NovelToon NovelToon

IJINKAN AKU MENCINTAIMU

IJINKAN AKU MENCINTAIMU Episode 1

Devano Bramantyo membuka pintu rumah, biasanya ia disambut oleh senyum manis Aira, istrinya. Tapi suasana rumah begitu gelap. Devan begitu panggilan pria berusia dua puluh tujuh tahun itu, sedikit termenung.

'Apa-apaan ini. Mana wanita itu. Kenapa dia biarkan rumah dalam keadaan gelap begini!' geramnya dalam hati.

Devan sepertinya melupakan sesuatu. Ia mencari tombol lampu di sekitar dinding. Memencet dan lampu menyala. Sepi. Kesan pertama yang dirasakan pria bertubuh atletis itu. Matanya yang tajam mengedar, menatap sekeliling.

"Aira!" Teriaknya memanggil.

Tak ada sautan. Pria itu makin bingung. Belum pernah ia diperlakukan seperti ini. Wanita yang telah menjadi istrinya selama beberapa bulan ini, selalu menyambut dirinya. Walau bagaimanapun pria itu menanggapi acuh wanita itu.

Devan lupa. Tadi pagi ia mengusir wanita pemujanya itu dengan tamparan keras di pipi. Selama enam bulan bertahan tanpa cinta sang suami. Aira menyerah. Gadis yatim piatu itu berhenti memuja pria idamannya selama ini.

Bagi Aira. Devan adalah pangeran yang ia rindu dan idamkan. Semenjak pertama kali melihat pria tampan itu datang ke panti tempat ia berada dan mengajar di sana. Orang tua Devan adalah salah satu donatur terbesar di sana. Linda, ibunda Devan, langsung menyukai gadis cantik dan baik hati itu.

Kedua orang tua Devan tidak mempermasalahkan status Aira. Malah ibunda Devan sangat mendukung pernikahan mereka.

Pria itu mengingat, bagaimana sang ibu meminta kesediaannya Untuk menikah dengan gadis yang tidak ia kenali.

"Kamu mau ya, menikah dengan Aira," pinta Linda dengan penuh harap, saat itu.

Devan yang memang tidak pernah membantah permintaan ibunya, tak kuasa menolak. Padahal saat itu ia sedang mengincar Adinda, model ternama yang menjadi brand ambassador perusahaan miliknya.

"Apa Mama yakin menikahkan ku dengan gadis yatim piatu itu?" Tanya Devan sinis, "kita bahkan tidak tahu asal usulnya."

Devan sangat ingat bagaimana Linda ibunya langsung terdiam. wanita itu tak menyangka putra yang ia didik dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut. Sangat bertolak belakang dengan sikap yang selalu diajarkan oleh wanita berusia setengah abad lebih itu.

"Apa kau tak tahu siapa Mama mu ini, Nak?!" Tanya wanita setengah baya uang masih terlihat cantik itu gusar.

Devan terlupa, siapa ibu yang melahirkannya itu. Sedikit menunduk. Pria itu tersadar akan kesalahannya. Ya, ibunya juga yatim piatu dan berasal dari panti asuhan yang sama dengan gadis yang hendak dijodohkan dengannya.

"Papa mu justru yang lebih dulu menyukai Mama mu yang anak yatim-piatu ini. Beliau berjuang keras membuktikan kepada kakek nenekmu, untuk menerima Mama," lanjut Linda dengan suara bergetar.

"Maaf Ma. Bukan maksud, Devan begitu."

"Baiklah, Mama tidak memaksa. Terserah kamu. Jika kamu menolak. Biar Aira Mama jodohkan dengan sepupumu Ken," ujar Linda sambil menghela napas. "Setidaknya, Ken akan menuruti apa perintah Mama."

Devan tertegun. Ia tahu siapa itu Ken Bima, sepupunya. Belum lama ini, anak dari paman Rio dan bibi Sinta, telah sangat banyak merebut perhatian kedua orang tua Devan. Pria yang hanya beda satu tahun lebih muda darinya itu, langsung mendapat kepercayaan untuk memimpin usaha perhotelan milik papanya. Bibi Sinta merupakan adik kandung dari papanya, Rehan Bramantyo.

"Aku bersedia menikah Ma!" Teriak Devan lantang menyetujui permintaan mamanya. Pria itu tak mau kalah.

Linda hanya tersenyum. Ia sangat tahu jika putranya itu tidak mau kalah dengan sepupunya. Walau sedikit ia ragu akan keputusannya menjodohkan Aira dengan sang putra.

Linda yakin, Devan akan bahagia dengan keputusannya nanti.

Bersambung.

Next nggak yaa... Author janji... Yang ini bakalan panjang episode nya.

