NovelToon NovelToon

Takdir Masa Depan Cinta

Berawal dari kebetulan

Sisilia Anandita, hari ini adalah hari pertama perkenalan mahasiswa kampus di tempat dia diterima. Suasananya sepi dan tidak banyak hiruk pikuk kota. Maklum ia memilih kampus ini karena sepi peminat agar peluang lolos semakin besar. Ternyata karena takdir ia memang lolos dengan pilihan asal - asalannya itu.

Sisilia berhasil diterima di jurusan agroekoteknologi, kebetulan ayahnya seorang petani ,jadi ia pura-pura kalau itu karena ia kagum dengan seorang petani. Padahal alasan dia juga sama dengan memilih kampus, karena teman sekelasnya di SMA tidak ada yang berminat masuk ke bidang Pertanian dan otomatis saja jika peminat sepi, peluang akan lebih besar.

Balik lagi ke perkenalan mahasiswa, saat para senior berkoar koar tentang betapa pentingnya untuk aktif dalam organisasi, Sisilia justru berpikir bagaimana untuk terjun ke masyarakat saat ia benar- benar malas berhubungan dengan orang lain.

Saat suara senior masih bergema di aula nan luas, Sisilia dikagetkan oleh seorang gadis yang memukul bahunya pelan. Sisilia menatap gadis itu, ia berkacamata, dengan senyum manis sambil menatap Sisilia.

"Ada apa" Sisilia sedikit heran dengan senyuman gadis itu.

"Saya Arini Salsabila Putri, biasa dipanggil Rini, kalau kamu ? " ia tersenyum ke arah Sisilia sambil menyodorkan tangan berharap balasan dari Sisilia.

"Sisilia Anandita, panggil saja Sisilia" dan ia menjabat tangan rini sambil membalas senyumannya.

Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk akrab, kurang lebih sepuluh menit mereka sudah dekat layaknya sahabat karib yang sudah lama tidak bertemu. Mereka asik bercerita dari mulai asal mereka tinggal, keluarga dan sekolah lama mereka. Sampai-sampai motivasi dari para senior sudah tidak ada dalam otak mereka, dan membiarkan mereka larut dalam obrolan panjang sesama wanita.

Rini adalah mahasiswi jurusan akuntansi, ia sudah mendapat tempat kos strategis dengan biaya yang terjangkau. Karena sebelum memutuskan tempat kos ia sudah mencari info dari beberapa senior kampus, dengan cara memfollow senior lalu mengkaji dan menimbang untung rugi di setiap tempat. Berbeda dengan Sisilia, ia baru tiba hanya bisa ke tempat kos kakak kelasnya waktu SMA. Padahal ia tidak begitu kenal, namun terpaksa karena keadaan dan ia seperti katak dalam tempurung, tidak tau apa-apa. Kebetulan kakak kelas Sisilia waktu SMA bukanlah laki-laki dan ikatan alumninya secara turun temurun selalu di tekankan pada setiap lulusan.

Akhirnya Rini mengajak Sisilia untuk pindah ke kosnya, kebetulan itu untuk kos 2 orang per kamar, sementara teman sekamar Rini baru saja keluar karena sudah lulus dan diwisuda. Rini juga membantu membawa barang bawaan Sisilia ke tempat kosnya.

Saat mereka tertatih-tatih membawa barang bawaan, yang ternyata kamar kos yang dipilih Rini adalah lantai 3. Sisilia terduduk di teras bawah sambil ngos-ngosan mengatur nafasnya.

"Aduh rini, kok gak yang di lantai bawah aja sih, kan kita gak perlu capek naik turun tangga." Sisilia mengibaskan rambutnya dan mengipas lehernya dengan tangan.

Rini ikut duduk sambil menjelaskan alasannya memilih lantai 3. Biaya lantai 3 hanya lebih mahal 50 ribu di banding 2 lantai di bawah tapi balkonnya bisa untuk menjemur pakaian khusus penghuni lantai 3. dan juga kalau mau nongkrong sambil nikmatin senja, otomatis yang dari lantai 3 bisa langsung jalan ke tempat kosong kalau ada tempat dengan cara ngintip lewat pintu. Kalau dari lantai bawah ingin naik ke balkon, harus lihat tempat kosong sambil naik turun tangga. Kalau ada tempat bisa langsung duduk, kalau tidak terpaksa mereka turun lagi. Sisilia mendengarkan alasan Rini sambil manggut-manggut.

