NovelToon NovelToon

Reyhan

Aku Reyhan.

Hay!!! Perkenalkan, namaku Reyhan. Nama lengkap ku Reyhan Maulana Hartanto. Aku adalah anak dari dr.Andika Maulana Hartanto, dan mamu ku Isma Wulandari. Iya benar, mamu memang bukan mama kandungku. Dia mama tiriku, tapi aku menganggapnya seperti ibu kandungku sendiri dan aku sangat bersyukur mempunyai mama tiri sebaik dia.

Mungkin sebagian orang sudah mengenal mereka, pasangan yang sangat kocak dan konyol menurutku. Bagaimana bisa aku menyebut mereka seperti itu, karena ada saja kelakuan mereka yang membuat aku menggelengkan kepala, terutama papaku, papa Dika.

Semenjak menikah dengan mamu, dia berubah 180 derajat. Ada saja tingkah konyolnya yang membuatku tertawa dan menggelengkan kepala.

Dan dari semua hal konyol yang pernah dia lakukan, ada satu kekonyolannya yang menurutku paling tidak masuk akal. Papaku selalu bilang, ingin menjodohkan aku dengan Reva, adikku. Ya, walaupun dia cuma adik tiriku, tapi aku sangat menyayangi dan sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri. Dia juga menganggap ku seperti kakaknya. Jadi, mana mungkin aku dan dia menikah.

Selain Reva, ada juga Rafa, dan Rifa dua adikku yang lain, yang sama-sama aku sayangi.

Saat ini aku sedang mengejar gelar S2 ku di Jerman. Aku memutuskan kuliah di negara ini, dan tinggal terpisah dengan keluargaku. Aku kuliah dua tahun disini. Dan selama itu, aku tidak pernah pulang, itu membuatku sangat merindukan mereka.Terakhir aku pulang ke indonesia, adalah pada saat acara pernikahan Deby, sepupuku.

Diantara keluargaku, hanya Deby lah yang tidak terlibat percintaan keluarga lingkaran biru, setelah Dimas, kak Desy dan om Anggara. Aku dan Reva juga tidak mau menjadi anggota keluarga lingkaran biru itu.

Lagipula, aku yakin papaku hanya bercanda dengan ucapannya. Aku tahu papa dan mamu ku memang suka asal bicara. Mereka sama-sama konyol, dan semua itu justru membuatku sangat merindukan mereka.

Awalnya aku berat harus tinggal terpisah dengan keluargaku. Sampai akhirnya aku bertemu dengan seseorang yang bisa mengurangi rasa rinduku. Dia adalah Rachel, pacarku.

Rachel adalah mahasiswi juniorku, yang hanya butuh satu semester lagi untuk menyelesaikan S1 nya. Aku sangat mencintai Rachel. Karena selain cantik, dia juga sangat baik dan lembut.

Dia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya asli indonesia, dan ibunya asli Jerman. Rachel lahir di Jerman, dan besar di Indonesia. Dia kembali ke Jerman, saat masuk kuliah dan tinggal di Jerman bersama neneknya.

Selain berstatus sebagai mahasiswi, Rachel juga seorang model iklan di Jerman. Wajahnya sering menghiasi layar kaca, dan juga majalah-majalah.

Aku juga sangat menyukai photography. Aku selalu mengisi waktu luang ku dengan melakukan hobiku, yaitu hunting poto. Dan karena hobiku itu, aku dan Rachel bertemu.

Kata teman-temanku, aku dan Rachel sangat cocok. Bahkan mereka bilang, wajah kami pun mirip. Dan katanya, kalau wajah pasangan mirip itu biasanya suka berjodoh. Itu sih kata mereka, dan aku harap semoga saja semua itu benar. Aku merencanakan akan mengenalkan Rachel saat aku lulus, dan kembali ke Indonesia.

.

