Awal Mula.
Alexander Matthew merupakan pewaris langsung Perusahaan Matthew. Usia 28 tahun, sangat tampan. Bertubuh atletis, tegap dan tinggi mencapai 190cm. Menjadi idola bagi semua kaum hawa.
"Lihatlah! He really is very handsome! Oh my GOD!!"
Banyak teman-teman wanitanya yang telah menyatakan cinta kepadanya, ingin sekali menjadi kekasihnya atau teman hidupnya, bahkan banyak juga yang dengan tidak tau malu menawarkan diri untuk bisa tidur dengannya walau hanya semalam saja.
"Alex, i love you! I love you so much!"
"Come on Alex! I hope, just one night sleep with me, please!"
Namun Alex tidak pernah menghiraukan mereka, karena ia bukanlah tipe pria yang mudah disentuh oleh sembarang orang juga tidak mudah tergoda oleh wanita.
Ia begitu setia kepada kekasihnya yang baginya sangat cantik juga sexy yaitu
Veronica Ayner. Model sekaligus artis yang sangat cantik dan cukup terkenal yang mampu menarik perhatian dan membuat Alex Matthew tertarik kepadanya.
Alex dan Veronica telah menjalin hubungan sudah hampir empat tahun lamanya. Namun, karena kesibukan masing-masing, membuat mereka jarang memiliki waktu luang untuk bisa bertemu. Mereka hanya bisa saling mengirim pesan singkat sekedar memberi kabar satu sama lain.
Alex yang selalu disibukan dengan perjalanan bisnisnya keluar negri dan Veronica yang sibuk dengan dunianya sebagai seorang model sekaligus artis dan sering sekali mendapat tawaran dari sutradara juga produser perfilman untuk menjadi model iklan dan membintangi sebuah film layar lebar.
Wajahnya sudah tak asing lagi dilayar televisi juga majalah. Alex bisa memahami pekerjaan sang kekasih sebagai publik figur dengan schedule yang padat. Saat memiliki waktu luang, ia mendatangi kekasihnya di lokasi pemotretan atau diapartemennya, walau hanya sebentar dan sekedar melepas rindu.
"I miss you so much honey!" Ucapnya lalu mencium lembut bibir merah kekasihnya.
"Alexhh..aku juga sangat merindukanmu sayanghh!" Jawab Veronica yang sudah tidak bisa menahan lenguhannya ketika ciuman Alex turun keleher jenjangnya.
***
Perusahaan Matthew begitu terkenal dikotanya. Perusahaan tersebut termasuk Perusahaan terbesar di tanah air dan sudah bercabang hingga ke berbagai negara bagian. Sebagai seorang pebisnis dan pengusaha muda yang cukup dikenal oleh masyarakat juga para pesaing bisnisnya, kesuksesan Alex dalam menjalankan bisnis membuat banyak Perusahaan besar lain berantusias ingin menjalin hubungan kerja sama dengannya.
Meski Alex hanya sebagi penerus bisnis dari keluarganya, Perusahaan Matthew semakin berkembang semenjak Alex menduduki kursi kepemimpinan di Perusahaan Matthew.
Setelah kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa ibunya diusianya yang masih sebelas tahun, Alex begitu terpuruk. Ia bagai anak yang kehilangan arah. Beruntung ia masih memiliki kakek yang sangat menyayanginya. Ia pun dibesarkan oleh sang kakek, karena ayahnya memilih pergi dan tinggal diluar negeri dengan alasan ingin mengurus cabang Perusahaan Matthew yang belum lama mulai berkembang disana waktu itu.
"Kamu harus menjadi anak yang kuat Alex!" Pesan Andy Matthew kepada cucunya sambil menepuk pundak Alex seolah memberi kekuatan untuk Alex.
Alex yang kini telah tumbuh semakin dewasa, ia menjadi sosok yang kuat. Ia memiliki kepintaran dan kecerdasan membuat sang kakek selalu bangga kepadanya.
