NovelToon NovelToon

Terjebak Dalam Cinta Seorang Mafia

Episode 1

Cahaya matahari yang masuk ke dalam jendela kamar membuat seseorang bangun dari tidurnya. Orang itu tak lain adalah Clarisa, Setiap hari dia berusaha untuk selalu bangun tepat waku.

"Huh, Sungguh lelahnya badanku sampai tidur ku nyenyak sekali" Ucap Risa kepada dirinya sendiri.

Ia segera beranjak dari tempat tidurnya untuk membersihkan badannya.

Didalam kamar mandi ia terus merenungkan nasibnya.

"Jika saja tidak terjadi kecelakaan waktu itu pasti hidupku tidak begini" batin Risa yang sedang membersihkan dirinya.

Setelah dirasa cukup bersih ia segera keluar dari kamar mandi untuk segera mengganti bajunya.

Tok Tok Tok

"Risa cepat nak sudah siang kamu berangkat kuliah atau tidak" Ucap seorang wanita paruh baya yang sudah merawatnya sejak Risa kehilangan kedua orang tuanya.

"Iya Nek, Sebentar Risa baru bersiap-siap" Teriak Risa didalam kamarnya, Sambil merapikan rambutnya.

Bughhh!

"Hati-hati nak kalau berjalan" ucap neneknya. Ia sangat menyayangi Risa sampai apapun akan ia lakukan jika menyangkut kepentingan Risa.

"iya Nek, Maafkan Risa sering membuat nenek khawatir" ucap Risa lirih. Dia tau betapa besar rasa sayang neneknya kepadanya karna hanya Risa yang ia miliki saat ini.

"Wah nenek masak apa hari ini, Kelihatannya sangat menggiurkan" Ucap Risa sambil memandangi makanan yang sudah siap diatas meja makan.

"Sudah, cepatlah makan nanti kamu terlambat kuliahnya" ucap neneknya.

"Baiklah nenekku tersayang" Risa pun segera melahap makanannya, Setelah dirasa perutnya sudah penuh Risa bergegas pergi untuk berangkat kuliah.

"Risa berangkat dulu Nek, Nanti tidak usah menunggu Risa pulang Nek" ucap Risa sembari mencium tangan neneknya.

"Iya berangklah, Hati-hati dijalan" ujar neneknya.

Setelah mengantar Risa kedepan rumah neneknya segera masuk kembali kedalam karna masih ada pekerjaan rumah yang belum ia selesaikan.

*****

Ditempat lain, ferdo yang baru saja bangun dari tidurnya segera bergegas untuk membersihkan badannya.

Setelah dirasa sudah bersih ferdo segera mengambil pakaian yang sudah disiapkan oleh pelayan pribadinya, Yah kebutuhan ferdo setiap harinya diurus oleh pelayan pribadinya.

"Pagi mom, Dad" ucap ferdo sambil menuruni anak tangga menuju meja makannya.

"Hmm" ucap Dady ferdo, Dady ferdo lah yang memiliki sifat dingin hingga menurun ke ferdo.

"Anak bayi momy sudah siap ternyata" ucap momy ferdo yang berada di meja makan.

"Mom, Aku sudah besar berhentilah memanggilku dengan sebutan itu" ujar ferdo dengan nada kesalnya sambil berjalan mendekati meja makan.

"Cepatlah menikah kalau tak ingin momy panggil dengan sebutan itu" ucap momy ferdo sambil terkekeh melihat ekspresi anaknya.

"Dad bantuan aku untuk meminta momy agar tak meminta ku untuk menikah terus" ucap ferdo yang meminta bantuan kepada Dady nya.

"Sudahlah boy turuti saja permintaan momymu" ucap Dady ferdo.

"Sudahlah dad kau sama saja membuat mood ku hilang,Aku berangkat bekerja dulu " ucap ferdo sambil berdiri meninggalkan momy dan Dady nya yang sedang dimeja makan.

Ferdo yang ditunggu oleh asisten pribadinya didepan rumah segera masuk kedalam mobilnya dengan muka ditekuk. Hans yang melihat muka bosnya hanya tersenyum karena ia sudah tahu apa masalahnya hingga bosnya begitu.

"Hans apa aku sudah terlihat tua hingga momyku selalu menyuruhku untuk segera menikah?" Tanya ferdo kepada asisten pribadinya.

"Belum master kau selalu terlihat muda walaupun umurmu sudah beranjak kepala tiga" jawab Hans sambil melihat bosnya dari kaca spion mobilnya.

"Hah, sepertinya aku harus segera mencari wanita yang cocok denganku" batin ferdo sambil memainkan handphonenya.....

