"Oke pertemuan selesai, kali ini pastikan semua berjalan sesuai rencana kalian mengerti" ucap galang bagaskara dengan sedikit penekanan.
Mendengar perintah itu sepuluh orang dengan tubuh tinggi kekarnya meninggalkan ruangan pertemuan itu menyisakan galang bagaskara dan asisten kepercayaanya Rafi dirgantara.
"siapkan wanita untuk ku malam ini, aku rasa sedikit olah raga cocok setelah pertemuan ku nanti malam berlangsung perintah galang pada Rafi dirgantara sambil melonggarkan dasi dilehernya dengan sedikit senyuman membayangkan adegan olahraga malamnya nanti"
Galang bagaskara merupakan seorang mafia dan pewaris tunggal perusahaan Bagaskara group. Memiliki paras yang tampan dan bergelimang harta melekatkan sifat angkuh, kejam, serta berwibawa pada dirinya. Wajah tampan dengan tubuh tinggi serta otot yang tercetak diperutnya membuat ketampanan sosok galang menjadi sangat sempurna.
Luka psikis yang dimilki akibat kepergian ibunya mebuat galang berfikir bahwa wanita merupakan benda pemuas nafsu belaka. Hingga tidak ada malam yang dilewatinya tanpa seorang wanita. Kekayaan yang dimiliki nya mempermudah ia untuk mendapatkan seluruh keinginannya.
Sikap kasar dan arogan sangat cocok bagi seorang mafia ternama dikota itu. Nama galang bagaskara dikenal diseluruh kalangan mafia dinegara itu. Untuk sekedar berurusan dengan laki-laki tampan itu pun menjadi sebuah ketakutan tersendiri bagi para pesaing bisnisnya.
......................
......................
......................
......................
......................
"Selamat pagi" Sapa wanita cantik berkulit putih bersih dengan senyum merekah dan lesung di pipi nya.
"Pagi dok, tadi sarapan apa bisa manis gitu senyumnya" Ucap seorang laki laki dengan senyuman berharap Vanessa membalas senyuman laki laki yang berprofesi sebagai resepsionis rumah sakit Citra Mandiri tempat Vanessa Whisnutama bekerja.
Vanessa Whisnutama merupakan wanita yang ramah, baik, mandiri, dan sangat periang tapi terkesan cuek jika berkaitan dengan cinta. Lahir dari keluarga kaya tak membuat kepribadian manja pada dirinya. Wajah cantik dengan tubuh seksi putih bersih dan senyum yang manis mampu membuat para lelaki jatuh cinta hanya dalam satu kali pandangan.
Mendengar saapaan itu, bukan sapaan lebih tepatnya rayuan membuat vanessa tak bisa menahan tawa nya. Jika saat itu ia tidak tau sedang menjadi pusat perhatian para pasien nya mungkin seperti biasa ia akan balik mengejek laki-laki yang sudah lama ia kenal itu.
"Hahaha.. kamu keselek apa tadi ngelantur gitu ngomong nya" balas vanessa dengan menyelipkan tawa dan mengedipkan satu mata nya mengarah ke lawan bicaranya saat itu.
"Tunggu dok seperti biasa tadi ada titipan buket bunga lagi"
"Terimakasih" ucap Vanessa kemudia berlalu dengan membawa beberapa buket bunga dari para pengemar rahasianya.
Sepertinya Pujian dan ungkapan kekaguman sudah menjadi hal yang biasa Vanessa terima, terbukti dengan kiriman kiriman bunga yang ia terima setiap hari itu. Bukan hanya satu tapi tiga bunga yang ia terima pagi itu. Aneh memang, melihat vanessa yang sangat ramah dan ceria tapi sangat cuek soal cinta. Bahkan tak jarang yang menyalah artikan sifat ramah wanita cantik itu dengan suka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
karena terlalu disibukkan oleh pasien hingga tak terasa jam makan siang sudah terlewat lima belas menit, dengan segera ia meraih tas dimeja nya dan berlalu menuju resepsionis.
"hari ini saya tidak ada jadwal jumpa pasien kan?" tanya nya pada resepsionis yang menyapa nya pagi tadi.
"tidak dok, apa ada yang bisa dibantu?"
"oh tidak ada terimakasih" ia berlalu dengan senyuman dan meninggalkan meja resepsionis itu.
