NovelToon NovelToon

Baby"LOVE"Sitter

Bingkisan berwarna hijau (Revisi 05/08/20)

Rumah mungil dengan taman mawar dibagian depannya tampak sempurna dengan danau buatan disisi kanannya. Sinar matahari masuk dari celah pepohonan. Pemiliknya sangat baik hati, masyarakat sekitar dapat menikmati keindahan itu setiap waktu. Akhir pekan tempat itu sangat ramai.

Seperti hari Minggu pagi ini,

"sarapannya pak, bu, boleh dicoba", setengah berteriak Felisha menawarkan dagangannya. Roti selai coklat dan kopi susu.

"owh...ya Tuhan, tdk bisakan sehari sj kau istirahat dalam mencari uang ?", Jordyn, sahabatnya mendengus kesal.

"hehehehehe....kau tahu kan aku...."

"....iki singit siki iing -(aku sangat suka uang)...", Jordyn mengulang kalimat pamungkas Felisha dgn gerakan mulut yg membuat Felisha ingin mengepangnya 🙈😂

Felisha tertawa terbahak. Felisha memang pekerja keras. Kerja part time apa yg tdk pernah dicobanya. Pelayan toko/ restoran, pengantar paket, apapun yang berpeluang menghasilkan dan halal dia akan melakukannya.

"Hey...kalian..." teriak Tyo, -sahabat Felisha dan Jordyn- sambil melambaikan tangannya kearah Felisha dan Jordyn.

"selamat pagi, ini ada paket untuk GrandMa Ellen, kemarin aku lupa mengantarkannya padamu" kata Tyo sambil mengatur napasnya yang terengah-engah karena td dia setengah berlari kemari.

"paket ???" Felisha menerima paket berwarna hijau itu dari tangan Tyo.

' Kepada Yth, GrandMa Ellen

dari Klan Rayden III '

Kumohon jangan lagi. Jangan keluarga Rayden.

Felisha pernah diceritakan GrandMa tentang keluarga Rayden tepatnya Klan Rayden. GrandMa menghabiskan masa mudanya untuk bekerja dengan Klan itu. Tanpa menikah, tanpa bersenang-senang dimasa mudanya walaupun pengorbanan itu dihargai dengan luar biasa. Rumah ini, tanah ini salah satu bukti penghargaan Klan itu terhadap GrandMa.

"kau akan memberikannya pada GrandMa" Tanya Jordyn dgn hati-hati.

"kalian pikir?" jawab Felisha sambil melihat kedua sahabatnya dengan senyum misterius. "Tyo, kuharap kau jangan bicara apapun dengan GrandMa. Kau tidak pernah mengantar paket ini"

"Terimakasih Tuhan, aku bukan bagian dari mereka", Jordyn mengangkat kedua tangannya keatas.

Felisha dan Tyo saling berpandangan lalu bersama melihat kearah Jordyn "tidak semudah itu anak muda" ucap mereka hampir berbarengan.

Aku tidak membiarkan GrandMa pergi, tidak akan!!!!.

**

"kau sudah pulang?" sapa GrandMa mengejutkan Felisha yang tengah membereskan keranjang jualan dimeja dapur.

"iya GrandMa" Felisha menjawab singkat. Ia masih memikirkan bingkisan warna hijau dari Klan Rayden. Bingkisan yang ia sembunyikan dikeranjang jualannya.

"kenapa ?" GrandMa menepuk pundak Felisha pelan yang membiat Felisha tersadar dari lamunannya.

"bahkan di hari Minggu pun kau masih bekerja, dasarr... kau sangat suka uang" GrandMa tertawa sambil menarik Felisha kepelukkannya. "semua akan baik-baik saja. Selama kita bersama"

Felisha mempererat pelukannya, ia menahan airmatanya. Ia memang tak ingin lagi berpisah dengan GrandMa.

"GrandMa akan terus bersamaku kan ?"

"tentu saja. memangnya GrandMa mau kemana duhai perempuan mata duitan" GrandMa melepas pelukannya, melihat wajah Felisha lalu mencubit hidungnya. Mereka tertawa bersama.

"GrandMa sudah memasak makan siang untukmu, ayo makan bersama, biar GrandMa rapikan keranjang ini dulu" , GrandMa mengambil keranjang jualan Felisha. Felisha terkejut...,

Oh tidak, bingkisan itu ada disana.

"ehm, GrandMa, biarkan aku saja merapikan ini, tunggulah aku dimeja makan". Dengan cepat Felisha mengambil keranjang itu dari tangan GrandMa.

