..."Ikutilah kata hatimu tapi jangan lupa bawalah otak bersamamu"...
Arsya Putri Raharja
…………………
Dunia ini berputar sesuai alurnya, begitupun kehidupan manusia.
Putri Elsa Diningrat yang berstatus sebagai janda muda diumur 17 tahun yang disandang olehnya karena ditinggal suami.
Bukan suami yang selingkuh atau bagaimana ya......
Lebih tepatnya suaminya Haikal Adnan Raharja meninggal dunia karena ditusuk saat menyelamatkan Rere Agustin sang sahabat dari elsa yang diculik mantan pacar karena dendam pribadi.
Elsa mempunyai dua anak kembar yang berjenis kelamin cewek dan cowok.
Yang diberi nama....
Arka Putra Raharja, Cowok atletis yang menjadi kebanggaan kaum hawa. Bagi yang belum kenal Arka bisa dikatakan sikapnya cuek lebih ke dingin.
Beda halnya dengan saudara kembarnya
Arsya Putri Raharja,Ini lebih condong seperti sifat sang Daddy yaitu Haikal. Dimana sama-sama memiliki sifat ramah pada orang sekitar dan tak mudah percaya pada sembarang orang kecuali keluarga.
Kelebihan Arsya kecerdasannya diatas rata-rata.
🍂🍂
Epilog Putri Elsa Diningrat
16 Tahun yang lalu ketika elsa masih berada dirumah sakit.
Dia berfikir untuk melanjutkan hidup pergi ke negara sebrang dengan tujuan ingin melupakan kesedihannya dan tak lupa ia juga berpamitan pada sang sahabat.
"Ree.... gue berfikir untuk pindah dari kota ini"
Ucapan elsa mampu membuatnya syokkkk sebentar, bagaimana mungkin dia ditinggalkan elsa sendiri. Dia pasti Prankkk
Dia siap-siap pasang muka yang serius
"Lo mau kemana el? lo mau ninggalin gue sendiri?"
Rere menatap sedih sang sahabat, dia tak tahu kehidupan mereka selanjutnya bagaimana.
"Gue pindah ke kota Z re..... Gue gk bisa tinggal disini, gue selalu teringat hal-hal yang membuat sedih... Gue ingin melupakan semua itu re" kata elsa dengan menangis
Ternyata dia serius, bukan lagi prank gue. Otakku masih belum bisa berfikir karena ucapannya yang tiba-tiba.
Huffftttt
Tapi bagaimanapun itu, dia harus menghormati keputusan sahabatnya itu. Apalagi tujuannya untuk melupakan kesedihannya.
"Baiklah, kalau lo butuh bantuan jangan sungkan kabari gue ya" jawabnya dengan begitu berat tuk ucapkan
"Iya"
"Janji, awas kalau lupakan gue" rere kasih peringatan untuk sahabatnya.
"Gue akan selalu mengingat sahabat tercinta gue yang jelek ini" kata elsa mencubit pipi rere
Mereka tersenyum dan saling berpelukan untuk melepaskan kepergiannya.
"Nanti lo disana baik-baik ya, jangan larut dalam kesedihan. Kasihan kedua anak lo"
"Iya, lo tenang aja. Gue akan berusaha menjadi lebih baik. Begini-begini gue juga sudah jadi seorang mahmud. Alias mamah muda
"Bagus deh kalau nyadar"
"Sialan lo ya, apa lo mau ikut tinggal bareng gue disana re?"
"Tidak, kasihan ortu gue nantinya kalau gue tinggal disana"
"Lo jaga diri sendiri ya selama gak ada gue disini"
"Eiiits dah, gue udah gede. Gue bisa jaga diri sendiri, asal lo tahu setelah kepergian lo nanti gue bisa gebet banyak cowok" katanya dengan tertawa
"Percaya dehhhh..... Semoga lo bisa menemukan belahan jiwa yang tepat"
🍂🍂
Sekarang Arka kenaikan kelas x1 dikota Z. Dia bisa berteman dengan banyak orang sesuai dengan umurnya.
