya yang lain. Dengan judul,
•Lelaki Bayaran Amelia (Season 1&2 End)
•Pelukan Hangat Paman Tampan (End)
•Pangeran Es Jatuh Cinta (End)
(Season ke 2 dari Pelukan Hangat Paman Tampan)
•Pangeran Vampir (End)
•Pangeran Vampir 2 (SEASON 2) (End)
•Vampir "Sang Abadi" (End)
•Cinta Lama Yang Datang Kembali (End)
•Mommy And Daddy (CLYDK 2) (End)
•Darren & Karren (Perjalanan Cinta) CLYDK SEASON KE 3 (End)
•The Hit Man In Love
•Jatuh Cinta Pada Tetangga
•Suami Pengganti (End)
•Oh My Husband (End)
•Dendam Permaisuri Kepada Kaisar
Jangan lupa like, ☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar.. vote juga dong..
Terimakasih..
Untuk pembaca yang ingin join grup FB/WA silakan..
Untuk yang ingin follow ig saya juga silahkan..
ig: dea_anggie
Line id: dea_anggie
Fb: dea anggie
Grup FB: Lelaki Bayaran Amelia
❤❤❤❤❤
Bye bye..
Salam hangat,
"Dea Anggie"
Keesokan harinya....
Maurine terjaga dari tidurnya. Maurine membuka matanya lebar-lebar melihat sekeliling. Maurine teringat akan kejadian semalam, saat dia dibawa pulang oleh seorang pria muda yang tampan bernama Genta.
Maurine langsung bangun dan memalingkan wajah kekiri dan kekanan mencari Genta.
"Dimana pria itu," gumam Maurine.
Maurine memalingkan wajah melihat nakas, diatas nakas ada sebuah ponsel dan selembar kertas catatan untuk Maurine.
Maurine mengambil kertas dan membaca catatan itu.
"Pakailah ponsel ini, ponselmu aku simpan. Ada nomor telepon ku di dalam nya, jangan hubungi siapapun selain aku. Kau mengerti? jika kau sudah bangun, mandi dan bersiaplah. Ada pelayan yang bernama Bibi Anna. Bibi Anna akan melakukan pekerjaan rumah, kau katakan saja padanya apa yang kau butuhkan. Aku masih harus bekerja, sampai jumpa sore nanti."
Maurine mengambil ponsel dan menyalakan layar ponsel. Maurine memeriksa kontak ponselnya dan benar saja, Genta sudah menyimpan nomor teleponnya dengan nama 'Suamiku'.
"Suamiku? Ini sungguh bukan mimpi kan?" gumam Maurine.
Maurine bangun dan turun dari tempat tidur. Maurine merapikan tempat tidurnya lalu pergi kekamar mandi meninggalkan ponselnya. Saat kakinya baru melangkah, pintu kamar di ketuk dari luar.
Tok....
Tok....
Tok....
"Nyonya, boleh saya masuk?" kata seseorang dari luar yang langsung membuka pintu dan masuk.
Seorang berpakaian pelayan berjalan menghampiri Maurine. Senyumnya mengembang menyapa Maurine.
"Selamat pagi Nyonya. Perkenalkan, saya Anna. Anda bisa memanggil saya Bibi Anna. Saya adalah pelayan yang biasa melayani Tuan di Rumah ini."
"Hallo, Maurine. Senang bertemu denganmu Bibi," sapa balik Maurine memperkenalkan diri.
"Tuan memerintahkan saya mengantar pakaian ganti untuk Anda. Setelah selasai mandi dan merapikan diri, Anda bisa keluar untuk sarapan. Anda ingin sarapan apa? Saya harus tahu apa-apa saja makanan kesukaan Anda."
"Hm, tidak perlu repot Bibi. Aku akan melakukan itu sendiri nanti. Aku akan memasak sarapanku sendiri. Ohh, apakah Tuan...," kata-kata Maurine terhenti.
"Tuan sudah berangkat kekantor kurang dari 1 jam yang lalu. Beliau berangkat lebih awal karena ada kepentingan," jawab Bibi Anna.
