NovelToon NovelToon

Kenan Dan Kania

Panik

Suasana dipagi hari memang sangat menyegarkan. Udaranya yang sejuk, embun yang masih melekat di dedaunan, serta bunyi burung dan ayam yang menyambut sang mentari terbit. Menambahkan kenyamanan yang begitu nikmat untuk dirasakan. Semua orang pun bangun dari peristirahatan mereka yang panjang

dimalam hari. Untuk segera bergegas melakukan aktifitas rutin mereka yang telah menjadi kebiasaan.

‘Kring kring kring’ bunyi bel sepeda berwarna putih berdering. Seorang gadis mengendarainya dengan sangat kencang. Hingga membuat orang disekitarnya bergerak cepat untuk menghindar.

“mingir mingir” gadis itu membuat aba-aba agar tidak menghalangi jalannya.

“hati- hati.” Salah seorang pria yang mengangkat sebuah rumput segar dibahunya

“iya pak.” Dengan suara yang keras gadis itu menjawab pria itu.

Sepeda itu tetap melaju dengan kencang. walaupun area medannya Naik, turun, berkelok-kelok, gadis itu tidak perduli. Bebas hambatan, itu yang sedang di inginkan gadis itu. hingga ia sampai ke sebuah gerbang rumah berwarna putih yang memiliki halaman yang luas di hiasi dengan penataan kebun yang sangat indah dibagian tengah dan tepi halaman rumah itu. Rumah berwarna putih, bercorak coklat berlantai dua, dengan karakter yang mencolok pada tampilan pilar yang tidak biasa, serta bentuk atap yang unik. Ia masuk dengan tergesa-gesa meninggalkan sepedanya begitu saja.

Tampak beberapa orang telah hadir di sebuah ruang tamu rumah yang sangat besar berbagai perabotan seperti lemari, seperangkat meja, kursi, guci, dan beberapa koleksi poto yang menghiasi dinding. Elegan,

asri dan nyaman begitulah kesan suasana ruangan tersebut.

Seorang pria berumur sedang terbaring dikursi sofa panjang dan berniat untuk duduk ketika gadis itu datang. Gadis itu seketika mengeluarkan air mata dan memeluk pria itu. mendengar suara tangisan dari gadis

itu, pria tersebut menenangkannya dengan penuh kasih sayang.

Kania  Amonade nama gadis itu dan pria yang sedang dipeluknya adalah kakek kesayangannya Sekar Koba Amonade. Beberapa orang yang hadir adalah paman Ray, bibi Cia, dan dua orang karyawan rumahnya.

Flash Back On

Kania sedang berada di perkebunan teh milik keluarganya Amonade. Setiap hari menjelang pagi ia bertugas untuk mengawasi para pegawai yang bekerja untuk memetik teh. Pada saat sinar matahari telah bersinar terang tiba-tiba salah satu karyawannya memanggil Kania dan mengatakan jika kakek pingsan dan terjatuh di halaman depan rumahnya saat akan berjalan pagi.

Dengan perasaan yang sangat khawatir dan cemas. Ia berlari dengan kencang mengambil sepedanya dan mengayuhnya dengan cepat.

Flash Back Off

“Ba- bagaimana ke- adaan kakek sekarang?” cemas Kania sambil mencoba untuk menenangkan dirinya.

“Kakek baik baik saja kok sayang.” Kakek mengelus rambut Kania

“Ba-gaimana bisa ka-kek mengatakan baik-baik saja? Ayo, kita periksa ke dokter.” Kania sangat marah besar terhadap kakeknya

“Sudah, Kania. Dokter sudah memeriksa kakek tersayangmu ini. Katanya kakek terlalu kelelahan ia hanya perlu banyak istirahat.” Sahut paman

“Baiklah, kalau seperti itu. Ayo, Kania akan mengantar kakek ke kamar untuk beristirahat.” Suruh Kania

“Ya, itu ide yang sangat bagus. Ayo ayah sekarang ayah beristirahat saja ya.” Jawab bibi sembari

membantu kakek untuk berdiri yang disambut oleh paman dan Kania.

SESERAHAN LAMARAN

Keesokan harinya Kania pulang dari perkebunan. Sesampainya digerbang rumah, Kania heran ada 2 mobil yang terparkir di halaman rumahnya. Ia pun bertanya kepada penjaga kebun rumahnya. Sayangnya pertanyaannya tidak terjawab dengan baik karna, penjaga kebun itu juga tidak mengenal tamu yang datang. Ia hanya menerka jika tamunya itu sepertinya berasal dari Kota.

Tanpa berlama-lama Kania masuk kedalam rumah dan betul saja apa yang dikatakan penjaga kebun tersebut. Dari penampilan mereka sepertinya datang dari kota. Kania pun memberi salam kepada semua orang yang berada di sana. Bibi yang melihat Kania langsung menghampirinya.

“Kania, kamu sudah pulang nak.” bibi bertanya.

