Langkah kaki terdengar ditelinga gadis cantik yang sudah duduk menundukkan kepalanya diruangan bosnya.
Gadis tersebut hanya diam, Kini hati merasa takut dan tidak tenang.
"Sebenarnya ada apa Pak Aftar memanggilku keruangannya?" Batin gadis bertubuh mungil, Yang mungkin usianya baru belasan tahun.
Suara pintu terbuka dengan begitu kasar, Membuat sang gadis kaget dan kini tubuhnya merasa gemetaran.
Tiba-tiba sang bos memberikan selembar kertas yang ntah isinya apa?
"Ini kamu baca! Dan tandatangani!" Ucap Sang Bos dengan nada lantang, Membuat gadis itu tambah gemetaran.
"Tapi ini apa Pak?" Tanya gadis itu dengan suara lirih.
"Apa aku menyuruhmu bertanya? Cepat baca dan tandatangani!" Bentaknya, Membuat gadis itu langsung membisu dan hanya fokus dengan lembaran kertas yang ada ditangannya.
Matanya menatap tajam kertas tersebut, Dengan wajah kaget gadis itu membacanya dengan pelan "Menikah kontrak 100 hari" batinnya, Yang membuat hatinya begitu tersentak.
"Maaf Pak ini maksudnya apa?" Tanya gadis itu dengan lirih.
"Baca sampai selesai, Jangan banyak bertanya!" Bentak sang Bos.
Isi kertas tersebut.
"Menikah kontrak 100 hari"
1.Aku akan membiayai kehidupanmu tiap bulan 100 juta.
Menikahlah denganku dan aku tidak menerima penolakan darimu.
3.Kita hanya menikah saja, Setelah menikah kita tinggal satu rumah, biarpun kita satu kamar. Kamu tidur dibawa dan aku tidur di atas.
4.Kamu hanya menjadi istriku ketika dihadapan kakekku saja.
5.Dan aku tidak menerima penolakan darimu.
6.Setelah 100 hari pernikahan, Mari kita bercerai.
Gadis itu hanya geleng-geleng kepala.
"Apa dia hanya membuat perjanjian, Yang hanya menguntungkan dia saja?" Batin sang gadis.
"Sudah selesai?" Tanya Sang Bos.
"Tapi maksud perjanjian menikah kontrak 100 hari, ini apa?" Tanya gadis itu dengan pelan.
Tanpa basa-basi, Sang Bos langsung menjawab pertanyaan gadis tersebut.
"Kamu, hanya perlu menerima dan cukup tanda tangani saja!" Pinta Sang Bos, Membuat gadis tersebut langsung menatap dengan kesal, lalu melempar kertas tersebut ke wajah sang bos.
Aftar menatap gadis itu dengan sorot mata tajam, Kali ini dirinya benar-benar marah.
"Berani sekali dia melemparku dengan kertas ini." Batin Aftar sudah mmengebu-gebu, Tapi Aftar masih berusaha tenang.
"Tunggu saya memang seorang cleaning servis disini, Tapi bukan berarti saya harus menuruti permintaan anda yang konyol ini, Ingat ya pernikahan itu suatu hal yang sakral jadi jangan dijadikan mainan apalagi sebuah perjanjian!" Tegas sang gadis dengan begitu lantang, membuat sang bos langsung menatapnya kesal bahkan hampir men*mpar pipi mulus gadis tersebut.
Namun Vino langsung menahan tangan sang bosnya "Tunggu Pak, Jangan lakukan ini pada seorang wanita!" Larang Vino, yang sudah menahan tangan sang bos.
"Urus dia, buat dia setuju dengan perjanjian ini!" Tegas sang bos.
Aftar adalah seorang bos yang menyebalkan, Bahkan jika kalau ada seseorang yang membantah perintahnya Aftar tidak segan-segan untuk menyakiti orang itu.
"Mba Kinan, ikutlah denganku!" Ajak Vino, Kinan langsung mengikuti langkah kaki Vino keluar dari ruangan Aftar.
"Kenapa sih dia menyebalkan sekali," kesal Kinan dengan raut wajah cemberut.
"Mungkin karena kelamaan melajang Mba, Jadi Pak Aftar seperti itu." Sambung Vino, Yang membuat Kinan langsung tertawa.
Kinan adalah gadis cantik yang berusia 19 tahun, dia berkerja di kantor Aftar juga hanya sebagai cleaning servis. Dia juga hanya tamatan SMA.
