Waktu berlalu dengan cepat,si kembar kini sudah memasuki usia ke 25 tahun. Paska kembali utuhnya hubungan mama dan papanya, selama itu pula Kevin membuktikan kesungguhannya untuk tidak menyakiti Nadya dan akan bertanggung jawab atas keluarganya.
Kini Kevan dan Kenan menjelma menjadi dua laki-laki tampan dan memiliki karir yang bagus di dunia bisnis. Kevan meneruskan usahakan sang ayah , sedangkan Kenan mengurus perusahaan kakek uyutnya yang sudah meninggal, beberapa bulan setelah kedua orang tuanya kembali bersama.
Singkat cerita Kevan akan dijodohkan dengan Naima Kirana Wijaya yang tak lain adalah anak dari Radan Wijaya saudara sepupu Nadya Rahman,kedua orang tua Naima sudah meninggal dunia sejak usia Naima 12 tahun karena kecelakaan. Sejak kecelakaan itu Naima dibesarkan oleh neneknya yaitu ibu dari istri Radan,Naima dibesarkan di pedesaan ,kini dia tumbuh menjadi anak yang cantik,cerdas dan berbudi pekerti luhur.
Saat neneknya meninggalkan Naima menerima surat wasiat dari sang nenek agar menemui keluarganya di kota, yaitu Nadya Rahman,Naima pun mengikuti wasiat sang nenek,karena di desa tempatnya tinggal sudah tidak ada sanak saudara dekat,kecuali saudara jauh dari keluarga ibunya yang tidak Naima kenali sama sekali.
Naima memutuskan untuk pergi ke kota bermodalkan surat wasiat dan ijazah S1 yang ia dapatkan selama di desa , pendidikan Naima sudah di jamin oleh Radan, meskipun di desa namun Naima kuliah ditempat yang bergengsi dan bertaraf internasional,jangan diragukan lagi kejeniusannya karena sudah pasti Naima anak yang sangat cerdas.
Selama sepuluh tahun terakhir Naima selalu di jenguk oleh Nadya dan Kevin,namun tidak dengan anak-anaknya,mereka selalu menolak untuk pergi,karena waktu istrirahat mereka hanya ada di weekend dan selebihnya mereka belajar dan belajar.
Perjodohan ini di awali dari surat yang dititipkan oleh neneknya, terkhusus untuk Nadya ia meminta agar mencarikan pasangan yang cocok untuk mendampingi cucunya semata wayangnya,yang sudah tidak memiliki orang tua lagi.
Nadya dan Kevin berusaha akan memberikan kehidupan yang terbaik untuk Naima,sampai pada kesimpulan bahwa mereka akan menjodohkan Naima dengan anak sulung mereka yaitu Kevan , keduanya pun sudah sepakat namun mereka belum mengetahui tanggapan dari putranya tersebut.
"Abang,papah dan mamah ingin bicara,"
"Tumben,memang apa yang ingin kalian bicarakan," sahut Kevan kepada kedua orangtuanya
"Bang,mamah dan papah akan menjodohkan kamu dengan anak dari saudara sepupu mama,"
Kevan terkejut dan merasa tidak terima atas perjodohan yang direncanakan orang tuanya.
"Abang tidak mau mah,pah,Abang bisa mencari sendiri pasangan yang akan mendampingi Abang, pokonya aku ngga mau," ucap Kevan yang menentang rencana orang tuanya.
"Tapi bang,kamu harus tetap menikah dengan dia,dia sudah tidak memiliki siapapun kecuali kita,dan mamah ingin kamu yang menjaganya,"
"Betul apa yang disampaikan mama mu,papah yakin Kirana anak yang baik dan cocok untuk mendampingi kamu. Kami berharap kamu memenuhi permintaan kami,bukan kah kamu tahu kalau papah dan mamah tidak pernah menuntut apapun dari kalian,kami selalu mendukung apapun yang kalian inginkan. Jadi kami mohon kali ini saja turuti permintaan kami"
Kevan terdiam tanpa kata,dia mencerna setiap kata yang Kevin sampaikan,karena memang benar bahwa mereka tidak pernah menuntut banyak hal,dan membebaskan apapun yang ingin mereka lakukan selama dalam batas wajar
"Kamu tidak harus menjawab hari ini juga,namun kami berharap bahwa kamu akan mengabulkan keinginan kami,"
"Yasudah mah,biarkan Kevan memikirkan terlebih dahulu,dan mudah-mudahan saja keputusan ku nanti tidak mengecewakan kalian,"
Kevan pun meninggalkan kedua orangtuanya,dan masuk kedalam kamarnya,dia memikirkan banyak hal,Kevan tidak ingin menikah dengan seseorang yang tidak ia cintai,dan Kevan berusaha mencari cara untuk menggagalkan rencana perjodohan kedua orangtuanya.
