NovelToon NovelToon

CEO DINGIN DAN GADIS SHOLEHA

01

Adzan subuh telah berkumandang, Ia mengawali harinya dengan sujud syukur pada sang Illahi,,

Setelah melaksanakan kewajibannya, Ia pun memulai kagiatan nya di rumah.

Hummairah, gadis berjilbab syar'i yang tinggal di rumah sederhana bersama Ayahnya. Ibunya telah lama berpulang menghadap sang Khalik.

Ayahnya sehari hari bekerja sebagai buruh ternak ayam dan ikan milik Paman, adik dari ibu. Pamannya merupakan seorang juragan di kampung.

Setelahetelah selesai sarapan, Ayahnya akan pergi bekerja, Ia tak pernah pernah lupa untuk mecium tangan nya.

Setelah Ayah pergi, Ia pun bergegas kepasar untuk membantu Bibinya di pasar. Bibi membuka toko sembako.

" Ra, tolong kamu antarkan ini kerumah Koh Aliong yaa " Ucap Bibi memberinya perintah

" baik bii "

" Jangan lupa ambil uang nya sekalian ya. Ra, ini bon nya Ra. " Ia meraih barang dan bon dari tangan Bibi, dan bergegas k rumah Koh Aliong.

Dengan menggunakan sepeda mini milik nya, Ia menganyuh nya dengan lincah melewati jalan terjal pedesaan.

Di dalam perjalanan pulang karena kondisi jalanan licin dan becek karena hujan, tanpa sengaja Ia kecipratan lumpur karena sebuah mobil yang tiba tiba melaju melewati nya.

" Astagfirullah " Ia mengucap mengelus dada dan geleng geleng kepala sambil membersihkan pakaian nya. Lalu kembali melanjutkan perjalanannya dengan baju yang kotor karena lumpur.

Sesempai nya di toko Ia segera menyerahkan uang dari Koh Aliong kepada Bibi nya.

Ratna terheran dengan keadaan keponakannya ini.

" Kamu kenapa Ra ? Kok pakaian kamu penuh lumpur " Tanya Ratna heran

" Gak apa apa Bii, tadi dijalan gak sengaja kecipratan lumpur, heheheee. " Hummairah cengengesan.

" Ya,,sudah kamu pulang saja. Lagi pula ini sudah masuk waktu zhuhur kan, lebih baik kamu pulang dan bersihkan diri. " Ucap Ratna

" baik Bi. "

" Eh Ra, ini upah mu hari ini. Beok kalo bisa lebih pagi ya Ra, soal nya banyak barang datang. Bibi baru belanja soal nya. "

" Baiklah Bi, Ara pulang ya, Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam... Hati hati ya Ra " Ratna

Ketika keluar dari toko Ara berpapasan dengan Paman nya.

" Assalamualaikum Paman " Ia mengulurkan tangan untuk bersalaman dan mencium tangan Pamannya

" Waalaikumsalam, mau pulang Ra ? Tanya Paman sembari menyambut uluran tangan Hummairah.

" Ara pamit ya Paman, assalamualaikum " Mengangguk dan tersenyum. Ia pun berlalu meraih sepedanya. Ia menganyuh sepedanya dengan laju agar lekas sampai ke rumah, karena Ia tau Ayahnya pasti sudah menunggu di rumah untuk makan siang bersama.

Sampai d rumah Ia melihat Ayahnya baru sampai di depan rumah. Sambil tersenyum Ayah menyambut putri nya pulang.

" assalamualaikum Yah " Menepikan sepeda lalu turun, dan menghampiri Ayah. Lalu mengulurkan tangannya untuk mencium tangan Ayah..

" Wa'alaikumsalam " Ayah kaget melihat pakain ku. " Pakaian kamu kenapa Nak ? Mengapa bisa jadi kotor begitu ? "

" Gak apa apa Yah, cuma terkena lumpur tadi dicuci juga hilang. Yuk Yah masuk, Arah mau mandi sekalian bersihin ini. " Sambil menunjuk kearah bajunya.

Sang Ayah mengangguk lalu masuk ke dalam rumah.

Setelah selesai Hummairah mandi, Ayah pun mandi juga untuk membersihkan diri. Adzan Zhuhur pun berkumandang Hummairah lalu melaksanakan kewajiban nya dirumah, sedangkan Ayah di musholah yang tak jauh dari rumah nya.

