Jam sudah menunjukan pkl.23:20 seorang gadis tengah berjalan sambil menggerutu di depan minimarket lantaran Dompet nya yang ketinggalan dirumah.
Yah Chaca yang kelaperan karena tidak ada orang di rumahnya terpaksa keluar rumah untuk membeli makan. Namun sialnya malah dompetnya tertinggal. Setelah kembali bolak balik dari rumah ke super market Chaca pun kembali pulang lagi.
"Sial sial siaalll." Kesal Chaca menendang nendang batu. "Berasa kaya anak yatim gue kalo begini." Gerutunya sambil berjalan kembali menuju rumahnya dengan membawa kantong plastik berisi mie instan dan cemilan.
"Apa apa sendiri! Cari makan sendiri, tidur sendiri, dirumah sendiri, gak sekalian aja gue cari duit sendiri." gerutunya.
"Mau abang temani gak neng, biar gak sendiri." Ucap seorang preman yang tiba tiba menghadang jalan Chaca.
"Gak terimakasih!" Ucap Chaca lalu berusaha pergi namun tangan nya malah di cekal oleh preman itu.
" ayolah abang temani." ucap preman lagi.
"Gue bilang enggak ya enggak, budeg ya kuping lo." pekik Chaca sambil menghempaskan tangan preman itu.
"Wooo ... galak juga ternyata!" Ucap preman itu sambil tertawa. "Tapi abang suka kok yang galak galak agresif yuk main sama abang." katanya lagi.
"Lepas! lepasin gak, tolongggg ..." Chaca berteriak namun tidak ada seorang pun yang lewat. Padahal biasanya di depan komplek nya itu banyak pedagang kaki lima. Namun karena aturan larangan pemerintah akhirnya pedagang pedagang itu tak lagi mangkal di pinggir jalan itu.
"Toloonggg ...!" Teriaknya lagi namun preman itu semakin menariknya. "Lepasss lepasin tolonggg."
"Mamaaa papaaaa toloooonggggg." Teriak Chaca sambil menangis, sekelibat bayangan masa lalu muncul kembali di otaknya membuat tubuhnya semakin bergetar.
"Gak usah teriak - teriak neng, abang jamin pasti kamu akan suka," kata Preman itu lagi namun, tiba - tiba seseorang datang dan langsung menendang preman itu hingga ia terjerembab ke tanah.
"Sialan!" Ucap preman itu langsung bangun dan balik menyerang orang yang telah menendangnya. Namun ternyata orang itu lebih jago bela diri pada dirinya. Hingga membuat wajahnya babak belur dan tangan kaki nya patah.
"Pergi dari sini atau saya panggilkan polisi." Ucap orang itu dengan nada dingin dan datar.
Tanpa berfikir panjang preman itupun langsung lari terbirit - birit daripada lebih ancur lagi.
"Kamu gapapa?" tanya orang yang telah menolong Chaca dengan lembut namun Chaca hanya menggeleng dan masih membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya sambil menangis.
"Hey, preman nya sudah pergi, kenapa masih menangis?" Tanya orang itu lagi. Namun Chaca masih tidak mau berhenti menangis, mau tak mau orang itu ikut berjongkok di depan Chaca dan memeluknya.
Seketika itu juga hati Chaca terasa hangat di pelukan pria asing itu. Chaca merasa aman dan nyaman. Setelah beberapa saat Chaca baru mendongakan wajahnya untuk menatap wajah pria asing yang membuat hatinya tenang itu.
Deg!
Jantung Chaca berdetak semakin cepat, bukan karena takut tapi karena terpesona akan ketampanan pria asing di depan nya ini.
"Sudah lebih baik?" Tanya sang pria asing itu membuat Chaca langsung menganggukan kepalanya.
"Terimakasih." Ucap Chaca sambil menghapus air matanya.
"Hemm, dimana rumah kamu, biar saya antar." Ujar pria asing itu dengan wajah datar nya.
"Eh, gak usah saya bisa pulang sendiri," jawab Chaca menolak halus namun malah membuat pria asing itu mendengus kesal.
"Biar di hadang sama preman lagi?" cibir nya kepada Chaca.
"Aku tuh cuma gak mau ngerepotin om lagi." jawab Chaca sedikit memanyunkan bibirnya.
"Gak ada yang merasa di repot kan." Ujar pria asing itu kepada Chaca seraya berdiri dari posisi jongkoknya.