Tiba-tiba seorang lelaki mengambil tas barang bawaan sisilia. Itu sukses buat sisilia kaget setengah mati.

"Eh eh heh, tas saya pak saya baru pindah ke kos ini pak. Jangan diambil pak " Sisilia terdengar panik, dan memegang tangan lelaki itu.

Lelaki itu bertubuh cukup kekar, dan tersenyum pada Sisilia, "biar saya bantu bawakan ,tadi saya dengar kamar kos kalian di lantai 3. Biar saya bawa sampai ke balkon" ia memberi isyarat pada tangan Sisilia agar segera di lepaskan. Namun Sisilia terpaku menatap wajah Lelaki itu , wajahnya tampan, bicaranya sopan,suaranya juga terdengar berat dan seksi. Sampai Rini harus menggoyangkan tubuh Sisilia agar ia tersadar, itu membuat Sisilia sedikit malu karena terus terang menatap laki-laki.

Lelaki itu berjalan melewati tangga demi tangga dengan barang bawaan Sisilia. Sisilia dan Rini mengikuti di belakangnya, Sisilia memperhatikan baju yang dipakai lelaki ini, seperti baju seorang petarung. Karena ia tidak begitu tau dengan ilmu seni bela diri, ia hanya bisa menebak-nebak kalau lelaki ini mungkin sedang belajar atau jadi pelatihnya. Setibanya di balkon, lelaki itu meletakkan barang bawaan Sisilia. Rini meminta lelaki itu untuk menunggu sebentar dan ia berlari ke kamar mengambil air.

Sisilia pun bertanya karena sudah pusing dengan berbagai tebakan yang ada di kepalanya mengenai lelaki ini. ia bertanya nama dan pekerjaaan sesuai dengan pertanyaan umum yang biasanya para orang awam tanyakan.

"Maaf kalau boleh saya tau mas ini namanya siapa, terus kerjaannya apa ya. Maaf kalau saya lancang tapi perasaan saya, saya pernah lihat bajju yang sama kayak yang mas pakai ini di acara tv tapi saya lupa" Sisilia bertanya canggung sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

diluar dugaan lelaki itu kembali tersenyum menatap Sisilia. " Saya Raka, Saya ini pelatih karate, itu tempat saya mengajar murid saya" dia menunjuk tempat yang tidak jauh dari kos kosan Rini, dan bisa dibilang hampir bersebelahan hanya dibatasi oleh rumah pemilik kos-kosan. dia juga sedikit bercanda dengan sisilia agar tidak memanggilnya dengan sebutan pak, karena ia belum setua itu. ia juga minta agar jangan dipanggil mas agar orang tidak salah paham dan mengira mereka adalah pasangan. ia meminta sisilia memanggil dengan sebutan kak saja karena ia juga alumni kampus yang sama dengan sisilia tapi di jurusan teknik informasi.

Selagi Sisilia berkenalan dengan Raka, Rini membawakan minuman mineral ke balkon dan menyodorkannya ke Raka. "Ini pak minumannya"

Sisilia langsung mentoel tangan Rini dan berbisik " bukan pak tapi kak!, kak Raka ini alumni kampus kita rini"

Rini sedikit heran tapi tetap meminta maaf " eh maaf ini minumnya kak, maaf merepotkan kak "

Raka menggeleng, ia langsung pamit setelah melihat jam di tangannya. " Ya sudah saya permisi dulu, saya masih ada urusan" Raka langsung berlari menuruni tangga.

Sisilia masih senyum- senyum menatap Raka dari atas balkon. " Bahkan punggungnya pun seksi, pasti pacarnya banyak deh" gumam Sisilia dengan raut wajah yang tidak bisa di tebak.

" Jangan lama- lama natap orang Sisilia, nanti kalo jatuh, ujung-ujungnya cinta loh, mending kita angkatin barang kamu ini ke kamar, biar kamu punya banyak waktu buat beresin semuanya" Rini seolah memberikan nasehat dan menggoda Sisilia.

" Apaaan sih Rini", Sisilia membengkokan bibirnya sewot pada Rini. Mereka langsung membawa barang bawaan Sisilia yang berat itu ke kamar.

Selagi membereskan barang-barang, Sisilia penasaran dengan Rini, mengapa Rini memilih jurusan seperti akuntansi. Padahal sudah jelas jurusan itu terkenal sangat sulit diterima dan Mata kuliahnya juga susah dan didominasi oleh hitungan dan matematika. Rini mengatakan bahwa kesenangan tiap orang itu berbeda beda, sama dengan Sisilia yang memilih jurusan agroekoteknologi.

