NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikah Dengan Tuan Muda

Prolog # TMDTM

Kriya Anastasya 

Adalah seorang gadis cantik yang memiliki hati mulia dan sangat baik. Kriya sangat ceria dalam menjalani hari-harinya. Meskipun dia sudah tidak mempunyai ibu, tapi dia senang masih bisa mengingat kenangan dirinya bersama ibunya. 

Dia tinggal bersama dengan ayahnya yang bernama Aldi dan kakak laki-lakinya yang bernama Alif Hermansyah. 

Ayahnya hanya seorang pemabuk setelah ditinggal oleh ibunya, Aldi tidak pernah bekerja tapi malah membuat hutang yang setiap harinya bertumpuk dimana saja. Alif hanya seorang cleaning service di Perusahaan Pramudya-Group yang gajinya sangat lumayan cukup, tapi tidak bisa untuk melunasi hutang yang ayahnya miliki. Kriya hanya bekerja dilestoran kecil,  yang gajinya tak seberapa. Tapi dia selalu bersyukur atas semua yang dia miliki sekarang. 

Kriya berumur 23 tahun. 

……………….

Alvarendra Pramudya

Adalah seorang CEO yang sangat disegani dan dihormati didunia bisnis. Dia termasuk CEO muda, dia bisa sukses seperti sekarang karena kepintaran dan kecerdikan yang dimilikinya. Prusahaan Pramudya-Group adalah perusahaan nomor satu di Indonesia. 

Perusahaannya ada dimana-mana, termasuk diberbagai negara. Dia termasuk golongan CEO yang lumayan dingin dengan siapapun. Dia tidak akan segan-segan menjebloskan siapapun kedalam penjara jika berani mengusiknya.

Ketampanan yang dia miliki mampu menghipnotis semua orang ( kaum hawa)  yang melihatnya. 

Dia hanya memiliki seorang mama, wanita cantik yang sangat dia sayangi dan dihormati. Papanya meninggal karena memiliki penyakit serangan jantung yang tidak dapat terduga. 

Mamanya selalu mendesaknya agar cepat menikah, karena umur orang tidak ada yang tahu. Mamanya hanya ingin melihat putra semata wayangnya itu menikah sebelum dia meninggal. Tapi Al selalu menolak keinginan mamanya dengan berbagai macam alasan yang mampir dalam benaknya. 

Hingga akhirnya hidupnya berubah saat datang wanita cantik didalam hidupnya. 

Al berumur 25 tahun. 

……..

Andre Ananta

Adalah seorang sekretaris dari perusahaan Pramudya-Group.

Yang Al suka dari Andre adalah selalu patuh dalam perintahnya dan selalu tepat waktu jika disuruh mencari apapun. 

Sifat Andre tidak kalah jauh dengan sifat Al, tapi dia juga bisa membuat lelucon yang bisa menyenangkan Al. Ketampanannya pun mampu membuat para wanita tergila-gila olehnya. 

Andre berumur 25 tahun. 

…………..

Vira Andini

Adalah seorang gadis yang juga cantik dan memiliki hati lembut seperti Kriya. Dia adalah teman sepekerja Kriya, dia baru kenal dengan Kriya saat Kriya pertama kali masuk kerja dilestoran yang sekarang tempat dia bekerja. 

Vira bisa dibilang dari keluarga yang mampu, ayahnya memiliki perusahaan kecil dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga. 

Yang Vira suka dari Kriya adalah, Kriya selalu membantu orang yang sedang membutuhkan meskipun dirinya lebih membutuhkan.

Hubungan persahabatan mereka sudah berjalan selama 1 tahun setengah. 

Vira juga masih single, dia hanya pernah menjalin hubungan sama satu orang dan putus gara-gara pacarnya ketahuan sedang menjalin hubungan dengan orang lain selain dia. Hingga saat ini dia tidak pernah menjalin hubungan lagi, karena trauma yang dia miliki. 

Vira berumur 23 tahun.

………..