Setelah dewasa dan lulus kuliah S2 nya diluar negeri, Alex memutuskan untuk pindah dan hidup mandiri disebuah Villa mewah yang cukup jauh dari rumah keluarga Matthew. Namun, beberapa waktu kemudian saat mendapat kabar bahwa kakeknya jatuh sakit dan harus mendapatkan perawatan intensif membuat Alex kembali tinggal di rumah tua atau sering dijuluki sebagai istana Matthew atas permintaan sang kakek karena sang kakek ingin selalu dekat dengan cucu kesayangannya disaat saat terakhirnya.
Alex juga begitu menyayangi kakeknya dan ia juga ingin selalu menemani dan berada didekat kakeknya selama kakeknya menjalani perawatan. Penyakit yang diderita Andy Matthew sudah tidak bisa disembuhkan bahkan Alex telah mancarikan dokter terbaik dipenjuru dunia, namun tetap saja hasilnya sama. Mungkin juga karena faktor usia sang kakek yang sudah lanjut. Alex merasa frustasi memikirkan cara untuk menyembuhkan penyakit yang diderita sang kakek.
Takdir pun tidak berpihak kepadanya untuk yang kedua kalinya.
Sekuat apapun dirinya, Alex juga hanyalah manusia biasa yang bisa merasakan sakit juga menangis karena tidak bisa menahan kesedihan atas kehilangan orang tercintanya yang telah membesarkannya, yang selalu melatihnya dan menjadikannya sosok yang luar biasa seperti sekarang ini.
Ia harus bisa mengikhlaskan kepergian kakeknya menghadap Sang Khaliq.
"Kakek, kenapa harus pergi secepat ini? Maafkan aku yang selama ini jarang menemui kakek!"
Alex tidak bisa lagi untuk menahan kesedihannya hingga airmatanya pun tumpah bersamaan dengan turunnya air hujan yang begitu deras seolah langit ikut menangis merasakan kesedihannya dan menumpahkan air dengan deras membasahi permukaan bumi.
***
Setelah hampir empat tahun Alex menjalin hubungan dengan Veronica, ia pun kembali harus menerima kenyataan pahit. Ia sangat terkejut sekaligus kecewa dan sakit hati. Hatinya hancur karena menyaksikan perselingkuhan Veronica dengan teman prianya yang berprofesi sebagai pemain film yang sedang mereka bintangi.
Awalnya Alex tidak pernah merasa curiga karena ia sangat mempercayai Veronica. Ia selalu bisa memaklumi kedekatan Veronica dengan beberapa rekan kerjanya yang menurutnya hanya sebatas urusan pekerjaan. Namun, ia tidak menyangka kepercayaannya selama ini dihancurkan begitu saja oleh wanita yang selama ini telah menjalin hubungan kasih dengannya.
Selama ini, Alex selalu menjaga hatinya hanya untuk Veronica bahkan ia telah merencanakan kejutan istimewa untuk melamar Veronica. Namun pada kenyataannya, ia yang dikejutkan dengan menyaksikan langsung sang kekasih sedang tidur dengan teman prianya didalam apartemennya.
"Brengsek!! Aku tidak nyangka ternyata kau wanita ******!!"
Dengan penuh emosi, Alex memaki Veronica sambil mengepalkan kedua tanganya kemudian berbalik dan melangkah pergi. Namun Veronica menghentikan langkahnya. Ia menarik tangan Alex, menahan langkahnya.
"Alex, dengarkan aku dulu! Aku mohon!"
Alex sama sekali tidak menghiraukannya, ia menghempaskan tangan Veronica dengan kasar dan ia melanjutkan langkahnya dengan cepat pergi meninggalkan apartement yang ditempati Veronica.
"Alex!!" Teriak Veronica memanggil Alex namun Alex tidak mendengarkannya.
Kini Veronica merasa sangat bodoh sekaligus emosi. "Kenapa Alex tiba-tiba datang dan harus melihat semua ini? Brengsek!! Aaargg!" Pekik Veronica penuh emosi dan sangat frustasi sambil menjambak rambutnya sendiri.
