NovelToon NovelToon

AMAZING GIRL'S

AMAZING GIRL'S

Karya pertama saya, mungkin sedikit belepotan dalam ucap.

Kisah seorang Gadis Yatim piatu yang bekerja keras untuk mempertahankan perusahaan keluarganya dan untuk membahagiakan adik semata wayangnya. Akankah ia sanggup menjalaninya. Dan bagaimana kisah cintanya?. Semua akan terjawab di sini. Athor jg ikut nyimak he..

Karya ini di terbitkan atas izin NovelToon VitaSyakira. Isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya. Tidak mewakili NovelToon sendiri.

Semoga yg baca suka Happy Reading

Berita duka

Namany MENTARI WILUJENG ENJING

Di Usia yang masih muda 19th. Biasa di panggil Pagi. Di usia yang masih muda, ia harus menerima kabar duka dari kedua Orang tuanya.

Dert.. Dert..

Suara telp Rumah berbunyi.

"Yaa.. Hallo? " ucap Pagi.

"Hallo Nona, Apa benar ini kediaman Bapak Suteja Asmadja". Saut seseorang di sana.

"Yaa.. Benar, Saya Pagi Anak sulungnya, " jawab pagi.

"Emm.. Begini Nona Saya Dari RS. Xx ingin mengabarkan kabar duka bahwa...

Belum sempat orang itu melanjutkan perkataanya. Pagi sudah memotong pembicaraannya karena suara yang ia dengar sedikit terganggu mungkin karena signal.

"Ada apa pak, maaf sedikit terputus putus".

"Oh, baiklah, langsung saja. Nona sebaiknya anda datanglah langsung ke RS. Xx segera. Ini mengenai otang tua anda. Ucap seseorang itu. Saya tidak bisa membicarakan ini semua lewat telp. Ma'af. Titahnya lagi.

"Baiklah pak, saya akan segera kesana. Trimakasih".

Tak.. Tak.. Tak..

Pagi menoleh kearah suara langkah sepatu yang begitu menggema itu. " Bintang.. Kamu sudah pulang dek? ". Ucap pagi.

"Iya kak, aku pulang pagi karena Ujiannya hanya satu mata pelajaran. Saut Bintang.

Yaa.. "BINTANG GERHANA". Adik satu-satunya pagi. Dia masih duduk dbangku kelas 3 SMP.

"Baguslah,.. Segeralah mandi dan ganti pakaianmu setelah itu ikut kakak ke RS. Xx".

"Kenapa ke RS. Xx.. Kakak sakit? ". Tanya bintang.

"Tidak, barusan ada telepon dari RS. Xx kalau papa dan mama ada disana. Mungkin terjadi sesuatu". Jawab pagi sedih.

"Apa " kenapa bisa.. "!!. Tunggu aku akan ganti pakaianku dulu. Aku ikut. Saut bintang.

Pagi hanya memberi anggukan. setelah melihat adiknya masuk kamar ia bergegas keluar rumah mencari keberadaan supirnya.

Pagi berjalan mendekati pria paruh baya yang sedang duduk di bangku teras.

"Paman Bram".. Sapa pagi.

"Bramantyo" salah satu supir pribadi keluarga admadja.

"Eh.. Nona". ada apa mencari saya?. Tanya supir itu.

"Paman. Abis ini tolong antarkan saya ke RS. Xx. saya ingin kesana dengan bintang.

"Baik". Emm.. Apa Nona sakit?. Kata supir itu sembari memandang anak majikanya melirik sana sini mencari sumber dari sakitnya.

"Ah.. Tidak paman".

Barusan ada telp dari RS. Xx. Kalau Papa dan mama dirawat disana. Dan saya ingin melihat keadaanya. Jawab pagi. Saya masuk dulu memanggil bintang. Titahnya lagi.

"Baik Nona". Saya akan siapkan mobilnya.

Tuan dan Nyonya ada di RS. Xx. Apa mereka habis kena musibah. Gumannya, sembari berjalan mendekati mobilnya.

Rs. Xx. Itukan tempat magang Nensy. Ahh biar aku tanyakan ke anakku, siapa tau dia bekerja hari ini, dan tau keadaan disana. Gumamnya lagi aembari mengambil benda pipih di saku celana.

Sesampainya di RS. Xx. Mereka bergegas keluar dengan tergesa-gesa. Mereka masuk menuju meja informasi untuk menanyakan nama pasien. Belum sampai kemeja itu. Dari kejauhan ada seseorang gadis melambaikan tangannya sembari memanggil nama mereka berdua.

"Pagi.. Bintang" sapanya.

"Kak Nensy.. ". Ucap pagi sembari berlari mendekati anak supirnya itu. Mereka menautkan kedua pipinya dan berpelukan.

