NovelToon NovelToon

Menikah Denganmu Adalah Takdirku

Episode 1

"Aku akan tanggung jawab, Sha! Kita akan membesarkan anak ini bersama!" Ucap Seorang laki-laki yang tengah memeluk gadis dengan penuh kasih sayang.

"Aku ga mau Dhit, anak ini hanya menyusahkanku saja!" Ucap Gadis itu meraung sambil memukul dada Adhit.

"Sha, kamu harus kuat! Jangan sia-siakan bayi yang tengah kaku kandung saat ini, Aku akan bertanggung jawab!" Ucap Adhit meyakinkan Sasha.

"Adhit?" Panggil seseorang yang terlihat penuh dengan rasa kecewa.

"Ayu?" Ucap Adhit terkejut dan melepaskan pelukannya.

"Jadi ini alasan kamu membatalkan janji kita hari ini?" Ucap Ayu dengan air mata yang sudah menggenang.

"Sayang, dengarkan aku dulu!" Ucap Adhit berusaha untuk meraih Tangan Ayu.

"Apa lagi yang harus aku dengar? Tanggal pernikahan kalian? Atau rencana masa depan kalian?" Ucap Ayu dengan air mata yang menetes.

"Bukan Sayang! Aku bisa jelasin ini!" Ucap Adhit lirih.

Lagi, Ayu menepis tangan Adhit yang hendak menggapainya. "Kita sampai di sini saja! Aku harap kalian bahagia dimasa mendatang!" Ucap Ayu berlari menuju mobil yang berada tak jauh darinya.

"Sayang! Tunggu!" Ucap Adhit mengejar Ayu.

Namun sayang, Gadis itu sudah masuk lebih dulu dan mengunci pintu agar Adhit tidak bisa masuk ke dalam. Ia menjalankan mobil dengan terburu-buru keluar dari rumah sakit tanpa menghiraukan keadaan kendaraan lain yang berada di dekatnya.

Brak!!

"Astaghfirullah!" Pekik Ayu terbangun dari tidurnya!.

Ia menelisik keadaan sekitar, dengan nafas memburu dan keringat yang sudah menetes keluar dari pori-porinya.

"Astaghfirullah, mimpi itu lagi!" Ucapnya memejamkan mata merasa lelah dengan semua trauma yang masih menghantuinya.

Semoga kalian hidup bahagia, dan pada akhirnya, hanya ada aku dengan kenangan masa lalu yang sulit untuk dihilangkan!. Batin Ayu tersenyum miris dengan air mata yang sudah menggenang.

Triiiiing.... triiiing.....

Alarm berbunyi menunjukkan pukul 04.30 pagi, Ia segera bangun dari tempat tidur, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

Membiasakan diri untuk mandi, melaksanakan sholat sunnat wudhu, mengaji, lalu menjalankan sholat subuh berjamaah di rumah bersama dengan keluarga.

Bermunajat kepada sang pencipta agar senantiasa diberi perlindungan, kesehatan, rezki serta kelancaran dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Merenungi diri mencari cara untuk menghilangkan rasa trauma yang masih saja menghantuinya hingga hari ini.

Ayu segera bersiap untuk pergi ke kampus, mengenakan baju tunik polos berwarna abu-abu dan juga menggunakan rok plisket berwarna senada dengan baju, dengan jilbab berwarna moca bercorak floral.

Ia menuruni satu persatu anak tangga menuju ruang makan. Di sana terlihat semua orang sudah duduk di kursi masing-masing sambil berbincang-bincang ringan.

"Pagi, Semua!" Ucap Ayu menyapa semua orang yang ada di meja makan tak lupa mencium pipi mereka.

"Pagi, Sayang!" Jawab Ayah, Farhan dan Bunda.

"Pagi, Kak" jawab Adinda Sang Adik bungsu.