Ia sangat mencintai Alex, tapi ia tidak bisa kalau harus selalu menahan hasratnya yang ingin segera dipuaskan karena belakangan ini Alex selalu sibuk dengan pekerjaannya dan jarang menemuinya.
Veronica berusaha menghubungi Alex tapi nomor Alex sudah tidak terdaftar dan tidak bisa dihubungi. "Aaargh! Alex!!" Pekik Veronica sambil membanting ponsel mahalnya dan mengumpat kesal. Ia benar-benar sangat frustasi.
Alex merasakan hatinya hancur seketika setelah hampir empat tahun lamanya ia menjalin hubungan dengan Veronica, bahkan ia sudah berencana untuk melamarnya tapi Veronica menghancurkannya begitu saja.
Alex pun memutuskan untuk membuang jauh semua kenangan tentang Veronica dan semua yang berkaitan tentang wanita itu. Ia sangat kecewa atas apa yang dilakukan Veronica. Wanita yang selama ini selalu ia jaga hatinya. Ternyata Veronica tak jauh beda dengan wanita ******.
Alex tidak bisa memaafkan atas pengkhianatan yang dilakukan oleh Veronica kepadanya. Ia benar-benar sudah sangat kecewa dan sakit hati. Ia telah memutuskan untuk melepaskan Veronica dan meninggalkannya. Sejak itu, ia menutup hatinya rapat-rapat dan selalu menyibukkan dirinya dengan bekerja bekerja dan terus bekerja untuk mengalihkan pikirannya yang terus dibayangi oleh Veronica. Kini Alex menjadi sosok pria yang semakin dingin terutama kepada wanita.
***
Dua tahun setelah putus dengan Veronica, tanpa diduga, Alex dipertemukan dengan seorang gadis yang terlihat masih sangat muda disebuah Night Club. Saat itu ia sedang berjalan ingin menemui sahabatnya, namun tiba-tiba ada seorang gadis yang tanpa sengaja menabraknya hingga tubuh gadis tersebut terhuyung dan terjungkal, namun dengan sigap Alex menangkap tubuh kecil gadis itu yang hampir saja membentur lantai. Dan sialnya, gadis itu langsung pingsan saat Alex menangkapnya.
"Hey Nona, bangunlah!" Ucap Alex sambil menggoyangkan tubuh si gadis yang sedang dipeluknya.
"Sial! Sepertinya dia banyak minum!" Lanjutnya setelah mencium aroma alkohol dari mulut gadis itu.
Alex kemudian membopong gadis itu keluar menuju parkiran dan membaringkannya dibangku panjang ditepi parkiran Night Club. Ia terus berusaha untuk membangunkan gadis itu, tapi tetap saja gadis itu masih memejamkan matanya tidak bergerak.
Ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkannya, namun saat ia ingin masuk kedalam mobilnya mengambil sesuatu, tiba-tiba ada beberapa preman yang mendekat kearah gadis itu. Jiwa kepahlawanannya pun bangkit dan dalam hitungan detik ia mampu melumpuhkan para preman yang ingin mencoba membawa gadis itu.
Dan entah kenapa ia merasa iba kepada gadis itu. Alex kembali membopong tubuh kecil gadis itu dan memasukkannya kedalam mobil sportnya lalu membawanya pulang ke Villanya karena ia bingung tidak tau harus membawanya kemana.
...*****...
...Ikuti kisahnya ya! Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disetiap episodenya ya! Terimakasih banyak!🙏🏻😍❤...
Seorang gadis bertubuh mungil bernama Amanda Zelia Jason sedang duduk santai ditaman kampus bersama para sahabatnya.
Mereka sedang membahas kembali rencana untuk berkumpul merayakan ulang tahun salah satu sahabtnya yang bernama Riana malam ini.
Amanda hanya menyimak obrolan sahabat-sahabatnya sambil membaca novel favoritnya.
"Oke kalau begitu nanti malam kita ke Night Club!" Ucap Riana kepada sahabat-sahabatnya.
