NovelToon NovelToon

Terjebak Kesalahan Satu Malam

Prolog

Cerita di novel ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan kejadian. Itu tidak disengaja. 😂

Jangan lupa favorit kan, like dan rate bintang 5 jika suka karya aku ini.

Tapi jika kalian tidak suka, silahkan tinggalkan tanpa berkomentar yang melukai hatiku yang selembut salju ini.😅

Dan penting untuk diingat.‼️

Jadilah pembaca setia yang ...

💜 Tidak menimbun bab (ketika bab sudah banyak atau sudah tamat baru baca).

💜Tidak baca lompat-lompat bab.

💜Tidak baca sedikit langsung kabur.

Alasannya karena itu akan membuat level karya ini menjadi sangat rendah. Karena kalau levelnya sangat rendah, aku terpaksa tidak melanjutkan novel ini atau pindah lapak.

Maaf karena aku egois, tapi sebagai Author, aku juga butuh pemasukan untuk beli kuota.

Maka jadilah pembaca setia yang menerapkan tiga poin di atas. Karena level karya di tentukan oleh pembaca setia.

Mohon pengertiannya ya sayang akuh ... 🙏🏼🥰

Selamat membaca dan semoga suka.

💜💜💜

Prince Rainer Rathanaporn (Prince)

Umur : 27 tahun

COO di Emperor Corporation dan orang kepercayaan Steven Surendra.

Sang Casanova Devil Club.

Queensha Ravindra (Queen)

Umur : 22 tahun

Putri Tunggal Kenedy Ravindra (Pemilik Kingdom Corporation)

Ahli waris Kingdom Corporation

Kaisar Mahaprana (Kai)

Umur : 26 tahun

Putra dari Fransco Mahaprana (Pemilik Royal Corporation)

Calon tunangan Queen.

Baramitha Eden (Mitha)

Umur : 22 tahun

Putri dari Robert Eden (Pengusaha real estate terkenal)

Pemilik Eden cafe.

Sahabat Queen.

Rafael Surendra

Umur : 25 tahun

Putra dari Steven Surendra (Pemilik Emperor Corporation)

CEO Emperor Corporation.

Kekasih Elsa

Elsa Ananta

Umur : 22 tahun

Teman sekolah Queen dan Mitha.

Kekasih Jovan dan Rafael

Jovanes (Jovan)

Umur : 27 tahun

Manajer pemasaran di Kingdom Corporation dan orang kepercayaan Kenedy Ravindra.

Kekasih Elsa dan Mantan kekasih Queen.

James Evans

Umur : 27 tahun

Sahabat Prince.

***

💜💜💜

Prince berjalan dengan wajah yang berseri-seri menuju apartemen sang kekasih, hari ini dia berencana untuk melamar wanita yang dia cintai itu. Prince sengaja tidak memberitahukan kedatangannya karena dia ingin membuat kejutan.

Langkah Prince terhenti di depan sebuah pintu bercat putih, dia segera menekan bel. Tak lama kemudian, pintu itu terbuka dan wajah Prince berubah seketika saat melihat seorang lelaki bertelanjang dada dan hanya mengenakan handuk di pinggangnya, berdiri di hadapannya.

"Maaf, kau siapa?" Tanya lelaki itu.

"Mana Angel?" Prince balik bertanya dengan jantung yang berdetak tak karuan.

"Ada perlu apa kau mencarinya?"

"Siapa yang datang, Sayang?" Seorang wanita berteriak dari dalam apartemen. Prince tahu betul itu suara siapa.

Tanpa permisi, Prince menerobos masuk ke dalam apartemen kekasihnya itu.

"Hey, apa yang kau lakukan?" Lelaki itu berusaha menahannya.

Buuughh ...

Prince meninju lelaki itu dengan sekuat tenaga, sehingga dia terhuyung ke belakang.

"Aku yang datang." Jawab Prince dengan sorot mata menyalang. Emosinya sudah benar-benar diambang batas, hatinya sakit mengetahui wanita yang begitu dia cinta bersama lelaki lain.

"Prince ...?" Wanita yang bernama Angel itu terkejut setengah mati dengan mata yang melotot memandang Prince. "Kenapa kau tidak bilang mau datang?" Angel berusaha tetap tenang sambil meremas handuk yang menutupi tubuh polosnya.

"Berani sekali kau memukulku?" Lelaki itu marah dan ingin membalas Prince, tapi Angel melarangnya.

"Jangan!!! Aku mohon jangan!" Teriak Angel sambil berlari menghadang lelaki itu. "Prince, aku minta maaf." Angel memohon.