"Baiklah Bi, Bibi bisa lanjut bekerja. Aku ingin mandi," ucap Maurine.
"Baik Nyonya. Saya permisi," jawab Bibi Anna yang melangkah mundur meletakan pakaian ganti Maurine diatas tempat tidur. Bibi Anna melangkah pergi meninggalkan Maurine di kamar.
"Bibi Anna begitu sopan padaku," batin Maurine yang merasa canggung. Maurine pergi kekamar mandi untuk mandi.
***
Genta selesai dengan rapatnya. Dia gelisah, ingin tahu sedang apa Maurine di rumah. Genta pergi meninggalkan ruang rapat dan pergi ke ruang kerjanya. Genta menghampiri kursi kerjanya, duduk dan menatap layar komputer dihadapannya. Tidak berselang lama, pikirannya kembali teralihkan. Genta mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Maurine.
Panggilan tersambung namun belum di terima oleh Maurine. Lama Genta menunggu sampai pada akhirnya panggilannya di terima.
(Percakapan di telepon)
"Iya, hallo?"
"Kau sedang apa?" tanya Genta.
"Ah maaf, aku baru dari luar untuk sarapan. Kau tidak marah kan? Kau lama menunggu jawaban panggilanmu?" Tanya Maurine.
"Tidak apa. Apa yang kau makan?" tanaya Genta.
"Hm, aku makan roti isi."
"Apa yang kau sukai, bunga atau cokelat?" tanya Genta.
"Keduanya. Aku suka bunga dan suka makan cokelat," jawab Maurine.
"Oke," jawab Genta.
"Hm?" Gumam Maurine.
"Jika kau ingin sesuatu, minta pada Bibi Anna. Dia orang kepercayaanku, dia baik dan tidak akan mencelakaimu. Jangan takut padanya, sikap dan uacapannya memang sangat formal."
"Ya, terima kasih sudah mengingatkan."
"Kau baik-baik dirumah," ucap Genta.
"Hm. Kau juga, semangatlah bekerja."
"Berikan aku ciuman," pinta Genta.
"Apa?" tanya Maurine kaget.
Maurine terdiam, Genta juga terdiam. Maurine tidak tahu tujuan Genta meminta hal yangvmenurutnya aneh.
"Pria aneh, mengapa meminta ciuman?" batin Maurine.
"Kau tidak mau berikan? Baiklah, biarkan aku yang beri saja. Muaaaach..., aku menyanyangimu."
Maurine merasa malu, wajahnya bersemu merah. Baru kali ini bertemu pria konyol sseprti Genta.
"Sudah, sudah, bekerjalah. Aku tidak akan lari darimu," jawab Maurine.
"Oke, sampai nanti sayang."
Tut....
Tut....
Genta mengakhiri panggilannya. Genta menghubungi Asistennya, untuk membeli bunga dan cokelat.
(Percakapan di telepon)
"Ya Tuan?" jawab Asistennya.
"Al, dimana kau?" tanya Genta.
"Saya masih diruang rapat Tuan. Ada hal penting apa?" Tanya Alvian.
"Pergi beli bunga mawar merah dan cokelat lalu kirim ke rumah pribadiku. Tulis ucapan untuk Istriku di bunga dan cokelatnya. Oke?" perintah Genta.
"Istri? Nyonya Felicia?" jawab Genta.
"Sejak kapan aku anggap Felicia Istriku? Kirim ke Rumah pribadiku, bukan Rumah nenek sihir itu. Kau akan bertemu dengan Nyonyamu di rumah pribadiku," jelas Genta.
"Ba-baik Tuan. Saya akan segera pergi membeli apa yang Anda inginkan."
"Hm, jangan sampai salah Al. Aku akan potong separuh gajimu jika kau lalai dalam tugasmu. Sebaliknya, aku akan tambah separuh dari gaji bulananmu jika kau sukses."
Mendengar bonus Alvian sangat bersemangat, Alvian langsung tersenyum lebar merasa senang.