Setelah selesai melaksanakan kewajibannya,Ia menyiapkan makan siang untuk Ia dan Ayahnya,dengan lauk yang serba sederhana namun mereka tetap mensyukuri nikmat yang telah diberi.

Selesai makan Hummairah segera bersiap untuk mengajar mengaji anak anak di kampung nya di musholah.

Meskipun lelah Ia tk pernah mengeluh, Ia senang menjalani kehidupan. Senyum selalu terbit diwajah cantiknya, bagai mentari pagi yang menghangatkan bumi.

Keesokan hari nya Ia menjalankan kegiatan nya seperti biasa, setelah selesai dengan pekerjaan rumah nya Ia segera berangkat ke pasar untuk membantu Bibi nya di toko.

Tapi suasana di toko itu terlihat aneh pagi ini, wajah Paman dan Bibi tegang di sana juga terdapat orang asing yg berpakaian serba hitam. Ia tak mau ambil pusing ia berlalu melanjutkan pekerjaan nya.

Setelah kepergian orang orang itu, tampak wajah cemas terpancar dari wajah Paman dan Bibi.

Yang lebih aneh lagi hari ini toko tutup lebih awal, hanya setengah hari. Setelah mengambil upah, yang memang Ia putuskan untuk diambil setiap hari. Ia lalu pamit pulang. Paman dan Bibi pun segera meninggalkan toko dan kembali kerumah nya.

Di kediaman Paman Ardi terjadi ketegangan

" Pokok nya Ibu tak setuju kalo Intan harus menikah dengan bandot tua itu " Ucap Ratna lantang

" Jadi kita harus bagaimana Bu, itu jalan satu satu nya agar semua hutang kita lunas " Ardi setengah memohon.

" Tapi kan tidak harus anak kita yang jadi korban nya Pak. Lagi pula kita tidak pernah melihat sosok siapa juragan Malik itu. Siapa tau dia tua bangka yang suka dengan perempuan muda untuk di jadikan nya barang mainan. " Ratna

" Jadi kita harus bagaimana Bu, Ibu mau kita harus menjual seluruh tanah, sawah, dan semua harta kita. Kita mau usaha apa lagi Bu kalo semua itu kita serahkan ke juragan Malik. Ibu mau hidup susah, Ibu mau jadi miskin lagi ? " Ardi mencoba membujuk istrinya

" Tapi Intan putri kita satu satu nya Pak, Ibu tak mau Intan menderita kalau sampai menikah dengan bandot tua itu. " Ratna

Ardi merangkul istri nya yang mulai menumpahkan air matanya.

" Bapak akan mencari jalan keluar nya Bu "

" Mencari kemana Pak, kita hanya dikasih waktu satu minggu " Ucap Ratna di sela tangisnya

" Coba Ibu bicara sama Intan ... " Belum selesai Ardi bicara, sang istri lalu memotongnya.

" Bapak masih berkeras untuk menjadikan intan istri dari juragan malik ? "

Tiba tiba Intan datang

" Apa Pak, Bu ? Bapak sama Ibu mau aku menikah dengan juragan Malik ? " Intan menyela

Kedua pasangan itu saling berpandangan, Ratna lalu memeluk anak nya dan mencoba menjelaskan.

" maafkan Bapak dan Ibu Intan, kalau memang tak ada jalan lain terpaksa kami menyetujui nya. " Ucap Ratna

Sambil tersedu memeluk anak nya

" Gak Bu, Intan gak mau. Ibu dan Bapak yang berhutang mengapa harus Intan yang menanggung nya. " Protes Intan

Intan melepaskan pelukan Ibunya.

Kedua suami istri itu saling berpandangan.

" Tapi Intan, semua ini demi masa depan kamu juga. Bapak sudah menggadaikan semua aset usaha kita untuk investasi, tapi Bapak tidak pernah menduga kalau kita akan d tipu Intan.

Ardi hampir meneteskan air mata nya.

" Pokok nya Intan gak mau menikah dengan si tua bangka itu. Intan berlalu meninggalkan Bapk dan Ibunya yang masih menangis.

" Kami mohon Intan, sekali ini saja dengarkan yang kami katakan. " Ucap Ardi memohon.