**
Kevan dan Kenan menempati rumah kakek Damar yang besar, sedangkan Kevin dan Nadya mengisi rumah yang dibeli oleh Kevin, keduanya hanya memiliki Kevan dan Kenan saja dan tidak anak lainnya.
setelah menyampaikan maksudnya,Kevin dan Nadya pun kembali kerumah yang mereka tinggali, sebenarnya dihari tua mereka keduanya amat kesepian dan mengharapkan agar segera memiliki cucu,namun hal itu belum juga terwujud.
**
Pada hari itu Kirana sudah sampai di kota, sebenarnya Kirana masih memiliki rumah peninggalan orang tuanya,disebuah perumahan yang memang sudah dipersiapkan oleh orang tuanya. Rumah minimalis yang hanya memiliki tiga kamar,kamar utama,kamar tamu dan kamar pembantu ,satu ruang tamu,ruang keluarga,dapur,kamar mandi dan halaman rumah yang bisa menampung satu mobil dan satu motor.
Sebelum menemui Nadya ,Kirana lebih dulu datang kerumah yang orang tuanya berikan,rumah itu sebelumnya di kontrakan,sudah beberapa orang yang menempati rumah Kirana, namun beberapa tahun terakhir Kirana mengusulkan agar rumahnya tidak dikontrakkan kembali,entah firasat dari mana sampai akhirnya Kirana menemukan jawabannya hari ini,ya di akan menempati rumahnya.
Selama rumahnya kosong Nadya menyarankan agar Kirana memperkerjakan seseorang untuk menjaganya dan mengurus rumahnya,dan Alhamdulillah di desanya ada sepasang suami istri yang usianya sekitar 36 tahun dan suaminya 40 tahun, keduanya tidak memiliki anak dan hanya menjadi kuli di ladang orang, akhirnya Kirana meminta mereka untuk menjaga dan mengurus rumah Kirana,dan akan menerima gaji bulanan.
Sesampainya disana Kirana disambut oleh pak Maman dan Bi Mimin,sampai namanya saja mereka begitu serasi hehe.
"Assalamualaikum," ucap salam Kirana
"Wa'alaykumussalam,ya Allah neng Kirana sudah datang?," ucap Bi Mimin
"Iya,bi,saya bi saya baru datang,dimana pa Maman terus kabar kalian gimana?,"
"Pak Maman sedang kerumah Bu Nadya neng,katanya mesin airnya rusak,jadi minta dibetulkan,dan kabar kami juga baik neng,Eneng gimana?,"
"Ohh gitu, syukurlah,kabarku baik Bi. Apa Tante Nadya sering berkunjung kesini?,"
"Sering neng,Bu Nadya kesini seminggu sekali,namun nampaknya kedatangan neng Kirana tidak diketahui Bu nadya,"
"Iya memang saya tidak memberi tahunya,karena ingin memberikan kejutan."
"Wah pasti Bu Nadya sangat terkejut,kenapa mbak baru kesini sekarang, bukankah Bu Aisya sudah meninggal beberapa bulan yang lalu?,"
"iya bi,begitu berat meninggalkan desa yang selama 10 tahun ini saya tinggali,hanya saja saya baru berani membuka surat wasiat dari nenek,jadi aku memutuskan untuk kesini,"
"Syukurlah,neng harus tetap bangkit dan semangat,masih banyak orang yang menyayangi neng Kirana,"
"iya bi,"
"Apa neng Kirana sudah makan siang?,"
"Sudah bi,tadi aku mampir dulu kerumah makan, sekarang aku mau istirahat dulu,apa kamar ku sudah rapih,?
"kamera neng Kirana selalu bibi bersihkan seminggu 3kali,jadi di jamin bersih dan wangi,"
"yasudah ,terima kasih ya Bi,aku masuk dulu kedalam kamar,"
"Silahkan neng,"
Kirana pun beristirahat dikamarnya,2 jam perjalanan membuat Kirana kelelahan,dan bi Mimin pun tidak berani mengganggu istirahatnya.