Alviandra Prasetya

Juga seorang CEO, tapi tidak seterkenal seperti Al. Dia adalah pria yang sangat keras kepala dan mau menang sendiri. 

Dia sering berganti-ganti perempuan untuk memuaskan hasratnya. Dia juga sangat tergila-gila dengan kecantikan yang dimiliki Kriya. 

 

Dia berumur 27 tahun. 

………

Alena Alvatiran

Adalah perempuan yang sangat cantik tapi dia orang yang sangat sombong. Diusianya yang muda ini, dia sudah menjadi model karena kecantikan dan kelicikan yang dia punya dalam benaknya. 

Dia bisa dibilang sebagai wanita yang sangat licik karena dia selalu merebut apa yang dia inginkan meskipun itu milik orang lain dengan berbagai caranya. Dia sangat mengidam-ngidamkan sosok seperti Al yang sangat tajir, mapan dan tampan.

Dia juga keturunan keluarga Alvariran, Perusahaan Alvatiran juga merupakan perusahaan yang terkenal nomor 7 di Indonesia. 

Dia berumur 24 tahun. 

.

.

.

.

Yukk kita simak kisahnya. 

TMDTM BAB#01

Kia terbangun dari tidurnya, matanya beralih ke jam dinding yang sudah menunjukkan pukul dua dini hari. 

Dia berbaring sambil menatap langit-langit kamar,  entah apa yang merasuki dalam pilihannya. Tidak berselang lama, dia mendengar suara langkah kaki dan panggilan nama Alif dengan volume yang sangat kecil. 

Dia bangun dari tidurnya, melangkahkan kakinya pergi dari kamar. Saat pintu terbuka, dan benar saja yang sedang dia pikirkan tadi. Dia melihat sosok ayahnya yang tengah duduk dikursi ruang tamu.

Melanglahkan kakinya menemui Aldi ayahnya, " Apa ayah mabuk lagi?? " tanya Kia kepada sang ayah saat dia sudah duduk dikursi sebelah ayahnya.

Sebenarnya tidak perlu bertanya, Kia sudah menemukan jawabannya jika ayahnya sekarang sedang mabuk. Tercium jelas bekas minum-minuman yang di minum  oleh ayahnya.

Kia menatap sendu kearah sang ayah, melihat kondisi ayahnya yang seperti sekarang setelah ditinggal oleh ibunya, itu membuat Kia semakin menambah rindu yang amat mendalam kepada ibunya.

Tidak mau berlama-lama, Kia berusaha memapah ayahnya yang sedang mabuk itu untuk ditidurkan ke dalam kamar sang ayah. Akhirnya Kia berhasil memapah ayahnya kedalam kamar dan membaringkannya diranjang. 

Kia ingin melangkahkan kakinya pergi dari kamar sang ayah, tapi belum sempat dia melangkahkan kakinya Kia mendengar ayahnya mengigau memanggil nama ibunya.

" Karina,,,,,,, Karina. Kenapa kamu tinggalkan aku dan anak-anak kita??  Karinaa,,, kamu telah berjanji kepadaku. Kita akan menjaga dan membesarkan anak-anak kita sampai dia dewasa." Itulah kira-kira yang di ucapkan oleh Aldi, ayahnya Kia. 

Air mata Kia tidak terbendung lagi mendengar ucapan sang ayah. Dia berlari meninggalkan kamar sang ayah dan pergi kekamarnya sendiri. 

Sesampainya dikamar dia langsung merebahkan tubuhnya diranjang dengan posisi tengkurap dan dibawah kepalanya ada guling.

" Ibuu," ucap Kia, air matanya sudah deras, dadanya sudah mulai sesak,  Kia ingin mengucapkan sesuatu tapi dia tidak bisa diucapkan kata-kata itu.

Suara langkah kaki terdengar memasuki kamar Kia.

" Kia?? " panggil Alif yang sudah duduk diranjang Kia. 

Kia yang sadar dengan keberadaan Alif langsung bangun dari tidurnya, " Kakak??" tanya Kia. Berusaha menghapus air matanya yang selalu jatuh.

