Aku pun hanya tersenyum dan mengangguk, entahlah harus bereaksi seperti apa, aku sendiri masih harus banyak belajar, belajar mengenal suamiku, ibu mertuaku secara baik agar aku paham segala sesuatu yang disukai ataupun tidak.
Suamiku pun membimbingku untuk mengarungi malam pertama kami, dari cara dia memperlakukanku sepertinya dia sangat paham tidak seperti diriku yang hanya main insting dan naluri saja, maklum aku masih belum petnah pacaran secara intim walau aku pernah juga punya pacar meski hanya jalan bareng atau ngobrol saja tidak lebih.
Suamiku tersenyum nampak sangat bahagia dan puas sesudahnya.
" Terima kasih", Ucapnya setelah selesai mengecup keningku lama.
" Tidurlah, nanti kita lanjutkan lagi", Bisiknya lagi, di telingaku kemudian merengkuhku penuh hangat.
Pagi harinya setelah bangun rasanya aku lesu sekali, sangat lesu bahkan lemas, tapi tidak dengan suamiku dia nampak segar dan bahagia.
" Bu, hari ini rencananya sku sama Menur mau tilik pakde bu, apa ibu mau ikut?", Tanya mas Yoga pada ibu mertuaku.
" Ndak dulu mas, lain waktu saja, masih banyak tamu lagian hari ini masih mau ada tukang tenda yang mau bongkar bongkar", Jawab ibu mertuaku yang memang di rumah masih sangat sibuk.
" Ya sudah ga apa apa, lagian besok rencananya aku mau ajak Menur bulan madu", Ucap suamiku yang membuat hatiku berbunga bunga melayang bagaikan terbang terbawa kupu kupu mendengar suamiku mau mengajak untuk bulan madu.
" Memang mau berapa lama kalian bulan madu?", Tanya ibu mertuaku.
" Ya minimal satu minggu lah bu, biar kita sama sama punya kenangan untuk diceritakan nanti pada anak cucu kami kelak", jawab suamiku yang membuat ibu mertuaku senyum sumringah.
" Iya kalian itu harus punya anak yang banyak jangan menunda tunda, biar rumah ini ramai lagian siapa nanti yang akan membantu mu jika tua nanti yang mengurus kebun, sawah dan ladang jika tak punya anak, ibu harap Menur segera hamil", Ucap ibu mertuaku panjang lebar.
Iya suamiku memang bekerja sebagai petani sekaligus pengusaha peternakan ada ayam potong, petelur, ternak kambing etawa juga menyediakan binatang untuk kurban dan aqeqah ada sapi dan kambing lokal.
Semua memanfaatkan ladang sebagai lahan kandang dan lahan untuk pakannya, ada banyak pekerja yang terlibat.
Ada juga jasa angkutan seperti menyewakan angkutan truk dan rental mobil, semua di kelola oleh suamiku seorang.
Nah, sebagai mahar kemarin dia memberikan untukku sebuah usaha untukku yang atas nama langsung namaku yakni sebuah usaha toko material bangunan yang berada tepat disamping rumahnya.
Dan akan di buka setelah kami pulang dari bulan madu.
🐝🐝🐝🐝
Pagi ini kami bersiap untuk menuju rumah pakde, kakak dari almarhum bapak mertuaku.
" Assalsmualaikum bu, kami pamit dulu", Aku salam tangan ibu mertuaku.
" Iya hati hati jangan malam malam pulangnya, salam buat pakde sekeluarga", Pesan ibu pada kami.
Dalam perjalanan ku lihat suamiku nampak senang, sesekali dia melirik dan mengusap rambut kepalaku.
" Sebelum menikah siapa dik pacar mu?", Iya dari semalem jika kami sedang berdua dia memanggilku dik.
" Ga ada ", Jawabku singkat menolehkan wajahku ke arah suamiku seraya tersenyum.
" Masa sih?".
" Mau tahu banget atau mau tahu aja?". Aku kembali becandain suamiku.
" Harus jujur dong sama suami ga boleh ada yang di tutupi", Mas Yoga meremas jemariku seraya menarik tanganku diatas pangkuannya.