"Tapi aku bukannya suka Rini, tapi aku asal pilih jurusan aja, yang penting diterima dan aku gak gap year" Sisilia menjelaskan alasannya pada Rini.

"Gak papa kok Sisil, aku panggil sisil aja ya, biar gampang. Nanti kamu akan mengetahui keistimewaan yang ada pada jurusan kamu." Rini menyemangati Sisilia.

"Iya, Rini" Sisilia mangut mangut

"Tapi kok panggilan kamu panjang amat sih sil, aku susah ngucapinnya" Rini sedikit protes pada sisilia.

" Soalnya di daerah aku ada yang namanya Sesilka, panggilannya sesil. Kalo panggilan aku Sisil nanti orang bingung , karena waktu aku SD pernah sekelas sama dia, dan buk guru bingung dan temen sekelas pada ngatain kembar gak jadi. Terus orang tua kita sepakat panggil nama agak panjang , bukan sesil dan sisil tapi Sesilka sama Sisilia". Sisilia menjelaskan pada Rini hingga ia sudah terbiasa dengan panggilan Sisilia.

Rini yang mendengar hanya bisa tercengang dengan kebetulan yang dialami Sisilia. Ia sedikit terhibur sambil membantu merapikan barang- barang Sisilia.

Selama 1 minggu kedepannya, mereka masih menjalani perkenalan di kampus. dan juga penampilan minat dan bakat untuk masuk berbagai organisasi secara pintas tanpa melengkapi syarat administrasi. Sisilia sendiri tertarik dengan organisasi berbasis IT yang berhubungan dengan program komputer. Sedikit banyak pilihan Sisilia juga karena Rini yang mengatakan ingin masuk organisasi itu bersama Sisilia. Kalau enggak ya pasti Sisilia lebih memilih untuk tidak terlibat organisasi dan memanfaatkan waktu luangnya untuk rebahan santuy di kosannya.

Minggu kedua setelah pengenalan kampus. Tibalah saatnya pendaftaran organisasi dan Unit kegiatan lainnya yang diperlukan oleh mahasiswa. Rini sudah menunggu Sisilia di kantin kampus tempat mereka janjian. Mereka pun menyiapkan kebutuhan administrasinya. Tapi Sisilia masih berat hati untuk ikut, dan mencoba mencari alasan pada Rini.

" Aduh Rini, aku lupa bawa formulir"terang Sisilia dengan wajah pura-pura lupa.

"Tenang sil, aku udah bawain formulir buat kamu, tinggal diisi secepatnya" Rini menyodorkan formulir pada Sisilia dengan raut kebahagiaan, ia sengaja meminta lebih formulir untuk antisipasi jika Sisilia kelupaan.

" Aku lupa bawa uang pendaftarnnya" Sisilia masih mencari celah, tapi Rini juga mengatakan sudah menyiapkan uang jika saja Sisilia lupa membawa uang. dan alasan lain seperti pena ketinggalan, salah tulis tapi gak ada tip ex, sampai lupa bawa tisu yang padahal itu gak ada hubungannya sama organisasi dan proses pendaftaran. Tapi semuanya sia-sia karena Rini sudah membawa semua persiapan seperti ibu-ibu yang mau nganterin anaknya sekolah di hari pertama. Sisilia hanya bisa mengikuti kemauan Rini karena sudah kehabisan alasan.

Selesai pendaftaran, mereka mendengarkan para senior yang menjadi pengurus organisasi. Salah satu dari mereka adalah Fandi, sang ketua organisasi itu. Sisilia melihat Rini sedikit salah tingkah.

"Oh jadi karena ketuanya kak Fandi toh, dari kemaren maksa ikut organisasi ini,,ternyata ada yang lagi kesemsem" Sisilia mulai menggoda Rini.

"iih, apaan sih Sil. Rini menyenggol tangan Sisilia, gak berapa lama mereka saling senggol dan menarik perhatian beberapa orang.

Mereka bahkan tidak sadar kalau yang berbicara adalah Raka, sebagai tamu undangan seorang yang sudah lulus namun berbakat terpilih menjadi wakil dalam kompetisi analisis pemrograman selama menjabat di organisasi. Sisilia terkejut melihat Raka dan refleks berdiri, tampak bahwa wajah Raka sedikit bingung. Sementara itu Rini yang ditatap Sisilia berpura-pura serius agar tidak terkena imbas dari tatapan Sisilia.