Kania tersenyum kepada bibi lalu bertanya karna penasaran dengan sedikit berbisik.

“Mereka semua siapa bibi?” bisik Kania

“Ehm….(binggung)” bibi tampak kebingungan menjelaskannya matanya melirik ke arah tamu tersebut.

Kakek yang melihat perbincangan Kania dan menantunya itu langsung memanggil Kania.

"Kania kemari sayang duduk disini bersama kakek.”

Kakek memberi ruang untuk Kania agar dapat duduk disebelahnya. Ia pun menepuk kursi yang telah diberinya ruang itu. Kania dengan patuhnya berjalan dan duduk di sebelah kakeknya.

Kakek  memperkenalkan semua tamu yang datang dari kota itu. mulai dari kakek Sofyan Ganendra sahabat sejatinya dari kecil. Nenek Nasya, Paman Candra Ganendra anak pertama mereka. Bibi Sri menantunya, Jack

Ganendra cucu laki-lakinya, Kamila istri menantu cucunya, Cantika Ganendra anak cucu perempuan mereka, dan si kecil boy Aska Ganendra cicit mereka.

Walaupun sudah mendengarkan penjelasan perkenalan kakek, tetapi Kania tetap merasa aneh karna tamu tersebut datang dengan begitu banyak membawa barang seperti seserahan lamaran.

Cukup lama tamu itu berada disana. Hingga sore harinya mereka meminta izin untuk pamit, karna selain berkunjung ke kediaman Kakek Koba, Mereka juga mempunyai agenda lainnya. Sebenarnya kakek

Koba menawarkan mereka untuk menginap saja. Tetapi, memang agenda itu tidak bisa di tunda.

Malam harinya paman dan kakek memanggil Kania. Mereka sudah berada di ruang tamu dan Kania datang

menghampiri.

“Ada apa paman dan kakek memanggil Kania? Apakah ada hal yang penting?” Kania merasa ada yang aneh. Sambil menurunkan bokongnya ke atas kursi Sofa

"Ehm, Kania. (binggung) ayah saja.” berdalih kepada kakek koba

“Ihc, kan kita sudah sepakat kamu saja.” Kakek melemparkannya kepada paman

“Ayah saja.”

“Kamu.”

“Ayah.”

Mereka pun berdebat untuk memberitahukan sesuatu kepada Kania. Hingga Kania yang melihatnya menjadi

kesal.

“Paman dan kakek ada masalah apa sih? Jangan buat Kania merasa penasaran begini dong. Oh, iya Kania ingin

bertanya, kenapa orang kota itu datang membawa barang yang banyak sekali seperti seserahan lamaran saja. Kalau ingin menjenguk kakek kok, pakai banyak sekali membawa barang?" tanya kania

Kakek dan paman merasa lucu karna mendengar pernyataan Kania yang bergelagat curiga. Karna merasa jalan pembicaraan mereka telah terbuka. Paman dan kakek pun menimpali pembicaraan Kania

“Ok, baiklah begini Kania sayang. Mereka datang memang telah melamar kamu nak.” Jelas paman dengan hati-hati.

“Apa?” kania terkejut mendengar apa yang dikatakan pamannya.

Kakek dan paman saling menatap, kakek pun mencoba untuk memberi masukan padanya.

“Kania, sebenarnya sudah beberapa hari yang lalu mereka menghubungi kakek untuk menjodohkanmu dengan anak kedua cucu laki-laki kakek Sofyan. Kakek sedang mencari waktu untuk membicarakannya

padamu. Tetapi, kakek masih belum menemukan waktu yang tepat. “ jelas kakek

Kania terdiam dengan mengalihkan pandangannya ke sudut ruangan.

“Anak kedua mereka itu sebenarnya sudah akan menikah 2 tahun yang lalu. Tetapi, batal karena sang wanita ketahuan selingkuh didepan matanya sendiri. Sehari ketika mereka akan melangsungkan pernikahan. Semenjak hari itu ia tidak pernah ingin mendekati seorang wanita. Karna, baginya wanita itu sama saja . Akan, membuat dirinya menjadi sakit kembali. Oleh sebab itu keluarganya ingin mencarikan nya pasangan.” Jelas paman

“Lalu, kenapa harus Kania? banyak wanita lain yang begitu sempurna paman dibanding Kania.” kania merasa keberatan

“Kamu, lebih sempurna Kania dari apapun.” Bujuk paman

"Jadi maksudnya paman dan kakek ingin mengorbankan Kania untuk dia?” tolak Kania

“Maksudmu Kania?” tegas paman

“Ia, Paman sendiri kan yang bilang kalau dia merasa wanita itu sama saja membawa rasa sakit kepadanya. Berarti ….” Kania kekeh

“Dengarkan dahulu Kania Paman mu berbicara.” Tegas kakek. Kania pun berdiam diri.

