NovelToon NovelToon

Just For Escape

Bab 1

Aku masih duduk di meja makan dengan kepala menunduk

Niken adik ku masih duduk di kelas 9 SMP terlihat sudah tidak nyaman ingin segera meninggalkan meja makan

" Niken kamu masuk kamar jangan lupa belajar besok kamu ada ulangan !"

" Iya Bu !" jawab Niken sambil beranjak dari meja makan

" Ada yang ingin ibu bicarakan dengan mu Gita !"

" Iya Bu !" jawab ku

" Kamu tau kan semenjak ayah mu sakit ibu dan kak Mega harus banting tulang menafkahi kalian !"

" Iya Bu !" jawab ku lagi

" Jadi sekarang waktunya kamu ikut bekerja seperti Mega !"

" Iya Bu !" jawab ku sambil meremas ujung rok ku

" Ya sudah kamu masuk kamar jangan tidur terlalu malam nanti kantung matamu jelek !"

Aku pun beranjak dari hadapan ibu tiri ku menuju kamar ku yang aku tempati bersama Niken

Aku berbaring di ranjang ku sambil menatap langit langit kamar

Bahkan aku belum menerima izasahku tapi ibu sudah menyuruh ku bekerja

Semoga kak Mega segera pulang sebelum semuanya terlambat

Gumam ku sambil mengutak ngatik ponsel tanpa berniat untuk menggunakan nya

" Kak..kak Mega tumben ya udah hampir satu bulan kok gak pulang !" tanya Niken sambil menaiki ranjang di atas ku

" Sibuk kali ...lagian kasian kalo sering pulang abis di ongkos !"

" Iya sih ! tapi kan aku udah lama gak di ajak jalan jalan !"

" Ish ! pikiran mu itu hanya main saja , gak kasian apa sama kak Mega !"

" Iya..iya kasian !" jawab Niken

" Sudah tidur besok biar gak kesiangan !"

Kataku sambil mematikan lampu di kamarku hingga tersisa lampu tidur warna biru redup

Aku pergi ke sekolah sudah menjelang siang karna hari ini hanya pengambilan izasah

" Rin kamu jadi kuliah di Bandung ?" tanyaku pada sahabat ku Rina

" Jadi, kalau keterima di PTN tapi kalau gak keterima aku mau kursus aja dulu tahun depan nyoba lagi "

" Mudah mudahan keterima ya !"

" Kalau kamu gimana Ta ?"

" Aku disuruh langsung kerja !" jawab ku sambil menunduk kan kepala

" Gak usah khawatir nanti setelah kerja bisa sambil kuliah kan !"

" Iya juga sih !" jawab ku sambil tersenyum

Lalu kami berdua pun berjalan menuju halte menunggu angkot yang akan membawa kami pulang

Aku memasuki rumah ku lewat pintu belakang dan ketika aku masuk ke kamar nampak ka Mega tengah berbaring di tempat tidurku

" Kak Mega !" teriak ku sambil berlari ke arah kak Mega lalu memeluk nya

Kak Mega terlihat kaget mendengar suara ku dan tubuhku yang langsung menubruk nya

" Gimana sekolah mu !"

" Baik Kak !" jawab ku sambil ikut berbaring di sebelah kak Mega

Kak Mega menyalakan radio dan terdengar seorang penyiar radio sedang membacakan pesanan lagu dari para pendengarnya

" Bagaiman , apa ibu sudah membicarakan soal pekerjaan !"

Bisik kak Mega di telingaku

" Sudah kak kemaren waktu makan malam !" jawabku sambil berbisik pula

" Kita harus segera menyiapkan segalanya !"

" Kak..aku takut !"

" Akan lebih menakutkan lagi jika kita diam saja !"

" Apa ibu tidak curiga ?"

" Kelihatan nya tidak , buktinya dia tidak menanyakan alasan kepulangan kakak !"

" Berapa lama Kakak dirumah !"

" Hanya dua hari, kamu tau sendiri ibu tidak memberi kakak waktu untuk sekedar santai !"

" Aku tau kak, aku harap kakak bisa kuat hingga waktunya nanti ya kak !"

Kak Mega hanya tersenyum lalu terlihat matanya menutup sepertinya dia tertidur

Aku beranjak dengan perlahan lalu menuju ke dapur untuk membuat makan malam

Jam menunjukan pukul tujuh malam, aku dan keluarga ku sedang menikmati makan malam kami yang menurut ku sangat kaku

" Mega kamu tau kan kalau Gita akan bekerja bersama mu ?"