" Lagian siapa yang mau sama aku mas, ga ada cantik cantiknya anak orang ga punya lagi", Jawabku sesuai kenyataan.
" Lho masih bertanya, kamu tuh sekarang sudah menyandang nama belakang Nyonya Salim, Menur Larasati Salim, suami mu ini orang paling kece di kampung kita".
" Narsis", Aku mencebikkan bibir mendengar kenarsisan suami ku.
" Lha iya to", Suamiku terkekeh.
" Iya, udah kece kaya lagi makanya pacarnya dari anak abege sampai emak emak dan aku istri sahnya kebagian sisa", Sungutku.
" Buahahaaaa..... Sisanya juga tapi tenaga masih oke kan?", Jawab mas Yoga menjawil dagu ku, ada rasa sedih sih sedikit menggores hatiku tapi ya sudahlah dia sudah menjadi suamiku.
" Kok diem, kecewa ya.... ya maaf", Bisiknya kembali menggenggam tanganku.
Aku menoleh dan tersenyum hanya saja senyumku bukan senyum senang, mungkin mas Yoga melihat itu, " Maaf ", Ucapnya lagi.
Aku manggut, " Iya, semoga itu masa lalu kamu mas tidak akan menjadi masa depan lagi untuk mas".
" Mas, kok mas mau menikah sama aku, secara mas kan ga pernah suka sama aku kok bisa ibu melamar ku tapi mas iyakan?", Akhirnya ku utarakan yang menjadi pertanyaan ku selama ini.
" Karena kamu satu satunya wanita yang jika berbicara sama aku ga ada modal genit genitnya, kamu apa adanya tidak tertarik pesonaku, tidak pernah juga mau aku ajak main, mas butuh wanita yang seperti itu untuk menjadi ibu dari anak anakku kelak", Jawaban suamiku jelas dan panjang lebar.
" Hahaaaa.... jujur ya mas, mas tuh bukan tipe ku jika seorang wanita biasa ini bisa memilih, pasti aku milih seorang yang biasa juga mas, aku ga perlu punya suami kece dan tajir aku hanya butuh imam dalam menjalani hariku kedepan, sesosok lelaki yang baik dan humoris, aku rasa cukup, tapi karena takdirku berjodoh sama mas ya.... mungkin kita pasangan yang klop... ", Aku terkekeh setelah mengucap kata panjang lebar.
" Aku tuh tak senakal itu dik".
Setelah hampir satu jam kamipun sampai di rumah pakde, rumah yang sederhana namun asri dan luas, halamannya sejuk ditumbuhi pohon perdu.
" Assalamualaikum", Sapa kami ketika sampai di teras rumah yang nampak sepi.
Aku menyiapkan barang bawaan kami, ada teh, gula, kopi, kue, minyak goreng, 2 karung beras dari ibu mertuaku dan kami tadi dijalan membeli aneka camilan dan buah.
" Mas, berasnya mas yang turunin ya...", Bisikku sambil menunggu dibukakan pintu tuan rumah, suamiku hanya mengangguk.
" Waalaikum salam.... Eh, pengantin... sini masuk, Alhamdulillah langsung sampai sini.... selamat ya", Sapaan ramah dari seseorang yang hampir seusia ibu mertuaku langsung terdengar begitu pintu terbuka dari dalam.
" Iya budhe, mau memperkenalkan istriku sama budhe dan pakde nih", Jawab suami ku sambil mencium punggung tangan budhe.
" Semoga pernikahan kalian berkah ya mas... budhe sama pakde meski tidak bisa hadir tapi mendoakan dari rumah ya", Budhe nampak terisak bahagia mengusap punggung mas Yoga.
" Iya budhe, Aamiin makasih".
" Mba Menur.... perkenalkan ini budhenya Yoga, jangan sungkan", Budhe mengusap pundak Menur.
" Iya budhe makasih".
" Ayo masuk pakde mu baru habis makan".
" Kemarin itu drop jadi tidak bisa naik mobil jauh jauh, padahal dia tuh senang banget denger kamu mau nikah Ga!".