Sedangkan Arsya sang kembarannya lebih unggul darinya, dia mampu meraih gelar S2 diumur 16tahun dengan nilai terbaik. Dan CEO muda diperusahaan Diningrat meneruskan sang mommy.
Setelah lulus Arsya berkeinginan melanjutkan hidup dikota kelahirannya. Sang mommy tak mengizinkan putrinya pergi jauh dari pantaunnya. Ia takut akan keselamatan putrinya. Ia masih belum bisa melupakan kejadian terahir yang merenggut nyawa suami.
Diruang keluarga, sang mommy fokus melihat acara Televisi kesayangannya, bukan... Tepatnya acara berita, karena elsa tak suka nonton film ataupun sinetron.
Baginya kehidupan yang ia jalani sudah seperti disinetron. Nangis dan nangis.
Bukan cerita yang ada di Televisi Kumenangis yaaaa.... hoho
"Mom... Arsya ingin pergi ke kota A. Arsya ingin mandiri. Boleh ya...." kata sang putri yang datang tiba-tiba bilang seperti itu.
Elsa terdiam, meskipun putra putrinya sudah dibekali ilmu beladiri sejak kecil tapi itu bukan jaminan keselamatannya.
"Tidak boleh"
"Pleaseee mom..... boleh yaaaa...."
Melihat wajah putrinya yang serius akan keputusannya, ahirnya elsa menyetujui.
"Baiklah, dengan syarat kamu mau meneruskan bisnis keluarga dan juga harus dikawal biar lebih aman" putusnya supaya putrinya aman diluar sana, mengingat musuhnya terlalu banyak.
Resiko orang kaya yang banyak musuh dari saingan bisnisnya.
"Yang bener dong mom!! Arsya ingin jadi orang biasa nantinya. Mana bisa kalau ada pengawal" protesnya karena sang mommy tak memahami keinginannya
"Mau atau tidak sama sekali"
Perkataan sang mommy yang sudah mutlak
"Haissshhhhhh"
Arsya pergi meninggalkan sang mommy menuju kamarnya.
Didalam kamar Arsya berfikir bagaimana caranya ia bisa jadi orang biasa.
Ahhhhaaaaaa
Dia tersenyum, bertanda muncullah ide dikepalanya.
Eittsss bukan, lebih tepatnya diotaknya.
Sebelum tidur dia mengemasi berkas-berkas penting dan beberapa pakaian ditaruh dalam tas ransel.
Setelah itu baru dia memesan tiket pesawat sebelum tidur.
Dia tersenyum bahagia, dia akan segera pergi ke kota kelahirannya.
"Seperti apa ya disana" gumamnya memikirkan hal apa saja yang harus dia lakukan nanti jika sampai sana.
Sudah larut malam Arsya belum juga tidur, terlalu banyak hal-hal yang difikirkan ahirnya membuatnya tertidur.
Pagi Hari
Tepat pukul 03:00 dini Arsya mengendap-endap keluar dari kediaman Diningrat dikota Z.
Meskipun banyak penjaga di luar, dia sudah bertekad supaya bisa lolos tak tertangkap mereka.
Arsya keluar dari halaman belakang, disana tidak ada penjaga. Tapi dia harus bisa manjat pagar setinggi 10 meter agar bisa keluar.
Senyuman tipis dibibirnya ketika dia tahu cara supaya bisa naik kesana.
Dia ambil tali dari dalam rumah dan naik pohon yang tinggi dan mengikatnya setelah itu dia melemparkan diri kearah pagar. Alias lompat.
BUUGGGGHHH
Suara Arsya terjatuh
"Kalian dengar tidak, seperti ada yang jatuh"
Kata penjaga yang sedang berkeliling
"Saya gak dengar apa-apa, mungkin kamu lagi halu"
"Ahhh mungkin kali, ahir-ahir ini kan lagi banyak pikiran"
"Ya sudah, ayo berkeliling lagi"
Ketika sampai dibelakang rumah, penjaga melihat tali yang digunakan arsya kabur.
