Seorang pria berpostur tinggi bulu mata yang lentik bola mata kecoklatan menambah kesan tampannya bulu halus yang hinggap di area wajahnya menambah kesan kharismanya keluar dari mobil, gedung yang menjulang tinggi dengan nama Wijaya Group di tatapnya gedung itu dengan serius lalu kemudian melangkah masuk kedalam para karyawan di perusahaan itu lalu memberikan hormat padanya... siapa lagi kalau bukan CEO di perusahaan itu pria tampan dengan tatapan khasnya dingin, datar, itulah pembawaannya, dengan diikuti oleh sekertaris sekaligus sahabatnyanya bernama Rio.
"selamat pagi pak" sapa sang karyawan dengan senyuman manis, bidang resepsionis. Farhan sang CEO itu hanya melewati karyawan yang tersenyum kagum kearahnya tanpa menjawab satupun sapaan karyawan itu ia berpikir waktunya sangat berharga bahkan dalam sekonnya. Farhan masuk kedalam lift khusus CEO lalu memencet tombol angka 29.
Ting
pintu lift terbuka farhan keluar dari lift lalu menuju keruangan bagian pojok kanan yang terdapat papan nama CEO Room. Lantai 29 adalah lantai yang memiliki dua ruangan satu khusus untuk CEO dan satunya untuk sekertaris CEO. Farhan masuk kedalam ruangannya dan menuju ke kursi kebesarannya itu, pemuda yang bernama farhan sekarang sudah menginjak kepala tiga itu orang-orang mengatakan kalau seorang farhan adalah pria berhati iblis ia tidak akan segan-segan membunuh siapapun yang mengusik tidurnya.
Tok tok tok tok
Tok tok tok tok
terdengar suara ketukan dari pintu luar
"Masuk" farhan dengan datarnya menjawab.
CEKLEK
seorang berkeparawakan pria memakai pakaian serba hitam mulai dari sepatu pantofel hak hitam celana kain hitam yang sangat pas dan kemeja hitam dan jas hitam yang begitu pas di tubuh seperti Pria dengan rambut pendek sebahu terikat rapi tapi tidak menutup kecantikan dan ketampanan wajahnya, tubuh yang tinggi serta sedikit berisi. Farhan hanya menatap datar kearahnya.
"ekhem, apa kau sekretarisku yang dikirim oleh ayah saya Wijaya Wardi Dinata?" Tanya Farhan tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Benar tuan" jawab sekertaris menunduk.
"Hmmm, siapa namamu?" Tanyanya sekali lagi.
"Panggil saya Jons tuan". Farhan memicingkan matanya ia menoleh ke arah sekertarisnya itu.
"Bukankah itu terdengar seperti nama pria? ralat kau benar pria tapi suaramu terdengar seperti perempuan".
"Oh, dia tidak tahu kalau aku memang wanita".
Farhan tersenyum devil. "Bagaimana kalau saya mengganti nama kamu agar terkesan cewe".
"Maaf tuan saya tidak setuju" Jons tersenyum lalu menunduk.
"Baiklah, memang apa saja jadwal meetingku hari ini?" Tanya Farhan lagi kembali mengalihkan atensinya pada laptop di depan.
"Untuk hari ini tidak ada tuan" jawab sekertaris Jons. "Apa Tuan membutuhkan sesuatu?".
"Tidak ada, keluarlah!!!" titah Tuan Farhan.
"Baik Tuan, saya permisi" ucap Jons mengundur diri. Setelah keluar dari ruangan CEO Jons si gadis tomboy itu melangkah menuju ruangannya tapi belum sempat masuk Jons melihat gadis cantik nan elegan tinggi serta baju minim seksi sehingga terpampanglah lekuk tubuhnya.
Sedangkan di dalam ruangan Tuan Farhan meminta sekertaris Rio untuk datang ke ruangannya melalui intercorm, ia akan memindah tugaskan sahabatnya ke perusahaan cabang milik Tuan Wijaya.