Asyik ngobrol bersama budhe dan pakde meski pakde sambil tiduran karena memang sakitnya sudah lumayan serius.
" Pakde kami kesini selain mau minta doa restu juga ingin mengenalkan Menur sebagai istri Yoga ", Mas Yoga mendekati pakde mengusap lembut punggung tangannya.
" Dik, Pakde ini mirip dengan bapak kan?", Tanya Yoga.
" Iya mas, jadi terkenang ya dengan almarhum", Jawab Menur, mengingat dulu wajah pak carik di kampungnya memang mirip dengan pakde yang merupakan kakak kandungnya.
" Budhe tadi ibu titip salam, dan juga nitip itu ya, semoga manfaat", Bisik hu pada budhe saat habis mereka makan siang.
" Iya bilang terima kasih dari budhe pakde buat ibu mertua mu, habis panen apa ya kok kirim beras banyak banget?", Tanya budhe setelah memperhatikan 2 karung beras besar berdiri tegak di ruang dapurnya.
" Kurang tahu budhe", Menur tersenyum karena memang belum hafal.
". Nur... Dik..... kita pamit sekarang keburu sore, tadi ibu bilang masih banyak tamu jadi lain kali kita kesini lagi jenguk pakde budhe", Yoga segera pamit pada pakdenya dan tak lupa menyelipkan amplop berisi sejumlah uang untuk membantu ongkos berobat pakdenya.
" Kami pamit dulu, mau siap siap besok mau pergi bulan madu lagian kasihan ibu di rumah masih banyak tamu", Suara Yoga agar keras agar pakdenya bisa mendengar jelas keterangannya.
" Iya, hati hati di jalan, terima kasih sudah jengukin pakde udah bawain segala sudah di tinggalin bekal juga", Pakde terkekeh senang meski hanya berbaring.
Mobil meluncur di jalanan setelah pamitan Yoga dan Menur langsung bergegas pulang.
" Tidur saja kalau ngantuk, kamu pasti cape", Yoga membelai lembut kepala Menur.
" Kasihan Mas, kalau aku tidur entar kesepian dan ikut ngantuk ", Jawab Menur yang sudah menguap dari tadi, efek begadang semalam, habis makan dan juga nyamannya diatas mobil yang ber AC membuat benar benar terbuai.
Yoga mengulas senyum, melihat istrinya yang sudah terpejam tanpa bisa tertahan lagi.
Sekilas melirik sang istri, menurut Yoga istrinya itu manis tidak cantik, kulit kuning langsat sedikit agak kecoklatan sangat halus dan bercahaya, rambut hitam lebat, alis tebal, hidung mancung, mata bulat besar, bibir sensual, jika dilihat keseluruhan terlihat sangat keibuan makanya dia mau saja saat terlihat dekat dengan Menur beberapa minggu saja ibunya langsung menyarankan untuk melamar, padahal jauh didalam hati Yoga sudah ada yang memiliki, namun itu mustahil untuk dijadikan istri, pasti jika Yoga memaksa akan terjadi sesuatu pada sang ibu.
Tadinya Yoga dekat dengan Menur karena gadis itu baru saja selesai kuliah dan sering terlihat di rumah, karena saat kuliah Menur kost jadi jarang pulang.
Hanya dekat saja tidak ada niatan untuk memacari, karena semenjak dua tahun lalu hati Yoga terpaut dengan Seruni, gadis cantik berkulit putih, bodi aduhai dengan dada yang asoi pula, tetapi dua tahun dekat dan menyatakan cinta nyatanya sang gadis memilih untuk melanjutkan karirnya di dunia malam, belum ada keinginan untuk berhenti dan insaf.
" Seruni itu primadonanya tante", begitu sebutan teman teman seprofesi seruni, karena setiap malam pasti seruni laris manis terbooking pelanggan.
Seruni gadis kota tempat yang tidak jauh dari kampung Yoga, dia itu berasal dari keluarga yang bercerai, ibunya selingkuh dsn kabur, bapaknya yang tukang becak tidak bisa mengawasi Seruni semenjak ibunya kabur, sementara waktu itu bapaknya merasa jika seruni sudah bisa mandiri jadi tidak perlu perhatian ekstra darinya.