"Ta tapi om ..." ujar Chaca merasa tidak enak.
"Gak ada tapi - tapian. Udah ayo." Pria asing itu menggandeng tangan Chaca untuk memasuki mobilnya dan mengantarkan Chaca pulang.
Hanya butuh waktu beberapa menit saja mobil yang di tumpangi Chaca kini telah sampai di depan pintu gerbang rumahnya.
"Terimakasih om." Ucap Chaca dengan tulus lalu ia segera turun dari mobil.
"Lain kali jangan suka keluyuran tengah malam lagi," ucap sang pria asing dengan nada dingin nya.
"Yaa ... aku tuh bukan keluyuran, tapi karena laper makanya keluar buat cari makan." Sungut Chaca kesal.
"Kamu tinggal sendiri?" Tanya nya tanpa peduli dengan gerutuan Chaca.
"Enggak! aku tuh punya keluarga tapi kaya anak yatim." kesal Chaca keceplosan padahal ia type orang yang sangat tertutup dengan yang menyangkut urusan pribadi. Bahkan sahabat sahabatnya saja tidak ada yang tau, dia anak siapa dan rumahnya dimana.
"Jangan memanyunkan bibir seperti itu, cepatlah masuk dan jangan terlalu sering makan mie instan." ucap pria itu dan langsung pergi meninggalkan Chaca yang masih mematung di depan gerbang rumah nya.
"Dasar om om sok perhatian." gerutu Chaca lalu ia masuk kedalam rumah.
Chaca Anindita, seorang gadis cantik dan periang juga baik hati. Meskipun Chaca hidup bersama dengan keluarganya namun ia selalu merasa sendiri dan kesepian, lantaran ibu kandungnya yang tidak pernah menganggapnya sebagai anak, membuat chaca tumbuh menjadi sosok gadis kuat dan tegar.
Chaca sangat pandai dalam hal menutupi perasaan nya, walau ia terlihat bar bar dan tegar jarang menangis, namun saat ia sendiri ia selalu meluapkan keresahan hatinya yang hanya ia sendiri yang merasakanya.
Sejak pertemuannya dengan om ganteng barusan, membuat Chaca semakin penasaran dengan orang itu, Chaca yang sangat menyukai tantangan merasa sangat tertantang untuk mendekati sang laki laki tadi.
'Gue harus dapetin dia. Ya Allah kalau memang dia jodoh Chaca pertemukan lagi ya Allah, pertemukan kami lagi.' gumam Chaca sambil tersenyum sendiri.
'Eh kok gue malah ke kamar yah, bukanya gue laper tadi, Haisss .." Ujar Chaca yang malah memasuki kamarnya bukan dapur.
Karena merasa laper nya sudah hilang, akhirnya Chaca tidak jadi memasak mie instan. Chaca langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur besar miliknya sambil terus membayangkan sosok wajah om ganteng yang telah membantunya.
'*Astaga, kenapa gue kepikiran terus sih sama tu orang."
'Inikah yang dinamakan Jatuh cinta pada pandangan pertama." Gumam Chaca pada dirinya sendiri sambil tersenyum.
Lama Chaca asik dengan lamunan dan haluan nya terhadap om ganteng itu, Chaca pun akhirnya tertidur dalam lamunan nya.
To Be Continue 😊
Hay hay hay,, Kita mulai dari disini yaa kisah om dimas sama Chaca nya 😘
Mungkin disini nanti akan lebih rumit daripada Jenar yah, jadi mohon siapkan kata2 bijak kalian untuk menghujat 💃💃💃
Mungkin emang beberapa part ulangan dari waktu mereka masih di cerita Jenar gapapa yah.
Mommy akan bahas dari awal disini, tentang Chaca yang memperjuangkan om duda sampai hingga membuat om duda klepek klepek, sesuai judulnya.
*Mengejar Cinta Om Duda*
Chaca sedang asik bersantai membaca Novel di dalam kamarnya.
Namun suara pintu terbuka mampu mengalihkan pandangannya dari buku Novel.
Chaca mendongakkan kepalanya dan melihat Lana memasuki kamarnya lalu berdiri di depan ranjangnya.
"Chaca, nanti ikut mama ke JF resto," ucap Lana tiba tiba.
"Ada apa mah? tumben mama ngajak Chaca?" tanya Chaca malas.