" Kamu kenapa?? " tanya Alif pada Kia. 

Kia hanya menggelengkan kepalanya bertanda dia tidak apa-apa. Sambil tersenyum manis menanggapinya. 

" Kamu tidak bisa berbohong kepadaku, Kia."

Tanpa aba-aba, Kia langsung memeluk tubuh Alif, " Ki,, Kia kengen sam,, ma ib,,bu kak." Jawabnya terbata-bata. 

Alif yang mendengarkannya pun hatinya tersentuh. Dia tidak menyangka jika dibalik keceriaan yang dimiliki Kia itu ada rindu yang mendalam dan yang tidak akan terkabulkan. 

Alif mengelus pucuk kepada Kia, " Yaa,, ,,  iya kakak tau kalau Kia sangat rindu sama almarhum ibu, kakak juga merasakan apa yang Kia rasakan sekarang, kakak sangat-sangat merindukan almarhum ibu. Tapi kita sebagai umat muslim harus bisa mengikhlaskan apa yang sudah dikehendaki oleh-Nya. Iya kita boleh sedih, tapi jangan terlalu. Apa Kia tidak sayang sama ibu??" Kata Alif panjang lebar. 

Kia menggelengkan kepalanya, " Kia, sa,,,yang Ib,, ibu kak." 

Jawab Kia sesegukan dan melepas pelukannya. 

" Jika Kia sayang sama ibu, Kia nggak boleh nangis kayak gini." Alif menghapus air mata yang ada dipipi Kia, " Nanti almarhum ibu melihat Kia seperti ini juga ikut sedih loh. Kia harus do'ain almarhum ibu biar tenang disana,  oke?? "

Kia mangangguk mengerti dengan apa yang diucapkan Alif tadi, " Baiklah kak, Kia mengerti sekarang." 

Alif tersenyum simpul menanggapinya. 

" Mau kakak temenin tidurnya?? " tanya Aldi iseng.

Kia memukul bahu Alif pelan, " Ihhh, kakak. Kia udah besar taukk," ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya kedepan. 

" Tapikan dulunya kalau nggak tidur sama kakak, Kianya nggak mau. Sekarang mau ditemenin tidur malah nggak mau." Ledek Alif kepada adiknya itu, " Ya udahh. Kak kembali dulu ya, jangan nangis lagi. Ingat pesan almarhum ibu dulu, apapun cobaanya kita harus,,,,,,

" Kuat dan bersyukur dalam menjalaninya," sahut Kia tiba-tiba. Alif yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum simpul.

" Lohh, itu ingat. Kenapa tadi menangis?? " tanya Alif sambil menaik turunkan sebelah alisnya.

" Lupa." Jawabnya singkat, padat dan jelas. 

" Yaudahh, kakak pergi dulu ya. Lanjutkan tidurnya, jangan main ponsel terus." Mengingatkan kepada Kia. 

" Baik boss." Memberi hormat kepada Alif, Alif hanya menggelengkan kepalanya saja, tidak berniat untuk membalas ucapan Kia. 

Alif melanglahkan kakinya pergi dari kamar Kia. Memasuki kamarnya sendiri, Alif duduk dikursi kayu yang ada dikamarnya. 

Pikirannya masih diganggu oleh perkataan-perkataan Kia dan ayahnya tadi. 

Yaaa, sebenarnya tadi Alif tau kejadian apa yang membuat Kia menangis, karena sebelum Kia berada disana dan membawa arahnya ke kamar. Dia sudah berada disana, dan dia sedang mengambilkan air untuk ayahnya dari dapur. Tapi siapa sangka Kia akan kesana dan membawa ayahnya kedalam kamar. Dan terjadilah apa yang dia lihat tadi. 

" Ibu, apakah engkau tahu betapa Kia mencintai dan menyayangi mu." Alif menatap sendu kearah figura yang berisi foto keluarga yang ada dimeja kayunya itu.

Tangan Alif mulai mengambil foto itu, mengusap-ngusap dengan sangat pelan satu persatu wajah yang ada disana. Tidak terasa satu tetes air mata berhasil lolos dari matanya. 