Ayunda Friska Mahendra, seorang mahasiswa tingkat satu jurusan Bimbingan dan Konseling, disalah satu kampus swasta di kota Padang, Sumatra Barat, Indonesia.

Gadis berusia 20 tahun ini memiliki segudang kepandaian yang cukup jarang dimiliki oleh gadis pada umumnya. Otot kawat tulang besi, adalah slogan yang bisa ia sandang dengan baik.

Unggul di salam bidang akademik, Ayu juga memiliki keterampilan dalam ilmu bela diri, olah raga dan memiliki hobi dalam berbisnis. Bahkan saat ini ia sudah bisa membiayai kehidupannya sehari-hari dari hasil usahanya.

Selepas sarapan, Ia bergegas untuk pergi ke kampus menggunakan motor matic kesayangan yang terlihat sudah sedikit usang.

Gadis berkerudung itu terlihat begitu ceria pagi ini, melupakan mimpi buruk yang selalu menghantui, dan memulai hari dengan untaian do'akan, berharap keselamatan selalu menghampirinya.

Berkendara dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang mulai di padati pengendara lainnya, membuat gadis cantik itu berusaha agar tidak terjebak macet, sehingga ia memilih untuk mencari jalan tikus agar cepat sampai di kampus.

Kampus swasta yang berisikan anak-anak dengan ekonomi menengah ke atas, pergaulan yang cukup bebas dengan budaya saling pamer satu sama lain.

Terkadang, mereka memandang Ayunda dengan tatapan sinis dan juga merendahkan, seolah jijik melihat gadis cantik ini.

Ayunda segera memarkirkan motornya di antara motor sport lainnya. Tanpa rasa malu, ia berjalan melewati mahasiswa yang matap tajam kearahnya.

Yaudah lah ya, aku gak peduli mau mereka mandang jungkir balik pun aku tetap jadi diri sendiri, hidup dengan kesederhanaan yang membuatku cukup nyaman dan pastinya orang yg mendekatiku hanya orang-orang yang tulus ingin berteman dengan ku. Batin Ayu tersenyum.

Sebernanya Ayu bukan dari kalangan orang yang sederhana, tapi bisa di katakan memiliki ekonomi menengah keatas. Sang Ayah memiliki restoran atau rumah makan dua puluh lima cabang yang tersebar di provinsi Sumatera Barat.

Bunda memiliki pekerjaan yang paling mulia yaitu mengurus rumah tangga dengan tetap bekerja sampingan dari rumah.

Berjalan dengan begitu cepat, tanpa sadar Ayu menabrak seseorang dengaan cukup keras.

Tuck....

"Aduh shhhh,, sakit" Ucap Ayu menjerit ketika tak sengaja disenggol oleh seseorang yang tidak dikenal. .

mereka hanya saling bertatapan sebentar, lalu dia pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada Ayu.

"Ih, mimpi apa aku semalam?. Pagi-pagi sudah dapat sial, Astagfirullah," ucap Ayu sambil bangkit dan melanjutkan tujuan awalnya yaitu pergi ke kelas.

"Eh dek aa? pagi baru muko lah kusuik (Eh kenapa? pagi-pagi udah kusut saja wajahmu)," Ucap Ana dalam bahasa minang sambil mengernyit.

"Antahlah, dikecek an buto, inyo bamato, dikecek an bisu inyo menjawek (Gak tau lah, dibilang buta, matanya melihat. Dibilang bisu dia menyahut)," jawab Ayu dangan kesal.

"Apa sih, Yu? gak jelas banget deh!" Ucap Ana menggeleng heran.

"Udah lah Na, Aku gak mau mengurus hal itu pagi ini! Membuat mood hancur saja!" jawab Ayu yang masih merasa kesal.

Mereka berbincang sebentar sebelum dosen masuk dan memulai pembelajaran.

Namun wajah kesal Ayu masih belum bisa di hilangkan begitu saja. Ia bahkan berani berdebat dengan dosen tentang materi yang tidak ia pahami, hingga membuat satu ruangan itu ricuh.