"Aku sih iyes aja!" Jawab Meli sambil menganggukan kepalanya.
"Oke, kamu gimana Manda?" Tanya Riana sambil menoleh kearah Amanda. Amanda menoleh menatap Riana dan menghela nafasnya berat.
"Maaf Ana, sepertinya aku nggak bisa ikut deh. Ayahku pasti nggak kasih ijin aku kluyuran sepulang kerja apalagi ke club malam, dan aku besok juga nggak libur kerja." Jawab Amanda dengan berat hati karena harus menolak ajakan sahabatnya dihari ulang tahunnya ini.
"Ck! Kamu nggak asik ah! Please deh Manda, sekali ini aja! Ini kan ultahku!" Pinta Riana dengan menatap penuh harap kepada Amanda.
"Iya Manda, nanti kamu bilang aja sama om Adam kalau kamu lembur malam ini! Nanti sepulang kerja kita jemput kamu di Kafe ya?!" Sambung Nina yang juga berusaha membujuk Amanda.
Amanda terdiam dan tampak sedang berfikir. Tidak mungkin kalau ia harus membohongi ayahnya. Selama ini Amanda anak yang selalu jujur dan patuh kepada ayahnya.
"Please Manda. Anggap aja ini permintaanku dihari ulang tahunku dan aku anggap ini kado ultah darimu kalau kamu mau ikut kumpul bareng kita!" Ucap Riana dengan menangkupkan kedua telapak tangannya kedepan memohon dengan wajah sedihnya dan penuh harap kepada Amanda.
Amanda kembali menghela nafasnya berat. Ia merasa bingung sekaligus tidak enak hati melihat Riana yang memohon kepadanya, mengingat kebaikan dari para sahabatnya yang selalu sudi membantunya tanpa ia meminta disaat ia sangat membutuhkan bantuan,
dan mereka selalu datang membantunya juga menghiburnya saat ia merasa terpuruk saat ayahnya yang sering sakit-sakitan.
"Iya deh iya! aku ikut kalian!" Ucap Amanda yang kemudian mendapatkan pelukan dari ketiga sahabatnya.
Akhirnya Amanda dengan terpaksa menyetujui permintaan Riana dan para sahabatnya untuk ikut merayakan ulang tahun Riana malam ini.
***
Waktu terus berputar, jam kuliah hari ini pun telah usai.
Setelah Amanda keluar dari kelasnya, ia bertemu dengan ketiga sahabatnya dan berbincang sambil berjalan menuju parkiran kampus.
Amanda berpamitan kepada sahabat-sahabatnya dan langsung berjalan keluar dari area kampus menuju Kafe tempat ia bekerja sebagai koki.
Karena letak Kafe tempat ia bekerja tidak jauh dari kampusnya, hanya diseberang jalan kampusnya ia berjalan kaki menuju Kafe tersebut.
Kebetulan hari ini Kafe tidak begitu ramai pengunjung, jadi Amanda bisa meminta ijin kepada atasannya untuk pulang lebih awal karena ada janji dengan sahabat-sahabatnya.
Amanda juga telah menelepon ayahnya dengan perasaan penuh bersalah dan berdosa karena ia berbohong kalau dirinya akan lembur malam ini.
Amanda benar-benar merasa sangat berdosa telah membohongi ayahnya untuk pertama kalinya, karena memang Amanda anak yang selalu jujur dan tidak pernah berbohong kepada ayahnya.
Amanda tersadar dari lamunannya saat Riana membunyikan klakson mobilnya membuatnya terperanjat kaget.
Amanda tadi telah berpamitan kepada atasannya juga teman-teman kerjanya untuk pulang duluan dan ia menunggu para sahabatnya didepan parkiran Kafe.
Amanda langsung bejalan menuju mobil Riana dan masuk kedalam mobil mini cooper milik Riana di barisan penumpang.