Disis lain Risa yang baru saja sampai didepan kampus dan bertemu dengan sahabat nya yaitu Helen. Risa yang hobi bernyanyi ia pun menyanyikan lagu dengan penuh penghayatan.

Aku masih ada di sini

Masih dengan perasaanku yang dahulu

Tak berubah dan tak pernah berbeda

Aku masih yakin nanti milikmu

Aku masih di tempat ini

Masih dengan setia menunggu kabarmu

Masih ingin mendengar suaramu

Cinta membuatku kuat begini

Aku merindu, ku yakin kau tau

Tanpa batas waktu, ku terpaku

Aku meminta walau tanpa kata

Cinta berupaya

Engkau jauh di mata tapi dekat di doa

Aku merindukanmu

Aku masih di dunia ini

Melihatmu dari jauh bersama dia

Walau pasti ku terbakar cemburu

Tapi janganlah kau ke mana-mana

Aku merindu, ku yakin kau tahu

Tanpa batas waktu, ku terpaku

Aku meminta walau tanpa kata

Cinta berupaya, ohh

Aku merindu, ku yakin kau tau

Tanpa batas waktu, aku terpaku

Aku meminta walau tanpa kata

Cinta berupaya

Engkau jauh di mata tapi dekat di doa

Aku merindukanmu

Aku merindukanmu

Aku merindukanmu

Risa pun menyelesaikan lagunya dengan rasa bangga karna suara merdunya dapat membuat semua orang melihat kearah dengan tatapan heran ada juga yang tersenyum kepadanya.

Tapi disisi lain Helen temannya merasa kesal akan sikap sahabatnya yang entah kerasukan setan mana hingga bernyanyi sekeras itu dan membuat semua orang menatap nya dengan tatapan aneh.

"Astaga Risa kebiasaan lihat tu orang-orang pada liatin kamu gara-gara nyanyi terus" Ucap Helen teman satu kampus Risa.

"Hehehe maaf, Kamu kan tahu aku hobi sekali bernyanyi" Ucap Risa sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Iya nyanyi sih nyanyi tapi lihat situasi dan kondisi dong" Ucap Helen dengan nada kesalnya sambil meninggalkan Risa yang ada di belakangnya.

"Dasar kebiasaan suka ninggalin temen gitu aja" Ujar Risa yang melihat kepergian Helen.

Helen adalah sahabat Risa sejak menginjak bangku sekolah menengah atas, Helen merupakan anak seorang pengusaha yang cukup terkenal di negaranya.

Helen menjadikan Risa sahabat karna sikap Helen yang tidak memandang rendah orang lain, Walaupun ia tahu Risa hanya orang biasa sedangkan ia anak pengusaha tapi itu tak menjadi penghalang untuk menjadikan Risa seorang sahabat.

Setelah tiba di dalam kelas Risa segera menghampiri Helen yang duduk di bangku, kebetulan bangku Risa dan Helen bersebelahan.

"Len maaf kamu kan tau kebiasaan ku itu seperti apa" Ucap Risa yang memohon kepada sahabatnya yang sedang merajuk.

"Hah, Sudahlah tidakpapa aku tidak marah padamu" Ucap Helen sambil menatap sahabatnya.

"Baiklah kamu memang sahabatku yang paling mengerti aku" Ucap Risa sambil memeluk Helen.

"Dasar kamu itu main peluk-peluk aja" Ketus Helen yang tidak suka dengan sikap Risa yang main nyosor.

"Hehehe abis kamu itu lucu kalau marah-marah" Ucap Risa sambil terkekeh melihat ekspresi wajah sahabatnya.

Beberapa menit kemudian terlihat dosen yang mengajar mereka masuk kedalam kelasnya.

*****

Ferdo yang tiba didepan kantornya segera turun setelah asistennya membukakan pintu mobilnya.

Ferdo berjalan dengan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya dengan wajah datanya disambut oleh beberapa karyawan yang melihatnya melaluinya.

"Selamat pagi tuan Ferdo, Asisten Hans " Ujar salah satu karyawannya. Namun hanya dibalas dengan tatapan datar oleh ferdo.

"Pagi" Jawab asisten Hans dengan ramah dan tersenyum terhadap semua karyawan.

Ferdo dan Hans segera memasuki lift pribadi untuk menuju ke ruangan. Didalam lift Hans yang melihat bosnya melamun segera menyadarkan dari lamunannya.

"Master apa ada yang menggangu pikiran mu?" Ucap asisten Hans dengan menatap Ferdo.

"Hah, Tidak hanya saja ku sedang berfikir bagaimana kalau aku menikah saja" Ucap ferdo dengan nada dinginnya.