Kinan hidup sebatang kara, Karena kedua orang tuanya pergi meninggalkannya ayah Kinan meninggal karena kecelakaan sedangkan Ibunya Kinan meninggalkan Kinan dari bayi. Ntah kemana Ibunya Kinan pergi? Kinan juga tidak tahu, dia hanya mendengar dari cerita neneknya, kalau ayahnya sudah meninggal dan ibunya pergi meninggalkan dia sejak bayi. Ibunya masih hidup tapi sampai saat ini Kinan belum pernah bertemu dengan ibunya dan hanya kalung yang dia simpan selama ini dan itu kata nenek peninggalan dari ibunya. Dulu Kinan hidup dengan neneknya namun ketika Kinan lulus SMP, Nenek Kinan meninggalkan Kinan untuk selamanya dan sampai sekarang Kinan juga tidak pernah tahu siapa orang tuanya dan seperti apa wajahnya? Hanya ada satu foto yaitu foto pernikahan ibu dan ayah yang bisa dia lihat.
Sampailah diruangan Vino, Vino langsung menyuruh Kinan untuk duduk, Lalu Vino menyerahkan selembar kertas tersebut pada Kinan.
"Mba Kinan, Tolong tanda tangani saja dan setujui persyaratan yang ada di dalam perjanjian ini!" Pinta Vino, Kinan menatap Vino dengan bingung "Dasar kalian ini bos sama sekertaris sama-sama tukang maksa" batin Kinan.
"Katakan padaku, Kenapa aku harus menandatangani perjanjian pernikahan kontrak itu?" Tanya Kinan sambil geleng-geleng kepala.
"Mba Kinan, Pak Aftar melakukan ini untuk menyelamatkan nyawa kakeknya, Kakeknya sekarang sedang berada dirumah sakit beliau sakit parah dan meminta Pak Aftar untuk segera menikah," jelas Vino pada Kinan.
Dalam hati Kinana, apa dengan cara seperti ini? Apa Pak Aftar itu tidak punya kekasih untuk dia nikahi? Kenapa, harus mengajakku menikah kontrak?
Mendengar penjelasan Vino, Hati Kinan merasa ibah. Apalagi mengingat waktu dulu Kinan pernah merasakan ditinggalkan oleh neneknya untuk selamanya. Kinan benar-benar merasa sedih bahkan Kinan harus menjalani hidup sendirian dengan penuh cobaan.
Kinan juga pernah jadi tukang antar koran dan susu untuk pekerjaan parung waktu untuk membiayai pengobatan neneknya yang pada saat itu sakit parah.
"Kalau boleh tahu, Kakeknya Pak Aftar sakit apa?" Tanya Kinan penasaran.
"Beliau sakit jantung, dan keinginan beliau Sebelum pergi ingin melihat cucu satu-satunya menikah," jawab Vino dengan serius.
"Oh iya orangtua Pak Aftar kemana?" Tanya Kinan penasaran.
"Mereka sudah meninggal karena kecelakaan, Dari kecil Pak Aftar dirawat oleh kakeknya." Jelas Vino pada Kinan.
Kinan hanya terdiam, Kini dirinya berpikir jika dirinya tidak mau menerima pernikahan kontrak ini pasti Kinan juga akan merasa bersalah.
"Ternyata Pak Aftar, Melakukan semua ini karena kakeknya." Batin Kinan dalam hati.
"Mba Kinan kenapa diam saja?" Tanya Vino, Yang membuat Kinan langsung membuyarkan lamunannya.
"Emmhh tidak, Aku boleh bertemu dengan Pak Aftar tidak?" Tanya Kinan pelan.
"Tentu saja boleh mba, mari saya ke ruangan Pak Aftar!" Jawab Vino, dia langsung mengatarkan Kinan ke ruangan Aftar.
Sesampainya diruangan Aftar, Aftar langsung memberikan kode pada Vino untuk meninggalkan dirinya dan Kinan hanya berdua saja di dalam ruangan. Vino yang mengerti kode tersebut dia langsung pergi meninggalkan ruangan Aftar.
"Katakan padaku ada apa?" Tanya Aftar dengan ketus.
"Jangan ketus-ketus! Atau saya tidak mau membantu anda keluar dari masalah anda ini Pak Aftar," ucap Kinan penuh ancaman.
Aftar menatap Kinan dengan tatapan kesal.
"Apa gadis ini sedang mengancamku," batin Aftar dengan tatapan kesal.
"Katakan padaku, Kamu setuju tidak?" Tegas Aftar tanpa basa-basi.
Kinan hanya menghela nafasnya, Lalu menghembuskan nafasnya dengan pelan.
"Dia yang butuh tapi dia yang lebih galak, Dasar tidak tahu diri. Untung dia bosku, Jadi aku masih menghormatinya," batin Kinan.
"Saya setuju," jawab Kinan.
"Baguslah, Sekarang tanda tangani surat perjanjian itu!" pinta Aftar dengan nada ketus.
Kinan langsung menandatangani surat perjanjian kontrak tersebut, biarpun dengan berat hati namun mendengar alasan yang dikatakan oleh Vino, Kinan langsung tersentuh karena mengingat almarhumah sang nenek.
"Dasar, Laki-laki tapi tidak bisa berbicara lembut," gerutu Kinan, Yang ternyata di dengar oleh Aftar.
"Kamu bicara apa?" Tanya Aftar.