IJINKAN AKU MENCINTAIMU 2

Hari itu sepasang manusia telah menjadi suami istri. Aira sangat bahagia sekali telah bersanding dengan pria idamannya. Sedangkan Devano hanya bisa memasang ekspresi kaku. Pria itu agak merapatkan rangkulan di pinggang istrinya, saat Ken, sepupunya datang memberi selamat. Entah apa yang dipikirkan oleh pria itu.

Malam berlalu. Pesta telah usai. Wajah lelah terpancar dari kedua pasang pengantin. Aira tersenyum bahagia. Sayangnya. Hanya Aira saja yang berbahagia. Tapi, tidak Devan.

"Jangan berharap lebih dari ku! Dan jangan berharap ada malam pertama dan malam seterusnya. Aku tidak akan menyentuhmu!" Seru Devan dingin.

Aira termangu. Ia bingung. "Maksud Kakak?"

"Panggil aku Tuan muda!" Sentaknya memberi titah. "Ingat. Aku bukan Kakakmu!"

Aira terdiam. Matanya berkaca-kaca. Ia tak menyangka akan diperlakukan dengan kasar. Oleh lelaki yang ia cintai.

'Ah ... ini salahku. Aku yang memaksanya untuk menikah denganku. Tidak apa-apa. Aku pastikan ia jatuh cinta kepada ku,' Aira bermonolog dalam hati.

Tapi hari-hari berlalu. Perlakuan kasar dan dingin selalu gadis itu dapati. Bahkan ketika Devan membawanya ke rumah baru. Ia harus tidur di kamar pelayan. Hanya beberapa kali ia tidur bersama dengan pria yang jadi suaminya, ketika kedua orang tua Devan datang menginap.

Aira tetap bertahan. Dengan penuh cinta dan kasih sayang. Gadis itu tetap melayani suaminya dengan baik. Bahkan, Aira tidak berkeberatan Devan tidak menyentuhnya. Bahkan Devan juga tak memberinya uang sepeserpun untuk keperluan rumah tangga.

Aira tetap memasak untuknya. Aira tetap bekerja mengajar di panti tempatnya dulu tinggal. Jadi dari uang pendapatan bulanan yang ia peroleh. Aira pergunakan untuk keperluan di rumah itu. Hanya listrik saja yang Devan bayar.

Kekasaran Devan makin menjadi. Hal ini dipengaruhi oleh Adinda, sang model yang menyatakan ketertarikan pada pimpinan perusahaannya itu. Devan yang memang dulu sangat mengincar sang model. Langsung membuka peluang wanita seksi itu untuk mendekatinya.

Seperti malam ini. Devan mengajak Adinda untuk berkencan. Wanita itu langsung menerima ajakan pria tampan dan mapan itu.

"Sayang ...," panggilan mesra dari sang wanita idaman membuat pria itu melambung.

Terlebih dengan berani, Adinda memeluk dan menggelayut manja, merangsang tubuh atletis pria tampan itu.

"Sayang," napas Devan menderu.

Sebuah pagutan menyerang bibir kenyal pria itu. Devan sontak menerima pagutan itu. Mereka berciuman sangat dalam bahkan saling menuntut.

Tangan Devan mulai bergerilya. Menjamah dan meremas apapun tubuh sintal wanita dalam rengkuhannya itu.

Bibir Devan makin ke bawah. Baru saja ia ingin memberikan tanda kepemilikan di leher jenjang wanita idamannya. Ponselnya berdering sangat keras hingga mengagetkan keduanya.

Kepala Devan menjauh dari leher Adinda. Tapi, wanita itu telah mendapat poin untuk membangkitkan gairah laki-laki di depannya. Inti dari pria itu telah menegang. Adinda menggesekkan perut yang merasakan kelelakian itu. Devan menahan erangan.

Pria itu menatap netra wanita di dalam kukungannya sayu. Wanita itu menuntut lebih. Hingga menggesek kembali intinya yang telah berdiri. Mulut Adinda yang terbuka begitu menggoda Devan untuk merengguknya.

Tapi, baru saja pria itu menurunkan wajahnya. Ponselnya lagi-lagi berdering.

"Shit!" Makinya kesal. Devan lupa men-silent ponselnya.

Ia melepas rengkuhan dan menjauhi wanita yang telah menaikkan hasrat lelakinya itu.

"Halo!" serunya marah.

Bersambung

Wah ... Siapa yang nelpon Devan ya?

hai ini karya ke tigaku boleh disimak dan dijadikan novel idola

IJINKAN AKU MENCINTAIMU 3

"Halo!" serunya marah

".Kenapa kamu marah. Cepat pulang!"

"I-iya Ma," suara lemah Devan membuat kerutan di kening Adinda.

"Siapa Sayang?" tanya wanita itu.

"Mamaku," jawaban datar dari prianya, membuat Adinda tak lagi memperpanjang pertanyaannya.

