...**Teruntuk kamu...
...Ia kamu.....
...Yang sedang membaca ini...
...HALLO**.....
Aku kembali dengan cerita Asrar cinta yang berbeda ... Karena di Noveltoon tidak bisa di hapus terpaksa aku buat ulang🤣...
Soalnya di novel awal ada part yang salah, kalau di revisi ulang akan lama.
Oh ya aku jarang up soalnya aku sibuk banget. Sibuk apa sih? Sibuk ngurusi surat pernikahan 🤣 ,xixixix bercanda. Aku sedang mengurus proposal untuk kelulusan🤗. Aku masih anak sekolah kebetulan mau lulus xixixix..Tapi bukan lulusan covid ye🤣.. Aja ujian sekolah dan ujian kompetisi keahlian, waw pusingnya melebihi bikin cerita Asrar cinta.
Ok deh back lagi ke Asrar cinta..
Aku sebagai Author minta maaf karena tidak bisa sampai ending Asrar cinta yang awal karena kesibukan ku dan ada beberapa part yang salah di dalamnya...
Oh ya aku juga penulis amatiran nih, jikalau ada kalimat yang tidak masuk akal dan penulisannya salah saya mohon maaf...
Cerita Asrar cinta ini tokohnya hanya rekayasa, cuman untuk tempatnya itu ada didunia nyata dan mungkin tempat tinggal para pembaca.
tolong minta saran dan keritikan-nya atas novel ini, dan tentunya yang membangun bukan menjatuhkan...
Jangan lupa like komen dan tambahkan ke daftar favorit...👍🖊️❤️
Terimakasih sudah mampir..
Mungkin para pembaca penasaran sama aku ya.. aduh pede kali aku ini...
Perkenalkan aku Queen bobrok di dunia nyata🤣, aku bisa bikin lelucon didunia nyata tapi tidak bisa di dunia Maya.
dan sekarang aku duduk dibangku SMK kelas 3 semester akhir, yes bentar lagi mau lulus.
mau lanjut kemana?
hari Senin aku nunggu pengumuman SNMPTN.
jika aku ketrima aku kuliah jika tidak aku kerja.
Toh menggapai cita-cita banyak jalannya.
Aku SMK salah jurusan, karena menuruti orang tua.. Aku berniat masuk SMA jurusan IPA tapi disuruh ke SMK jurusan TKJ, karena buat nyenengin ibu jadi aku turutin aja deh.
Tapi aku saranin buat para pembaca jika punya adik atau anak yang hendak melanjutkan ke jenjang SMA, biarkan dia memilih sesuai keinginannya karena ia akan lebih bersemangat belajar, jangan memaksa itu akan membuat dia tertekan. Karena mental seseorang itu beda-beda.
Aku Daftar kuliah FSRD ( fakultas seni rupa desain) dan prodinya DKV (Desain komunikasi visual). ini cita-cita ku menjadi ahli desain xixixix, doa in yah...
kenapa buat novel?
Karena pada akhirnya aku akan membuat komik, jadi aku belajar buat novelnya xixixi..
Aku modal nekat daftar kuliah, orang tua tidak mengijinkan sebab jaraknya jauh dah karena faktor finansial. Cuman karena keputusan dan tekadku sudah bulat jadi tetap tidak bisa diganggu gugat.
Aku akan memperjuangkan untuk apa yang menurutku pantas untuk diperjuangkan...
Kalau aku masih malas-malasan maka aku akan tertinggal jauh dari teman-teman ku.
Takdir yang tidak bisa di ubah hanya Rezeki, maut, dan jodoh.
Guru terbaik adalah pengalaman.. Ambilah pelajaran dari setiap pengalamanmu entah itu baik atau tidak.
Dalam hadis mencari ilmu, anjuran menuntut ilmu itu dimulai sejak lahir hingga akhir hayat.
**Rasullullah Saw bersabda :
Utlubul 'ilma minal Mahdi Ilal lakdi
Artinya : "tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat**.
Jadi semangat yah dalam menuntut ilmu, jangan pantang menyerah.
Menuntut ilmu berperang melawan kebodohan..
woke
Diary
Namaku Asrar Cinta, berasal dari sebuah diksi yang indah memiliki arti Rahasia Cinta. Kehidupan percintaan ku seperti namaku yang penuh dengan rahasia.