“Kami, tidak memaksa kamu menikahinya. Kami hanya memberikan saran kepada kamu nak, kami berpikir kenapa tidak tentang perjodohan ini? toh, kamu juga sudah saatnya kan untuk membina sebuah keluarga.” pungkas paman

“Benar, cucuku mana tau kamu bisa membuat hatinya yang dingin kepada wanita menjadi hangat kembali cucu kakek ini kan seperti malaikat tak bersayap" kakek menggoda

Kania masih berdiam dengan menatap paman dan kakek dengan senyum malu-malu sehabis digoda.

“Sayang kakek tau betul kamu seperti apa orangnya. Lagi pula dia pria yang sopan kok. Baik, ramah dan ya dia juga sangat tampan.” Bujuk kakek

“Kenapa kakek berbicara seperti itu? Emangnya kakek sudah pernah bertemu dengannya?” tanya Kania

“Kemarin dia sebenarnya ikut bersama keluarganya kemari. Karna, sesuatu hal yang mendesak dari agenda mereka jadi dia pergi duluan untuk mengurusnya.”paman menjawab

Melihat pembicaraan ini akan berlangung lama. Kania pun mengakhirinya dan berlalu ke kamar.

“Ngak tau deh kakek, paman. Tetapi, Kania akan memikirkannya dengan baik.” Kania bangkit berdiri

“Baiklah, itu baru Kania kami. Paman tunggu jawabanmu secepatnya ya nak.” Jawab paman

“Iya, paman. Kania naik ke atas dulu ya mau tidur. Malam kakek, malam paman.” Kania berlalu pergi meninggalkan mereka

“Malam sayang.” Jawab kakek dan paman serentak.

Hei, hei hei para readers ku jangan lupa rate, like, komen, dan tetap selalu pantau ceritaku ini ya!. Mohon dukungannya dari kalian. Dari penulis amatir "KRISMAN"

Berpikir

Halo ha, para pembaca setia 'Kenan dan Kania.'

Mohon dukungannya untuk karya pertamaku ini,

Agar author bisa semakin semangat buat nerusin atau lanjutin buat cerita ini.

Jangan lupa Like, Rate, dan Komen kalian ya agar author bisa semakin memperbaiki karya autor.

Dan supaya kalian ngak ketinggalan jangan lupa Favoritenya ya!!!!

Terimakasih dan selamat membaca..

-

Kania saat ini sedang berbaring di kamarnya. Sambil merentangkan tubuhnya yang kelihatan sangat lelah. Seketika ia mengambil telepon genggam miliknya. Melihat isi pesan dan membalas isi pesan tersebut. Setelah beberapa menit kemudian, Ia meletakkan kembali telepon genggamnya di atas nakas dan memiringkan tubuhnya menghadap ke arah jendela kamar.

Seketika itu juga lamaran yang dibawa keluarga Ganendra untuk dirinya langsung masuk kedalam pikirannya. Awalnya, ia menepis pikiran itu. alhasil ia pun mulai menerimanya dan memutuskan untuk berpikir.

*

Beberapa hari kemudian.

Di sebuah kamar dengan ukuran besar dan sangat mewah tampak seorang pria sedang mengepak tasnya. Tok tok tok suara pintu terdengar

“Mama boleh masuk Ken?” ibu Sri bertanya

“Ya, masuk ma.” Pria itu memberi izin kepada ibu Sri

Kenandri Ganendra adalah anak kedua dari paman Candra dan bibi Sri. Kenan memiliki sebuah perusahaan arsitektur yang cukup terkenal. Dia merintis usahanya itu dari bawah. Ia ingin berdiri sendiri untuk membangun usahanya. Tanpa memiliki semuanya dengan mudah karna keluarganya .

Saat ini Kenan akan berangkat ke luar kota untuk sebuah proyek besar.

“Sini biar mama bantu.” menawaarkan bantuan kepada anaknya.

“Tidak usah ma sebentar lagi selesai kok.”

“Sudah tidak apa-apa biar mama bantu ya.” Ibu sri memaksa

“Beneran ni.”

“Iya”. Mereka mempacking barang yang akan dibawa ken besok.

Disela-sela kegiatan mereka saat ini ibu Sri mencoba untuk berdiskusi dengan putranya itu.

“Ken,”

“Ya, Ma ada apa” tanya Kenan

“Mama tau kamu tidak menyukai ide kami kan?, untuk menjodohkanmu dengan cucu paman koba?” tembak ibu Sri langsung. Tetapi, Ken tidak bergeming sedikit pun.

“Dengar ken kami tidak memaksamu untuk menikah dengan cucu paman Koba. Kami hanya memberi saran kepadamu. Kalau memang kamu tidak menyetujuinya ya sudah kamu batalkan saja. Dan sebenarnya mama juga suka sih dengan Kania.” bujuk ibu Sri

“Kania?” kenan terkejut

“Ia, namanya Kania.” tegas ibu Sri.

