NovelToon NovelToon

Cinta Navysah Season 2

Keseharian Navysah

Navysah setiap harinya selalu mengurus kelima anaknya dan selalu dibuat kewalahan dengan Fafa dan Inka yang super aktif. Walaupun dirinya memiliki beberapa baby sitter, tidak membuat dirinya memiliki waktu senggang untuk dirinya sendiri.Setiap hari ada saja yang bertengkar dan menangis hingga membuat kepalanya pusing dan stres,Navysah yang dulunya selalu bertutur kata lemah lembut berbanding terbalik dengan sekarang, dirinya terkadang sedikit berteriak untuk memanggil anaknya.Keriwehan dan keributan di pagi hari sudah biasa terjadi.Dan semua bisnisnya sekarang dia serahkan pada karyawan, sesekali hanya mengecek dan dia kerjakan gaun dirumah. Untuk beberapa endorse dia selalu melakukan jika anaknya sudah tertidur lelap. jika tidak, sudah dipastikan tidak akan bisa melakukan kegiatan lainnya selain bersama anak - anak.

Sekarang Raffa berumur sepuluh tahun, Khalif dan Khafa berumur empat tahun lebih, Inka dan Inha berumur setahun tiga bulan. Setiap hari rumah selalu ramai dengan tangisan, canda dan tawa. Ada saja kelakuan absurd bocil yang mereka lakukan. Navysah selalu menyetel lagu-lagu sholawat, kartun yang mengajarkan tentang agama, musik. Setiap hari guru mengaji Raffa datang kerumah kecuali hari libur. Khalif dan Khaffa pun sengaja diajari huruf hijaiyah walaupun terkadang membuat urat dan mata Navysah selalu melotot kearah anak-anaknya yang terkadang berlarian kesana kemari dan mereka lebih suka menirukan ucapan bu ustadzah daripada melihat buku iqro, namun baginya tidak masalah yang terpenting anak - anaknya mau belajar dan mengikuti gurunya mengaji, bagi Navysah pendidikan agama harus diterapkan sejak dini, itu lebih baik untuk bekal anaknya agar kelak mereka menjadi anak yang baik. Kinan setiap dua hari sekali selalu datang kerumah, baginya Navysah sudah seperti ibunya.Tutur kata Navysah yang lembut dan selalu memeluk Kinan selalu membuat Kinan nyaman,dokter Ifa yang notabene ibu sambungnya pun terkadang merasa iri dengan kedekatan Navysah dan anaknya.Dia selalu mendapatkan tempat kedua di hati anaknya setelah Navysah,namun dia mengerti bahwa Navysah pun sayang dan memperlakukan Kinan layaknya anak sendiri. Jika Kinan menginap di rumah Navysah itupun sudah hal yang biasa dirinya tidak merasa khawatir, Kinan mempunyai kamar tersendiri dirumah Navysah.

Kinan masuk ke dapur dan melihat Navysah membuat kue bersama Inka dan Inha. Dirinya melihat kedua bocil menumpahkan tepung di lantai dan melemparkan telur hingga berceceran di dapur dan terlihat kotor.

" Ya allah!! Kaka, Haha ( Inka dan Inha) udah main sama mba Nita aja jangan ikutin mama di dapur sebentar lagi Ayah pulang mama mau bikin kue dulu kesukaan Ayah kalian" Navysah menggendong Haha dan menggandeng tangan Kaka,namun kedua bocil hanya terkekeh dengan wajah polosnya setelah membuat dapur berantakan.

"Mbak Nita, mbak Siti tolong bawa bocil cuci tangan dan ajak bermain dulu saya mau selesaikan kue" Navysah menyerahkan kedua bocilnya.

"Baik bu" seru mereka berdua, namun kedua bocilnya merengek tidak mau berpindah dari gendongan ibunya. "huhuhu.. Ma... Ma..." ucap mereka sembari menangis.

"Lima belas menit lagi ya sayang, sebentar lagi mama selesai" Navysah bergegas ke dapur dan pura-pura tidak mendengar anaknya menangis.

Dia melihat Kinan yang sedang mengaduk adonan dengan mixer dan terlihat adonan mulai mengembang.

"Wah..., pinter banget anak mama satu ini punya inisiatif bantuin mama yang kerepotan. Makasih ya Kinan sayang, kamu memang pinter dan bisa diandalkan" Navysah mengelus rambut Kinan dan mencium keningnya.

"Iya mah, ini kan mudah Kinan sering lihat mama bikin kue ini" ucapnya dengan tersenyum.