" Baiklahh, bu. Alif akan memenuhi permintaan ibu yang terakhir, Alif akan melindungi Kia dari siapapun dan tidak akan membiarkan Kia tersakiti sedikit pun."

Alif membaringkan tubuhnya diranjang dan mulai memejamkan matanya untuk tidur. 

Disisi lain. 

Kia berusaha memejamkan matanya, tapi selalu gagal saat dia mencoba.

" Ayolahh, kenapa tidak mau tidur lagi?? apa aku kurang menangis dengan kencang agar cepat tertidur?? " tanyanya pada diri sendiri. 

Sedari tadi, Ira berusaha memejamkan matanya, tapi selalu gagal.

Kia mendengar ada  suara petir diiringi dengan suara rintik-rintik air. Tidak berselang lama hujan pun terdengar ditelinganya. Dingin menyelimuti kamar Kia yang hanya dilapisi dinding kayu.

Kia menyelimuti semu tubuhnya, " Jika hujannya begini terus, rumah akan kebanjiran." Ucap Kia.

Dia takut jika hujannya sangat lebat, itu akan membuat rumah Kia kebanjiran. Apalah daya rumah Kia yang hanya dinding kayu itupun yang lain juga bolong-bolong dan juga berada di antara selokan yang banyak sekali sampah-sampah. 

Pikiran Kia mulai kemana-mana, dia mulai memikirkan tentang hutang ayahnya, entah mengapa pikirannya tertuju pada itu.

Apalagi setiap orangnya, hutang ayahnya bisa mencapai 7 sampai 10 juta.

 7 sampai 10 juta perorang, jadi jika sekitar 12 orang maka berapa banyak hutang yang harus dibayar. Ditambah lagi hutang yang ada diwarung-warung sebelah.

" Pusing, pusing, pusing." Ucap Kia pelan sambil memijat pelepisnya. 

Kia sudah sangat bingung dengan semuanya. Ingin sekali dia melunasi hutang ayahnya, tapi bagaimana caranya, untuk keperluan sehari- harinya saja masih kurang jika menggunakan gajinya.

Biasanya dia ditambahin dari setengah gaji kakaknya untuk tambahan membeli bahan-bahan. Dan setengahnya dibuat Alif sendiri, dibuat untuk membeli rokok dan kebutuhan yang lain. 

Gaji Alif hanya mencapai 2  juta an karena dia hanya sebagai cleaning cervise paruh waktu saja , sedangkan gaji Kia hanya mencapai 1 jutaan, karena dia hanya bekerja di lestoran yang sangat sederhana. 

Karena kelelahan memikir, akhirnya Kia terlelap dalam tidurnya ditemani suara hujan yang terdengar jelas.

.

.

.

.

. Bersambung.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara like, vote, tambah kefavorite dan komentar dikolom komentar yaa. 

Trimakasihh. 

TMDTM BAB#02

Pagi harinya, Kia sudah terbangun pagi-pagi sekali. Tidak lupa dia melakukan kewajibannya sebagai umat muslim. Mengambil air wudhu dan menunaikan ibadahnya yaitu sholat.

Setelah  sholat, Kia melirik jam yang berada didinding kayu. Melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Merasa tidak mempunyai waktu yang cukup lama, Kia bergegas membuat sarapan seadanya saja. 

Setelah memasak nasi goreng, Kia bergegas mandi dan berganti baju lestoran. Dia kembali ke meja makan, memakan nasi gorengnya dengan sangat lahap. 

Dia tidak berpamitan kepada kakak dan ayahnya, karena jarum jam sudah menunjukkan jam 6 kurang lima menit. 

Dia hanya menulis secarik keras yang berisi dia berpamitan kepada ayah dan kakaknya. 

Kia mulai menggayuh sepedanya. Iya, Kia hanya mempunyai kendaraan sepeda biasa ( yang digayuh). Alif jika berangkat ke kantor, dia menggunakan angkutan umum, yang sangat sempit dan gerah.