"Apa dia adalah kekasih bos?" Batin sekertaris Jons". Hmmmmm kenapa bos besar menyuruhku untuk mematai-matai wanita itu, hmm, ada yg tidak beres ini" gumam Jons menghampiri wanita seksi itu.
"Maaf nona ada yang bisa saya bantu?" Tanya Jons sopan. Wanita itu melihat Jons dari bawah sampai ke atas terlihat lucu, Jons menyipitkan matanya. "Cantik tapi sedikit gesrek" gumam wanita itu tersenyum meremehkan.
"Saya mendengar anda nona" ujar Jons datar.
"Aku ingin menemui pacarku sudah lama aku merindukannya" ujarnya tersenyum melebar, pikiran uang sudah menyebar di seluruh saraf otaknya sudah tidak sabar untuk menemui mesin uangnya itu.
"Hmm, wanita licik, sudah kuduga" gumam Jons dalam hati tersenyum devil.
"Kau sekertaris Farhan bukan?" Cepat antar nyonya mudamu ini keruangan tuanmu" ucapnya sombong.
"Ciih,, mungkin anda sedang bermimpi, bangunlah!!!". Wanita itu menatap tajam kearah gadis yang menyerupai laki-laki itu.
"Minggir jangan menghalangi jalanku!!" Pinta wanita itu pada Jons. Jons tersenyum devil.
"Hey wanita ular, aku tau rencana busukmu itu jadi cepat keluarlah atau aku akan menyeretmu!!" Ucap Jons menatap balik tajam.
"Hahahahaha" wanita itu terkekeh. "Sekertaris sialan, seharusnya kau tunduk padaku, sebentar lagi aku akan menjadi nyonya besarmu"ucapnya tersenyum licik. Jons mengernyitkan alisnya. Jons mendekat ke arah wanita itu lalu berbisik di telinga wanita itu
"Jangan bermimpi wanita ular berbisa atau tubuhmu itu akan menjadi santapan elangku" ucap Jons memandang remeh. Wanita itu terkejut bukan main wajahnya merah padam sambil menahan sesuatu yang panas dari dalam tubuhnya.
"Mungkin kali ini kau menang tapi ingat seekor ular berbisa akan mematuk mangsanya jika berani mengganggunya" ancam wanita itu menatap tajam.
"Wow, aku merinding" tutur Jons dengan wajah di buat takut. Dengan emosi yang sudah di ubun-ubun wanita itu pergi meninggalkan Jons. Jons bergidik ngeri melihat wanita tadi.
"Untung aku bukan wanita kalau tidak, mau taruh dimana wajahku ini punya spesies jenis yang sama" gumam Jons bergidik ngeri. "Eh bukankah aku cewek yah hahahha, lupa jenis" Jons tertawa dalam hati sambil senyum-senyum sendiri. Ia lalu melangkah menuju ke ruangannya.
Drt drt drt drt
Suara dering telepon berbunyi Jons segera mengangkat teleponnya.
"Halo boss besar ada apa?"
"Bagaimana kerja pertamamu? Apa menyenangkan? Tanya seorang laki-laki yang adalah ayah Farhan.
"Saya lebih suka menjadi pembunuh bayaran Tuan" jawab Jons apa adanya.
"Hmmm, kau tidak pernah berubah, tenanglah setelah ini aku akan menyuruhmu satu tugas yang kau sukai tentunya".
"Baiklah kalau begitu saya tutup dulu, tuan Farhan sedang memanggil saya".
"Baiklah semoga kau betah menghadapi sikapnya Jons".
Tut tut tut.
Jons membuka pintu ruangannya
CEKLEK
Farhan mengernyitkan dahinya
"Siapa yang kau telepon tadi?" Tanya Farhan menyelidik.
"Bos besar Tuan, ayah Tuan Farhan" jawab Jons sopan. Farhan mengangguk tanda mengerti. Matahari sudah semakin terik waktu makan siang pun tiba. "Ada yang bisa saya bantu Tuan?" Tanya Jons melirik kearah Farhan.