"Kalau dirumah Kinan bantuin mama Ifa nggak?" tanya Navysah dengan selidik.

Kinan berubah cemberut "Mama Ifa lebih sayang sama adek Kaffi, adek selalu dipeluk sedangkan Kinan nggak. Mama Ifa dan Ayah Shafiq sibuk bekerja, Kinan cuma sama Nenek, dan mbak dirumah. Terkadang kalau Khaffi bobo siang rumah terasa sepi.Kalau libur mama Ifa jarang masak kayak gini dirumah, dia lebih suka beli di toko kue. Kinan lebih suka dirumah ini ramai, Kinan bisa belajar sama Raffa dan bermain bersama si double kembar" ucapnya dengan polos.

Navysah memeluk Kinan dan mengelus rambutnya, dirinya mengerti apa yang dirasakan seorang anak yang kesepian. "Kinan sayang, dengarkan mama Navy. Sebenarnya mama Ifa sangat sayang sama Kinan,tidak pernah pilih kasih antara Kinan dan adek. Kalaupun mama tidak bisa memasak seperti ini itu wajar, mungkin dia lelah setiap hari bekerja demi kinan.Jadi dokter itu sangat berat, dia harus berkorban waktu demi para pasiennya. Kamu harus sayang ya sama mama Ifa dan ayah Shafiq, mereka berjuang untuk kalian. Kalau mama Navy bisa melakukan seperti ini karena punya waktu dirumah, kan mama Navy tidak bekerja jadi punya banyak waktu. Kinan belajar yang rajin biar jadi dokter seperti ayah dan mama buat mereka bangga dengan prestasi Kinan.Kalau disana sepi, masih ada rumah ini yang selalu terbuka lebar untuk Kinan,kamu juga sudah seperti anak mama Navy. Kamu mengerti kan sayang? "

" Iya mah, tapi Kinan lebih sayang mama Navysah. Lebih nyaman bersama mama Navy disini dan bisa sekolah bareng Raffa " dirinya mengangguk memeluk dengan erat seakan - akan tidak ingin melepaskan Navysah dari pelukannya.

" Mah, nanti anterin Kinan cari buku paket sekolah ya,Kinan dan Raffa ada PR "pintanya.

" Benarkah ada PR? kenapa Raffa tidak bilang sama mama ya. Anak itu memang pendiam kalau tidak ditanyain ya tidak akan ngomong,Dia memang seperti Ayahnya (Almarhum Raihan) penurut dan pendiam tanpa ekspresi namun hatinya sangat baik "

Raffa menggendong Inka yang menangis dan masuk kearah dapur. "Eh, panjang umur dia diomongin langsung nongol, wah..., ganteng banget anak mama pakai baju koko sama peci " dirinya melihat Raffa berpakaian rapi.

"Mah, Kaka (Inka) nangis kenceng manggil mama mulu ini" dirinya menyerahkan adiknya untuk digendong Navysah. "Raffa mau ngaji, bentar lagi ustadzah Lisna datang" sambungnya lagi.

"Ini bocil satu memang rese nih nggak bisa lihat emaknya melengos sebentar, kalau bangun tidur nggak ada emaknya langsung nangis kejer" Navysah menciumi wajah Inka bertubi - tubi hingga membuat anaknya tersenyum dan tergelak tawa. "Raffa sayang yang pintar ya ngajinya, Oiya kata Kinan ada buku yang harus dicari. Kok kamu nggak bilang sama mama Nak?" tanyanya sembari mengelus rambut anaknya.

"Masih ada seminggu lagi mah buat kumpulin bukunya, jadi Raffa blm ngomong sama mama" dirinya berlalu menuju kulkas dan meneguk air putih dingin.

"Kamu itu selalu begitu, kalau yang dicari bukunya mudah sih nggak papa tapi kalau susah gimana!" gerutu Navysah " Nanti habis maghrib kita ke mall cari bukunya biar cepat dapat. Tapi nungguin adek - adek masuk kamar dulu, kalau mereka lihat kita pergi bisa nangis kejer,yang ada pada sawan kehilangan mamanya "

" Iya mah"

"Yaudah Kinan sana mandi dulu, habis itu ngaji bareng Raffa bentar lagi bu ustadzah datang. Oiya mama beli gamis tiga setel buat kamu. Mama taruh di lemari nanti dipakai ya biar tambah cantik" perintah Navysah.