Aku gadis biasa yang mencintai orang yang luar biasa. Aku jatuh cinta pada anak dari pemilik asrama pondok pesantren Nurul Huda Cirebon. Ia adalah sosok laki-laki yang di idam-idamkan para santriwati, bukan hanya rupa tapi juga agama, Aji Adnan Fattih namanya, yang memiliki arti penenang hati dan penyejuk hati.
Sebenarnya aku enggan untuk pergi mondok, hanya saja ketika aku sampai di pondok pesantren tersebut, aku jatuh cinta pandangan pertama pada ustadz Aji.
Dan sebab itu aku menuruti ayah ibuku untuk mondok dan karena ustadz Aji cintaku, dia alasan dibalik semua tindakanku.
Aku memiliki 4 sahabat yang sama-sama ribet, tapi care banget sama aku.
Dia Siska, intan, Ayu dan Lala. Mereka selalu mendukung ku dari belakang termasuk dalam perjuanganku mengejar cinta ustadz Aji.
"Hayo Asrar kamu sedang menulis apa?" seru Siska mengagetkan Asrar yang tengah menulis diary.
"Astaghfirullah, Siska kamu hampir saja bikin aku jantungan," balas Asrar sedikit kesal.
"Ia ia, maaf deh kalau gitu, tapi Btw kamu nulis apaan sih aku penasaran nih?" balas Siska mencoba merebut buku yang di pegang Asrar.
"Kepo aja kamu tuh sis,"
"Oh ya kamu udah hafal surat Ar-rahman nya?" tanya Siska mengalihkan pembicaraan.
Asrar hanya mengangguk sambil meletakkan kembali buku dairy nya dibawah baju yang tersusun rapih dalam lemarinya.
"Seriusan?" tanya lagi Siska tidak menyangka.
"Siska... apa kamu lupa? Asrar kan sudah hafal Al-Qur'an 30 juz," Sela Intan menjawab pertanyaan Siska.
"Eh... Astaghfirullah aku lupa, kenapa kamu hanya mengangguk saja, kenapa tidak bilang bahwa kamu hafal 30 juz?" seru Siska heboh.
"Apakah itu penting untuk menyombongkan diri?" tanya Asrar.
"Tidak sih,"
"Ya udah!"
Asrar membaringkan tubuhnya di atas kasur lantai bergambar Naruto miliknya.
"Asrar, kamu sudah mengerjakan PR mu?" tanya Siska.
"Belum," jawab Asrar singkat.
"Jangan bohong," seru Siska manja.
"Kalau tidak percaya, ya sudah," balasnya lagi cuek.
"Udahlah Siska jangan ganggu Asrar, dia sepertinya capek, biarkan dia tidur," seru intan menyela pembicaraan mereka.
Siska menghela nafas panjang dan menjawab,
" Baiklah aku tidak akan menggangu Asrar lagi."
"Ayok kita keluar, masih ada waktu buat jajan keluar asrama," ajak Intan.
"Aku juga ikut," seru Lala,Ayu.
Intan mengangguk, dan mereka berempat pun pergi keluar untuk jajan.
"Akhirnya Sunyi juga," gumam Asrar membuka matanya dan kembali tidur.
Jarum jam terus berputar Asrar masih tertidur pulas di atas kasur kesayangannya. Intan dan Siska telah kembali...
"Assalamualaikum," ucap Intan memasuki kamar dan tak ada jawaban apapun.
"Lah tertidur pulas toh," seru Lala yang melihat Asrar tertidur dengan nyaman.
"Udah biarin jangan ganggu, dan jangan berisik," ucap Intan.
Mereka bertiga hanya menjawab dengan anggukan saja.
Asrar terbangun karena mencium bau, bau yang khas dari suatu makanan dan itu adalah Mie goreng. Yah... Asrar tidak bisa tahan dengan bau mie goreng yang wangi itu, bawaannya ingin makan.
"Mie goreng buat aku saja," seru Asrar membuat mereka kaget.
"Astaghfirullah Asrar, kamu bikin kaget aja,"
Asrar masih setengah sadar dan berpadu dengan rambut panjang yang tidak tertata rapih alias berantakan membuat dia persis seperti orang gila.