Kia membutuhkan waktu 25 menit hingga akhirnya sampai di sebuah lestoran yang sangat sederhana. Dia memarkirkan sepedanya, dan berlari memasuki lestoran.

" Auuuu." Kia terjatuh menabrak sesuatu yang ada didepannya. 

" Mbkk, bisa jalan yang benar??" tanya orang itu dengan nada tidak suka.

" Maaf, Mas, maaf." Ucap Kiaa, berdiri dari jatuhnya.

" Mangkanya kalau jalan lihat-lihat dong, mbk!" kata orang itu.

Kia melihat kearah orang itu, seorang laki-laki yang berpenampilan sangat rapi. Mata mereka adu pandang satu sama lain. 

Laki-laki itu menatap lekat wajah Kia. 

" Maaf, mass. Saya tadi buru-buru, sekali lagi saya minta maaf." Ucap Kia memohon. 

" Baiklahh, saya akan memaafkan kamu tapi dengan satu syarat."

" Syarat apa mas?? " tanya Kia. 

" Kamu harus makan malam sama saya nanti malam, jika tidak saya akan meminta pertanggung jawaban yang lebih dari ini. Nama kamu siapa?? " 

Kia mulai memikir-mikir dengan apa yang dikatakan oleh pria itu, pertanggung jawaban yang lain, pikirnya dalam hati.

Tidak ada pilihan lain, Kia menerima tawaran orang tersebut. Dia yang salah bukan.

" Baikk, saya trima tawaran Anda. Nama saya Kriya, biasa dipanggil Kia atau Yaa. Nama mas siapa??" 

" Nama saya, Alviandra Prasetya. Saya adalah seorang CEO dari perusahaan Prasetya dan yang memiliki lestoran yang Anda tempati." Kata Alan. 

" Ohh, jadi Anda adalah bos saya??  maaf Tuan saya tidak tahu akan hal itu." Kata Kia sambil membungkukkan sedikit badannya. 

" Iyaa, tidak apa-apa. Itu sangat wajar, karna saya tidak pernah kesini selama 2 tahun belakangan ini. Saya baru pulang dari London." 

" Baik Tuan. Saya permisi dulu." Pamitnya melangkahkan pergi dari hadapan Alan. 

Alan tersenyum simpul menanggapinya. 

" Target, baruu." Ucapnya dalam hati sambil tersenyum sinis. Alan melangkahkan kakinya pergi dari lestoran tersebut. 

Kia masuk kedalam lestoran, baru saja masuk dia sudah disapa dengan suara melengking yang dimiliki Vira.

" Kiaaaaaaaaa,,,,,,  kenapa kamu baru datang?? biasanya jam 6 sudah sampai disini duluan. Kamu nggak kenap-kenapa, kan?? " tanya Vira kepada sahabatnya itu.

" Tidak apa-apa. Tadi pagi aku sempat kebangun jam 2 pagi, ya jadinya kan datangnya agak telat sedikit." 

" Kebangun gara-gara ayah Aldi lagi?? " tanya Vira. 

Kia hanya mangangguk menanggapinya. Vira sudah tau semua tentang keluarga Kia begitupun sebaliknya,Kia juga sudah tau tentang keluarga Vira. 

Mama dan papanya Vira sudah menganggap Kia seperti anak kandungnya sendiri, Kia juga menganggap orang tua Vira sebagai pengganti orang tuanya. Jika Kia mempunyai masalah, dia pasti akan pergi kerumah Vira dan mencurahkan semua isi hatinya kepada mamanya Vira. 

Yang membuat Kia nyaman terhadap orang tua Vira adalah, jika dia menceritakan apapun, sekeluarga Vira pasti mengasih solusi kepada nya. 

" Udahh jangan sedih lagi, aku akan selalu ada untukmu. Tenang aja ya" Ucap Vira.

" Trimakasihh."

Mereka berdua berpelukan didepan pintu lestoran.