"Itu lihat ada tali, mungkin benar yang saya dengar tadi. Seperti ada yang jatuh"
"Jangan-jangan maling"
Mereka langsung memeriksa sekitar untuk memastikan, tapi aman tidak ada hal yang mencurigakan.
"Syukurlah, gue bisa kabur" gumamnya
"Setelah ini gue harus cari cara supaya mommy tak tahu keberadaanku"
Pertama ia membuang ponselnya dengan tersenyum, dia pergi ke beberapa ATM terdekat untuk menarik tunai. Dikira sudah cukup dia melanjutkan perjalannya.
Sampai sini Arsya Putri Raharja selamat bisa kabur dari rumah.
Tepuk tangan teman-teman
Tolong dukungannya yaaaa,
Selamat membaca dan koment yang membangun.
Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya.
Aminnnnn
"Syukurlah, gue bisa kabur" gumamnya
"Setelah ini gue harus cari cara supaya mama tak tahu keberadaanku"
Pertama ia membuang ponselnya dengan tersenyum, dia pergi ke beberapa ATM terdekat untuk menarik tunai. Dikira sudah cukup dia melanjutkan perjalannya.
……………………………
Di bandara kota A seorang remaja berjalan gontai mencari taksi, dia belum tahu arah tujuannya dikota tersebut karena itu hal yang baru menurutnya.
Sebelum mendapat taksi, dia melihat beberapa orang yang berjalan cepat mendekatinya.
Tak salah lagi fikirnya
"Orang suruhan mommy, ck.." gumamnya dan berlari.
Arsya berlari meninggalkan bandara menuju jalan raya, hal yang terpenting menurutnya saat ini adalah kaburrr......
"Sialllllll, kenapa begitu cepat gue ditemukan." gumamnya ditengah-tengah larinya.
Didepan Arsya melihat sebuah mobil berhenti dan dia langsung masuk kedalamnya.
Ceklek
Suara pintu mobil ditutup
Huffffttttt
"Selamat"
Arsya tak melihat mobil yang ia masuki ada penghuninya, yaitu dua cowok yang sedang menatapnya aneh.
Mereka melihat Arsya yang tersenyum sendiri dan bicara sendiri.
Aaaaaaa
Teriak Arsya yang baru melihat dua sosok peria didalam mobil tersebut.
Sedangkan mereka menatapnya dengan wajah yang datar.
"Siapa kamu! kenapa masuk dalam mobilku" tanya salah satu peria itu
Arsya menangkupkan kedua tangannya didepan dada dengan mengucap "Help me pleaseeee"
"Jangan bilang lo maling ya" tuduh sipria satunya
"Bukannnnn... Gue lari karena dikejar preman. Tolong gue, gue gak tahu kota ini. Pleaseeee" kata elsa memohon pada kedua orang itu.
"Mana ada maling ngaku, penjara penuh yang ada" ucapnya lagi. beda dengan pria satunya yang lemah lembut perkataannya dan sopan.
Arsya melihat kepria satunya
"Tolongin gue, tolong bawa gue kemanapun. Yang penting gue bisa kabur dari preman disana" ucapnya reflek memegang tangannya dan menunjuk kearah orang-orang yang berbadan besar.
Peria itu terlihat berfikir " Baiklah, tolong lepaskan tangannya"
"Thanks yaaaa" kata Arsya tersenyum manis.
Mobil kemudian melaju bertepatan orang berbadan besar disampingnya.
Sudah terlihat jauh, pria yang sopan itu bertanya.
"Kamu mau diantar kemana"
"Gue gak tahu"
"Hai jangan sampai gue turunkan dijalan ya lo" pria satunya bicara dengan emosi.
"Emang bener gue gak tahu, gue aja baru sampai dikota ini." jelasnya
"Jangan percaya, dia pasti bohong" katanya mempengaruhi temannya.