Hampir saja😥

Selama makan siang, sesekali mereka berbicara. GrandMa tertawa ketika tahu Tyo ikut Minggu Ceria hari ini. Tyo kan tukang tidur. Suatu prestasi dia bangun pagi.

"oh iya, Fel, apa Tyo tidak memberikan dirimu sesuatu ?" tanya GrandMa yang sedang cuci piring. Felisha yang tengah merapikan meja berbalik kearah GrandMa. "tidak." jawabnya pelan.

"mungkin akan tiba senin..." GrandMa berbicara sendiri.

"apa GrandMa memesan sesuatu?"

"tidak. Aku hanya menunggu paket dari Keluarga Rayden". kata GrandMa diakhiri senyum dibibirnya

***

Pagi harinya, Felisha mendapati GrandMa yang sudah menunggunya di meja makan. Tidak ada senyum diwajahnya seperti biasa.

"Pagi, GrandMa" sapa Felisha seraya mencium pipi GrandMa kanan kiri.

"Apa ini, Felisha ?" tanya GrandMa Ellen lalu meletakkan bingkisan berwarna hijau yang nampak telah dibuka keatas meja.

"Kenapa kau tidak memberitahukannya ?"

"Aku....."

Felisha menghampiri GrandMa Ellen lantas memeluknya, "Aku tidak ingin kita berpisah lagi. Jangan pergi kesana, GrandMa. Aku tahu mereka membutuhkanmu lagi tapi...."

GrandMa Ellen mendorong tubuh Felisha pelan dan menyuruh gadis itu duduk dikursi yang terletak disebelahnya.

"Mereka membutuhkan GrandMa. Kau tahu kan kebaikan keluarga itu pada kita"

"Tapi GrandMa...?"

"GrandMa akan mengajukan kontrak kerja 1 tahun setelah itu kita akan bersama lagi"

Felisha menggeleng kuat.

"Biar aku saja menggantikan GrandMa. Bukankah aku yang bertugas mencari nafkah dikeluarga ini ?" Felisha menawarkan diri.

"Fel.."

"Percaya padaku, GrandMa. Aku tidak akan mengecewakan GrandMa dan keluarga Rayden"

"Fel.."

Felisha tersenyum lebar, "Aku pasi bisa, GrandMa"

GrandMa Ellen membalas senyum Felisha. Dalam hati dia ragu, apakah Felisha akan menerima pekerjaan itu jika tahu apa yang akan dihadapinya ? Tapi melihat semangat Felisha, GrandMa tidak sanggup untuk berdebat lagi.

GrandMa Ellen tahu, Felisha hanya ingin dia menikmati masa tuanya.

****

Klan Rayden

Klan Rayden. Siapa yg tak mengenal nama keluarga itu. Salah satu klan terbesar di negara ini yang hampir menguasai semua sektor perekonomian, transportasi, dan hiburan negara ini. Klan ini seperti mesin yang menciptakan pengusaha muda hebat dan sukses.

Rumah besar mereka memiliki julukan GreenLand, terletak didaerah perbukitan disisi utara kota. Dilengkapi oleh keamanan yang super ketat menjadikan tempat ini "terlarang" bagi mereka yang tidak berkepentingan.

Felisha akhirnya sampai digerbang utama rumah keluarga Rayden. Ia turun dari mobil yang mengantarkannya. Menekan bel disebelah kiri gerbang dan berdiri depan layar monitor, mencoba tersenyum.

"Permisi, saya Feli. Felisha. Saya sudah memiliki janji dengan Tn. Abraham", Felisha melambaikan amplop coklat dan memamerkan stempel keluarga Rayden.

Selang berapa menit, gerbang terbuka. Ada golf car yang sudah menunggunya.

Wah pekerja dirumah ini gaul sekali.

Pria muda yang mengendrai golf car ini memakai setelan olahraga, tampan, dan memakai headphone. Dia tersenyum melihat Felisha, selebihnya dia asyik bernyanyi.

Rumah ini sangat luas, pekerja berlalu lalang tak terhitung jumlahnya. Banyak bodyguard yang memakai setelan jas lengkap serta alat komunikasi berjaga-jaga.

"wahhh...benar-benar gila, keluarga seperti apa yang akan kutemui" gumam Felisha

**

"perkenalkan, saya Samuel. Kepala pelayan dirumah ini. Ini istri saya Bertha, dia bertanggung jawab untuk urusan dapur"..., Pria setengah abad itu memperkenalkan diri.

Bertha tersenyum, " kami berdua dulu berteman baik dengan Ellen, jadi jangan sungkan dan anggaplah kami kakek dan nenekmu"

"baik Pak Samuel dan Ibu Bertha" kata Felisha sambil tersenyum.