"Master mau menikah? Dengan siapa? Master kan selama ini belum pernah menjalani hubungan dengan wanita" Ucap asisten Hans dengan asal tanpa berfikir terhadap apa yang sudah diucapkannya.

Mendengar ucapan asistennya ferdo hanya membalas dengan tatapan datarnya dan melotot kan matanya terhadap asistennya.

"Maaf master jika ucapan saya menyinggung perasaan anda" Ucap Hans memberikan bow untuk meminta maaf kepada bosnya.

Setelah pintu lift terbuka ferdo segera menuju ruangannya diikuti dengan asisten Hans yang ada dibelakangnya. Setelah sampai didepan ruangannya ferdo dan Hans segera masuk kedalam menuju meja kerja ferdo.

"Hari ini apa saja jadwalku" Ujar ferdo yang masih dengan tatapan datarnya.

"Dijam 11 siang ada jadwal meeting dengan perusahaan tuan Hendra di cafe xxx master" Ucap Hans yang sedang membaca data jadwal bosnya hari ini.

"Siapkan semuanya aku mau beristirahat sebentar memenangkan pikiranku" Ucap ferdo sambil melangkah pergi menuju kamar pribadinya yang berada di kantor.

"Baik master" Ucap Hans sambil memberikan bow lalu melangkah keluar untuk menyiapkan semua berkas yang harus dibawa saat meeting dengan klien.

Ferdo yang baru saja masuk didalam kamar pribadinya segera merebahkan badannya keranjangnya. Ia memejamkan matanya sambil merenungkan keinginan orang tuanya yang meminta nya untuk segera menikah.

Ferdo memijit kepala yang pusing akan beban pikirannya sendiri.

"Huh kenapa juga momy dan Dady harus memaksa ku untuk menikah, lagian aku juga belum terlalu tua" Ucap ferdo Kepada dirinya sendiri. Hingga ia tertidur karena memikirkan masalah yang tak tau bagaimana untuk menyelesaikan nya.

*****

Tak terasa jam kuliah pun berakhir Risa dan Helen segera beranjak untuk keluar kelas. Risa yang harus segera berangkat bekerja keluar dengan terburu-buru hingga lupa dengan sahabatnya yang tertinggal di belakang.

"Saa, kamu itu kenapa sih terburu-buru kaya dikejar maling saja" Ucap Helen yang merasa kesal akan sikap Risa.

"Aduh maaf Len, aku harus segera pergi ke cafe untuk bekerja" Ucap Risa dengan nada rendah.

"Ahh iya maaf aku lupa kalau kamu harus bekerja" Ucap Helen.

"Iya tidakpapa aku pergi dulu ya, daa" Ucap Risa smabil pergi meninggalkan sahabatnya menuju jalan raya untuk menunggu bus.

Didalam bus Risa hanya melihat jendela luar buas untuk menikmati pemandangan dari dalam bus. Hingga tak sengaja ia melihat seorang anak yang bersamaan kedua orang tuanya bergurau di pinggir jalan raya.

"Andai keluargaku masih sama seperti dulu pasti akan seperti itu, Mom dad Risa kangen kalian kenapa kalian pergi meninggalkan risa sendiri" Batin Risa hingga terasa air mata yang jatuh dari matanya ia pun segera mengusap air matanya agar tak dilihat orang disampingnya.

Risa pun melanjutkan perjalanannya menuju cafe tempat ia bekerja dengan perasaan sedihnya karena mengingat kedua orang tuanya.

Setelah sampai didepan cafe Risa segera masuk untuk mengganti bajunya agar bisa memulai bekerja. Ia menuju kedalam kamar mandi dengan tatapan kosong hingga tak sengaja membentur tembok pembatas kamar mandi.

"Aduh ini tembok kenap disini sih" Gerut Risa yang merasakan sakit di dahinya. Ia pun segera masuk kedalam kamar mandi dan segera berganti pakaian sebagai pelayan cafe.

Setelah berganti pakaian ia segera keluar untuk bergabung dengan teman-temannya yang juga sebagai pelayan cafe.

"Ehh ris udah sampai kamu ternyata" Ucap Siska teman dia bekerja di cafe.

"Iya udah baru saja aku sampai, kenapa muka kamu kelihatan begitu senang memang ada apa?" Tanya Risa yang aneh melihat tingkah temanya.

"Ahh itu nanti ada CEO perusahaan yang terkenal di negara ini katanya dia mau meeting disini" Ucap Siska.

"Ohh aku kira ada apa, yaudah aku mau lanjut kerja dulu" Ucap Risa yang berpamitan untuk memulai bekerja.