Ken mulai berpikir dan mengingat saran dari teman-teman serta sahabatnya untuk menyuruh Kenan segera melupakan Aira mantan calon istrinya dahulu.

“Ken, ken" bu sri membangunkan Ken dari lamunanya

“Ya, Ma (tersadar)” melanjutkan kegiatannya

“Jangan terlalu dipikir ini tidak terlalu terburu-buru kok ya" pungkas ibunya kenandri

*** PERTEMUAN ***

Kania dan keluarganya makan malam bersama. Paman dan Kakek saling melirik satu sama lain memberikan kode untuk bertanya kepada Kania. Dan paman pun menyerah lalu berbicara.

“E’hem, jadi bagaimana Kania tetang perbincangan kita beberapa hari yang lalu?” Kania berhenti mengunyah dan menatap piringnya

“Bagaimana ya, Kania juga bingung sih tentang hal itu. Paman dan Kakek tau kan kalau Kania ingin melanjutkan sekolah. (berpikir seperti mendapat ide) Jadi, begini saja kita buat kesepakatan.” menawarkan idenya

“Kesepakatan?” Paman, Kakek dan Bibi terkejut.

Linda yang datang dari arah dapur membawa mangkuk ditangannya menyela dan kesal terhadap perkataan Kania.

“Apa-apaan ini kak? Kakak itu mau menikah bukan sedang berbisnis. Ini kan tentang masa depan kakak. Ya, ngak bisa dinego-nego pakai kesepakatan segala lah.” Ungkap Linda sedikit kesal “Kalau kakak mau, ya tinggal bilang iya. Kalau enggak ya udah. Kelarkan.” Linda menaruh mangkuk tersebut di atas meja makan.

Perkataan linda sangat menohok bagi kania sehingga ia pun tidak dapat berkata apa-apa lagi.

“Dasar anak kecil. Ya, sudah kalau begitu jawaban Kania ya enggak.”

Paman dan kakek merasa kecewa atas jawaban yang diberikan oleh kania. Mereka pun langsung mengeluarkan segala jurus untuk membujuk Kania. Tetapi, Kania tetap pada pendiriannya.

Akhirnya, kakek, dan paman pun menyerah lalu memintanya untuk memberitahu apa isi kesepakatan itu

“Ya, sudah apa Kesepakatan yang kamu buat?” pungkas paman

“Kania akan menikahinya jika Kania melanjutkan sekolah di Kolkuta (sebuah pusat kota terbesar)” kakek sangat marah kepada Kania dan perang tentang hal ini pun kembali terjadi  antara Kania dan Kakek.

Flash Back On

Pada waktu itu Kania akan tamat dari sekolah menegah atasnya dan setiap murid telah berpikir untuk menetapkan tujuan hidup mereka selanjutnya. Kania pun melamar pada salah satu perguruan tinggi yang terletak di sebuah kota terbesar yaitu kolkuta tempat dimana semua orang sukses berada. Hasil tes telah diumumkan dan Kania dinyatakan lulus. Awalnya Kania ingin membuat semua orang di rumahnya bangga kepada kania. Tetapi, hal itu malah membuat kakek menjadi sangat marah kepada Kania. Sehingga, Kania

kabur dari rumah untuk beberapa hari karna pertengkaran yang hebat tersebut. Kania tinggal di salah satu rumah teman baiknya. kakek yang mendapat kabar tersebut langsung membujuk Kania untuk pulang kerumah.

Flash Back Off

Kania tampak frustasi atas tindakan kakeknya yang selalu tidak memperbolehkan kania untuk melanjutkan sekolahnya disana. Karna, keras kepala mereka berdua. Sampai saat ini kania tidak melanjutkan pendidikan. Disatu sisi kakek selalu menyuruh kania untuk melanjutkan pendidikan dan mengejar impiannya. Tetapi, tidak di kolkuta.

Sudah 5 hari Kania tidak berbicara kepada siapapun dan tidak melakukan aktifitas membantu pamannya mengurus perkebunan mereka. Ia hanya berada di teras\, taman rumah\, lalu kamarnya. Begitu juga dengan kakek ia hanya berada di balkon dan kamarnya. Suasana rumah keluarga Amonade menjadi suram dan sepi. Apalagi\, ketika waktunya berkumpul untuk makan. Meja makan tersebut sudah seperti tempat '***pemenggalan manusia'***.

IH..... HOROR bet. heheh

Seminggu telah berlalu dengan suasana yang tidak seceria seperti hari-hari sebelumnya. Bibi bertanya kepada salah satu pekerja rumahnya tentang keberadaan dari kakek Koba. Karna semenjak tadi, ia tidak menemukan kakek dikediaman mereka.

“Pak Alang, kemana ayah (kakek koba) saya sudah mencarinya kemana-mana tetapi tidak ketemu." Bibi bertanya kepada pak alang yang sedang bekerja

“Saya tidak melihatnya bu. Mungkin kakek pergi ke kebun menemui Bapak.” Jawab pak Alang.