02

Suara kumandang adzan subuh menggema d seluruh alam, memecah kesunyian. Seperti biasa setelah melaksanakan kewajiban nya Hummairah melaksanakan tugas nya d rumah, dari memasak dan menyiapkan sarapan untuk Ayah dan dirinya, tak lama kemudian Ayah pulang dari musholah. Hummairah segera menyiapkan sarapan dan mereka makan bersama.

Hummairah kembali mengayuh sepeda nya menuju pasar dimana dia bekerja. Sampai ditujuan dia terharan toko bibi nya tutup, dan dia bertanya kepada rekan kerja nya.

" Assalamualaikum Pak. Kenapa toko Bi Ratna hari ni tutup nya ? " Tanya Hummairah

" Bapak juga gak tau Ra, Bapak dari tadi udah disini tapi juragan belum juga datang " Jawab Pak karsin

" Kenapa ya Pak ? Apa aman atat bibi lagi sakit ? Tanya Hummairah lagi.

" Bapak juga gak tau Ra. "

" Ya udah kalo gitu biar saya kerumah Paman deh Pak, mau cari tau ada apa. Saya pamit ya Pak, Assalamualaikum "

" Iya Ra, Waalaikumsalam. Hati hati Ra. "

Hummairah kembali menayuh sepeda menuju rumah paman nya.

" Assalamualaikum " Dia mengetok pintu rumah, tak lama keluar Ratna membuka pintu.

" Waalaikumsalam. Ada apa Ra ?" Tanya Ratna

" Bibi tidak kepasar, membuka toko ? Apa Bibi atau Paman lagi sakit ?Tanyanya cemas.

" Tidak Ra, kami baik baik saja. Cuma hari ini memang Bibi dan Paman lagi ada urusan maka nya tidak buka toko. " Ucap Ratna

" Oh... Alhamdulillah kalo Bibi dan Paman tidak apa apa. Ya sudah kalau begitu ara pamit ya Bi. " Hummairah pamit

" Tidak mau masuk dulu raa. " Ucap Ratna

" Gak usah Bi, sebentar lagi siang takut Ayah keduluan pulang, kasian ayah sendirian dirumah. Assalamualaikum " Hummairah pamit Hummairah

" Waalaikumsalam. Hati hati Ra. " Balas Ratna

Tak lama kepergian Hummairah Ardi keluar...

" Siapa yang datang Bu. " Tanya Ard"

" Hummairah Pak, ayo masuk Pak. Nanti tetangga kita melihat kita ada dirumah mereka akan heran. Lalu mereka akan memberondong kita dengan pertanyaan yang tak ada habis nya. " Ucap Ratna

" Ibu sudah berhasil membujuk Intan ? " Tanya Ardi

" Belum Pak. Ibu bingung, bagaimana caranya membujuk Intan supaya dia setuju "

Tiba tiba Ardi teringat sesuatu.

" Bu, bagaimana kalo kita tukar Intan dengan Humamairah saja ? " Ucap Ardi

Maksud bapak ? " Tanya Ratna

" Begini Bu, juragan Malik kan tidak tau dengan Intan anak kita. Jadi biar Hummairah saja yang menggantikan Intan, untuk kita tukarkan sebagai jaminan. "

" Tapi apa Hummairah mau ? Ratna tak yakin

" Ibu bujuk dong, dia kan dekat dengan Ibu " Ardi meyakinkan istrinya

" Tapi bagaimana dengan mas Firman Pak ? Apa mas Firman akan setuju kalo anak nya kita jadikan jaminan. " Ucap Ratna ragu

" Kita jangan bilang ke mas Firman yang sebenar nya, bilang saja kalo juragan Malik lagi cari calon istri. Juragan Malik kan sudah lama menduda Bu. " Ardi menambahkan

Ratna masih berpikir keras tentang usul suami nya.

Sudah Ibu jangan pikir tentang bagaimana bicara ke mas Firman, itu urusan Bapak. Biar Bapak yang ngomong ke Mas Firman. Ibu urus Hummairah saja. Bujuk Hummairah, dia kan selalu dengar omongan Ibu. "

" Baiklah Pak, besok Ibu akan coba bicara pada nya "

" Kalau rencana kita berhasil Bu, Kita tidak akan kehilangan harta kita yang sekarang kita miliki, malahan akan bertambah. Karena juragan Malik pasti akan memberikan banyak barang hantaran untuk Hummairah. " Ardi berkhayal

Seketika wajah Ratna cerah, semburat senyum terpancar di wajah nya, mendengar perkataan suami nya.