"Aku akan berkunjung ke rumah teman saya kamu tetap disini dan ingat jangan sampai ada kesalahan" jelas Farhan lalu meninggalkan Jons yang belum menjawab pernyataannya itu.
"Baiklah" jawabnya pasrah. "Kalau bukan karena perintah dari nyonya dan boss besar aku tidak mungkin menjadi sekertarisnya" batinya. Menuju kursinya untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.
"Kalau bukan karena kebaikan nyonya dan boss besar aku tidak akan melayani tuan muda gesrek lembek tidak bisa berkelahi itu. Kejam di luar lembek di dalam anak manja harus ada pengawalnya huufft" gumamnya kesal. Jons menatap tajam pada salah satu dokumen yang menarik perhatiannya di lihatnya angka nol yang banyak yang tidak sesuai dengan dokumen lainnya.
"Apa-apaan ini kenapa banyak sekali yang hilang. Cihh! Rupanya mereka mau mengelabui rubah, anak ingusan" mode singanya mulai on. Di raihnya satu batang rokok sempurna di letakan di bibir tipis yang merah merona di bakar rokok yang sudah siap untuk di santapnya kedua kakinya di letakan di atas meja kerjanya benar-benar tidak sopan, itulah sosok Jons dalam kesehariannya.
"Cihh, CEO tidak berguna, masalah ini saja tidak becus! Dasar pria memang tidak berguna" Jons menggerutu kesal. Semua orang di kantor berbondong-bondong untuk ke kantin mengisi perut mereka yang sudah keroncongan tapi berbeda dengan Jons gadis tomboy itu malah asyik dengan rokoknya sesekali memantau CCTV tersembunyi yang sudah di pasangnya jauh sebelum dia di tugaskan untuk menjadi sekertaris Tuan mudanya itu. Hari sudah semakin sore karena hari ini tidak ada agenda rapat jadi Tuan Farhan sudah pulang waktu makan siang tadi dan hanya beberapa karyawan yang lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya sedangkan Jons sudah pulang satu jam yang lalu.
Bersambung
Happy reading 🤗
Restoran FN (milik Farhan)
Farhan tengah duduk bersama wanita berparas cantik dan juga seksi dengan senyum genit siapa lagi kalau bukan kekasih Farhan.
"Sayang tadi aku ke kantor kamu tapi malah aku di hujat habis-habisan dan lebih parahnya lagi aku di usir oleh sekertaris sialan itu, apa dia sekertaris barumu? di mana sekretaris lama mu?" tutur wanita itu bersungut-sungut. Farhan yang mendengar itu terkejut
"Apa? berani-beraninya dia mengusir kamu apa dia gak tau siapa kamu hah!" Farhan yang sudah merah padam.
"Sayang" panggil wanita bernama Clara ia bergelayut manja di lengan kekar milik Farhan,
"Pokoknya aku gak mau tahu sekertaris sialan itu harus di pecat bahkan dia berani mengancamku dia bilang dia akan merusak hubungan kita... aku takut" ucap Clara yang mulai berakting matanya sudah berkaca-kaca. Farhan yang melihat kekasinya mulai menangis dengan cepat di raihnya tubuh ramping itu untuk di dekapnya
"Jangan takut aku akan memecat sekertaris ku itu berani-beraninya dia mengganggu orang yang ku cintai jangan nangis lagi yah". Clara melepaskan pelukannya.
"Terima kasih sayang aku mencintaimu" ucap Clara mengecup bibir ranum milik Farhan. Farhan yang mendapat serangan mendadak hanya tersenyum. "Ini yang membuatku makin sayang dan cinta ke kamu".
Sedangkan di lain sisi tepatnya di kursi yang tidak terlalu jauh dengan Tuan Farhan seorang gadis tomboy dengan rokok yang sudah bertengger di bibirnya itu terus menatap ke arah Tuan Farhan dan ular betina.
"Ciih murahan!! awas saja akan ku beri perhitungan" gumam Jons merasa geram.