"Asyikkkk baju baru...!! Iya mah pasti aku pakai " Kinan berjingkrak - jingkrak senang mendapat baju baru,dirinya mencium pipi Navysah dengan antusias "Makasih ya mah, Kinan sayang mama Navy" ucapnya namun Inka sepertinya tidak terima ibunya dicium Kinan, dirinya memukul muka Kinan. "Ihhh, kaka pukul aku. Tapi nggak sakit weeekk... "ucapnya dengan meledek dan menciumi Inka hingga Inka berteriak - teriak geli.

Raffa hanya menatap Kinan dengan wajah datarnya" Kinan cengeng buruan mandi bentar lagi ngaji" dirinya berlalu begitu saja meninggalkan dapur.

Di kantor,

Davian buru-buru memasukan laptop dan beberapa map kedalam tas nya. Dia ingin cepat pulang kerumah melihat wajah dan keributan anaknya. Feri masuk ke ruangan Davian dan melihat dirinya membereskan meja.

"Wooiii bang jago..! masih jam lima sore ngapain lu pulang, Mana kerjaan blm beres lg? Feri menyodorkan map kearah temannya.

" Gue udah kangen bocil, nanti aku baca berkasnya dirumah aja" dirinya menyambar map dan memasukkan kedalam tas. "Kalau ada apa-apa lu telepon gue atau hubungi si Kamil! "

"Cih..!!, selalu Kamil yang jadi andalan. Alesan kangen bocil, bilang saja kangen emaknya si bocil pengen berduaan" cibir Feri.

"Hahahaha, tau aja lu! Eh, jujur ya Fer selama ini gue sama Navysah jarang ada me time berdua. Semua waktu untuk anak-anak, terkadang lihat bini kelelahan merasa iba juga. Mana si Khaffa dan Inka aktif banget, aku saja terkadang kewalahan jagain mereka"

"So pastilah kewalahan, aku aja jagain si Keken (Kendrew) bikin emosi jiwa. Usia empat tahun dia juga aktif banget, saking capeknya gue yang ketiduran bukanya si bocil,apalagi si Imelda suka teriak-teriak sekarang.ditinggal dikit udah basah kuyup mainan air, nggak bisa ditinggal sebentar heran gue bocil sekarang baterainya full terus kayak alk*line, awet tahan lama"

" Sueeeee lu!! , emang bocil robot pake baterai segala. Gue doain semoga ponakan gue si Keken kelakuanya nggak kayak lu miring separo. Kalau mirip lu kacau sudah generasi Ibrahim"

"Idihhhh...!!, kagak sadar diri lihat aja si Khaffa sama Inka, pasti tuh kayak emaknya si super aktif,gen Navysah lebih kearah mereka" cibirnya.

"Biarpun gue mantan pecandu wanita gue udah insyaf. Kalau masalah miring separo udah dari sananya tapi pastinya gue pinternya nggak ketulungan, tajir melintir sampai tujuh turunan, lima belokan, tiga lobangan, dua jembatan kagak bakalan habis harta gue dimakan rayap! " Feri membanggakan dirinya sendiri dengan membusungkan dadanya dengan percaya diri.

" Bodo amat!! Capek ngomong sama lu, dimakan rayap lu pikir duit terbuat dari kayu!. Gue cabut duluan. Assalamualaikum " Davian pergi meninggalkan kantornya dan bergegas pulang. Dirinya sudah tidak sabar untuk melihat anak - anaknya yang selalu berteriak dan memeluk dirinya.

" Walaikumm salam "

***

Assalamualaikum All reader, Author kangen banget sama kalian, kalian kangen nggak sama Author??

Terima kasih sudah mampir di novel keduaku, jngn lp bintang lima, Vote, like and comment nya. Mohon maaf kali ini slow update karena Author bnyk pekerjaan sebelum lebaran ini. Semoga bisa up tidak hari, doain ya. Love you all reader😘

Bab 2

"Ayah...!!!" teriak mereka bersamaan.

Davian baru saja keluar dari mobilnya dan teriakan dari anak - anaknya yang sedang bermain di teras bagaikan suara yang indah yang selalu didengarnya setiap hari. Mereka selalu berlari dan berebut ayahnya ingin digendong.

" Salim dulu Nak sama Ayah" perintah Navysah yang kebetulan sedang bercakap - cakap dengan ustadzah Lisna di teras. Dirinya melihat Inha yang sudah digendong Davian dan satu persatu anak - anak mencium tangan Ayahnya dengan tertib.