***
Entah akan semenarik cerita awalnya atau tidak, namun saya akan berusaha membuat cerita ini sama menariknya.
jangan lupa like,komen dan vote ❤️
jangan lupa bahagia hari ini 😍
Keesokan harinya, Kirana menemui Nadya dirumahnya. Kirana datang sekedar untuk bersilaturahmi,karena semenjak neneknya meninggal,Kirana,belum menemui saudara sepupu dari ayahnya tersebut.
"Assalamualaikum," ucap salam Kirana
Tak lama kemudian asisten rumah tangga Nadya datang untuk membukakan pintu.
"Wa'alaykumussalam,maaf mba cari siapa ya?," Tanya bi Papat asisten rumah tangga Nadya
"Saya Kirana Bu, keponakannya Bu Nadya," sahut Kirana pada wanita paruh baya tersebut
"Ya Allah mbak Kirana,yang sering ibu ceritakan itu ya,wah cantik, silahkan masuk mba,ibu ada di dalam,"
"Terima kasih Bu,"
"Jangan panggil ibu, panggil bibi aja mbak,"
"Baiklah,bi ..." Kirana terdiam karena belum mengetahui asisten rumah tangga yang baru itu
"Bi papat ,mbak"
"Iya,bi Papat, soalnya yang aku tahu asisten rumah tangga Tante Nadya namanya bisa Imah dan bi Ira,"
"Iya mbak,saya baru 3 tahun bekerja disini, asisten rumah tangga yang sebelumnya sudah berhenti,kalo bi imah katanya sih mau istrirahat di kampung,nah kalo bi Ira dia ikut suaminya tinggal di luar kota,"
"Hoalahhh,aku sudah banyak ketinggalan informasi ya,saking lamanya tidak pernah ke Jakarta,"
"Iya mbak,yuk masuk,"
"Iya bi,"
Kirana pun mengikuti langkah bi Papat, setelah itu Kirana dipersilahkan duduk . Bi papat langsung menemui Nadya untuk memberi tahu bahwa Kirana sudah datang .
tok ... tok... tok
Tak lama Nadya membuka pintu kamarnya.
"Ada apa bi?,"
"Maaf Bu mengganggu,itu di bawah mba Kirana sudah datang?,"
"Benarkah," sahut Nadya kegirangan
"Iya Bu,baru saja tiba,"
"Anak ini paling bisa kalau kasih kejutan,"
Tak lama Nadya pun turun untuk menemui keponakannya tersebut,rasanya sudah lama dia tak melihat Kirana. Semenjak kepergian neneknya,Nadya jarang menemui Kirana secara langsung,namun komunikasinya via telepon selalu mereka lakukan.
Nadya melihat Kirana sibuk memainkan ponselnya, sampai-sampai Kirana tidak menyadari kedatangan Nadya .
"Assalamualaikum, cantiknya Tante,"
Seketika Nadya melihat ke arah suara tersebut.
"Wa'alaykumussalam,tanteeeeee... aku kangen,"
"Sama,Tante juga kangen sama kamu,gimana kabar kamu sayang?,"
"Kabar ku baik Tante,Tante gimana?,"
"Seperti yang kamu lihat,tante Alhamdulillah baik. Kamu datang ke Jakarta kapan,ko ngga ngabarin Tante si,kan kalo kamu ngasih tau Tante bisa jemput kamu langsung kesana,"
"Tidak perlu Tante,aku bawa mobil sendiri"
Kedatangan bi Papat menghentikan sejenak obrolan keduanya.