"Dasar lelaki bodoh mau aja di peralat oleh wanita sialan itu, untung anak Boss besar kalau bukan udah aku habisi juga nyawanya bikin repot saja" gerutunya sambil menghisap batang rokok yang mulai habis itu.
"Sayang aku membutuhkan uang, aku ingin membeli tas keluaran terbaru" ujar Clara dengan wajah memelas.
"Ya sudah berapa yang kamu butuhkan aku akan TF ke rekening kamu". Clara yang mendengar itu begitu senang.
"Aku butuh 1 M apa kamu sanggup memberikannya sayang, maaf yang selalu merepotkan mu" ucapnya memasang wajah sedihnya.
"Hey sayang apapun yang kamu minta aku pasti akan mengabulkannya bahkan jika kau meminta nyawaku aku akan memberikannya" jelas Farhan mencium punggung tangan Clara.
Clara tersenyum sumringah. "Hahahah, enak juga punya kekasih kaya tapi bodoh" batin Clara bahagia.
Sedangkan Jons jangan di tanya lagi dia langsung bangkit merasa geram melihat sepasang kekasih yang begitu menjijikan di pandang mata, yang satunya munafik gila harta dan yang satunya lagi oon minta ampun. Jons bergidik ngeri bagaimana kalau ia berada di posisi Farhan "oh noooooooo, tidak akan ku biarkan itu terjadi aku bersanding dengan perempuan ular seperti dia tidak akan mungkin " teriak Jons dalam hati.
Waktu sudah menunjukkan jam 10 malam Jons mengenderai motor kesayangannya motor sport keluaran terbaru Motor termahal di dunia yang bernama NCR Leggera 1200 Titanium Spesial Edition yang memiliki harga senilai US $ 145.000 atau setara dengan 1,7 milyar rupiah Jons memberikan nama dengan sebutan Jodie kepada motor kesayangannya itu. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang ia ingin menikmati suasana malam minggu karena kepenatan hidup dalam bekerja, ia begitu menikmati udara malam hingga beban yang ia rasa sedikit berkurang namun sayup-sayup terdengar suara seperti minta tolong. Jons menghentikan motornya di pinggir jalan ia kemudian melangkah mencari sumber suara yang di dengarnya.
"Tolooong! tolooong!!!" Teriak seorang gadis yang di hadang 5 preman yang bertubuh tinggi dan berbadan besar.
"Hey cantik jangan buang-buang tenagamu simapanla untuk nanti kita akan bersenang-senang" ujar salah satu pria dan pria yang lainnya tertawa terbahak-bahak
"Hahahhahah, ayolah mumpung ini di tempat sepi kamu pasti akan menikmatinya" sahut pria yang lainnya.
"Ciih jangan pernah macam-macam sama aku atau kalian pasti akan menyesal" ancam wanita itu penuh amarah.
"Gimana kita tarik aja jangan tunggu lagi, kelamaan" ujar pria bertubuh besar itu lalu menyeret wanita itu untuk pergi ke tempat yang aman. Keringat dingin mulai bercucuran tubuhnya gemetar wajahnya begitu pucat
"Jangan!!! Aku akan berikan apapun yang kalian minta asal jangan ganggu aku" mohon wanita itu tapi tidak membuat preman-preman itu berhenti malah mereka semakin tertawa.
"Hahahah, hey nona cantik kami hanya ingin tubuh mulusmu itu". Preman yang satunya mulai mengelus wajah cantik milik wanita itu ia hendak menciumnya namu tiba-tiba sebuah tendangan berhasil mengenai pinggangnya.
"Dasar bedebah!! Cuiii" umpat Jons kemarahannya sudah di ubun-ubun. Di tendangnya satu persatu preman-preman tersebut para preman tersebut kewalahan menghadapi Jons yang sudah membabi buta menghajar mereka sampai mereka lari terbirit-birit. Wanita itu terkesimak melihat Jons hingga tanpa sadar wanita itu memeluk tubuh Jons dengan erat. Jons seketika terkejut tapi ia menetralkan dirinya
"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya Jons sembari mengelus pucuk rambut milik gadis itu.