"Mama akan mengenalkan kamu dengan anak temen bisnis mama," kata Lana membuat Chaca terkejut.
"What! gak mau, Chaca gak mau!" pekik Chaca menolak.
"Mau gak mau kamu harus mau." Tegas Lana dengan menatap Chaca dengan tajam.
"Kenapa harus Chaca mah? kenapa bukan kak Leona saja. Dia kan lebih tua dari Chaca kenapa mesti Chaca coba?" tanya Chaca tak habis fikir.
"Kakak kamu sudah punya Pacar," jawab Lana santai.
"Chaca juga sudah punya pacar mah." Pekik Chaca dengan kesal.
"Hahaha, mama gak percaya! Pokok nya kamu harus ikut mama titik." ucap Lana lalu pergi meninggalkan kamar Chaca.
Seperginya Lana, Chaca langsung menghampiri Leona yang berada di kamar sebelahnya.
"Kenapa kak?" tanya Chaca menahan kesal saat melihat Leona sedang bersantai dengan cutek cutek nya.
"Kenapa apa nya?" tanya Leona malah balik bertanya.
"Kenapa harus aku," tanya Chaca lagi.
"Karena cuma lo yang pantes," kata Leona santai namun menohok hati Chaca. "Udahlah, terima aja, dia baik kok duitnya banyak pula." sambung nya.
"Gue gak butuh duit kak!" teriak Chaca dengan kesal.
"Hahaha basi tau gak mulut lo, udah lah sana sana pergi dari kamar gue,l!" Leona mengusir Chaca agar keluar dari kamarnya.
***
Leona, Faris(ayah Chaca) dan Lana (mama Chaca) berangkat duluan dengan menggunakan mobil, sedangkan Chaca lebih memilih menggunakan motornya.
Yah sedari kecil Chaca sudah di beda bedakan oleh sang mama nya, Lana selalu menyanjung - nyanjung Leona daripada Chaca.
Saat Chaca tiba di JF resto, Chaca melihat Hanna dan Arlan sedang menikmati diner nya. Karena ia sangat malas menemui anak temen orang tua nya, akhir nya ia memilih bergabung dengan Hanna dan Arlan, meskipun harus membuat temen nya jengkel.
Setelah beberapa saat Chaca pun memilih pergi dari meja Hanna dan Arlan. Ia memilih pulang namun sialnya saat sampai di depan Resto, Chaca malah bertemu Leona yang sedang menggandeng kekasihnya.
"Oh hai, adikku tersayang," sapa Leona halus dan lembut kaya Tahu susu.
Chaca tidak menjawab ia memilih pergi begitu saja namun tangan nya di cekal oleh Leona. "Lo pasti belum ketemu kan sama anak temen papa?" tanya Leona.
"Gak perlu, gue gak mau!" ucap Chaca menarik tangan nya lagi namun Leona menahan nya dengan kuat.
"Lo harus mau, Ayo gue anter," kata Leona dengan senyum smirk nya.
"Gak mau, lepasin gue kak Lepasin," pekik Chaca memberontak. Namun Leona tak mau kalah ia juga terus menarik tangan Chaca hingga mereka terjadi tarik menarik, sedangkan Johan kekasih Leona bingung harus bagaimana melerai mereka berdua.
"Ayo ikut gue!" ucap Leona menarik terus tangan Chaca.
"Gak mau! lepasin gue, gue mau pergi gue gak mauu." Teriak nya lagi hingga membuat orang berbisik melihat mereka berdua bertengkar dan di lerai oleh satu pria, mereka mengira bahwa Leona dan Chaca sedang berebut pacar.
Hingga akhirnya Chaca tak sengaja mendorong Leona hingga ia terjerembab ke tanah. Bertepatan dengan Lana yang keluar dari Restauran untuk mencari keberadaan nya.
"Chaca apa yang kamu lakukan sama kakak kamu Hah!" Teriak Lana tidak terima Leona di dorong hingga jatuh seperti itu.
"Mah, a aku aku tidak sengaja mah." jawab Chaca jujur namun Leona lebih pintar berakting di depan Lana.
"Mama ... sakit banget hiks hiks lutut Leona berdarah." ujar Leona memegang lututnya yang sedikit berdarah.
"Kamu itu memang anak tidak tau diri ya, dasar anak tidak tau di untung!" seru Lana menjambak rambut chaca.
