NovelToon NovelToon

Mencintai Kamu Dalam Gelapnya Malam

Bab 1

Sunyi malam kendaraan beroda empat itu Baru saja meninggalkan gedung tempat dia berkerja. Mobil itu melewati jalan yang cukup sepi, Karena sudah malam jam menunjukkan 12:00 pertanda kalau orang orang sudah sudah tidur dan mungkin hanya dia yang berkendaraan di malam hari.

Saat mobilnya melewati persimpangan jalan, Tiba-tiba mobilnya di hadang oleh pengendara motor yang memakai topeng yang berjumlah lima orang. Kelima pengendara itu menghadang mobilnya.

Karena merasa ada ancaman bahaya pengendara mobil itu, Dengan cepat melajukan mobilnya Agar dia bisa bebas dari, Kelima orang bertopeng itu.

Aksi kejar-kejaran pun di mulai. Sampai pengendara motor itu menghadang mobil yang berada di hadapannya.

Sedangkan mobil yang dihadang langsung berhenti karena Pengandara motor itu telah menghadang jalan nya.

" Aaa, Sial sepertinya aku harus turun untuk menghajar para preman itu semua." Ucap pria yang berbeda di mobil itu.

Laki laki yang berdiri di atas motornya pun turun dan mendekati mobil itu dan mengetuk jendelanya

tok tok tok

" Woy keluar Lo, Sebelum gue bakar mobil loh. " Ancam pria yang bertopeng itu dengan suara cukup nyaring, Sedangkan tangan nya memukul mukul jendela mobil. Tapi dari dalam tidak ada jawaban sama sekali yang membuat pria bertopeng itu semakin marah.

Sedangkan di dalam mobil.

" Aaa, Sial Denis tidak mengangkat ponselnya lagi di saat gue sedang membutuhkannya, Tapi di saat dia sedang tidak di butuhkan ponselnya selalu aktif" Gerutu pria yang berada di dalam mobil sambil menelfon seseorang.

" Lebih baik aku turun aja, Dari pada aku ngga bisa pulang sama sekali " Gumam nya kembali. Kemudian pria itu melepaskan sabuk pengaman nya, Bersiap membuka pintu mobil.

Pria itu sedikit membuka pintunya dan mendorong pintu mobil dengan sangat kuat, Yang membuat pria yang berdiri tepat di depan pintu mobilnya terlempar jauh dan langsung terkapar di tanah.

Setelah memastikan pria tadi terlempar jauh, Pria itu mendekati ke empat pria bertopeng itu, Pria yang sudah berani menghadangnya jalan nya.

Sedangkan pria itu hanya melihat salah satu dari teman mereka yang sudah jatuh terkapar di tanah.

" Kalian sudah berani menghadang jalan ku, Maka kalian tahu apa yang akan terjadi." Ucap pria itu dengan tersenyum sinis melihat Ke empat Pria itu.

Sedangkan ke empat pria itu sudah siap menghajar pria yang berada di hadapannya.

Pria itu dengan sangat siap di ajak berhantam mulai menggulung kemejanya sampai di bawah siku. Menatap tajam kearah keempat pria itu, dengan tersenyum sinis.

Mereka belum tahu berlawanan dengan siapa.

Dalam hitungan detik merekapun memulai

acara bertarung, Antara satu lawan lima, Karena pria yang tadi terkapar sudah bangkit kembali.

Aksi buku pukul baru saja di mulai, Lima lawan satu. Pria itu terus melawan lima pria yang bertopeng sampai beberapa waktu tenaganya tidak kalah kuat dari kelima pria bertopeng itu. Apalagi kelimanya tidak kalah hebatnya darinya.

Pria terus bertarung dan melumpuhkan tiga pria bertopeng lainnya, Sedangkan kedua pria bertopeng lainnya belum ada yang jatuh.

Mereka terus bertarung dengan sangat sengit.

Sampai salah satu dari Pria bertopeng itu menendang perut pria yang dari tadi mempertaruhkan keselamatannya. Pria yang mendapatkan tendangan dari pria bertopeng tadi, langsung mundur kebelakang karena hantaman kuat di perutnya.

" Apa mungkin ini akir dari Farel Adrian." Batin pria itu sambil memegang perutnya yang terasah sangat nyeri. Darah segar juga keluar dari sudut bibirnya, yang membuat pria yang bernama Farel Adrian itu mendesis merasakan ngilu di sudut bibirnya, Sedangkan sakit terasa di bagian perutnya akibat tendangan tadi.

" Dad, Mom aku menyayangi kalian." Gumam pria yang bernama Farel. Farel kembali bersiap untuk menghajar kedua pria bertopeng itu.

sampai pertarungan kembali terjadi.

Tapi di saat Farel bertarung melawan satu dari pria bertopeng itu. Dari belakang, Pria lain datang dan langsung menendang Farel dari belakang yang membuat Farel terjatuh dan terkapar di tanah dengan tengkurap.

Kedua Pria bertopeng itu Tersenyum sinis kearah Farel." Hanya segitu kemampuan Lo " Tawa jahat dari pria bertopeng itu, Menatap Farel dengan sangat bangga, Karena mereka telah berhasil menjatuhkan Farel dengan cepatnya.

Padahal pria itu terkenal dengan kekejamannya.

Entah mengapa malam ini Farel merasa lemah, Padahal Setiap malam nya dia selalu bertarung melawan musuh dengan sangat kuatnya.

Di saat Farel melawan beberapa orang yang melebihi lima dan Farel sangat lah muda mengalahkan mereka, Padahal jumlah musuh jauh lebih banyak daripada dirinya yang hanya berjumlah satu, Yaitu dirinya.

Berbeda dengan malam ini, Farel begitu lemah saat melawan musuh yang hanya berjumlah Lima orang.

Andai saja ada orang yang tau mungkin Farel akan ditertawakan karena kekekalannya malam ini.

Di saat itu Farel berpikir mungkin ini akhir dari hidupnya dan kekejamannya.

Tapi di saat Farel pasrah dengan ke adaan nya, Entah dari mana dan keajaiban dari mana terlihat dari kejauhan kalau ada kendaraan yang mendekati Farel. Walaupun dari jauh tapi Farel bisa melihat kalau kendaraan itu adalah motor. Atau yang lebih tepatnya motor ninja.

Farel melihat motor itu berpikir apakah itu Denis, Sekertaris nya.

" Syukurlah Denis datang" Gumam Farel yang melihat motor itu datang menghampirinya. Farel mengira kalau yang datang adalah sekertaris nya Denis, karena Farel melihat dari motor nya yang hampir mirip seperti motor Denis.

Motor itu berhenti tepat di hadapan Kedua pria bertopeng itu.

" Hey, Apa yang kalian lakukan" Tanya orang itu dengan berteriak, Sedangkan tubuhnya masih di atas motor ninja berwarna merah.

Dari suaranya Farel merasa kalau Orang itu adalah seorang wanita.

" Apa dia seorang wanita " Batin Farel penuh dengan tanda tanya.

Kedua pria bertopeng itu langsung berbalik melihat kearah Orang yang berteriak itu.

Farel yang mendapatkan kesempatan untuk bangun, Mulai mengangkat tubuhnya untuk berdiri.

