"Domi, Aku yang naik duluan yah, kamu yang di belakang"
Pamit Sophie bergegas masuk kedalam angkot yang tersisa satu tempat duduk lagi.
"Iyah...hati-hati dijalan ya" Ucapku yang terpisah pulang dengan Sophie malam ini.
Tumben malam ini angkot penuh, biasanya sepi. Batinku.
Angkot Sophie mulai melaju perlahan.
Sophie dapat sisa duduk paling pojok, tempat yang paling nyaman buat menyandar melepas penat seharian kerja.
Tanganya membuka sedikit kaca angkot agar semilir angin malam dapat masuk menambah kesejukan.
Udara malam hari dengan pemandangan jalan raya yang tidak pernah sepi dengan segala aktivitasnya.
Sophie menutup matanya yang kelelahan dan telinganya mendengar celotehan-celotehan tidak jelas dari para penghuni angkot.
Ada yang saling ledek sesama teman, Ada yang meluapkan emosi karena kesal dimarahi bosnya, Ada yang tertawa, bercanda yang tidak jelas juntrungannya, dan Ada juga yang turun ketika mereka sampai ditujuan.
Di pertengahan perjalanan,
angkot berhenti,
Sophie dengar tempat duduk sopir dibuka, berarti Ada satu orang yang duduk didepan dengan supir,
Dan, Brak-brak!!!
Sophie membuka mata, dia lihat Ada tiga orang yang masuk tergesa,
satu orang dipintu dan dua lagi berhimpit diantara penumpang lain.
Sophie melihat gelagat aneh dari mereka.
Mereka menatap para penumpang dengan tajam, seolah akan memakan dan menerkamnya.
Tiba-tiba suasana hening, ketika seorang yang duduk Di depan pintu mengeluarkan pistol..
"Jangan teriak, kalau mau selamat serahkan semua barang-barang kalian"
Ucapnya sambil mengancam dengan pistol tadi.
Sophie lirik sopir didepan diancam dengan sebuah golok dilehernya, dan dia pun mau tidak mau menyerahkan uang setoran angkot dan melajukan angkotnya seperti biasa.
Riuh dalam angkot berubah mencekam, tawa dan candaan tadi berubah dengan ketakutan dari para penumpang yang mayoritas perempuan, sangat mudah ketakutan dan menangis.
Dua orang yang berhimpitan dengan para penumpang tadi pun mengeluarkan golok,
"Ayo, mana, serahkan" Ucapnya mendelik tajam, menodong-nodongkan goloknya.
Ada yang ketakutan sampai tidak bisa bergerak dan dia memakai kalung, kalung pun dirampas paksa oleh salah satu dari mereka,
dan salah seorang lagi masih menodongkan goloknya pada yang lain termasuk Sophie, Sophie diancam golok pada lehernya,
Sophie pun mengeluarkan dompet dan menyerahkan padanya.
Setelah melancarkan aksi dan mendapat kan semua barang rampasan mereka turun.
Angkot harusnya melaju pada pemberhentian terakhirnya yaitu terminal,
tapi malam ini angkot berbelok arah pada Polsek terdekat.
Sophie yang masih syock boro-boro menangis seperti yang lain,
dia hanya diam dengan tubuhnya yang bergetar.
Sopir angkot turun dengan semua penumpang yang terlihat syock,
Sopir langsung membuat laporan dan membawa semua orang yang ada pada kejadian tersebut sebagai saksi untuk membuat laporan pembegalan didalam angkot.
Sophie yang duduk didepan ruang tunggu polisi, mengeluarkan ponsel yang terus berbunyi dari saku dalam jaketnya,
ponsel Sophie tidak ikut kena begal, karena dia menutup jaketnya dengan rapat.
Ia mengangkat ponselnya..
"Sayang.., kamu dimana, kok belum sampai" Suara dari sebrang telpon.
"Polsek" Jawab Sophie bergetar.
Orang tadi kaget mendengar jawaban Sophie, Ia langsung menjalankan motornya, menuju tempat yang disebut.
Tidak berapa lama motor berhenti, ia melihat orang yang akan dijemputnya duduk sendiri di ruang tunggu polisi.
"Ada apa sayang, kenapa kamu disini?" Ucapnya memburu dengan pertanyaan, terlihat khawatir dan panik.
Sophie masih belum menjawab.
"Sayang kamu nggak apa-apa kan?" Tanyanya lagi menggoyangkan tubuh Sophie yang belum bereaksi dengan pertanyaannya.
Sophie menatapnya, dan sepersekian detik Sophie sudah menangis sejadinya dipelukan sang pacar...
. . . .
...Bersambung...
Hallo semua Aku Aleena ,
baca cerita lainku yang berjudul :
✔ Dua Hati
✔ Elegi Cinta Yuki
✔ Silence
dan jangan lupa beri dukungan dengan Like, Vote, Favorit dan Komentarnya.
Partisipasi kalian sangat berharga buatku agar terus semangat berkarya dan menulis.