Ditempat lain ferdo dan asistennya mengendarakan mobil untuk menuju cafe yang dijadikan tempat untuk meeting dengan kliennya.

"Apa semua berkas sudah siap?" Tanya ferdo kepada asistennya.

"Sudah master, semuanya sudah disiapkan" Jawab Hans.

Episode 2

Ditempat lain ferdo dan asistennya mengendarakan mobil untuk menuju cafe yang dijadikan tempat untuk meeting dengan kliennya.

"Apa semua berkas sudah siap?" Tanya ferdo kepada asistennya.

"Sudah master, semuanya sudah disiapkan" Jawab Hans.

-----------------------------------------------------

Didalam mobil ferdo hanya melamun dan memikirkan bagaimana caranya agar dia cepat menikah. Hingga dering hp yang menyadarkan lamunan ferdo.

Drtt Drttt Drtttt

"Hallo mom ada apa?" tanya ferdo kepada momy nya yang sedang melakukan sambungan telepon dengannya.

"Boy pulanglah lebih awal Karna momy dan Dady akan menjodohkanmu dengan anak teman momy" Ucap momy ferdo yang membuat ferdo kaget.

"Mom kenapa aku harus dijodohkan! memang momy pikir aku tidak laku" Bentak ferdo yang merasa kesal akan keputusan momynya.

"Sudahlah boy cepat pulang oke" Ucap momy ferdo diselingi dengan memutuskan sambungan teleponnya.

Ferdo mengusap wajahnya dengan kasar karna bertambah lagi beban pikirannya. Ia harus berbuat apa tak mungkin jika harus menerima perjodohan itu karna prinsip ferdo hanya menikahi wanita yang iya cintai.

Hans yang melihatnya merasa kasihan karna bosnya harus mendapatkan beban pikiran lagi entah apa yang harus dia lakukan untuk membantu bosnya agar keluar dari masalah ini.

Setelah cukup lama mengendarai mobil untuk menuju cafe akhirnya ferdo dan Hans tiba di depan cafe untuk segera menemui klien yang sudah menunggu didalam.

"Mari master tuan Hendra sudah menunggu kita didalam" Ucap Hans sambil menutup pintu mobilnya.

Ferdo dan Hans segera masuk didalam dan menghampiri tuan Hendra untuk membahas masalah bisnis perusahaan.

"Maaf telah membuat anda menunggu" Ucap ferdo dengan menjabat tangan tuan Hendra.

"Ahh tidak apa-apa saya juga baru sampai beberapa menit yang lalu" Jawab tuan Hendra.

"Baiklah mari kita mulai meeting kita" Ucap ferdo yang tak mau membuang waktu lebih lama untuk berbasa-basi.

Setelah satu jam berlalu meeting pun selesai dengan menyepakati kontrak yang sudah di rencanakan bersama.

"Baiklah tuan Ferdo saya permisi Karna masih ada urusan lain yang harus saya selesaikan" Ucap tuan Hendra sambil menjabat tangan ferdo.

"Baik tuan, semoga kerja sama kita berjalan dengan lancar" Jawab ferdo yang kemudian dijawab tuan Hendra dengan anggukan.

Tuan Hendra dan sekertarisnya pun segera beranjak pergi dari cafe tersebut. Ferdo dan Hans masih tetap setia ditempat duduknya. Ferdo yang masih melamun melupakan kalau sudah saat nya jam makan siang.

"Master anda ingin makan siang disini sekalian atau kembali ke kantor?" Tanya Hans yang menyadarkan lamunan ferdo.

"Pesankan makanan disini saja" Jawab ferdo kemudian dijawab Hans dengan anggukan.

Setelah Hans memanggil pelayan untuk mencatat pesanannya Hans pun kembali melihat bosnya karna merasa kasihan terhadapnya.

"Master apa perlu saya bantu mencari wanita untukmu?" Tanya Hans kepada bosnya.

"Apa kau pikir aku tak bisa cari sendiri, lihat saja dirimu apa kau sudah ada wanita untuk kau nikahi" Ketus ferdo yang merasa kesal akan asistennya.

"Saya tak memikirkan itu master karna saya tak akan menikah, saya hanya akan mengabdi kepada anda seterusnya" Ucap Hans.

"Kau mau jadi perjaka tua?" Tanya ferdo.

"Iya master karna saya tak tertarik pada wanita" Ujar Hans yang membuat ferdo terkekeh geli.

"Jangan-jangan kau tertarik dengan pria?" Balas ferdo

"Saya bukan gay master" jawab Hans dengan muka ditekuknya.

Setelah berbincang terlalu lama makanan yang dipesan oleh ferdo dan Hans diantar oleh pelayan wanita.