" Apa tidak terlalu cepat Bu !" jawab ka Mega sambil menatap ibu

" Dulu kamu juga seusia Gita waktu memulainya !"

" Tapi Bu kasian Niken harus mengurus ayah sendirian !"

" Ingat yang ibu katakan Mega , dirumah ini semuanya harus bekerja tanpa kecuali Niken !"

Akhirny aku hanya terdiam karna percuma juga jika aku terus melawan

Tiba tiba terdengar dering ponsel milik ibu dan dengan setengah berlari ibu menjawab panggilan ponselnya

Ayah nampak semakin kurus setelah penyakit stroke menyerangnya beberapa tahun yang lalu sehingga membuat ekonomi keluarga morat marit

Sehingga membuat kak Mega harus bekerja di usia muda dan sekarang adalah giliran ku

Ayah menatap Kak Mega dengan pendangan sedih terlihat dua bening meleleh di pipinya

Kak Mega mendekati ayah lalu mencium pipi ayah sambil menyeka air mata nya

" Ayah jangan sedih , ayah harus sehat terus ya !" ucap kak Mega

Dan ayah hanya mengangguk kan kepalanya dengan susah payah

Terdengar suara ibu yang tertawa manja dan tidak lama kemudian pembicaraan pun terputus

Ibu kembali ke meja makan melanjutkan makan malam nya

" Mega besok pagi kamu harus segera ke kota ada yang butuh keahlian mu !" ucap ibu sambil melirik kak Mega

" Tapi Bu aku kan baru datang tadi sore masa besok pagi harus berangkat lagi ?!"

" Rejeki jangan ditolak, ini kakap loh !" sahut ibu sambil menatap tajam kak Mega

Kak Mega menghembuskan napasnya dengan kasar, ia terlihat kesal tapi tidak bisa menolaknya

Pagi pagi kak Mega sudah siap berangkat ke terminal

Kak Mega tidak membawa apapun hanya tas selempang dan jaket denim yang dipegang nya

Aku mengantar nya menggunakan motor ibu lalu

aku kembali ke rumah ku lalu ku parkir motor di teras

Terdengar suara ibu tiri ku sedang berbincang di telpon

" Iya sudah berangkat barusan, mungkin nanti siang sampai di sana !"

" Iya tuan terima kasih banyak !"

Kata ibu lagi dan terlihat wajahnya sumringah, pasti sudah dapat transferan ucap ku dalam hati

Aku masuk ke dalam kamarku, Niken sudah berangkat sekolah dan sebentar lagi ibu pun akan pergi entah kemana

Aku membawa pakaian kotor kebelakang untuk di cuci

" Ta ..jangan lupa latihan bely mu !" ucap ibu mengingatkan

" Iya Bu nanti jam 12 !" jawab ku

" Dan jangan lupa nanti sore yoga Ya !"

" Iya Bu !" jawab ku sambil mengambil sapu

" Ibu berangkat dulu mungkin pulang agak malam !"

" Iya Bu !" hanya itu jawaban yang selalu aku berikan

Akhirnya ibu pun pergi entah kemana dan aku pun melanjutkan pekerjaan ku

Semenjak aku menginjak kelas satu SMA ibu mulai memasukan aku ke sanggar tari, les renang, hingga kursus kecantikan bahkan ibu sering membawa ku untuk perawatan di salon langganan nya

Itu membuat ku menjadi most wanted di sekolah tapi jangan harap kalau aku bisa menjalin hubungan dengan lawan jenis

Aturan nya sudah jelas jika aku hanya boleh berpacaran setelah tamat SMA

Aku sudah menyiapkan segala kebutuhan ayah jadi tidak terlalu khawatir jika aku tinggalkan karna Niken sebentar lagi pulang

" Ayah, Gita pergi dulu ya..sebentar lagi Niken pulang kok !"