"Ayunda, Apa sebenarnya yang Anda inginkan?" Ucap Dosen itu kesal melihat tingkah Ayu.

"Saya hanya belum paham, Pak! Saya hanya bertanya tentang apa yang belum saya pahami, apa itu salah?" Ucap Ayu yang juga ikut emosi.

"Bagian mana lagi yang saudara tidak paham?" Ucap dokter itu sudah sangat tidak sabar.

"Maaf Pak, sekarang saya sudah paham! Terima kasih," Ucap Ayu malas.

Dosen itu terlihat menghela nafas untuk meredakan emosi yang sudah di pancing oleh Ayu tadi. Hingga ia bisa melanjutkan pembelajaran tanpa ada drama lainnya.

Aduh, ini anak kalau sudah marah semua orang juga ikut dimarahi!. Batin Ana yang sudah lelah menghadapi tingkah Ayu.

💖💖💖

To Be Continue

jangan lupa

like, koment, vote dan hadiahnya

terima kasih

🌺🌺

Ini karya pertama jika suka bantu saya untuk share cerita ini, semoga kebaikan teman-teman semua di balas berlipat ganda oleh Tuhan

...SEMOGA SUKA YA :-),...

Episode 2

Setelah jam perkuliahan habis, Ayu bersama dengan dua orang sahabatnya, Ana dan Putri melangkahkan kaki menuju kantin, tempat biasa mereka menghabiskan waktu menunggu jam selanjutnya.

Ketika sedang asik bercanda, Ayu terpaku kedapa sosok laki-laki yang juga sedang manatap ke arahny. "Bukankah dia orang yang menabrakku tadi pagi?" Batin Ayunda mengernyit.

Sekejap, Wajah Ayu berubah dingin sambil menatap laki-laki itu dengan tajam.

"Ayu, kamu kenapa lagi?" Putri menyadari raut wajah Ayu berubah

"Gak papa, Put," jawab Ayu mengalihkan pandangannya.

"Terus kenapa wajahnya seperti itu?" Tanya Putri semakin penasaran.

"Gak ada, gak penting juga!" Ucap Ayu dengan nada rendahnya dan menunduk.

"Kamu Aneh, Yu!" Ucap Ana curiga sambil melihat ke sekitarnya.

Sebelum mengalihkan pandangan dari laki-laki itu, Ayu melihat ia tersenyum tipis dan membuatnya cukup penasaran.

Merasa wajah yang tidak asing, namun sejauh fikiran Ayu melayang, ia tidak temukan siapa

pria itu di dalam ingatannya. Apakah dia mengenalku atau bagaimana. Ya sudahlah toh bukan hal penting juga!. batin Ayu sambil mengedikkan bahu.

💖💖

Sore hari selepas pulang kuliah, Ia memutuskan untuk mampir ke toko baju miliknya. Ruko yang cukup besar dan dibuat dengan begitu nyaman, sehingga para pelanggan selalu kembali jika ingin membeli baju dan perlengkapan lainnya.

"Hai, Wi!" Ucap Ayu menyapa Dewi, orang kepercayannya untuk membantu mengurus toko.

"Oh hai Yu, udah pulang?" ucap Dewi melambaikan tangannya.

"Iya nih Wi, gimana toko hari ini?" Ucap Ayu memperhatikan keadaan sekitar.

"Alhamdulillah banyak pelanggan baru Yu. Omset kita bulan ini bakalan naik lebih banyak deh, dari bulan sebelumnya!" Ucap Dewi begitu antusias.

"Alhamdulillah, ya sudah aku ke dalam dulu ya, Wi!" Ucap Ayu sambil tersenyum

"Okey!" balas Dewi tersenyum.

Ayu berjalan menuju ruangannya untuk memeriksa beberapa pekerjaan di toko. Setelah dirasa cukup dan tidak ada masalah, ia segera bergegas pulang.