"Asrar kamu seperti orang gila!" teriak Siska tertawa terbahak-bahak di ikuti Intan, Lala dan Ayu.
Asrar membuka matanya dan langsung bangun menatap cermin yang terpanjang di dinding kamar Asramanya.
"Ya ampun aku cantik banget saat bangun tidur," ucapnya membanggakan diri sendiri.
"Idih."
"Nih, Asrar katanya mau mie?" Ucap Intan memberikan mienya.
"Tidak terimakasih aku hanya bercanda," jawab Asrar sambil mengambil sisir rambut.
"Sekarang jam berapa?" sambung Asrar bertanya.
"Sebentar lagi Ashar," balas Ayu.
"Emang kenapa nanyain jam?" tanya Lala.
"Mau mandi lah," balas Asrar langsung mengambil peralatan mandinya.
Asrar melangkah keluar menuju kamar mandi, namun dia berbalik lagi sambil berkata, "Awas jangan lancang membuka lemari ku dan mengambil dairy ku!"
"Apa sih Asrar, begitu takutnya kamu dairy itu kamu baca," balas Siska.
Asrar tidak memperdulikan Apa yang Siska katakan, ia langsung menuju kamar mandi.
"Aku jadi penasaran apa yang ditulis Asrar didalam diary?" tanya Siska ke Intan.
" Mungkin itu tentang pujaan hatinya, ustadz Aji," balasnya.
" Asrar sudah setengah tahun mengejar cinta ustadz Aji, namun tetap saja ustadz Aji bersikap sedikit cuek," balas Siska.
" Jadi inget pertama kali kita bertemu Asrar, dia bilang cita-citanya ada tiga, pertama menjadi Qori, kedua menjadi istri ustadz Aji dan ketiga menjadi ibu dari anak ustadz Aji," sela Lala.
"Eh ia yah, Dia bilang begitu dengan perasaan yang penuh percaya diri," balas Siska.
"Aku tidak tau apa yang akan Asrar lakukan jika ustadz Aji dijodohkan," ucap Ayu mengheningkan Susana.
Saat suasana terasa hening dengan penuh tanda tanya dan penasaran, tiba-tiba Asrar datang dari Kamar mandi.
"Assalamualaikum," ucap Asrar.
"Wa'alaikumsalam," jawab serentak.
Asrar melihat tajam ke arah mereka kemudian berkata, " Kalau ustadz Aji sudah di jodohkan dan ustadz Aji menerima perjodohan itu maka aku akan mundur."
Ucapnya itu membuat semuanya diam tak berkata, dalam benak mereka melihat Asrar yang kuat di luar namun rapuh di dalam.
"Jangan banyak melamun, cepat kalian mandi sebelum ada yang memasuki kamar mandinya," ucapnya lagi sambil menata rambut.
"Aku dulu ah yang mandi," seru intan langsung buru-buru mengambil peralatan mandi.
"Eh aku dulu yu," seru Lala mengejar Ayu.
"Asrar ayok nikah sama aku aja," ucap Siska mencairkan perasaan Asrar.
"Enggak mau aku tidak cinta kamu," balasnya.
"Asrar, kenapa kamu tidak mencari laki-laki lain?" tanya Intan Penasaran.
" Apakah orang seperti ustadz Aji harus dilepaskan begitu cepat sedangkan dia masih sendiri," balas Asrar sambil membayangkan dirinya di pelaminan.
"Ia si, ustadz Aji sosok yang masuk dalam karateria suami aku, tapi sepertinya sulit untuk menggapainya, dia terlalu tinggi dan jauh sedangkan aku hanya semut yang tak bisa menggapai," balas Intan.
"Sekecil apapun semut, namun dia pekerjaan kerasa, apapun yang menjadi kebutuhannya dia akan mencarinya," balas Asrar.
"Sama seperti cinta, cinta itu kebutuhan tanpa adanya cinta hidup terasa hampa seperti lagu Ridho Rhoma, Cinta itu anugerah terindah dari Tuhan. Jika jodoh sejauh apapun ia berada akan bertemu karena sudah di takdirkan, meski perjalanan waktu menuju bertemu banyak Lika liku sakit hati namun indah saat di dapat," sambungnya lagi.