"Saya tidak akan mengecewakan Anda Tuanku. Cokelat dan Bunga mawar merah unyuk Nyonya kedua. Saya akan pergi sekarang juga untuk memebelinya," jawab Alvian menggebu-gebu.
Genta mengakhiri panggilan. Genta menggelengkan kepala dibuat Alvian. Genta tersenyum, membayangkan wajah cantik Maurine. Senyumnya yang cantik tak bisa di lupakan Genta. Suaranya yang lembut, tatapan mata yang hangat. Membuat Genta memendam rasa pada Maurine. Apa yang dirasakan Genta seperti "Cinta pada pandangan pertama" dimana ada rasa ingin memiliki dan tak ingin kehilangan.
Ponsel Genta tiba-tiba saja berdering. Panggilan dari seseroang yang bernama "Felicia" melihat nama yang membuat hatinya kesal, Genta mengabaikan panggilan itu dan kembali fokus bekerja.
***
Di Rumah lain...
Felicia merasa kesal. Membanting ponselnya keranjang. Felicia memaki Genta dan mengumpati Genta.
"Pria br*ngs*k! Beraninya mengabaikan panggilanku. Aku m tidak akan menyerah sampai disini Genta. Tidak akan," ucap Felicia marah.
Felicia memandang foto pernikahannya dengan Genta. Felicia memandang dengan tatapan mata penuh kekesalan.
"Kenapa kau mengabaikanku? Aku Istrimu," gumam Felicia, "aku tidak yakin kau tidak menaruh rasa padaku, kita sudah menikah selama 2 tahun Genta. 2 tahun bukan waktu yang singkat," imbuh Felicia dalam gumamnya.
***
Hallo semua..
Terimakasih sudah mau berkunjung dan membaca novel saya..
Jangan pernah bosan menunggu update selanjutanya ya..
Jangan lupa like,☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar..
Jangan lupa berikan vote juga ya..
Kunjungi juga di novel saya yang lain. Dengan judul,
•Lelaki Bayaran Amelia (Season 1&2 End)
•Pelukan Hangat Paman Tampan (End)
•Pangeran Es Jatuh Cinta (End)
(Season ke 2 dari Pelukan Hangat Paman Tampan)
•Pangeran Vampir (End)
•Pangeran Vampir 2 (SEASON 2) (End)
•Vampir "Sang Abadi" (End)
•Cinta Lama Yang Datang Kembali (End)
•Mommy And Daddy (CLYDK 2) (End)
•Darren & Karren (Perjalanan Cinta) CLYDK SEASON KE 3 (End)
•Suami Pengganti (End)
•Oh My Husband (End)
•The Hit Man In Love
•Jatuh Cinta Pada Tetangga
•Dendam Permaisuri Kepada Kaisar
Jangan lupa like, ☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar.. vote juga dong..
Terimakasih..
Untuk pembaca yang ingin join grup FB/WA silakan..
Untuk yang ingin follow ig saya juga silahkan..
ig: dea_anggie
Line id: dea_anggie
Fb: dea anggie
Grup FB: Lelaki Bayaran Amelia
❤❤❤❤❤
Bye bye..
Salam hangat,
"Dea Anggie"
Alvian datang ke Rumah pribadi Genta. Alvian menekan bel Rumah dan di bukakan oleh Maurine.
Klekk....
Pintu Rumah terbuka, Maurine keluar dan melihat Alvian yang berdiri di depan pintu. Alvian membawa buket bunga mawar dan sekotak cokelat.
"Siapa?" tanya Maurine.
"Hallo Nyonya, saya Alvian. Saya adalah Asisten Tuan Genta. Tuan memerintahkan saya mengirim bunga dan cokelat pada Anda. Mohon diterima," ucap Alvian.
Maurine bingung, tidak menyangka jika Genta akan menuruti ucapannya. Maurine menerima buket bunga dan sekotak cokelat dari Alvian.
"Terima kasih. Kau bisa masuk dan minum teh," tawar Maurine.
"Tidak perlu repot Nyonya. Saya masih ada tugas penting lainnya yang harus diselesaikan segera. Saya permisi," ucap Alvian berpamitan.