"Tidak ada Pak, Ini sudah saya tanda tangani!" ucap Kinan yang langsung menyerahkan selembar kertas tersebut pada Aftar.
"Bagus, Sekarang kamu keluar dari ruanganku!" ucap Aftar. Kinan langsung pergi meninggalkan ruangan Aftar.
Jam menunjukkan pukul 5 sore, Kinan berjalan menelusuri tepi jalan. Ntah Kinan harus senang atau sedih, Karena Kinan sudah menandatangani kontrak perjanjian nikah dengan sang bos.
"Apa ini pilihan yang tepat?" Gumam Kinan.
Aftar kembali membaca surat perjanjian yang Aftar buat, Kini Aftar hanya diam membisu.
"Demi kakek aku rela menikahi gadis yang tidak ada aku cintai, Yang penting kakek cepat sehat." Batin Aftar.
Aftar Sanjaya adalah cucu satu-satunya dari keluarga Sanjaya. Ayah dan ibunya sama-sama anak tunggal dan mereka meninggal karena kecelakaan, Akhirnya Aftar dirawat oleh sang kakek.
Sang kakek sering menyuruh Aftar menikah, Namun Aftar selalu banyak alasan yang membuat kakeknya kesal, Padahal diusia sang kakek yang sudah 70 tahun ingin segera memiliki cicit, Namun Aftar sebagai cucu belum mau juga untuk menikah. Sampai suatu hari kakeknya sakit karena jantung kambuh. Lalu meminta pada Aftar untuk menikah sebelum dirinya pergi. Dan akhirnya Aftar membuat perjanjian menikah kontrak 100 hari dengan salah satu cleaning servis dikantornya.
Ntahlah apa yang membuat Aftar tidak mau nikah sampai sekarang, Padahal dia adalah laki-laki yang tampan dan hidupnya sudah mapan, namun Aftar enggan melirik satu wanita manapun? Pernah mendengar gosip Aftar pacaran dengan seorang model, Namun ntah itu hanya gosip atau bukan hanya Aftar yang tahu.
Dengan langkah kaki yang begitu malas, Akhirnya Kinan sampai di depan rumahnya. Rumah kecil yang begitu sederhana peninggalan dari sang nenek, Rumah yang banyak kenangan dan selalu membuat Kinan merasa nyaman.
Kina duduk dikursi yang ada di depannya rumahnya.
Kinan terdiam sampai Kinan tiba-tiba teringat akan selembar kertas yang sudah Kinan setujui.
"Menikah kontrak? Maafkan aku, aku hanya ingin membuat kakeknya Pak Aftar cepat sembuh, bukan bermaksud mempermainkan sebuah pernikahan, Bukan juga karena uang, Aku hanya ingin membantu Pak Aftar agar kakeknya cepat sembuh," batin Kinan merasa piluh.
Sedang duduk sambil memikirkan nasibnya, Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang datang menghampirinya.
"Kinan," panggil laki-laki itu dengan lembut.
Kinan langsung menoleh ke sumber suara, betapa terkejutnya Kinan melihat siapa yang datang?
"Kamu, untuk apa datang kesini?" Tanya Kinan dengan tatapan mata berkaca-kaca.
Kinan menatap laki-laki itu dengan tatapan mata berkaca-kaca, bahkan Kinan seolah-olah tidak mau bertemu dengan laki-laki itu lagi.
"Untuk apa dia datang lagi?" Batin Kinan.
Ntah siapa yang datang?
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
Mudah-mudahan suka dengan karya baru Asti, jangan di bully ya ini hanya hiburan 😊
Kinan menatap laki-laki dengan tatapan berkaca-kaca, Bahkan Kinan seolah-olah tidak mau bertemu dengan laki-laki itu lagi.
"Untuk apa dia datang lagi?" Batin Kinan.
"Untuk apalagi kamu datang kesini?" Tanya Kinan dengan tegas.
Laki-laki yang berbadan tinggi tegak, Dia sangat tampan dengan setelan jas warna hitamnya. Dialah Arga Dharmawan, Laki-laki yang tidak lain mantan kekasih Kinan dulu. Mereka putus karena orang tua Arga menentang hubungan mereka, entah apa yang membuat hubungan mereka ditentang oleh kedua orang tua Arga? Tidak ada yang tahu karena Kinan tidak pernah menceritakan pada siapapun.
Arga adalah bos di salah satu perusahaan kecil milik keluarganya, Kalau dibandingkan dengan Aftar. Arga tidak ada apa-apanya.
Laki-laki itu mendekati Kinan, Lalu berusaha memegang tangan Kinan. Namun dengan cepat Kinan menepisnya.
"Jangan berani menyentuhku!" Bentak Kinan dengan tatapan tidak suka.
"Kenapa? Bukankah kamu masih sangat mencintaiku?" Tanya Arga dengan tatapan penuh penuh arti.
"Sekarang kamu mau apalagi?" Tanya Kinan dengan tegas, Arga langsung menatap Kinan rasanya Arga ingin sekali memeluknya.