Sipria satunya hanya tersenyum, "Bisa lihat identitasnya untuk bukti"
"Nihhh" ucap gue menyodorkan.
Setelah dibaca mereka, terlihat mereka saling pandang.
"Bawa saja kerumah lo."
Pria itu hanya mengangguk saja.
Tak lama mobil berhenti diarea parkiran yang luas, dan terlihat lokasi tempatnya begitu asri. Banyak pepohonan dan tumbuhan disekeliling, begitu sejuk.
_______________
Memejamkan mata dengan tangan direntangkan, menghirup udara yang berbeda menurut indra penciuman.
"Kamu ada jilbab" tanya nya yang membuat gue kaget dan menatapnya datar.
Gue hanya menggeleng saja.
"Tunggu disini bentar ya, jangan keluar"
Kemudian mereka turun meninggalkan gue yang masih dalam mobil.
Beberapa menit dia kembali membawa sebuah jilbab dan memberikannya padaku.
"Pakailah kalau kamu mau tinggal disini"
"Sorry, kenapa harus pakai ini" ucap gue yang sudah memegang jilbab darinya
"Karena ini lingkungan pesantren"
Gue terdiam antara iya dan tidak memai jilbab.
"Kamu muslim kan?" tanyanya lagi
Gue jawab dengan anggukan
"Apa pantas gue pake ini? sedangkan muslim gue hanya tulisan semata"
"InsyaAllah" ucapnya dengan tersenyum
Senyum yang terlihat manisss..
Seketika gue pakai jilbabnya, mungkin gegara terhipnotis senyumannya.
"Lama sekali kalian, ayo masuk" kata orang yang jutek tadi tiba-tiba datang tak diundang pulang tak diantar.
Gue berjalan mengikuti mereka dari belakang.
Assalamualaikummm
ucap mereka bersamaan.
Waalaikumsalam.....
Jawab seseorang paruhbaya dari dalam rumah.
Mereka bersalaman mencium punggung tangan perempuan paruhbaya tersebut.
Gue mengikuti saja apa yang barusan mereka lakukan.
"Ayo masuk, kamu bawa siapa ini nak"
"Tadi kita ketemu dijalan mi, jadi belum tahu pasti dia siapa"
"Iya mi, kita tolongin dari preman"
"Ohhhh kasihan sekali kamu nak" ucapnya memegang tangan gue. Jadi ingat my mom hikss....
"Perkenalkan nama saya Arsya, saya dari kota Z bu" ucapku memperkenalkan diri
"Jauh banget nak, terus nanti dikota ini kamu tinggal dimana?"
"Saya belum tahu, soalnya ini tempat baru dan asing untukku"
"Ya sudah, kamu tinggal disini saja kalau mau"
"Serius bu?" kata gue bahagia dan langsung memeluknya.
Ibu itu tersenyum
"Maaf bu, terlalu bahagia" kata gue lagi.
"Tidak apa-apa, panggil umi seperti Hasan dan Hasim. Ayo umi antar kamu untuk istirahat.
Sungguh nikmat mana lagi yang kau dustakan
Mungkin ini yang dinamakan takdir, orang baik selalu bertemu dengan orang baik juga.
Gue mengikuti umi berjalan dan berhenti didepan kamar yang berukuran 2x3 Meter.
Meskipun kecil terlihat bersih dan terawat.
"Maaf ya kamarnya kecil" kata perempuan paruh baya yang melihat gue sedang memandangi kamar tersebut
"Yang penting bisa buat berteduh dan aman"
Ibu tersebut tersenyum
"Silahkan istirahat, jika ada yang ditanyakan bisa cari umi dibelakang ya"
"iya mi, makasih banyak untuk tempat tinggalnya"
Gue masuk kedalam, membaringkan tubuh diatas kasur yang tak seperti dikamar gue.
Aaauuuuu
"Keras seperti kehidupan yang harus gue jalani nanti" ucap Arsya yang tiduran.