"Ini tuan pesanannya, selamat menikmati" Ujar pelayan wanita itu kemudian memberikan bow kepada ferdo dan Hans. Setelah mengantarkan makanan Pelayan wanita tersebut tak henti-hentinya memandang ferdo dengan tatapan kagum.

Setelah selesai menyantap makanan Hans berpamitan untuk ke toilet karna ada panggilan alam yang mendadak. Karna ferdo yang tak nyaman akan tatapan banyak orang disana ia memilih bangkit untuk keluar dari cafe tersebut tetapi saat ia bangkit dari duduknya ia tak melihat belakang hingga akhirnya ia menabrak pelayan wanita.

"Bughhhh, Aduh bapak ini bagaimana sih, Kalau mau berdiri itu lihat-lihat dulu jangan asal berdiri, Lihat makanan untuk pengunjung saya jadi berantakan" Ujar pelayan tersebut dan segera mengambil sisa makanan yang berserakan dilantai.

Namun saat pelayan tersebut bangun ia tak melihat ferdo yang tadi menabraknya, "Dasar laki-laki gapunya etika" Gumam pelayan yang merasa kesal, ia pun pergi menuju dapur untuk mengambil makanan baru.

Ferdo pun dengan santai berjalan menuju parkiran untuk menunggu Hans yang belum kembali dari toilet. Ferdo yang merasakan aneh saat bertemu dengan wanita tersebut hanya tersenyum.

Setelah beberapa menit akhirnya Hans kembali kedalam mobil dan hendak melajukan mobilnya menuju kantor. Didalam mobil hanya ada keheningan hingga ferdo akhirnya membuka suara.

"Hans cari tahu wanita yang tadi ku tabrak di dalam cafe" Ujar ferdo kepada Hans.

"Baik master" Jawab Hans.

"Cantik, Pemberani aku suka yang seperti ini. Dia harus menjadi milikku" Gumam ferdo.

Disisi lain Risa yang masih kesal akan seorang pria yang sudah menabraknya tanpa mau bertanggung jawab. Ia tak tahu jika yang sudah menabraknya adalah CEO perusahaan yang terkenal di kota ini.

Risa pun hanya mengoceh tidak jelas karna kekesalannya itu.

"Huhhhh dasar laki-laki tidak bertanggung jawab" Gumam Risa yang masih kesal akan laki-laki tersebut. Hingga tak sadar Siska temannya mengagetkan nya.

"Dorrrr" Teriak Siska.

"Dasar kamu ya sis suka mengagetkan orang Untung aku ngga jantungan" Jawab Risa.

"Hehehe maaf abis kamu itu melamun terus sambil ngoceh ngga jelas" Balas Siska.

"Abis aku itu sebel banget sama seseorang masa nabrak aku Sampai makanan buat pelanggan jatuh malah kabur ngga tanggung jawab" Jawab Risa dengan helaan nafas panjang.

"Siapa? Mana orangnya biar aku timpuk pake nampan ini" Jawab Siska dengan semangat 45.

"Itu tadi yang ada dimeja xx" jawab Risa dengan wajah marahnya.

"Hah, meja xx? Kamu yang benar saja masa dia yang nabrak kamu?" Tanya Siska kepada Risa.

"Iya dia kalau ketemu lagi aku bejek-bejek dia sampe bonyok" Jawab Risa dengan meremas kertas yang ada di tangannya.

"Ehh ris jangan deh orang itu bahaya masalahnya, udah deh gausah nyari masalah sama dia ya" Jawab Siska dengan nada memohon.

"Bodoamat pokonya kalau ketemu liat aja" Ujar Risa sambil melangkah pergi ke meja pengunjung.

Siska yang melihat kepergian Risa hanya berdoa agar temanya tidak berbuat nekat seperti apa yang sudah dia ucapkan karna dia tau bahwa yang menabraknya adalah ferdo si manusia dingin dan kejam.

Risa yang tidak tahu siapa yang sudah menabraknya hanya bisa menghela nafas karna gajinya akan dipotong untuk mengganti makanan yang sudah jatuh tadi.

Ferdo yang baru saja sampai didepan kantor segera masuk kedalam diikuti oleh asisten hans yang berada dibelakangnya.

Setelah menggunakan lift dan masuk kedalam ruangannya ferdo segera menyandarkan punggungnya disofa.

"Hans cepat dapatkan informasi tentang wanita tadi" Ucap ferdo kepada asistennya.

"Baik master, Setelah sudah saya dapatkan informasinya akan saya kirim ke email anda" Jawab Hans.