"Manda, ini cepat ganti baju kamu!Aku sengaja bawain baju ganti buat kamu, sejak kuliah kamu nggak sempet ganti kan? Jadi cepetan ganti biar kamu nggak gerah!" Ucap Riana yang begitu perhatian sambil memberikan pakaian kepada Amanda.
"Makasih ya Ana, tapi..apa aku harus ganti baju disini?" Tanya Amanda dengan bingung.
"Astaga Manda! Ya iyalah disini! Emang mau diluar ganti bajunya? Lagian nggak bakal ada yang liat kamu ganti baju disini!" Sambung Meli dengan diselingi kekehan geli.
"Iya Manda, udah cepetan ganti baju kamu, keburu kita sampai nih!" Lanjut Riana sambil fokus menyetir mobilnya.
"Ck! Iya iya, kalian bawel deh!" Ucap Amanda sambil mencebikan bibirnya kesal namun merasa tersanjung karena sahabat-sahabatnya selalu perhatian kepadanya.
Saat sampai ke tempat yang dituju, mobil yang mereka tumpangi telah terparkir rapi, kemudian mereka turun dari mobil dan langsung masuk mencari tempat yang masih kosong.
Saat mereka mendapatkan tempat, Riana juga telah memesan minuman dan banyak makanan untuk sahabat-sahabatnya dan tak lupa dengan kue ultahnya juga.
Tak lama pesanan datang membuat mata mereka seketika berbinar menatap makanan yang telah dihidangkan.
Mereka langsung menyalakan lilin diatas kue ultah yang telah mereka siapkan sebelumnya.
Mereka begitu gambira menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk sahabat mereka, Riana.
Meskipun hanya dirayakan dengan para sahabatnya saja,Riana dan ketiga sahabatnya sudah sangat bahagia dan mereka cukup mengundang perhatian para pengunjung lainnya yang berada tidak jauh dari mejanya.
Riana merasa sangat bahagia, karena baginya ketiga sahabatnya yang sudah seperti saudaranya sendiri yang selalu ada setiap saat untuknya.
Riana menunduk memejamkan matanya dan berdoa lalu meniup lilin.
Amanda, Nina, dan Meli pun bertepuk tangan dengan sangat riang. Mereka mengucapkan selamat dan memberi doa terbaik untuk Riana.Mereka secara bersamaan berpelukan membentuk lingkaran.
"Semoga kita akan tetap menjadi sahabat baik selamanya! Aku benar-benar bahagia banget malam ini bisa kumpul bareng kalain dihari ulang tahunku ini. Aku sayang kalian semua! Thanks ya udah selalu ada buat aku selama ini!" Ucap Riana masih berpelukan sambil menitikan air mata bahagianya.
Kemudian mereka bersulang dan minum. Saat Amanda meminum minumannya, lidahnya merasa aneh, karena tidak tau minuman apa yang telah dipesan oleh Riana ini.
Riana memesan sampanye untuk merayakan ulang tahunnya tanpa menyadari bahwa Amanda yang paling polos belum pernah mencicipi minuman macam itu.
Namun,Amanda tetap meminumnya, karena sangat menghargai Riana dan tanpa sadar satu gelas langsung tandas diminumnya.
"Ya ampun Manda! Haus banget ya?" Tanya Meli dengan terkekeh.
"Iya, aku haus banget." Jawab Amanda dengan polosnya sambil nyengir.
Amanda merasa sedikit pusing setelah beberapa saat karena ia sudah menuangkan kembali sampanye dari botol kedalam gelasnya untuk yang ketiga kalinya. Amanda tidak tau dan tidak menyadari kalau ternyata minuman yang dipesan Riana mengandung alkohol yang akan membuatnya mabuk.
Karena memang ia belum pernah minum minuman beralkohol, oleh sebab itu Amanda langsung merasakan reaksi dari minuman tersebut.
Amanda ingin pergi ketoilet untuk sekedar cuci muka menyegarkannya dari rasa panas ditubuhnya.
"Aku mau ketoilet dulu ya." Ucap Amanda kepada para sahabatnya.
"Mau aku anter?" Tanya Meli pada Amanda.