"Minggu depan aku akan menikah, Tapi jujur aku masih mencintaimu," jawab Arga yang membuat hati Kinan terasa sesak.
Sebenarnya Kinan masih mencintai Arga, Namun Kinan juga tidak mau Arga sampai kenapa-kenapa, Jadi Kinan dengan terpaksa melepaskan Arga sesuai dengan kemauan orang tua Arga.
"Aku sudah tidak mencintaimu lagi," tegas Kinan yang terpaksa membohongi diri sendiri, Kini hatinya terasa tercabik-cabik mendengar Arga mau menikah.
"Kalau saja bukan karena orang tuamu, Aku pasti tidak akan meninggalkanmu," batin Kinan.
Arga adalah sosok laki-laki yang begitu perhatian, bahkan dia sangat menyayangi Kinan selama ini. Itulah yang membuat Kinan sangat mencintai Arga.
"Tapi sorot matamu tidak bisa berbohong, Kamu masih mencintaiku kan?" Tanya Arga memastikan, Arga bisa melihat kalau Kinan sedang berbohong pada dirinya.
"Cukup katakan apa tujuanmu kesini? Dan tidak usah perdulikan sorot mataku!" jawab Kinan dengan tegas, Arga masih terus mendekati Kinan, Namun Kinan terus menjauh dari Arga.
"Berhentilah disitu!!" bentak Kinan dengan lantang. Arga langsung memberhentikan langkah kakinya.
"Aku kesini untuk memberikan undangan pernikahanku dengan Vira," ucap Arga yang
kembali membuat hati Kinan tercabik-cabik.
Arga memberikan undangan pernikahannya yang ada ditangannya pada Kinan, dengan hati begitu sakit karena masih punya perasaan pada Arga, Kinan menerima undangan tersebut.
"Kamu harus hadir di acara pernikahanku!" Pinta Agra dengan tatapan mata berkaca-kaca, Sungguh Arga sebenernya ingin menarik Kinan masuk ke dalam pelukannya.
Kinan menarik nafasnya, lalu menghembuskannya dengan pelan.
"Aku akan datang nanti," jawab Kinan singkat.
"Kinan, Apa kamu tidak mau memberikan kesempatan padaku lagi?" Tanya Arga dengan tatapan sedih.
Arga juga sebenernya masih mencintainya Kinan, Namun Kinan memutuskannya begitu saja tanpa memberikan alasan apa-apa pada Arga. Kinan hanya bilang pada Arga, Kita akhiri hubungan kita saja, Itulah kata-kata terakhir Kinan waktu putus dengan Arga.
Mungkin Kinan punya alasan kenapa Kinan meninggalkan Arga begitu saja, namun Kinan tidak pernah memberi tahu pada Arga apa alasannya?
"Maaf aku tidak bisa, aku doakan kamu bahagia bersama istrimu nanti." jawab Kinan yang diiringi doa untuk kebahagiaan Arga dan calon istrinya nanti.
Arga terus menatap Kinan, Mata Arga masih menujukan bahwa dirinya masih ingin lebih lama bersama Kinan, Kinan langsung membalikkan badannya kini posisi Kinan sudah membelakangi Arga. Arga terus menatap punggung Kinan dengan begitu lembut.
"Andai aku bisa memeluknya, Pasti aku akan memeluknya, Aku tahu pasti kamu ingin menangis namun kamu berusaha menahan air matamu," batin Arga.
"Pulanglah! Aku lelah mau istirahat." Ucap Kinan dengan nada lembut, Namun Kinan tidak berani menatap Arga karena air matanya sudah membasahi pipi mulusnya.
"Kinan...." Panggil Arga.
Namun Kinan enggan menoleh dan langsung masuk ke dalam rumahnya.
"Maaf Arga, Mudah-mudahan kamu bahagia." Batin Kinan.
Arga langsung menjatuhkan dirinya kini posisi Arga sudah duduk, Rintik-rintik hujan juga mulai berjatuhan dan mulai membasahi baju yang Arga pakai.
Setelah setengah jam kemudian, Kinan baru selesai mandi dan ganti pakaian. Mendengar hujan yang begitu lebat, Kinan langsung membuka tirai jendela rumahnya.
Kinan langsung meneteskan air mata, Melihat Arga masih terduduk di depan rumahnya, Kinan ingin keluar untuk memeluknya. Namun Kinan ingat akan ancaman orang tua Arga, Akhirnya Kinan mengurungkan niatnya.
"Maaf Arga, aku tidak bisa keluar menemuimu, aku tidak mau sesuatu terjadi padamu" batin Kinan yang buliran air matanya terus berjatuhan.
Kinan menjatuhkan dirinya, di belakang pintu, kini Kinan benar-benar merasa hancur , Kinan tidak tahu harus berbuat apa? Kinan hanya berdoa mudah-mudahan Arga segera pergi dari depan rumahnya.
Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di depan rumah Kinan, dan ternyata itu orang suruhan Nyonya Rosa yang tidak lain adalah Orang tua Arga, untuk menjemput Arga.
"Den, Ayo kita pulang sekarang! Atau Nyonya akan datang kesini." kata Pak Vito yang tidak lain adalah supir pribadi Rosa.
Dua pengawal pribadi Nyonya Rosa yang ikut datang menjemput Arga, Langsung mengangkat tubuh Arga dan memasukkan Arga ke dalam mobil.
Pak Vito langsung membawa Arga pulang ke rumahnya, lalu kedua pengawal yang ikut langsung membawa mobil Arga pulang dan mengikuti mobil Pak Vito di belakangnya.
Kinan kembali membuka sedikit tirai jendelanya, lalu melihat Arga sudah tidak ada ditempatnya.
"Arga, Maaf aku tidak bisa memberi tahu apa alasanku meninggalkanmu begitu saja," batin Kinan.
Kinan kembali masuk ke dalam kamarnya, lalu dia tiba-tiba mengingat surat perjanjian dengan sang bos.
"Sekarang hidupku berantakan, aku harus melepaskan orang yang aku sayang karena Orang tuanya menentang hubunganku dengannya dan sekarang aku harus menerima pernikahan kontrak yang tidak pernah aku bayangkan." keluh Kinan yang langsung menangis sejadi-jadinya.
Kinan menangis begitu lama, Hingga tidak terasa Kinan tidur begitu saja dan tidak jadi makan malam.
Keesokan hari kemudian, Kinan sudah rapi dengan setelan kemeja dan celana panjang, Kinan berjalan menelusuri jalanannya yang begitu rame menuju ke tempat kerjanya.
Tempat kerja Kinan tidak terlalu jauh dari rumahnya, Jadi kalau Kinan sedang tidak malas pasti jalan kaki tapi kalau Kinan malas Kinan biasanya naik ojek.
Setelah beberapa menit jalan, akhirnya Kinan sampai ditempat kerjanya. Kinan langsung berganti pakaian dengan pakaian kerja.
"Kinan," panggil salah satu cleaning servis yang lainnya.
"Iya kak Caca?" Sahut Kinan, yang langsung menoleh kearah Caca.
"Kinan, Kamu yang bersihin ruangan Pak Aftar ya. Aku kemarin diomelin habis-habisan," pinta Caca dengan wajah memelas.
Kinan merasa kasian pada Caca, akhirnya Kinan mau mengantikan Caca di ruangan Aftar.
"Dasar laki-laki, tapi tidak ada lembutnya sama sekali." Batin Kinan.
Kinan langsung masuk ke dalam ruangan Aftar, namun salahnya Kinan tidak mengetuk pintu lebih dulu, karena mengira Aftar belum datang.
Betapa terkejutnya Kinan melihat adegan yang ada hadapan.
"Haaaahhhh apa-apaan mereka," ucap Kinan dengan sorot mata yang tertujuh pada dua laki-laki yang sedang berpelukan.
Aftar langsung menjatuhkan tubuh Vino, Membuat Vino merintih kesakitan.
"Aduh bos, Kenapa kamu menjatuhkanku?" Tanya Vino dengan kesal.
"Apa kalian saling suka? Atau mungkin kalian jeruk makan jeruk," ucap Kinan yang langsung mengeluarkan tawanya, Membuat Aftar langsung menghampirinya lalu menutup mulutnya dengan tangannya.
"Jaga mulutmu! Atau aku akan memecatmu," ancam Aftar yang membuat Kinan langsung menghentikan tawanya.
"Lagian bapak dan Sekretaris Vino, kalian berpelukan," ucap Kinan dengan pelan.
"Kita berpelukan karena takut ada kecoa," cetus Aftar, Yang membuat Kinan langsung kembali mengeluarkan tawanya, Aftar langsung memelototi Kinan, Kinan langsung menghentikan tawanya.
"Mba Kinan, Itu kecoanya." ucap Vino sambil menunjukkan kecoanya yang tepat ada dibaju Aftar, membuat Aftar ketakutan.
"Kinan...Kinan cepat ambil kecoanya!" Pinta Aftar yang terus loncat-loncat tidak jelas, Membuat Kinan kuwalahan mengambil kecoa tersebut.
Karena Aftar tidak bisa tenang, alhasil Aftar kesandung dan dengan tepat jatuh ke pelukan Kinan, Namun karena tubuh Aftar begitu berat akhirnya Kinan terjatuh.
Brukkk..!
Aftar terjatuh tepat diatas tubuh Kinan, kini wajah mereka begitu dekat dan hanya berjarak beberapa centi.
"Aku bisa merasakan hembusan nafasnya," batin Aftar, Aftar mendekatkan bibirnya ke bibir mungil Kinan.
"Apa yang mau Pak Aftar lakukan." Batin Kinan.