Nyatanya gadis 11 tahun itu, setelah usia 13 tahun dia sudah mengerti dengan pacaran sehingga waktu kelas 3 SMP dia sudah tahu yang namanya kegiatan wik wik... dari pertama melakukan dengan pacarnya, sampai putus dan berlanjut dengan pacar pacar berikutnya dan berakhir di rumah bordir milik Tante Siwi, seorang waria yang cantik dan gemulai.
Yoga mengenalnya 2 tahun silam saat dia berbelanja ke kota dan Seruni sedang jalan jalan dengan temannya.
Pertama bertemu sebenarnya Yoga cuma iseng mendekati untuk menggoda saja, nyatanya pengalaman 12 tahun mengenal berbagsi tipe dan macam jenis lelaki dengan mudah Yoga langsung terjerat bujuk manis Seruni, lalu terjadi kencan pertama dan kencan kencan selanjutnya terus mengalir, berulang kali Yoga mengajak Seruni menikah namun belum pernah dijawab sama seruni.
Seruni saat ini berusia 27 tahun, anggun dan cantik didukung dengan perawatan sekujur tubuh rutin membuat pesonanya makin kinclong, bagaimana tidak tubuhnya adalah etalase jualannya agar dapat mangsa yang tabal isi dompetnya.
Yoga benar benar tergila gila pada seruni, dan akhirnya memacarinya namun untuk itu Yoga harus membelikan mobil dan rumah untuk Seruni, itupun Yoga turuti, bahkan uang bulanan mengalir mulus tidak pernah tersendat.
Sejauh ini Menur tidak tahu, namun Yoga mengabari jika dia telah menikah dengan tetangganya dikampung, dan hal itu Yoga beritahukan pada Seruni tepat di sore hari setelah acara ijab kabul.
Seruni tidak marah sama sekali bagi seruni Yoga hanya salah satu ladang suburnya, dia masih banyak stok cowok yang mengharapkan dirinya, setiap kali ada cowok menyatakan suka pada seruni dia akan mengenali isi kantongnya dulu, jika tebal dan mudah di jadikan ladang baru di terima, dikasih servise ekstra, dimanja manja sehingga setiap mangsanya pasti terjerat pesona dan permainan Seruni.
Saat inipun seruni punya tiga kekasih, kalau Yoga di minta beliin rumah sama mobil menurut bahkan uang jatah bulanan pun mulus, berbeda dengan Erik pacar yang satunya, jatahnya adalah tas branded dan jalan jalan keluar negeri, dan yang satu lagi Tomy, Dia adalah kekasih paling tajir, bos perusahaan besar, Seruni menjadikan beliau ini sebagai tambang emasnya, diam diam seruni punya usaha klub malam hasil mahar bos besar ini setiap kali kasih service saja bisa dapat mobil seharga puluhan juta.
Biasanya sekali service saja Seruni bisa terima 60 sampai seratus juta belum lagi hadiah hadiah wah yang di berikan sang kekasih yang berusia 63 tahun bertubuh tambun, berambut tipis dan di bagian jidat terlihat halus yang sering orang sebut jidat atred begitu kira kira.
Sebenarnya secara dompet Yoga kalah jauh dengan dua pacar Seruni yang lain, tetapi Yoga adalah pria lurus yang tidak melakukan dengan perempuan lain, sekarang hanya dengan Menur istrinya selain dirinya, Yoga juga tulus cinta sama seruni, dan yang lebih penting tenaga Yoga jauh lebih perkasa selain memang paling muda, itu yang membuat Seruni enggan melepas Yoga meski kini sudah tahu Yoga memiliki istri.
" Lagi apa? Aku mampir ya sekarang?", Itu ucapan Yoga lewat telpon sehabis mengantarkan saudaranya kemarin lusa.
Ya Alloh sudah menululis panjang lebar, dua episode, sudah di unggah pula tapi kok hilang😭😭😭
Sabar.... 💞 sabar 💞 sabar💞
Ya, Yoga sore itu langsung meluncur ke rumah Seruni sesudah mengantar saudaranya.