"Bu Nadya,mba Kirana, silahkan di minum teh nya,"
"Terima kasih Bi,"
"Oiya,apa saya perlu menyiapkan makan untuk mbak Kirana?,"
"Tidak perlu bi,saya sudah makan,"
"Bener kamu sudah makan? kalau belum biar nanti bi Papat siapkan,"
"Tidak perlu Tante,aku sudah makan,"
"Baiklah,kalo gitu bibi kembali kebelakang saja,nanti kalau saya butuh sesuatu pasti langsung panggil bibi,"
"Baik Bu,saya permisi kebelakang dulu,"
**
"Sayang, rencana kamu setelah ini apa?,"
"Belum tau Tan,aku si pengennya buka usaha kafe gitu Tan,"
"Wah bagus tu,Tante dukung kamu sayang. Jadi rencananya kapan?,"
"Belum Tan,masih rencana saja. Tadinya aku berpikiran untuk bekerja,tapi aku tidak terlalu suka sama rutinitas pekerjaan kantoran,lebih baik buka usaha yang waktunya kita yang tentuin,"
"Yasudah lebih baik buka kafe saja,Tante akan support kamu , kebetulan ada ruko yang pembangunannya baru selesai,itu tempatnya tidak jauh dari kantor om Kevin. Rukonya ada dua lantai,nah lantai bawah bisa buat cafenya dan lantai atas buat kantor kamunya"
"Wah,menarik tan. Tapi bukannya kalau ruko itu kecil ya?,"
"Bentuk bangunan mewah ko,udah gitu dalamnya cukup luas,lahan parkirnya juga luas. Belum lama Tante mampir kesitu bersama Kevan, sekedar liat aja si,habis bingung buat apa,Tante tertarik sama bentuk bangunannya aja,"
"Ohh gitu,pasti mahal deh kalau sewa?,"
"Kenapa harus sewa sayang,kamu beli cash saja,"
"Haha Tante bercanda,ruko sebesar itu harganya pasti em em-an, aku uang dari mana. Tabungan yang papa tinggalin dan hasil aku kerja sampingan cuma cukup buat sewa ruko kecil Tan,"
Nadya tersenyum mendengar ucapan keponakannya.
"Kamu jangan khawatir sayang,papa kamu dulu bekerja di kantor kakeknya Tante,dan di kantor itu kakek Damar memberikan sahamnya sebesar 10%,dan tak lama semenjak tante yang mengurus kantor kakek Damar,papah kamu memutuskan untuk memulai usaha sendiri,dan sahamnya yang 10% belum papa mu ambil,dia bilang di investasikan saja, untuk anaknya kelak,"
Kirana terharu mendengar apa yang disampaikan Nadya ,karena sejak awal papahnya sudah memikirkan masa depan Kirana,dari biaya hidup,sekolah, tempat tinggal bahkan sekarang saham yang dia miliki.
"Kamu kenapa sayang,kok sedih seperti itu?,"
"Maaf ,Tan aku hanya teringat papah dan mamah saja,andai saja mereka masih ada mungkin aku akan lebih bahagia lagi,"
"Kamu jangan sedih sayang,semua sudah kehendak yang di atas,"
"Iya Tan,"
"Yasudah,nanti Tante suruh Kenan untuk mengurus pembelian bangunannya,nanti prosesnya akan di bantu Kevan ,karena dia yang lebih tahu,"
"Baiklah Tante ,aku ikut keputusan Tante,tapi saham papa cukup kan untuk membeli ruko itu,kalau tidak sebaiknya jangan Tan,aku tidak mau memiliki hutang piutang apalagi dalam jumlah besar,"
Lagi lagi nadya tersenyum,karena Kirana berhasil tumbuh menjadi anak yang baik meskipun tanpa orang tuanya.
"Masih cukup sayang,bahkan sampai proses launching kafe kamu juga dananya masih cukup,maaf ya hanya saham papah kamu yang bisa Tante lindungi, sedangkan harta warisan dari papahnya, semuanya diambil oleh saudara tirinya,dan Tante tidak bisa berbuat banyak,"
"Tidak apa-apa tante,segini pun aku sudah bersyukur karena papa dan mama sudah menyiapkan masa depan aku, lagi pula aku ingin memanfaatkan apa yang papa perjuangkan dan hal itu tidak akan sia-sia,"
"Tante,bangga sama kamu sayang,"
"Oiya nanti kita makan malam ya,dengan anak-anak Tante,pasti mereka terkejut melihat kamu yang sudah dewasa dan cantik, terakhir mereka ngeliat kamu pas acara pemakaman orang tua kamu 10tahun yang lalu,"
"Iya Tante,aku juga penasaran ingin melihat kak Kevan dan kak Kenan pasti mereka tumbuh menjadi laki-laki yang tampan,"
"tentunya,tapi kedua anak itu memiliki kepribadian yang berbeda,yang satu dingin dan yang satunya lembut,"
"Wah,pasti menyenangkan mengenal mereka berdua,"
"Mangkanya Tante ingin mempertemukan kalian, sekaligus Tante ingin membicarakan sesuatu sama kamu,ini perihal wasiat nenek kamu yang dititipkan sama Tante,"
"Wasiat apa ya yang?,"
"Nanti saja ya,Tante beri tahu setelah semuanya kumpul ,"
"Yasudah Tan,kalau gitu aku pamit pulang dulu,karena aku harus mengurus surat kepindahan ku dari tempat sebelumnya,"
"Baiklah kalau seperti itu,Tante senang akhirnya kamu menetap disini juga,"
"Iya Tan, Alhamdulillah, sampai jumpa nanti malam ya Tan,"
Kirana pun pamit untuk pulang. Dia harus mengurus surat kepindahan dan juga mengurus keperluan lainnya yang akan menyita waktunya.