❁❁❁❁❁

Tak terasa aku sudah menyelesaikan pendidikanku, dan berhasil meraih gelar S2. Aku sangat bahagia karena cita-citaku untuk menjadi sarjana hukum akhirnya tercapai. Aku pun kembali ke Indonesia, bersama Rachel dan Wira, sahabatku yang sama-sama kuliah di Jerman.

Rachel sudah lulus lebih dulu. Dia rela menungguku sebelum akhirnya kami sama-sama pulang ke tanah air.

Aku sengaja tidak memberitahukan kepulanganku pada papa, karena ingin memberikan kejutan pada mereka. Aku bilang aku akan pulang dua hari lagi, padahal hari ini aku sudah berada di tanah air.

Aku sampai dirumah jam 8 malam. Dan benar saja, mereka semua terkejut melihatku datang. Tapi aku juga tahu mereka sangat bahagia melihatku. Kebetulan keluargaku sedang berkumpul malam itu. Aku memeluk papaku, dan papa membalas pelukanku dengan erat dan begitu hangat.

"Akhirnya kamu kembali Rey. Papa kangen banget?. Kamu kok nggak ngabarin kita, kalau mau pulang malam ini?." Tanya papaku.

"Oh ya!! Serius pah? Papa kangen sama Reyhan?." Jawabku.

"Serius. Gak ada kamu gak Rame Rey. Papa gak punya saingan dirumah ini. Papa gak enak jadi satu-satunya lelaki ganteng dirumah ini."

"Gantengan aku dong, papa mah udah kadaluarsa." Ucap Rafa menimpali.

"Hahaha...kamu benar Rafa, kamu lebih ganteng dari papa. Kakak nggak nyangka, adik kakak ini ternyata seganteng ini. Dan kamu kok pinter sih. Siapa yang ngajarin, pasti mamu ya?."

"Apa sih Rey? Kamu dateng-dateng bukannya meluk mamu malah nuduh sembarangan kayak gitu. Emang kamu nggak kangen sama mamu?."

"Reyhan kangen lah. Kangen banget.!! Pah, Reyhan boleh kan peluk mamu?."

"Kenapa kamu harus minta ijin sama papa kamu segala sih Rey?.Kamu kan anak mamu juga."

"Hari ini papa izinin kamu Rey.Tapi besok-besok kamu jangan berani meluk mamu kamu. Kalau meluk Reva, papa akan izinin kamu sepuasnya."Bisik papaku.

Aku hanya tersenyum. Papaku tidak berubah ternyata.

Aku memeluk mamu, lalu aku memeluk Rafa. Dan kini aku menyapa Reva dan memeluknya. Dia sudah remaja dan semakin cantik. Wajahnya mirip sekali dengan mamu Isma. Reva sekarang sudah kelas tiga SMU, mungkin usianya 17 tahun kalau aku tidak salah. Terakhir, aku menyapa Rifa, adik bungsuku. Dia sekarang berumur 6 atau 7 tahun. Dia sangat lucu dan cantik seperti mamu.

Aku tidak melihat omaku. Kata papa, oma sudah istirahat di kamarnya. Aku putuskan untuk menemuinya besok.

Mamu lalu menyuruhku istirahat. Aku mengajak Rafa tidur bersamaku, tapi mamu melarangnya. Dia bilang, sebaiknya aku tidur sendiri malam ini. Dia takut Rafa akan mengganggu istirahatku.

Aku pun pamit dan masuk ke kamarku. Kamar yang sudah lama tidak aku tempati. Tidak ada yang berubah sedikitpun dikamar ini. Aku membersihkan diri, lalu langsung menjatuhkan diri di kasur dan aku pun tidur.

🌻🌻🌻🌻🌻

Esoknya

Pagi-pagi sekali aku sudah bangun, dan menemui oma. Dia sangat senang melihatku, begitu juga denganku. Aku senang bisa bertemu oma ku lagi. Beliau masih segar di usianya yang sudah menyentuh kepala tujuh lebih, dan sebentar lagi akan menyentuh kepala delapan. Walau pandangannya sudah mulai kabur, dan pendengarannya juga mulai kurang baik.