" Baik Pak, Ibu akan berusaha membujuk dan meyakinkan Hummairah. " Ratna menyakinkan suaminya

Lalu pasangan suami istri itu tertawa bersama, mereka sudah tidak sabar menunggu hari esok untuk menjalankan rencana mereka.

Keesokan hari nya, seperti biasa Hummairah setelah selesai dengan tugas nya dirumah, Ia pun bergegas kepasar untuk bekerja membantu Bibi nya.

Sesampainya di pasar, Ia segera masuk ke toko Bibi nya. Melihat kedatangan Hummairah Ratna tersenyum cerah.

" Assalamualaikum Bi " Hummairah memberikan salam, sambil mencium tangan. " Waalaikumsalam. Ra, bisa ikut Bibi

sebentar. Bibi ada perlu sama kamu. " Ujar Ratna

Hummairah mengangguk,dan mengikuti Ratna dari belakang. Tiba di sebuah ruangan tempat biasa dimana Ratna beristirahat, Ratna mengajak Hummairah duduk.

" Ra, Bibi mau ngomong sesuatu sama kamu "

" Mau ngomong apa Bi. ?" Tanya Hummairah

" Begini Ra,kamu tau juragan Malik kan ?Hummairah menganggukan. Ratna kembali melanjutkan cerita nya.

" Juragan Malik lagi cari calon istri "

Hummairah terkejut dengan omongan Ratna dan bertanya.

" Maksud Bibi ngomong ke saya kenapa ya? Itu kan bukan urusan saya, lagi pula saya juga tidak bagitu mengenal juragan Malik " Jawab Hummairah polos.

" Dengarkan dulu Ra, Bibi sama Paman mu berencana mau menjodohkan kamu sama juragan Malik."

Sekali lagi Hummairah tersentak.

" Menjodohkan saya ? "

" Iya Ra, gimana Ra kamu mau ya. Kamu bisa hidup enak Ra kalo kamu jadi istri juragan, kamu gak perlu lagi kerja, Ayah kamu kan udah tua dan sakit sakitan. Jadi ayah kamu gak perlu kerja keras lagi " Ratna meracuni pikiran Hummairah

" Kenapa Bibi tidak menjodohkan juragan Malik sama Intan ?"

" Tidak bisa Ra, Intan itu masih kecil. Lagi pula Intan kan masih kuliah, dia masih ingin mengejar cita cita nya Ra. "

Hummairah masih berpikir, Ia masih belum mengerti apa maksud dari semua ini. Ratna mempehatikan wajah Hummairah, tak lama Ia kembali melanjutkan perkataan nya.

" Bagaimana Ra, kamu mau ya. Jarang jarang lho Ra ada yang bernasib baik kayak kamu. Bibi begini juga karena sayang sama kamu Ra, Bibi tidak mau kamu selama nya hidup susah. "

Hummairah terdiam mencerna setiap kata dari Bibi nya. Tak lama Ratna kembali melanjutkan.

"Bagaimana Ra, Bibi gak maksa kamu jawab sekarang. Bibi kasi kamu waktu untuk berpikir, tapi kalo Bibi jadi kamu Ra, Bibi akan ambil kesempatan ini. Kapan lagi Ra, ini tidak akan datang 2 kali. "

Hummairah bingung untuk menjawab. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak bekerja hari ini dan ingin segera pulang. Hummairah pun segera pamit pada Ratna.

" Saya pulang dulu ya Bi, saya tiba tiba tak enak badan"

" Iya Ra, ayo Bibi antar ke depan. "

Ratna menuntun Hummairah keluar dari ruangan nya. Ketika Hummairah akan keluar dari toko nya, tiba tiba Ratna memanggil nya.

" Tunggu sebentar Ra "

Ratna mengambil beberapa macam sembako kemudian membungkus dan memberikan nya kepada Hummairah..

" Ini Ra, bawa pulang. Untuk kamu dan Ayah kamu "

Hummairah meraih bingkusan itu.

" Terimakasih ya Bi, saya pulang ya Bi. Assalamualaikum. "

" Waalaikumsalam. "

Ratna tersenyum puas ia tau rencana nya membujuk Hummairah pasti berhasil, terlihat dari wajah Hummairah yang bimbang. Ia juga tau kalau Hummairah selalu menurut dan mendengar omongan nya...