"panggil Paman Sam dan Bibi Bertha, begitu mereka memanggil kami" ujar Paman Sam. Felisha menggangguk.

"kamu sudah siap Felisha, saya akan mengantarkanmu ke Tuan Besar Abraham"

Felisha mengangguk kemudian mengikuti langkah Paman Sam. Dia agak mempercepat langkahnya. Paman Sam sudah berumur tapi dia sangat lincah dan cekatan. Felisha juga takut tertinggal, karena rumah ini sangat sangat besar, banyak lorong-lorong dan juga pintu. Sepertinya kau membutuhkan G**gl* Map, Fel..hehehehe

***

Lelaki yang duduk didepan Felisha tersenyum mantap. Sementara Felisha ? jangan tanya, sepertinya 2 menit yang lalu dia terkena serangan jantung. Wajahnya pucat pasi seperti salah memakai foundation 😁

"jadi bagaiman, kamu setuju ?"

Belum ada jawaban dari gadis yang hobi menguncir kuda rambutnya itu.

"itu alasan kenapa GrandMa Ellen melarangmu kemari, tapi dirimu berkeras ya sudah, mereka anak-anak yang baik, kamu hanya perlu memastikan semua keperluan mereka tersedia. Mereka juga memiliki asisten masing-masing"

"tapi mereka orang dewasa. 5 orang, kenapa harus memakai jasa pengasuh. Babysitter. Apa mereka masih memakai popok ?"

Terserah-serah merekalah Fel 😅 orang kaya memang aneh.

Tn. Abraham tertawa lepas, "bahkan aku belum pernah mendengar orang bersuara tinggi denganku, ditambah matamu yang melotot itu, aku yakin GrandMa pada akhirnya mengizinkanmu karena alasan ini. Kamu sangat lucu"

Maaf Tn. Abraham, ekspresi orang yang terkejut begini apa menurutmu lucu? fix, keluarga ini aneh.

"maaf Tn. Abraham, bukan maksud saya seperti itu, maafkan perilaku saya"

Tn. Abraham masih tertawa bahkan semakin terbahak mendengar permintaan maaf Felisha tadi.

Apanya yang lucu hey orang kaya.

"jadi apa keputusanmu?"

"maafkan saya Tn. Abraham, saya tidak bisa menerima pekerjaan ini"

"sayang sekali kalau begitu.." Tn. Abraham sedikit kecewa.

"maaf Tuan, kalau begitu saya permisi, terimakasih sudah mengundang saya kesini. Saya akan menyampaikan salam anda kepada Nenek saya"

Felisha menundukkan kepalanya memberi hormat kepada Tn. Abraham, Paman Sam jg begitu. Pam Sam membukakan pintu untuk Felisha,

"tunggu...kalau dirimu menerima pekerjaan ini, semua utang ayahmu akan lunas dan aku pastikan ayahmu tidak akan mengganggu hidupmu dan GrandMa"

Felisha berbalik, Tn. Abraham tersenyum padanya.

Bagaimana Tn. Abraham bisa tahu ?

"sudah lama aku ingin menyelesaikan masalah ini, tapi GrandMa selalu melarang. Dia merasa tidak enak denganku. Lagipula melihatmu bekerja keras sampai dijuluki Gadis mata duitan, Miss Part time, itu jadi hiburan tersendiri untukku. aku suka seorang pekerja keras"

Hiburan sendiri untukku ?

"jadi bagaimana, Felisha ?", Tn. Abraham berdiri dari kursinya, berjalan kearah Felisha. Mengulurkan tangan kanannya.

"deal ?"

"deal" jawab Felisha mantap sambil menerima uluran tangan Tn. Abraham. Matanya berbinar. Ia tersenyum sumringah.

****

"Bayi-bayi" Felisha

Ini 10 jam setelah Felisha memutuskan untuk "mengadaikan" hidupnya. Karena ternyata Tn. Abraham membuat segalanya menjadi sangat tidak mudah. Ada kontrak yang harus dia tandatangani juga aturan-aturan yang mesti dia patuhi.

Tapi kalau itu untuk kenyamanan GrandMa, Felisha tidak masalah. Biarlah hidupnya tergadaikan, ini cukup setimpal dengan perbuatan Ayah ke GrandMa. Felisha ingat dengan jelas bagaimana kesedihan GrandMa mengetahui uang yang dikumpulkan bertahun-tahun diambil oleh ponakannya sendiri. Ayah Felisha.

Pintu kamarnya diketuk, membuat Felisha tersadar dari lamunannya.

"sudah waktunya kita bertemu Tuan dan Nona muda" suara Paman Sam terdengar diluar.