Oma bertanya, apakah aku sudah punya pacar. Katanya dia ingin melihatku menikah sebelum dipanggil Tuhan. Aku pikir ini adalah kesempatanku, untuk mengatakan hubunganku dengan Rachel. Dan aku pun mengatakannya. Lagipula sekarang kami berdua sama-sama sudah lulus kuliah. Aku lulus S2, Rachel S1.

Semua yang ada disana terkejut berjamaah, tapi lama-lama mereka terlihat senang, saat aku mengatakan kalau aku sudah mempunyai pacar bernama Rachel.

Mamu Isma paling antusias mendengar ceritaku. Dia memintaku menceritakan tentang Rachel, dan menyuruhku membawa ke rumah. Tentu saja, memang itu yang akan lakukan. Ucapku dalam hati, sambil tersenyum senang.

...****************...

Ini aku, Reyhan.(24 tahun)

Dan ini pacarku, Rachel (22 tahun)

Cantik bukan?.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Dan ada yang gak kalah cantik dari Rachel, yaitu adikku Reva. Saat ini dia berusia 17 tahun, dan duduk dikelas tiga SMU. Selain cantik, menurutku dia juga sangat imut.

Batal besanan

Minggu Malam dikamar Dika

"Sayang kamu denger kan tadi, kalau Reyhan sudah punya pacar?." Tanya Dika.

"Iya. Kenapa gitu?." Isma balik bertanya.

"Kalau Reyhan sudah punya pacar, dan sampai menikah dengannya, berarti kita batal dong besanan nya?."

"Aduuh mas, kamu ini. Lagi pula siapa yang mau besanan sama kamu?." Tanya Isma lagi.

"Ya kamu lah, kita kan pernah membahasnya."Jawab Dika.

"Kapan? Perasaan, aku nggak pernah ngomong mau besanan sama kamu."

"Tapi aku mau jadi besan kamu.Tadinya sih, aku mau Reyhan dan Reva menikah, jadi kita besanan sama kayak mas Anggara dan ibu kamu. Aku akan jadi papa tiri sekaligus papa mertua, sama kayak mas Anggara. Aku juga akan jadi suami sekaligus besan kamu. Waaaahh...keren kan, gelar ku jadi banyak."Ucap Dika diiringi senyumnya.

"Jangan mulai deh mas. Reyhan dan Reva itu kakak adik. Jadi nggak mungkin mereka menikah."

"Kenapa gak mungkin? Didunia ini, tidak ada yang tidak mungkin. Itu adik kamu menikah dengan Dimas. Bukankah mereka adik dan kakak tiri juga?."

"Iyaa, aku tahu. Tapi, bukan berarti Reyhan sama Reva harus nikah juga kan?."

"Emang kenapa sih kalo Reyhan dan Reva nikah, kamu keberatan? Kamu nggak mau jadi besan aku? Kamu nggak mau jadi mama tiri, dan mama mertua seperti ibu kamu?. Kamu nggak mau punya menantu seperti Reyhan?."

"Udah ah mas, jangan ngomongin ini lagi. Aku pusing dengernya. Aku heran deh sama kamu. Kenapa sih ngebet banget pengen jodoh-jodohin Reyhan dan Reva?. Kamu mau menambahkan anggota percintaan lingkaran biru di keluarga kita?. Kenapa nggak sekalian aja kamu jodohin ibu sama kakekku?." Sahut Isma, asal bicara.

"Haaaa.....ide bagus tuh!!! Kamu bener, kita jodohin ibu sama kakek kamu. Pusing-pusing deh sekalian, hahahaha."Sahut Dika, diiringi tawanya.