Seruni menempati rumah minimalis di tengah kota yang dibelikan oleh Yoga, rumah kuldesak berukuran 7*15m itu lumayan nyaman, dengan design minimalis bercat abu itu sungguh terlihat nyaman untuk di huni seorang Seruni sendirian.
" Eh, sudah datang", Seruni tersenyum membukakan pintu untuk Yoga.
Tadinya Seruni menempati rumah bordir milik Tante germonya, tapi karena di belikan rumah oleh Yoga akhirnya dia menempati rumah itu.
" Udah nunggu ga sabar ya?", Goda Yoga menoel hidung Seruni setelah masuk kedalam rumah.
" Habis mandi?", Yoga langsung mendekati Seruni yang masih memakai handuk kimono, saat sampai rumah seruni hampir maghrib.
" Hem", Seruni langsung duduk di depan cermin meja rias.
" Mau apa? Ga usah dandan, kamu mau kayak apa juga tetap cantik", Yoga langsung mendekat dan merangkul pundak Seruni seraya menghirup wangi sabun sehabis mandi.
" Mau sisiran mas, bentar ya!", Seruni melepas ikat rambut yang dari tadi bertengger manis diatas kepalanya untuk mengikat rambutnya agar tidak basah ketika mandi tadi.
Tangan Yoga sudah langsung bergerilya, ditariknya tali kimono itu hingga lepas.
" Mas",
" Hem"
Tak butuh waktu lama mereka pun langsung melakukan kenikmatan dalam lautan dosa perzinahan, tak ada ikatan selain hanya rasa cinta buta Yoga yang selalu menggelora jika jika bertemu Seruni.
Yoda begitu tergila gila dengan Seruni, meski dia tahu bagaimana Seruni, pekerjaannya, semua kebiasaannya bahkan ketika Seruni bilang jika Yoga bagi Seruni sama seperti pelanggan yang lainnya, Yoga tetap tak mundur sedikitpun karena hatinya sudah terjerat erat dengan Seruni.
Awal pertemuan mereka yang tidak disengaja membuat Yoga langsung jatuh cinta pada seruni, meski dia tahu saat itu seruni memakai baju saja sangat minim, dandanan menor, dada hampir terekspos.
Tak membuat Yoga mundur untuk akhirnya berkenalan, justru karena itu Yoga yang sudah mengenal banyak cewek makin tergoda untuk mendekati seruni.
" Cantik, bohai men", batinnya, langsung ser penuh nafsu saat pertama melihat b***ng Seruni.
Perkenalan mereka pun lancar, bagi Seruni mendapat mangsa bukan perkara susah, dengan berpakaian sedikit berbeda dengan kebanyakan wanita ketika keluar rumah dengan mudahnya mangsa itu akan terjerembab sendiri.
Dan hari itu dua tahun lalu Yoga masuk perangkap Seruni dengan mudah, tak ada rasa apapun di hati seruni, bagi seruni setiap lelaki yang mudah melihat dirinya adalah lelaki yang tidak pantas di berikan hatinya.
Justru seruni menyukai lelaki yang memandangnya sinis, atau bahkan tidak menganggap keberadaan dirinya, bagi Seruni lelaki yang seperti itu lelaki yang kuat dengan prinsipnya tidak mudah tergoda.
Hampir dua jam mereka menghabiskan waktu berguling, mendesah, menjerit dengan kegiatan mereka di kamar itu hingga akhirnya kegiatan itu berakhir dengan erangan panjang dari keduanya.
" Run.... Tadi pagi mas resmi menikahi gadis yang dilamar sama ibu untuk ku itu".
" Oh baguslah, akhirnya mas menikah".
" Kamu ga cemburu Run?".
" Oh ya enggaklah mas, malah senang, ngapain harus cemburu toh saat ini seharusnya kamu malam pertama sama dia kamu malah sama aku, sampai tepar begini coba".
Yoga sedih dan kecewa mendengar jawaban Seruni, ia ingin mendengar Seruni cemburu, posesif, menuntut waktunya, dirinya, tetapi ini Seruni malah biasa saja.