"Terima kasih kau sudah menyelamatkan hidupku" ujar gadis itu menangis. Kini kemeja Jons sudah basah akibat campuran air mata dan ingus milik wanita itu.
"Sudahlah jangan menangis aku akan mengantarmu pulang" ucap Jons menggenggam tangan wanita itu. Wanita itu tersenyum bahagia.
Dag
Dig
Dug
Jantungnya berdegup kencang. Jons sebenarnya merasa risih dengan keadaan ini tapi karena jiwa kemanusiaannya hingga ia akan menahannya terlebih dahulu. Mereka sudah sampai di tempat Jodie berada Jons lalu naik motor sport kesayangannya di ikuti oleh wanita yang sempat di tolongnya.
"Dimana rumahmu?" tanya Jons yang sudah menancap gas. Wanita itu mempererat pelukannya dan bersandar di pundak Jons.
"Apa-apaan wanita ini dia pikir aku cewe apaan, apa jangan-jangan dia kelainan? oh God apa yang aku lakukan sekarang?" batin Jons
merutuki kebodohannya.
"Ekhem dimana rumahmu nona?" Tanya Jons sekali lagi karena tidak di tanggapi. Wanita itu terkesimak
"Ah,, hmm di jalan xxx" jawabnya sambil mempererat pelukannya.
"Bolehkah aku memelukmu seperti ini? Aku masih trauma" tanya gadis tersebut memancing. " Ah iya tidak apa-apa lakukanlah sesukamu" jawab Jons spontan
"Terima kasih" ucapnya tersenyum senang.
"Ah apa yang aku katakan barusan oh God please help me" batin Jons yang sudah meronta-ronta. "Apa lagi ini dia mempererat pelukannya apa ia hendak pamer payudara nya yang setengah besar itu ciih, emang aku gk ada apa keterlaluan" gumam Jons kesal dalam hatinya.
"Sepertinya aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pria ini memang kriteria ku banget hanya rambutnya sedikit gondrong tapi tak apalah yang penting aku suka" batinnya tersipu malu.
"Oh iya kenalin namaku Nadia, siapa namamu?" Nadia membuka percakapan
"Aku Jons" jawabnya singkat. "Nama yang keren aku suka".
"Hmmm, terima kasih" tutur Jons. Motor Jons sudah berada di depan apartemen yang tidak terlalu besar, Nadia dan Jons turun dari motor
"Terima kasih banyak Jons" ujar Nadia tersenyum something.
"Ah iya sama-sama" jons tersenyum kecut. "Berhubung kamu sudah di apartemen aku pamit pulang dulu" pamit Jons melangkah ke arah motornya namun langkahnya terhenti karena Nadia tiba-tiba saja memeluknya dari belakang. Jons yang spontan di peluk terbelalak.
"oh God apa-apaan ini" batin Jons ingin menangis. "Apa yang kau lakukan Nadia?" Tanya Jons melepas pelukan Nadia dari tubuhnya.
"Ah tidak apa-apa terima kasih sekali lagi, aku masuk dulu " ujar Nadia tersipu malu ia lalu berlari masuk ke arah apartemennya dengan wajah seperti bak apel merah Sedangkan Jons jangan di tanya lagi ia langsung menancap gas kabur dari tempat neraka yang sudah mengotori jiwa normalnya.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
Happy reading 🤗
********
Matahari mulai menampakan wujudnya sinar mentari pagi menerangi seisi bumi orang-orang mulai menampakan diri mereka untuk melakukan aktivitasnya di hari minggu, ada yang sedang olahraga, jalan bersama anak dan keluarga, dan lain-lain sedangkan di kediaman Wijaya mereka sudah siap untuk sarapan pagi itulah yang mereka lakukan di kala hari minggu jika di hari-hari yang lain jangan di tanya lagi mereka tidak pernah makan bersama karena terlalu sibuk dalam urusan pekerjaan. Di meja makan sudah ada pak Wijaya, bu Mita istri pak Wijaya dan Farhan anak tunggal dan anak satu-satunya itu mereka sedang makan dengan khidmat tidak ada yang berani bersuara saat makan karena itulah kebiasaan yang di terapkan di keluarga Wijaya. Selesai makan mereka duduk di ruang keluarga
"Ma, Pa, aku mau cari sekertaris baru, aku tidak suka dengan sekertaris yang dikirim oleh papa, atau aku tarik kembali Rio untuk menjadi sekertaris ku" ucap Farhan membuka percakapan.