***
Jangan lupa like,komen dan vote❤️
Jangan lupa bersyukur hari ini 😍
Pukul 7 malam semua keluarga Nadya sudah datang,namun tidak dengan Kirana ,sudah hampir setengah jam mereka berempat menunggu,tapi batang hidung kirana belum juga terlihat.
"Mah,mungkin dia tidak datang malam ini sebaiknya kita pulang saja," ucap Kevan dengan raut wajah yang mulai kesal.
"Sabar dong,bang,nanti juga dia datang, mungkin Kirana kena macet secara kan ini malam Minggu," sahut Nadya mencoba memberikan pengertian pada putra sulungnya.
"Tau kamu bang,baru nunggu setengah jam aja udah senewen,papah ni jago dalam hal menunggu," Ucap Kevin menyambung pembicaraan dengan diiringi tawa menyindir.
"Benarkah pah, haha," sahut Kenan ikut campur
**
"papah kalian bohong, sebenarnya yang jago nunggu itu mamah ditambah mamah itu strong ngadepin papa kamu," ucap Nadya membela diri.
"Memangnya papah melakukan apa sama mamah," tanya Kenan penasaran
"Kamu ngga perlu tau,Ken,biar mama saja kamu ngga akan kuat,"
"yah,mamah ngga seru," sahut Kenan memelas
"Lagian si mamah,nyari sensasi aja jadi kan anaknya kepo,"
"Lah, bukannya papa yang mulai,mamah mah ikut alur aja," sahut Nadya dengan nada judes
"Ya Allah,pah,mah,kenapa jadi kalian yang adu mulut si,ini pertemuannya gimana?. Kesan pertama aja udah jelek,apanya yang mau jadi istri aku hemmh." Sahut Kevan masih dengan wajah BT nya.
"Sabar bang,ngga sabaran amat ketemu calon istri," sahut Kenan menggoda
"Berisik kamu!!," sarkas Kevan pada adiknya
"Sudah... sudah ko jadi guyon gini,"
"Mamah ih,siapa jugayang guyon . Mah kenapa ngga Kenan aja si yang nikah duluan,jodohin aja keponakan mama itu sama dia,jangan sama aku!,"
"Pokonya pembahasan mengenai siapa yang nikah duluan itu sudah selesai ya,dan yang akan menikah dengan Kirana adalah kamu Kevan,mamah dan papah harap Kirana mampu merubah sisi arogan dari diri kamu,kalau Kenan menikah sama Kenan terlalu kurus hidup mereka," ucap Nadya pada Kevan
"Ohh jadi mamah berpikiran kalo Kevan itu bermasalah,dan mama berharap kalo kondisi rumah tangga aku pasti ngga lempeng-lempeng aja gitu?," tanya Kevan sedikit marah
"Bukan gitu Van, Maksud mama kamu,kamu itu kurang jinak jadi butuh pawang haha," sahut Kevin menggoda putranya
"Papah sama mamah, sama-sama menyebalkan," ucap Kevan yang langsung sibuk dengan HP-nya,"
"Lagi kamu mah ada-ada aja, emangnya anak kamu buaya,butuh pawang," sahut Nadya
"Emang buaya mah,buaya darat hahaha," timpal Kenan menggoda kakaknya
Kevan memicingkan matanya, mendengar keluarganya menggoda Kevan,bahkan ia pun hampir saja pergi di restoran tersebut,saking kesalnya jadi bahan ledekan.
"Kalian bertiga sama saja,aku mau pulang aja,lagian pertemuan ini ngga penting buat aku!," ucap Kevan yang langsung berdiri
Saat akan melangkahkan kakinya tiba-tiba Nadya buka suara.
"Baiklah,jika kamu melangkahkan kaki beberapa langkah saja,itu tandanya kamu sudah tidak memerlukan mama lagi sebagai ibumu," ucap Nadya dengan nada mengancam
Kevan yang akan melangkah pun kembali mendudukkan dirinya di kursi, sedangkan kedua laki-laki disamping dan dihadapan kevan sedang tertawa puas,karena tidak akan ada yang berani menentang ancaman nadya. Mereka bertiga adalah sosok yang akan melakukan apapun demi Nadya termasuk menyetujui perjodohan yang tidak diinginkan itu.