"Mama kenapa selalu pilih kasih sih sama aku dan kak Leona. Aku kan juga anak mama, kenapa mama selalu lebih percaya dan mementingkan kakak daripada Chaca mah kenapa?" Teriak Chaca menangis.
"Karena Kamu itu anak pembawa Sial." ucap Lana penuh penekanan.
"Tapi aku juga anak mama! mama gak bisa kaya gini ke Chaca, bukan mau Chaca kalau Chaca bawa sial." Teriaknya lagi sambil menangis.
"Kamu itu bener bener anak tidak tau diri ya. Tidak tau berterimakasih, dari tadi kami sudah menunggu kamu di dalam tapi ternyata kamu malah disini menyiksa kakak kamu hah! pekik Lana lagi.
"Chaca gak ada niat sama sekali buat nyakitin kakak, Chaca juga sayang sama kakak, gak mungkin Chaca mau nyelakain kakak mah," Ujar Chaca melemah.
"Bohong mah! tadi chaca sengaja dorong Leona agar Leona jatuh mah. Chaca cemburu dan marah karena mama lebih sayang smaa Leona." ujar Leona mengompori Lana.
Lana mendorong tubuh Chaca hingga membuatnya terjerembab ke belakang bertepatan dengan mobil yang baru memasuki kawasan resto.
"Aaaaaaaaa ..." Teriak Chaca kencang membuat seluruh orang yang berada di dalam restauran berhambur keluar termasuk Faris dan rekan kerjanya.
Bruukkkk...
Tubuh Chaca sedikit terpental, untung saja mobil itu berjalan pelan. Andai laju sedikit lagi pasti tubuh chaca akan terpental jauh dan membuat luka semakin parah.
"Chaca ...!" Teriak Hanna yang langsung berlari saat mendengar suara jeritan Chaca. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat Chaca sudah terbaring lemah di lantai dengan bersimpah darah.
"A telfon ambulan A, cepetan ..."jerit Hanna sambil menangis kepada Arlan.
Arlan yang hendak menelfon ambulan ia urungkan kala melihat seseorang yang keluar dari dalam mobil yang menabrak Chaca.
"Abang ..." kata Arlan lirih tak percaya.
"Lo bawa mobil." ucapnya lalu segera mengangkat tubuh Chaca dan memasukkan nya kedalam kursi belakang.
"Buruan A." Kata Hanna yang langsung masuk kedalam kursi depan samping pengemudi.
Jangan tanya bagaimana reaksi Lana dan Leona, mereka hanya diam tanpa ekspresi.
"Aku gak nyangka kamu sejahat itu Le," ucap Johan dingin dan langsung pergi meninggalkan Leona.
"Jo, aku bisa jelasin semuanya. Johan ..." Teriak Leona namun tidak di dengar oleh Johan.
Bersambung******
Sudah terhitung tiga hari Chaca berada di rumah sakit, tapi sang mama tidak ada sekalipun datang menjenguknya membuat Chaca tersenyum getir, Selama di rumah sakit hanya papanya lah yang datang menjenguk nya dan membawakan nya makanan, juga Hanna dan Nayla selalu setia menemani Chaca dan menghibur Chaca.
"Emmtt Cha, gue penasaran tau pengen nanya sesuatu tapii,,," Hanna menggangung ucapan nya karena bingung harus bicara bagaimana.
"Ngomong aja Han, santuy," ujar Chaca sambil makan Jeruk.
"Dia beneran ibu kandung kamu kan Cha?" tanya Hanna pelan membuat Chaca terkekeh.
"100% kandung Hanna, santuy aja sih nanya nya gak perlu setegang itu," jawab Chaca.
"Tapi kok ibu kamu kaya gitu sih, tega banget sama kamu," sekarang giliran Nayla yang bertanya membuat Chaca menghela nafasnya pelan.
"Gue emang anak kandung nyokap gue, tapi gue bukan anak kandung bokap gue," ucap Chaca pada akhirnya menceritakan asal usulnya, Cerita yang selama ini ia simpan rapat rapat, yang membuat hatinya terasa sesak, kini ia putuskan untuk berbagi dengan kedua sahabatnya.
"Hah," pekik Nayla dan Hanna bersamaan.