Terimakasih dan selamat membaca.
Angkot Dominique berhenti didepan tukang nasi goreng pinggir jalan langganannya.
"Bang...biasa,
pedes pake ati ampela telornya didadar pakein daun bawang, nggak usah pake acar dan ketimun,
inget jangan lupa lagi kemarin ada acar sama ketimunnya tuh" ucap Dominique mengingatkan lagi pesanan nasi gorengnya.
"Eh..Neng Domi.. maaf kemarin rame Neng,
abang kelupaan, jadi nggak sengaja acar sama ketimunnya kemasukin ke nasi gorengnya si eneng.. "
kata abang Nasi goreng.
"Ya udah nggak apa-apa bang, tapi sekarang jangan lupa lagi Yaa.. " pintaku.
"iya Neng" si abang langsung membuat pesananku.
Aku duduk dibangku plastik sambil membuka ponsel,
memerikasa isi pesan yang sedari tadi berbunyi dari grup tempat kerjaku.
huh, malam-malam masih ngebahas kerjaan, orang-orang mah pulang nggak bawa kerjaan, bisa tidur dengan nyenyak,
sedangkan kerjaanku..Ada aja yang dibahas. Keluh Dominique.
Setelah melihat deretan pesan dalam grup, yang meminta agar personil bisa lebih meningkatkan omset jualan dan service pada para pelanggan.
"Neng Domi.. ini pesanannya"
"Eh iya berapa bang?"
"biasa Neng.. lima belas ribu"
Domi mengeluarkan uang puluhan ribu dua lembar dan memberikan pada abang nasi goreng.
"ini kembaliannya Neng.. "
"Iya, makasih ya bang"
Dominique meninggalkan tukang nasi goreng,
berjalan pelan menuju rumah sewanya.
Rumah kecil yang dia sewa tahunan, karena rumah peninggalan kedua orangtuanya terpaksa dia jual untuk melunasi hutang-hutang ayahnya.
Dominique harus bisa membagi pengeluaran dengan gajinya yang pas-pasan agar dia bisa berhemat dan bertahan hidup dengan keperluan yang lainnya.
. . . . .
Di sebuah apartment mewah..
"Bagaimana John?"
tanya seorang pria angkuh berbadan besar dan tampan.
John memberikan amplop coklat, yang berisi berbagai informasi dan foto seseorang.
Pria angkuh tadi menatap foto itu begitu dalam.
"Apa Tuan mau melihatnya langsung"
"hmm.. sudah sepuluh tahun.. " gumanya.
"Besok malam saya akan mengantarkan anda"
"hmm.. "
"Baiklah Tuan, saya tinggal, jika ada hal mendesak anda bisa langsung menghubungi saya"
John berkata.
Pria tadi hanya mengangguk, dan John pergi menghilang dari hadapannya.
. . . .
Dominique meletakan bungkusan nasi goreng tadi di meja makan. Ia melempar tasnya sembarang ke bangku.
Dominique masuk kamarnya, lalu keluar lagi membawa baju ganti, masuk ke kamar mandi, berbersih sebentar dan mengganti bajunya..
Ia mengambil piring dan sendok didapur yang letaknya tidak jauh dari meja makan,
ia duduk lalu mulai membuka bungkusan nasi gorengnya, awalnya dia menikmati makan nasi goreng tadi,
hingga setelah beberapa suapan yang masuk ke mulutnya, tiba-tiba bulu-bulu ditangannya berdiri,
Dominique makan nasi goreng merinding..
"Ada apa nih kok jadi merinding begini"
Dominique yang menghentikan makannya, memegangi tengkuk lehernya, menengok kanan dan kiri., iihh.. sepiii..
"Akh.. masa ada setan sih"
Dominique bergidig, melempar sendoknya, meninggalkan nasi gorengnya,
kabur berlari masuk ke kamarnya, lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut..
"Jangan ganggu dong.. jangan ganggu.. pergi kau setaaannn.. "
ucap Dominique seperti lagu mbah dukunnya alam..
Dan ketika peristiwa Dominique terjadi, seseorang yang sedang menatap foto dari ranjangnya berkata..
"Aku merindukanmu, kali ini aku tidak akan melepaskanmu lagi...
. . . .
...Bersambung...
Hallo semua Aku Aleena ,
baca cerita lainku yang berjudul :
✔ Dua Hati
✔ Elegi Cinta Yuki
✔ Silence
dan jangan lupa beri dukungan dengan Like, Vote, Favorit dan Komentarnya.
Partisipasi kalian sangat berharga buatku agar terus semangat berkarya dan menulis.
Terimakasih dan selamat membaca.
Dominique bangun dengan mata panda, selimutnya sudah terjatuh dilantai.
huh, sial gara-gara mikirin ada setan, semalaman jadi nggak bisa tidur.
Dominique berjalan malas keluar kamarnya sambil menguap lebar dan meregangkan tangannya keatas.
"Sarapan apa Yaa. . "
Ia masuk ke kamar mandi, mencuci muka dan gosok gigi.