Ucap ku setelah menyuapi dan mengganti Pampers ayah

Ayah hanya tersenyum sambil menggerak kan alisnya

Aku pun mencium pipi ayah lalu pergi menuju tempat latihan bely dance

Aku sampai tempat latihan bersamaan dengan pelatih hingga membuat ku segera berganti kostum karna sebentar lagi latihan di mulai

Aku menggerai rambut ku yang ikal sepinggang dan kaki jenjang ku yang kuning langsat terekspos hingga pangkal paha juga atasan ku yang hanya berupa bra bermute

Membuat para wanita bahkan pelatih ku sendiri iri dan aku hanya tersenyum menanggapi tingkah mereka

Andai mereka tau kehidupan macam apa yang sudah menungguku aku yakin mereka akan jijik dan menjauhiku

Bab 42

Kei terpaku di depan pintu kamar kost Gita yang sudah di huni penghuni baru, Ia tidak menyangka jika Gita akan segera pindah dari kost an nya tanpa ada yang tau kemana ia pindah

Kei juga sudah mencoba menghubungi nomor ponsel Gita tapi jawabannya selalu sama nomor nya sudah tidak aktif lagi

Sepertinya untuk menghindari teror dan rasa malu gita langsung mengganti no ponselnya

Kei mengendarai mobilnya perlahan berharap akan bertemu Gita tapi hingga berjam-jam Kei berkendara tapi Gita belum juga ia temukan

Akhirnya Kei memutuskan untuk pulang ke apartemen nya

Kei duduk sambil berfikir kemana ia harus mencari Gita sedangkan ia belum hapal seluk beluk kota tempat tinggalnya sekarang

Kei berjalan menuju lemari es mengambil sekaleng minuman dingin lalu menenggaknya hingga matanya terpaku pada selembar kertas yang ditempel di pintu kulkasnya

Kei tersenyum sambil meraih kertas tersebut yang ternyata form jadwal petugas kebersihan yang akan membersihkan apartemen nya dimana Gita juga merupakan salah satu pegawai nya

Kei kembali bersemangat ketika mendapat jalan untuk menemukan Gita melalui perusahaan jasa kebersihan apartemen nya

Kei bergegas menuju kantor pengelola apartemen nya yang berada di lantai dasar

Terlihat seorang pria tengah fokus pada layar monitor di hadapan nya

" Selamat malam pak " ucap Kei

" Oh selamat malam tuan, silahkan duduk , apa ada masalah ?" tanya pegawai itu

" Iya pak.... saya mau bertanya soal jasa kebersihan yang biasa membersihkan apartemen saya " tanya Kei setelah duduk dihadapan pegawai itu

" Apa mereka membuat masalah tuan ?" tanya pegawai itu dengan wajah cemas

" Iya pak, saya merasa ada salah satu barang saya yang hilang " jawab Kei berbohong

Mendengar jawaban Kei seketika pegawai itu pucat pasi l

" Maaf tuan ...kalau saya boleh tau barang yang hilang itu berupa apa biar nanti saya laporkan pada pemilik jasa kebersihan nya " tanya pegawai itu

" Bagaimana kalau saya minta alamat kantor pengelola jasa kebersihan itu biar saya bicara langsung dengan pemiliknya " ucap Kei

" Maaf tuan biar kami saja yang mengurusnya sebagai pertanggungjawaban kami kepada tuan " jawab pegawai itu

" Tidak apa pak lagipula saya hanya ingin memastikan apa benar karyawan nya yang mengambil barang saya " jawab Kei lagi

Setelah mendengar jawaban dari Kei akhirnya pegawai itu pun memberikan alamat kantor jasa kebersihan yang Kei minta

Setelah mengucapkan terima kasihnya Kei bergegas meninggalkan kantor pengelolaan apartemen nya

Besok pagi-pagi sekali Kei akan mendatangi tempat tersebut dan berharap bertemu Gita

Sementara itu di sebuah kafe Mega sedang duduk sendirian sambil menikmati segelas jus strawbery

Sesekali ia memeriksa ponselnya seperti sedang menunggu seseorang

Dan tidak jauh dari tempat Mega terlihat tiga orang pria berjas nampak sedang membicarakan sesuatu sambil menikmati minuman dan beberapa makanan yang tersaji di atas meja di hadapan mereka

Dan tidak lama kemudian nampak mereka berdiri lalu bersalaman lalu dua orang pria terlihat meninggalkan kafe tersebut menyisakan seorang pria dengan wajah puas, sepertinya ia baru saja mendapatkan klien baru

Pria tersebut tenyata Lorenzo yang baru saja mencapai kesepakatan dengan investor barunya yang bersedia mendukung pengembangan usahanya

Lorenzo membereskan beberapa berkas ketika tidak sengaja matanya melihat keberadaan seorang wanita yang nampak familiar

Lorenzo memastikan penglihatan nya sambil tangan nya memasukan berkas - berkas tersebut ke dalam tas nya