"Ya Alloh mas, kamu kenapa jadi gini sih?. Makin tua kamu makin ngaco."

"Apa kamu bilang? Tua? Siapa yang tua?."

"Kamu lah?."

"Siapa bilang aku tua?." Tanya Dika.

"Aku."Jawab Isma cepat.

"Aku belum tua. Aku masih kuat begadang semalaman sambil push up pin kamu. Ayo...kita buktikan malam ini juga."

"Mas, kenapa sih kalau aku bilang tua, pikiran kamu selalu menjurus kesana?.Emang pembuktiannya harus dengan cara itu?.Nggak ada cara lain apa?."

"Nggak ada. Pembuktiannya harus dengan cara aku push up pin kamu. Gimana...kamu setuju?."

"Enggak."

"Kenapa? Aaah...aku tahu. Kamu pasti nggak kuat ya di push up pin semaleman sama aku?. Berarti kamu dong yang tua."

"Enak aja kamu bilang aku tua. Oke aku mau di push up pin sama kamu semalaman, tapi ada syaratnya."

"Apa syaratnya?."

"Kamu harus bisa jodohin bi Nani sama pak Herman. Gimana? Kamu setuju?."

"Oke. Siapa takut?."

"Aku kasih kamu waktu seminggu. Kalau dalam seminggu kamu nggak berhasil bikin mereka jadian, kamu nggak akan bisa push up pin aku selama satu minggu. Deal?."

"Masa cuma seminggu, kecepetan dong sayang. Seminggu paling cuma pdkt doang. Dulu aja kita beberapa bulan, baru jadian. Kasih aku waktu sebulan ya?."

Isma nampak berpikir. "Oke, aku beri kamu waktu sebulan."

"Oke sayang. Kalau aku berhasil jodohin mereka, kamu harus push up pin aku tiap hari oke, deal?."

"Deal." Jawab Isma.

"Oke!! Siap-siap aja kamu push up pin aku.."Bisik Dika ditelinga Isma.Terlihat sebuah senyuman terukir di bibirnya, saat mengatakan hal itu.

"Kayak kuat aja, tiap hari." Ledek Isma pada suaminya.

"Kamu nantang aku?. Ayo kita buktikan sekarang."

"Pertandingannya kan baru saja dimulai. Jadi nggak ada kegiatan push up sebelum kamu berhasil menjodohkan bi Nani dan pak Herman. Udah ah tidur, dah malam." Ucap Isma sembari menarik selimutnya.

Dika melingkarkan tangannya ke perut Isma, lalu menelusup kan tangannya dibawah baju tidurnya. Perlahan namun pasti, tangan Dika mulai menelusuri tubuh Isma.

Dia protes, sambil mengeluarkan tangan Dika yang mulai nakal, tapi Dika kembali menelusup kan tangannya, kembali menjelajahi tubuh Isma, membuat adiknya terbangun. Dika tidak bisa menahan dirinya. Dia pun melakukan adegan "push up" versinya malam itu.

.

🍃🍃🍃🍃🍃

Satu Minggu Kemudian

Hari ini Reyhan akan membawa dan mengenalkan Rachel kepada keluarganya. Kebetulan hari minggu ini keluarga besar bu Nur sedang berkumpul disana, dan personil komplit. Mereka semua sudah menunggu kedatangan Reyhan dan kekasihnya.

"Assalamualaikum." Reyhan dan Rachel mengucap Salam.

"Wa alaikum salam." Jawab keluarga bu Nur kompak, lalu menolehkan pandangan mereka ke arah suara.

"Ehh ada orang Jerman." Sahut Dimas yang baru bertemu kembali dengan Reyhan. Mereka saling berpelukan, dan saling bertanya kabar masing-masing.

Dimas sekarang sudah bekerja di perusahaan pak Anggara bersama Rangga. Sedangkan Anggia membuka usaha katering. Mereka dikarunia seorang putri cantik yang baru berusia satu tahun.