"NENSY LARASATI" anak dari sang Supir.

Sejak kecil Nensy terbiasa diajak sang ibu untuk bekerja di Rumah keluarga Sutedja. Dan dari kecil juga mereka sudah tumbuh bersama selayaknya kakak dan adik. Karena keluarga Pak Bram sudah di anggap sebagai saudara. Sebagai rasa terima kasih untuk kesetiaanya mengabdikan hidupnya di keluarga itu. Jadi tidak di ragukan lagi keakraban mereka.karena keluarga admadja yang kaya tidak pernah memandang derajat orang lain. Oleh sebab itu Keluarga Admadja di kenal dengan keramah tamahanya dan juga dermawan.

"Kakak kerja disini". Tanya pagi.

"Iya.. Di sini tempat magangku". Jawab Nensy.

"Kak..Tolong pagi.. ". Pagi ingin mencari kamar perawatan papa mama. Katanya mereka sirawat disini. Aku sangat kawatir. Titahnya.

Tanpa sadar butiran bening menetws tak tertahankan lagi. Segera nensy langsung memeluk pagi dg begitu erat.

Pagi.. Hii.. Hii..

Nwnsy menangis begitu keras dipelukan pagi.

"Kak.. Kenapa kakak malah menangis". Ucap pagi sembari memegang pundak nensy.

"Iya.. Kak kenapa"!!. Saut bintang.

Nensy mendongakkan kepalanya, memandang lekat-lekat kedua kakak beradik itu. Dan menoleh kearah Ayahnya.

"Ayah.. ". Ucapnya lirih. Sembari menundukan kepalanya.

Pak Bram mendekati mereka. "Ayo Nak kita jenguk orang tua kalian". Sautnya.

Mereka bergegas ke suatu ruangan yang lumayan jauh. Karena ruangan tersebut adalah tempat dimana seseorang sudah dinyatakan tidak bernyawa lagi. Dengan kaki gemetar Nensy menggandeng pagi sembari mengusap air matanya yang terus saja jatuh.

Flashback.

Tutt.. Tutt..

"Yaa.. Ayah"!!. Suara seseorang disana.

"Yaa .. Hallo Nak". Apa kau sekarang bekerja.tanya pak bram.

"Iya.. Ayah ini Nensy baru saja sampai keruangan setelah mengecek keadaan pasien yang nensy pantau. "Apa ada sesuatu.? ". Ucap Nensy.

"Iya Nak..!! Ayah boleh minta tolong, cari tau dimana keadaan majikan ayah, katanya, mereka dirawat di RS. Tempatmu bekerja.

"Emm.. Memangnya ada apa dengan paman Teja ayah..? ". Apa beliau masuk sini hari ini atau kemarin. Saut nensy.

"Entahlah..!! " mungkin tadi pagi, ". Karena setau ayah. Beliau sedang perjalanan pulang di jemput sama Aryo. Tapi sampai sekarang mereka belum juga sampai. Sadari tadi ayah telp Aryo tetapi Hpnya tidak aktif." Ucap pak bram dengan cemas.

"Baiklah.. Nensy akan mengeceknya di tempat informasi. Sautnya.

10 menit kemudian.

Tutt. Tutt..

"Hallo Nak Bagaimana? ".

"Ayah..! " Hii.. Hii.. Hii..

"Kenapa kamu menangia Nak !". Ada apa? Tanya pak bram dengan panik.

"Pa.. Paman Teja beseeta Istri dan juga Bang Aryo, mereka semua telah tiada.

"Jduaarrrr....!! "

"Apaaaa..!! "Teriak pak Bram hingga satpam rumah yang berada didekatnya menoleh.

"Ada apa pak? Apa anda baik baik saja". Tanya satpam itu.

"Tu.. Tuan dan Nyonya mereka meninggal dunia karena kecelakaan". Jawabnya dengan mulit bergetar.

"Innalillahi wainnailaihi Rojiun " saut mereka yang ada disana.

Flashback Off

Sesampainya di kamar yang dituju. Pagi mendongakkan kepalanya membaca nama kamar teraebut.

"Kamar mayat". Gumamnya pelan.

Dengan wajah yang pucat, mata membelalak tidak percaya dengan pintu yang ada di depanya adalah tempat dimana jenazah di simpan.

Pai langsung membekap mulutnya dengan tangan, melangkahkan kakinya dengan gemetar dan pikiran yang menerka nerka." Apa papa mama sudah tiada". Gumamnya dalam hati dengan mata berkaca kaca.

Begitu juga dengan bintang. Mengetahui bahwa itu kamar jenazah. Ia langsung berlari mendorong pintu dengan kuat.