"Ini kuenya bu, tadi saya buat cake. Terima kasih ya sudah sabar mengajari anak saya mengaji. Maaf mereka sangat aktif" Navysah menyodorkan cake yang baru dibuatnya bersama Kinan.

"Wah..., ndak usah repot - repot bu Navysah,saya jadi tidak enak sendiri ibu sering memberi saya makanan. Untuk anak-anak saya tidak ambil pusing bu, mereka memang aktif tapi saya tahu Khalif dan Khaffa anak yang cerdas, mereka bisa mengikuti apa yang saya ajarkan. Kalau Raffa tidak usah ditanya lagi, dua jempol untuknya. Semoga mereka selalu menjadi anak - anak sholeh ya bu "

" Aamiin..., ini bu kue nya buat ngemil adek Rara di rumah "

" Matursuwun bu Navy"

Davian menghampiri istrinya dan ustadzah Lisna." Assalamualaikum, bu ustadzah mau pulang ya? "

" Walaikumm salam " balas mereka bersamaan dan Navysah mencium tangan suaminya dan mengambil tas kerjanya.

" Iya pak, ini baru kelar mengaji. Tadi cerita nabi dulu sama anak-anak. Kalau begitu saya permisi dulu pak Davian, bu Navysah. Assalamualaikum "

" Walaikumm salam " bu ustadzah meninggalkan rumah kediaman mereka menggunakan sepeda motor tuanya.

"Ayo Alif, taruh sepatu Ayah di rak seperti biasa. Jangan diacak - acak ya tempatnya" perintah Davian. Alif menganggukan kepalanya dan membawa sepatu Ayahnya ke dalam rak.

"Fafa..?" dirinya menepuk dadanya ingin meminta pekerjaan ringan seperti kembarannya.

"Oh Fafa mau bantuin Ayah? Yaudah bawain tas Ayah kedalam ini" Davian mengambil tas kerjanya dari tangan Navysah dan memberikan pada anaknya.

"Beyat yah..." ucapnya sembari berlari ke dalam, menyeret tas kerja Ayahnya dan meletakkan di depan tv.

"Pinter-pinter banget anak Ayah, sini ayah cium, Cup, Cup, cup, cup, cup" Davian menciumi semua anaknya dan terkekeh melihat kelakuan anak - anaknya yang selalu ingin membantu setelah seharian bekerja. "Kinan sini Nak" perintahnya. Dirinya melihat Kinan yang hanya diam mematung melihat keakraban keluarganya. Kinan menghampiri Davian dan duduk di sisinya.

"Cup" Davian mencium keningnya layaknya anak sendiri. " Tadi ngaji nggak sama mas Raffa?" tanyanya

"Ngaji Om" jawabnya. "Eh, Ayah" Kinan masih sedikit takut dengan Davian. Terkadang wajah Davian tidak bersahabat dan jarang tertawa sehingga Kinan merasa kurang nyaman jika memanggil Ayah. "Yang pintar ya Nak ngajinya biar jadi anak sholeha" Davian mengelus rambut Kinan dan mendapat anggukan darinya "Iya, Ayah"

Raffa bergelayut di lengan ayahnya dan membisikan sesuatu di telinga Ayahnya agar adik - adiknya tidak mendengar apa yang diucapkanya. "Oke, nanti malam nungguin adik masuk kamar ya sayang" dan Raffa pun menggangguk.

Inka yang belum digendong Ayahnya merasa iri dan selalu menangis. " Yah.., yah.." dirinya merentangkan tangannya

"Yaudah sini Ayah gendong" dirinya menggendong Inha di kanan dan Inka di kiri sembari berputar dan kedua anaknya tertawa lepas.

Navysah menghampiri membawakan secangkir kopi hitam tanpa gula dan kue buatannya. "Minum dulu mas, pasti capek. Sini Inka, Inha sama mama"

Davian duduk lesehan di depan tv bersama semua anaknya sembari menyesap kopi. "Tadi Raffa bilang mau beli buku di M, maghrib, nunggu anak sapi masuk kandang" ucapnya. Setiap kali mereka ingin pergi keluar Davian dan Navysah selalu menggunakan kalimat kode agar Khalif dan Khaffa tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

"Iya, sama Kinan nanti. Nggak bisa lama si anak sapi kiri rewel kalau nggak ada induknya. Apa mau dibawa saja satu?" Navysah melirik Inka yang sedang bermain di sisi ayahnya.