Vanessa bingung dengan apa yang akan dilakukannya siang ini, karena biasanya ia akan disibukan dengan jadwal jadwal yang padat yang membuat dirinya mengabaikan dan melupakan segalanya.
ia terus berjalan menuju mobil nya seraya memikirkan kemana tujuannya siang itu
"emm... lebih baik aku pulang dan makan siang saja bersama momy atau aku kekantor saja bertemu Dady and oppa ya"
sesampainya di mobil makin bingung saja dirinya dihadapan dua pilihan yang sama sama ia rindukan, jarang sekali ia bisa bisa meluangkan waktunya untuk bertemu orang terdekatnya itu.
...
...
...
...
...
tok... tok...tok...
suara ketukan pintu oleh asisten kepercayaan nya bernama Rafi Dirgantara.
"Siapkan semua peralatan pastikan semua berjalan sesuai rencana ku, aku tidak mau pertemuan dengan k**arat sia*an itu gagal"
Perintah Galang pada asisten kepercayaan nya itu.
beberapa jam kemudian beberapa mobil yang ditumpangi Galang Bagaskara dan asisten nya Rafi Dirgantara serta dua mobil berikut nya yang berisi para bodyguard yang bersenjata api lengkap tiba di hotel XXX.
…
…
…
…
...
dorrr... dorrr...
dentuman yang berasal daru tembakan senjata api mengema di hotel XXX, hotel dimana Galang melangsungkan pertemuan nya.
"cih kau pikir aku tak tau niat mu itu" ucap seorang laki laki gagah bernama Dimas dengan tawa kecil seolah merendahkan lawan bicaranya itu.
"menyerah lah serahkan barang itu dan aku akan memberikan mu kesempatan hidup" timpal Galang dengan serangai licik nya.
"apa kau tau, anak buah mu itu dengan mudah aku lumpuhkan? berfikirlah apa ada yang akan membantu mu kali ini?" tawa Galang mengema di ruangan itu.
aura ketegangan mengisi raut wajah lawan bicara itu. Dimas Darmono merupakan mafia yang sangat tersohor di kalangan pengusaha atau sesama mafia. kekejamannya dan kelicikannya menjadi ciri khusus laki laki gagah dan tampan itu.
relasi dan jaringan yang sangat luas menjadikan orang takut berurusan dengan nya. namun hal itu tidak berlaku bagi seorang Galang Bagaskara, ia selalu bisa mencari titik lemah dari para lawannya.
perkataan Galang barusan berhasil membuat amarah Dimas mendidih. karena sampai detik ini tidak ada yang berani merendahkan nya. seketika ia langsung menarik senjatanya dan menembak tepat di dada Galang.
Dorr...
tembakan yang mengenai Galang membuat semua bodyguard nya dengan sigap megarahkan senjata pada Dimas Darmono. dengan hanya hitungan detik mungkin sudah terdapat puluhan peluru menyasar pada tubuh nya. namun kibasan jari tangan Galang menghentikan para bodyguard nya itu.
darah mengucur dengan deras, nampak jelas pada setelan jas dengan kemeja putih seketika berwarna merah darah. dengan kondisi nya itu tak membuat tubuh seorang Galang Bagaskara melemah. sekali lagi tawanya mengema diruangan itu.
"aku rasa dengan bertambahnya usia membuat mata dan kemampuan menembak mu itu kabur" ucap Galang dengan menaikkan sisi atas bibirnya membuat senyuman licik diwajahnya. seraya berjalan mendekati Dimas.
"bukankah kau harusnya menembak nya tepat disini" ucap Galang dengan menujuk letak jantung Dimas dengan senjata api ditangannya.
Dor...
dengan tubuh yang penuh dengan aliran darah ia menembak letak jantung lawan bicara nya itu sehingga membuat Dimas langsung tersungkur jatuh ke lantai.
melihat hal itu Rafi asisten kepercayaan Galang mendekat dan berkata.
"kamu terkena tembakan cukup dalam kita harus ke rumah sakit untuk mengobati luka mu itu"
"apa kau melupakan kebiasaan ku" tatapan tajam mata Galang menandakan ketidak setujuan pada perkataan asisten kepercayaan nya itu.