Farel yang tadi tersungkur di tanah sudah berdiri dan ikut melihat ke arah depan. Farel begitu sangat terkejut saat melihat orang yang akan datang membantunya adalah seorang wanita. Terlihat dari bentuk tubuhnya yang lebih kecil lagi. Dari pria normal lainnya.

Farel berpikir apakah wanita itu yang akan menolongnya atau mungkin Farel lagi yang akan membatu wanita itu. memikirkan itu, membuat Farel semakin bingung. Belum selesai masalah yang satunya kini masalah lain datang kembali.

" Jangan ikut campur Lo mau gue bunuh juga kaya pria di belakang" Tegur kedua pria bertopeng itu.

Yang membuat wanita itu tersenyum di dalam helmnya

" Cih jangan harap." Ucap wanita itu turun dari motornya, Lalu wanita itu membuka helmnya yang membuat setengah dari wajahnya yang tertutup masker terlihat, Yang membuat Farel bertanya tanya siapakah wanita itu.

Rambutnya yang panjang tergerai indah saat wanita itu membuka helmnya. Farel juga bisa melihat dari mata wanita itu, Kalau wanita itu sedang tersenyum walaupun dia mengunakan masker.

" Tuan ada bisa pergi sekarang, Sebelum tulang tulang kalian patah" Usir wanita itu sambil memperingati

" Hahaha." Tawa jahat keluar dari kedua pria bertopeng itu." Hey seharusnya itu kamu yang pergi, Karena tulang tulang mu yang akan patah di tangan kami, hahaha" Usir kedua pria itu dengan tertawa nya yang menggelegar di gelapnya malam.

Sedangkan wanita itu hanya geleng-geleng mendengar kedua pria bertopeng itu mengusirnya.

" Oke, Saya sudah memperingati kalian, Tapi jika kalian memaksa, jangan salahkan aku jika kalian pergi ke akhirat " Ucap wanita itu dengan tersenyum di Balik masker nya.

" Tuan tolong pegang kan helem saya, Tapi jangan sampai lecet itu helem karena belum lunas" Perintah wanita memperingatkan Farel sambil melempar helem nya ke arah farel.

sedangkan Farel dengan sigap menangkap helm dari wanita itu.

Sedangkan wanita itu yang sudah melihat kalau helem nya sudah aman langsung bersiap untuk menghajar kedua Pria bertopeng itu.

" Kalian duluan." Suruh wanita itu mempersilakan kedua pria bertopeng itu untuk menyerang terlebih dahulu.

Sedangkan kedua pria yang di suruh, Tanpa pikir panjang langsung menyerang wanita itu.

Tapi sayang wanita itu jauh lebih pintar dari mereka. Wanita itu yang di serang dengan cepat menangkis, Sedangkan dengan cepat wanita itu menghajar keduanya.

satu persatu, Sampai salah satu dari mereka terkapar kalah yang di susul dengan yang pria lainnya.

Farel yang melihat itu kagum dan juga malu

kagum karena dalam sekejap wanita itu bisa menghabisi dua pria sekaligus, Sedangkan malu karena Farel Adrian di tolong oleh seorang wanita, jika saja itu siang hari mungkin dia sudah ditertawakan karena wanita yang sudah menyelamatkannya.

Setelah berhasil mengalahkan kedua pria bertopeng itu wanita itu mendekati Farel.

" Makasih," ucap wanita itu mengambil helmnya dari tangan Farel. Sedangkan Farel yang melihat wanita itu hanya terdiam dan tidak berkutik sama sekali, Farel sama sekali Tidak mengucapkan terimakasih kepada wanita itu karena sudah menolongnya.

karena Farel bingung, apa yang akan dia lakukan apa dia akan berterima kasih kepada gadis itu, Tidak Farel membuang jauh-jauh ucap itu dia terlalu gengsi untuk mengatakannya apa lagi dengan seorang wanita ya mungkin harga dirinya bisa jatuh malam ini. wanita itu Melangkah menaiki motornya

" Nona kamu mau kemana" Tanya Farel yang melihat kepergian wanita itu, Tanpa meminta imbalan apapun.

" Gue mau pulang, " Jawab wanita itu menoleh ke arah Farel. " Tuan anda juga harus pulang sebelum orang orang itu sadar, jika mereka sadar pasti mereka akan menyerang tuan kembali" Suruh wanita itu kembali saat wanita itu menyadari kalau Farel belum pergi.

" Jika mereka sadar gue bisa menghajar mereka kembali, Atau langsung gue bunuh aja nona" Ucap Farel menyombongkan dirinya. yang langsung mendapatkan senyuman sinis dari wanita itu walaupun wanita itu mengunakan masker.

" Cih, Jangan menyombongkan diri tuan, Barusan tadi gue yang membatu tuan, Jika gue tidak datang mungkin tuan yang tergeletak di tanah tuan bukan mereka, Sekarang anda cepat pulang karena gue juga mau pulang, Jika bangun dan mereka kembali menghajar tuan gue tidak bisa membatu" Jawab wanita itu dengan menyindir Farel.

" Hey nona gue hanya sedang kelelahan makanya gue kala dari mereka, Tapi kalau gue lagi fit mungkin mereka sudah terbang ke akhirat bukanya pingsan" Ucap Farel tidak terima.

" Terserah tuan saja, Gue mau pulang" Ucap wanita itu mengalah.

Wanita itu pergi menaiki motornya dan segera menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. Sedangkan Farel hanya diam terpaku meliha kepergian dari wanita itu.

Bagai mana tidak wanita itu berbeda dengan yang lain seperti wanita wanita tidak mau mengalah walaupun mereka salah dan selalu membetulkan dirinya sendiri, Tapi wanita itu, Wanita itu memilih mengalah dari pada berdebat, sungguh wanita yang unik.

" Sial wanita itu pergi " Gumam Farel yang melihat kalau wanita itu sudah hilang dari pandangannya.

Tidak berselang lama tiga kendaraan mobil datang dan memarkirkan mobilnya di sebelah mobil farel, dan turun beberapa pria bertubuh kekar dan tinggi, Pergi menghampiri Farel.

" Tuan apa anda tidak apa apa tuan" Tanya pria, yang bertubuh kekar dan tinggi.

" Hmm, saya tidak apa" Jawab Farel datar.

" Cepat kalian, Amankan Kelima pria itu dan bawah mereka di markas, Aku ingin tau siapa yang menyuruh mereka " perintah farel dengan tegas.

" Baik tuan" Ucap serempak pria bertubuh besar itu.

Farel melangkah ingin mendekati mobilnya tapi di hentikan oleh benda di tanah, Yang samar samar terlihat, Farel berjongkok dan mengambil benda itu yang Tak lain adalah sebuah kalung yang berhuruf S.

" Apa mungkin ini kalung wanita itu, Jika betul aku harus cari tau siapa wanita itu" Gumam Farel sambil memperhatikan kalung itu lalu iya memasukkan kalung itu ke dalam saku celananya.

Farel kembali melangkah tapi kembali berhenti karena melihat motor yang melaju kencang yang bergerak ke arah nya. Motor Itu hampir menabraknya, Tatapi Farel berhasil menghindar sampai motor itu berhenti.

" Denis kamu ingin membunuh gue" Pekik Farel kesal.