" Kamu kenapa berdiri" Raka bertanya pada Sisilia.

"enggak kak, saya mau ,saya mau hmmm eee mm ke ke toilet kak". Sisilia sudah kehabisan ide dan asal jawab saja.

Fandi sang ketua pun menimpali " Jarang loh Kak Raka ini jadi pembicara, kamu malah me toilet"

"ya sudah kalo emang gak bisa ditahan langsung aja" Kata Raka

"Langsung, langsung apa kak" Sisilia kembali bertanya dan membuat orang-orang tertawa.

" Maksud saya kamu boleh langsung keluar saja" Raka tersenyum dan mengusap keningnya takut ia membuat Sisilia bingung dan malu.

Tapi Sisilia sudah terlanjur malu dan bukannya ke toilet, ia langsung berjalan pulang ke kos kosannya. Rini membaca chat dari Sisilia lalu ia meminta nomor salah satu peserta untuk berbagi informasi. Lalu Rini meminta izin pada panitia dan pengurus agar ia bisa pulang bersama Sisilia karena alasan sakit. Pengurus pun mencatat nama dan mengizinkan mereka.

Sementara itu kegiatan di organisasi masih berlanjut. Fandi masih menjalankan berbagai perkenalan dan Raka sudah keluar karena ia masih punya urusan. Sisilia yang setibanya di kos langsung rebahan dan membenamkan mukanya ke bantal. Sisilia tak tahan mengingat betapa malunya ia.

Langkah Awal

Sudah beberapa hari Sisilia hanya menatap gedung latihan karate di sebelah. Entah kenapa ia penasaran dengan sosok Raka. Lulusan Teknik Informasi, pernah ikut organisasi berbasis IT, tapi kerjaannya pelatih karate. Sisilia berkutat dalam pikirannya sendiri. Rini membuyarkan lamunan Sisilia.

"Mau kacang garuda gak sil," Rini menyodorkan cemilan itu pada Sisilia. Rini mengetahui kalau Sisilia sepertinya sudah benar-benar dibutakan oleh Raka.

"Mending makan kacang garuda daripada kamu ke toilet lagi kan,?"Rini merasa seperti punya candaan baru untuk menggoda Sisilia.

" Gak ah, Rini kamu itu tau gak sih kalo aku lagi pusing, daan jangan pernah ingetin aku soal kejadian memalukan itu!! Okee!" Sisilia memanyunkan bibirnya. Sisilia mengatakan pada Rini mengenai rasa penasarannya terhadap Raka.

Tiba-tiba hp Sisilia berbunyi "zeeet zeeet" getaran diikuti oleh nyanyian korea yang membuat Rini jadi mengernyitkan keningnya.

Sisilia mengangkat panggilan itu dengan ekspresi yang aneh." Iya, udah kok, ini lagi di balkon,loe jalan aja kan udah gue kirimin alamatnya" tak lama kemudian Sisilia melambaikan tangannya ke bawah dari balkon tempat ia berdiri. Rini melihat seorang laki-laki memberikan jempol dari bawah pada Sisilia.

Rini mulai menerka-nerka kalau Sisilia sedang menjalin hubungan dengan laki-laki itu, tapi dia juga tertarik sama Raka. Makannya Sisilia jadi pusing buat milih.

"Rini" suara Sisilia membuat bungkusan kacang Rini terjatuh dan butiran- butiran kacangnya jadi berserakan. Mereka pun membereskan kacang yang berserakan dan langsung masuk ke kamar.

"Sil, ayo kamu jujur deh sama aku. Kamu itu udah punya pacar kan? Atau yang tadi itu, cowok itu bilang kalo dia suka sama kamu, tapi kamu tertarik sama kak Raka yang udah punya pasangan. Jadi kamu bingung lanjut ke cowok tadi, atau ke kak Raka walau tanpa harapan" Ucapan Rini langsung membuat Sisilia kaget.

"Tunggu-tunggu kak Raka beneran udah punya pacar ? Rini ayo jelasin!!" Sisilia merasa seperti setengah hatinya mulai retak.

Rini pun memberi tahu Sisilia tentang website khusus yang berisi informasi para mahasiswa dan mahasiswi baik terkenal atau tidak. Tapi sering dimanfaatkan untuk mencari info mahasiswa dan alumni terkenal kampus, baik itu profil singkat bahkan gosip terbaru. Salah satu yang memiliki paling banyak info adalah Raka.