"dokter pribadi kita sedang tidak ada, jika kita memanggil nya itu akan memerlukan cukup banyak waktu dan itu tidak baik bagi luka mu itu"
"lakukan apa yang menurut mu benar"
mobil pun melaju dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit Citra Mandiri tempat Vanessa Whisnutama bekerja.
...
...
...
...
...
Saat baru beberapa kilo meter vanessa melajukan mobil nya, dering ponsel membuyarkan rencana pertemuan dengan orang yang sangat ia rindukan.
kriiiiiiiiingggggg....
"selamat siang dok, dokter dibutuhkan untuk oprasi pasien darurat VIP saat ini"
suara orang dari sebrang telepon itu merupakan pesan Tuhan yang telah mengatur pertemuan nya dengan laki laki yang entah akan seperti apa nanti.
Hawa dingin menyelimuti ruang operasi siang itu, masing masing perawat dan dokter disibukkan dengan persiapan Operasi pasien VIP orang yang sangat penting di kota itu.
pintu terbuka menampakkan wanita cantik dengan seragam Operasi menambah aura seksi pada diri Vanessa.
"Apa semua sudah siap" tanya Vanessa pada salah satu perawat
"sudah dok, ini hasil pemeriksaan pasien dan peluru terletak tepat disini" jawab seorang perawat sembari menyerahkan dan menerangkan isi berkas tersebut.
"okee.. menurut pemerikasaan pasien tidak memiliki riwayat sakit apapun jadi kita bisa langsung melakukan pengangkatan peluru itu" terangnya sambil terus membaca dan memahami berkas pemeriksaan Galang.
"tapi dok kita memiliki masalah, pasien didalam merupakan pasien VIP dan termasuk orang yang sangat penting dikota ini"
"Lalu?"
"dia menolak untuk diberikan anestesi, kami sudah berusaha untuk menjelaskan tapi.."
belum selesai perawat itu menjelaskan vanessa sudah memotong pembicaraan nya.
"Berikan padaku" sambil menutup berkas yang semula ia baca lalu meminta jarum suntik yang sudah berisi anestesi dari perawat itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Vanessa berjalan menemui Galang yang saat ini terbaring di ranjang ruang operasi
"selamat siang bapak, sebentar lagi bapak akan menjalani operasi mayaor pengangkatan proyektil peluru yang cukup beresiko jadi untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan biarkan saya memberikan suntikan anestesi ini sebentar saja ya" dengan senyuman Vanessa langsung menjelaskan maksudnya pada laki laki tampan yang saat ini sedang bersimbah darah itu.
Karena tidak mendapat jawaban dari lawan bicara Vanessa langsung melancarkan niat nya untuk memberikan suntikan anestesi pada Galang.
Bukannya merespon permintaan wanita cantik yang sedang berdiri didepan nya, Galang justru diam terpaku menatap Vanessa.
"Cantik" ucap Galang tanpa sadar karena begitu terpesona melihat kecantikan Vanessa.
"Bapak mengatakan sesuatu" walaupun ia mendengar dengan jelas perkataan Galang barusan namun ia tetap saja menanyakan untuk memastikan nya sendiri.
"Cantik..." ulang Galang
Mendengar pujian itu, Vanessa hanya membalasnya dengan senyuman karena baginya sudah menjadi hal yang biasa mendengar perkataan seperti itu akan dirinya.
Namun hal itu tidak berlaku bagi seorang Galang Bagaskara, dengan melihat senyuman dari wanita cantik nan seksi didepannya itu sudah membuat sesuatu menegang dibalik baju Operasi yang ia kenakan siang itu.
"kamu kira saya tidak kuat menahan rasa sakit seperti ini? begini saja jangan beri kan aku suntikan itu tapi berikan aku suntikan yang lain saja malam ini" Galang mencoba untuk bernegosiasi dengan dokter seksi itu padahal tanpa ia sadari ia sudah mendapatkan suntikan anestesi saat ia diam terpaku saat pertama kali melihat nya.
Suntikan yang lain malam ini?
Seperti biasa Vanessa yang cuek itu tidak mengerti maksud dari perkataan pasien nya barusan. Alih alih mencerna perkataan itu ia justru mengabaikan nya dan hanya membalas nya dengan pertanyaan.
"Apa anda merasakan sentuhan disini?" tanya Vanessa sambil menyentuh bagian tubuh Galang untuk memastikan apakah anestesi nya sudah mulai bereaksi.
