NovelToon NovelToon

Raya Is Badgirl

chapter 1

    Seorang wanita turun dari mobilnya, dengan setelan serba hitam dan tak lupa dengan kacamata hitam andalannya yang udah menjadi khasnya. bahkan dia melewati jalan tanpa memperhatikan orang-orang yang berdesas desus membicarakan nya, dia mengacuhkan semua orang disekitarnya dan berjalan dengan santai menuju ruangan seseorang.

tok tok tok

brakkk 

"Kebiasaan,main masuk, gada halus halusnya apa ama pintu" ucap pria paruh baya pemilik kantor itu.

"elah om, om kan banyak uang" ucap gadis itu.

"Bukan itu yang mau om bahas sayang, om mau ngasih tau kalo bentar lagi keluarga kamu bakal pulang ke sini jadi kamu harus ada di rumah" ucap Glend.

"Om, masa om tega biarin aku tinggal sama orang orang yang udah nelantarin aku selama bertaun taun, wahh om bener bener jahat" ucap Raya.

"sayang bukan itu maksud om" ucap Glend.

 "om bayangin aja, waktu umur om masih 12 tahun om lagi tidur dan saat om sadar di pagi hari keadaan rumah om sudah sepi bagai hati, terus di situ cuma ada om sendiri" ucap Raya.

"Gak gitu Ray" ucap Glend.

"Ayo om bayangin, terus saat om kebingungan tiba tiba ada seorang malaikat cantik bernama Raya Oktavia Aurora yang siap menampung om hingga om berusia 17 tahun" ucap Raya.

"Ray" ucap om terpotong.

"saat usia om genap 17 tahun, keluarga yang meninggalkan om tiba tiba datang kembali, kemudian malaikat cantik bernama Raya Oktavia Aurora itu meminta kepada om untuk kembali kepada keluarganya yang jahat, tak berhati, sedih ya jadi Glend" ucap Raya dengan wajah yang di buat sedih.

"astaga Raya om cuma mau kamu nemuin mereka aja bentar, terus kamu kesini lagi, ada misi" ucap Glend.

"bener ya, tapi di anter bang Aldo" ucap Raya.

"Iya Ray, gak bisa kamu harus sendiri kesananya" ucap Glend.

"Asihh, iya dah, kapan mereka sampai di rumah?" ucap Raya.

 "20 menit lagi" ucap Glend.

"Yaudah bye" ucap Raya yang langsung pergi meninggalkan omnya.

Skippp..

Raya sudah sampai di rumahnya 10 menit yang lalu, saat ini ia sedang berdandan ala anak feminim untuk menutupi identitasnya. Selesai berdandan Raya turun untuk mengamil cemilan tak lupa dengan minumanya, saat sedang mengambil minuman tiba tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya, dengan malas dan berat hati Raya pun membuka pintu tersebut.

"Ya, ehh masuk" ucap Rayadengan canggungnya.

Keluarga Raya pun langsung masuk dan duduk di ruang tamu, sedangkan kaka kaka Raya langsung berhamburan memeluk Raya.

"Gimana kabar kamu sayang?" ucap Daddy Raya.

"Ba..baik" ucap Raya.

"Kita kangen dek" ucap Radir kaka kedua Raya.

Raya pun hanya memberikan cengiranya.

"Ka..kalo gitu gu..gua ke kamar dulu" ucap Raya canggung dan langsung berlari menuju kamarnya.

"Kenapa dia jadi kaku gitu" ucap Rizal kaka pertama Raya.

"Mungkin karena udah lama gak ketemu" ucap Rahmat kaka ketiga Raya.

"Bisa jadi" ucap Leon kaka ke lima Raya.

"Bisa jadi Raya kecewa sama kita" ucap Aldi kaka ke empat Raya.

"Kalian ini ngomongnya aneh aneh, kalo gitu mommy sama daddy ke kamar dulu ya, kalian jangan lupa istirahat" ucap mommy yang langsung meninggalkan anak anaknya di ikuti oleh daddy.

Setelah kedua orang tuanya pergi menuju kamar, Raya justru berjalan menuju luar, yang membuat kaka kakanya penasaran.

"Mau kemana Ray?" ucap Leon.

"Ehhma..mau ke luar sa..sama bang Aldo" ucap Raya.

"Aldonya mana?" ucap Aldi.