" Maaf bro gue buru buru kesini saat gue liat cat dari Lo, Kalau Lo dalam bahaya " Jawab Denis sekretaris, Adek angkat dan juga sahabat Farel.

" Mana orang orang itu " Tanya Denis

" Udah di bawah ke markas " Jawab Farel.

" Seperti gue terlambat kali ini "Ucap Denis kesal.

" Memang kamu terlambat" Sindir Farel sambil melipat tangannya di atas dada.

" Maaf bro gue ngga bisa bantu Lo , Di saat loh dalam bahaya" Ucap Denis merasa bersalah karena ceroboh, Membuat sahabat dan juga bosnya itu dalam bahaya.

" Ngga usah ngerasa bersalah gitu Denis, Itu bukan sala loh juga, Tapi ini salah gue harusnya gue pulang gue ngomong sama loh" Jawab Farel.

" Gue bakalan nyesel kalau sampai Lo terjadi sesuatu, Karena gue sudah berjanji untuk jagain loh dan sekarang gue ngga bisa bantu lo" Lirih Denis penuh dengan penyesalan.

Yang membuat Farel memutar matanya malas.

" Nis semua sudah selesai, Dan gue juga ngga kenapa kenapa, Jadi hilangkan pikiran bersalah Lo pada gue" Ucap farel menepuk pundak Denis

" Nis, Gue ngga mau punya sekretaris yang cengeng kaya lo" Sindir Farel kembali, Denis yang mendengar ucapan farel langsung membesarkan matanya.

" Apa Lo bilang cengeng, Gue ngga cengeng, gue hanya khawatir sama Lo, Gue takut Lo mati gue ngga bisa dapat uang dari Lo dan mungkin gue ngga bisa kaya lagi" Ucap Denis kesal.

" Emangnya gue bank lo" Tanya Farel.

" Iya bro Lo bank gue, Jika Lo ngga ada mungkin gue ngga kaya lagi " Ucap Denis.

" Dasar matre lo" Ucap farel memukul lengan Denis dan pergi masuk ke mobilnya.

" Awwww, Sakit bro Lo tega banget Lo pukul gue" Tanya Denis kesal sambil mengikuti langkah sahabatnya dan bos itu untuk masuk kedalam mobil.

" Lo ngapain masuk di mobil gue" Tanya Farel yang melihat Denis yang sudah masuk kedalam mobilnya dan duduk di sebelahnya.

" Gue mau ikut Lo, gue ngga mau kejadian tadi terulang lagi" Jawab Denis.

" Kalau Lo mau ikut gue terus kenapa Lo duduk di situ, Cepat' Lo keluar dari mobil karena Lo yang nyetir" Perintah Farel. mendengar perintah dari Farel Denis pun keluar dan pergi ketempat Farel tadi untuk menggantikan posisi Farel

" Cepat Lo jalan" Suruh Farel

" Iyaa bro, Sabar ini mobil Masi gue hidupkan " Jawab Denis kesal sambil menyalakan mobilnya. Setelah berhasil menyalakan mobilnya, Denis mulai menjalankan mobilnya.

" Bro jadi Lo habisin itu semua preman sendiri " tanya Denis penasaran.

" Gue habisin tiga, " Jawab farel jujur.

" Ko tiga, Bukanya lima" Tanya Denis kembali

" Duanya di habisin sama orang" Jawab farel jujur.

" Siapa" Tanya Denis penasaran sambil melihat kearah farel.

" Seorang wanita" Jawab Farel. Denis yang mendengar Jawaban dan Farel langsung mengerem mobilnya mendadak dan langsung menatap Farel tidak percaya.

" Apa maksud Lo, Seorang wanita, Kamu bohong kan" Tanya Denis tidak percaya.

" Ngga" Jawab Farel begitu sangat jujur. karena Farel tau pasti Denis akan mentertawakan nya. Bagaimana tidak seorang Farel Adrian, CEO dari perusahaan terbesar di nomor keenam dari ribuan perusahaan lainnya. Pria mudah dan tampan yang berhasil menduduki nomor ke enam dalam perusahaan yang Farel kembangkan, Yang di kenal kejam dan arogan, Tidak ada kata maaf atau terimakasih dalam kamus nya.

Di selamatkan oleh seorang wanita.

Bukan itu saja yang membuat terkejut. Tapi yang membuat terkejut itu ketika seorang ketua Mafia, yang telah di selamatkan oleh seorang wanita. Wah pasti itu kabar yang sangat bagus jika di sebarkan.

" Hahaha "Tawa Denis yang mulai menggelegar di dalam mobil.

" Farel Adrian seorang CEO dan juga Bos dari mafia, Di selamatkan seorang wanita, hahaha" Ucap Denis sambil tertawa, Memegang perutnya yang sakit akibat tertawa.

" Bisa diam ngga lo" Perintah Farel kesal.

" Lo diam apakah harus gue kasih diam" Ancam Farel. Yang membuat Denis terdiam saat mendengar ancaman dari Farel.

" Sekarang Lo jalan." Perintah Farel tegas. Denis pun kembali menjalankan mobilnya sesuai suruhan Farel.

" Apa Lo tau siapa wanita yang menyelamatkan lo" Tanya Denis

" Ngga, Gue ngga tau soalnya wanita itu mengunakan masker" Jawab Farel

" Tapi kalau Lo ngga tau soal wanita itu, kenapa wanita itu mau bantuin lo " Tanya Denis.

" Ya gue juga ngga tau, Mungkin dia tau kalau gue Farel Adrian seorang CEO, Makanya dia bantuin gue tadi, Supaya dia di beri hadiah" Ucap Farel.

" Mungkin yang Lo katakan itu ada benarnya juga," Ucap Denis membenarkan " Tapi apa dia meminta sesuatu pada Lo," Tanya Denis.

" Ngga dia ngga minta ampun, Habis bantuin gue dia langsung pergi," Jawab Farel.

" Artinya bro wanita itu tulus bantuin Lo makanya dia langsung pergi tanpa meminta imbalan apapun itu" Ucap Denis.

" Mungkin" Jawab Farel sedikit membenarkan.

Sampai tidak terasa mereka pun sampai di depan gerbang mansion, Mansion tempat Farel tinggal, Mobil Itu masuk kedalam setelah pagar yang sudah di buka oleh penjaga. Setelah itu Denis memarkirkan mobilnya.

" Denis cari tau siapa wanita itu," Perintah Farel.

" Apa, lo Gila rel, Lo suruh gue mencari wanita yang Lo saja tidak tau, Bagaimana dengan gue yang tidak tau sama sekali," Ucap Denis terkejut dengan perintah Farel.

" Gue bisa naikin gaji Lo 20% asal Lo bisa temuin wanita itu." Ucap Farel sambil membuka pintu mobilnya.

" Rel bukan masalah gaji, Tapi itu masalah pikirkan, Bagaimana mungkin aku bisa menemukan orang yang belum pernah aku lihat ataupun aku bertemu " Jawab Denis kesal.

" Kamu orang yang pintar Nis," Ucap Farel menyakinkan Lalu melangkah keluar. meninggalkan Denis yang masih berada di dalam mobil, Melangkah memasuki mansion.