***
Dilain tempat,Kirana sedang terburu-buru, setelah shalat Maghrib dia tidur kembali, bangun-bangun ketika azan isya berkumandang,ia pun teringat akan janji makan malam dengan Nadya. Setelah selesai shalat iya ,Kirana langsung bersiap untuk menemui keluarga besar Nadya .
Pukul delapan Kirana baru sampai di restoran,Kirana melihat keluarga Nadya yang sedang asik mengobrol dan tertawa.
"Mudah-mudahan saja mereka tidak marah karena aku datang terlambat," gumam Kirana dalam hatinya.
Kirana pun perlahan menghampiri meja yang dipenuhi keluarga Nadya tersebut,dengan perasaan bersalah namun Kirana akan tetap meminta maaf. Kirana menggunakan gaun biru langit dibawah lutut, dengan sepatu flat berwarna hitam dan juga tas selempang kecil yang hanya berisi hp dan dompet,selain itu rambut Kirana yang panjang dan hitam ia ikat satu . Kirana nampak anggun dan apalagi ia menggunakan makeup yang natural.
Nadya menyadari kedatangan Kirana,dia pun tersenyum.
"Tunggu,dia sudah datang," ucap Nadya yang mengarahkan pandangannya pada sosok Kirana
Ketiganya pun mengikuti arah pandang Nadya,dan Kenan cukup terkesima dengan penampilan Kirana yang cantik namun tetap sopan dalam berbusana, sedangkan Kevan yang sudah kesal karena menunggu,dia lebih memilih untuk mengalihkan pandangannya,dan lagi dia memang tidak tertarik dengan perjodohan ini.
Nadya langsung bangun dari duduknya dan menghampiri Kirana,Nadya yakin kalau gadis itu sedang merasa bersalah,Nadya pun akan mencoba meyakinkan Kirana bahwa mereka baru saja tiba.
"Sayang kamu sudah datang?," tanya Nadya dan langsung memeluk Kirana
Kirana tersenyum namun ia tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya.
"iya tante. Aku mau minta maaf karena sudah terlambat,aku ketiduran dan saat aku mengingat pertemuan ini aku langsung kesini,"
"Halahhhh alasan saja," ucap Kevan sinis namun masih bisa di dengar meskipun dengan suara pelan.
"Tidak apa-apa sayang,kami belum lama datang kok,jadi kamu tidak perlu khawatir," sahut Nadya berbohong
"Belum lama dari mana si,mah,kita udah sejam nunggu dia, tapi mamah malah bilang belum lama datang, menyebalkan," Sarkas Kevan dengan wajah sinisnya.
"Ya ampun orang ini menyebalkan sekali," gumam Kirana dalam hatinya dengan sesekali menatap wajah Kevan yang menyebalkan.
"Sudah bang,kamu marah-marah terus,kaya nenek tau," ucap Kevin pada putrinya.
"Tau ih,kalau bukan anak mamah udah di tuker tambah kali sama cabe,"
"Lah kok sama cabe mah?," tanya Kevin pada istrinya
"Iya soalnya sama-sama pedas,tapi kalo dia mulutnya. kalo cabe masih mending masih bisa mamah sambel lah kalo dia,"
"Bisa mah,bisa di ulek haha"timpal Kevan kembali menggoda kakaknya.
Semua yang ada di meja itu tertawa riang kecuali ,Kirana yang masih bingung tentang pembahasan mereka ,dan Kevan yang merasa kesal karena selalu jadi bahan ledekan ketiganya.
"Sayang duduk sini sebelah Tante,"
"pah kamu geser depan Kenan,biar Kirana yang duduk disitu,"
"Baik Kanjeng ratu,"
Setelah Kevin bergeser,Kirana pun duduk berhadapan dengan Kevan ,tatapan mata Kevan seolah membunuh dan tidak menyukai keberadaan Kirana.
"Cantik si,tapi dia bukan tipe aku," gumam Kevan dalam hatinya sambil menatap Kirana jutek
"Ingin rasanya aku menyiram wajahnya dengan kuah sayur ini,ahh tampan tapi nyebelin," gumam Kirana mengumpat dalam hatinya.
Mereka pun makan malam dengan tenang dan tanpa ada pembicaraan apapun.
***
Jangan lupa like, komen dan vote ❤️
Jangan lupa bersyukur hari ini 😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!