NovelToon NovelToon

Princess Of Jungle

PROLOG

Seorang gadis cantik dengan mata coklat lekat tengah mengerjapkan matanya. Bulu mata lentik yang menawan dan rambut panjang bergelombang berwarna hitam telah membuat makhluk ini tampak sempurna.

Saat membuka mata yang ia lihat pertama adalah seorang laki-laki paruh baya tengah tersenyum bahagia.

Kemudian matanya menelusuri ruangan besar di mana ada banyak orang berpakaian serba putih tengah mengelilinginya dengan tersenyum lega.

"Terima kasih. Kalian sudah bekerja keras selama ini," ucap laki-laki paruh baya itu sembari menatap dokter dan suster di ruang tersebut. Gadis cantik ini mengenalinya.

"Ayah ...." lirihnya lemah.

Laki-laki Itu menoleh pada gadis yang tengah berbaring lemah di atas ranjang. Di sekelilingnya banyak alat medis yang sudah membantu kehidupan putrinya.

"Pergilah! Tinggalkan aku bersama putriku!" titah Aaron pada dokter dan suster yang segera pergi dari ruangan itu. Aaron mendekat pada putrinya dan duduk di sebelah ranjang.

"Sayang ... Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" tanya Aaron dengan sorot mata khawatir. Keysa menggelengkan kepalanya.

"Key baik-baik saja," sahut Key sambil tersenyum.

"Ayah ...." lirihnya kemudian.

"Ssst ... Istirahatlah dulu! Kau bisa bertanya apapun setelah keadaanmu membaik," ucap Aaron sambil meletakkan telunjuknya di depan bibir Keysa yang masih pucat.

"Ayah tau kau pasti akan banyak bertanya setelah tidur selama lima tahun," imbuhnya kemudian sambil mengusap puncuk kepala Keysa dan mengecup keningnya sekilas lalu pergi dari kamar itu.

Apa?

Lima tahun?!!

Keysa masih tersentak atas ucapan ayahnya. Selama itu pasti ada banyak yang telah berubah.

***

Seminggu kemudian.

Keysa tengah makan malam bersama ayahnya. Gadis itu menatap sang ayah.

"Ayah ...." ucap Key pelan.

"Makanlah dulu Key, Setelah ini kita bicara," sahut Aaron seolah tau tatapan bingung putri cantiknya.

Setelah makan malam bersama, kedua orang ini tengah menikmati kopi di belakang rumah. Sebuah rumah mewah bergaya klasik Eropa.

Jendela pada rumah gaya Eropa pada dasarnya memiliki ukuran yang besar. Begitu pun dengan rumah ini. Bentuknya menyerupai persegi panjang dengan sudut-sudut yang tegas dan pilar-pilar yang menjulang tinggi.

Rumah mewah yang berada entah di mana. Yang Key lihat hanya pohon-pohon besar di sekeliling rumah ini.

"Apa ini di tengah hutan??" gumam Key dalam hati.

"Ayah membangun rumah ini hanya dalam jangka 4 tahun," ucap Aaron lalu mengesap black coffe kesukaannya.

Lamunannya buyar dan Keysa menatap sang ayah. Seseorang yang sangat di rindukannya dulu. Sebelum Key koma, ia sangat ingin memeluk ayahnya dan kejutan luar biasa dalam hidupnya terjadi begitu saja.

Kecelakaan itu, sebuah penderitaan yang telah membuatnya koma selama lima tahun sudah terbayar lunas ketika membuka mata senyuman ayahnya yang pertama kali ia lihat.

"Berhenti menatap ayah Key," ucap Aaron lembut sembari menatap putrinya. Keysa tersentak lalu mengangkat kedua sudut bibirnya hingga terangkat sempurna.

"Ayah masih tampan dan cukup awet muda," ucap Key sambil tergelak. Menekankan kata 'muda'. Padahal jelas terlihat banyak kerutan di wajah ayahnya.

Aaron ikut tertawa dan menatap Key dengan mata berbinar, sedetik kemudian matanya berkaca-kaca. Keysa mengernyitkan dahinya.

"Kenapa ayah?" tanya Key dengan nada khawatir.

"Ayah sangat bahagia. Putri ayah sudah kembali dan sekarang tawamu yang renyah kembali terdengar," sahut Aaron dengan suara serak menahan tangis harunya.

Keysa tersenyum, kemudian matanya beralih ke pemandangan di depannya. Hutan. Rumah ini di lindungi dengan sebuah pagar kawat besar dan tinggi dari hutan.