Denis yang berbeda di dalam mobil begitu frustasi, Bagaimana tidak dia harus mencari seorang wanita yang farel saja tidak tau apa lagi dia, Walaupun di dunia ini banyak wanita seperti itu, tapi tidak ada yang menolong seseorang Tanpa ada imbalan dan wanita di dunia bukan hanya satu, Tapi banyak.

" Gue harus mencari kaya apa, Gue sendiri juga bingung, Memang bos gila" Gumam Denis kesel, Setelah itu Denis keluar dari mobilnya ikut masuk kedalam mansion

.......

Farel baru saja keluar dari kamar mandi melangkah ke arah tempat tidur mengunakan baju tidurnya, Melangkah menuju kasur.

Luka Farel juga sudah selesai di mengobati oleh Denis tadi. Farel memegang lukanya yang masih terasa ngilu Akibat pertarungan tadi, Bukan itu saja, Sakit pada perut nya juga masih terasa sakit.

Setelah itu Farel Berbaring menghadap langit langit kamarnya.

" Siapa wanita itu, Apa aku mengenalnya, Tapi jika aku mengenalnya pasti aku akan mengingat siapa wanita itu. aku harus cari tau siapa sih wanita itu" Batin Farel yang penuh dengan pertanyaan pertanyaan. Lam memandang langit langit kamar Farel pun tertidur dan terbang ke dunia mimpi, Dunia yang Indah dunia yang membuat kita bisa Rileks.

Bersambung

Assalamualaikum teman teman ini karya kedua ku tidak kalah seru dari dari karya pertamaku

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak Ya.

bab2

Suara motor memecahkan keheningan malam. Suaranya yang motor yang melaju kencang melewati jalan yang sudah sepi karena malam.

Melewati beberapa rumah yang sudah mulai sepi. Motor itu sampai di depan pekarangan rumah yang cukup besar berlantai dua.

" Pak tolong bukakan pagarnya " Suruh gadis itu.

" Baik non " Jawab Satpam itu sambil membukakan pagar untuk gadis itu.

Setelah satpam membukakan pagar untuk gadis itu, Gadis itu pun masuk ke dalam pekarangan rumah nya.

" Makasih ya pak "

" Iya non " Jawab Satpam itu.

.

.

Setelah memarkirkan motornya di garasi, Gadis itu melewati pintu belakang untuk masuk kedalam rumah. sesampainya di dalam Gadis, itu bisa melihat hampir keseluruhan ruangan yang sudah gelap dan hanya sedikit cahayanya dari lampu lampu kecil yang terpasang di dinding, Saat dia ingin menaiki tangga tiba tiba lampu menyala. Ruangan yang tadi gelap kini terang karena cahaya lampu,

" Ya ampun pake acara ketahuan lagi " Batin gadis itu.

" Salsa nur Khalifa" Panggil seorang pria dari arah belakang Gadis itu, Gadis yang ternyata bernama Salsa. Salsa yang mendengar panggilan itu ragu untuk membalikkan tubuhnya. karena dia tau suara siapa itu.

" Salsa," Panggil Burham papi dari Salsa dengan suara yang cukup tegas" Salsa, Papi memanggilmu kenapa kamu tidak membalikkan badanmu " Tanya Burhan kembali.

Salsa yang mendengar panggilan Papi nya langsung membalikkan badannya dengan ragu, Saat dia sudah berbalik, Salsa melihat empat sepasang mata yang menatap ke arahnya. Salsa yang melihat papinya dan Bunda tirinya berdiri di hadapannya dengan tatapan mengintimidasi.

" Hehe, Papi belum tidur" Tanya Salsa sambil tertawa kecil, Sedangkan tangan nya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Dari mana kamu sal" Tanya Burham dengan tangan yang sudah di lipat di atas dadanya.

" Ee, Tadi Salsa dari rumah teman yah" Jawab salsa beralasan," Bisa mati gue kalau aku sampai ke tahuan " batin Salsa panik, Dia tau selanjutnya kalau sampai di ketahuan.

" Sampai malam begini" Tanya Burham kembali'.

" Iya, Pi, Soalnya, Tugas kuliah Salsa banyak makanya pulang larut" Jawab Salsa beralasan.

" Dari, Rumah teman kah atau habis balapan" Sambung seorang wanita yang berdiri di atas tangga, Dengan tangan yang di lipat di atas dada, Salsa yang mendengar suara itu melihat ke sumber diri suara itu dan salsa bisa melihat orang yang menjawabnya tadi.

" His, Aku tau pasti Nabila yang memberitahukannya ke papi ,makanya sampai ke tahunan " Batin salsa kesal sambil melihat ke arah Nabila dengan tatapan sinis.

" Kenapa, Lihat-lihat, Betulkan yang gue ucapkan tadi" Tanya Nabila sambil menuruni anak tangga satu persatu, Setelah itu Nabila berdiri di samping salsa. Sedangkan Salsa masih setia memandang saudarinya itu dengan tatapan sinis dan juga kesel.

" Ngga, yang Lo ucapkan itu ngga bener, Mana mungkin gue balapan" Jawab Salsa tidak membenarkan tuduhan dari Nabila. Sedangkan matanya yang masih setia melihat kearah Nabila.

" Aa. ngaku aja Lo ngga usah, Merubah fakta" Tuduh Nabila kembali.

" Ngga, Gue ngga bohong orang gue habis dari rumah teman" Jawab Salsa yang tidak terima dengan tuduhan Nabila.

" Dari rumah teman ko sampai malam" Sambung Burham. Yang membuat keduanya berhenti berdebat dan melihat ke arah papi nya itu.

Ya. Sebenarnya Burham sudah tau kalau putri keduanya selalu keluar malam dan melakukan kegiatan yang menantang adrenalin, Yang tentunya bukan balapan liar, Atau pun ke bar.

Burham tahu kegiatan apa yang selalu Salsa lakukan. Karena Burham selalu menggawangi ketiga anaknya, Yang membuat Burham selalu mengetahui kegiatan ketiga anaknya dari mata mata yang di kirim untuk mengawasi ketiga anaknya.

Burham juga tau kalau putri keduanya itu habis membantu orang dan melawan dua musuh sekaligus sampai pingsan yang hampir membuat mereka terbang ke akhirat.

Walaupun ketiganya sudah dewasa, Tapi Burham selalu mengawasi mereka, Karena Burham tidak mau sampai terjadi sesuatu kepada anak anaknya. Maka Dari itu Burham menyuruh mata mata untuk mengawasi seluruh kegiatan ketiganya dengan cara melaporkan kegiatan mereka kepada mereka.

Burham juga masih merasa bersalah terhadap perubah yang di alami Salsa yang terpengaruh karena perceraiannya dengan mantan istrinya.

yang membuat Sifa dan tingkah Salsa menjadi sangat bar bar, Berbeda dengan Tingkah anak perempuan lainnya.

Walaupun dia sudah menikah dan memiliki anak tapi mantan istrinya itu tetap datang dan mengejarnya, untuk merebut hak asuh ketiganya dari tangan burham.

" Betul, Ko Papi Salsa ngga bohong" Ucap salsa meyakinkan.

" Jangan percaya pi" Ucap Nabila yang tetap menyudutkan Salsa.