Berjalan di bawah temaram cahaya langit yang mulai memerah karena matahari berangsur tenggelam.

Ia begitu menyukai senja. Terkadang jika tidak ada kesibukan, Ayu sengaja mampir ke Taplau (Tepi Laut) tempat yang cocok untuk menikmati senja, sendiri sambil menikmati makanan khas disana yaitu Langkitang cucuik, Pensi, dan kelapa muda.

Beuuh, walaupun jomblo menikmati makanan sambil ditemani senja diufuk barat, membuatku memiliki cara tersendiri untuk bahagia dan menikmati hidup. Batin Ayu tersenyum.

Sesampainya dirumah, Sang ibunda sudah menyambut Ayu dengan senyuman dan pelukan hangat, yang terasa begitu nyaman.

"Kenapa baru pulang sayang?" tanya Bunda mengelus kepala Ayu.

"Tadi kakak mampir ke toko dulu Bunda, memeriksa pekerjaan," ucap Ayu sambil tersenyum.

"Ya sudah bersih-bersih dulu sana, udah acem!" ucap bunda sambil mengibaskan tangannya.

Sontak Ayu langsung mencium area yang menjadi sumber aroma tidak sedap di tubuhnya.

"Ih mana ada, kakak masih harum ya Bun," ucap Ayu sambil cemberut.

"Hahaha ya sudah sana, mandi yang bersih biar gak bau lagi!" ucap Bunda sambil tertawa.

"Ih Bunda! Ya sudah kakak ke atas dulu, Bun." ucap Ayu cemberut.

Ia segera melangkah menuju kamar yang ada di lantai dua. Menyusun barang dan meletakkan mereka pada tempatnya.

Ayu mengisi bethtub dengan air hangat, tak lupa dengan beberapa tetes aromatherapy favorit didalmnya. Sembari menunggu bethtub terisi ia membersihkan wajah dan sedikit memikirkan kejadian hari ini.

Hubungan mimpi dengan orang yang ia temui hari ini, membuatnya sedikit takut jika laki-laki itu datang dan kembali hadir dan menggagalkan semua usaha yang telah ia lakukan.

Semoga itu bukan kamu, atau aku tidak tau bagaimana caranya untuk mengendalikan hatiku lagi!. Batin Ayu dengan nafas yang tercekat.

Ayu segera membersihkan diri, mandi dan sedikit berendam agar tubuhnya bisa terasa lebih segar setelah ini.

🌺🌺

"Kak, makan malam lagi, Sayang!" ucap Bunda sambil tersenyum di depan pintu kamar

"Iya Bunda," Ucap Ayu sambil tersenyum dan berjalan ke arah bidadari cantik yang sedang menunggu.

Ayu bergelayutan manja di lengan sangat ibunda, dan membuat wanita paruh baya itu menggeleng sambil tertawa.

"Kamu udah besar masih aja manja!" Ucap Bunda.

"Ih bunda!" ucap Ayu sambil cemberut.

"Hahaha," Bunda terkikik melihat ekspresi Ayu yang begitu mengemaskan.

"Malam semua!" ucap Ayu menyapa.

"Malam!" sapa semua orang yang ada di meja makan.

"Waaaah, gulai udang daun singkong," ucap Ayu berbinar sambil menatap makanan kesukaannya yang sudah terhidang di atas meja makan.

Menu malam hari ini, ada gulai udang pake daun singkong, telur balado, dan ayam rica-rica, dengan sayur acar mentimun dengan wortel, tak lupa kerupuk yang menjadi makanan yang tidak boleh absen..

Makan malam berlangsung dengan baik seperti biasa tanpa suara sesuai dengan ajaran agama islam, dan tak lupa membaca doa terlebih dahulu sebelum makan.

Selepas makan malam Ayu memilih untuk pergi ke kamar sambil membawa udang krispy di dalam toples beserta saosnya yang ia ambil dari lemari es.