Reyhan lalu mengenalkan Rachel pada Dika, Isma dan semua anggota keluarganya. Rachel menyalami keluarga Reyhan satu persatu. Mereka semua tampaknya menyukai Rachel. Selain cantik, Rachel kelihatannya gadis yang baik. Dika juga menyukai Rachel, walau hati kecilnya seperti tidak terlalu mendukung seratus persen anaknya berpacaran dengan Rachel.

Isma mengajak Rachel mengobrol, karena dia tahu Rachel kelihatan sangat gugup dan sedikit tegang. Isma mengerti apa yang dirasakan Rachel. Karena dia, atau siapapun juga pernah ada di posisinya. Siapa sih yang nggak tegang, kalau bertemu keluarga pasangan kita untuk yang pertama kali. Iya kaaaan?😁

Rachel dan Isma nampak akrab. Rasa gugup Rachel juga sepertinya sudah mulai berkurang. Saat ini, dia sedang mengobrol dengan Reva, dan Anggia.

Reyhan merasa senang, karena semua anggota keluarganya menyukai Rachel. Dia merasa tidak salah memilih Rachel sebagai kekasihnya.

..

Sore hari, Reyhan mengantarkan Rachel kerumahnya, sekalian Reyhan juga akan menemui ayah dan ibu Rachel. Malam ini, mereka ingin bertemu dengan Reyhan secara langsung, karena selama ini mereka tahu tentang Reyhan hanya dari cerita anaknya, Rachel.

Reyhan disambut hangat disana. Dia menyalami ayah Rachel, lalu ibunya, juga Brisa, adik Rachel.

Ayah Rachel bernama Arnes dan ibunya bernama Jeny. Tante Jeje, dan om Jojo begitu panggilan akrab mereka, sepertinya menyukai Reyhan. Mereka langsung akrab. Om jojo merasa Reyhan adalah anak yang baik, dan bisa menjaga Rachel.

Reyhan dan Rachel merasa lega karena hubungan mereka direstui oleh kedua orang tua masing-masing.

Refa lulus

Hubungan Reyhan dan Rachel sudah mendapatkan lampu hijau dari orang tua masing-masing.Walaupun begitu, keduanya sepakat menjalani hubungan mereka tanpa ikatan apapun saat ini.

Reyhan akan memulai karirnya sebagai pengacara, dan Rachel meneruskan karirnya sebagai model. Mereka ingin menikmati kebebasan, sebelum terikat dalam suatu ikatan yang bernama pernikahan.

Reyhan ingin mengumpulkan uang sendiri untuk acara pernikahannya nanti. Dia tidak ingin merepotkan papanya. Hubungan mereka berjalan dengan baik, tanpa ada satu pun masalah yang berarti. Hanya pertengkaran kecil yang menghiasi hubungan asmara keduanya.

...

Reva sekarang sudah duduk dikelas tiga SMU. Dia adalah gadis tercantik dikelasnya dan termasuk siswi populer di sekolah. Wajah imutnya banyak disukai oleh teman-teman lelaki. Selain cantik, dia juga sangat pintar, dan mudah bergaul. Memang banyak yang menyukai Reva, termasuk para guru.

Walau Reva sudah kelas tiga SMU, dia belum pernah sekalipun berpacaran, karena Isma yang melarangnya. Isma tidak ingin Reva pacaran, sebelum dia lulus SMU.

Reva sering sekali mematahkan hati lelaki yang menembaknya. Selain karena ultimatum ibunya, dia juga merasa tidak ada laki-laki yang sanggup membuatnya jatuh cinta. Dulu dia pernah menyukai kakak seniornya, tapi ternyata dia seorang play boy.