Jarum jam terus berputar tiada henti sebelum baterainya habis. Waktu sholat Magrib pun datang, seluruh santri turun ke bawah menuju Aula untuk melaksanakan shalat berjamaah.
Di pondok pesantren Nurul Huda Cirebon terdapat 5 Asrama untuk laki-laki dan perempuan, terserah mereka mau masuk ke mana dan sistem peraturan di
asrama berbeda-beda. Asrama perempuan yang paling ketat adalah Asrama Uswatun Hasanah yang Asrar masuki.
"Ayok semuanya turun," teriak mba Anita.
Setelah sholat Magrib dilanjut dengan mengaji Al-Qur'an. Asrar langsung cepat-cepat memasuki barisan santri yang tengah mengantri giliran mengaji pada ustadz Aji.
Santri boleh memilih kesiapa ia akan diajari ngaji, entah itu staff Asrama atau pada pemilik asrama.
"Asrar mana?" tanya Siska yang tak melihat Asrar selepas sholat.
"Biasa, Asrar kan harus bersaing dengan santri lain untuk mengaji pada ustadz Aji," balas Intan.
Mereka menyusul Asrar dan kebetulan dibelakang Asrar masih kosong.
"Asrar kenapa kamu buru-buru banget si?' ucap Siska sedikit keras.
"Aku ingin Mandang ustdaz Aji lebih lama," balas Asrar dengan suara keras sehingga terdengar seisi ruangan termasuk nyai (ibu) dan kiyai (ayah) Ustadz Aji.
"Asrar kamu tidak usah berbicara keras begitu, kami tidak malu kah?" tanya Intan.
"Tidak," jawabnya berpuas diri.
Yah tidak ada seorang pun yang berani menegur Asrar karena Nyai dan Kiyai membayarkan dia berperilaku demikian sebab sikap terang-terangannya mengejar ustadz Aji dibarengi kepintaran Asrar dalam menangkap pelajaran membuat selurub santri iri dan berusaha keras agar seperti Asrar.
Asrar selalu menaati peraturan tapi untuk hal yang berkaitan tentang ustadz Aji Asrar selalu menentang dan selalu maju kedepan.
Giliran pun terus berlanjut sampai sudah giliran Asrar. Asrar tersenyum kepada ustadz Aji namun senyumnya itu tidak dibalas oleh ustadz Aji dan membuatnya sedikit kesal. Asrar mulai membaca Al-Qur'an dengan nada sedikit kesal, dan membuat ustadz Aji menyeringit.
"Asrar kalau mengaji tuh yang serius dan benar. Kenapa kamu bernada kesal!" ucapnya sedikit marah.
"Apa Aku salah ustadz? Aku mengaji dengan perasaan kesal apa itu salah ustadz, dimana letak kesalahannya? dulu ustadz pernah bilang obat hati adalah Al-Qur'an mangkanya aku mengaji dengan nada kesal seperti ini karena hatiku tidak baik-baik saja. Hatiku sakit, sakit karena ustadz tidak membalas sapaan senyumanku," Seru Asrar sambil menangis.
"Baik mungkin suaraku bikin ustadz risih, aku permisi, Assalamualaikum," ucap Asrar pamit undur diri.
Asrar langsung berlari menuju kamar dengan Air mata yang terus mengalir. Ustadz Aji melihat kearah Asrar yang tengah berlari sampai sudah tak terlihat dari pandangan lagi.
Perasaan bersalahnya pun muncul, namun dia masih ragu untuk meminta maaf.
"Ustadz," panggil Siska membuat ustadz Aji tersadar.
"Oh ia maaf," jawabnya sambil fokus kembali.
"Ustadz atas nama Asrar aku minta maaf," ucapnya.
"Ia tidak apa-apa, silahkan lanjutkan mengaji," jawab ustadz Aji.
"Baik ustadz,"
Asrar masih terus menangis, hatinya masih terasa sesak, Saking terasa sesaknya dia terlelap tidur dalam tangisnya.
Siska meminta Izin kepada ketua staff Asrama mba Ikha untuk tidak menghukum Asrar karena hal ini, dan dia juga meminta ijin Asrar tidak ikut sholat Magrib dan ngaji kitab.
"Mba aku perwakilan Asrar minta ijin untuk tidak mengikuti sholat berjamaah dan mengaji kitab," ucap Siska.