"Masih di jalan ka" ucap Raya.

"Yaudah tunggunya di sini aja, kalo di luar panas" ucap Rizal.

"ehh di luar aja ka" ucap Raya.

“Udah di sini aja abang gak terima penonlakan" ucap Radit.

"Ehh iya ka" ucap Raya yang langsung duduk di sebelah Rahmat.

"Mau kemana sih?" ucap Leon

. "Mau ke mall ka" ucap Raya.

"Kenapa gak sama kita aja?" ucap Radit.

"takut kaka masih cape makanya aku sama bang Aldo" ucap Raya.

“abang gak bakal cape kalo sama kamu" ucap Rizal.

"Lili guaa, BABANG ALDO YANG TAMPAN NAN KECHE BADHAI DATANG MENJEMPUT MUUU CINTAKUHHHH" ucap Aldo yang datang tiba tiba dan sukses mendapat tatapan aneh dari penghuni ruang tamu.

"Aldo be like, gua malu anjir" ucap Raya.

"Kok lu gak bilang dek?" ucap Aldo.

"Lu gak nanya" ucap Raya acuh.

"ehh Aldo apa kabar?" ucap Rizal.

"Baik bang" ucap Aldo.

"Bang Al ayok" ucap Raya.

"Ini dek, uangnya" ucap Radit.

"Gak usah ka, aku dah biasa abisin uang bang Al" ucap Raya.

"Iya gak usah repot repot bang, dia mah dah biasa" ucap Aldo.

"Hayuk Al, ntar keburu sore ih" ucap Raya yang menarik paksa Aldo.

"Biasa aja woy gua bukan hama" ucap Aldo.

"bodo amat, lu kan abang gua berati lu kudu nurut ama gua" ucap Raya.

"Yang ada, adek yang kudu nurut ama abang" ucap Aldo.

"Yaudah gua bilangin lu ke om biar di marahin" ucap Raya yang langsung masuk kedalam mobil Aldo.

"sebenernya yang kaka sapa" gumam Aldo yang langsung masuk ke mobil.

Skipp...

Raya dan Aldo sudah sampai di kantor Glend, mereka langsung masuk ke ruangan Glend dan duduk manis di sana.

"Ayo om" ucap Raya.

"nih" ucap Glend dengan memberikan sebuah berkas kepada Raya dan Raya pun langsung membacanya.

"3 gadis hilang, dan pelaku beserta gadis tersebut belum di temukan?" ucap Raya.

"Ya, jadi kau harus menyamar menjadi salah satu murid di sekolah tersebut" ucap Glend.

"kenapa Raya, kenapa gak bang Aldo aja?" ucap Raya.

"karena kamu cantik, dan Aldo juga ikut dalam misi ini” ucap Glend.

"Ohh oke" ucap Raya.

"Terus apa lagi?" ucap Aldo.

"Gada, yaudah sana kalian pergi, pulang ke rumah masing masing ini udah jam 7, jangan lupa besok sekolah" ucap Glend.

"Eh buset cuma nyamar aja dah kek anak sekola beneran" ucap Aldo.

'iya bang, yok ah kita ke mall beli tas buat sekolah" ucap Raya.

"Yaudah sana, uang udah om kirim" ucap Glend.

"Ayo" ucap Aldo yang langsung pergi dan di ikuti oleh Raya.

Aldo dan Raya pun langsung pergi menuju mall untuk membeli tas, dan langsung mengantarkan Raya pulang ke rumahnya.

"inget besok sekolah, jangan kesiangan, abang jemput apa jangan?" ucap Aldo.

"Jemput" ucap Raya.

"Yaudah langsung mandi terus tidur ya, biar gak kesiangan, abang pulang dulu" ucap ken yang mengelus rambut Raya.

"Tiati bangg" ucap Raya.

Raya masih berdiri di depan pintu hingga mobil ken menjauh, baru ia masuk. Saat masuk ke rumahnya Raya langsung melihat kaka kakanya yang menatapnya dengan tajam.

"Kenapa lama?" ucap Rizal.

"Cuma ke mall kan?" ucap Radit.

"Dan makan?" ucap Leon.

"masih inget rumah?" Rahmat.

"ini jam berapa?" ucap Adil.