Yoga langsung bangun dari tidurnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Begitupun Seruni melihat Yoga sudah berpakaian rapi kembali dia pun juga bergegas untuk mandi lagi dan bersiap untuk menuju ke klub miliknya yang tidak pernah Yoga tahu tentunya, tahu nya Yoga, Seruni bekerja di tempat itu karena pernah sekali Yoga datang Seruni sedang mengajarkan karyawan baru untuk menyajikan minum.
Dan Yoga tidak pernah datang lagi ketempat itu, walaupun doyan main cewek tapi semenjak mengenal Seruni seolah dia telah memiliki istri tidak pernah lagi berkencan dengan banyak cewek, hanya Seruni seorang yang selalu menuntaskan hasratnya.
Jam 9 lebih Yoga sampai Rumah, karena rumah sudah sepi Yoga pikir istrinya sudah tidur, " Aman",pikirnya, Tidak harus melakukan ritual malam pertama karena bersama Seruni tadi sudah benar benar menguras tenaganya.
Rasanya sudah tidak ingin melakukan dengan Menur, secara bagi Yoga, Menur itu hanya wanita rata rata pada umumnya tidak ada sesuatu yang bikin ser saat melihatnya.
Ceklek
Pintu kamar terbuka, istriku tengah berdoa selesai sholat, ada rasa bahagia di hatiku ternyata saran ibu untuk menjadikan Seruni istri ku ya salah satunya mungkin ini, tekun beribadah.
" Assalamualaikum mas, baru pulang?", Tanya Menur mengulurkan punggung tangannya untuk salaman denganku.
" Hem", Aku menyambut uluran tangannya.
" Sudah makan?", Tanya Menur.
" Belum", Jawab ku singkat, ku lepas jaket yang melekat di tubuhku serta topi dan juga celana panjang, hanya menyisakan kaos polo dan celana kolor selutut.
" Aku siapkan dulu ya, mas mau mandi dan sholat?", Tanya Menur lembut.
" Ya, sekalian buatkan aku kopi hitam dengan sedikit gula", Menur beranjak ke dapur, sementara aku masih asyik dengan gedged ku, mencoba menghubungi Seruni tapi ponselnya tidak aktif.
Malam ini aku tidak mandi karena tadi udah mandi di rumah seruni, aku hanya ganti kaos saja kemudian aku turun ke dapur untuk menyusul Menur yang tengah menyiapkan makan malam untukku.
" Masak apa?", Tanyaku saat dia tengah memindahkan makanan dari wajan penggorengan ke dalam piring.
" Adanya makanan sisa pesta tadi siang mas, takut mas bosan jadi aku buatkan nasi goreng sambal mata.
Ku sendok dan suap kedalam mulut masakan nasgor untuk pertama kalinya merasakan hasil masakan istriku".
" Kepedasan ya?", Menur penuh kawatir, pasalnya dia benar benar tidak tahu tentang selera pedas ku.
" Tidak, pas kok, enak!", Jawab ku mantap, memang nasi goreng ini terasa sangat enak menurutku, biasanya aku selalu makan masakan mbak Nah atau ibu tapi tak seenak ini.
Seruni tersenyum manis sekali, sering aku sebenar dari dulu ngobrol, bercanda dengan dia tapi biasanya aku tak pernah perhatian jadi tak pernah sadar jika Menur memiliki senyum yang manis seperti barusan.
" Besok kita mau berangkat bulan madu, atau liburan lah, untuk kenangan kita di hari tua nanti jika kita juga melakukan bulan madu saat habis menikah, siapkan pakaiannya, pesawat jam 4 sore", Terang ku tetap dengan lahab menyantap nasgor masakan istriku yang terasa istimewa karena rasanya pas banget di lidah ku.
" Ya", Menur manggut saja dengan seulas senyum mendengar ucapan ku tentang hari tua mungkin, " Aku tetap harus membayangkan tua bersama Menur dengan anak anakku kelak, dengan Seruni pujaan hatiku tentu tidak, ibu pasti bisa mengamuk dan harta peninggalan bapak pasti di bagikan orang sekampung dari pada buat aku untuk menghidupi Seruni".
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!