"Jangan!, Aku mau quality time. Sudah lama kita nggak jalan berdua. Biarkan si anak sapi sama mbak kali ini" ucapnya sembari mengerlingkan matanya.

"Nggak usah genit..!, malu sama umur, ekor udah lima" gerutu Navysah

"Pumpung ada kesempatan jalan, si bocil di amankan dulu" bisiknya.

Navysah memutar bola matanya malas "Mau makan dulu atau mandi dulu?"

"Mandi dulu"

"Yaudah aku siapkan air hangat dan bajunya" dirinya bergegas ke lantai dua membawa Inha di gendonganya.

***

Selepas maghrib Navysah, Davian, Kinan dan Raffa pergi ke Mall terdekat untuk membeli buku pelajaran. Mereka harus mengendap-endap dan kucing - kucingan dengan si double twins. Dan bergegas ke toko buku dan mencari apa yang dibutuhkan.

"Ayo Raff, buku apa yang mau dibeli?" tanya Navysah sembari memilih buku yang dibutuhkan anaknya.

Raffa dan Kinan memilih - milih buku. " Buku paket matematik mah" ujarnya.

"Yang ini bukan?" Navysah menyodorkan buku yang cukup tebal kearah anaknya.

"Iya ini mah" Raffa membaca sampul depan dan membuka tiap lembar buku tersebut.

"Oke, ambil dua sama Kinan. Terus apalagi yang mau dibeli?" Navysah berjalan ke arah rak buku cerita, dirinya memilih beberapa buku disana. Davian menghampiri istrinya dan membawa beberapa tas punggung boneka. "Sayang, aku ambil ini dua untuk Kaka dan Haha. Mereka pasti senang dengan tas bulu ini" Davian memperlihatkan tas bulu berwarna pink berbentuk gajah dan warna hijau bergambar keropi. Dirinya mengingat Kaka dan Haha selalu antusias melihat Raffa yang setiap hari bersekolah, si Haha yang selalu menyeret tas Raffa kesana kemari dan berakhir menangis karena berebut tas dengan Inka.

Navysah menggerakkan tas ke tangan yang satu dengan tangan yang lain "Okelah, ini tidak berat untuk mereka bawa masih aman. Mereka pasti senang. Mas belikan juga untuk Alif dan Fafa, tas punggung kecil yang ringan biar mereka tidak iri" pinta Navysah

"Baiklah" Davian segera kembali ke area tas dan memilih untuk anaknya. " Yang ini warna hitam gambar mobil - mobilan dan yang satu warna biru gambar robot" Davian menunjukkan tas pilihannya pada Navysah.

"Good job suamiku yang paling tampan" bisik Navysah ditelinganya. Davian tersenyum mendengar pujian dari istrinya yang jarang sekali terlontar dari mulutnya. "Jangan memancing imanku, nanti saja dirumah kita bisa bebas" bisiknya di telinga Navysah dengan senyuman mesumnya.

"Idiiihhh..!, siapa juga yang merayu kamu. Aku sudah capek ya dari pagi sama bocil nggak ada gitu - gituan" sembari mendelik kearah suaminya.dan hanya dibalas senyuman dari Davian. "Kamu beli apa sayang?"

Navysah menunjukkan satu buku yang cukup tebal "Ini buku cerita untuk anak - anak, dan ini beberapa buku mewarnai untuk Alif dan Fafa.

Raffa dan Kinan menghampiri ibunya"Mah, Raffa mau ini " dirinya menunjukkan satu pack pensil warna komplit yang berisi dua puluh empat warna dan pensil 2B,4B dan buku gambar besar.

" Oke, kamu mau beli tas nggak sayang "tanya Navysah.

" Nggak mah, tas Raffa masih bagus sudah ada dua dirumah "

" Kinan beli apa? "

" Kinan beli tempat pensil ini mah lucu bentuknya, sama tas berwarna pink bergambar barbie. Boleh mah? "tanyanya

" Boleh dong"

"Asyik...!! Makasih mah" dirinya memeluk Navysah dengan erat. Dan terlihat Raffa tidak suka melihat pemandangan di depannya. Dirinya memeluk ibunya juga dari samping.

Davian berisik di telinga istrinya " Sayang, anak sapi sulung ini cemburu pada Kinan. Lihat saja mukanya udah kayak kuburan angker"

Navysah melirik anaknya dan memeluknya dengan erat "Raffa, mau beli cat air sama kanvasnya nggak? Coba nanti gambar di media lain pasti gambar Raffa lebih bagus lagi" Navysah merayu anaknya agar tidak cemberut, dirinya tahu Raffa suka menggambar dan jikalau anaknya iri dengan Kinan itu wajar, terkadang Raffa harus berbagi kasih sayang dengan keempat adiknya ditambah Kinan lagi.