"Maen, iya, iya, masih, punya jam sendiri kan napa masih harus nanya?" ucap Rayayang langsung pergi menuju kamarnya.

chapter 2

   Matahari sudah menampakan sinarnya, dan Raya sedang bersiap untuk pergi ke sekolah untuk pertama kalinya setelah bertahun tahun tidak sekolah, Raya sedang memasang alat komunikasi berukuran kecil di telinganya, ia memasang ini karena agar dapat membantunya untuk berkomunikasi dengan Aldo, selain alat itu jam tangan yang di kenakan Raya dan Aldo Juga bisa di gunakan untuk berkomunikasi, jadi jika alat yang di telinganya di lepas mereka bisa berkomunikasi lewat jam.

"Dek bangun" ucap Leon.

"iya udahh" ucap Raya dari dalam kamar.

Jam sudah menunjukan pukul 06:50 yang artinya 25 menit lagi bel masuk akan berbunyi dan gerbang sekolah akan di tutup, tapi Aldo belum menunjukan batang hidungnya.

Raya yang kesal langsung mengambil tasnya dan keluar kamar niat nya ingin ke sekolah dengan membawa mobil sendiri.

Brakkkk

Gebrakan pintu yang di buat oleh Raya, membuat semua kakanya dan kedua orang tua Raya kaget di buatnya.

Raya langsung mengunci pintu kamarnya dan langsung berjalan menuju mobilnya melewati ruang makan.

"Kenapa sayang" ucap mommy yang melibat raut wajah Raya yang tidak bersahabat.

"Ehhh gak papa kok hehe" ucap Raya yang langsung mengubah ekspresinya mejadi lebih ceria.

"Sini sarapan bareng" ucap Radit.

"Maaf ka aku gak bisa sarapan" ucap Raya yang membalikan badanya hendak pergi.

"Kenapa?" ucap seluruh keluarganya.

Raya pun membalikan badanya sehingga menghadap ke arah keluarganya,

" Kalo sarapan nanti siangnya suka sakit perut" ucap Raya yang langsung pergi dengan menggunakan mobilnya.

15 menit setelah Raya berangkat Aldo pun datang untuk mengajak Raya berangkat bersama.

"Misi om Rayanya ada?" ucap Aldo.

"Dia udah berangkat dari tadi" ucap daddy.

"Mampus gua" gumam Aldo yang di dengar oleh keluarga Raya.

"Kenapa?" ucap Rahmat.

"ehh kalo gitu gua berangkat ya" ucap Aldo.

"bareng Al, kita juga sekolah di tempat yang sama ko" ucap Aldi.

"Ayo" ucap Aldo.

Aldo dan kelima kaka Raya pun berangkat menuju sekolah, mereka berangkat menggunakan 3 mobil, Aldo sendiri, Rizal dan Leon satu mobil dan satu mobil berikutnya sisa dari mobil kedua. Saat mereka sampai di lingkungan sekolah mereka menjadi sorotan karena ketampananya.

"ayo kita langsung ke ruang kepsek" ucap Rizal yang di angguki semuanya.

Mereka berenam pun langsung memasuki ruang kepala sekolah.

"kalian murid baru itu kan?" ucap kepsek.

"Iya pak" ucap mereka bersamaan.

"kalau begitu untuk Rizal dan Radit di kelas 12-1 untuk Aldo 12-3 untuk Rahmat 11-1 untuk Aldi dan Leon kelas 11-2 paham?" ucap kepsek.

"paham pak" ucap mereka bersamaan.

"Pak Raya berada di kelas mana?" ucap Aldo.

"ah murid baru tadi, dia berada di kelas 10-4 orang tuanya yang minta padahal dia cerdas" ucap kepsek.

"kenapa mom dan dad menjauhkan kelas kami?" ucap Leon dalam hati.

"Baiklah kalau gitu silahkan menuju kelas masing masing" ucap Kepsek.

Keenam saudara itu pun laangsung menuju kelasnya di tengah perjalanan Leon bertemu dengan Raya yang sedang bersandar di tembok salah satu gudang.

"Raya lagi apa?" ucap Leon

"ehh itu lagi nyari kelas belum ketemu" ucap Raya berbohong.

"Ayo abang anterin" ucap Leon.

"Gak usah gua bisa sendiri ko" ucap Raya dengan halusnya.

"Gak papa ayo" ucap Leon dengan menarik tangan Raya. Raya hanya pasrah dengan keadaanya.