Kira-kira apa yang terjadi pada Kinan dan Aftar?
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
"Apa yang mau Pak Aftar lakukan." Batin Kinan.
Vino langsung geleng-geleng kepala, lalu berdehem agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi.
"Ehem...ehem, ingat bos belum mukrim," cetus Vino yang diiringi dengan deheman, Namun disambut tatapan kesal oleh Aftar.
"Menyingkirlah Pak Aftar berat sekali!" Keluh Kinan yang berusaha melindungi dua g*n*ng kemb*rnya dengan kedua tangannya, agar tidak tersentuh oleh dada bidang Aftar.
Aftar langsung membenarkan posisinya, Kini Aftar sudah berdiri. Namun Aftar tidak menolong Kinan.
"Aduh pinggangku sakit sekali," rintih Kinan.
Iya gimana pinggang Kinan tidak sakit, Badan Kinan yang mungil tertindih badan Aftar yang begitu kekar, Panteslah Kinan merasa sakit.
"Bangunlah!" Cetus Aftar.
Kinan pelan-pelan bangun dari tempat dirinya terjatuh "Dasar bos tidak ada akhlak bukannya di tolongin, Ini malah dibiarkan saja." Batin Kinan dalam hati.
Vino malah senyam-senyum melihat Aftar dan Kinan, lalu Aftar langsung menatap Vino dengan tatapan tajam.
"Kalian bos dan anak buah benar-benar b*doh, cuma kecoa saja kalian sampai main peluk-pelukkan. Bayangkan saja jika orang lain yang melihatnya pasti mereka akan berpikiran kalian itu jeruk makan jeruk," ucap Kinan yang langsung mengeluarkan tawanya, Aftar hanya berdecak kesal.
"Dasar gadis s*alan, bisa-bisanya dia berkata seperti itu pada bosnya." Batin Aftar.
Setelah selesai mengurus masalah kecoa, Kinan langsung melanjutkan membersihkan ruangan Aftar, dengan cepat Aftar juga mengisyaratkan Vino agar keluar dari ruangannya. Vino yang paham dengan isyarat itu langsung keluar dari ruangan kerja Aftar.
"Hey kamu," panggil Aftar yang tidak mau menyebutkan namanya Kinan.
"Nama saya Kinan Pak," jelas Kinan.
"Aku tidak perduli, cepat buatkan aku teh, Jangan terlalu manis dan jangan terlalu pahit juga!" ucap Aftar dengan nada ketus.
"Baik Pak," jawab Kinan.
"Tidak terlalu manis tidak terlalu pahit, Ingat saja pak kenangan sama mantan!"batin Kinan.
"Kenapa diam saja? Cepat buatkan aku teh!" Cetus Aftar, Kinan langsung pergi meninggalkan ruangan Aftar lalu menuju ke dapur kantor.
Sesampainya di dapur, Kinan langsung membuatkan teh untuk sang bos. Lalu setelah selesai Kinan langsung membawa teh buatannya ke ruangan Aftar.
"Ini Pak tehnya," ucap Kinan yang langsung menaruh segelas cangkir teh yang ada di tangannya, di atas meja kerja Aftar.
"lanjutkan pekerjaanmu!" Ucap Aftar dengan ketus, Membuat Kinan merasa kesal "Dasar bos galak," batin Kinan.
Kinan kembali membersihkan ruangan Aftar, Sedangkan Aftar langsung meminum teh buatan Kinan.
"Kinan, kan saya bilang jangan terlalu pahit dan jangan terlalu manis juga, Kamu buat teh rasanya tidak jelas." Ucap Aftar yang membuat Kinan terkejut.
Kinan berjalan menuju meja kerja sang bos, lalu mengambil cangkir teh yang ada di meja kerjanya Aftar.
Kinan langsung mencicipi teh buatannya" Rasanya sudah pas kok pak," ucap Kinan dengan begitu polos, Membuat Aftar langsung menatapnya dengan tatapan kesal.
Dengan begitu polosnya Kinan mencoba teh buatannya untuk sang bos, membuat Aftar hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Kinan "Menikah kontrak 100 hari dengannya Pasti ke palaku bisa pecah gara-gara tingkahnya." Batin Aftar.
"Sudahlah, Keluar kamu sekarang!" usir Aftar, Kinan langsung membawa semua alat-alat pembersih ruangan lalu langsung pergi dari ruangan Aftar.
"Dasar aneh, mulut dia lagi sariawan kali makanya teh enak gitu dibilang rasanya tidak jelas." Gerutu Kinan sambil berjalan.
Jam menunjukkan pukul 5 sore, Seperti biasa Kinan pulang dari tempat kerjanya.
Kinan berjalan santai menelusuri setiap ruangan kantor yang sudah mulai sepi, Tidak sengaja Kinan bertemu dengan Aftar. Kinan berusaha bersembunyi namun dengan cepat Aftar menarik tangan Kinan, membuat Kinan merasa takut.