💖💖

Pagi menjelang seperti biasa semua umat beragama memulai hari dengan bersujud kepada Tuhan, bersyukur karna masih diberi kesempatan untuk hidup, berbuat baik dan beribadah kepadaNya.

Ayu mengambil handuk menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan agar lebih semangat dalam menjalani hidup yang penuh dengan tipu-tipu.

Karna tidak ada jadwal kuliah pagi, ia memutuskan untuk pergi ke toko, melihat apakah ada masalah atau tidak. Menghitung keuangan, stok barang, dan lain sebagainya.

Mencari kegiatan yang bermanfaat agar hidup bisa produktif dan membantu orang banyak adalah hal yang selalu ia tanamkan dalam diri. Maka dari itu Ayu memilih untuk menciptakan lapangan kerja untuknya sendiri dan orang lain.

Wajah yang selalu berbinar dan memancarkan ketenangan, membuat siapa saja merasa jatuh hati ketika menatap gadis cantik ini.

Badan tinggi dan langsing, membuat ia pernah menjadi primadona sekolah, dan dikenal oleh semua siswa termasuk guru.

Hingga beberapa menit ia berkendara, Ayu tiba di toko yang terlihat sudah mulai dimasuki oleh pelanggan.

Dalam waktu dekat ia berencana akan membuka cabang baru di daerah Padang Barat, dimana ada tempat strategis dan bagus untuk ia jadikan cabang terbaru toko baju miliknya.

Semuanya sudah diperhitungkan dengan baik, mulai dari sewa toko, barang-barang apa saja yang akan dijual, berapa orang karyawan yang dibutuhkan dan lain sebagainya.

Ia bergegas untuk membantu para karyawan untuk melayani para pembeli dengan sangat baik.

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 10.20 WIB, Ayu melihat jam tangannya dan teringat jia ia ada kuliah siang ini pada pukul 10.40-12.20 WIB, dan di sambung pada pukul 14.00-15.40 WIB. Ia segera bergegas menuju kampus agar tidak terlambat.

Ketika Ayu memasuki gerbang kampus, sambil bernyanyi riang gembira, tiba-tiba ada sebuah mobil yang tiba-tiba saja menabraknya dengan cukup keras.

BRAAKK,,,,

🌺🌺🌺

TO BE CONTINUE

jangan lupa tinggalkan jejaknya teman

like, koment, vote dan hadiahnya gais

terima kasih

Ajak juga teman-temannya yang lain baca novel ku ya trimakasih

Episode 3

BRAAKK,,,,

Tanpa di sangka-sangka ada yang menabrak bagian belakang motor Ayu, beruntung ia berkendara dengan pelan sehingga bisa langsung memberhentikan motor tanpa terjatuh.

Dag, Dig, Dug.

jantung gadis itu berdetak dengan cepat dibarengi dengan wajahnya yang mulai terlihat pucat.

"Astagfirullahal'adzim, Astagfirullahal'adzim, huft, huft,, ya Allah," ucap Ayu sembari mengelus dada karena kaget dengan apa yang baru saja terjadi.

"Siapa yang menabrakku? Astagfirullah, untung gak jatuh!" ucapnya lagi.

Ia melihat ke belakang, mobil yang menabrak tadi masih ada di sana. Tanpa menunggu lama, Ayu segera turun dari motor dan melihat keadaan kuda besok kesayangannya itu. Tak parah hanya kaca lampu belang motornya terlihat mengenaskan.

Tanpa menunggu lama, Ayu segera berjalan ke arah mobil tersebut dan mengetok pintunya dengan cukup kencang.

Tok, tok, tok.

"Tolong keluar saudara yang terhormat!" ucap Ayu dingin. sambil memukul kaca mobil itu dengan cukup keras.

Pengemudi tersebut turun dan menatap Ayu tak kalah datar dan dingin tanpa memperlihatkan ekspresi apapun.