"Ia mba izinin, mba paham kok, bilang Asrar tetap semangat," jawabnya.
Setelah sholat isya seluruh santri pergi ngaji kitab sesuai kelasnya masing-masing.
Kelas dibagi menjadi tiga, pertama kelas Iptida untuk santri baru, kedua Ulya untuk santri yang sudah menetap satu tahun dan juga santri lama yang kelas 11, dan Wusto untuk santri yang mau lulus.
Asrar Ketua kelas Ulya dan ia menitipkan Absensi kepada Siska.
"Siska aku titip Absensi," ucapnya sambil menyerahkan.
Siska hanya mengangguk dan langsung pergi menyusul intan,Lala dan Ayu.
Sedangkan Asrar ia turun untuk mengambil wudhu dan sholat isya.
Kelas pun dimulai dan kiyai tidak bisa hadir digantikan ustadz Aji. Ustadz Aji tak mendapati Asrar dibarisan manapun dan bertanya.
"Asrar mana?" tanyanya.
" Dia tidak masuk kel-"
" Hadir," ucapnya membuat seisi kelas terkejut dan memandang Asrar.
"Asrar katanya kamu tidak enak badan?" tanya Siska.
"Ada orang yang mencari ku, mana mungkin aku tidak datang," jawabnya dengan suara tanpa nada.
Asrar duduk dibarisan paling belakang sehingga ketika ia menulis tidak terlihat oleh ustadz Aji.
"Asrar berani-beraninya kamu tidur di kelas saya," seru ustadz Aji yang melihat Asrar membungkuk kelantai.
Asrar yang mendengar kalimat itu langsung duduk tegak dengan mata yang penuh ketidak sukaan.
"Ustadz, jika ustadz tidak suka keberadaan saya di Kelas ini bilang saja, saya akan pergi dari sini. Dan Asal ustadz tau saya tidak tidur saya sedang mencatat kata penting dari penjelasan ustadz, hadeh ..saya jelaskan pun tidak ada gunanya, saya permisi Assalamualaikum," ucap Asrar kemudian pergi.
Ustadz Aji terteguh melihat Asrar yang marah lagi kepadanya. Para santri tidak berani untuk memanggil ustadz karena dia sedang kesal.
Ustadz Aji sadar dan kembali mengajar.
"Apa-apaan itu tadi, kenapa ustadz Aji selalu salah sangka kepadaku," ucap Asrar kesal.
"Eh tunggu," langkahnya terhenti.
"Mungkin ini cara ustadz Aji agar aku tidak mengejar dia, wah kalau begitu aku tidak akan mundur aku akan tetap melangkah maju, ustadz Aji aku akan membuatmu meminta maaf langsung kepadaku," seru Asrar senang.
Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 PM, semua santri telah kembali dari kelasnya.
"Haduh si Asrar enak tidur lebih awal," ucap Ayu yang melihat Asrar Tertidur pulas.
"Sttt," balas Intan.
"Tadi kalian liat tidak raut wajah ustadz Aji saat Asrar pergi meninggalkan kelas, mukanya seperti orang mau nangis," sela Lala.
Asrar mendengar itu terbangun bibirnya tersenyum dan kembali tidur
" Ia, sepertinya dia sedih," balas Ayu.
"Sudah-sudah kita langsung tidur, besok harus sekolah kan," ucap Intan.
Mereka berempat pun pergi tidur, namun Intan dan Siska masih terjaga, dan saling bertatapan.
"Apa kamu semikiran?" tanya Siska.
"Yah, ustadz Aji mulai menaruh rasa pada Asrar," jawabnya.
"Tapi itu tidak mudah untuk mereka berdua," sambungnya lagi.
"Maksudnya?"
"Kiyai dan nyai," jawabnya membuat suasana hening seketika.
"Kita doain aja, semoga Asrar berjodoh dengan ustadz Aji," ucap Siska.
"Amiin,"
Mereka pun Tertidur dari panjangnya percakapan.
Malam telah larut, namun ustadz Aji masih terjaga, pikirannya masih mengingat kejadian Asrar menangis dan pergi dari kelasnya.
Hatinya kacau, terasa sesak saat Asrar menangis namun ia masih saja tidak menyadari perasaan itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!