"oh Hai Felish, bgmna makan malammu?" sambut Tn. Abraham begitu mereka memasuki ruangan yang disebut ruang keluarga oleh Paman Sam tadi.

Felisha berjalan mendekat, tersenyum menanggapi ucapan Tn. Abraham. Didepannya ada sofa panjang yang tengah diduduki oleh 4 orang. Satu diantaranya sepertinya perempuan, mereka nampak tak bergeming dengan kehadiran Felisha. Felisha berjalan kesisi kanan sofa mereka.

"aku sudah mengenalnya, Pa, dia menyebut kita Keluarga gila, bukan begitu Feli ? bolehkan aku memanggil nama panggilanmu?"

Oh tidak, supir golf car itu, aku menarik kata Tampan darinya, dia menyebalkan, dasar mulut ember.

"aku Dennis"

Dennis simulut ember kepanjangannya.

"Hola, aku Tasya, Natasya.., selain peralatan make up'ku yang lainnya boleh kau sentuh", perempuan disamping Dennis ikut memperkenalkan diri. Matanya tak lepas dari Hp ditangannya. Ia larut dalam dunianya sendiri.

"kamiiiiii kembarrrrrr" giliran 2 orang laki-laki yg duduk diujung sana memperkenalkan diri.

"aku Sebastian, dia Arkana" ucap anak yang berkaus biru terang.

"bukan, aku Sebastian, dia Arkana" seru anak yang berkaus biru gelap.

"aku Tian, kau Arka" timpal anak kaus biru terang

"aku"

"aku"

"aku"

"aku"

"maaf Tn. muda jadi siapa Sebastian ?" tanya Felisha

"aku" jawab mereka kompak sambil menepuk dada mantap. Felisha menghela napas panjang. Sedikit kesal.

"oke, baiklah, kalau begitu, siapa Arkana ?"

"aku" sikembar kembali menjawab kompak sambil tersenyum menggoda Felisha, diikuti tawa renyah Tn. Abraham, Tn. Dennis, dan Nn. Natasya.

Seseorang...tolong aku.

**

Felisha sudah berkenalan dengan 4 anak asuhnya juga asistennya. Felisha lebih mirip jd kepala asisten anak-anak Tn. Abraham ketimbang babysitter. hehehe.

Lovely, nama aslinya Sella. Dia asisten Tn. Dennis, si mulut ember, Tn. Dennis juga yang memberikan nama panggilan "Lovely" untuk Sella. Ia bertubuh tambun tapi sangat manis. Ia juga senang bertemu Felisha, orangnya sangat bersahabat tapi ia sedikit panikkan dan latah. Itu yang membuat Tn. Dennis senang mengerjainya. Tn. Dennis sangat suka memelukknya. Ya.., setidaknya seperti itu pengamatan Felisha tadi.

Kata Lovely, Tn. Dennis dikenal playboy. Tak jarang ia berulah seenaknya diluar sana. Tapi tentu saja media tidak bisa memberitakannya. Keluarga ini bisa melakukan apa saja. Lovely juga tinggal di rumah putih (sebutan untuk rumah pekerja, dihalaman belakang sebelah kanan rumah utama) sama seperti Felisha.

Anneth. Asisten profesional Nn. Natasya. Dia tidak tinggal dirumah putih, dia hanya berperan sebagai pengawal wanita dan supir Nn. Natasya. Dia jago bela diri karena Nn. Natasya tidak ingin diikuti bodyguard pria. Tapi menurut Lovely, kakak pertama mereka -anak pertama Tn. Abraham-, memiliki bodyguard yang siaga disekitar Nn. Natasya. Nn. Natasya mengetahui itu, tapi tidak terlalu memusingkannya. Anneth sangat kaku, ia juga hanya menjawab singkat apa yang ditanyakan.

Sikembar Sebastian dan Arkana. Asisten mereka baru mengundurkan diri seminggu yang lalu setelah bekerja selama 5 hari 🙈. Tidak tahan akan kejahilan dua anak kembar ini. Bayangkan Asisten wanita berumur 45 tahun itu diajak ke taman hiburan dan bermain Roller coaster sebanyak 6 kali itupun yang ke' 4 sampai ke'6, asisten itu sudah pingsan.

"kayaknya aku hanya perlu bekerja keras dengan 2 bocah kembar ini" kata Felisha.

"siapa bilang?" Lovely memotong.

"Tuan muda pertama yang sepertinya butuh kerja kerasmu"... wajah Lovely berubah. "dia sangat dingin, tak tersentuh, iiihhh seram" Lovely bergidik ngeri.

"ceritakan tentang dia", Felisha sangat antusias.

"aku tak ingin mati muda, Fel", kata Lovely lirih.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!