Setelah beberapa lama berjalan akhirnya Raya dan Leon sampai di kelas Raya.

"Belajar yang bener" ucap Leon.

"Hmm" ucap Raya yang langsung masuk ke kelasnya.

"Ah anak baru itu kan?" ucap Guru.

"Iya bu" ucap Raya dengan senyum ramahnya.

"Kalau gitu silahkan perkenalan" ucap Guru

. "Haii salam kenal perkenalkan namaku Raya Oktavia Dewantara pindahan dari Texas" ucap Raya.

"baiklah saya bu wati wali kelas kamu ada yang ingin bertanya?" ucap Guru yang membuat seluruh anak laki laki mengangkat tanganya kecuali beberapa orang.

"silahkan" ucap guru.

"Boleh minta Wa?" ucap murid 1.

"Punya pacar gak?" ucap murid 2.

"sudah sudah ibu kira kalian akan bertanya yang penting ternyata nggak, kalo gitu kamu boleh duduk dengan Dela, untuk Dela silahkan angkat tangan" ucap guru yang langsung di angguki Raya dan langsung menuju bangkunya.

"Haii Ray gua Dela " ucap Dela.

"Gua Raya" ucap Raya dengan senyum manisnya

Kringgg kringgg...

Bel istirahat yang di tunggu tunggu oleh Raya dan teman sekelasnya pun berbunyi dengan merdunya.

"Raya kantin bareng kuy" ucap Angel.

"Ayo" ucap Raya.

"tapi Tunggu temen gua dulu bentar" ucap Dela.

"Iya gak papa ko" ucap Raya.

"Dela" ucap seseorang yang berjalan mendekati Dela dan Raya.

“Ini Lina temen gua yang bakal jadi temen kita" ucap Dela.

"Gua Raya" ucap Raya dengan menyodorkan tanganya.

"Gua Lina" ucap Lina yang menerima uluran tangan Raya.

"Ayoo kantin gua laper" ucap Dela.

Raya dan teman temanya pun langsung berjalan menuju kantin untuk mengisi perut mereka, namun sayang seluruh meja sudah penuh.

"Dah penuh" ucap Lina.

"Ada ko yang kosong" ucap Raya yang melihat meja yang sedang di tempati kaka kakanya.

"Jangan bilang-" ucap Dela yang ikut melihat ke arah pandangan Raya.

"Ayoo" ucap Raya yang menarik kedua tangan temanya itu.

Raya langsung duduk di meja itu dan kedua temanya di sampingnya.

"pesenin" ucap Raya tanpa melihat ke arah kakanya.

"Dek soal tadi-" ucap Aldo yang terpotong oleh Raya.

"nih kenalin temen aku Dela dan Lina." ucap Raya memperkenalkan kedua teman barunya kepada kakak kakaknya.

"kenalin gua Aldo yang paling ganteng disini." membuat kedua teman Raya dan semua kakaknya melongo dengan pernyataan Aldo.

"Gua jijik" ucap Raya dengan senyumnya.

"Kalo mereka siapa?" ucap Lina yang menunjuk ke arah kaka kandung Rayayang dari tadi terdiam.

"Mereka temen abang gua, tapi gua gak begitu kenal" ucap Raya yang membuat kaka kandungnya terlihat kecewa.

"Ya... Yaudah kalo gitu kalian kenalan aja ama temen abang" ucap Aldo.

"Gua Rizal Putra Aurora" ucap Rizal.

"Gua Radit Okta Aurora" ucap Radit.

"Gua Rahmat ikhsa Aurora" ucap Rahmat.

"Gua Aldian Aurora" ucap Aldi.

"Gua Leon Greslino Aurora" ucap Leon.

"Kenalin gua Raya Oktavia Dewantara adeknya Aldo Dewantar" ucap Raya.

"Nama nya kek lu Ray" ucap Lina.

"Wahh nama gua pasaran dong" ucap Raya dengan wajah melasnya. aa nu

"Btw kalian sodara ya?" ucap Dela.

"Iya kita adek kaka" ucap Rizal.

"Bang ganti nama biar gak pasaran" ucap Raya.

"Banyak bacod kau" ucap Aldo dengan menyonyor kepala Raya.

"Gini punya abang stres mah" ucap Raya.

chapter 3

  Saat ini Raya dan teman temanya masih berada di kantin karena waktu istirahat masih lama jadi ia memutuskan untuk di kantin hingga bel masuk, mereka hanya duduk dengan memainkan ponsel mereka hingga..