"Beneran boleh mah..!" jawabnya antusias, dirinya senang ibunya selalu mendukung apapun yang ingin dia lakukan.

"Boleh dong, asal itu kegiatan positif. Mama senang Raffa pinter menggambar". Raffa bergegas mengambil beberapa kuas, cat air, palet, kanvas. Davian membantu anaknya memilih beberapa perlengkapan dan membawanya kedalaman keranjang.

"Sudah semua mah, Ayah yang pilih untuk Raffa tadi" ucapnya dengan senang.

"Ayo, kita ke arah sana biar Ayah yang antri di kasir"Navysah menggandeng keduanya ke area luar toko sedangkan Davian membayar semua tagihannya. Terlihat dari jauh mbak kasir senyum - senyum dengan suaminya, entah apa yang mereka bicarakan hingga Navysah mengenyit heran. Dan setelah pembayaran selesai sang kasir sempat berfoto dengan suaminya.

"Enak ya foto bareng dengan beberapa gadis muda nan cantik. Laris bener...?!!" sindir Navysah pura-pura manyun.

"Tadi mbaknya tanya, Davian Ahmad ya.Tampan banget, padahal sudah punya anak lima tapi nggak kelihatan menua. Boleh dong foto sebentar buat kenang - kenangan" dirinya menjelaskan apa yang terjadi pada istrinya.

"Iya kamu tidak menua, tapi aku yang menua karena dirumah terus sama anak-anak" salaknya dan cemberut.

"Nggak sayang, kamu tetap cantik dan langsing walaupun sudah punya ekor lima tetap saja badannya segini nggak melar,malah ini kurusan" Davian merengkuh pinggang istrinya. "Kamu makan yang banyak ya" dirinya mengucapkan hal yang baik agar Navysah tidak ngambek dan tidak berakibat fatal untuk keamanan stabilitas juniornya. Dirinya sebenarnya heran padahal istrinya selalu makan banyak, jika si double kembar makan tidak habis pasti Navysah yang akan memakan sisanya, namun tidak tahu entah kemana lemak tubuh istrinya pergi.

" Mendingan aku mengalah saja yang penting perutku kenyang, bawah tenang daripada dia merajuk, habis sudah duniaku, yang ada kacau balau" gumamnya dalam hati.

"Ayo kita makan dulu sayang" Mereka masuk ke area food court dan memesan beberapa makanan. "Mah, nanti ke tim*zone ya main sebentar. Kinan ingin kesana, sudah lama tidak bermain. Ayah Shafiq dan mama Ifa sibuk" pintanya

"Oke, tapi sebentar saja ya habis itu kita pulang. Nanti adek dirumah nangis kelamaan kita keluar. Nanti mama anterin Kinan pulang, besok kan sekolah"

"Iya mah"

Setelah bermain sebentar mereka pulang mengantar Kinan kembali ke rumahnya. Navysah mendapat telepon kalau si Inka menangis mencari dirinya.

Bab 3

Mereka mengantarkan Kinan ke rumahnya dan bercengkrama dengan Shafiq dan Ifa di ruang tamu.Bu Erni duduk disamping Navysah dan memegang tangannya " Bagaimana kabar anak - anak Nav?" tanyanya, " sudah lama ibu tidak kesana"

"Alhamdulillah mereka sehat bu, mereka sangat aktif terkadang aku merasa lelah dan stress menghadapinya". Navysah bergelayut di lengan bu Erni dengan manja layaknya orang tua sendiri. "Aku kangen ibu"

"Iya ibu juga kangen, nanti ibu kapan - kapan kerumah kamu lagi. Terkadang Khaffi rewe, l kasihan si mbak nya. Kinan sering dirumahmu masa ibu mau ninggalin Khaffi kan nggak bisa juga"

"Navy tunggu kedatangan ibu,dan navy tahu ibu sibuk mengurus Khaffi, Ibu jaga kesehatan ya" Navysah sedih melihat wajah bu Erni yang terlihat lelah, dirinya tahu walaupun ada baby sitter untuk Khaffi, bu Erni akan tetap mengawasi dan menjaga cucunya dengan baik.