" Papi, Salsa ngga bohong, betul Pi " Ucap salsa yang terus meyakinkan sambil mengangkat dua jarinya berbentuk V. " Kalau ngga percaya papi bisa tanya sama bunda, Kalau Salsa tadi udah izin." Ucap Salsa kembali, Yang meminta bantuan ke pada sang bunda agar sang bunda mau membantunya.

Sedangkan Rahma yang dari tadi hanya menyimak pembicaraan ketiganya langsung terkejut dengan ucapan putri keduanya itu yang membawa namanya dengan urusan tertangkap basah karena keluar malam.

Pasti dia akan di minta untuk berbohong, Agar membatu gadis yang masih berusia 18 tahun itu, Untuk menolongnya dari pertanyaan sang papi.

Ya. Rahma tau apa apa saja yang di lakukan putri keduanya itu. Karena Salsa selalu terbuka kepadanya.

Rahma merasa kalau Salsa tidak pernah menganggap dia seperti ibu sambung tapi seperti ibunya sendiri. Dari pertama dia bertemu gadis kecil itu dia sudah menarik hatinya.

" Ya Allah maafkan hamba mu ini, yang akan membohongi suami hamba sendiri" Batin Rahma, Salsa mulai memberikan kode kode lewat Matanya yang tentunya Rahma sudah tau apa yang di maksud putrinya itu.

" Benarkah itu sayang" Tanya barham melihat ke arah istrinya Rahma.

" Iya Mas, Salsa sudah minta izin sama aku, kalau Salsa mau kerumah temannya dan mungkin dia akan pulang larut malam" Jawab Rahma yang memberikan jawaban yang mungkin masih masuk akal.

" Maafkan aku ya Allah " Batin Rahma menjerit.

" Aku tau sayang kalau kamu berbohong, Untuk menutupi kesalahan putri kecilku itu " Batin Burham yang sudah mengetahui kebohongan istrinya itu, Burham hanya tersenyum tipis melihat tingkah keduanya, Yang bisa bisa nya saling bekerja sama.

Tiba tiba muncul di pikiran Burham untuk mengerjai kedua orang yang dia sayangi itu.

" Kerumahnya temanmu siapa Sal " Tanya Burham dengan wajah serius, Burham tau kalau putri keduanya hanya memiliki dua teman dekat dan sudah di anggap seperti saudara sendiri oleh Salsa, Yang tentunya tidak keluar malam seperti Salsa.

" Ais, Papi pakai acara tanya lagi, Mau jawab apa gue, Papi kan tau kalau gue hanya punya dua sahabat terbaik, Yang lain terpaksa dekat karena di suruh. " Batin Salsa bingung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Ya, Untuk ini bunda juga ngga tau Sal. sepertinya kamu terjebak dalam masalahmu sendiri." Batin Rahma yang mulai kasian kepada Salsa karena dia juga bingung untuk menjawab apa.

" Ee, dari rumah...." Ucap Salsa terbata bata sambil terus berpikir nama siapa yang harus dia bawa untuk menyelamatkannya.

" Tuh kan Papi, Salsa bohong, Jawabnya aja masih mikir dulu itu tandanya kalau dia sudah berbohong" Ucap Nabila yang masih menyudutkan Salsa.

Rasanya Nabila ingin tertawa melihat ekspresi wajah Salsa yang sudah mulai kesal sambil melihat kearah Nabila yang sudah tersenyum jahat.

" Maafkan aku Lina, hanya nama mu yang akan membatu gue." Batin Salsa merasa bersalah karena telah menjual mama sahabatnya itu

" Tadi dari rumahnya Lina, Pi " Jawab Salsa beralasan.

" Tapi, bukanya rumah Lina ada di kota xxxxx bukanya di sini." Tanya burham.

" Adu gue semakin bingung mau menjawab apa." Batin Salsa Menjerit.

" Ee, tadi Lina singgah kerumah tantenya yang ada di kota ini Pi. " Jawab Salsa.

" Emangnya Lina punya tante di sini. Setau Papi Lina ngga ada tante di kota ini." Ucap Burham, Yang memang tau semua informasi tentang sahabat Salsa.

" Ada koh pi, Papi aja yang ngga tau. Orang Lina pernah cerita sama Salsa."

" Tapi Lina ngga pernah cerita sama papi" Tanya Burham kembali.

" Yang bertemankan Salsa, Bukan Papi. Mana mungkin Lina mau cerita sama Papi." Jawab Salsa tersenyum kecut, yang merasa bingung dengan tingkah papinya yang seperti anak muda saja.

" Iya juga sih." Ucap Burham membernarkan. Yang membuat Rahma Yang melihat tingkah dari suaminya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

" Papi sudah selesaikan pertanyaannya." Tanya Salsa yang mulai bosan dengan pertanyaan sang papi.

" Belum, Papi belum selesai."

" Jadi apa lagi yang papi ingin tanyakan." Tanya Salsa yang mulai merasa kesal.

" Tapi kenapa kamu mengunakan motor, bukanya ada supir di rumah yang bisa kamu minta untuk mengantarkan kamu. Tapi kamu kamu malah mengunakan motor. Terus itu motor siapa."

" Itu motor milik putra pi." Sambung seorang pria yang baru masuk kedalam rumah.

" Motor kamu put. Tapi kenapa di bawah sama Salsa." Tanya Burham yang sudah tau pastinya kalau anak pertamanya itu akan membela Salsa dan ikut ikutan berbohong untuk menutupi kesalahan dari Salsa.

" Tadi pagi, Salsa di antar sama supir pi. Tapi saat supirnya mau jemput Salsa kembali. Tiba-tiba saja mobilnya mogok di tengah jalan pi, Makanya supir itu telfon putra buat jemput Salsa."

" Salsa memintaku untuk di antar ke rumah temannya. Setelah Salsa sampai di rumah temannya. Sahabat putra juga menelfon, kalau ada kerjaan penting. Dan sahabat putra mau menjemput putra pi.

" Makanya Putra titipkan motor putra ke Salsa, Suruh Salsa buat tunggu putra, biar nanti putra yang menjemput Salsa." Jawab putra menjelaskan sambil membuat cerita karangan. Agar sang Papi percaya dengan alasan Salsa tadi.

" Untung Putra datangnya tepat waktu, Kalau ngga pasti berbusa mulutku menjawab semu pertanyaan dari papi yang super sulit menurutku." Batin Salsa menjerit kegirangan.

" Terus kenapa Salsa masuknya sendiri." Tanya Nabila tidak terima karena salsa di belah oleh Putra.

" Itu karena gue, tadi ada di depan lagi menyimpan motor di garasi, Makanya gue lama masuk kedalam." Jawab putra bohong.

" Tuh, Udah selesaikan " Sambung Salsa

" Udah" Jawab Nabila singkat. Nabila merasa kesal karena Salsa selalu terbebas dari masalahnya. Sedangkan Burham hanya mengangguk mengerti mendengar penjelasan dari putra.

" Sekarang kalian berdua masuk ke dalam kamar kalian masing-masing." Suruh Burham sambil melewati kedua anaknya.

Burham sendiri juga sudah merasa capek jika harus melanjutkan pertanyaan yang tadi dia lontarkan untuk anaknya.

Burham melangkah menaiki anak tangga untuk masuk ke dalam kamar, Sedangkan istrinya tertinggal di sana.