Hans pun keluar untuk mencari informasi wanita tersebut. Entah atas alasan apa ferdo menyuruhnya mencari informasi tentang wanita tersebut yang pasti difikirkan Hans hanya berdoa saja semoga wanita tersebut tidak mendapatkan masalah.

Ferdo yang melihat jam dipergelangan tangannya ia segera beranjak keluar untuk pulang karna sudah mendapatkan pesan dari momy nya agar pulang tepat waktu.

Ferdo yang mengemudikan mobilnya sendiri menuju mansion nya, ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang sambil memikirkan bagaimana caranya untuk membatalkan perjodohan ynag sudah direncanakan oleh momy nya.

"Cara apa yang harus aku gunakan supaya momy tidak melanjutkan perjodohan ini" Batin ferdo yang melajukan mobilnya.

Hingga ferdo yang sudah di depan mansion segera turun dari mobilnya untuk segera masuk menemui momy dan Dady nya.

Momy ferdo sudah menunggunya diruang tamu untuk menyambut kedatangan putranya dengan penuh semangat.

"Ahh anak bayi momy sudah pulang, segera bersihkan badanmu keluarga teman momy akan segera sampai disini" Ucap Helena momy ferdo.

"Mom boleh bicara sebentar?" Tanya ferdo kepada momynya.

"Bicaralah setelah itu segera bersihkan badanmu" Jawab Helena.

"Mom ferdo sudah punya pasangan sendiri ferdo ingin menikah dengan kekasih ferdo karna ferdo hanya akan menikah dengan wanita yang ferdo cintai" Ucap ferdo kepada momy nya dengan penuh penekanan.

"Boy kenapa tidak bilang jika sudah punya kekasih, Bawalah kekasihmu untuk menemui momy dan Dady" Ucap helena.

"Oke mom besok lusa akan aku bawa untuk menemui momy dan Dady tapi batalkan perjodohan ini" Jawab ferdo dengan nada memohon.

"Nanti momy bicarakan dengan teman momy kamu istirahat didalam saja" Ucap Helena.

"Oke mom aku keatas dulu" Ucap ferdo dengan berjalan meninggalkan momy dan Dady nya.

Tak lama kemudian setelah ferdo naik keatas menuju kamarnya tamu yang ditunggu datang. Momy Helena segera menyambutnya dengan ramah.

"Kau sudah sampai ternyata silahkan masuk" ucap Helena kepada Ratih temannya.

"Oh trimakasi" Jawab Ratih.

"Dimana Putri mu kenapa kau datang sendiri dengan sopir mu?" Tanya Helena

"Maaf Putri ku tidak bisa datang" ujar Ratih.

Setelah berbincang cukup lama akhirnya Ratih berpamitan untuk pulang karna jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Ferdo yang enggan untuk keluar kamar hanya menatap laptop untuk mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai. Hingga ia teringat kepada wanita yang sudah ia tabrak tadi siang dicafe.

"Semoga saja dia belum menikah dan memiliki kekasih agar aku dapat memiliki nya" Batin ferdo.

Yah ferdo walaupun mempunyai banyak kekuasaan tapi ia tak pernah mau untuk merebut yang bukan haknya dan ia enggan untuk merusak kebahagiaan orang lain...

Episode 3

"Semoga saja dia belum menikah dan memiliki kekasih agar aku dapat memiliki nya" Batin ferdo.

Yah ferdo walaupun mempunyai banyak kekuasaan tapi ia tak pernah mau untuk merebut yang bukan haknya dan ia enggan untuk merusak kebahagiaan orang lain...

-----------------------------------------------------

Risa yang baru saja menyelesaikan pekerjaan nya di cafe segera beranjak keluar untuk pulang ke rumah nya. Ia yang setiap hari pulang dengan menebeng kepada Siska karna tak ada bus malam.

"Waktunya untuk pulang" Batin Risa dengan melangkahkan kakinya menuju parkiran untuk menunggu Siska.

"Ayo cepat naik aku sudah ingin merebahkan punggungku di tempat favoritku" Ujar Siska sambil memberikan helm kepada Risa.

"Baiklah, ayo jalan" Ujar Risa.

Dipertengahan perjalanan Siska bertanya kepada Risa temannya tentang masalah yang tadi siang Risa alami.

"Ris kamu bener kalau ketemu sama cowok yang tadi nabrak kamu mau kamu bejek-bejek?" Tanya Siska dengan suara yang sedikit keras.

"Jika bertemu lagi kita lihat aja nanti" jawab Risa yang masih melamunkan fikirannya.

"Mau kamu apakan itu orang emangnya?" Tanya Siska yang masih fokus kedepan.

"Ahh nanti gampang, udahlah gausah dipikirin bikin pusing" ketus Risa.