"Ayah, Aku dapat gamis baru dari mama Navysah ada tiga di lemari buat aku mengaji disana. Dan tadi ke toko buku beli ini" Kinan menunjukkan buku, tas dan tempat pensil miliknya yang baru dibeli.

"Bagus kan mah?" tanyanya pada Ifa.

"Bagus, Nanti kalau beli apa - apa bilang sama mama Ifa dan Ayah Shafiq dulu ya sayang. Masa mama Navy terus yang beliin"

"Iya mah, tapi mama Navysah tidak marah kok" Kinan menundukkan kepalanya dan duduk disamping Navysah meminta pembelaan.

"Santai saja fa, aku nggak papa kok. Jangan kayak orang lain kita sudah seperti keluarga" Navysah mengelus rambut Kinan.

"Kinan cengeng suka pamer" cebik Raffa yang bergelayut di lengan Ayahnya sedari tadi dirinya ingin disisi ibunya, namun Raffa selalu kalah cepat dari Kinan.Kini dirinya mulai mengantuk dan sering menguap.

Shafiq yang sedang bercerita dengan Davian sembari mendengarkan para wanita mengobrol.

" Kinan selalu berada disana, ada apa - apa selalu bilang padamu Navysah, sedangkan padaku dan Ifa terkadang dia tidak seterbuka itu. Aku jadi heran orang tuanya aku atau kamu sih?" Shafiq menggelengkan kepalanya dan melihat Kinan yang selalu menempel disamping Navysah .

" Iya, aku juga heran padahal kasih sayang kami pada Kinan tidak berkurang tapi Kinan selalu betah disana padahal dirumah ada adiknya sendiri,tapi dia lebih menempel padamu. Nanti jika dewasa nikahkan saja dengan Raffa. Dia selalu mengekori anakmu kemanapun" Ifa terkekeh dan mengingat anaknya selalu merengek pada Raffa untuk menuruti semua keinginannya dan selalu mengikuti Raffa di sekolah manapun.

Davian memutar bola matanya malas "Masih kecil tidak usah memikirkan perjodohan, biarkan anak - anak memilih sendiri mana jodoh yang terbaik untuknya.Walaupun nantinya mereka tidak berjodoh, Kinan sudah kuanggap anakku sendiri" tegasnya.

"Betul, apa yang dikatakan Davian. Masih jauh memikirkan hal itu, bagiku Kinan bisa tumbuh jadi anak yang baik itu sudah cukup. Aku ingin dia fokus belajar dan bercita - cita menjadi dokter seperti kita fa" Shafiq membenarkan perkataan temannya.

"Aku kan cuma bercanda kenapa kalian sangat serius!, Cari lelaki yang baik di masa depan akan sulit. Aku hanya ingin anakku mendapatkan suami yang baik dan menjadi keluarga bahagia. Aku tidak ingin anakku salah menikah " gerutu Ifa.

"Sudahlah, jangan berantem kayak anak kecil !" Navysah menghentikan obrolan dan mengganti topik lainnya hingga bersenda gurau.

"Ya sudah kami pulang dulu ya Shaf, takut si bocil nangis kejer" ucap Navysah. "Kinan bobo ya sudah malam, besok sekolah lagi sama Raffa. Mama pulang dulu" Navysah memeluk Kinan dengan penuh kasih sayang dan menciumi pucuk rambutnya.

"Iya mah" balasnya

"Oiya Navysah, berapa uang yang tadi Kinan pakai. Dia juga dapat baju baru darimu. Nanti aku transfer, jangan gratisan terus aku malu denganmu" Shafiq akan menekan nomor pada M-banking nya.

"Seratus juta!" Navysah sengaja meledek Shafiq dan terkekeh. " Berani transfer aku cium dirimu" ledeknya kembali , namun sepasang mata melirik tajam kearahnya dan Shafiq melihat hal itu.

"Wow...!! Mau dong dicium, Yaudahlah saya ikhlas dan senang hati menerimanya. Aku langsung transfer seratus juta biar dapat bonus darimu, hahahaha" dirinya sengaja tertawa keras untuk memancing siluman harimau didekatnya.

"Oh, mau dicium Navysah?! Langkahi dulu mayat Davian!" Ifa pun tak mau kalah menimpali perkataan suaminya. Dalam hatinya merasa ingin tertawa keras.

"Enak aja mayatku!, aku belum mau mati. Anak - anakku masih kecil! " jiwa ketus Davian kembali lagi. "Dan jika ada pria yang mencium istriku awas aja aku hajar dia habis-habisan!" ancamnya. Entah mengapa jika menyangkut istrinya dia tidak bisa bercanda, rasa cemburunya masih seperti yang dulu walaupun sekarang sudah memiliki lima anak.