Setelah nama Raka ditekan pada tombol penelusuran ,langsung muncul artikel pertama "PASANGAN IDAMAN KAMPUS RAKA ADITYO DAN LAKESYA LAUDREW". Di dalamnya terdapat foto-foto saat mereka pegangan tangan, makan berhadapan di kantin kampus dan lain-lain.

"Jadi bener, ternyata kak Raka udah punya pacar, ahhh aku bahkan gak punya peluang" Rini menenangkan Sisilia, dengan mengatakan kalaupun kak Raka udah punya pacar. Mungkin sebentar lagi Sisilia akan melupakan Raka karena ada yang lebih perhatian dan tulus, yaitu cowok yang rela bela-belain melihat kos-kosan Sisilia.

Tapi Sisilia menyangkal dan mengatakan kalau cowok itu sepupunya. Mereka hampir seumuran walaupun sebenarnya Sisilia lebih muda 1 tahun. Karena sepupunya itu terlalu meremehkan ujian masuk perguruan tinggi, menyebabkan ia menjadi gap year, mereka masuk kuliah di tahun yang sama. Sisilia berhasil masuk lewat jalur ujian bersama dan sepupunya itu yang bernama Vito masuk lewat jalur mandiri. Mereka lulus di jurusan yang sama karena Vito juga ikut-ikutan memilih pilihan yang sama dengan Sisilia dengan alasan mungkin saja ia diterima dan pasti masih bisa menjaga Sisilia. Namun tanpa diduga kalau alasan Vito yang bisa dibilang asalan saja seperti Sisilia justru ikut lulus dan diterima.

Sebenarnya kesalahpahaman bahwa Vito adalah pacar Sisilia dimulai ketika mereka berada di SMA yang sama. Entah apakah otak Vito tidak memahami maksud keluarganya atau bagaimana ia hanya disuruh untuk menjaga agar Sisilia aman, karena SMA mereka berada jauh dari rumah mereka Di Desa. Tetapi Vito menerjemahkan kata aman dan bukannya kata menjaga untuk selalu melihat gerak-gerik Sisilia. Apakah Sisilia belajar atau tidak, pulang harus bareng Sisilia, ke kantin bareng Sisilia. Tindakan Vito membuat orang lain salah paham dan mengira mereka berpacaran.

" kamu tau gak Rini, pas SMA si Vito sepupu aku itu pernah dipanggil ke ruang BK karena keseringan izin keluar sama guru. Alasannya adalah karena dia bilang harus ngejagain aku. Terus orang tua kita dipanggil buat klarifikasi. dan itu adalah salah satu penyebab kenapa aku masih jomblo, soalnya kemana-mana selalu sama Vito". Beber Sisilia panjang lebar

Sisilia juga menjelaskan kalau Vito itu suka ngegoda temen ceweknya Sisilia, sehingga Sisilia tidak punya teman wanita yang dekat dengannya. Salah satu teman wanita Sisilia pernah bertengkar dengan pacarnya gara-gara salah paham dengan Vito. Sisilia meminta agar Rini jangan baper dengan Vito kalau saja nanti Rini juga menjadi sasaran Vito. Penjelasan Sisilia membuat Rini merasa was-was.

"Tenang aja Rini, sebenarnya Vito itu udah punya pacar". Sisilia antisipasi takut jika Rini merasa risih dengan Vito.

"Kalo udah punya pacar kenapa dia kek gitu?". Rini masih merasa aneh.

"Ya karena emang bawaan dia kayak gitu dari dulu, mau tante tante, ibu-ibu kompleks, penjual gorengan, perangkat desa, Dia emang suka ngegoda orang, bilang cantik atau ramah sampai suaminya yang cemburu pada ngamuk terus dateng ke rumah" Sisilia menceritakan pada Rini yang membuat Rini terkekeh saat mencoba membayangkannya.

"Terus pacarnya siapa?" Rini penasaran dan menduga-duga kalau ibu-ibu yang digoda Vito ternyata mejadi pacarnya. Rini langsung merasa ngeri.

"Aku tau kamu pasti nanyain itu, kamu tau kan salah satu teman aku yang pernah satu SD yang namanya disalahpahami sebagai kembaran aku yang gak jadi? " Sisilia mencoba memancing ingatan Rini.

"Ooooh, yang namanya Sesilka itu?"