"Uhuk uhuk uhuk" Raya terbatuk akibat berita yang sedang ia baca di ponselnya.

Dengan sigap Leon langsung memberikan minumanya kepada Raya yang masih batuk batuk.

"Es trosss" ucap Aldo.

"Eh orang mah adek nya batuk di kasih minum kaya ka Leon, lah ini adeknya batuk di marahin" ucap Raya yang langsung fokus kembali ke ponselnya.

"Haii gabung boleh?" ucap seseorang yang tiba tiba datang.

"Kagak" ucap Raya yang terfokus pada ponselnya.

"Marah ya ama gua?" ucap orang itu.

"Siapa lo tiba tiba datang sambil bilang marah ya ama gua, emang gua kenal lo apa?" ucap Dela yang masih terfokus pada Ponselnya.

"Brain dek" ucap Aldo lewat alat komunikasi yang ada di telinganya dan sukses membuat Raya diam.

"Bang, gua ama temen temen gua kelas dulu yak, dah mau bell" ucap Raya

"Ayo Del" ucap Lina.

"Ehh iya ayo" ucap Dela bingung.

"Ray, gua minta maaf" ucap orang itu yang menarik tangan Raya saat Raya melewatinya.

"Lu pikir, saat keadaan lo terpuruk terus, orang yang udah lu anggap sebagai sahabat sendiri tiba tiba ninggalin lo tanpa kabar setelah 3 taun kemudian datang kembali dengan tampang yang tak berdosanya, dan dengan gampang nya lo minta maaf?" ucap Raya yang membuat Brian kaka kakanya terdiam.

"Bener dugaan gua Raya kecewa sama gua" ucap Radit dalam hati.

“Jadi dia marah ama gua?" ucap Rahmat dalam hati.

"Gua kembaran yang gak berguna" ucap Leon dalam hati.

"Gua kira dia gak bakal kecewa" ucap Radit dalam hati.

"pantes dia gak sebut gua abang lagi" Ucap Rizal dalam hati.

"Iya gua tau gua salah, makanya gua minta maaf" ucap Brian.

"Lu minta maaf dengan gampangnya setelah lu bikin gua sakit hati, oke gua maafin tapi gua mohon ama lu buat gak pernah deket, atau jangan anggap pernah kenal gua" ucap Raya yang langsung pergi dari kantin di ikuti kedua temanya.

"Raya tunggu" ucap Lina yang berlari mengejar Raya.

"Brian gua harap lu lakuin apa yang adek gua katakan barusan, jangan bikin dia kecewa lagi, asal lu tau kalo lu bikin adek gua nangis, gua gak segan segan buat bawa Raya pergi dari sini" ucap Aldo yang langsung pergi menuju kelasnya hingga menyisakan kaka kandung Raya yang masih berada di kantin.

Sisi lain.. 

Saat ini Raya sedang berada di taman belakang sekolah, ia di temani kedua teman barunya yang saat ini mereka ikut ikutan bolos.

"Ray, lu kenapa si, kalo lu dah siap lu cerita aja ama kita, jangan di pendam sendiri" ucap Lina.

"iya kita gak mau lu kenapa kenapa, biar kita baru kenal tapi gua udah anggap diri gua itu deket sama lu" ucap Dela.

"Gua gak papa, kalo gua siap nanti gua ceritain ko ke kalian, yang penting sekarang kita bolos aja kuy, ke luar sekolah, kita ke mall" ucap Raya.

"Boleh" ucap Lina.

"ayo aja gua mah" ucap Dela.

Raya, Dela dan Lina pun berjalan mengendap endap menuju parkiran untuk mengambil mobil mereka, mereka bolos dan kabur melewati gerbang utama sekolah dengan alasan salah satu saudara mereka sedang sakit dan di bukakan gerbangnya oleh satpam.

Mereka menghabiskan waktunya di mall hingga sore hari, setelah puas berbelanja dan makan akhirnya mereka pun pulang menuju rumah masing masing.

Raya sudah sampai di rumahnya dan langsung memarkirkan mobilnya kemudian masuk kerumahnya, saat Raya masuk ia sudah di suguhi tatapan maut dari kakak kakanya namun ia hanya mengacuhkanya dan melewati kaka kakanya tanpa dosa.