"Yaudah saranku sih jangan diapa-apain ya biar hidupmu tenang" perintah Siska agar temanya berhenti memikirkan apa yang akan dibalasnya jika bertemu dengan laki-laki yang menabraknya.

Selama diperjalanan Risa memikirkan perkataan Siska kenapa dia melarang jika ingin membalas perbuatan laki-laki tadi tanpa sadar Risa merasa ada yang mengikuti entah itu hanya perasaan nya saja atau memang kenyataan tapi Risa tidak terlalu memikirkan nya karna pikirannya hanya ingin cepat pulang agar segera menemui neneknya dan beristirahat.

Saat sampai didepan rumah Risa segera masuk karna ia sudah sangat lelah untuk hari ini.

"Sepertinya nenek sudah tidur" Gumam Risa saat melihat pintu kamar neneknya tertutup rapat.

Risa yang sudah membersihkan badannya segera beranjak ke atas ranjangnya untuk merebahkan punggungnya, Hingga tak terasa ia tertidur karena hari ini cukup lelah.

*****

"Hans tolong bangunkan ferdo sepertinya dia belum bangun" perintah momy Helena kepada Hans. Momy Helena adalah momy Ferdo dan dady Felix adalah Dady Ferdo.

"Baik mom aku keatas dulu" Ucap Hans sambil melangkah menuju kamar ferdo.

Hans yang masuk kedalam kamar ferdo hanya diam karna ternyata ferdo sedang berada didalam kamar mandi.

"Master ternyata kau sudah bangun" Ucap Hans.

"Hmm ya, Bagaimana tentang wanita itu" Tanya ferdo sambil memakai sepatu kerjanya.

"Semua data sudah saya kirim kan ke email anda" Jawab Hans kemudian diangguki oleh ferdo.

"Oh ya apa dia sudah memiliki kekasih atau suami?" Tanya ferdo yang membuat Hans mengerutkan keningnya.

"Belum master dari informasi yang saya dapat dia belum memiliki kekasih atau suami Karna dia hanya tinggal dengan neneknya saja" Jawab Hans.

Ferdo segera keluar dari kamar disusul dengan Hans yang berada dibelakangnya, setelah sampai di meja makan hanya keheningan yang ada karna dady ferdo tidak memperbolehkan bicara disaat berada dimeja makan.

Setelah selesai makan mereka menuju ruang tamu karna hari ini weekend jadi ferdo menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan keluarga tetapi jika ada masalah dalam perusahaan ataupun dunia gelapnya ia akan menyelesaikan nya dengan cepat.

"Mom bagaimana dengan masalah perjodohan ku dengan anak teman momy?" Tanya ferdo kepada momy nya.

"Tidak jadi, tidak perlu difikirkan karna ternyata putri nya juga tidak mau katanya sudah punya kekasih" Jawab momy Helena.

"Syukurlah kalau begitu mom" Ucap ferdo.

Drrt Drttt Drtttt

"Kenapa?" Tanya ferdo dengan nada dinginnya.

"Tunggu disitu biarkan aku yang kesana tetap awasi saja dari jauh" Ujar ferdo kemudian ia berpamitan kepada momy dan Dady nya untuk pergi keluar.

Didalam mobil ferdo hanya merasa marah karna ada yang berani mengganggu miliknya. Yah ia ditelpon oleh anak buahnya yang sudah ditugaskan untuk menjaga Risa dari kejauhan.

Sejak pertemuan pertamanya ia memiliki ketertarikan terhadap Risa yang memiliki sikap pemberian karna menurut ferdo jarang sekali ia menemukan wanita seperti itu.

"Hans apa informasi yang kau dapat itu asli semua?" Tanya ferdo kepada Hans.

"Semua benar master karna saya sendiri yang mencari tahu" Jawab Hans yang masih mengemudikan mobilnya menuju kediaman Risa.

Setelah cukup lama mengemudikan mobilnya akhirnya mereka pun sampai didepan rumah Risa. Mereka pun segera turun dari mobilnya untuk menemui Risa yang sudah didepan rumah dengan wajah sembab karna menangis.

"Ehmm, Ada apa ini?" Tanya ferdo dengan sopan kepada kedua pria yang berbadan kekar.

"Anda siapa saya tidak ada urusan dengan anda" Jawab pria itu dengan nada tinggi.

"Kenalkan saya ferdo kekasihnya Risa" Ujar ferdo sambil menatap Risa. Yah dari informasi yang di kirim Hans, ferdo mengetahui siapa nama Risa.

"Ternyata wanita ini sudah punya pacar, oke baiklah sekarang cepat bayar kan hutangnya!" Ujar pria tersebut.