Karena kepintarannya, Reva selalu mendapat beasiswa, dan itu membuat Isma senang dan bangga. Karena seandainya Reva tidak mendapat beasiswa, seluruh biaya sekolahnya tentunya Dika yang akan menanggungnya, dan jujur saja Isma merasa sedikit tidak enak. Walau Dika memang tidak mempermasalahkannya, tetap saja dalam hatinya Isma merasa tidak enak. Apalagi Reva bersekolah di salah satu SMU unggulan dikota itu, yang tentu saja biaya sekolah disana tidak murah.

***

Isma melihat suaminya sedang duduk di sofa kamar. Dia sepertinya sedang melamun, sampai tidak menyadari kehadiran Isma."Hey." Ucap Isma, mengejutkan Dika.

"Kamu...ngagetin aja." Sahut Dika

"Kamu melamun ya? Mikirin apa sih mas?."

"Enggak, aku nggak ngelamun.."

"Oh aku tahu, kamu pasti lagi mikirin cara buat deketin pak Herman dan bi Nani kan?.Ini udah mau dua minggu lho mas, waktu kamu tinggal dua minggu lagi." Ucap Isma mengingatkan.

"Iya, aku tahu."

"Kamu sebenernya kenapa sih mas?.Ada masalah apa?."

"Enggak. Aku nggak kenapa-napa."

"Jangan bohong. Aku tahu kalau kamu lagi mikirin sesuatu. Ayo cerita sama aku."

"Aku mikirin Reyhan."

"Kenapa dengan Reyhan?."

"Aku kurang setuju kalau Reyhan berpacaran apalagi menikah dengan Rachel."

"Kenapa?Jangan bilang karena kamu ingin Reyhan menikah sama Reva mas."

"Tidak sayang, bukan itu."

"Lalu?."

"Aku juga nggak tahu.Yang jelas aku merasa kurang sreg aja."

"Menurut aku, Rachel gadis yang baik, dan sopan. Dia juga sangat cantik, cocok dengan Reyhan."

"Enggak ah, cantikan kamu. Nggak ada yang lebih cantik dari kamu." Ucap Dika.

"Oh ya?? Makasih.!! Tapi aku serius mas, Rachel bener-bener cantik, dan cocok sama Reyhan."Ucap Isma.

"Iya sih,tapi...."

"Tapi....???

"Sudahlah, lupakan saja." Dika juga mengakui yang dikatakan Isma tentang Rachel memang benar.Tapi dia tidak bisa membohongi hatinya, kalau dia mencemaskan hubungan Reyhan dan Rachel. Dia takut Reyhan mengalami nasib yang sama seperti dirinya dulu. Dia takut Rachel meninggalkan Reyhan seperti Chintya yang dulu mengkhianati dan meninggalkan dirinya demi lelaki lain. Apalagi profesi Rachel dan Chintya sama-sama model.

Dika tidak bermaksud merendahkan profesi mereka, dan percaya tidak semua model seperti Chintya, karena semua tergantung kepribadian masing-masing. Dan Dika berusaha percaya kalau nasib dan takdir dirinya dan Reyhan tidak mungkin sama, tapi tetap saja perasaan takut itu ada dalam hatinya.

Tiba-tiba Rifa masuk ke kamar menghampiri Isma dan Dika. Dia sudah memakai seragam sekolahnya. Hari ini, hari pertama Rifa masuk ke sekolah dasar, dia ingin Isma menguncir rambutnya. Isma menuruti keinginan anak bungsunya itu, dan selesai. Isma sudah menguncir dua rambut Rifa. Dia terlihat lucu dan sangat cantik.

Dika menciumi Rifa, yang duduk di pangkuannya. "Waah anak gadis papa cantik banget. Udah siap sekolah kan nak?."

"Aku bukan anak gadis. Aku masih anak-anak pah. Kak Reva yang anak gadis, bukan aku."Jawab Rifa, membuat Dika terkekeh.

"Kamu kok pinter sih jawabnya. Pasti mama yang ngajarin kamu ya?. Iya nih pasti mama yang ngajarin. Dan wajah kamu kok makin mirip sama mama." Ucap Dika.