"Dari mana aja kamu?" ucap Rizal saat Raya hendak naik tangga.

"Maen" ucap Raya cuek.

"Maen sampe jam segini, mau jadi appan lu dah gede nanti hah" ucap Radit.

"Mau jadi buruh kek, mau jadi presiden kek, gimana ntar aja" ucap Raya dingin.

"RAYA OKTAVIA AURORA" teriak Leon yang kesal akan tingkah Raya.

"apa? Gak pentingkan, mending gua ke kamar" ucap Raya dengan senyum manisnya dan langsung meninggalkan kaka kakanya.

"Gua yakin banget kalo dia itu kecewa ama kita" ucap Aldi.

"Gua juga" ucap Rahmat.

  "Gua kamar" ucap Leon yang langsung meninggalkan semua kakanya.

Setelah di introgasi Raya langsung masuk kamarnya untuk, membereskan pakaianya dan bersiap siap untuk pindah.

Flashback...

Raya sampai di sekolahnya ia langsung berkeliling untuk mencari kelasnya sekalian memantau keadaan sekitar, saat Raya sampai di salah satu gudang ia mendengar seseorang tengah mengobrolkan sesuatu, karena aneh ia pun mendekat ke arah gudang itu dan mendengar obrolan seseorang di sana.

"gua bilang apa, jangan culik mereka, gimana kalau ketahuan, dan lagi pula kasian ini sudah 2 bulan mereka kita tahan" ucap seseorang.

Dengan sigap Raya merekam percakapan mereka dan langsung melaporkanya kepada omnya.

(OmRay) 

"Om, Raya udah dapet satu petunjuk, nanti malem Raya kirim ke om"

"Om tunggu, sekalian kamu siapin barang barang kamu"

"Mau kemana om?"

"kamu boleh tinggal di Apart kamu,nanti om yang jemput sekalian bilang ke keluarga kamu kalo kamu om bawa"

"Oke om, aku tutup"

Tut tut

Setelah mematikan telponya Raya langsung melanjutkan kegiatanya namun..

"Raya lagi apa?" ucap Leon.

Flashback off.....

Ting tongg..

Suara bel rumah yang berbunyi, dengan cepat Raya langsung menyeret kopernya dan turun menuju pintu depan, karena ia yakin kalau omnya yang datang.

"Mau kemana?" ucap Aldi.

"Mau buka pintu" ucap Raya.

"Kenapa bawa koper?" ucap Leon yang tidak di hiraukan Raya.

"Ommmm" ucap Raya saat melihat omnya dari balik pintu.

"apa kabarnya sayang?" ucap Om.

"baik om ayo" ucap Raya.

"Mau kemana?" ucap Rizal.

"Gini, om mau bawa adik kalian buat tinggal sama om, kan om yang udah besarin dia, jadi om mau dia tinggal sama om, karena Aldo juga sendiri disana, makanya sekalian aja biar Aldo ada temenya, om juga udah bilang ko sama orang tua kalian, dan mereka bolehin" ucap Glend.

"Kenapa mereka bolehin om?" ucap Radit.

"Aduh om juga kurang tau, yaudah yang penting sekarang, om bawa adik kalian ya" ucap Glend.

"Jangan om, masa om tega misahin aku sama kembaran aku" ucap Leon.

"Lohh bukanya kamu juga tega tinggalin kembaran kamu sendirian pas dia lagi tidur?" ucap Glend.

"Udah gak usah kek bocah, gua pamit yaa, gua pindah dulu dahh" ucap Raya dengan wajah bahagianya.

"Ayoo Ray, abang kamu pasti udah nunggu" ucap Glend.

"Tunggu om Surat surat penting aku" ucap Raya yang hendak menuju kamarnya lagi.

"Gak usah udah om siapin semua bahkan surat adopsi juga udah beres" ucap Glend.

 "Om jadi om adposi Raya?" ucap Rahmat.

"Ya sekalian aja, kan kasian Rayanya kalo tinggal di rumah om tapi kayak orang asing makanya om adopsi dia, biar orang tua kalian gak keberatan sama biaya pengeluaran buat Raya" ucap Glend.

"Ayoo om Raya dah ngantuk ini" ucap Raya.

"Ayoo kita pamit dulu yaa, dah" ucap Glend.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!