Brakk..

Papa.. Mama.. Teriak bintang.

Didalam ruangan ada dua petugas khusus dan satu dokte. Mereka bertiga menoleh kesumber teriakan tersebut.

"Bintang sabar Nak". Ucap pak bram berlari mendekati bintang dan langsung memeluknya.

Dengan kaki gontai pak bram dan Nensy menuntun kakak beradik itu menuju brankar majikanya yang telah terbujur kaku tak bernyawa.

Dengan tangan gemetar bintang memberanikan diri membuka kain putih yang menutupi sekujur tubuh orang tuanya.

Pagi dan bintang tak kuasa melihat orang tua yang begitu di sayanginya sudah tak bernyawa. Menangis tersedu sedu sampai akhirnya Pagi terkulai lemas pingsan.

Di Kediaman Admadja

Suasana duka begitu sangat mendalam bagi kedua kakak beradik itu. Para pelayat berdatangan memenuhi kediaman admadja. Mulai dari kerabat dekat, tetangga, karyawan, kolage dan juga guru serta para sahabatnya. Semua berhamburan memberi penghormatan untuk yang terakhir kalinya. Banyak juga papan nama bertuliskan bela sungkawa yang berbaris rapi disana.

Tangis pilu yang di rasakan tidak bisa di ungkapkan dengan kata. Bahkan sudah beberapa kali Pagi tidak sadarkan diri. Orang orang setia keluarga admadja selalu mendampinginya agar mereka berdua tidak merasa sendiri dan sepi.

"Pagi.. Pagi.. Bangun nak". Ucap bi laras selaku ART dan juga ibu dari Nensy. Sembari menepuk pelan kedua pipi pagi dan memberi aromaterapi ke hidungnya.

"Bagaimana buk"!!. Tanya pak bram. Apa perlu kita bawa kerumah sakit. Sudah tiga kali ini dia pingsan". Titahnya lagi.

" Entahlah yah.. Saya tidak tega melihat nona sepeeti ini, saya takut terjadi apa-apa". Ujarnya sembari memandang anak majikannya yang terkulai lemas.

"Bagaimana paman". Suara seseorang yang berdiri tegap di belakang sang supir. Pak bram menoleh sumber suara yg terdengar dari arah belakangnya.

"Nak Rey.. Nona belum juga sadar, bagaimana ini". Sautnya dengan cemas.

"Reyhandika" asisten pribadi perusahaan Admadja.

"Saya sudah menelepon Juan dokter keluarga, mungkin sebentar lagi dia datang kemari". Ujarnya sembari menepuk pundak sang supir. "Paman dan bibi jangan kawatir, pagi pasti baik-baik saja" titahnya dan berlalu meninggalkan kamar anak majikanya untuk menyambut para pelayat yang masih banyak berdatangan.

Setelah di tangani oleh dokter keluarga. Dan di kelilingi keluarga yang memberi suport agar dirinya tabah menjalani cobaan ini. Pagi bisa sedikit tenang. Ia dan adiknya mengikuti acara pemberkatan terakhir sebelum di makamkan. Setelah pemakaman itu berlangsung, semua kembali kekediaman masing masing.

Pak bram, nensy dan asisten Rey masih berada dikediaman keluarga admadja. Mereka enggan meninggalkan kedua beradik itu sendirian. Suasana sunyi sangat d rasakan di rumah itu. Tidak ada lagi canda tawa yang biasanya mereka dengar.

"Hufff.. Semoga suasana ini tidak berlangsung lama". Gumam Rey. Sambil duduk berselonjoran datas kursi.

"Minumlah Nak Rey, kamu pasti capek.. ". Ucap Bi laras.

"Terima kasih Bi.. " jawabnya sembari memejamkan matanya karna lelah.

Nensy yang baru keluar dari kamar pagi dan bergegas mengecek bintang di kamarnya' untuk memastikan bahwa dia dalam keadaan baik dan beristirahat dengan baik. Setelah memastikan, nensy berjalan keruang kluarga dimana disana ada kebisingan antara Asinten Rey dan ayahnya sedang bercakap.

"Ayah.. " sapanya.

" Bagaimana Nak, apa mereka sudah istirahat". Tanya pak bram.

" Sudah ayah, Saya juga sudah membantu pagi meminum obatnya agar dia bisa beristirahat dengan tenang sesuai petunjuk dokter juan tadi." jelas nensy.

Nensy menoleh kearah asisten Rey yang sedang berselonjoran di sofa seperti kelelahan.

"Apa Kak Rey butuh vitamin, saya akan mengambilkanya untukmu. Sepertinya kakak kecapekan".