"Nggak usah Mel, aku bisa sendiri." Jawab Amanda sambil tersenyum.
Amanda pun segera pergi mencari letak toilet. Saat Amanda berjalan menuju toilet, kepalanya makin terasa berat, pandangannya terasa sedikit kabur, jalannya juga sudah sedikit sempoyongan dan tanpa sengaja ia menabrak seorang pria yang bertubuh tinggi besar.
...*****...
...Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya! Terimakasih banyak!🙏🏻😍❤...
Karena kepalanya merasa sangat berat dan pusing, begitu Amanda menabrak pria tersebut, tubuhnya langsung terhuyung dan terjatuh.Beruntung Pria yang ditabrak Amanda selalu sigap dan dengan cepat pria itu menarik lengan Amanda dan merangkul pinggangnya.
Amanda pun masuk dalam dekapan pria tersebut lalu pingsan.
"Hei Nona, bangunlah!" Ucap pria tersebut sambil menggoyang-goyangkan tubuh mungil Amanda.
"Sial! Sepertinya dia banyak minum!" Gumam pria tersebut setelah mencium bau alkohol dari mulut Amanda.
Kemudian pria tersebut membopong Amanda,membawanya keluar menuju parkiran mobil dan membaringkannya dibangku panjang yang ada dipinggir parkiran Night Club.
Pria tersebut berdiri didepan bangku tempat Amanda dibaringkan dan terus berusaha membangunkan Amanda, sesekali sambil menepuk-nepuk pipinya, namun Amanda tidak juga sadar.
"Ck! Dasar gadis pemabuk ngrepotin aja!" Gurutu pria tersebut sambil mencebikan bibirnya merasa kesal.
"Hei Nona, cepatlah bangun atau aku tinggalkan kau disini sendirian!" Ucap pria tersebut sambil menepuk-nepuk lengan Amanda, namun Amanda masih saja terdiam memejamkan matanya tidak bergerak.
Karena telah merasa cukup kesal menunggu, akhirnya pria tersebut meninggalkan Amanda yang masih belum sadarkan diri begitu saja.
Saat hendak masuk kedalam mobil sport miliknya ingin mengambil sesuatu didalam, pria itu melihat ada tiga orang preman yang mendekat kearah Amanda. Pria tersebut memperhatikan mereka dari samping mobil sportnya yang terparkir jauh dari tempat Amanda terbaring.
Terlihat jelas oleh pria tersebut, para preman itu menatap Amanda dengan tatapan bringas.
"Haha..sepertinya dia banyak minum." Ucap salah satu preman setelah mencium aroma alkohol dari Amanda.
"Dia sangat cantik dan lihat, kulitnya sangat halus! Gimana kalau kita bawa dia, kita ajak dia bersenang-senang malam ini? Hahaha!" Sambungnya premain lainnya sambil berjongkok menatap Amanda dan tertawa girang.
"Boleh juga Bang, kalau gitu ayo cepat kita bawa dia sebelum dia sadar Bang!" Ucap preman lainnya yang sudah tidak sabar ingin bermain-main malam ini.
Dari sisi lain, pria yang membawa Amanda tadi memperhatikan dari kejauhan. Ia merasa tidak tega melihat Amanda menjadi santapan para preman yang tidak tau diri seperti mereka. Ia pun melangkah dan mendekati para preman itu yang sudah mengangkat tubuh mungil Amanda.
"Hey, turunkan dan lepaskan dia!" Ujar pria tadi dengan penuh penekanan dan menatap tajam para preman didepannya.
"Siapa kamu hah?? Jangan ikut campur urusan kita!" Tanya salah satu preman yang merupakan ketua genk dengan emosi.
"Nggak perlu tau siapa aku! Cepat lepaskan gadis itu atau kalian semua akan menyesal!" Tegas pria itu kembali menyuruh mereka melepaskan Amanda.
"Sialan!! Beraninya ngancem kita?? Hajar dia!!" Balas preman itu dengan tersulut emosi kemudian mereka langsung menyerang pria tadi.