" Maafin Salsa ya bunda. Udah membuat bunda berbohong ke papi. Dan terimakasih, bunda sudah mau bantuin Salsa berbohong." Ucap Salsa melangkah ke arah Rahma lalu memeluknya.

" Iya, Sama sama, Tapi jangan kaya tadi." Suruh Rahma sambil mengusap lembut pundak Salsa.

" Oke bunda."Jawab Salsa yang melepaskan pelukannya. Lalu berdiri tegak sambil mengangkat tangannya seperti orang yang sedang hormat.

" Ya sudah kalian bertiga jangan lupa tidur ya." Perintah Rahma yang langsung mendapatkan anggukan dari ketiganya.

" Siap bunda." Jangan ketiganya.

Setelah mendengar, jawab dari ketiga anaknya. Rahma meninggalkan ketiganya, melangkah menaiki satu persatu anak tangga pergi lantai atas.

Di rungan itu, tinggal mereka bertiga yang masih setia berdiri sambil terdiam.

" Dasar tukang lapor." Cibir Salsa.

" Biar aja, Siapa suruh suka keluar malam." Jawab Nabila cuek.

" Udah. Besok lagi baru lanjutin berdebatnya." Lerai Putra memisahkan keduanya.

" Iya" Jawab Nabila kesal sambil melihat kearah keduanya. Lalu melangkah menaiki anak tangga melangkah pergi ke kamarnya.

" Makasih lo udah mau bantuin gue." Ucap Salsa tersenyum senang.

" Iya. Tapi itu semua ngga gratis." Jawab Putra sambil tersenyum penuh makna.

" Iya nanti gue transfer, Berapa yang lo mau." Tanya Salsa yang sudah tau maksud dari putra. Lalu mengambil ponselnya dari arah saku celananya.

" Sembarang lo aja, Asal jangan satu juta." Jawab Burham.

" Oke. Itu sudah gue transfer di rekening lo dan sudah masuk." Ucap Salsa kembali sambil memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.

Putra mengambil ponselnya untuk mengecek beberapa uang yang di transfer oleh Salsa.

" Wi, Banyak banget Sal.Udah kaya ya lo." Ucap putra terkejut melihat uang yang di transfer oleh Salsa. Walaupun dia sudah menjadi CEO di perusahaan papinya, Tapi dia selalu senang meminta uang kepada Salsa, untuk menjaga rahasia Salsa.

" Baru tau ya, kalau gue sudah kaya dari lahir." Jawab Salsa." Anggap itu bonus dari gue, karena tadi lo udah membantu gue." Ucap Salsa kembali, lalu Salsa melangkah meninggalkan Putra. Salsa menaiki satu persatu anak tangga, Melangkah masuk kedalam kamarnya.

" Iye, Gue udah tau, dari dulu kalau lo udah kaya dari lahir." Gumam Putra. Ikut menyusul menaiki anak tangga, pergi melangkah ke kamarnya.

Bersambung

Visual

Salsa Nur Khalifa.

Biasa di panggil Salsa

Berumur 18 tahun.

Gadis yang terkenal kalem tapi bar bar.

Nabila Nur Hakilah.

Biasa di panggil Nabila.

Berusia 20 tahun.

Kaka kedua dari Salsa.

Putra Burham Husen.

Biasa di panggil Putra

Berusia 23 tahun

Kaka pertama salsa.

Yang tau mengetahui rahasia Salsa.

Bab 3

Malam berganti pagi.

Pria yang sudah rapi dengan baju kemejanya berdiri di depan cermin, Sambil memandang wajah yang memang sudah tampan rupawan sejak dia lahir.

Di saat dia sedang merapikan jas yang dia kenakan pandangan tertuju pada kalung yang berada di atas meja. Farel mengambil kalung itu dan memandanginya sebentar. Sampai sebuah senyum terukir di bibir Farel.

Farel melihat kalung yang dia pegang kembali teringat tentang wanita yang membantunya semalam yang membuat Farel menyamakannya dengan gadis kecil atau di bilang cinta pertama Farel.

Apalagi kalung yang dia pegang hampir sama seperti kalung yang dia berikan kepada gadis kecil itu. Karena hal itu, yang membuat Farel semakin yakin kalau wanita semalam adalah gadis kecil yang pernah dia temui 12 tahun yang lalu.

Hal yang membuat Farel yakin, itu karena kalung yang dia pegang sama persis seperti kalung yang Farel berikan kepada gadis kecil 12 tahun yang lalu, Sebelum Farel pergi.

Farel sengaja mendesain khusus kalung yang dia berikan kepada gadis kecil itu, yang hampir sama dengan kalung yang dia pegang.

" Aku yakin bahwa kamu yang aku cari selama 12 tahun ini." Batin Farel tersenyum sambil memandang kalung yang dia pegang sekarang.

Farel menyimpan kalung itu di sebuah kotak kecil, Agar kalung itu tidak hilang. Lalu menyimpannya kedalam tas kerjanya, agar Farel selalu membawa kalung itu. Setelah memastikan kalau kalung itu aman di dalam tas kerja nya.

Farel melangkah keluar dari kamarnya, menuju kearah lift. Lift yang memang sudah di desain khusus untuk penghuni mansion itu agar tidak susah untuk naik turun tangga.

Tidak berselang lama Farel sampai di lantai bawah. Farel keluar dari Lift, melangkah menuju kearah ruang makan. Farel bisa melihat Mommynya yang sedang duduk manis di kursi sambil memakan sarapan paginya yang sudah tersedia di meja makan. Mommy nya juga tidak sendiri karena di situ ada dengan Denis yang sama-sama sedang menikmati sarapan paginya. Yang berupa roti bakar kesukaannya.

" Pagi Mom, Denis." Sapa Farel yang melangkah mendekati meja makan lalu duduk di kursi yang berdekatan dengan Denis.

" Pagi Farel" Jawab Irma Mommy nya Farel, yang di susul oleh Denis, sekretaris Farel.

" Kenapa dengan wajahmu Rel." Tanya Irma khawatir saat melihat wajah Farel yang terlihat lebam di bagian sudut bibirnya.

" Hanya luka kecil aja Mom" Jawab Farel mengusap sudut bibirnya yang masih terasa nyeri.

" Kenapa bisa Rel. Apa kamu habis berkelahi." Tanya Irma.

" Luka Yang Farel dapat bukan karena Farel berkelahi Mom. Luka ini Farrel dapat karena sedang latihan bela diri bersama Denis. Dan Denis tidak sengaja memukuliku terlalu kuat yang membuat pipi ku luka akibat pukulan itu, Mom." Jelas Farel sambil sambil melirik kearah Denis, yang tidak tahu apa-apa.

Sedangkan Denis yang dari tadi menikmati roti bakarnya langsung tersedak setelah mendengar ucapan Farel, yang menuduhnya

Uhuk...uhuk..uhuk

" Denis makanannya pelan pelan nak." Tegur Irma khawatir sambil memberikan segelas air putih untuk Denis.

Denis yang di berikan segelas air putih oleh Irma dengan cepat menerima air itu. Lalu meminumnya sampai habis tidak tersisa.

Setelah menghabiskan satu gelas air putih. Denis menatap kearah Farel yang tampak biasa-biasa saja, Seperti tidak melakukan apa-apa.