"Berapa hutangnya akan ku lunasi sekarang juga?" Tanya ferdo.

"15juta" jawab pria tersebut.

"Hans bereskan masalah ini" Ujar ferdo sambil menarik tangan Risa untuk masuk kedalam rumah.

Didalam rumah Risa mencoba untuk melepaskan genggaman tangannya agar bisa menemui neneknya yang berada didalam kamarnya karna ia tak mau neneknya mengetahui jika ia berhutang maka dari itu ia menyuruh neneknya untuk masuk kedalam kamarnya.

Untung saja hari ini dia mendapatkan jatah liburnya jika tidak entah harus bagaimana jika neneknya mengetahui kalau dirinya berhutang untuk membayar biaya kuliah akhir semester nya dan untuk kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan mereka.

"Hei lepaskan tanganku sakit tau!" bentak Risa terhadap ferdo yang merasakan kram ditangannya.

Ferdo yang sadar akan pikirannya segera melepaskan genggaman tangannya, entah apa yang sedang difikirkan nya sekarang. Ia pun menatap punggung Risa yang semakin menjauh dari hadapannya.

"Ahh nenek ternyata kau tertidur di kamarku" ucap Risa saat melihat neneknya tertidur didalam kamar nya. Dia pun kembali keluar untuk menemui laki-laki yang tak lain adalah ferdo untuk menanyakan sesuatu kepadanya.

"Hei kau yang kemarin menabraku di cafe kan?" tanya Risa.

"Hmm" jawab ferdo.

"Kau siapa sebenarnya kenapa tiba-tiba datang di rumahku dan membayar semua hutangku?" Ujar Risa yang mulai heran akan ferdo.

"Aku ferdo Alexander dan niatku kesini untuk membantu saja"jawab ferdo dengan santai dan menaikan satu kakinya.

"Ingin ku tabok pakai sandal ku tapi janganlah diakan sudah menolongku" Batin Risa.

Hans yang sudah menyelesaikan masalah dengan kedua pria tersebut segera masuk untuk menemui atasanya.

"Master semuanya sudah beres" ujar Hans kepada ferdo.

"Baiklah, Nanti aku akan kembali lagi kesini sore hari untuk menemui mu lagi" ujar ferdo kepada Risa yang menatapnya bingung.

"Ah iya datanglah" Jawab Risa dengan nada sopan.

Ferdo dan Hans pun keluar dari rumah itu dengan diantara Risa yang dibelakang nya, mereka berdua pun masuk kedalam mobilnya untuk kembali ke mansion.

Sedangkan Risa yang merasa aneh kepada ferdo hany diam mematung di depan rumah, entah ada angin apa ia dibantu oleh seseorang yang tidak ia kenal untuk membayar hutang-hutangnya.

"Ahh sudahlah yang penting hutangku lunas jika dia ingin aku balas Budi tidakpapa lah" Batin Risa kemudian masuk kedalam rumahnya untuk melanjutkan pekerjaan rumahnya yang belum selesai.

Aku merindu, ku yakin kau tau

Tanpa batas waktu, aku terpaku

Aku meminta walau tanpa kata

Cinta berupaya

Engkau jauh di mata tapi dekat di doa

Aku merindukanmu

Disaat ia menyanyikan lagu tak terasa air matanya jatuh entah kenapa ia merasa rindu terhadap kedua orang tuanya. Ia menangis tanpa mengeluarkan suara karna ia takut jika neneknya mengetahuinya, tapi ternyata neneknya sudah berada tepat dibelakangnya.

"Nak kamu menangis ya" Ucap ayu neneknya Risa.

"Ah nenek mengagetkan ku saja, tidak kok Nek aku tidakpapa" elaan Risa yang takut neneknya bersedia karna mengetahui dirinya menangis.

"Kamu tidak bisa berbohong nak, menangis lah jika kamu ingin menangis" Ucap ayu sambil memeluk Risa.

"Hiks hiks hiks aku... Aku rindu momy dan dady Nek, andai waktu itu momy dan dady tidak keluar rumah pasti tidak akan pergi meninggalkan ku sendiri hiks hiks hiks..." Ujar Risa yang menangis.

"Kamu masih punya nenek, nenek janji akan selalu menemani mu" ujar ayu dengan tangan yang mengusap rambut Risa.

"Trimakasi Nek sudah merawatku, menyayangi ku hiks hiks aku janji akan selalu sayang kepada nenek" Ujar Risa sambil menghapus air matanya dengan telapak tangannya.

"Sudah istirahatlah kamu pasti capek, nenek akan memasak makan siang untukmu" Ujar ayu yang pergi menuju dapur untuk memasak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!