Ditengah malam, gue kebangun gegara perut yang lapar.
Gue berjalan keluar kamar mencari dimana dapurnya.
"Ah disitu rupanya"
Sambil tengak tengok gue cari makanan.
"Nasi saja, tak ada lauknya"
Kemudian gue mencari sesuatu yang bisa buat melengkapi nasi tersebut.
Glontangggggg
Suara barang terjatuh karena kaget ada seseorang dibelakang.
"Sorry gue lapar" ucap gue tapi dia tak mau melihat kearahku
"Kamu bisa masak?" ucapnya hanya melirik sedikit kearah gue
Gue geleng-geleng karena memang betul gue kan gak bisa.
"Astaghfirullah" gumamnya
"kenapa dia, apa gue salah ya" batin gue bertanya
"Lain kali kalau keluar kamar pakailah pakaian tertutup, bisa kan?" ucapnya yang melihat kearah lain
"Iya, gue lupa"
"Yaudah saya bantu buatkan nasi goreng aja ya, cuma ada telur didalam kulkas"
"Iya"
Gue lihat dia yang sedang memotong-motong dengan lincah, entah apa namanya gue tak mengerti dan mulai memasukkan kedalan penggoreng yang dikasih minyak sedikit.
Tak lama nasi gorengnya jadi,
Hmmmmm baunya harum
Ketika dia ingin ambil piring tak sengaja dia menyenggol dan gue akan terjatuh. Tapi tak jadi karena ditangkap dia.
"Subhanallah....." gumamnya yang memandangku
"Astagfirullah..." ucapnya yang langsung berdiri menjauh.
"Maaf, itu sudah jadi. Silahkan kalau mau makan" katanya yang langsung pergi sebelum gue berterimakasih.
🍂🍂
Epilog Hasan
Aku langsung pergi kekamar setelah selesai membuatkan nasi goreng.
Entah kenapa dengan diriku ketika menangkapnya yang akan terjatuh dan reflek aku pegang.
Greepppp
Tak sengaja mata ini menatap kedua bola mata yang begitu bersinar dan cantik.
"Subhanallah...." gumamku tak sadar akan pesonanya.
Perasaan apa ini yang seketika datang memompa jantungku lebih cepat dari biasanya.
Ahhhhhh
"Jangan mikir yang aneh-aneh" ucapku dengan memukul pelan kepala
puk puk puk
🍂🍂
Selesai makan Arsya balik kedalam kamar berpapasan dengan hasan keluar dari kamar yang ada didepan kamarnya.
Dia ingat belum mengucapkan terimakasih sudah dimasakin tadi.
"Makasih untuk nasi gorengnya, enak" ucap gue yang akan masuk kedalam kamar.
"Sama-sama" katanya langsung berjalan cepat dengan menundukan kepala.
………………………
Kisah Arsya baru dimulai ya guysss....
Mohon dukungannya selalu dan koment yang mendukung.
Samar-samar terdengar suara dari luar pintu yang tertutup rapat. Arsya yang masih menikmati tidurnya dibawah gulungan selimut merasa terganggu.
Haishhhhhhh
"Siapa sihhh itu yang berisik"
Arsya berjalan keluar kamar memastikan siapa gang sudah berani mengusiknya dipagi hari.
Kreeeaaakkk
Suara pintu dibuka
Dengan wajah jutek arsya melihat siapa orangnya.
"Astagfirullah" gumam hasan yang mengalihkan pandangannya setelah beberapa detik melihat gadis yang berpakaian minim.
"Ada apa?" tanya arsya membuka suara
"Dipanggil umi untuk sarapan" jawabnya membelakangi arsya.
"Hmmm"
Blemmmbbbb
Pintu ditutup lumayan keras
"Hufttt apa ini sebuah keberuntungan atau musibah dipagi hari" gumam hasan pada diri sendiri yang sudah ternodai matanya tanpa sengaja.