" Ehhhh, btw tadi bos kita kesini tau lohhh, Yaa." Ucap Vira memberi tahu pada Kia, sambil melepas pelukannya. 

" Pak Alan bukan?? " tanya Kia sambil berjalan meninggalkan Vira. 

" Kamu udah tau?? " Vira berbalik nanya.

" Tadi aku nggak sengaja nabrak dia gitu."

" Ngganteng kan, Yaa??  tanya Vira. 

" Ngganteng dari mana, tua iya." Ucap Kia malas, " Tua kek gitu, kamu bilang ngganteng?? kalau masih ngantuk, tidur lagii."  Jawab Kia blak-blakan.

Kia sangat bingung dengan pikiran yang dimikili oleh Vira. Tua kayak gitu dibilang ngganteng?? mata buta atau gimana sihh. 

" Ntar malem, gue disuruh nemenin dia makan malam, sebagai ganti rugi karna aku tadi nabrak dia. Padahal, aku juga yang lecet, lihat kaki ku itu." Kata Kia sambil menunjukkan luka yang ada dikakinya, " Mana aku lagi nggakk ada uang lagi " ucapnya lagi. 

" Udahh, santai aja. Aku masih punya tabungan sedikit, lumayan buat nambah uang mu. Coba sini aku lihat lukanya." Melihat luka Kia yang tidak begitu parah di kaki Kia, " Bentar aku ambil obat sebentar, jangan keman-mana. Tunggu aku disini."

Vira melangkahkan kakinya pergi untuk mengambil obat. Tidak berselang lama, Vira kembali sambil membawa betadine, kapas dan plester ditangannya.

Vira dengan telaten mengobati luka Kia, dia tidak merasa jijik sedikit pun dengan itu. 

Kia terharu melihatnya, tidak terasa satu tetes air matanya berhasil lolos dari kelopak matanya. 

" Sudah selesai " Ucap Vira kegirangan karena sudah mengobati luka Kia. 

" Heyy, kenenapa menangis?? " tanya Vira saat melihat pipi Kia basah, " Maaf jika aku tidak hati-hati mengobatinya" Vira menundukkan wajahnya, terlihat jelas dari raut wajah Vira, jika dia sedang sangat sedih. 

" Trimakasihh" Kia memeluk tubuh Vira dengan sangat erat.

" Buat apa??" tanya Vira yang bingung dibuatnya. 

" Trimakasihh, karena selama ini kamu selalu ada buat aku meskipun aku selalu menyusahkan mu dan keluarga mu." 

" Heyy, siapa yang bilang nyusahin aku??" tanya Vira melepas pelukannya, menghapus air mata Kia yang tersisa, " Tidak sama sekali. Kamu tu udah aku anggap seperti kakak ku sendiri, Kia. Jadi jangan pernah kamu bilang kek gitu lagi. Dan keluarga??  Mamah malah suka bukan sama kamu?? jadi nggak usah dipikirkan lagi. Kamu nggak pernah sama sekali nyusahin aku dan keluarga ku. Jadi stop, kamu jangan memikirkan itu lagi, oke??" 

Vira berbicara panjang lebar, Kia mengangguk mengerti dengan apa yang diucapkan Vira tadi. 

" Trimakasihh" ucap Kia sekali lagi.

 Jika bukan karena keluarga Vira, mungkin sampai sekarang Kia akan menjadi pendiam dan berasa tidak pernah memiliki hidup yang terang.

Keluarga Vira lah yang selalu menyangati Kia agar selalu bersyukur dan menerima semuanya dengan lapang dada. 

Kakak dan ayahnya memang ada. Tapi apakah mereka berdua bisa mengerti dengan apa yang diinginkan oleh Kia. Ayahnya yang selalu mabuk-mabukan dan selalu pulang malam dan kakaknya yang terus bekerja. 

Kia tidak mau mengganggu konsentrasi kakaknya yang sedang berusaha mencari uang untuk melunasi semua huatang ayahnya. 

Kia selalu berdoa agar dia diberi kelancaran rezekynya.

.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya. 

Trimakasihh. 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!