"Apa anda masih menikmati alam mimpi? Apa anda tidak melihat kalau ada saya di depan anda Tuan yang terhormat?" Ucap Ayu dengan nada yang penuh tekanan setelah laki-laki itu keluar.

Pengemudi tersebut hanya diam menatap Ayu, tak sengaja mata mereka beradu tatap. Ayu melihat tatapan aneh dari matanya, bukan tatapan untuk melecehkan, tapi seperti ada yang ingin disampaikan namun tidak bisa untuk diungkapkan.

Aku seperti pernah melihat tatapan ini, tapi di mana?. Batin Ayu.

Sementara orang yang berada disekitar ku malah bereaksi dengan mengeluarkan kata-kata mutiara mereka

"Eh lo ngapai sih pagi-pagi udah cari ribut, dia kan gak sengaja. Lagian lo juga gak kenapa-kenapa kan" ucap salah satu mahasiswa di sana kepada Ayu.

"Iya, lagian ini pergantian jam kuliah, ya jelas dia buru-buru agar tidak telat!" ucap mahasiswi yang lain.

Ayu tidak mendengarkan apa yang mereka katakan, tapi ia hanya menatap tajam orang yang ada di depannya, yang sedari tadi tidak mau mengeluarkan sepatah kata pun.

"Apa anda tuli wahai pemuda yang budiman?" tanya Ayu kepada laki-laki itu sambil menahan emosi dikarenakan orang yang berada didepanya tak kunjung membuka suara.

"Menyingkirlah" ucapnya ketus

Ayu hanya menatapnya tajam dengan emosi yang siap meledak

"Saya rasa orang tua anda mengajarkan anda dengan baik cara bersikap dengan orang lain, bagaimana reaksi orang tua anda jika tau anak yang dididik dengan bijaksana, malah bersikap kurang ajar kepada orang lain?" ucap Ayu sambil menahan emosi.

Laki-laki itu langsung menatap Ayu dengan dingin, "Maaf!" Ucapnya dan kembali masuk kedalam mobil.

Ayu melongo mendengar kata maaf yang diucapkannya, hanya kata maaf tanpa itikad baik, ia langsung pergi begitu saja. laki-laki itu meninggalkan Ayu tanpa bertanya apakah aku baik-baik saja ada yang terluka atau bagaimana.

Dasar manusia kekurangan akhlak, butuh pendidikan yang lebih rendah untuk belajar bagaimana menghormati orang lain. Batin Ayu semakin kesal.

"Astagfirullah, Astagfirullah, sabar Yu, orang sabar makin cantik, orang sabar rezekinya lancar, Astagfirullah. Ya Allah ampuni dosaku, permudahlah akhiratku, berikan hamba stok kesabaran yang banyak ya Allah, sadarkan lah dia agar menjadi orang yang lebih baik lagi, aamiin." ucap Ayu sambil menaiki motornya menuju gedung fakultas.

Aku percaya, doa orang yang terzalimi akan diijabah oleh Allah swt. Batin Ayu berusaha untuk merekam amarah.

Ia buru-buru melangkahkan kaki menuju ruangan untuk belajar, dan sialnya itu berada di lantai dua dan Ayu harus menaiki tangga untuk sampai ke ruangan itu.

huft, gak boleh ngeluh Ayu! Ini belum seberapa, Ayo Ayo Ayo. semangat. duh capek haaaaa. Air, air aku butuh air. Batin Ayu meringis.

"Ah akhirnya sampai juga," ucap Ayu setelah mendapatkan kursi dan mendudukkan badannya

Tak lama dosen masuk dan memulai perkuliahan.

"Selamat siang ananda semua!"

"Siang pak!"

Setelah perkuliahan pertama selesai, dan adzan zhuhur telah masuk Ayu bersama Ana dan Putri bergegas menuju musholla yang ada di Fakultas untuk menjalankan ibadah.