"Tadinya aku datang ingin melamar mu. Tapi apa yang aku dapat? Kenyataan jika kau mengkhianati ku." Prince berbicara dengan suara yang bergetar, dia mengepalkan tangannya untuk menahan geram.

"Prince, aku bisa jelaskan." Angel berusaha menyentuh tangan Prince, tapi lelaki tampan itu mengelak dengan cepat. Sementara lelaki selingkuhan Angel hanya diam terpaku di tempatnya.

"Jangan sentuh aku! Dasar pelacur!" Bentak Prince dan bergegas pergi meninggalkan apartemen kekasihnya itu dengan perasaan yang hancur.

"Prince ...!!! Jangan pergi!!! Aku minta maaf!" Angel berteriak histeris.

Prince terus melangkah tanpa memperdulikan Angel. Pupus sudah harapannya untuk meminang sang kekasih, hari yang seharusnya penuh kebahagiaan kini berganti menjadi luka yang teramat sakit.

Sejak saat itu Prince tak percaya lagi dengan yang namanya cinta, dia menganggap semua wanita itu sama. Dia hanya bersenang-senang dengan para wanita jalang di Devil Club, tanpa mau terikat dengan mereka, dia tak ingin jatuh cinta dan terluka lagi seperti dulu.

Dan karena itulah dia diberi gelar Sang Casanova Devil Club.

***

Bab 1

Kamar hotel super mewah menjadi saksi bisu pergulatan panas dua insan yang dipenuhi hasrat, keduanya terkulai lemas di atas ranjang setelah mencapai apa yang mereka inginkan.

"Ini bayaran untukmu." Seorang lelaki berparas tampan bernama Prince, melempar beberapa lembar uang seratusan kepada wanita yang baru saja memberikannya kenikmatan dunia.

"Kenapa terburu-buru sekali? Aku masih bisa memuaskan mu lagi." Ucap wanita itu genit, seolah-olah tak rela meninggalkan Prince.

"Aku tidak akan memakai wanita yang aku sewa dua kali. Sekarang juga pergi dari sini!" Prince mengusir wanita bayaran itu dengan angkuh.

"Baiklah." Balas wanita itu dan segera beranjak dari sisi Prince dengan perasaan kesal. Baru kali ini dia diusir oleh pelanggannya.

Tiba-tiba ponsel Prince berdering, dengan malas dia meraih ponselnya dan menjawab panggilan masuk yang ternyata dari sahabatnya yang bernama James.

"Heemmm ..."

"Kau dimana, Prince?" James.

"Di hotel." Prince menjawab dengan singkat.

"Ya ampun, kau tidak punya tujuan lain ya?" James.

"Berisik! Ada apa kau meneleponku?" Tanya Prince malas.

"Aku dan yang lain sedang berada di Devil Club, kau kesini dong!" James.

"Ya aku akan kesana."

"Baiklah, jangan lupa mandi wajib dulu ya. Hahaha ..." James.

"Bangsat!" Prince memaki James dan mematikan panggilan itu.

Setelah memastikan wanita penghibur tadi sudah pergi, lelaki bertubuh atletis dengan perut kotak dan berkulit putih bersih itu melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

***

Prince keluar dari kamar hotel yang dia sewa dan berjalan menuju lift, tapi tiba-tiba seorang wanita berlari dan menabraknya dari belakang.

"Maaf ... maaf ..." Ucap wanita yang bernama Queen itu tanpa memandang Prince dan kembali berlari menuju lift. Tapi Prince bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Queen buru-buru menekan tombol lift dan bergegas masuk setelah pintu lift itu terbuka. Sebelum pintu lift itu tertutup, Prince segera masuk dan berdiri di sampingnya.

Prince terus memperhatikan Queen dengan tatapan tak terbaca. Wajah cantik, kulit putih bersih dan tubuh bak model membuat naluri playboy Prince bergejolak.

Tapi sesuatu yang sedikit mengganggu penglihatan Prince, mata wanita itu basah, sepertinya dia baru saja menangis.

Tiiiing ...

Pintu lift terbuka dan Queen buru-buru keluar, Prince hanya memperhatikan tubuh bagian belakangnya.

"Cantik dan seksi. Pasti menyenangkan bisa membawanya ke atas ranjang." Gumam Prince sambil membayangkan Queen di ranjangnya.

Tak mau berlama-lama memikirkan yang tidak-tidak, Prince pun bergegas pergi dari hotel itu, melesatkan mobil sport mewahnya menuju Devil Club. Tapi entah mengapa bayang-bayang Queen terus berlarian dipikirannya?