"Ayah, bisakah ceritakan segalanya pada Key? Key bingung dan benar-benar ingin tahu ...." pinta Key dengan bola mata coklatnya yang beralih menatap Aaron.

Aaron menatap lembut kedua bola mata itu, bola mata yang sama dengan orang yang ia cintai dulu. Orang itu ibu Keysa. Tapi segalanya sudah berubah. Saat usia Keysa 4 tahun ia memutuskan berpisah dengan wanita yang dicintainya. Meninggalkan kedua wanita yang sangat di cintainya karna kesalahan besar yang sudah membuat ibu Keysa tidak bisa menerimanya lagi. Ia menipu orang lain agar bisa memberi makan istri dan anaknya. Ibu Key sangat marah.

"Tentu sayang," sahut Aaron sembari mengalihkan pandangannya ke depan.

"Ayah akan menceritakan segalanya dengan perlahan," imbuhnya kemudian. Keysa juga mengikuti pandangan ayahnya dan memasang kedua telinganya dengan baik.

"Sebenarnya sejak kau masuk Sekolah Menengah Atas, ayah mengawasimu dan tau segala hal yang terjadi padamu," ucap Aaron dengan raut wajah tenang.

"Apa?" tanya Key dengan mengerjap kaget dan bingung, seolah ingin mendengar lagi apa yang di katakan ayahnya untuk memastikan. Terakhir kali ia melihat ayahnya ketika masih kelas dua Sekolah Menengah Pertama dan setelah itu ayahnya menghilang.

"Iya Key, kau tidak salah dengar," ucap Aaron sembari menghembuskan napas kasar.Kemudian mengesap kopinya lagi. Key masih menunggu apa yang akan di katakan ayahnya selanjutnya

Bersambung

CHAPTER 1

🍃 Happy reading 🍃

***

"Ayah mengawasimu dengan bantuan seorang teman," ucap Aaron.

"Bagaimana caranya?" tanya Key dengan menautkan kedua alisnya.

"Kau ingat saat pertama kali masuk Sekolah Menengah Atas ada sosialisasi dari seorang pemuda bernama Yafet Santoso?"

"Tentu Ayah," sahut Key sembari mengingat tentang apa yang di sampaikan laki laki itu. Kak Yafet menerangkan tentang bahaya pergaulan bebas. Tentu sangat menjurus ke hal yang di sebut 'pacaran'.

"Key tidak pacaran karna kak Yafet menjelaskan teori yang sangat masuk akal, bahwa suatu saat orang yang sering pacaran kemungkinan besar pernikahannya tidak berhasil alias bercerai. Saat itu Key takut kalau anak Key nanti sama seperti Key. Terlahir menjadi anak yang broken home bukan hal yang di inginkan setiap anak," imbuhnya kemudian.

Dulu saat masih Sekolah Menengah Pertama, Key memilih untuk tidak pacaran karena baginya ia masih sangat labil dan kecil padahal hampir semua temannya sudah punya pacar, namun saat kelulusan ia berniat ingin pacaran setelah masuk Sekolah Menengah Atas.

Terlebih karena parasnya yang cantik membuatnya sangat di incar beberapa teman laki-laki di sekolahnya dan membuat dirinya berpikir bahwa mempunyai pacar juga merupakan bentuk perlindungan diri dari para jomblo gila. Akan tetapi, niatnya berubah ketika kedatangan seseorang bernama Yafet Santoso.

Yafet menggambarkan seseorang yang sering pacaran hatinya ibarat kertas. Ketika kertas di lem dengan kertas lain lalu saling merekat satu sama lain dan setelah beberapa lama di paksa untuk berpisah maka kertas itu tidak akan utuh lagi.

Semakin sering kertas itu menempel dan dipaksa agar tidak merekat lagi maka kertas tersebut akan semakin sedikit hingga ketika orang itu menikah, Hatinya sudah sisa sedikit dan itulah alasan mengapa sering terjadi perceraian karna kurangnya cinta serta kesabaran dalam menghadapi pasangan.

Kalian bisa membayangkan? Key sangat bisa karna ia termasuk gadis yang berprestasi. Oh tidak termasuk! lebih tepatnya ia adalah gadis tercerdas di sekolahnya. Key selalu meraih juara pertama dari kelas 10 hingga kelulusan, nilainya yang paling tinggi di antara teman seangkatan.