" Syukur bos kalau ngga sudah aku masukkan ke dalam kandang buaya." Batin Denis kesal karena Farel menuduh Denis yang tidak-tidak. Mungkin kesalahan yang tidak akan Denis lakukan. Yaitu memukul Farel dengan sangat keras sampai membuatnya lebam. Kalaupun Denis memukul Farel, Itu hanya sebatas bercanda semata dan itu juga tidak sakit.

" Mom, Farel ke kantor dulu." Ijin Farel sambil berdiri dari kursinya.

Irma menatap kearah Farel." Ngga sarapan dulu Rel."

" Ngga Mom. Nanti sampai di kantor, baru Farel baru sarapan."

" Ya sudah, hati hati dijalan Rel." Farel hanya mengangguk mengerti lalu melangkah keluar.

" Denis cepat lo. Jangan lambat, Gue tidak mau mempunyai sekertaris yang lambat, kayak lo." Teriak Farel sambil melangkah keluar.

" Iya." Jawab Denis yang sambil memakan roti bakarnya yang tersisa sedikit. Setelah menghabiskan rotinya. Dengan cepat Denis meminum air putih itu.

Semua kelakuan Denis yang terburu-buru dari sarapannya, tidak luput dari tatapan Irma.

" Mom Denis pergi kekantor dulu." Pamit Denis.

" Iya, hati-hati Denis. Mommy titip Farel." Ucap Irma. Yang mendapatkan anggukan dari Denis.

" Iya mom. Tenang saja." Jawab Denis melangkah keluar.

Denis melangkah kearah garasi mobil. Di dalam mobil Farel sudah menunggu nya.

Disaat Denis memasuki mobilnya, Dia bisa melihat kalau Farel sedang memainkan ponselnya.

" Lambat banget si lo." Gerutu Farel, sambil menatap kearah Denis.

Sedangkan Denis hanya diam, karena dia masih kesal dengan Farel yang menuduhnya yang tidak tidak.

Denis menjalankan mobilnya dan keluar dari garasi mansion besar itu.

" Denis, apa lo sudah mengetahui soal wanita semalam." tanya Farel

" Saya baru menyelidikinya bos." Jawab Denis sambil melirik Farel yang duduk di sebelahnya, Setelah itu dia kembali fokus ke depan.

Farel tidak bertanya lagi. Karena ia kembali diam sambil membuka ponselnya.

Suasana kembali hening karena keduanya yang sama sama terdiam dalam pikiran mereka sendiri.

" Denis beritahu Firman kalau aku ingin bertemu dengannya di kafe biasanya. Jam setengah dua belas sebelum makan siang harus dia harus ada di sana."

" Oke bos."

" Apakah ada meeting hari ini." Tanya Farel kembali

" Sepertinya tidak ada bos."

Mobil yang di kendarai oleh Denis melaju kencang, karena jalan yang masih sedikit sepi jadi Denis bisa leluasa menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dan tidak lama mereka sudah sampai di kantor.

Di sisi lain.

Jika Yang lain sudah sampai di kantor. Sedangkan seorang gadis yang masih setia di bawah selimutnya.

Tok..Tok..Tok.

Suara ketukan pintu tidak mengusik gadis cantik, untuk tetap tertidur. Suara di luar juga tidak bisa menggangu tidur gadis cantik itu.

" Salsa bangun. Ini sudah siang nak." Teriak Rahma dari luar kamar tapi tidak ada yang menjawab dari dalam sana.

" Salsa." Panggil Rahma kembali, sambil membuka pintu kamar Salsa. Wanita itu melangkah masuk ke dalam kamar putri nya yang masih tidur.

Rahma bisa melihat, kalau Salsa masih setia berbaring di tempat tidurnya. Tanpa terusik sama sekali.

Rahma yang melihat tingkah putrinya itu hanya bisa geleng-geleng, sambil menatap putri keduanya itu yang masih saja tidur padahal sudah siang. Rahma melangkah mendekati kasur Salsa, lalu membangunkan nya.

" Salsa bangun ini sudah pagi. Apa kamu tidak pergi kuliah, nak." Tanya Rahma sambil membangunkan Salsa dengan mengoyakkan tubuh Salsa, Agar dia cepat bangun.

Salsa yang mulai terusik, Mulai terbangun bangun. Hanya saja dia masih menutup matanya, Seakan akan menolak ajakan sang bunda untuk cepat-cepat bangun.

" Lima menit lagi bunda, Salsa masih ngantuk, ini juga masih terlalu pagi untuk Salsa kuliah, bun." Jawab Salsa yang masih menutup matanya.

" Salsa ini bukan bagi lagi, nak, Tapi pagi menjelang siang."

Berapa detik kemudian.

Salsa mulai mencerna setiap kata dari bunda nya, Walaupun masih tertidur tapi Salsa masih bisa, mencerna setiap kata yang diucapkan oleh bunda nya itu.

" Apa Bun, pagi menjelang siang." Tanya Salsa terkejut." Astaghfirullahaladzim. Salsa hampir telat, Bun." Pekik Salsa panik saat iya melihat kearah jam.

Salsa segera bangkit dari tidurnya dan berlari masuk kedalam kamar mandi. Sedangkan Rahma yang melihat tingkah Salsa hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Setelah memastikan, kalau Salsa masuk di dalam kamar mandi. Rahma melangkahkan keluar dari kamar Salsa menuju ke ruang makan, Karena di sana keluarganya sudah menantinya dan juga Salsa untuk sarapan pagi.

.

.

Salsa yang hampir telat. Dengan terburu-buru mengatur penampilannya.

Wajahnya juga tidak luput dari makeup yang sedikit natural. Dirasa cukup, Salsa keluar dari kamarnya menuju ruang makan.

Salsa melangkah menuruni anak tangga. Dia mengarahkan langkahnya ke ruang makan sebelum dia pergi ke kampus.

Salsa bisa melihat kalau keluarganya, sudah duduk di meja makan sambil menikmati sarapan mereka masing-masing.

Salsa melangkah mendekati keluarganya.

" Salsa duluan pergi kuliah bun, papi. Maaf hari ini ngga bisa sarapan bareng. Soalnya Salsa hampir telat." Pamit Salsa mencium punggung tangan kedua orang tuanya dan juga tidak lupa mencium pipi Rahma.

" Kenapa ngga sarapan dulu." Tanya Rahma.

melihat menatap Salsa.

" Ngga sempet bunda, Nanti Salsa sarapan nya di kantin aja." Jawab Salsa. Rahma hanya mengangguk mengerti.

" Ya sudah. Ingat jangan lupa makan." Ucap Rahma mengingatkan.

" Siap bunda."Jawab Salsa mengangkat tangannya seperti sedang hormat.

Salsa mendekati anak laki laki yang duduk di disebelah Rahma. Anak laki laki itu sedang menikmati sarapannya dengan tenang walaupun sedikit berantakan.

Salsa membukukan tubuhnya. Menyamakan tinggi badannya dengan anak laki-laki itu.

" Kakak berangkat kuliah dulu dek, nanti kalau kakak sudah pulang, baru Kakak main lagi bareng Azam ya." Ucap Salsa lembut sambil mengusap kepala Azam.

Azam adalah adik kecil Salsa yang berusia dua tahun. Azam, anak dari Rahma dan Burham.