"Tidak usah Nensy saya hanya butuh istirahat sebentar" saut Rey.

"Emm.. baiklah".

" istirahatlah dulu disini Rey.. Saya akan membantu yang lainya membersihkan ruangan". Ucap pak bram.

" Ia paman..!! Ma'af saya tidak membantu".

"Tak apa.. Kamu pasti capek". Dari kemaren kamu yang mengurus semua ini". Jawabnya sembari berjalan keluar meninggalkannya.

"Nensy bantulah ibumu di dapur untuk menyiapkan makan malam untuk semua orang disini , ayah akan membantu yang diluar". Nensy hanya menganggukn kepalanya dan berlalu meninggalkan Asinten Rey sendieian druang keluarga.

Suasana makan malam sangat sunyi, tidak ada perdebatan ataupun perebuban lauk yang biasa dilakukan anak majikanya itu. Bi laras memandang lekat anak majikanya dari kejauhan yang sedang duduk menikmati makan malamnya hanya berdua. Pagi yang enggan untuk makan hanya mengaduk ngaduk makananya yang ada di piring. Sedangkan bintang tetap menyantap makanan itu karna mubazir. Meski sebenarnya tidak berselera.

"Ibu.. Knapa ibu disini. Ayo kita makan malam bersama ayah sudah menunggu". Ucap nensy sembari menepuk pelan tangan ibunya yang sedang melamun. Da memperhatikan tatapan ibunya mengarah kearah anak majikanya yang sedang sarapan.

Melihat pagi yang hanya mengaduk makananya. Nensy berpamitan ke ibunya untuk mendekat kearah pagi dan adiknya.

"Pagi.. Bintang selamat makan". Ucap nensy sembari tersenyum.

pagi menoleh kearah suara itu. "Ah.. Kak Nensy, Makanlah dengan kami rasanya aku tak selera makan". Sautnya sambil terus mengaduk makanannya.

"Jangan begitu kamu harus makan yang banyak agar sehat. " lihatlah bintang. Dia juga membutuhkan figurmu sebagai kakak". Titahnya sembari memegang tangan pagi untuk menguatkanya.

"Iya kakak harus makan, Jangan seperti ini. Tidak hanya aku yang bersedih, melainkan orang tua kita disana juga akan bersedih melihat kakak seperti ini".

Mendengar perkataan adiknya yang begitu tabah melalui musibah ini. Pagi bertekat dalam hatinya" aku harus kuat, tidak boleh lemah.benar apa kata bintang. Aku tidak akan membiarkan papa mama bersedih disana".

Kehilangan seseorang yang sangat di cintai memang sangatlah berat. Tetapi keterpurukan yang berlarut larut akan menimbulkan efek yang tidak baik untuk kesehatan dan juga fisik. Tabah dan ikhlas hanya itu kuncinya.

Melihat ketegaran sang adik akhirnya pagi mau memakan makananya. Memasukan suapan demi suapa kedalam mulutnya dan mengunyahnya pelan.

Melihat itu semua nensy bahagia. Ia berpamitan untuk makan malam bersama keluarga kecilnya di dapur.

" kak Rey". Gumam pagi menghentikan makannya dan berdiri melangkahkan kakinya keruang dimana Rey istirahat.

"Kakak mau kemana? ". Tanya bintang melihat kakaknya beranjak ingin meninggalkan meja makan.

" Aku akan panggil kak Rey untuk makan malam dengan kita, pasti dia belum makan. " ucapx dan berlalu keruang keluarga dimana Rey sedang beristirahat.

Mereka bertiga makan bersama. Kegaduhan dua laki-laki itu membuat suasana tidak sunyi lagi. Pagi hanya tersenyum mendengarkan obrolah mereka. "Hanya karena tokoh film yang mereka gemari, biba bisanya membandingkn ketampanannya dengan pemeran tokoh itu yang jelas jelas seorang aktor Hollywood. Gumamnya sembari mengunyah makananya hingga tak tersisa.

Setiap aatu minggu sekali, Nensy selalu datang untuk menjenguk anak majikanya itu. Terkadang ia juga menginap untuk menemani pagi mengobrol agar suasana rumah tidak sepi.

Asisten pribadi Keluarga Admadja yang bertugas mengurus perusahaan. Dia juga tak pernah absen untuk memantau dan memastikan bahwa mereka baik baik saja. Mereka semua bekerja sama untuk menjaga dan mengembangkan perusahaan meski sang pemilik sudah tidak ada. Hanya balas budi dalam pikiranya. Karena kebaikan Pak Teja mereka bisa menjadi orang hebat dan bisa memenuhi kehidupan keluarga masing masing.

*

*

*

Happy Reading..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!