“E’hm, mungkin saja ya pak. Sebentar ya saya telpon dahulu.” Bibi menelpon paman.

Bibi yang mendengar jika kakek juga tidak berada di sana langsung panik dan memberitahu semua orang dirumah untuk pergi mencari kakek.

Kania yang mendengar hal itu langsung menggoyah sepedanya lalu mencari kakek. Sudah setengah jam ia mencari. tetapi kakek tidak di ketemukan. Kania pun semakin cemas dan panik tiba-tiba teleponnya berdering.

Nama yang tertera di layar kacanya adalah ‘kakekku tersayang’

“Kakek.”

Ia pun mengangkat panggilan tersebut. Tanpa aba-aba Kania langsung memarahi kakeknya panjang lebar tetapi jawaban panggilan tersebut dijawab oleh suara berat seorang pria.

Kania terkejut mendengar berita yang disampaikan pria itu. Kakek sedang berada di rumah sakit sekarang. Ia mengalami sebuah kecelakaan dan sekarang ia sedang tidak sadarkan diri di ‘Rumah Sakit Pelita Harapan’

"Tut tut tut tut (telpon terputus)." Kania langsung bergegas ke rumah sakit.

*

Sesampainya dirumah sakit, Kania bergegas menemui resepsionis dan menanyakan keberadaan kakeknya.

”Sus di mana ruangan kakek Sekar Koba Amonade? Tanya kania kepada salah seorang suster.

Keluarga Kania cukup terpandang di desa itu sebagai salah satu pemilik perkebunanan teh terbesar yang berperan dalam pembangunan desa.

Mendengar nama kakek Sekar Koba Amonade. Seorang pria langsung menoleh kepada Kania. Suster tersebut langsung mengarah kepada perawat yang membawa jenazah. Kania seperti tak berdaya untuk berjalan mengikuti perawat tersebut.

Pria bertubuh gagah berperawakan tampan dan penuh kharisma itu mengikuti Kania menuju Kamar jenazah. Tangisan Kania pecah seketika ia menangis hingga meraung- raung melihat jenazah itu.

- heheh\, ngak kebayang seperti apa nangis meraung-raung

“Permisi, nona.” Sapa pria.

“Hicks hicks kek (menangis) Kenapa kakek meninggalkan Kania?” sambil memeluk jenazah

“Nona.” Kania memandang ke arah pria itu.

“Ada, apa (sambil menghapus air matanya) kamu tidak lihat aku sedang bersedih saat ini (kesal).”

"Anda nona Kania Amonade?" tanya pria itu. Kania pun kembali mengomel kepada pria itu tanpa henti.

*

“Ia, saya tau tapi itu bukan kakek anda.”pungkas pria itu

“Apa? Kamu, jangan mengada-ngada ya. Barusan suster di depan menunjukkan bahwa ini kakek saya.”

“Anda salah paham nona.”

“Kamu siapa sih sebenarnya ha? Kamu kenal kakek saya, iya?” ketika pria itu ingin menjawab, selalu saja di hentikan oleh seribu kata yang keluar dari mulut Kania. Akhirnya, pria itu pun pergi karna tidak tau apalagi yang harus ia katakan kepada Kania.

Kania keluar dan bingung bagaimana caranya memberitahu paman, bibi dan Linda. Dengan, berat hati ia pun menelepon bibi dan berbicara perlahan kepada bibi.

“Syukurlah kamu, menelepon nak. Kamu dimana sekarang?” tanya bibi khawatir. Kania tampak kebingungan.

“Ehm, bibi (binggung) ada yang ingin Kania sampaikan kepada bibi. Tetapi, bibi harus tenang ya.” mencoba untuk memberitahu

“Tidak, Kania ini bukan saatnya. Kamu, harus datang ke Rumah sakit Pelita harapan sekarang juga. Karna kakekmu baru saja sadar dari kecelakaan yang menimpanya.” Kania sangat binggung dan terkejut mendengar perkataan bibi nya.

“I- i- iya bi.” Kania perlahan masuk kembali ke ruang jenazah dan membuka kain yang membungkusi jenazah. Ia, pun terkejut karna itu bukan kakeknya. Ia kembali bertanya kepada suster dan segera menuju ruangan

tersebut. Sesampainya didepan ruangan semua orang telah menunggu Kania.

“Kania, kamu dari mana saja?” tanya bibi dengan rasa panik.

“Ini, bi. Kania berusaha mencari kakek kemana-mana dan tidak menemukannya. Kania sangat cemas bi.” jawab kania

Seorang Pria datang dan menyambung pembicaraan mereka.

“Ya, baguslah jadi kamu tidak salahkan mencarinya atau jangan-jangan kamu salah menangisi lagi.” Kania langsung menoleh dan terkejut melihat pria tersebut. Ia adalah Pria yang diusir oleh Kania di ruang jenazah.