"Maafkan ayah Key ...." ucap Aaron pelan sembari matanya menerawang jauh. Key tersentak beberapa saat dari lamunannya namun kemudian ia bisa menguasai diri.

"Ayah ... Key tidak apa apa," ucap Key pelan.

"Ayah tau kau tumbuh dengan baik. Yafet Santoso juga suruhan ayah. Karna ayah ingin kau menjaga dirimu dan tidak pacaran. Sudah sangat umum terjadi bahwa pacaran hanya untuk bersenang senang dan memuaskan nafsu meski tidak semua," ucap Aaron sembari berdecak kesal.

"Seperti itulah ayah mengawasimu! Meminta seseorang yang sudah professional untuk menyamar dan melindungimu," imbuhnya kemudian.

"Lalu kenapa ayah tidak menemuiku?" tanya Key dengan nada sedikit kesal.

"Ayah pasti tau Key membutuhkan ayah, 'kan?" imbuhnya kemudian dengan mata berkaca-kaca. Mengingat masa ketika kehidupan remajanya yang sempurna hancur seketika.

Keysa memiliki kehidupan remaja yang hampir sempurna. Cantik dan berprestasi bahkan saat kelas 11 ia menjabat menjadi ketua Osis yang membuatnya menjadi sangat popular dan disegani. Namun kehidupan itu perlahan hancur di mulai dengan meninggalnya bunda Key karna kecelakaan.

"Maaf Key ... Ayah sangat ingin tapi keadaan membuat ayah tidak bisa menemuimu," ucap Aaron sembari menghela napas berat.

"Kau tau ayah sejak dulu berusaha keras mendirikan usaha. Berhenti menipu dan mencoba mencari uang halal. Agar bisa membahagiakanmu dan hidup tenang. Dan sekarang lihatlah! Segalanya sudah ayah dapatkan! Ayah punya uang dan saat itu ayah mendapat kabar bahwa kau kecelakaan. Saat itu ayah sangat khawatir. Rasanya sangat sia-sia segala usaha ayah jika putri ayah satu satunya tiada. Orang yang selama ini ingin ayah manjakan dengan apa yang sudah ayah raih," imbuhnya kemudian.

Keysa tersenyum dan menatap Aaron sembari meraih tangan ayahnya. Ada kesungguhan dan ketulusan dalam ucapan laki-laki yang menjadi cinta pertamanya.

"Ayah ... Key sekarang sudah sehat. Maaf sudah membuat ayah cemas selama lima tahun," ucap Key lembut.

Aaron tersenyum menatap lembut gadis di sebelahnya. Ia kemudian kembali mengesap black coffenya.

Bersambung

Jangan lupa like dan komentarnya yaa ❤

CHAPTER 2

🍃 Happy reading 🍃

***

"Aliya!" ucap Key dengan setengah berteriak. Seorang gadis muda tampak setengah berlari ke kamar Keysa.

Tok! tok! tok!

"Masuklah!" seru Keysa sembari mengusap wajahnya.

Seorang pelayan yang di sebut Aliya menunduk di hadapannya. Keysa terlihat menguap lalu membungkam mulut dengan telapak kanan miliknya. Ia nampak berantakan karna baru bangun tidur. Meski begitu, kecantikannya tetap terlihat.

"Aku mau mandi," ucap Key sembari turun dari ranjangnya.

"Baik Nona," sahut Aliya sembari lebih dulu melangkah pergi ke kamar mandi milik Keysa yang berada di sebelah kamarnya.

Kamar mandi yang bahkan memiliki luas yang sama dengan kamar tidur biasanya tapi kamar Key tentu lebih luas dari kamar mandinya.

Keysa melepaskan bathrobe miliknya dan masuk ke dalam bathub yang berada di pojok kamar mandi luas itu. Di sana juga ada sebuah jendela kecil yang membuat Keysa sangat betah berendam sambil memandang pemandangan hijau yang indah lewat jendela kaca tersebut.

Keysa berendam dengan air bunga merah yang harum. Keysa tidak tau ini bunga apa. Meski dulu ia pernah memenangkan Olimpiade cabang Biologi tingkat Nasional tapi nampaknya koma selama lima tahun membuat sedikit ingatannya hilang atau memudar.

Keysa selalu menikmati kehidupannya. Apa lagi sekarang. Kehidupan yang tidak pernah di bayangkannya setelah penderitaan yang di laluinya. Gadis itu menyenderkan punggungnya dan memandang hutan melalui jendela kecil di dekat bathub tersebut.