"Yap, anda benar" Sisilia mengacungkan dua jempol disambut wajah Rini sok sombong seolah- olah berhasil menjawab teka-teki tersulit. Rini juga mengangguk-angguk memahami situasi yang dialami Sisilia.

Balik lagi ke situs website yang mengunggah artikel tentang Raka. Sisilia meragukan keaslian dari artikel tersebut. Namun Rini menjelaskan bahwa adminnya adalah' Magiclove' dimana satu dari 2 admin paling misterius di situs web tersebut dan biasanya sudah tidak diragukan lagi keasliannya.

Rini menerangkan pada Sisilia kalau mau memberikan foto dari mahasiswa terkenal bisa lewat 2 admin itu dan dipastikan bahwa kerahasiaan si pengirim tetap terjaga. Admin pertama adalah 'LoveLast' dimana, selalu mengabarkan artikel tentang hal yang merusak citra seorang mahasiswa dan mahasiswi terkenal. Lalu ada 'Magiclove' dimana biasanya berisi artikel pembelaaan atau isinya tentang kisah romantis para mahasiswa baik terkenal ataupun tidak.

"Menurut gosip yang beredar nih ya, admin LoveLast itu dapat bayaran buat bikin artikel jelek. Terus artikel klarifikasi dari Magiclove juga bisa dibayar. Tapi kita harus ngejaga kerahasiaan seandainya kita terlanjur tau adminnya siapa" Ucapan Rini dengan nada yang aneh itu tidak didengarkan oleh Sisilia.

Sisilia hanya sibuk melihat berita dan info lain seputar Raka di situs web tersebut. Sisilia melihat foto dan info seputar Kesya, pacar Raka yang sukses membuatnya iri setengah mati. Bahkan tampak sampingnya saja sangat cantik. Mungkin peluang ia untuk mendekati Raka tidak akan mencapai 1 melainkan tidak ada peluang, melihat Kesya yang sangat sempurna.

Langkah awal Sisilia untuk mencoba mendekati Raka pupus seketika. Ia melihat profil dari Kesya. Lulusan tatabusana, pernah jadi model di poster Kampus. dan hal-hal lain yang membuat Sisilia terlihat seperti bumi dan langit dengan Kesya.

Sisilia kembali rebahan sambil menatap langit-langit kamar kosnya. Padahal ia sudah berencana untuk mendaftar ke tempat Raka mengajar Karate. Ia juga sudah mulai mempelajari gerakan dasar karate di Youtube selama beberapa hari. Sisilia merasa kehilangan semangat 45 nya untuk Raka. Jangankan untuk dekat, mungkin Raka hanya menganggap ia remahan kacang garuda kayak yang berserakan tadi.

Rini hanya geleng-geleng kepala melihat Sisilia yang patah semangat. Rini menepuk-nepuk kening Sisilia, dan dibalas oleh Sisilia. Beberapa menit kemudian mereka sudah berubah menjadi dua musuh yang saling menghancurkan. Mereka menjalankan misi perang bantal ditambah mood Sisilia yang sedang tidak baik, membuat kamar mereka dipenuhi oleh kapas bantal yang sudah berhamburan. Mereka segera berhenti setelah terbatuk-batuk karena kapas mengenai hidung mereka.

Bersambung...

Langkah Berani Sisilia

Sudah 2 bulan Sisilia menjalani kesehariannya sebagai mahasiswi. Vito juga tampaknya mulai menjalani kehidupan kuliahnya dengan serius, apalagi ia mengambil jadwal dan dosen yang sama dengan Sisilia sehingga mudah untuk menjaga Sisilia. Sebenarnya Sisilia sudah berulang kali meminta Vito untuk tidak usah terlalu mempedulikannya, namun Vito merasa tetap harus menjaga Sisilia sampai Sisilia benar-benar dirasa mampu menjaga dirinya sendiri atau sudah punya seseorang yang menjaganya alias suami ataupun pacar.

Di kantin kampus Sisilia menikmati waktu istirahat dengan Rini apabila mereka mendapat jadwal Istirahat yang sama. Kalau tidak Sisilia menghabiskan jeda waktu istirahat dengan Vito saja, meskipun Vito lebih sering telfonan dengan pacarnya dan mengabaikan Sisilia.