“Menangis?(menoleh ke arah Kania) iya, kamu habis nangis Kania?” tanya bibi

“Ehm itu bi, itu.” Kania tampak bingung menjawab bibi. Pria tersebut pun menyela untuk membantu kania

“Maksud saya jangan jangan dia sambil menangis mencari kakek iyakan? (mengintimidasi)” Kania melempar senyuman bingung kepada bibinya.

“Hem, iya dia benar bi” jawab kania.

Bibi, paman, dan Linda menjadi bingung oleh perkataan mereka.

“Sudah Kania perkenalkan ini Kenandri anak paman Candra cucu kakek Sofyan." kania tampak sok mengetahui bahwa pria yang di hadapannya sekarang adalah calon suami yang dijodohkan dengannya.

"Kenan ini Kania putri kami, cucu pertama kekek koba dan dia adalah calon istrimu” paman semringah

menegaskan kalimatnya. Dengan keadaan terpaksa serta perasaan yang bercampur aduk, mereka berdua pun saling berjabat tangan.

“Sudah ayo sekarang kita masuk.” Ajak paman

“Baik paman.” Sahut Kenan dan Kania dengan serentak

Simpati

Halo ha, para pembaca setia 'Kenan dan Kania.'

Mohon dukungannya untuk karya pertamaku ini,

Agar author bisa semakin semangat buat nerusin atau lanjutin buat cerita ini.

Jangan lupa Like, Rate, dan Komen kalian ya agar author bisa semakin memperbaiki karya autor.

Dan supaya kalian ngak ketinggalan jangan lupa Favoritenya ya!!!!

Terimakasih dan selamat membaca..

 

-

Flash Back On

Kenan sedang berada di luar kota untuk proyek yang sedang ia kerjakan. Hari ini ia akan kembali pulang ke kota. Ditengah perjalanan tiba-tiba mobil kenan terhenti karna terlihat seseorang sedang mengalami kecelakaan. Tampak warga yang lewat langsung berkerumun. Kenan pun langsung melangkahkan kakinya turun dari mobil dan melihat orang yang tertabrak itu.

“sepertinya aku mengenal kakek ini (berpikir). kakek ini bukannya, yang waktu itu ya. Temannya kakek kan

(mengingat kembali)” gumam kenan

Kenan yang sedikit mengetahui tentang P3K langsung memberikannya kepada kakek dan membawanya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit kenan memamggil beberapa perawat untuk segera ditindak lanjuti. Tak lupa kenan juga mengurus administrasi dan menghubungi 2 nomor di panggilan terakhir hp kakek yaitu paman, dan juga kania.

Paman dan bibi tiba di rumah sakit dengan perasaan yang kalang kabut. Akhirnya setelah dokter keluar dan

memberitahukan bahwa keadaannya baik-baik saja. Paman dan bibi merasa lega dan

berterimakasih langsung kepada kenan.

Flash Back Off

Setelah melihat keadaan kakek yang tidak perlu dikhawatirkan kembali. Kenan berpamitan kepada paman dan bibi untuk melanjutkan perjalanannya pulang ke kota. Tetapi, paman menyuruh kenan untuk melanjutkan perjalanan nya esok hari. Dengan sedikit paksaan oleh paman dan bibi. Kenan pun terpaksa menuruti perkataan mereka dan mengikuti perintah paman untuk pulang bersama kania dan bibi ke rumah mereka.

Walaupun ada seseorang yang mendengar hal itu tidak menyukai keputusan paman. tetapi, apalah daya kania

harus berbesar hati untuk menerimanya karna dari cerita bibi ia yang telah menyelamatkan nyawa kakek tersayangnya itu.

~

Pemadaman lstrik terjadi Kania Phobia terhadap kegelapan. Bibi segera keluar kamar mencari beberapa lilin di laci meja ruang tamu dan menghidupkan lilin tersebut sebelum Kania terbangun dari tidurnya.

“tidak biasanya ada pemadaman seperti ini.” bibi berbicara sendiri.

dari arah belakang bibi dikejutkan dengan kedatangan kenan yang menjawab pertanyaan bibi.

“mungkin pemadaman giliran bi.” Bibi terkejut dengan kehadiran Kenandri

“aduh,(terkejut sambil mengelus dada) bibi pikir kamu siapa.”

“hantu? Hahaha” tawa kenan

“iya (tersenyum)" melihat hal yang dilakukan bibi membuat kenan penasaran dan bertanya

“kenapa, lilin nya banyak seperti ini bi?” tanya kenan

“iya, Kania Fobia dengan Kegelapan jadi sebelum ia terbangun kita harus menyiapkan banyak lilin di sekitar

kamarnya.” rasa penasarannya pun terjawab dan berkata dalam hati

“ehm, jadi dia punya Fobia.” Tiba-tiba Suara teriakan terdengar.