Maurine menganggukkan kepalanya, "Oke, terima kasih Alvian."
"Sama-sama Nyonya. Tidak perlu sungkan pada saya," jawab Alvian.
Alvian pergi meninggalkan Maurine. Melihat Alvian pergi, Maurine kembali masuk kedalam rumah dan mrmbawa bunga serta cokelatnya.
Diluar rumah, Alvian mengirim pesan pada Tuannya.
Pesan untuk Tuan.
"Misi sukses...."
Tidak beberapa lama, Genta membalas dengan mentransfer sejumlah uang yang di janjikan ke rekening pribadi Alvian. Alvian girang mendapat bonus dari Tuannya.
"Wah, Tuan sungguh senang aku menyelesaikan tugas dengan baik. Nyonya tadi lebih cantik dari Nyonya Felicia, apakah dia 'Nyonya' yang di maksud Tuan? dialah orangnya?" gumam Alvian.
Alvian tidak mengerti jalan pikiran Tuanny seperti apa. Jika dipikirkan hany akan membuatnya sakit kepala. Alvian pun membuka pintu mobil dan masuk kedalam mobilnya. Alvian menutup kembali pintu mobilnya, dia dan mobilnya melesat jaub meninggalkan Rumah pribadi Genta.
***
Maurine tersenyum cantik, ini pertama kalinya dia mendapatkan hadiah bunga mawar dari seorang pria. Maurine menata mawar-mawar kedalam vas bunga berisi air. Maurine menatap lekat bunga mawar merah yang indah di hadapannya.
"Anda terlihat bahagia, Nyonya. Apakah anda senang mendapat hadiah dari Tuan?" tanya Bibi Anna.
"Ya, ini pertama kalinya aku mendapat bunga dari pria."
"Tuan sangat peduli dan sayang pada Anda," ucap Bibi Anna.
"Bi, boleh aku bertanya?" tanya Maurine.
"Silakan," jawab Bibi Anna.
"Siapa Tuan Genta dan bagaimana karakternya?" tanya Maurine ingin tahu.
"Siapa Tuan? Tuan adalah pembisnis hebat yang sukses. Mengenai karakter Tuan, sebenarnya Tuan adalah pribadi yang baik Nyonya. Namun Tuan berubah menjadi sedikit..., hm, yang paling penting Anda jangan sampai menyinggung perasaaan Tuan. Saya takut Anda akan kena masalah jika sampai salah bicara. Tuan tidak pernah membawa pulang wanita, baru Anda yang menginjakkan kaki di Rumah pribadi Tuan ini. Saya senang ternyata Nyonya Rumah ini sangat cantik dan ramah. Saya menyukai Anda Nyonya," jelas Bibi Anna.
"Hmm, Bibi Anna menutupi sesuatu dariku. Entah karena takut membocorkan rahasia Genta atau dia ingin melindingiku. Apapun itu, aku harus mendengar ucapannya untuk berhati-hati dalam bicara dengan Genta. Siapa yang tau seperti apa Genta," batin Maurine.
"Aku mengerti Bibi. Terima kasih," jawab Maurine.
"Anda perlu sesuatu?" tawar Bibi Anna.
"Tidak Bi, kembalilah bekerja. Aku akan selesaikan menatap bunga ini dan membawanya ke kamar."
"Baik Nyonya," jawab Bibi Anna.
Bibi Anna pergi kebelakang dapur untuk membersihkan halaman belakang. Maurine kembali menata tangakai bunga mawar dengan hati-hati.
Ponsel Maurine berdering, panggilan dari Genta. Maurine menerima panggilam dari Genta tanpa menunggu lama.
(Percakapan di telepon)
"Hallo," jawab Maurine bersuara lembut.
"Kau suka?" tanya Genta.
"Suka sekali, mawar yang indah. Terima kasih sudah memberiku mawar dan cokelat."
"Sudah baca kartu ucapan?" tanya Genta lagi.
Maurine menganggukan kepala, "Tentu aku baca," jawab Maurine.