Prince tak bisa melupakan wanita itu, bibirnya, lekukan tubuhnya, dan semua yang dia punya begitu menggoda. Prince seperti jatuh hati kepadanya.

"Shit! Harusnya tadi aku mengajaknya berkenalan." Ucap Prince kesal. Dia bahkan tak tahu siapa nama wanita yang telah mencuri perhatiannya itu.

Mobil yang dikendarai Prince melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan ibu kota yang tidak terlalu ramai. Tak butuh waktu lama, lelaki dengan sejuta pesona itu tiba di tempat tujuannya.

***

Hujan rintik-rintik di malam dingin ini seakan menemani kepedihan hati Queen, baru saja dia memergoki kekasihnya berselingkuh dengan temannya sendiri di kamar hotel.

"Aaarrggh ...! Aku benci kalian!" Ucapnya penuh emosi sembari menggenggam erat stir mobil.

Air matanya jatuh tak tertahankan disaat dia kembali teringat kejadian menyakitkan itu.

**

Dengan langkah yang cepat Queen berjalan menuju sebuah kamar hotel, setengah jam yang lalu seseorang tak dikenal mengirimkan alamat hotel ini beserta nomor kamarnya dan meminta dia datang.

Setelah memastikan nomor kamar ini sesuai dengan yang diberikan orang misterius itu, dia pun mengetuk pintunya.

Tok ... tok ... tok ...

Diketuk kan ketiga, pintu kamar itu pun terbuka dan memperlihatkan seorang pria bertelanjang dada yang sangat dia kenal bersama seorang wanita yang juga dia kenal.

"Jovan ...! Elsa ...!" Pekiknya dengan mata yang membulat. Dia sungguh tak menyangka akan melihat sang kekasih berada di kamar hotel bersama temannya sendiri.

"Queen ...?" Jovan dan Elsa juga terkejut setengah mati.

"Kalian menjijikkan!" Teriak Queen penuh emosi, air matanya seketika jatuh membasahi pipi.

"Queen, aku bisa jelaskan semuanya." Jovan berusaha meraih tangan Queen itu, tapi dia segera menghindar.

Plaaaakk ...

Satu tamparan kuat mendarat di wajah Jovan, mendadak pipinya terasa panas. Sementara Elsa hanya terdiam.

"Aku tidak butuh penjelasan apapun darimu! Apa yang aku lihat sudah cukup. Kita putus!" Ucap Queen tegas sambil menyeka air matanya.

"Queen, ini tak seperti yang kau lihat." Jovan masih berusaha membela diri.

"Bajingan kau!" Queen berlari meninggalkan kamar hotel itu.

"Queen ...!" Teriak Jovan. Queen terus berlari meskipun dia mendengar teriakkan sang mantan kekasih.

**

"Kenapa kau lakukan ini? Apa salahku?" Queen terisak.

Dia menangis begitu pilu, hatinya benar-benar sakit mendapati kenyataan pahit ini. Selama lima tahun menjalani hubungan, ternyata semua harus kandas dengan cara seperti ini.

Padahal dia sudah membantu sang kekasih agar bisa bekerja di perusahaan Ayahnya dan menjadi orang kepercayaan disana, tapi ini balasan yang dia dapatkan.

***

Bab 2

Semua mata tertuju kepada sosok pria tampan yang dijuluki Casanova Devil Club, siapa lagi kalau bukan Prince. Tempat ini seolah menjadi saksi tindak tanduknya dalam mencari kenikmatan dunia. Pesonanya selalu membuat wanita mana pun bertekuk lutut dan berakhir di ranjang bersamanya.

"Hai ... Prince Rainer Rathanaporn, sang Casanova." Sapa James saat melihat pria berdarah Thailand-Indonesia itu berjalan mendekati mejanya. Teman-teman mereka yang lain hanya tertawa.

"Berhentilah memanggilku begitu!" Pinta Prince tegas.

"Kenapa? Kau malu? Atau sudah bertobat?" Ledek James dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Aku hanya tidak suka julukan itu." Jawab Prince sembari duduk di samping James.

"Hahaha ... tapi julukan itu pantas untukmu." Sahut James.

"Cckk ... hentikanlah!" Balas Prince.

"Baiklah ... baiklah ...!"

James dan teman-temannya yang lain bercanda tawa di temani wanita-wanita penghibur yang cantik dan seksi, tapi tak satupun membuat Prince tertarik.

Prince tak banyak bicara, dia hanya memperhatikan teman-temannya yang berceloteh sambil menenggak minuman di depannya.