03

Hari ini seperti biasa Hummairah memulai aktifitas nya, setelah selesai dengan tugas di rumah nya Ia bergegas kepasar untuk membantu di toko Bibi nya.

Sampai di tempat tujuan Ia langsung memulai pekerjaan nya melayani pembeli. Ketika Ia sedang duduk untuk istirahat sejenak, Bibi nya menghampiri dan berkata.

" Ra, Bagaimana kamu udah ngomong sama Ayah kamu ? "

" Belum Bi, saya masih belum berani bilang ke Ayah. "

" Lebih baik kamu secepat nya ngomong ke Ayah kamu, jangan sia sia kan kesempatan ini Ra. Kesempatan ini tidak datang 2 kali. Kalo kamu jadi menikah sama juragan Malik hidup kamu akan terjamin Ra, pasti bakalan makmur dan bahagia. "

Hummairah jengah mendengar Ratna yang berceloteh panjang lebar, Ia jengah. Ia mengejamkan mata nya sambil menarik nafas dan menghembuskan nya secara kasar. Akhir nya Ia memberanikan diri untuk pamit pulang..

" Saya pulang dulu ya Bi, udh siang. Ayah pasti udah pulang. Kasian Ayah sendirian dirumah. "

" Kalo kamu menikah sama juragan, Ayah kamu gak perlu lagi kerja keras Ra, kamu tidak kasian sama Ayah kamu. Di usia nya setua itu masih harus bekerja. "

" Iya Bi, nanti saya coba ngomong ke Ayah, tapi belum sekarang ya Bi. Saya permisi Bi, Assalamualaikum."

Ia berlalu meninggalkan Bibi nya. Tapi Ratna sendiri tau Hummairah tidak mungkin menolak permintaan nya, sebab Dia tau Hummairah selau mendengarkan apa pun yg di katakan nya. Hummairah memang anak yg penurut kalau dengan orang tua.

Tiba di rumah Ia melihat Ayah nya sedang duduk d teras rumah..

" Assalamualaikum Yah. "

Meraih tangan Ayah dan memcium tangannya

" Waalaikumsalam,,baru pulang nak "

" Ayah kok cepat pulang nya "

" Ayah lagi lagi gak enak badan. "

" Ayah sakit ? " Tanya nya cemas

" Tidak nak, Ayah hanya kecapekan."

Sejenak Ia menatap lekat wajah ayah nya, terdapat guratan kesedihan, tampak wajah keriput yang telah dimakan usia itu lelah. Tanpa sadar air mata nya menetes, Ia segera memalingkan wajah nya, Ia tak mau kalau Ayah nya tau Ia bersedih.

" Ya udah kita masuk yuk Yah " Ia menuntun Ayahnya ke kamar untuk beristirahat.

" Hari ini Ayah sholat di rumah yaa " Hummairah memperingatkan Ayahnya

Ayah hanya bisa menurut perkataan putri nya. Setelah putri nya keluar, Ia kembali termenung mengingat perkataan adik nya yang akan menjodohkan Hummairah dan juragan Malik. Ia sedih membayangkan jika putri nya harus menikah dengan seseorang yang pantas menjadi Ayahnya. Ia benar benar sedih hingga tanpa sadar Ia pun tertidur.

Hari semakin sore hingga tiba masuk waktu Ashar Ayah nya tidak kunjung keluar dari kamar nya. Hummairah memberanikan diri masuk ke kamar untuk membangunkan Ayah nya.

" Yah, bangun Yah sudah sore, Ayah kan belum sholat Ashar. " Ucap Hummairah membangunkan Ayahnya.

Tapi sang Ayah tak kunjung bangun, Ia menggoyang badan Ayah nya tapi tak kunjung bangun. Hummaira panik Ia keluar rumah untuk memanggil tetengga meminta bantuan.Tetangga pun berdatangan, dan ada juga yang memanggil Dokter desa.

Setelah diperiksa, Dokter menyarankan agar Ayahnya dirawat di rumah sakit.

Sedih. Itu lah yang dirasakan nya saat ini, bagaimana Ia harus menghadapi semua ini sendiri. Dari mana Ia mendapatkan uang untuk biaya pengobatan Ayahnya.