Sisilia jarang ke kantin kalau Rini tidak punya jadwal istirahat yang sama dengannya. Tapi hari ini mereka bertiga sudah ada di Kantin, menandakan Kesamaan jadwal istirahat. Mereka sudah memesan makanan kesukaan masing-masing. Rini memesan nasi goreng, Vito memesan bakso, dan Sisilia memesan mie ayam. Lalu mereka memesan minuman yang sama yaitu es jeruk.

Sisilia meminta Rini untuk ikut dengannya mendaftar ke tempat pelatihan karate dimana ada Raka. Sudah beberapa hari ini Sisilia mencoba membulatkan tekadnya untuk mencoba melihat bagaimana sosok Raka. Lalu ia bisa dengan tenang melupakan Raka jika saja Raka memang tidak ada sedikitpun kesempatan untuk menjadi miliknya.

"Tapi kamu kan tau Sil, kak Raka itu udah punya pasangan. Walaupun mereka LDRan tapi kan mereka masih punya status pacaran". Rini mencoba memperingatkan Sisilia, takut nanti jika Sisilia kecewa.

"Iya, tapi kan aku berhak tau tentang siapa kak Raka sebenernya. Atau apakah aku pantas suka sama dia ya kan ?". Sisilia menatap Vito seolah meminta persetujuan.

"Bener, biar aku yang daftarin kalian" . Vito mengangguk menyetujui Sisilia sambil melahap bakso yang diberinya 2 sendok cabai merah dan hijau giling. Selera pedas Vito memang bukan main-main.

Rini masih ragu dengan keputusan Sisilia, walaupun Sisilia menyebut itu sebagai langkah berani. Tapi Rini takut jika sahabatnya itu nanti malah hanya akan terluka. Namun sebagai seorang sahabat, Rini hanya bisa mengikuti kemauan Sisilia. Daripada Sisilia menjadi pengecut yang menelan kekalahan tanpa berjuang, lebih baik meraih kemenangan walau pernah mengalami penderitaan.

*********

Di tempat Latihan Karate,,

Vito, Rini, dan tentunya Sisilia sudah berada di depan gedung latihan itu. Vito memilih hari Sabtu dimana jadwal kuliah mereka bertiga memang sama-sama tidak ada pada hari itu. Namun pintunya masih tertutup rapat, Sisilia melihat kertas jadwal latihan di samping pintu utama.

'Sabtu pukul 09.00 sampai 11.00'

"Plak" bunyi tepukan di punggung Vito membuat ia nyengir gak karuan. Sisilia tampak menahan amarah, karena Vito menyuruhnya dan Rini siap-siap dari pukul 7 pagi dan mereka sudah tiba pukul 7.30 pagi.

Akhirnya Sisilia mengajak mereka untuk duduk kembali ke teras kos nya Sisilia dan Rini karena hanya berjarak 1 rumah pemilik kos-kosan saja dari gedung itu. Namun belum sempat mereka beranjak pergi, tibalah dua orang laki-laki yang turun dari motor gede. Setelah memarkirkan motor dengan aman, salah satunya sedang memainkan kunci dan mendekat ke arah mereka bertiga.

"Kalian rajin sekali ya, bukannya jadwal latihan hari ini pukul 9 ?" Laki-laki itu menatap mereka.

Sisilia dan Rani reflek melihat ke arah Vito. dan membuat Vito harus menjelaskan kalau ia lupa dengan jadwal latihan untuk hari ini.

Laki-laki lain yang selesai mengatur motornya juga berjalan ke arah mereka. "Kalau kalian mau menunggu silahkan di dalam, atau kalian boleh balik saja nanti. Karena kami mau memasang dan mencek beberapa samsak di dalam". Laki-laki itu memberi pilihan pada mereka bertiga.

"Di dalam boleh bang?" Vito langsung menyela

"Silahkan!" Laki-laki yang tadi membuka pintu mempersilahkan mereka masuk.

Selesai memasang dan mencek samsak, kedua laki-laki itu mengobrol dengan mereka.

Ternyata mereka adalah sahabat Raka. Doni dan Brian, sahabat Raka yang satu jurusan dan organisasi semenjak mereka masih kuliah sekaligus rekan kerja dan tim sukses Raka.

Bisa dikatakan dimana ada Raka disitulah ada Doni dan Brian, mereka bertiga adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan juga saudara sehidup seperjuangan.

"Jangan bilang kalau kalian masuk sini cuman mau ketemu sama Raka" Doni mulai menduga-duga.

"Ya enggaklah bang, saya kan cowok" Vito langsung menimpali.