Rumah mewah ini memiliki dua lantai. Luasnya tidak terlalu besar. Lantai atas hanya ada tiga ruang. Kamar Aaron, kamar Keysa dan kamar mandi khusus miliknya. Sedangkan lantai bawah ada ruang tamu dan perpustakaan serta kamar-kamar milik para pelayannya di bagian belakang rumah.

Pelayan di sini berjumlah lima orang. Koki tiga orang dan pengawal lima. Dua di gerbang utama sedangkan tiga bertugas menjaga sekeliling rumah dan selalu stand by jika sang princess Keysa atau pelayan di rumah membutuhkan mereka. Lima pengawal tersebut selalu berjaga. Entahlah Key tidak tau apakah mereka tidur. Mereka terlihat seperti robot selalu berjaga.

Key menengadahkan wajahnya ke atas. Menyenderkan tengkuk kepalanya ke bathub. Ia menghela napas kasar.

Keysa sudah hidup seperti seorang putri selama dua bulan sejak ia bangun dari koma. Awalnya ia sangat senang dan bahagia ketika di perlakukan layaknya putri. Ayahnya benar-benar memanjakannya. Tapi sekarang ia sudah bosan.

Keseharian Keysa setelah bangun tidur lalu mandi. Ia di pakaikan pelayan sebuah gaun indah dan cantik tidak jarang gaunnya juga seksi. Menampilkan setiap lekuk tubuh gadis yang sudah berusia 23 tahun ini. Kemudian setelah makan ia duduk di depan rumah sembari minum teh dan membaca buku.

Keseharian yang tentu sangat membosankan bukan? Mungkin jika ia bisa memakai ponsel dan sosmed rasa jenuhnya akan berkurang. Tapi ia di tengah hutan. Ia dan para pelayannya tidak terlihat memakai ponsel karna jelas tidak ada sinyal di hutan seperti ini.

Gadis itu menatap langit-langit kamar mandi. Tatapannya kosong dan pikirannya menerawang jauh sebelum ia kecelakaan dan koma.

Flashback On.

"Astaga Key ! Bukannya sudah kakak bilang kopinya jangan terlalu banyak!" bentak Sari dengan keras. Sari adalah kakak Keysa. Mereka lahir dari rahim yang sama tapi memiliki ayah yang berbeda.

"Ma-Maaf kak, biar Key buatkan lagi," sahut Key dengan terbata-bata dan tangan bergetar. Ia masih sangat tidak biasa di bentak. Biasanya bunda Keysa tidak pernah membentaknya apalagi mengeluarkan kata-kata kasar dan binatang seperti yang di lakukan kakaknya Sari.

"Tidak perlu! Jangan biasakan boros Keysa! kau belum merasakan mencari uang sih jadi seenaknya saja!" ucap Sari dengan kasar sembari melotot ke arah Keysa yang tengah berdiri di hadapannya dengan wajah menunduk.

"Pasti ia menangis lagi! Cih! Bunda memang selalu memanjakannya!" gumam Sari dalam hati.

Sari memang selalu iri pada Keysa. Ketika mereka bertengkar bunda selalu membela adiknya.

"Ya sudah, kakak kerja dulu," ucap Sari dengan nada kesal kemudian melangkah pergi ke luar rumah mereka.

Keysa memandangi kakaknya yang tengah mengendarai motor matic hitam miliknya. Saat semakin jauh hingga tidak terlihat Keysa pun beranjak pergi kembali ke dapur.

Keysa menghela napas berat. Berusaha sabar atas setiap perkataan kasar dan bentakan dari kakaknya. Keysa berusaha mengerti bahwa sekarang kakaknya juga tertekan sama sepertinya. Sejak bunda meninggal tiga bulan lalu kehidupan mereka berubah.

"Kak, Vano berangkat dulu ya," ucap adik bungsunya yang bernama Vano. Vano baru kelas lima Sekolah Dasar.

Keysa tersentak lalu mengusap kasar wajahnya yang sudah berlinang air mata entah sejak kapan ia menangis. Ia tidak menyadari.

"Vano sudah sarapan?" tanya Keysa dengan lembut sembari memandang adik laki-lakinya yang tampan.

"Sudah kak, telurnya tadi Vano bagi dua. Satu udah Vano makan kak, satunya buat kak Key makan," sahut Vano dengan senyumnya yang manis.

"Makasih Vano, ya sudah berangkat sana nanti terlambat," ucap Key. Vano meraih tangan sang kakak dan mencium punggung tangan itu lalu melangkah pergi.