"Ayo kita pulang!" ajaknya sembari menggandeng istrinya dengan erat dan menggendong Raffa yang tertidur.

"Assalamualaikum"

"Walaikumm salam"

" Dasar gila Davian!, masih saja cemburu padaku, aku kan cuma bercanda.Siapa juga yang mau mencium istri orang lain kalau istriku secantik ini" Shafiq merangkul pinggang istrinya. " Paling pulang dari sini ada perang Irak dan Iran, hahahaha" Shafiq tertawa keras.

Ifa mencubit pinggang suaminya "Ada Kinan dan Ibu , malu tahu" bisiknya. "Kamu dan Navysah juga, kalau bercanda nggak kenal tempat sudah tahu Davian modelnya begitu kamu bercandain"

"Sesekali boleh kali bangunin harimau ketus itu" Shafiq

* **

Di sepanjang jalan Davian selalu diam, tidak ada ucapan yang keluar dari mulutnya. Navysah melirik suaminya dan menghela nafas kasarnya. "Maaf, tadi cuma bercanda sama Shafiq. Jangan cemberut gitu napa sih, Mas masih cemburu sama Shafiq?"

Davian hanya diam tidak membalas pertanyaan istrinya hingga mobilnya masuk ke garasi rumah. Navysah bergegas masuk ke dalam rumah dan melihat anak - anaknya. Dirinya malas melihat Davian yang mendiamkan dirinya sejak tadi." Aku sudah minta maaf tapi dia selalu cuek. Bodo amatlah!" sembari memencet tombol lift ke lantai dua. Dirinya melihat Inka yang masih bermain boneka dan robot bersama Alif dan mbak Nita. Ketika melihat ibunya datang Inka langsung menangis kembali.

"Mah.. Mah.." rengeknya dan berjalan kearah ibunya.

"Iya, ini mama sudah datang. Tadi nyariin mama ya?" dirinya menghujani anaknya dengan banyak ciuman. "Alif kok belum bobo, kenapa sayang?" dirinya memeluk Alif dan menciumi juga.

"Alif elum ngantuk, tadi Fafa cama Kaka nangis kelas mah. Belicik" gerutunya.

"Iya bu, tadi Fafa sama Inka nangis terus nyariin ibu. Kini Fafa dan Inha sudah duluan tidur bareng mbak Siti, tinggal si bocil ini " Mbak Nita sembari membereskan mainan anak-anak.

"Makasih ya mbak sudah nemenin anak - anak. Tolong cuci kaki Alif dulu sehabis itu mba istirahat biar anak - anak tidur dengan saya"

"Baik bu" . Dan Alif menurut membersihkan kakinya bersama mbak Nita.

Navysah masuk dan melihat mbak Siti yang kelelahan menjaga anak - anak.

"Mbak tidur dikamar mbak saja, biar bocil sama saya dan bapak" perintahnya.

"Baik bu, saya permisi dulu"

Navysah menidurkan Inka di sampingnya "Sini nen dulu biar Inka cepet bobo" Navysah mengASIhi anaknya hingga bocil tertidur dengan pulas.Alif, Davian yang sedang menggendong Raffa pun masuk ke dalam kamar yang cukup besar dengan tiga springbed lantai berukuran besar yang dijadikan satu. Dirinya sengaja membuat satu kamar All in one untuk tidur bersama dengan semua anaknya. Sesekali mereka tidur di kamarnya sendiri.

Davian merebahkan anak-anaknya untuk tidur dan memberi Alif sebotol susu, ritual wajib sebelum tidur.

"Mas, tolong cek termosnya masih penuh nggak dan susu bubuknya coba dicek?" Navysah menunjuk termos yang berada di meja, takut nanti malam Khaffa akan menangis karena meminta susu botol.

Davian beranjak dan mengecek isi termos dan susu dalam kaleng. "Aman" dirinya masuk ke dalam selimut bersama anaknya.

"Kalau yang ini kamu nggak mau ngecek? Navysah melihat kearah bawah dan melirik Inka yang sedang nen.

" Nggak usah mancing - mancing, kalau aku khilaf kulibas juga kamu disini!" dirinya memeluk Alif dan memejamkan mata agar tidak tergoda gunungan sumber kehidupan anak - anaknya.

* **

Jangan lupa like, Vote and comment. Matursuwun All reader. Love you 😘😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!