"Saat ini tidak, mungkin nanti malam bisa kita coba lagi"
Vanessa yang tidak mengerti maksud dari laki laki didepannya hanya menarik nafas kasar mendengar perkataan itu barusan.
"Mungkin ini efek dari obat bius tadi, respon nya akan berbeda pada masing masing pasien kan" ucap Vanessa pada rekan sesama dokter nya.
Ditempat yang sama tanpa Vanessa sadari seorang dokter laki laki mengepal kan tangan mendengar perkataan dari Galang pada Vanessa. Ia sedang berusaha untuk menahan api cemburu nya.
Alexus bitana merupakan seorang dokter yang sudah sejak lama memendam perasaan pada wanita cantik yang juga sahabat nya itu.
Ia yang mengerti arah perkataan dari pasien nya itu merasa tidak tidak terima dengan sikap yang ditujukan untuk pujaan hatinya itu.
......................
......................
......................
......................
......................
Jam menunjukkan pukul 18.00 WIB akhirnya Operasi itu berhasil dan berjalan dengan lancar. saat ini Vanessa dan Alexus bitana sedang mengisi perut nya di salah satu restoran yang berada tak jauh dari rumah sakit tempat mereka bekerja.
"Lu kayak nya harus coba balajar paham kode kode cowok deh"
Alexus yang biasa dipanggil dengan sebutan nana oleh Vanessa itu membuka keheningan disela sela makan malam nya bersama.
"Apalagi si na.. kali ini lu protes soal apa lagi?" tanya Vanessa yang tampak frustasi dengan sahabatnya itu.
"Gua ga habis pikir ya sama lu, bisa bisa nya lu ga sadar maksud pasien VIP ke*arat itu"
"Owh tadi... emang tadi dia bahas apa an?" balas Vanessa dengan santai sambil melanjutkan makannya tanpa memikirkan perasaan sahabatnya yang sedang terbakar api cemburu untuk kesekian kalinya.
"Ya Tuhan saaaaa..... untung lu cantik ya, capek gua jelasin terus ke lu, percuma juga kagak faham faham juga"
"Yaelah santai kali na, lu kan ada, gua bisa tanya ke lu kapan pun dimana pun gua butuh"
"Dodol banget si lu lama lama gua nikahin juga ni"
"ih gamau gasuka gelayyyyy" ucap Vanessa yang kemudian menimbulkan suara tawa tak tertahankan dari meja yang mereka tempati.
"Eh ngomong-ngomong dodol gua jadi keinget janji lu yang mau beli in gua dodol Garut"
"yaelah giliran begini aja otak lu nyambung langsung" protes alexus yang geram pada sikap cuek Vanessa.
"Dah ah abisin tu makanan gua capek mau pulang dulu"
"tunggu bentar Napa sa lu kagak kasian ke gua kalo sendirian nanti diculik ama tante, lu tau kan temen lu ini ganteng ga ketulungan"
"idih najis" jawab Vanessa sambil berlalu meninggalkan alexus.
Kapan si sa lu lihat gua bukan sebagai temen lu, kapan coba lu tau perasaan sayang gua lebih dari sekedar sahabat
Batin alexus meronta meminta kepastian.
"gua ga bisa biarin Vanessa pulang sendirian, gua gamau calon makmum gua kenapa Napa dijalan" pikir Alexus
belum juga ia menghabiskan makanan nya buru buru ia membayar dan pergi mengantar Vanessa pujaan hati nya yang tertunda.
......................
......................
......................
......................
......................
ditempat lain Galang Bagaskara sudah mulai sadar pasca operasi pengangkatan proyektil peluru yang ia lakukan siang tadi.
"Ambilkan minum itu untuk ku" perintah Galang pada asisten nya yang setia
asisten nya pun menyerahkan minum sesuai permintaan tuan nya
"jam berapa sekarang?" tanya Galang seraya menerima uluran air dari asisten nya.
"sekarang pukul 09.00 tuan"
"Ahh... kenapa aku begitu lama tertidur" Galang pun mendesah frustasi karena tak seperti biasa nya tertidur sangat lama dan tanpa wanita juga
"seperti nya anda lupa tuan, anda baru saja menjalani proses operasi di rumah sakit bukan pada dokter pribadi anda, mungkin karena prosedur yang mewajibkan untuk proses anestesi jadi anda tertidur lebih sangat lama"
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...**Ya elah neng peka napa?...