Dan ia semakin yakin jika wanita yang ia lihat adalah Mega, orang yang sudah menolong anaknya ketika tanpa sengaja ia tinggal di sebuah supermarket

Lorenzo segera berdiri hendak menghampiri Mega yang nampak sedang duduk sendirian

" Halo..." sapa Lorenzo

Mendengar ada yang menyapanya seketika Mega langsung memutar badannya ke arah asal suara dan terlihat seorang pria bule tengah berdiri menatapnya

" Hay.." jawab Mega sambil mengingat-ingat siapa pria dihadapannya

" Sepertinya kamu sudah lupa ..." ucap Lorenzo sambil tersenyum ke arah Mega

" Maaf..." jawab Mega sambil berusaha mengingat

" Saya Enzo papa nya Arell " ucap Lorenzo mengingat kan Mega

" Oh..iya maaf tuan " jawab Mega sambil tersenyum ke arah Enzo

" Bagaimana kabar Arell ?" tanya Mega setelah mempersilahkan Enzo duduk

" Arell baik-baik saja tapi beberapa kali ia menanyakan mu " jawab Enzo

" Oh ya...?" jawab Mega

" Arell beberapa kali minta bertemu dengan mu tapi saya tidak tau harus mencari kemana atau menghubungi siapa karena saya tidak mempunyai kontak anda " ucap Enzo lagi

" Iya .. waktu itu saya tidak berfikir untuk memberikan kontak saya pada anda " jawab Mega

" Apa sekarang saya bisa meminta kontak anda ?" tanya Enzo

" Oh tentu saja " jawab Mega sambil memberikan nomor ponselnya pada Enzo

" Apa anda tidak keberatan jika suatu hari Arell ingin bertemu dengan anda itu pun jika anda tidak sibuk ?" tanya Enzo ragu

" Tentu saja tidak tuan, saya malah senang jika Arell mau bertemu dengan saya " jawab Mega dengan wajah tulus

" Maaf kalau boleh saya tau anda bekerja dimana ?" tanya Enzo penasaran

Mendengar pertanyaan Enzo seketika Mega terdiam, Mega berfikir mencari jawaban yang pantas ia berikan pada Enzo tanpa membuat Enzo curiga akan pekerjaan Mega yang sebenarnya

" Saya hanya seorang freelancer di bidang jasa " jawab Mega sambil menundukkan wajahnya

" Oh..apa saya bisa tau jasa seperti apa ? siapa tau suatu hari saya membutuhkan jasa anda ?" tanya Enzo

Mega kembali terdiam, ia bingung harus menjawab apa, hingga ia di selamatkan oleh suara ponselnya

" Permisi tuan...." ucap Mega lalu menjawab panggilan ponselnya

Mega mengedarkan pandangan nya ke sekeliling halaman kafe hingga terlihat sebuah mobil mengedipkan lampunya

" Oke saya lihat ..tunggu sebentar " jawab Mega pada penelpon nya

Setelah itu Mega bergegas memasukan ponselnya ke dalam tas lalu berdiri dari duduknya

" Maaf tuan saya harus pergi ada yang membutuhkan jasa saya " ucap Mega dengan senyum miris mengingat jasa apa yang sebentar lagi ia berikan

" Oh silahkan nona semoga anda berhasil dengan pekerjaan anda " jawab Enzo sambil ikut berdiri dan membiarkan Mega berlalu dari hadapannya

Enzo berjalan menuju mobilnya tidak berapa lama setelah kepergian Mega

Enzo duduk di belakang kemudi lalu memasang sitbelt nya dan tanpa sengaja ia melihat Mega yang tengah berpelukan dengan pria di dalam mobil yang terparkir tidak jauh mobilnya

Enzo berusaha berfikir positif jika Mega sedang bersama kekasihnya tapi seketika Enzo di buat kaget ketika mengetahui pria yang baru saja bercumbu dengan Mega

Enzo terpaku untuk beberapa saat tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat, hampir sepuluh menit Mega dan pria yang Enzo ketahui adalah salah satu rekan bisnisnya bercumbu di hadapannya, lalu mereka pun meninggalkan tempat tersebut menyisakan Enzo yang masih terkesima dengan apa yang baru saja ia saksikan

Enzo kembali teringat dengan jawaban Mega ketika ia bertanya tentang pekerjaan nya

Apa ia seperti yang aku pikirkan ? freelance ? bidang jasa ?