Setelah itu, mereka langsung menuju kantin untuk mengisi perut, agar bertenaga menjalani hidup dan menghadapi netizen dengan segala kritikannya dan ucapan pedah nya, canda netizen wkwkwk.

Setibanya di kantin mereka memesan menu andalan yang ada di sana yaitu nasi Ampera. Rasa pejabat harga merakyat.

Ampera di Padang hampir sama dengan rumah makan. Namun cukup banyak perbedaan antara mereka. Ampera cenderung lebih murah di bandingkan di rumah makan. Jika membeli nasi di Ampera seharga sepuluh ribu satu bungkus, di Rumah Makan akan di bandrol dengan harga lima belas sampai tujuh belas ribu perbungkusnya.

Yang membedakan mereka juga dari ukuran lauk dan porsi. Namun bagi mereka, Ampera cukup untuk mengisi perut dan pasti akan habis, berbeda dengan porsi Rumah Makan.

Di sela-sela makan, Putri menatap Ayu dengan begitu penasaran. ia mengernyit dan membuat Ayu merasa tidak nyaman jika harus di tatap seperti itu oleh sahabatnya.

"Kenapa sih Put?" Ucap Ayu mengernyit.

"Tadi kenapa Yu? Kenapa wajah kamu kesal gitu?" tanya Putri lembut

"Huft, tadi waktu aku di gerbang sebelum jam perkuliahan dimulai, aku ditabrak dari belakang Put, sama orang yang menabrak aku kemaren" Ucap Ayu dengan raut wajah kesal

Ana dan Putri, terkejut dengan cerita sahabatnya. "Haah seriuus?"Ucap Ana khawatir

"Serius yu, Kenapa bisa?" tanya Putri yang tak kalah khawatir,

"Tapi kamu gak papa kan? Gak ada yang lecet? Sakit? Atau gimana? Atau kita kerumah sakit sekarang ya?" sambung Putri dan Ana bergantian

Melihat ekspresi khawatir mereka Ayu merasa lucu dan terharu bersamaan, Ia merasa bersyukur memiliki sahabat rasa saudara yang begitu tulus dan selalu ada buatnya, maka dari itu Ayu akan melakukan apapun untuk mereka, Best friend I ever had (sahabat terbaik yang aku miliki)

"Thanks guys, kalian udah mengkhawatirkan aku, tapi aku gak apa kok, hanya saja tadi sempat kaget tiba-tiba ada yang menabrak gitu" ucap Ayu menenangkan mereka.

"huft syukurlah" ucap Ana dan Putri bernafas lega.

"Terus gimana?" tanya Ana

"otomatis aku marah dong, apa lagi pas tau dia juga yang nabrak aku kemaren, huh emosi ku langsung keubun-ubun, apa dia punya hobi nabrak orang kali ya, terus dia cuma diem aja gitu, huh aku pancing dia untuk ngomong, akhirnya dia jawab dong, 'maaf' hanya kata maaf saja lalu ia langsung pergi" ucap Ayu menjelaskan.

"Belum lagi anak-anak pada ngatain aku dan membela dian" sambung Ayu kesal.

"Hahahaha," tawa Ana dan Putri pecah.

"itu namanya jodoh Yu!" ucap Putri memainkan alisnya.

"Udahlah yang penting kamu gak papa kan? Jangan sampai Tuan mahadiraja marah kalau kamu lecet sedikit aja!" ucap Ana tertawa.

"Iya sih, tapi kan kesel juga" balas Ayu cemberut.

"Orang waras ngalah, Yuu!" ucap Putri.

Makan siang itu diselingi dengan canda tawa, tanpa terasa perkuliahan kedua pun di mulai.

💖💖💖

to bee continue

jangan lupa, like, koment, vote dan hadiahnya

terima kasih

Ajak juga yang teman-teman yang lain juga. untuk baca novelku ya

follow ig bucin di @bucin_fi_sabilillah

insya allah nanti di follback

Terima kasih lagi 🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!