Tapi mata Prince membulat sempurna saat melihat sosok yang tak asing baginya sedang duduk sendiri di meja bar.

Bukankah itu wanita yang tadi?

Seorang wanita bergelayut manja di pundak Prince, tapi dia tak meresponnya sama sekali. Membuat wanita itu sedikit kesal.

Queen yang benar-benar kacau dan patah hati memutuskan ke club malam untuk menenangkan diri, dia memesan minuman beralkohol dan menenggaknya.

Seorang lelaki misterius menghampiri Queen yang sudah setengah mabuk dan tanpa sepengetahuannya, lelaki itu mencampurkan sesuatu ke minumannya.

"Kenapa kau mengkhianati ku, haa ...?" Queen mengoceh sendiri lalu menenggak kembali minumannya.

"Ungkapkan lah semuanya! Aku akan mendengarkan mu." Ucap lelaki misterius itu sembari merangkul pundak Queen.

Prince yang melihat itu merasa tidak suka.

"Kurang apa lagi diriku? Aku mencintaimu, tapi kau mengkhianati ku. Aku benci kau!" Bentak Queen dan berusaha mendorong lelaki itu.

Lelaki misterius itu memegangi tangan Queen, dia tak melepaskan nya meskipun Queen memberontak.

"Lepaskan dia!" Suara dingin Prince menyambar indera pendengaran lelaki misterius itu.

"Siapa kau? Jangan ikut campur!" Sergah lelaki itu, dia memandang tidak suka kepada Prince.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku! Lepaskan dia sekarang juga!" Pinta Prince tegas.

"Tidak akan!" Balas lelaki itu.

Buuughh ...

Satu tinjuan mendarat di wajah lelaki itu, dia sampai terhuyung ke belakang dan melepaskan Queen.

Prince segera menangkap tubuh lemah wanita itu sebelum dia terjatuh.

"Ada apa?" James yang melihat perkelahian itu segera menghampiri mereka, begitu juga dengan teman-teman yang lain.

"Pergi dari sini sekarang juga! Sebelum tulang-tulang mu remuk." Ancam Prince. Dia mengabaikan pertanyaan James.

Melihat teman-teman Prince yang ramai, lelaki misterius itu menjadi ciut, dia bergegas pergi dari tempat itu.

"Aku ada urusan. Kalian lanjutkan saja, jangan menungguku!" Ucap Prince sambil membawa Queen yang sudah mabuk berat.

"Dasar kau!" James tersenyum melihat kelakuan sahabatnya itu.

***

Prince membawa Queen ke kamar hotel yang masih satu gedung dengan Devil Club, dia memapah Queen yang sudah setengah sadar.

Prince membaringkan Queen di atas ranjang dan segera melucuti pakaiannya, tubuh indah dan putih mulus terpampang jelas di hadapannya. Bagaikan mimpi, baru saja dia membayangkan Queen ada di ranjangnya dan sekarang benar-benar terjadi.

Queen yang sudah mabuk dan dalam pengaruh obat perangsang, terus menggeliat, membuat Prince semakin bergairah.

"Panas ... ah ...." Ucap Queen pelan, lebih seperti desahan.

Tanpa basa-basi lagi, Prince membuka pakaiannya dan segera menindih tubuh polos Queen. Dia menciumi bibir dan leher Queen dengan rakus, dan gadis itu membalasnya. Prince semakin yakin jika Queen adalah wanita yang berpengalaman.

Lelaki tampan yang sedang terbakar gairah itu menyatukan tubuhnya dengan Queen, terdengar lenguhan kecil dari wanita itu. Tapi Prince menghentikan aksinya saat menyadari jika Queen masih perawan.

"Ternyata ini yang pertama untukmu." Prince memandang lekat wajah cantik Queen. Seumur hidupnya, Prince belum pernah melakukannya dengan wanita yang masih perawan. Ada sedikit rasa penyesalan di hatinya.

Tapi tiba-tiba Queen menarik tengkuk Prince dan melu mat bibir lelaki itu, membuat Prince kembali terbakar api gairah yang membara. Sudah kepalang tanggung, Prince pun akhirnya melanjutkan adegan ranjang yang sempat tertunda tadi. Melupakan sejenak apa yang dia sesalkan.

Prince menikmati malam panjang ini dengan kepuasan yang tiada tara. Baru kali ini dia merasakan bercinta dengan wanita perawan, walaupun dalam keadaan setengah sadar, tapi semuanya terasa begitu nikmat.

Tapi satu hal yang dilupakan oleh Prince, dia tidak memakai pengaman seperti biasanya.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!