Pak Wijaya dan bu Mita menatap anaknya dengan tatapan datar aura dingin menguasai seisi ruangan.
"Terserah kamu saja Farhan apapun yang kamu lakukan papa tidak pernah larang" jawab pak Wijaya tersenyum lebar.
"Benarkah? Papa tidak marah?" Tanya Farhan antusias.
"Iya apapun yang kamu ingin, kami pasti kabulkan bukan begitu ma?" Ujar pak Wijaya melirik istrinya. Bu Mita hanya tersenyum devil.
"Hmm, kenapa kamu tidak suka dengan sekertaris barumu itu?" Kini bu Mita angkat bicara.
"Ma sekertaris yang kalian kirim itu tidak sopan masa iya dia mengusir pacarku aku gk suka itu... Apalagi dia berani mengancam untuk ngehancurin hubunganku pokoknya dia harus ku pecat" jelas Farhan geram dengan tindakan Jons pada Clara.
"Oh seperti itu rupanya" gumam bu Mita hanya mengangguk kepalanya tanda mengerti.
"Oh iya untuk pengganti Jons nanti aku ingin Clara saja yang menjadi sekertarisnku bagaimana? ataukah Rio?" sambung Farhan mantap.
"Mama sama papa tidak masalah tapi kamu harus menikah dengan Jons gimana apa kamu setuju?".
"Whatt!!" Pekik Farhan kaget. "Apa maksudnya ma? Aku gk mau!!" Sungut Farhan menahan emosi. Pasalnya Farhan menganggap bahwa Jons adalah pria, apa-apaan ibunya menjodohkan dengan sesama jenis bukankah dia masih normal.
"Hey jangan marah dong sayang, jika kamu tidak ingin menikahi Jons maka jangan membuat keputusan itu jangan pernah berencana untuk memecat Jons paham!!" Jelas bu Mita santai.
"Huuufft" Farhan hanya mendengus sebal karena ia tak mungkin bisa membantah omongan orangtunya itu. Sedangkan bu Mita menatap pak Wijaya dengan mata genitnya pak Wijaya hanya sumringah dan memeluk mesra sang istri, jangan di tanya lagi Farhan menghela napas kasar ia begitu geram dengan tingkah dua orang manusia yang tidak mengingat umur itu
"Udah tau aku lagi mode marah berani-beraninya mereka bermain mesra di hadapanku benar-benar orang tua tidak tau diri untung aku anak baik kalau tidak udah aku tabok juga tu dua orang pake kolor Spongebob milik Jons, hahahah" gumam Farhan dalam hati.
Dengan langkah gontai Farhan menuju kamarnya
"Masih pagi udah main mesra-mesraan dasar orang tua tidak peka" protes Farhan menghempaskan tubuhnya di kasur king size nya.
Sedangkan di sebuah apartemen yang cukup luas tinggallah seorang gadis tomboy yang sudah rapi, kemeja biru dongker dengan celana Jeans hitam begitu serasi bertengger di tubuh Jons. Kacamata hitam yang sudah bergantung di belahan kemeja nya membuat ia semakin terlihat cantik dan sedikit tampan karena ia mengikat rambut gondrongnya itu.
Drt drt drt ( suara dering telepon)
Jons meraih HP di atas nakas.
"Hallo Jons semua sudah beres" ucap seseorang di sebrang telepon.
"Baiklah kalian di mana sekarang?" Tanya Jons meraih rokok sempurna dan korek yang selalu ia ajak kemana-mana.