... udah dikode kesana kemari juga kagak faham juga 🤭**...
...**like dan vote nya dong...
... biar author makin semangatz up cerita babang tamvan sama neng geulis nya**...
Matahari pagi mulai menampakan keindahannya, sorot sinar sang surya menembus celah jendela kamar makhluk yang amat dipuja-puja para pria.
"egmmmhhh......" lengkungan gadis berparas cantik itu terdengar amat panjang.
Masih dengan setengah kesadarannya ia menyibakkan selimut berbahan sutra lembut selembut kulit empunya kamar itu. Vanessa Bangun dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Pagi ini ia memutuskan untuk berendam pada bathtup dan bersantai menikmati keindahan sang Surya kala itu.
......................
......................
......................
......................
......................
"Hari ini aku ingin pergi menemui putri ku, mama mau ikut?" tanya laki-laki setengah parubaya bernama Anggoro Whisnutama ayah dari seorang gadis cantik nan seksi bernama Vanessa whisnutama.
Anggoro Whisnutama merupakan pengusaha ternama, ia dikenal dengan kedisiplinan nya pada pekerjaan. selain itu karakter jujur, baik hati, dan sangat menjunjung tinggi kehormatan wanita berperan aktif dalam kesuksesan nya.
"Vanessa?" tanya istri dari Anggoro
"Tentu Vanessa siapa lagi putri ku" Anggoro menjawab pertanyaan dari istrinya dengan pertanyaan pula.
"Vanessa bukan hanya Putri mu, dia putri ku juga" dengan nada sedikit protes ia menyampaikan kan.
"Iya iya putri kita, kau mau ikut sayang?" tanya Anggoro mencoba membujuk bidadari nya.
"Tentu saja, aku sangat merindukan dia entah kenapa ia memilih hidup sendiri diluar sana dan mengabaikan fasilitas yang kita beri untuk nya. Tunggulah sepuluh menit lagi aku akan berisap dan turun"
Sudah beratus ratus usaha dan bujukan agar Vanessa mengurungkan niatnya untuk hidup sendiri diluar sana, namun hasilnya tetaplah sama Vanessa tetap Vanessa ia terus menolak dengan berbagai pertimbangan.
Sebenarnya seluruh keluarga Whisnutama menentang keputusan Vanessa untuk hidup mandiri. Ia adalah putri satu satunya dan pewaris tunggal perusahaan Whinutama group. namun bukan Vanessa nama nya jika ia tidak mendapatkan keinginannya.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di apartemen milik Vanessa. namun sang tuan nya sudah pergi tujuh menit yang lalu untuk berkerja. Akhirnya mereka pergi dengan mengirimkan pesan singkat untuk membuat janji dengan putri kesayangannya itu agar dapat makan siang bersama.
......................
......................
......................
......................
......................
Gaun berwarna pink dengan panjang selutut menjadi pilihan Vanessa, nampak anggun nan cantik. ia berjalan menyusuri koridor rumah sakit tempat ia bekerja dengan senyuman dan langsung menuju ruangannya.
beberapa menit setelah ia duduk di kursi kerjanya seorang perawat datang untuk memberi tahu akan jadwal Vanessa hari ini.
"selamat pagi dok"
"pagi" jawab Vanessa dengan senyuman.
"Jam 10 dokter ada jadwal Operasi bersama dokter Alexus juga"
"lalu"
"pasien yang baru saja menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru kemarin memaksa untuk pulang dok"
"Pasien itu lagi" Vanessa mengembuskan nafas kasarnya lantas meletakkan punggungnya disandaran kursi kerjanya "Sebenarnya apa yang dia pikirkan pertama menolak dianestesi, kedua bicara aneh tanpa aku mengerti, lalu sekarang minta pulang? Apa dia ga tau infeksi apa yang bisa menyerang karena keras kepala nya itu" Keluh Vanessa
Vanessa memejam kan matanya sebentar, lalu kembali menarik nafas dengan panjang dan mengembuskan nya lalu berkata.
"Baik saya akan periksa keadaan nya sekarang"
Vanessa pun bangkit dan berjalan menuju ruangan rawat pasien VIP milik Galang Bagaskara.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tak membutuhkan waktu lama Vanessa sudah berada didepan ruang rawat yang dihuni oleh Galang.