"Nyabu aja deh"
Ia berjalan malas keluar,
keluar gang sempit rumahnya.
Tukang bubur ramai pembeli, Dominique memesan bubur dan duduk berbarengan dengan yang lain.
Dari seberang jalan sudah terpakir mobil mewah yang mengawasi gerak-gerik Dominique.
Seseorang dari kaca mobilnya, yang sengaja dia turunkan untuk melihat dengan jelas Dominique..
"Hei.. John, apa itu" Ia mengerutkan dahinya kesal.
"Bubur ayam Tuan"
"Aku tahu,
maksudku, baju yang dipakainya..
kenapa dia keluar pakai baju seperti itu"
gerutunya tambah kesal.
"Itu daster Tuan, motifnya hello kitty"
John yang membalas ucapan Tuannya dari kaca spion.
"Iya, iya.. kenapa dia keluar pakai baju seperti itu... apa dia setiap hari seperti itu..
sudah tipis dan minim... wajahnya kumal lagi, dan lihat itu.. dia tersenyum manis dengan lelakinya dihadapannya.. "
komentarnya bertambah kesal.
Aduh...Tuan Haiden.. Anda selalu saja bersikap seperti ini kalau berurusan dengan Nona Dominique. Keluh John dihati.
"Apa kita turun saja Tuan,
mungkin anda ingin menyapanya, anda kan sudah lama tidak bertemu dengan Nona Dominique"
tawar John, akan membuka pintu mobilnya.
"Tidak, tidak jangan sekarang, Aku belum siap" jawab Haiden.
"apa kita tetap disini Tuan"
"Tidak usah,
suruh saja orang biasa mengawasinya"
"Sudah Tuan, selama sepuluh tahun ini, dua puluh empat jam, seperti yang Ada perintah kan"
"Kembali ke kantor, kita mulai rapatnya, Aku ingin tahu kondisi perusahaan setelah sepuluh tahun kutinggalkan"
"Baik Tuan"
Kaca pun ditutup dan mobil mulai melaju, meninggalkan Dominique yang masih menikmati sarapannya.
. . . .
Waktu menunjukkan pukul 11 siang,
Dominique sudah mandi dan rapih,
siap berangkat bekerja.
Jadwal Hari ini adalah shift siang Dominique.
Ia berjalan keluar rumahnya,
jarak perjalanan dari rumah sampai tempat kerja sebenarnya tidak terlalu jauh,
namun karena Dominique berjalan kaki ke tempat pemberhentian angkot, menunggu angkot, belum ngetem angkot, mencari penumpang dan macet bisa menghabiskan waktu satu jam setengah untuk sampai ke tempat kerjanya.
Dominique sebenarnya bisa naik ojek online tapi buat dia ongkosnya terlalu mahal,
jadi dia tidak bisa irit buat kebutuhan lainnya..
Dan sebelum berangkat kerja Dominique selalu menyempatkan diri membawa bekal, Yaa.. walaupun isinya cuma nasi, mie goreng instan dan telur dadar,
buat Dominique itu makanan termewahnya..
Jam setengah satu siang Dominique sudah sampai didepan pelataran ruko berlantai empat.
Dominique bekerja disebuah Cake Shop atau Toko Kue.
Ruko depan tersedia untuk parkir para pengunjung. Security area cake shop selalu berjaga dan kadang membantu parkir mobil para pengunjung.
"Selamat siang Bu Ocha"
sapa Dominique pada salah satu security wanita saat dia datang dan sedang melakukan check body juga isi tas Dominique sebelum masuk ke area kerjanya.
"Siang juga mbak Domi, eh.. mbak Domi sudah tahu belum kejadian semalam sama mbak Sophie?"
tanya Bu Ocha yang langsung bergosip.
"Belum tuh Bu, emang ada apa ya? Sophie juga nggak kasih tahu apa-apa kok sama aku" balasku sedikit penasaran juga.
"Itu loh mbak.. Aku juga tahu dari ruko tetangga sebelah kita, katanya dia semalam satu angkot sama mbak Sophie, dia bilang angkotnya kena begal semalam"
lanjut Bu Ocha
"Begal bu.. trus gimana keadaannya Sophie Bu? " Aku yang langsung khawatir.
"Mbak Sophie Hari ini nggak masuk mbak..masih syock,
tadi pacarnya datang ngabarin sama bawa surat dokternya"
"oh.. gitu ya Bu, makasih infonya, nanti Aku telpon Sophie pas break,
Aku masuk dulu ya bu, takut telat belum ganti seragam.. "
ucapku bergegas masuk.
. . . .
...Bersambung...
Hallo semua Aku Aleena ,
baca cerita lainku yang berjudul :
✔ Dua Hati
✔ Elegi Cinta Yuki
✔ Silence
dan jangan lupa beri dukungan dengan Like, Vote, Favorit dan Komentarnya.
Partisipasi kalian sangat berharga buatku agar terus semangat berkarya dan menulis.
Terimakasih dan selamat membaca.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!