“astaga, Kania.” panik bibi

Bibi, Kenan dan semua orang di rumah bergegas ke kamar Kania. mereka Panik dan cepat membawa

lilin untuk menerangi kamar Kania. Bibi berusaha menenangkan Kania tetapi kania sangat ketakutan dan pingsan Kenan merasa simpati melihat keadaan kania yang sepertinya sangat menderita.

~

Keesokan harinya, kenan terbangun dari peristirahatan ia  segera membersihkan diri dan merapikan tempat tidurnya. mata kenan menelisik ke arah ruang tamu keadaan rumah itu terlihat sangat sunyi. mendengar beberapa orang sedang berbincang dari arah ruang makan. ia menghampiri mereka.

“pagi, bi.” ucap kenan

“pagi, nak. ayo, kemari duduk kita sarapan sama-sama.” pinta bibi

kenan melirik bangku meja tidak ada kania disana. hanya adik sepupunya linda yang sedang sibuk dengan telepon gengamnya.

“apakah dia baik-baik saja (memandang ke arah bibi).”

bibi yang menatap mata kenan seperti mengerti siapa yang baru saja ia tanyakan

“ya, dia baik-baik saja. tenanglah sebentar lagi juga dia akan turun menghampiri kita." ungkap bibi

benar saja tidak lama setelah perkataan bibi. Kania datang dan menghampiri mereka

“pagi, sayang.” sapa bibi

“pagi, bibi ku yang cantik (memeluk bibi)”

kejailan kania terhadap adiknya itu pun berlangsung. ia mengambil sebuah roti di depan piring linda.

“hei, Kak. Itu bukan punya kakak itu punyaku.” linda protes

“emang kenapa? Itu masih banyak ambil yang lain saja.” mengunyah roti tersebut dan menarik bangku disamping linda untuk duduk

“ma, lihat Kak Kania dia mengambil bagianku” linda yang berumur seperantaran dengan adiknya kenan yaitu cantika berusia 20 tahun merengek kepada ibunya.

“Linda itu masih banyak kamu ambil yang lain saja.” pinta bibi

“ngak Linda ngak mau. Linda mau yang itu, seharusnya kak Kania mengambil bagian yang lain. itu kan

punyaku.” linda memaksa

“jadi kamu mau ini iya? A (membuka mulut)” Kania mengarahkan roti kedalam mulut linda yang ikut terbuka lalu memasukkannya kembali ke mulut kania. hingga linda pun mendengus kesal dan mulai untuk memukul kakaknya. tetapi, kania dengan sigap menghindar dan berlari diseputaran meja makan.

entahlah, apa yang ada saat ini dibenak kenan. ia bingung dengan tingkah gadis itu. terlihat tegar dari luar tetapi, menyimpan luka dari dalam. tetapi untuk saat ini respon nya hanya tersenyum melihat kejailan yang dilakukan kania.

“ibu, lihat kak Kania.” pinta linda yang melihat kania sendang mengejek dirinya

karna bibi hanya merespon dengan menggelengkan kepalanya linda pun semakin kesal dan mengeluarkan kata-kata yang sedikit menyakiti hati kania.

"ihc, linda benci sama kak kania. kak kenan sebaiknya kak kenan secepat-cepatnya menikahi kak kania. dan bawa kak kania pergi jauh dari sini.

bibi, kania dan kenan seketika terbelalak mendengar perkataan yang dilontarkan oleh linda. ia, tidak menyangka adik kesayangannya bisa berbicara sekasar itu kepada dirinya. linda pergi meninggalkan ruang makan sementara bibi memanggil linda untuk meminta penjelasannya. tetapi, kania menahan tangan bibi dan membiarkan linda pergi untuk menenangkan pikirannya terlebih dahulu.

beberapa orang masuk dengan panik. mereka berkata jika sesuatu terjadi di perkebunan. mendengar hal itu bibi menjadi lemas dan tak berdaya. kania menyuruh bibi untuk duduk di bangku lalu menenangkannya.

“Bibi tenang ya, Kania akan mengurus segalanya. Ayo, pak mari kita ke kebun” kania bergegas untuk pergi tetapi dihentikan oleh bibi.

“Kania, tunggu sebentar. Ken, kamu bisa membantu bibi.”

“ya, ada apa Bi.” jawab kenan

“Kamu tolong jaga Kania ya.”

“bibi, Kania……” tolak kania

“no coment kania. Ayo, cepat kalian bergegas untuk pergi.”

Urusan di perkebunan telah kelar Kania dan Kenan mengatasinya dengan baik. ketika mereka akan pergi meninggalkan perkebunan Telpon Kania berdering

“halo, iya bi. Baik, Kania dan…… (menoleh ke arah Kenan) segera kesana. Kita langsung ke Rumah Sakit katanya Kakek ingin menemuimu.”