Suara pintu terbuka membuat dua orang didalam nya menoleh kearah sumber suara tersebut.
"Selamat pagi saya dokter Vanessa akan mengecek perkembangan keadaan bapak hari ini ya" jelas Vanessa.
"Baik tekanan darahnya sudah normal, namun masih membutuhkan waktu untuk istirahat" tutur Vanessa
"Saya ingin pulang sekarang" suara dingin Galang mengisi ruangan itu
"bapak baru saja menjalani operasi yang cukup besar kemarin, untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan ada baik nya untuk anda tetap dirawat disini sampai keadaan anda membaik" dengan sabar Vanessa menjelaskan pada laki-laki keras kepala didepannya sekarang.
"jangan kau kira bahwa aku tidak cukup kuat untuk hanya sekedar berdiri" ucap Galang dengan suara dingin nya.
"bahkan untuk membuat mu lelah sekarang pun aku masih sanggup" imbuh Galang namun kali ini ia menyertakan senyuman di sudut bibir atas nya.
Hanya senyuman yang nampak indah terukir di wajah perempuan nan cantik itu. Mencoba untuk memahami maksud dari laki laki didepannya ini.
Kenapa dia selalu bicara aneh ke gua, sudah lah kenapa harus pusing memikirin.
Batin Vanessa pun ingin sekali mengetahui maksud dari Galang, tapi apalah daya otak Vanessa yang polos tak sanggup mencerna kata kata dari pria yang kelewat Casanova tersebut.
"Saat ini pun anda sudah membuat saya lelah dengan beradu argumen, jika anda memaksa terpaksa saya izin kan."
"Tanpa kamu izinkan saya tetap akan pergi dari sini" Imbuh Galang dengan suara datar nya.
"baiklah silahkan wali pasien ikuti perawat untuk menyiapkan berkas kepulangan"
Galang yang saat itu hanya ditemani Rafi asisten kepercayaannya, membuat Rafi berinisiatif untuk menjadi wali bos nya itu. Sehingga menyisakan Vanessa dan Galang saja pada ruangan itu.
Saat Vanessa hendak pergi suara Galang mengehentikan nya.
"Siapa nama mu" tanya Galang dengan rasa penasarannya.
"Owh mungkin anda tidak mendengar saya tadi, baiklah akan saya ulangi. Vanessa anda bisa memanggil saya dokter Vanessa".
"Baiklah"
Mendengar kata itu, Vanessa ingin kembali melanjutkan langkah kaki nya namun suara Galang sekali lagi menghentikan nya.
"Tunggu"
"Iya ada yang bisa dibantu" senyum yang begitu cantik tergambar diwajahnya.
Melihat senyuman Vanessa saja sudah membuat gairah Galang kembali bergejolak.
"Kau tidak tau siapa aku" Selidik Galang.
"Tentu"
Belum selesai Vanessa meneruskan bicara nya, senyuman yang memiliki niat terselubung itu sudah tergambar jelas di wajah tampan Galang Bagaskara.
"Galang Bagaskara seorang pasien VIP yang baru saja menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru namun sudah memaksa untuk pulang" Tutur Vanessa dengan suara jelas nan lembut nya dan tak lupa menyertakan senyuman.
Mendengar Vanessa melanjutkan bicara nya lantas membuat Galang menghilangkan senyuman yang tergambar di wajah tampan nya tadi.
"Hanya itu?" tanya Galang dengan sedikit rasa tidak percaya nya. "baiklah terimakasih".
Kali ini Vanessa melanjutkan langkah kakinya yang dua kali terhenti oleh pertanyaan dari seseorang yang sampai detik ini masih bersetatus pasien nya itu.
Galang tidak berhenti menatap kepergian dokter yang memiliki paras cantik dan seksi itu hingga sosoknya tak lagi terlihat dari balik pintu ruang rawat VIP miliknya.
"Kali ini tak pa kau tidak mengenal siapa diriku, tunggu saja sebentar lagi kau akan mengerti" Galang berbicara sendiri, Entah rencana apa yang Galang miliki sekarang.
......................
......................
......................
......................
......................
...Like dan komen nya dong shayang kuh....
...Bikin Author makin semangatzz pakek z up cerita Neng geulis and Babang tamvan nya....
...Peyukkkk jauhhhhhhhh...
...🤗🤗🤗🤗...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!