Aftar terus memegang tangan Kinan "Kenapa? Kamu mau menghindar dariku?" Tanya Aftar yang belum melepaskan tangan Kinan dari cengkraman tangannya.
Kinan membalikkan badannya lalu berkata pada Aftar "Lepaskan saya Pak! Saya mau pulang." Pinta Kinan dengan wajah melas.
Aftar tidak memperdulikan ucapan Kinan, Kini Aftar langsung menarik tangan Kinan dengan kasar "Sebenarnya dia mau membawaku kemana?" Batin Kinan.
Aftar memecet tombol lift, Lalu setelah life terbuka Aftar langsung mengajak Kinan masuk kedalam lift.
"Pak saya bisa lewat tangga," ucap Kinan dengan suara pelan.
Iya Aftar lewat lift khusus dan itu hanya dipake oleh dirinya dan sekertarisnya saja, Sedangkan pegawai lain biasa lewat tangga dan ada life khusus karyawan juga.
"Jangan membantah, Cepat masuk atau aku akan menyeretmu dengan kasar." ucap Aftar yang penuh dengan ancaman.
Kinan langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift dengan begitu hati-hati.
"Haruskah aku menikah dengan orang seperti ini?" Tanya Kinan dalam hatinya.
Kinan dan Aftar sudah berada di dalam lift, Namun Kinan hanya diam saja. Aftar tiba-tiba menoleh kearah Kinan membuat Kinan langsung membalikkan wajahnya.
"Kenapa? Kamu takut aku akan memakanmu?"Tanya Aftar yang terus menatap wajah cantik, membuat Kinan jadi salah tingkah.
"Maaf Pak, Bisa jaga mata bapak!" ucap Kinan, Karena merasa risih dengan tatapan mata Aftar.
Aftar langsung mengembangkan senyumnya, Lalu geleng-geleng kepala.
"Aku juga tidak mau menatapmu terlalu lama, takut mataku belekan nanti." jawab Aftar, Yang membuat Kinan langsung menatapnya dengan kesal "Rasanya pingin cepat-cepat pulang," batin Kinan.
Sesampainya diluar kantor, Kinan hendak jalan pulang namun dengan cepat Aftar menarik tangan tangan, membuat Kinan langsung menolehnya.
"Kenapa Pak?" Tanya Kinan pelan.
"Biar aku antar kamu pulang," jawab Aftar dengan tatapan datar. Kinan langsung memasang wajah terkejutnya "Mengantar pulang." batin Kinan tidak percaya.
"Saya pulang sendiri saja pak, rumah saya dekat dari sini kok." Tolak Kinan yang langsung di tatap tajam oleh Aftar "Apa aku menyuruhmu menolakku, Sudah cepat biar aku antar!" Ajak Aftar memaksa.
Akhirnya Kinan mau tidak mau menurut pada Aftar "Dasar tukang maksa," gerutu Kinan pelan yang ternyata di dengar oleh Aftar "Kamu bilang apa? Aku tukang maksa?" Cetus Aftar dengan tatapan kesal.
"Terus apa kalau bukan maksa?" Jawab Kinan yang tidak mau kalah, Aftar hanya geleng-geleng kepala lalu langsung menyalakan mesin mobilnya "Dasar gadis jutek, untung aku butuh kamu jika tidak aku sudah memecatmu." Batin Aftar kesal.
Setelah beberapa menit, sampailah di depan rumah Kinan. Kinan langsung turun dari mobil Aftar, Lalu Kinan mengucapkan terimakasih pada Aftar "Pak Aftra, Terimakasih." Ucap Kinan, yang di jawab dengan anggukan oleh Aftar.
Dalam hati Kinan, dasar bisa-bisanya dia hanya menjawab ucapan terimakasihku hanya dengan anggukan saja.
Kinan langsung masuk ke rumahnya, Namun Kinan memberhentikan langkah kakinya karena melihat Arga duduk di depan teras depan rumahnya. Aftar berniat meninggalkan rumah Kinan namun Aftar mengurungkan niatnya, Aftar melihat laki-laki yang duduk samping Kinan "Sepertinya kenal," batin Aftar yang terus menatap laki-laki yang duduk disebelah Kinan.
"Arga ada apa?" Tanya Kinan pelan, Arga menatap Kinan penuh arti membuat Kinan menghembuskan nafasnya dengan kesal "Katakan ada apa?" Tanya Kinan lagi.
"Kinan, Aku tidak bisa menikahi Vira gadis yang aku cintai adalah kamu." Ucap Arga yang lagi-lagi membuat Kinan begitu tersentak "Andai kamu tahu, Aku juga masih mencintaimu tapi sudahlah berpisah memang yang terbaik buat hubungan kita." Batin Kinan sedih.
"Dengarkan aku baik-baik, Kamu akan menikah 2 hari lagi aku mohon berhentilah mengangguku." Pinta Kinan dengan nada memohon.