Enzo menggelengkan kepalanya, ia merasa tidak percaya jika gadis yang terlihat lugu itu mempunyai profesi sebagai wanita psk

Aaiisshhh....kenapa aku harus sibuk memikirkan pekerjaan nya, lebih baik aku segera pulang kasihan Arell sendirian di rumah

Gumam Enzo sambil menyalakan mobilnya menuju kediamannya

Bab 3

Pratiwi keluar dari kamarnya dan nampak Mega sedang menyiapkan sarapan walaupun dengan tertatih tatih akibat luka ditubuh nya ternyata membuat seluruh tubuh nya terasa nyeri ketika bangun tidur

Niken pun baru terbangun dan ketika melewati meja makan ia melihat Mega

" Kak Mega kapan datang ?"

Tanya Niken sambil memeluk Mega yang sedang menata makanan di atas meja

" Aauuww !! pekik Mega karna pelukan Niken mengenai lebam di tubuh nya

" Kenapa Kak ?" tanya Niken sambil melepaskan pelukan nya

" Kakak gak tahan sama bau kamu !!" jawab Mega sambil menutup hidung nya

" Iihh kakak kirain kenapa !" tanya Niken sambil mengerucutkan bibir nya

" Sana mandi jangan lama lama kakak sudah lapar !" ucap Mega sambil tersenyum

Niken pun segera menuju kamar mandi yang berada di belakang dekat dapur

Sebelum ke kamar mandi Niken memasuki kamar ayah nya dulu untuk melihat kondisi Irwan

" Eh ayah udah ganteng ! Yaaa..Niken keduluan kak Mega !"

Rungut Niken sambil memeluk Irwan lalu mencium pipinya

Tiba tiba Irwan mengibaskan kepalanya sambil menarik hidung dan bibir nya ke atas hingga mengkerut

" Hi hi...maaf ayah Niken belum mandi ..dadah ayah Niken mandi dulu ya !"

Ucap Niken sambil melambaikan tangan nya ke arah Irwan dan Irwan hanya mengangguk sambil tersenyum

Semenjak Irwan sakit Pratiwi tidak mau lagi tidur sekamar dengan Irwan dengan alasan takut mengganggu Irwan

Padahal semua nya juga tau alasan Pratiwi sebenarnya hanya agar lebih bebas melakukan apa yang dia mau

Dan sebenarnya Irwan pun sudah tau apa yang Pratiwi lakukan dibelakang nya

Tapi dengan kondisinya membuat Irwan hanya bisa berpura pura tidak mengetahuinya

Pratiwi keluar dari kamarnya dengan dandanan yang sudah rapi

Irwan pun sudah duduk dimeja makan dengan kursi rodanya dan Mega yang duduk disampingnya yang akan membantu Irwan menyantap sarapan nya

" Gita belum pulang ?" tanya Pratiwi pada Mega

Pratiwi ingat jika setiap pagi Mega suka jogging disekitar rumah nya

" Belum Bu !" Jawab Mega

" Tumben sudah siang begini belum pulang juga !" ucap Pratiwi

Akhirnya mereka sarapan tanpa menunggu Gita

Hingga mereka menyelesaikan sarapan nya ternyata Gita belum datang juga

Mega membawa Irwan halaman rumah untuk berjemur lalu membawa Irwan berjalan jalan disekitar rumah nya

Agar Irwan tidak merasa jenuh seharian berada di kamar

Niken memasuki kamarnya hendak melaksanakan tugas wajib nya setiap hari Minggu yaitu membereskan kamarnya termasuk mengganti seprei dan mencuci pakaian

Niken mengumpulkan pakaian kotornya juga punya Gita hingga tiba tiba Niken merasa ada yang aneh dengan kamarnya

Niken melihat ke sekeliling kamarnya dan pandangan nya tertuju pada atas lemari tempat koper berada

Lalu pandangan Niken pun tertuju pada lemari pakaian Gita yang sedikit terbuka

Dengan perlahan Niken membuka lemari itu dan tiba tiba Niken berteriak sambil berlari mencari Pratiwi

" Ibu..Bu !! Kak Gita gak ada bu !!"

Teriak Niken sambil menggedor pintu kamar Tiwi

Mendengar teriakan Niken membuat Pratiwi pun bergegas keluar dari kamarnya

" Apa sih kamu teriak teriak kaya orang kesetanan !" bentak Tiwi

" Itu Buu kak Gita gak ada !" jawab Niken dengan wajah panik

" memang dia masih belum pulang dari joging nya ?"

" Belum Bu ...tapi pakaian kak Gita juga banyak yang hilang !"