"Di tempat biasa cepatlah!!! Kami sudah tidak sabar lagi" ujarnya dengan nada jengkel.
Jons mengernyitkan dahi "hmm baiklah aku segera kesana" jawabnya lalu mematikan panggilan telepon.
Jons segera turun menggunakan lift dan mengendarai Jodie kesenyangannya itu ia melaju jalanan yang tidak sepadat hari-hari biasa karena hari ini adalah hari minggu hari dimana para pekerja untuk beristirahat namun berbeda halnya dengan si tomboy fanatik.
Dalam kamus hidupnya tidak ada kata lelah dalam bekerja. Jons memasuki kawasan hutan dengan pohon besar bertebaran di pinggiran jalan hingga terlihatlah sebuah bangunan tua yang sudah kotor dan di tumbuhi beberapa tumbuhan liar. Ada beberapa pria berpostur tinggi berpakaian serba hitam yang sedang berjaga di depan pintu bangunan tua yang adalah tempat markas Jons and the gang. Jons menghampiri para penjaga dengan gaya coolnya
"Selamat pagi boss" sapa mereka berempat"
"hmmm, bagaimana keadaan di dalam?" Tanya Jons dengan wajah datarnya.
"Aman terkendali" sahut pria di samping kanan Jons. Jons hanya mengangguk tanda mengerti lalu dengan langkah santai ia masuk ke dalam markasnya itu. Di ruangan yang cukup luas itu berdiri 3 orang pria dan satu wanita mereka bernama Alex, Richo, dan Tio sedangkan wanita di samping ke tiga pria itu bernama Amanda Knox dengan pakaian yang sedikit terbuka di bagian dadanya.
"Di mana mereka?" Tanya Jons sembari duduk di kursi yang sudah di siapkan oleh Alex.
"Mereka di gudang Jons" jawab Amanda dengan suara di buat gemulai. Jons yang mendengar itu mengumpat kesal
"Sh**it!! Wanita abnormal ini membuatku kesal saja" Jons dalam hati.
"Bawa mereka kemari!" Pinta Jons meraih sebatang rokok di bakarnya lalu menyedotnya dengan santai. Amanda menelan ludahnya kasar.
"Itu terlihat seksi" gumam Amanda dalam hati. Richo menyuruh anak buahnya untuk menyeret para penghianat didalam gudang. Terlihat dua orang pria yang sudah babak belur itu keluar dengan kaki terseok-seok. Mereka duduk dengan tubuh lemas di hadapan Jons. Kedua pria itu kaget dengan tubuh bergetar
"Mengapa sekertaris pak Farhan ada disini? Apa yang ia lakukan? Kedua pria itu bertanya-tanya dalam hati.
"Ekhem" Jons berdehem setelah rokok terakhir yang ia sedot dengan kasar. "Apa kesalahan kalian?" Tanya Jons santai dengan kaki kanan di atas kaki kirinya.
"Kami tidak tahu" jawab mereka dengan bibir bergetar.
"Ciih kalian masih berpura-pura tidak tau? Bagaimana dengan rekaman ini?" Tanya Jons dengan nada mengejek, kemudian memperlihatkan rekaman dua orang pria sedang berbicara penuh bangga.
"Bagaimana? apa kalian sudah ingat atau masih pikun?" Tanya Jons kembali menyalakan rokoknya di sedotnya dengan kasar lalu di hembuskan, asap keluar berbentuk sosok yang menyeramkan.
"Maaf kami terpaksa melakukan ini" ujar salah satu pria dengan wajah ketakutan.
"Aiiish,,, bicara yang benar aku tidak punya banyak waktu lagi!!" Ujar Jons datar.
Keduanya saling bertatap seakan memberi isyarat untuk menjelaskan yang sebenarnya.
"ka,,kami akan mengatakannya... Tapi apakah kami akan selamat setelah kami mengatakan yang sebenarnya?" Kata salah satu pria bernegosiasi. Jons hanya manggut-manggut.
"Tergantung dari kalian, cepat katakan!!! Buang waktuku saja!!."