Sedangkan bocah itu hanya menganggukkan kepalanya, Karena mulut kecilnya di penuhi oleh makanan. Salsa yang melihat itu menjadi gemas dengan wajah lucu adiknya itu.

" Bunda, Papi, Kakak dan Abang. Salsa berangkat dulu. Assalamualaikum." Pamit Salsa kepada, kesemua keluarga nya, yang berada di meja makan.

Sedangkan mereka hanya mengangguk dan menjawab salam dari Salsa.

Setelah berpamitan, Salsa Melangkah keluar dari ruangan makan meninggalkan keluarganya yang sedang memakan sarapan pagi.

Nabila yang melihat penampilan Salsa hanya tersenyum sinis." Dasar bunglon." Gumam Nabila sambil melihat ke arah Salsa yang sudah pergi menjauh, dan hilang dari pandangannya.

" Bunglon." Tanya Putra heran yang sempat mendengar gumaman dari Nabila, Apalagi mereka bersebelahan.

Sedangkan Rahma dan Burham melihat ke arah Putra yang mengatakan ' bunglon ', Suaranya yang besar membuat Rahma dan Burham bisa mendengar ucapan dari Putra barusan.

" Ia bunglon, Tadi malam seperti wanita galak. Pas paginya seperti gadis polos tanpa dosa." Jawab Nabila. Sambil mengingat penampilan salsa tadi dan yang semalam itu sangat berbeda.

Jika semalam Salsa berpenampilan hampir menyerupai laki-laki. Beda halnya dengan tadi pagi Yang berpenampilan seperti wanita normal lainnya, bergaya anggun dan berkelas.

" Ada ada aja kamu Nabila, Menurut kakak sama aja." Ucap putra yang memang tidak terlalu memperhatikan penampilan Salsa. Karena Putra berpikir penampilan Salsa tetap sama, yaitu terlihat cantik, walaupun sering mengunakan baju nya.

" Emangnya apa bedanya." Tanya Burham bingung, yang dari tadi mendengarkan kedua anaknya membahas Salsa.

Nabila melihat kearah Burham, karena Nabila pikir Papinya itu mengerti apa yang dia bahas bersama dengan Putra.

" Ada papi, Coba Papi bedakan penampilan Salsa pagi ini dan yang semalam itu sangat jauh berbeda." Jawab Nabila sambil menjelaskan apa yang dia pikirkan. Sedangkan Burham semakin bingung memikirkan ' Soal penampilan '.

" Coba Nabila jelaskan. Bunda Jadi bingung" Sambung Rahma yang sama seperti Burham yang tidak paham apa yang Nabila dan Putra bicarakan. Rahma yang mendengarkan perbincangan mereka juga merasa bingung karena Putra dan Nabila membahas soal apa.

" Bunda, Papi, Abang putra. Masa kalian ngga bisa bedain." Ucap Nabila heran dengan keluarganya.

Sedangkan mereka bertiga hanya menggeleng tidak tahu. Yang membuat Nabila menjadi kesal." Susah kalau ngomong sama kalian yang tidak mengerti apa yang Nabila Bahasa. lebih baik Nabila pergi ke kampus saja" Gerutu Nabila kesal. Nabila berdiri dari duduknya, sambil melangkah keluar.

Rahma bisa melihat wajah dari Nabila yang terlihat kesal." Ngga di habisin dulu makanya, Nabila." Tanya Rahma sambil, melihat kearah makanan Nabila yang belum habis.

" Ngga bunda, Nabila udah kenyang dan Nabila lagi ngga mod mau makan." Jawab Nabila, lalu melangkah meninggalkan ruang makan itu.

Nabila juga tidak lupa mencium tangan kedua orang tuanya dan Mencium pipi Rahma.

Putra yang melihat adiknya itu pergi. Ikut berdiri dari duduknya." Abang juga berangkat bunda, soalnya ada pertemuan yang harus dihadiri.Assalamualaikum." Pamit Putra, yang ikut menyusul Nabilah.

Tapi sebelum Putra pergi, Putra menyempatkan untuk mencium tangan kedua orang tuanya. Walaupun Putra sedang terburu-buru.

Rahma melihat kearah Kedua anaknya yang sudah pergi dan menghilang dari pandangannya." Mereka bertiga sudah pergi, mas. Jadi tinggal kita bertiga saja." Lirih Rahma yang merasa sedih karena kepergian ketiganya, membuat rumah mereka menjadi sunyi karena tidak ada perdebatan dari mereka bertiga.

Burhan melihat ke arah istrinya itu." Itulah sayang, kalau punya anak yang sudah dewasa semua. Pasti mereka tidak ada waktu untuk bersama dengan Keluarga mereka. Apalagi kesibukan yang mereka punya." Jelas Burham. Sedangkan Rahma hanya mengangguk mengerti. Rahma melihat kearah putranya yang sedang menikmati makanannya.

🌾🌾🌾

Sedangkan di sisi lain.

" Selamat siang, Tuan." Jawab Salsa mengangkat telfonnya.

" Datanglah di kafe xxxx, kami menunggu mu di sini." Perintah seseorang di seberang sana.

" Baik, Tuan" Jawab Salsa sedikit tegas. kemudian Salsa mematikan ponselnya.

" Pak, tolong antarkan saya kerumah sahabat saya di jalan xxxxx." Ucap Salsa.

" Baik non." Jawab supir, yang mengantarkan Salsa." Maaf non, Apa non ngga ke kampus." Tanya supir itu dengan hati hati takut membuat majikan nya itu salah paham.

" Ngga pak, Soalnya saya ada urusan sebentar dan itu penting." Jawab Salsa.

Sedangkan supir itu hanya mengangguk mengerti dan tidak mau bertanya terlalu jauh lagi.

Salsa kembali mengambil ponselnya di dalam tasnya.

" Abang, tolong hantarkan motor gue kerumah sahabat gue di jalan xxxxx." Suruh Salsa saat mendengar Putra mengangkat telfonnya.

" Siap, nanti gue antar."Jawab Putra " Tapi ada urusan apa sampai gue harus antar ke sana." Tanya Putra penasaran.

" Ada aja bang, Nanti gue ceritain." Jawab Salsa.

" Oke, selesai meeting gue langsung ke sana." Ucap Putra.

" Oke gue tunggu, tapi jangan pakai lama." Perintah Salsa tidak mau di bantah.

" Tapi sal_ "

Belum mendengar jawaban dari Putra, Salsa sudah mematikan ponselnya begitu saja tanpa mendengar ucapan dari Putra tadi yang terpotong

Di sisi lain Putra begitu kesal karena Salsa mematikan panggilannya tampa mendengar ucapannya.

" Dasar adik ngga tau sopan santun. Duluan di matikan ponselnya sebelum mendengarkan apa yang mau gue omongin, Coba kalau mau matikan panggilan itu ucapkan salam dulu gitu." Gerutu Putra kesal karena kelakuan adik keduanya itu tidak pernah berubah.

Bersambung

Farel Adrian Pratama.

Biasa di panggil farel.

Berusia 25 tahun.

Seorang CEO dan juga bos mafia.

Denis Dehan Pratama

Biasa di panggil Denis.

berusia 24 tahun.

Sekertaris, Sahabat dan juga adik angkat Farel.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!