Jawab Niken sambil terisak dan kebingungan

Mendengar ucapan Niken wajah Pratiwi langsung pias, lalu Pratiwi segera masuk ke kamar Gita dan membuka lemari pakaian nya

" Sialan !! anak brengsek !!"

Teriak Pratiwi sambil mengepalkan tangan nya menahan emosi

Pratiwi memeriksa barang barang Gita dan ternyata ijasah nya pun sudah tidak ada

Sepertinya Gita pergi dengan tergesa-gesa melihat banyak barang pribadinya yang tertinggal

Pratiwi bergegas keluar dari kamar Gita lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang

" Gue gak mau tau gimana caranya pokoknya anak itu harus ketemu !!" teriak Pratiwi entah pada siapa

Tidak berapa lama Mega dan Irwan memasuki rumah dan Pratiwi pun langsung menghadang mereka di pintu masuk

" Apa yang kalian sembunyikan dariku !!" tanya Pratiwi sambil melipat kedua tangan nya di dada

" Maksud ibu apa sih !" tanya Mega pura pura tidak tau

" Pasti kamu yang membantu pelarian nya Gita ! iya kan ?!" tuding Pratiwi sambil menunjuk tepat di depan wajah Mega

" Bu...ibu tau kan kemaren aku dari mana dan pulang jam berapa ?"

" Jangan berani membohongi ku Mega !"

" Bu...bagaimana caranya Mega bantu Gita sedangkan Mega masih disini ?!" bela Mega lalu mendorong kursi roda Irwan ke dalam kamarnya

Didalam kamar Irwan, Mega terlihat berusaha menahan air matanya agar tidak keluar

Irwan menggenggam tangan Mega lalu tersenyum sambil mengangguk kan kepalanya

Mega pun berusaha tersenyum lalu membantu Irwan untuk berbaring di tempat tidurnya

" Ayah istirahat dulu ya..gak usah mikir macem macem, Gita pasti baik baik saja !" ucap Mega sambil berbisik di telinga Irwan

Pratiwi nampak mondar mandir di dalam kamarnya

Apa yang harus ia katakan pada bos nya jika ia telah kehilangan barang yang sudah ia janjikan

Dan yang lebih parah Pratiwi sudah menerima sebagian pembayaran nya dan uang nya sudah ia habiskan untuk pesta tadi malam

Sementara itu Gita baru saja sampai di rumah Rossi

" Kamu bisa istirahat dulu sebentar karna nanti sore gue mesti ngantar lu ke terminal bus !"

" Emang Gita harus pergi ke mana lagi kak ?"

Rossi mengambil sebuah buku kecil lalu menyerahkan buku itu pada Gita

" Ini berisi beberapa alamat kenalan Mega di luar kota, terserah kamu mau pergi ke mana !"

Gita membaca sekilas isi buku kecil itu dengan wajah kebingungan

" Tapi Gita gak tau meski ke mana kak !"

" Kalau menurut gue sih lu harus pergi ke tempat dimana ibu tiri lu gak bakal nemuin lu jadi cari tempat yang jauh sekalian !" jawab Rossi sambil memandang Gita

" Kalau ke Jakarta gimana kak ?"

" Kamu yakin ? Jakarta itu katanya lebih kejam dari ibu tiri loh !"

" Setidaknya Gita pernah merasakan kekejaman ibu tiri kak !" jawab Gita sambil tersenyum masam

" Terserah kamu sih !" jawab Rossi

Lalu Rossi meninggalkan Gita agar bisa beristirahat dengan tenang

Gita memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan Gita pun sedang mencari kontak teman kak Mega yang tinggal di sana

Semoga teman Kak Mega mau membantunya selama ia berada di sana

Rossi sedang menunggu Gita di ruang tamunya dan tidak lama Gita pun keluar sambil mendorong kopernya

" Barusan aku udah coba hubungi kenalan aku di sana dan aku udah nitipin kamu sama dia !" ucap Rossi sambil menyerahkan secarik kertas kepada Gita

" Makasih ya kak !" Jawab Gita sambil menerima kertas tersebut lalu memasukan nya ke dalam tas

Mereka pun memasuki mobil dan Rossi mengendarai mobil ya menuju terminal bus yang akan membawa Gita ke kota besar

Apa yang harus aku lakukan di sana ?

Gumam Gita dalam hati sambil melepaskan pandangan nya melalui jendela mobil yang tengah membawanya ke tempat yang sangat asing baginya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!