"Apa lagi yang kau inginkan?" tanya Genta.
"Tidak ada," jawab Maurine.
"Entah mengapa dari pagi aku tidak fokus bekerja," keluh Genta.
"Kau kenapa? Apa kau sakit?" tanya Maurine.
"Hm, sakit rindu. Wajahmu selalu terbayang dalam benakku. Senyummu, suaramu, semuanya tentangmu membuatku tidak fokus Maurine."
Deg....
Deg....
Deg....
Jantung Maurine berdebar saat Genta mengutarakan isi pikirannya. Wajah Maurine bersemu merah, Maurinw merasa malu bercampur canggung. Tidak menyangka jik genta akan sejujur itu padanya.
"Maurine, kau baik-baik saja?" tanya Genta cemas.
"Aku baik-baik saja. Hanya merasa canggung, mengapa kau bicara terbuka seperti itu?" jawab Maurine.
"Bicara terbuka? Maksudmu?" Tanya Genta.
"Pria tidak peka. Lupakan saja, bekerjalah dan jangan pikirkan hal lain selain pekerjaan. Oke?" ucap Maurine.
"Kau ingin aku akhiri teleponnya? Secepat itu?" Protes Genta.
"Lalu? Aku sedang sibuk manata bunga. Aku akan kirim gambarnya jika aku sudah selesai. Semangat bekerja," jawab Maurine menyemangati Genta.
"Baiklah, aku tungggu. Jangan berbohong padaku," kata Genta.
"Tidak akan Tuan Aiden," jawab Maurine.
Maurine tertawa mendengar suara Genta yang seakan kesal karena dia memaksanya mengakhiri panggilan.
"Aku tutup panggilannya, oke?" pinta Maurine.
"Ya," jawab Genta mengerutu.
"Jangan marah. Muaachhh...," ucap Maurine mencoba menenangkan hati Genta.
Mendengar ucapan Maurine Genta tersenyum. Hatinya terasa berbunga-bunga.
"Sepertinya aku harus pulang lebih awal. Agar aku bisa langsung memelukmu," jawab Genta.
"Bekerjalah dengan baik. Sampai nanti," ucap Maurine sembari mengakhiri panggilan.
Maurine meletakan penselnya dan menata kembali bunga mawarnya ke vas bunga. Tidak berselang lama, Maurine selesai menata bunga mawarnya. Maurine mengambil kartu ucapan dan meletakan di samping vas bunga. Maurine mengambil ponselnya dan memfoto bunga mawarnya, lalu mengirimnya pada Genta.
***
Hallo semua..
Terimakasih sudah mau berkunjung dan membaca novel saya..
Jangan pernah bosan menunggu update selanjutanya ya..
Jangan lupa like,☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar..
Jangan lupa berikan vote juga ya..
Kunjungi juga di novel saya yang lain. Dengan judul,
•Lelaki Bayaran Amelia (Season 1&2 End)
•Pelukan Hangat Paman Tampan (End)
•Pangeran Es Jatuh Cinta (End)
(Season ke 2 dari Pelukan Hangat Paman Tampan)
•Pangeran Vampir (End)
•Pangeran Vampir 2 (SEASON 2) (End)
•Vampir "Sang Abadi" (End)
•Cinta Lama Yang Datang Kembali (End)
•Mommy And Daddy (CLYDK 2) (End)
•Darren & Karren (Perjalanan Cinta) CLYDK SEASON KE 3 (End)
•Suami Pengganti (End)
•Oh My Husband (End)
•The Hit Man In Love
•Jatuh Cinta Pada Tetangga
•Dendam Permaisuri Kepada Kaisar
Jangan lupa like, ☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar.. vote juga dong..
Terimakasih..
Untuk pembaca yang ingin join grup FB/WA silakan..
Untuk yang ingin follow ig saya juga silahkan..
ig: dea_anggie
Line id: dea_anggie
Fb: dea anggie
Grup FB: Lelaki Bayaran Amelia
❤❤❤❤❤
Bye bye..
Salam hangat,
"Dea Anggie"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!