"Kenapa lo?" tanya hasim melihat hasan yang geleng-gelengkan kepala
Hasan tersenyum dan nyelonong tanpa permisi membuat hasim geram.
"Heh asal lo tahu dikacangin itu gak enak" teriak hasim tak terima
Dimeja makan sudah berkumpul Hasan, Hasim, Kyai H. Ahmad dan Ibu Ny. Hj. Siti selaku pemilik pesantren Al Ikhlas.
Mereka semua menunggu tamunya untuk sarapan bersama.
"Maaf sudah menunggu lama" ucap arsya menghampiri dan duduk dikursi kosong.
Hasan dan hasim bengong melihat penampilan Arsya yang fresh dipagi ini dengan senyum manis menambah aura kecantikannya.
"Jaga tuh mata" kata abah memperingati
"Mari nak sarapan sama-sama" kata umi siti mengajak arsya dengan yang lainnya mulai sarapannya.
Arsya memandangi semua menu yang tertata rapi diatas meja dan tak sengaja alisnya terangkat sebelah.
"Ini menu sederhana dikeluarga kami nak, itu nasi, ada ikan asin, tempe goreng, sambal, serta tumis kangkung" ucap umi memberitahu seakan tahu kalau arsya tak mengetahui namanya.
Arsya tersenyum kikuk
"Maaf, saya biasanya dipagi hari hanya minum susu dan sepotong roti. Tapi disini saya akan coba masakan umi ini, sepertinya enak" ucap arsya yang langsung mengambil sedikit kedalam piringnya.
Arsya memasukkan sesendok kedalam mulutnya yang berisi nasi ikan asin dan sambal.
Arsya menghentikan kunyahannya.
"Gak enak nak?" tanya abah yang melihat arsya menghentikan kunyahannya.
Arsya menggelengkan kepala dan menelan makannya.
"Enak banget ini," katanya yang memasukkan suapannya lagi kedalam mulut dengan lahapnya.
Umi dan orang disana tersenyum melihat arsya makan dengan lahapnya. Tak lupa keringat didahinya ikut serta.
"Makasih banyak mi, sudah kasih menu makan yang seenak ini." Ucapnya antusias ketika piringnya sudah kosong
Semua yang dimeja makan tersenyum bangga sudah membuat tamunya merasa senang.
"Rencanamu apa selanjutnya nak?" tanya abah ahmad
"Arsya mau daftar sekolah di SMA Merpati dan mencari Kost terdekat disana"
"Jangan... Tinggallah disini bersama umi" pinta umi dengan tulus
"Tapi maaf mi, bukannya arsya menolak. Tapi arsya merasa tak pantas berada dilingkungan ini." Jawab arsya jujur
"Jika suatu saat nak Arsya berubah pikiran, pintu rumah Abah dan Umi selalu terbuka untukmu" ucap abah tersenyum
Arsya meneteskan air mata, ia merindukan sosok daddy yang tak pernah ia kenal sejak lahir.
"Terimakasih bah, terimakasih.... Apa begini rasanya diperhatikan seorang Ayah"
Setelah berucap arsya berhambur kedalam pelukan sang umi.
"Kemana Ayah kamu nak?"
"Daddy Arsya sudah meninggal sejak arsya dilahirkan karena sebuah peristiwa" jawabnya penuh luka dan dendam
"Sabar nak, semua ujian pasti ada hikmahnya"
Arsya mengurai pelukannya dan mengangguk.
"Setelah ini Arsya pamit ya mi.. bah.."
Senyum kedua orang tua pertanda mengiyakan.
______
Aku segera menyiapkan mobil setelah mendapan perintah dari abah untuk mengantar Arsya mencari tempat tinggal.
Tak lama aku melihatnya berdiri anggun bak bidadari turun dari dunia novel.
Dia berjalan kemari dan menyadarkanku dari lamunan.
Haishhh
Sepertinya otakku perlu dibersihkan.
"Ya Allah lindungilah hambamu dari godaan syaiton" gumamku dalam hati ketika melihat senyumnya.