Tanpa mengeluarkan banyak tenaga, pria itu dengan sangat mudah mampu membuat para preman itu jatuh terkapar.
"Aahk!"
Aduh sakit!"
Pekik mereka saat jatuh terkapar.
"Ampun! Jangan pukul lagi! Ampun!" Lanjutnya dengan mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.
Hanya sisa satu preman yang masih membopong Amanda. Pria itu melangkah kearahnya sambil menatap tajam. Preman itu terlihat ketakutan dan melangkah mundur.
"Ampun bro! Ini..aku serahin gadis ini!" Ucap preman itu dengan tubuh gemetar karena ketakutan lalu menurunkan Amanda dan menyerahkannya kepada pria itu.
Kemudian preman itu lari terbirit-birit meninggalkan tempat itu tanpa menghiraukan teman-temannya yang sudah terkapar akibat dihajar oleh pria tadi.
"Dasar sampah!!" Gumam pria itu dengan geram.
Pria itu membawa Amanda menuju parkiran mobilanya dan membawanya masuk kedalam mobil sportnya, kemudian ia juga masuk dibagian kemudi dan menyalakan mesin mobilnya lalu melajukan mobil sportnya menuju tempat tinggalnya.
Mobil sport mewah warna hitam telah sampai di depan sebuah Villa mewah berlantai tiga. Pria tersebut keluar dari mobilnya kemudian mengitari mobilnya dan membuka pintu mobil, lalu menggendong Amanda ala bridal style dan membawanya masuk ke dalam Villanya.
Beberapa penjaga Villa hanya memperhatikan Alex dengan tidak biasa. Karena baru pertama kali ini, Alex terlihat membawa pulang seorang wanita dan wanita yang dibawanya dalam keadaan tidak sadar. Namun mereka hanya diam dan saling melempar lirikan pada teman-temannya.
"Ya ampun Tuan Muda, apa yang terjadi dan siapa nona ini?" Tanya wanita paruh baya yang menyambut kedatangan Tuan Mudanya.
Pria tersebut tidak menjawab dan langsung membawa Amanda yang masih dalam gendongannya ke lantai dua menuju kamarnya. Wanita paruh baya tadi mengikutinya dari belakang dan membantu Tuan Mudanya membukakan pintu kamarnya.
Amanda dibawa masuk kedalam kamarnya dan dibaringkannya diatas ranjang king size nya.
"Bi, aku minta tolong, bersihkan badannya dan ganti sekalian pakaianya, Bibi pakaikan aja pakaianku!" Perintah pria itu kepada wanita paruh baya tersebut yang merupakan ART kepercayaannya selama ini.
"Baik Tuan Muda!" Jawab Bibi paruh baya tersebut dengan tersenyum.
Drrrt! Drrrt! Drrrt!
Ponsel pria tersebut bergetar dan berdering, ada panggilan masuk dari seseorang diseberang sana.
Kemudian pria tersebut keluar dan menutup pintu kamarnya kembali dengan pelan.
Pria tersebut meraih ponselnya dari saku jaketnya, ia menatap layar ponselnya lalu menggeser tombol warna hijau.
"Ya?" Jawab singkat pria tersebut.
"...."
"Aku tiba-tiba ada urusan mendadak!" Jawab pria tersebut dengan wajah tanpa ekspresi.
"...."
"Oke, besok datang aja ke Villa!" Jawab pria tersebut dengan datar kemudian langsung menutup panggilan telponnya.
Pria tersebut berjalan menuju ruang kerjanya yang tak jauh letaknya dari kamar miliknya. Ia duduk dikursi kerjanya dan menyalakan laptopnya untuk mengecek email masuk yang belum sempat ia buka.
Setelah hampir satu jam pria itu berkutat dengan laptopnya, ia menutup laptopnya kemudian menyandarkan tubuhnya kesandaran kursi sambil memejamkan matanya.
Entah apa yang sedang pria itu pikirkan?