Sesampainya disana Kania, Kenan serta kakek berbicara satu sama lain. beberapa menit perbincangan Kania, duduk disamping kakek dengan menghadap ke arah tembok sambil menangis. Kakek pun menghibur Kania yang merasa menyesal dengan perbuatannya. Tiba-tiba tangan Kakek menyatukan kedua tangan mereka sambil meminta mereka untuk menyetujui perjodohan tersebut.

“kakek, apakah tepat membicarakan hal ini sekarang!(nada kesal)”

“dengar, Kania kamu ingin melihat kakek bahagia kan.” bujuk kakek, Kania mengangguk

“kakek tau kamu sangat sangat menyayangi kakek melebihi apapun. Begitu juga dengan kakek Kania alangkah, lebih besarnya kasih sayang kakek kepadamu iyakan? Sebelum, kakek pergi kakek

ingin menyerahkan kamu kepada orang yang tepat Kania yang dapat menjaga, melindungi, menyayangi, serta memberikan semua kebahagiaan kepadamu. Dan setelah itu kakek akan merasa sangat tenang dan bahagia di sana bersama nenekmu.” jelas kakek. tetapi kania tidak senang mendengar perkataan kakek dan mulai memarahi kakek.

“kakek mulai lagi kan. Berapa kali Kania harus memberitahu kakek? kakek tidak akan kemana-mana. (memeluk kakek)”.

~

Beberapa saat kemudian kania pergi membeli makanan yang diminta kakek.

“kenan, kamu sudah lihatkan bagaimana Kania itu.” tanya kakek

“ya kek.”

“kania itu tampak ceria, tangguh, menyebalkan, terkadang terlihat kenak kanakan, dan seperti orang dewasa. tapi didalmnya sangat rapuh sekali. Terkadang kita harus peka terhadap perasaannya. Dia sangat membingungkan.” jelas kakek. Kenan tersenyum

“Didalam kesedihannya ada kebahagiaan didalam kebahagiaannya terdapat luka yang sangat dalam. Kenan

berjanjilah kepada kakek bahwa kamu akan selalu bersamanya melewati apapun.” lanjut kakek

“tapi, kek bukankah seharusnya kita membiarkannya untuk memilih.” pinta kenan

“apa, yang harus ia pilih? Dia itu tidak mengerti apapun tentang cinta.” tegas kakek

“maka, dari itu kek…..” jawab kenan

"baiklah baiklah kakek bisa paham sisimu. kalau kamu masih belum bisa kan mengambil tanggung jawab ini. Kamu takut jika malah kamu yang tidak dapat menjaganya.” seketika Kenan menundukan kepala sambil

mengangguk.

“kenan, kakek tau kalau kamu masih mencintai mantan calon istrimu itu kan . Tapi, mau sampai kapan kamu akan seperti ini? kamu harus menerima itu kenan. Pernikahan kamu batal bukan dari kesalahan mereka ataupun kamu. tetapi, memang karna kamu tidak berjodoh dengannya. mungkin saja kamu  berjodoh bersama Kania. Iya, kan?" kenan hanya terdiam.

sore hari menginjak pukul 2 siang kenan pamit untuk kembali pulang ke kota.

~

Kakek telah beberapa hari di perbolehkan untuk pulang ke rumah. tiba- tiba telpon berdering..........

“ayah, untuk ayah dari paman Sofyan.” paman memberikan hp nya.

“Oh, kemarikan. Ya, Sofyan ada Apa? (syok) kamu tidak sedang bercanda kan? Baiklah, baik kami akan mengurus segala sesuatunya disini. Dah.” kakek koba merasa sangat gembira mengangkat telpon genggamnya

“ada, apa yah?” paman penasaran.

“Kenan telah menyetujui pernikahan ini.” kania yang berada dipojokan kursi sopa ruang tamu sangat terkejut mendengar berita yang disampaikan oleh kakek.

“apa, kania? Selamat ya.” paman gembira

“selamat ya sayang." jawab bibi.

"Kania, sekarang keputusan ada ditangan mu nak. kamu mau kan demi kakek" kakek membujuk sambil mengenggam tangan kania penuh harapan yang besar.

kania menatap dalam mata kakek yang penuh kebahagiaan mendengar berita itu. ia, pun tidak ingin membuat kekecewaan tersirat dimata itu. dengan terpaksa sambil menundukkan kepalanya, kania mengangguk.

"kita harus mempersiapkan segala sesuatu nya disini dengan baik. dan mereka akan mengurus semua yang

diperlukan di sana" perintah kakek dengan perasaan yang sangat bahagia

para pegawai rumahnya yang mendengar berita itu juga memberikan ucapan selamat kepada kania.

Kania berpura-pura kelihatan bahagia di depan semua orang. Tetapi, ia memilih pergi dan menangis di dalam kamar mandi kamarnya setelah. ia sebenarnya bersikukuh untuk tidak melanjutkan perjodohan ini. tetapi, melihat kondisi kakek ia pun tidak dapat berbuat apa-apa demi kebahagiaan kakek pungkasnya dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!