"Ayo berangkat" kataku mencairkan rasa yang berbeda. Entahlah apa itu.
"Maaf ya sudah merepotkan"
Mobil melaju kearah yang dituju, melihat ini jam kerja sehingga jalanan tak begitu ramai dan bisa melaju secepat mungkin.
Depan gerbang tertutup SMA Merpati tepat mobil berhenti.
Aku turun dari mobil dan meminta pak satpam membuka gerbang.
Kami berdua masuk menyusuri sekolah menuju ruang Kepala Sekolah, sudah seperti mendaftarkan anak sekolah.
Setelah beres semua dan dikasih seragam sekolah kami lanjut mencari tempat tinggalnya.
Untung saja tak jauh dari sekolah ada kost putri yang kosong dan siap untuk ditempati.
"Aku langsung balik ya"
Dia mengangguk kecil dan tak luntur senyumnya.
"Makasih banyak sudah mau direpotkan" teriaknya saat aku akan melajukan mobil
Aku anggukkan kepala saja.
Aku tak ingin berlama-lama berdua dan akan mengakibatkan hal-hal yang tak diinginkan.
🍂🍂
Arsya Pov
Segera gue bereskan barang-barang setelah itu gue keluar cari motor dan Hp.
Di Sebual Mall tempat berbelanja terbesar dikota A gue sekarang berada.
Hal pertama gue mencari Hp, kulangkahkan kaki menuju stand penjual hp dan memilihnya.
Selesai....
Selanjutnya cari motor yang bisa buat balapan. Karena itu sudah hobby gue dan tak bisa ditinggalkan.
Setelah merasa cocok dan membayar gue langsung tancap melaju ketempat makan, karena perut gue udah kelaparan.
Cittttttttttt
Suara rem motor gue yang hampir saja nabrak orang.
Hampir gue melepaskan emosi tapi ibu-ibu seumuran my mom mendekat dan memohon untuk diselamatkan.
"Tolong saya nak.... tolong bantu saya...." ucapnya mengiba yang terdengar menggelikan ditelinga sehingga membuat tak tega.
"Jangan pernah ikut campur urusan jalang itu" kata pria berbadan besar yang sudah menarik tangan ibu itu.
Gue pandangi penampilan ibu itu dan dia tak seperti apa yang dikatakannya. perempuan dengan pakaian lusuh tak terawat dengan muka penuh lebam.
"Kalau gue gak mau lo mau apa?" tantang gue sarkas mungkin.
"Cihh anak kemarin sore belagu" maki pria satunya.
"Tolongggg nak...." teriak ibu tersebut yang ditarik paksa.
"Lepasin ibu itu !" kata gue marah, gue gak suka penindasan terhadap perempuan lemah
"Kalau gue gak mau, lo mau apa?" tantangnya.
Bug
Bug
Bug
Krek
Bug
Kreaaakk
Tanpa banyak bicara langsung gue hajar kedua orang itu tanpa ampun.
"Gue peringatkan, jangan beraninya sama yang lemah, dan jangan pernah ganggu ibu ini lagi. Camkan itu"
"Cihh gue balas nanti bocah ingusan" teriaknya sambil lari memegang tangan yang patah.
Gue lihat dan dekati ibu itu, badannya gemetar dan sepertinya demam.
"Ibu demam ya, ayo saya bantu kerumah sakit"
"Tidak nak, bawa saya pergi dari sini."
"Tapi...
"Saya butuh istirahat dan makan saja nak, setelah itu pasti akan membaik" ucapnya memotongku
Ya sudahlah itu keinginannya, langsung gue bawa aja ibu itu ke kost dan tak lupa beli makan untuk kita dikost nanti.
"Ayo bu makan dulu, setelah itu minum obat"
"Makasih ya nak sudah mau membantu saya," ucapnya dengan meneteskan air mata ketika melihat gue.
Apa ada yang aneh dimuka gue ya sehingga membuatnya nangis.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!