"Arga yang namanya cinta itu tidak harus memiliki, asalkan kita bisa melihat orang yang kita sayangi bahagia mungkin itulah cinta sesungguhnya." Ucap Kinan yang sebenarnya tidak mau mengucapkan kata-kata itu, Arga menatap Kinan dengan tatapan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Kamu tidak perlu menangisi semuanya, Aku yakin kamu akan bahagia dengan Vira." Kinan berusaha menyakinkan Arga.
Vira adalah gadis pilihan Rosa Dharmawan yang tidak lain adalah Mamanya Arga.
"Kinan ayo kita kawin lari saja!" Ajak Arga dengan nada memohon, Kinan hanya geleng-geleng kepala lalu tertawa.
Biarpun Kinan masih mencintai Arga, Kinan juga tidak mau sampai kawin lari dengan Arga. Karena menurut Kinan pernikahan tanpa restu orangtua itu tidak akan bahagia.
"Arga berhentilah bercanda, kita sudah putus dan mari kita jalanin hidup kita masing-masing, pulanglah ini sudah larut Aku juga capek mau istirahat." Ucap Kinan yang langsung pergi meninggalkan Arga masuk ke dalam rumah.
Kinan langsung menjatuhkan tubuhnya dibelakang pintu. Dengan perasaan sesak dihatinya Kinan berusaha kuat.
"Arga, aku minta maaf," batin Kinan.
Arga berjalan gontai menuju mobilnya, Aftar terus melihat dengan tatapan serius "Bukankah itu Arga, Untuk apa dia menemui Kinan." Gumam Aftar.
Agra langsung melajukan mobilnya, Lalu segera pergi meninggalkan rumah Kinan.
"Kinan sebenernya apa yang terjadi, kenapa kamu memutuskanku begitu saja?" Gumam Arga sambil menyetir.
Mungkin jika Arga tahu alasan yang sebenarnya, Pasti Arga akan mengerti dan berhenti menyalahkan Kinan.
Aftar langsung mengubungi Vino atau Sekretarisnya sekaligus orang kepercayaannya selama ini.
"Vino, Tolong cari tahu sebenarnya Kinan dan Arga ada hubungan apa?" Suruh Aftar lalu langsung langsung mematikan saluran teleponnya.
Vino yang sudah paham perintah sang bos, Langsung menjalankan perintahnya.
"Pak Arga, Mba Kinan, Aku akan mencari tahunya." Ucap Vino dengan semangat.
Aftar langsung menyalakan mesin mobilnya, lalu segera menuju ke rumah sakit tempat kakeknya dirawat.
Iya jantung Kakek Sanjaya kambuh beberapa hari yang lalu dan harus menjalanin perawatan dirumah sakit sampai benar-benar pulih. Setiap pulang dari kantor Aftar pasti menjenguk sang kakek dirumah sakit.
Sebenarnya Aftar tidak perlu kawatir sih, Karena sang kakek dirawat dirumah sakit miliknya sendiri dan ditangani langsung oleh Dokter Sepesialis jantung terbaik dari luar negeri, Aftar juga sudah menyiapkan seorang perawat untuk menjaga sang kakek dirumah sakit.
Tapi sebagai cucu satu-satunya Aftar sangat menyayangi sang kakek, Aftar juga rela melakukan apapun demi kesembuhan kakeknya. Biarpun Aftar harus terpaksa menikah gadis yang dicintainya sama sekali, Iya gadis itu adalah Kinan. Gadis yang dirinya paksa menikah kontrak dengan dirinya.
Sesampainya dirumah sakit, Aftar langsung menuju ke ruangan kakeknya dirawat.
Sesampainya diruang rawat sang kakek, Aftar langsung mendekati kakeknya lalu tersenyum pada kakeknya.
"Mba Ijah, Kakek sudah makan belum?" Tanya Aftar pada Ijah, Ijah adalah wanita yang kira-kira berusia 35 tahun yang merawat kakeknya selama ini.
"Sudah Pak, tadi juga baru saja makan bubur terus minum obat." Jawab Ijah yang membuat Aftar tersenyum.
"Aftar, Kapan kamu menikah?" Tanya sang kakek, Aftar mengegam tangan kakeknya "Aftar akan segera menikah kek, minggu depan tapi kakek harus cepat sembuh ya!" Pinta Aftar dengan penuh harapan.
Kakek Sanjaya tersenyum bahagia, lalu langsung memeluk Aftar "Bagus cucuku, Akhirnya kamu akan segera menikah." Ucap Kakek Sanjaya dengan begitu bahagia.
Aftar membalas pelukan sang kakek, Melihat kakeknya tersenyum itu membuat Aftar sangat bahagia. "Demi kakek aku akan lakukan apapun." Batin Aftar.
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
Ini hanya visual sesuai pemikiran Author, buat kakak-kakak bisa juga membayangkan visual yang menunurut kalian cocok ya 🙏
Visual Aftar Sanjaya
Visual Kinan Alisya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!