Ambulans datang untuk membawa Ayahnya, Ia ikut kedalam mobil Ambulans.

Tiba di rumah sakit Ayahnya segera di bawa masuk ke IGD, setelah para dokter melakukan pemeriksaan. Dokter menyatakan Ayahnya koma, tubuh Hummairah luruh jatuh ke lantai.Ia menangis tersedu, tak lama seorang suster menghampiri nya.

" Maaf,, mbak keluarga nya Pak Firman ?? " Tanya Suster.

" Iya ,suster saya anak nya. " Jawab Hummairah

" Anda harus segera melakukan administrasi nya segera. Mari saya antar mbak. " Suster itu menuntun Hummairah, tiba di depan meja resepsionis Ia di beri selembar kertas. Ia meraih nya, tiba tiba mata nya terbelalak melihat total biaya yg harus d bayar.

" Se.. Sepuluh juta suster ?? " Tanya nya tak percaya

" Iya mbak, itu sudah termasuk biaya ambulan dan peralatan serta ruangan yang Pak Firman gunakan. Tapi, itu belum termasuk biaya obat yang akan Pak firman gunakan nanti. " Jelas Suster

Ia hanya bisa meraih kertas itu dan membawa nya, Ia berjalan menuju ruangan di mana Ayah nya di rawat, Ia hanya bisa melihat kondisi Ayah nya dari kaca di luar kamar perawatan.

Hummairah kembali ke rumah nya. Ia mencari sesuatu yang bisa Ia jual untuk biaya pengobatan Ayah nya. Ia masih menyimpan beberapa buah perhiasan peninggalan mendiang Ibunya. Ia segera membawa nya kepasar untuk di jual, berapa pun hasil nya Ia akan gunakan untuk biaya pengobatan Ayahnya.

Ketika di perjalanan pulang ia bertemu dengan Bibi nya.

" Ra, kamu dari mana ? " Tanya Ratna

" Saya dari toko mas Bi " Jawab Hummairah jujur.

" Ngapain kamu kesana kamu mau beli mas " Ujar Ratna dengan nada mengejek.

" Tidak Bi, saya baru saja menjual perhiasan peninggalan Ibu untuk biaya pengobatan Ayah. " Jawab Hummairah

" Oh, Bibi kira kamu mau beli mas, oh ya gimana dengan keadaan Ayah kamu? " Tanya Ratna lagi"

" Ayah masih koma Bi, dan belum sadarkan diri. "

" Oh, maaf ya Ra, Paman dan Bibi belum bisa menjenguk Ayah mu, kami masih sibuk Ra " Ucap Ratna angkuh

" Iya Bi, gak apa apa saya tau Paman dan Bibi sibuk. " Jawab Hummairah tersenyum.

" Oh ya Ra, Bagaimana usulan Bibi kemarin, udh kamu pikirkan belum. Jawabannya apa. Kamu mau kan Ra ? " Ratna lagi

" Maaf Bi, saya belum sempat berbicara sama Ayah. " Jawab Hummairah

" Kelamaan Ra, coba kau setuju aja." Ratna setengah memaksa

Hummairah tersenyum.

" Maaf Bi saya tetap menunggu Ayah dan meminta persetujuan dari ayah. Saya permisi Bi, saya harus segera kembali k rumah sakit untuk menemani Ayah. Permisi Bi Assalamualaikum. " Jelas Hummairah panjang lebar, dan kemudian meninggalkan Ratna.

" Waalaikumsalam."

Ratna menatap punggung gadis itu. Aku akan menunggu kamu datang kepada kami untuk meminta bantuan Ra, pada akhirnya kamu akan menyerah dengan keadaan dan menyerahkan hidup mu untuk menjadi istri dari juragan Malik.

Tiba d rumah sakit Hummairah menyerahkan uang hasil penjualan perhiasan ibunya. Itu pun belum setengah dari total jumlah yang harus di bayar. Dalam hati nya Ia berpikir kemana lagi Ia harus mencari uang untuk melunasi semua nya. Sedangkan biaya obat setiap setiap hari harus bertambah. Di saat seperti ini Ia benar benar butuh seorang teman, kalau terjadi sesuatu pada Ayahnya Ia tak tau lagi harus bergantung pada siapa, karena hanya Ayah yang Ia miliki sekarang.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!