"Bukan kamu, tapi dua cewek imut ini". Brian melirik Sisilia dan Rini.

Tatapan Brian dibalas gelengan serentak Sisilia dan Rini. Brian mengatakan hal itu bukan tanpa alasan, karena Raka hanya mengajar pada Sabtu dan Minggu. Sementara hari biasa sudah ada Sensei yang resmi disana, dan baik Raka, Brian dan Doni hanya datang untuk nongkrong atau menjadi pengganti pelatih.

Situasi itu semakin menguntungkan bagi Sisilia karena kebetulan dia tidak ada jadwal kuliah di hari Sabtu dan Minggu. Sisilia membayangkan betapa bahagianya kalau dia bisa diajari Raka Hanya berdua saja pada hari Minggu.

" Eh tapi, sepertinya ada yang tidak asing. Sisilia kan cewek yaaang mau ke toilet itu". Brian menyenggol Doni meminta dukungan.

Brian berbisik pada Doni "ituloh yang diceritain Raka pas jadi pembicara perkenalan organisasi berbasis IT". Bisikan itu lumayan keras dan didengar oleh Sisilia.

"Ooh bener, kamu yang kebelet pas dengerin Raka ngomong itu". Ucapan Doni membuat Sisilia malu dan wajahnya berubah merah.

"Keplak" Brian pun menjitak Doni, karena Doni itu terlalu bodoh. Dan membuat Doni mengusap kepala sampingnya.

"Aduuuh, maluuuu". Ucap Sisilia di dalam hati.

Brian pun meminta maaf pada Sisilia dengan sikap Doni dan ucapannya yang juga sudah membuat Sisilia mengingat kejadian itu.

Sisilia tidak bisa menyangkal karena yang bernama Sisilia hanya dirinya ,dan ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Bagaimanapun semua kejadian ada hikmahnya, ia tidak mau lagi kehilangan fokus hanya gara-gara Raka. Tapi entah ucapannya bisa ia pegang sendiri atau tidak, ia juga tidak tau karena Raka selalu bisa membuat ia kehilangan kata-kata di kepalanya.

Sisilia memaafkan mereka, ia tau kalau Brian tidak berniat membuat ia malu karena kejadian itu sudah berlalu. Tapi Brian juga mengatakan kalau itu adalah pertama kalinya Raka menceritakan cewek lain selain Kesya pada Brian dan Doni. Raka juga menceritakan itu sambil tertawa pada mereka.

Sisilia merasa istimewa, apalagi kedua sahabat Brian itu tampaknya tidak terlalu menyukai Kesya. Walaupun Kesya itu cantik dan seksi, tapi sepertinya Kesya itu tidak berniat tulus pada Raka.

Doni juga menceritakan kalau Kesya itu terkesan memanfaatkan ketenaran Raka. Kalau tidak ia tidak akan memilih untuk melanjutkan studinya ke Jakarta dan lebih baik Menikah dengan Raka. Tapi Raka masih membela Kesya dan mengatakan akan menyetujui apapun keputusan Kesya. Meskipun sudah berulang kali Brian dan Doni memperingatkan Raka untuk tidak terlalu bucin dengan Kesya, tetap saja Raka lebih memilih Kesya.

" Raka itu kalau udah jatuh cinta, bucinnya gak main-main. Bodohnya sampe ke ubun-ubun." Doni mengatakannya dengan intonasi yang ditekankan. Brian juga mengangguk seolah sependapat dengan Doni. Sementara Sisilia hanya bisa mendengarkan dengan saksama.

"Tapi kalau kamu suka sama Raka, gak papa . Saya dukung, kelihatannya Raka terhibur sama kamu. Sebelumnya bahkan model pun gak akan bikin Raka mau cerita sama kita. Dia selalu nyebutin Kesya mulu, ampe kita yang denger jadii boosan sudaah" Sisilia hanya tersenyum mendengar Doni.

"Aku bukan pelakor kak". Sisilia menggeleng mantap.

"ha ha, bener sih kamu bisa nyari yang lebih keren, kayaak aku mungkin?". Brian menggoda Sisilia yang membuat Sisilia kaget dengan polosnya.

"Apa?". Sisilia kaget dengan wajah yang aneh. Sisilia dan ekspresi kagetnya membuat semua tertawa.

"Becandaa" Brian masih menjawab dengan suara tawanya.

Disaat mereka masih tertawa, terdengar bunyi seseorang membuka pintu.

BERSAMBUNG......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!