Key kembali ke pekerjaanya di dapur. Setelah memasak ia membereskan rumah dan berangkat ke sekolah, di sekolah ia kembali menjadi Keysa yang ceria. Hanya perbedaannya jika dulu ia ceria karna kehidupannya memang menyenangkan sekarang ia harus menutupi kesedihannya dan berpura-pura bahagia.

Dulu bunda Keysalah yang bekerja untuk 3 anaknya sedangkan suaminya yang tidak lain adalah ayah tiri Keysa dan ayah kandung Vano adalah orang yang pengangguran. Sedangkan kakaknya Sari di luar Kota bekerja. Kakaknya memang bebas dan dengan hasil kerjanya membuatnya banyak uang dan bahagia.

Semuanya berubah ketika bunda meninggal. Bunda meninggal karena kecelakaan, saat itu ketiga kakak beradik ini shock. Terutama Sari. Ia tau bahwa selanjutnya ia yang harus bertanggung jawab atas adik-adiknya. Tidak mungkin ayah Vano yang pengangguran itu.

Setelah satu bulan semuanya terlihat baik, mereka tampak berusaha menerima kepergiaan bunda. Tapi di bulan kedua. Kakaknya Sari menjadi sering cepat marah dan mudah tersinggung. Tawa yang biasanya terdengar di rumah mereka karna mereka adalah keluarga humoris menjadi sirna.

Keysa maupun Vano tidak berani lagi mengajak Sari bercanda. Kecuali jika Sari yang lebih dulu melontarkan lelucon kadang Key pun berusaha menahan diri agar tidak salah dan membuat Sari tersinggung.

Bahkan kakaknya Sari selalu membentaknya meski kesalahan yang di lakukan Keysa kecil, seperti kopi yang di buatkan Keysa terlalu banyak kopi atau terlalu banyak gula. Kemudian melihat sedikit debu di rumah. Entahlah, Menurut Keysa kakaknya Sari yang dulu sangat humoris sudah berubah menjadi cepat tersinggung dan pemarah.

Hari berganti hari, bulan berganti hingga Keysa lulus Sekolah Menengah Atas. Ia sangat senang saat akhirnya ia akan bebas dan mencari uang sendiri. Terlepas dari kakaknya yang semakin menunjukan bahwa ia pantas di sebut kakak tiri.

Meski keadaanya memang begitu tapi sejak dulu Keysa selalu menganggap Sari kakak kandungnya. Tapi Sari semakin membuat Keysa tertekan. Bukan hanya membentak Sari kadang memukul, menendang dan menjambak rambut Keysa, hal itu memang karna Keysa melakukan kesalahan besar dan fatal tapi tetap saja menurut Keysa seharusnya kakaknya tidak melakukan kekerasan fisik terlebih bunda tidak pernah melakukan seperti itu padanya. Sebelum kelulusan ia kerap di hantui dengan bisikan bunuh diri. Tapi Keysa berusaha menahannya.

Flashback off

"Nona ...." ucap Aliya yang sekarang tengah menatap Keysa. Keysa tersentak dan lamunannya buyar. Ia kemudian menatap Aliya dengan tatapan penuh tanya.

"Maaf saya mengganggu, tapi nona sudah berendam 45 menit," ucap Aliya pelan sembari menunduk sopan. Ia mulai khawatir karna biasanya paling lama 30 menit Key berendam bahkan kadang hanya 20 menit.

"15 menit lagi," ucap Keysa lalu kembali memandang pepohonan yang berjejer di sana. Aliya pun kembali menunduk dan pergi dari kamar mandi. Keysa kembali mengingat masa lalunya.

Flashback on

Saat itu ia di suruh kakaknya untuk membeli bahan makanan ke supermarket ke depan. Umurnya baru 18 tahun dan baru 3 bulan ia lulus Sekolah Menengah Atas.

Keysa pun menendarai motor maticnya dan ke supermarket ke depan tapi karena tidak berhati-hati ada truk dari arah berlawanan menabrak dirinya. Yang ia rasakan saat itu hanya melayang dan seluruh tubuhnya sakit. Kemudian ia terbangun di tempat asing ini dan melihat ayahnya setelah sekian lama.

Flashback off

Bersambung

Jangan lupa like dan komentarnya yaa 😗

Kalau ada lebihan poin/koin bisa disumbangin kesini ^_^

Terimakasih atas apresiasi

kalian semua ❤

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!