"Saat umur Leona 3 tahun, mama dan Leona pergi ke taman hiburan dan Saat itu mama di perkosa oleh seseorang hingga buat mama Hamil, mama mengalami Trauma berat akibat pelecehan itu, hingga akhirnya lahirlah gue, mama semakin ngebenci hidupnya tapi papa masih tetep sabar dan nerima nyokap gue, bahkan disaat nyokap tidak mau nerima kehadiran gue, papa dengan tangan terbuka selalu ngerangkul gue dan memberikan kasih sayang yang tulus sama gue," ujar Chaca tanpa sadar membuat Hanna dan Nayla menitikkan air mata.
"Papa masih tetep nerima mama karena papa sangat mencintai mama, hingga saat gue umur 2tahunan mama udah mulai sembuh dari depresi nya, tapi lagi lagi ia selalu melampiaskan kemarahan nya sama bola kandung gue ke gua, maka dari itu sejak kecil gue selalu di beda bedakan sama Leona,walau kami sama sama anak kandung mama, tapi Leona memiliki status yang jelas, sedangkan gue cuma anak Haram," ujar Chaca tertawa getir.
"Chaca," Nayla dan Hanna langsung merangkul tubuh Chaca dengan erat, mereka tidak menyangka bahwa Chaca yang selalu ceria tegar dan bar bar ternyata memiliki sisi kelam seperti ini.
Terkadang seseorang memang harus pura pura bahagia untuk menutupi luka yang ada.
"Hey, kenapa kalian nangis sih hahahaha," ucap Chaca tertawa tapi tak urun air matanya juga menetes.
"Kita sahabat cha, selama nya akan jadi sahabat ya, apapun yang kamu rasain, kami akan selalu ada buat kamu," ucap Hanna tulus di balas anggukan oleh Nayla.
"Duhhh kalian buat gue kangen nih sama Jenar, gimana ya Honeymoon dia," kata Chaca mengalihkan pembicaraan agar tak mellow lagi.
"Eh iya ya, gimana kalau kita VC?" kata Hanna.
"JANGAN," pekik Nayla dan Chaca bersamaan.
"Dihhh kalian kompak banget sih ah," ujar Hanna cemberut.
"Kalau kita VC dia kita akan ganggu proses pembuatan Jenar vs Arya junior," ujar Chaca terkekeh.
"Oh iya Han, kok kamu bisa di Restoran itu sih saat Chaca kecelakaan?" tanya Nayla yang memang belum tau perihal jadian nya Hanna dan Arlan.
"Hemmm itu Nay, heemm anu," Belum menjawab pertanyaan Nayla sudah membuat pipi Hanna memerah merona mengingat moment moment romantis di restoran kemarin.
"Dia abis ngedate sama tuan Asisten," ucap Chaca santuy,"Dan kayaknya udah ada yang lepas masa Jomblo nya ini," katanya lagi.
"Hah seriusan Han?" tanya Nayla heboh dibalas anggukan malu malu oleh Hanna.
"Cieee, boleh kali ah Pjj nya hahahhaa," ucap Chaca senang di sambut oleh Nayla.
"Nanti kalau Jenar udah pulang, gimana kalau kita makan makan berempat," kata Nayla memberikan ide.
"Boleh juga tuh, tapi kapan ya kira kira si Jenar baliknya?" gumam Hanna.
"Cowok lo kan asisten laki nya si Jenar kenapa gak lo tanya aja sih," gemas Chaca.
"Nah, kenapa aku gak kepikiran yah," ujar Hanna terkekeh.
"Emang dasar LOLA," cibir Nayla.
"Gapapa yang penting gak JOMBLO," jawab Hanna menekankan JOMBLO, membuat Nayla dan Chaca berdecak.
"Sialan emang lo mentang mentang udah gak Jomblo, seenaknya aja nyindir," ucap Nayla melempar kulit jeruk ke Hanna.
"Hahaha," Hanna hanya tertawa menanggapi kekesalan Nayla.
Chaca merasa sangat bahagia semenjak memiliki
ketiga sahabat yang selalu menemaninya, sebelum sebelumnya Chaca sangat jarang memiliki teman, karena teman Chaca hanya mau lantaran Chaca anak Faris, membuat Chaca malas memiliki teman yang hanya akan menjilat nya saja.
Tapi kedatangan Jenar sangat berbeda bagi Chaca, sifat Jenar yang polos dan apa adanya, serta Hanna dan Nayla membuat Chaca beruntung dan tidak merasa sendiri lagi.
💃💃💃
Beberapa Part Awal memang hanya salinan dari Jenar yah,,,
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!