Salah satu dari keduanya mengehela napas kemudiannya dia berucap. "Sebenarnya kami di suruh oleh seseorang untuk menggelapkan dana perusahaan" pria itu terdiam sesaat. "Aku lupa siapa namanya tapi... Aku masih mengingat wajahnya".
Jons tersenyum devil "jika kalian lupa namanya maka kalian akan lupa bagaimana cara bernapas" ujar Jons kembali menyedot rokoknya.
"Kenapa kau begitu seksi Jons? Aku bahkan tidak bisa berpaling dari wajahmu yang cantik nan rupawan itu" batin Amanda dengan mimik muka tidak dapat di artikan.
"Maafkan kami tapi... Jika tidak salah namanya Agus."
"Iya jika tidak salah namanya Agus dan temannya bernama Louise" sahut temannya.
"Ciih,,, rupanya anggota Straccks cruel dan Karvendal. Rupanya kedua tikus itu sengaja ingin bermain denganku" batin Jons menggerutu.
Jons menatap kedua pria itu tanpa berkedip entah apa yang dipikirkan hanya dia yang tahu.
" Kami mohon lepaskan kami!! Kami terpaksa karena jika kami tidak melakukannya mereka akan membunuh keluarga kami!!! Kami mohon ampuni kami!" Mohon keduanya bersimpuh di hadapan Jons.
"Bagiamana Jons? Apa kita akan membunuh mereka? Atau menyiksa mereka dahulu?" Kali ini Alex angkat bicara setelah puas menonton adegan interogasi seperti di film yang ia tonton.
" Sepertinya aku akan mendapat bagian pemotongan daging perut" ujar Richo menimpali.
"Dan aku bagian memasak" Tio menyahut kegirangan.
"Hahahah, dan aku siap memakannya" Amanda angkat bicara.
Kedua sandra tersebut terkejut bukan main bahkan jika mereka punya riwayat penyakit jantung maka mereka akan memintanya segera daripada tubuh mereka di jadikan santapan para zombie hidup itu.
"Maafkan kami!! Kami akan melakukan apapun yang kalian perintahkan tapi jangan bunuh kami" ujarnya sambil menangis ketakutan.
" Hey guys jangan buat mereka ketakutan kasian mereka!! Baru kali ini aku melihat seorang pria kekar menangis" canda Jons dan di ikuti suara tawa dari ke empat sahabatnya.
"Kalian belum merasakan rasanya berada di dalam posisi ini" batin salah satu Sandra Jons.
"Kalian akan menangis jika keluarga kalian bisa merasakan kehidupan dunia, hidup dengan kesengsaraan" batin Sandra satunya.
"Aku bahkan lebih dari ini, jika kalian tahu bagaimana hidup sendiri dengan umur 5 tahun aku sudah merasakan pahitnya dan kejamnya dunia, sampai aku kehilangan adik perempuan ku" jelas Jons seakan tau isi hati kedua sandranya.
Kedua pria itu menelan ludah kasar.
"Urus keduanya, dan jangan siksa mereka" kata Jons berdiri dari duduknya. "Aku akan pulang, ingat jangan sampai musuh kita mengetahui rencana kita!". Jons keluar dari Markas tua itu, belum sempat Jons menaiki motornya terdengar suara memanggil nya.
"Jons tunggu!!!" Panggil Amanda. Jons berdecak kesal "mau apa wanita abnormal itu?" Gumam Jons dalam hati.
"Ada apa" tanya Jons datar.
Amanda tersenyum genit. "Ekhem, aku lupa bawa kendaraan boleh kau memberi tumpangan?" Tanya amanda dengan wajah memelas.
"Baiklah, cepat! aku buru-buru!!" Ujar Jons jengkel. Amanda tersenyum menang. Amanda duduk di belakang Jons ia memperkuat pelukannya.
"Oh may God hari yang sial kenapa ia menempel dadanya yang besar di punggung ku wanita sialan!!!" Umpat Jons kesal.
BERSAMBUNG
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!