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu terdengar dari luar, sontak membuat pria itu tersadar dari lamunannya dan membuka matanya dan menatap ke arah pintu.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" Ucap pria itu.
Kemudian masuklah wanita paruh baya yang tadi melangkah mendekati Tuan Mudanya.
"Tuan Muda Alex, Bibi sudah menyeka dan mengganti pakaian Nona cantik itu. Sebenarnya dia siapa Tuan? Apa dia pacar barunya Tuan Muda Alex?" Tanya wanita paruh baya tersebut kepada Tuan Mudanya yang bernama Alex sengaja ingin menggodanya.
Alex Matthew, pria yang tadi tidak sengaja ditabrak oleh Amanda di Night Club dan menolongnya dari para preman yang ingin berusaha membawanya. Entah apa yang akan terjadi kalau Alex tidak mendekat dan menghajar para preman tadi?
"Jangan ngawur Bi! Dia bukan siapa-siapa!Aku tadi cuma menolongnya aja!" Jawab Alex datar.
"Tapi, baru kali ini loh Tuan Muda membawa pulang seorang gadis, cantik lagi!" Goda wanita paruh baya dengan tersenyum senang.
Karena selama dua tahun belakangan ini setelah Alex putus dengan kekasihnya, belum pernah ia melihat Alex dekat dengan wanita lagi apalagi membawa pulang seorang wanita. Kekasihnya yang dulu saja belum tau Villa ini.
Villa tempat tinggal Alex ini sangat privat. Hanya orang-orang tertentu saja yang diizinkan datang.
"Terserah Bibi mau ngomong apa!" Jawab Alex dengan acuh.
"Tapi Bibi lihat Tuan Muda Alex begitu perhatian dengan nona tadi. Bibi kira dia ..."
"Sudahlah Bi, lebih baik sekarang Bi Salma istirahat! Makasih sudah merepotkan Bibi!" Sahut Alex dengan cepat memotong ucapan Bi Salma kemudian Alex beranjak keluar meninggalkan Bi Salma yang terpaku ditempat menatap kepergian Alex.
Bi Salma memang sudah sangat mengenal baik Alex, karena memang sudah dari Alex kecil Bi Salma bekerja di keluarga Matthew dan ikut mengasuh Alex.
Dari hal yang kecil hingga hal hal lain yang dialami oleh Alex, Bi Salma selalu tau dan Bi Salma juga selalu bisa memahami tentang perubahan sikap Alex.
Bahkan Bi Salma juga selalu bisa menebak perasaan Alex.
Mungkin karena memang Bi Salma adalah orang yang paling dekat dengan Alex sejak Alex masih kecil.
Bi Salma juga begitu menyayangi Alex, terlebih setelah Elina ibu Alex meninggal akibat kecelakaan saat Alex masih berusia sebelas tahun.
Alex pun selalu merasa tidak bisa jauh dari Bi Salma. Meski telah ditinggal sang ibu, Alex masih selalu bisa merasakan kasih sayang seorang ibu yang diberikan oleh Bi Salma. Alex telah menganggap Bi Salma sudah seperti ibunya sendiri selama ini.
Meskipun sikapnya yang selalu dingin dan acuh, Bi Salma sangat tau kalau sebenarnya Alex memiliki hati yang begitu lembut dan hangat juga sangat peduli dan penyayang.
Bi Salma kemudian beranjak keluar dari ruang kerja Alex dan turun kebawah menuju kamarnya untuk beristirahat karena hari semakin larut.
Alex yang telah berada dikamar tamu lantai bawah, ia merasa gerah dan segera masuk kedalam kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
Setelah selesai dengan mandinya dan mengganti pakaianya, Alex membaringkan tubuhnya diatas ranjang sambil menatap langit-langit dalam kamar. Pikirannya menerawang, entah apa yang sedang ia pikirkan.
Tak lama kemudian ia memejamkan matanya dan tertidur.
...*****...
...Readers! Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya,terimakasih banyak atas dukungan dan semangat dari kalian semua!🙏🏻😍❤...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!