"Iya dong. Aku kan emang pinter, dan cantik." Sahut Isma.

"Aku ralat kata-kataku tadi.Ternyata ada yang lebih cantik dari kamu?." Ucap Dika.

"Siapa?."Tanya Isma

"Rifa dong, siapa lagi?.Iya kan sayang, kamu lebih cantik dari mama?." Tanya Dika pada anaknya. Isma hanya tersenyum mendengar ucapan Dika.

Isma, Dika dan Rifa pun berangkat bersama. Setiap hari, Isma mengantarkan Rifa ke sekolah. Begitulah kehidupan mereka sekarang.

🍃🍃🍃🍃🍃

Setahun kemudian

Akhirnya Reva lulus dengan nilai terbaik. Dia akan masuk ke salah satu universitas negeri tebaik pula. Isma dan Dika sangat bangga pada Reva, tidak hanya Isma dan Dika, tapi juga kakaknya Reyhan. Dia sangat bangga mempunyai adik yang cantik dan pintar seperti Reva.

Reva melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, mengambil jurusan kedokteran, karena dari kecil dia ingin sekali menjadi seorang dokter.Tentu saja keluarganya mendukung keinginan Reva, terutama Dika dan Reyhan.

Reyhan sendiri saat ini masih magang disalah satu kantor advokat. Dia akan magang selama dua tahun, dan ini baru tahun pertamanya. Sedangkan Rafa, dia masuk ke salah satu pesantren sesuai keinginannya

Sejak masuk kuliah, Reyhan dan Reva semakin akrab. Setiap hari mereka selalu berangkat bersama. Reyhan mengantarkan Reva kekampus, sebelum dia berangkat ke kantornya.

Mereka juga sering pergi bersama ke mall, baik hanya berdua atau bertiga dengan Rachel, seperti siang ini. Reyhan mengajak Reva pergi ke salah satu mall.

"Kak, kita kok kesini? Ini rumah siapa? Katanya mau nge mall."

"Ini rumah Rachel. Kakak mau ngajak dia."

"Apa kak? Kakak mau ngajak kak Rachel?."

"Iya. Kenapa? Kamu keberatan?."

"Kak Reyhan gimana sih? Kalau kakak mau pergi sama kak Rachel, ngapain kakak ngajak aku?."

"Lah, emangnya kenapa? Tadi kamu sendiri mau kakak ajak kesini."

"Aku kan nggak tahu kalau kakak akan pergi dengan kak Rachel."

"Kakak emang sengaja kok ngajak kamu , karena Rachel yang minta. Dia suka sama kamu."

"Oh ya? Yang bener kak? Kakak nggak bohong kan?."

"Kakak serius."

"Tapi, ah tetep aja nanti aku pasti bakalan jadi nyamuk diantara kalian, dan ujung-ujungnya aku dicuekin."

"Gak akan, kakak jamin."

"Awas aja kalau nanti aku dicuekin. Aku nggak akan ngomong sama kak Reyhan setaun."

"Hahaha...kamu ngancem kakak?."

"Iya. Dan ancaman ku nggak main-main ya kak."

"Hahahaha..."

"Kok ketawa sih?."

"Habisnya kamu lucu. Kamu mirip sama mamu, kalau lagi ngancem papa."

"Ya mirip lah, aku kan anaknya."

"Iya...iya, kakak janji. Kakak nggak bakalan nyuekin kamu, kamu paling nanti jadi satpam."

"Tuh kan."

"Udah ah yuk turun. Kamu mampir dulu kesini?."

"Enggak ah, kakak aja. Aku tunggu di mobil."Jawab Reva, lalu dia turun, dan pindah ke jok belakang.

Tak lama kemudian Reyhan dan Rachel masuk ke mobil Reyhan. Rachel dan Reva saling menyapa, lalu mereka pergi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!