Wanita itu sangat tahu. Bagaimana Devan sangat hormat dan menyayangi mamanya. Adinda tidak mau ambil resiko. Ia sangat tahu diri kedudukan wanita setengah baya itu di diri Devan.

"Baiklah. Mungkin lain kali sayang," ujar Adinda sambil mengecup sekilas bibir Devan

Devan tersenyum. Mereka berciuman kembali. Namun lima menit kemudian mereka menyudahi aktifitasnya. Kemudian pulang.

Semenjak malam itu. Devan selalu bertemu dan mengajak kencan romantis Adinda. Walau hanya sekedar ciuman saja. Tampaknya Devan harus menahan gejolak birahinya untuk melakukan penyatuan pada wanita seksi nan cantik itu.

Itu di karenakan, Linda sang ibu menyebar mata-mata untuk membuntuti dan memberi tahu kelakuan putra kesayangannya itu.

Selama Devan berkencan dan gagal bercinta. Setiap pulang ke rumah. Yang jadi sasaran kemarahan pria itu adalah Aira.

"Dasar wanita tak tahu malu!"

"Jangan menggangguku!"

"Hentikan tatapan memujamu itu! Aku jijik menerimanya!"

Dan serentetan makian kasar, Aira terima dengan senyuman. Gadis itu tetap menyambut suaminya dengan kasih sayang tulus. Menatap prianya dengan penuh cinta dan memuja. Menyiapkan segala keperluannya dengan ceria tanpa ada satu keluhan pun.

Hingga satu malam. Aira mendapat noda lipstik di baju suaminya. Gadis itu tak tahan untuk bertanya.

"Lipstik siapa ini?" Devan menoleh. Melihat kemeja bernoda itu.

"Aku tak pernah pakai lipstik," ujar Aira lagi lirih.

"Itu lipstik kekasihku. Kenapa?" Tanya Devan acuh.

Air mata Aira yang selama ini tertahan jatuh. Gemuruh dadanya yang sesak mulai membuncah.

"Kenapa K- eh Tuan muda lakukan ini?" Tanyanya dengan suara pelan tapi bergetar.

"Untuk apa kau tanya? Apa hak mu untuk bertanya!" Seru Devan tak terima.

"Aku istrimu," jawaban Aira memancing amarah pria yang baru menikahinya selama enam bulan ini.

"Istri?! Sejak kapan Aku, menerimamu sebagai istriku!" Sentak Devan emosi.

Sorot mata dingin dan tajam, membuat tubuh Aira bergetar takut.

"Kau bukan istriku. Kau itu cuma budak!" Sergah Devan menghina Aira.

Tiba-tiba Devan menyeret tubuh Aira kasar. Ia menghadapkan tubuh gadis itu ke depan cermin besar di kamarnya.

Devan memegang bahu Aira dengan kuat, hingga gadis itu meringis menahan sakit.

"Kau lihat di depan sana. Apa dirimu yang menjijikan ini pantas untuk jadi istriku!" ujarnya sarkas.

Air mata Aira langsung berderai membasahi pipinya yang halus.

"Wanita yang tidak tahu asal usulnya, mana pantas bersanding denganku!" Lanjut pria itu kasar.

Devan mendorong tubuh Aira sedikit kuat. Tubuh gadis itu terjajar kesamping. Aira mengigit bibirnya menahan Isak.

"Pergi kau dari hadapanku!" Devan mengusir Aira.

"Ta ..."

Plak!

Belum selesai ucapan Aira. Gadis itu dihadiahi tamparan keras.

"Pergi!" Devan mengusirnya.

Mendapat perlakuan kasar untuk pertama kalinya. Cinta yang bersemayam dalam dada gadis itu, terbang laksana abu. Matanya yang menyorot kagum pada pria di hadapannya itu. Mendadak nanar dan berubah menjadi benci.

Devan geram melihat Aira yang masih bergeming.

Dengan langkah gusar, ia meninggalkan Aira yang mematung sambil menahan Isak.

Sepeninggalan Devan. Aira menghapus kasar air mata yang membasahi wajahnya. Dengan gerakan pasti. Ia membuka cincin kawin pemberian Devan. Wanita itu hanya membawa tas kecil berisi baju yang ia bawa di awal ke rumah ini. Semua baju pemberian ibunya Devan ia tinggalkan begitu saja.

Dengan langkah bergetar. Aira meninggalkan rumah. Rumah yang penuh makian. Tidak ada kasih sayang di dalamnya. Rumah setengah neraka. Begitu julukan yang gadis itu berikan, pada tempat di mana ia pernah tinggal.

Aira melangkah. Semakin lama semakin jauh dan menghilang dari tempat itu, setelah gadis itu menaiki angkutan umum yang kebetulan lewat.

Bersambung

Uh ... Kemana Aira...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!