Caterine Chandra Jelita, merupakan salah satu artis pendatang baru didunia hiburan tanah air, berusia delapan belas tahun, mahasiswi tingkat akhir disalah satu perguruan swasta terbaik di kota tersebut.
Selain cantik dan memiliki tubuh yang proporsional, dia termasuk gadis yang cerdas dengan IQ diatas rata - rata. Sifatnya yang supel dan riang membuatnya banyak disukai serta bisa dengan mudah beradaptasi dimanapun dia berada.
Meski dia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara yang semuanya laki laki, nyatanya tidak membuat Caterine menjadi manja. Justru dia sangat mandiri dan tidak pernah merepotkan ketiga saudaranya.
Terlahir dalam keluarga yang sangat berkecukupan tidak membuat Caterine terlena. Saat teman - temannya yang lainnya hanya memikirkan kuliah dan bersenang - senang menghabiskan uang keluarganya, justru dia sekarang sedang sibuk berkarir di dunia modeling.
Meski pendapatan sebagai model tidak seberapa, namun hasil tersebut cukup membuat Caterine puas karena setidaknya dia bisa jajan dengan uang yang didapatkan dari hasil kerja kerasnya sendiri, meski untuk uang jajan dia juga masih mendapatkannya dari kedua orang tuanya dan dua kakakknya yang menjadi dokter dan pengusaha.
Setelah cukup lama berkecipung didunia model, Caterine yang sedang berjalan - jalan disebuah mall, iseng mengikuti sebuah casting yang dilakukan oleh sebuah rumah produksi.
Tanpa diduga, awalnya hanya berniat iseng ingin mencoba sesuatu yang baru, tidak diduga hal tersebut menjadi titik awal perjalanan karirnya sebagai seorang artis.
Dengan wajah blesteran Italia - Indonesia dan kemampuan acting yang lumayan bagus, serta kecakapan manajernya dalam memilih setiap job yang akan diambilnya, membuat karir Caterine dengan cepat merangkak naik keatas.
Karirnya yang cepat naik tersebut membuat banyak artis lain yang sudah lebih dulu berkecipung disana merasa iri hati dan cemburu atas kesuksesan yang diraih Caterine dalam waktu yang cukup singkat itu.
Mereka pun mulai menghembuskan berbagai macam kabar miring mengenai artis baru itu. Mulai dari isu nepotisme yang dilakukan oleh keluarganya sehingga dia tidak pernah sepi akan job sampai dengan isu negatif tentang dirinya yang rela tidur dengan producer film agar bisa mendapatkan peran.
Bukannya marah dan emosi, Caterine hanya tersenyum dan tenang menanggapi berbagai macam isu miring tentang dirinya. Untungnya Caterine mempunyai keluarga, sahabat, dan para fans yang selalu memberinya support yang positif setiap kali isu buruk mengenai dirinya muncul.
Dukungan dari semua orang tersebutlah yang membuat Caterine dapat dengan mudah melalui itu semua. Selama isu tersebut berhembus, dirinya sama sekali tidak pernah membalas komentar negatif yang ada.
Yang dia lakukan hanyalah menunjukkan bakat dan kemampuannya, hingga lambat laut isu - isu buruk tentang dirinya secara perlahan namun pasti mulai menghilang.
Prestasi yang ditunjukkannya sudah menjadi bukti. Hal tersebut tentu saja membuat bangga keluarganya, terutama kedua orang tua Caterine yang merasa bahwa putri bungsunya tersebut sudah mulai tumbuh dewasa.
Melihat Caterine tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan dewasa dalam menyikapi permasalahan yang menderanya, membuat kedua orang tuanya mulai memberikan kepercayaan kepada putri bungsunya tersebut untuk tinggal di apartemen seorang diri.
Ketiga kakak laki - lakinya, yang pada awalnya menolak keputusan Caterine yang ingin tinggal sendiri di apartemen seorang diri, pada akhirnya menyetujui setelah Caterine membuktikan bahwa dia bisa menjaga dirinya sendiri saat jauh dari keluarga.
Meski begitu, keluarganya mewajibkan gadis itu untuk pulang kerumah minimal sebulan sekali, disela - sela jadwalnya yang sangat padat tersebut.
.
.
.
.
.
Cuaca pagi hari yang sangat cerah membuat hati Caterine yang baru saja selesai membersihkan diri, berdiri dibalkon sambil mendongak melihat birunya langit dengan secangkir kopi yang ada ditangannya ikut ceria.
" Semoga pagi yang cerah ini membawa keberuntungan untukku... ", ucap Caterine sambil tersenyum ceria.
Setelah menghabiskan segelas kopi yang ada ditangannya, diapun segera bersiap diri untuk berangkat kekampus. Caterine yang sudah ada diparkiran terpaksa harus menghentikan langkahnya begitu ponselnya berdering.
"Ratna ?tumben ?...", batin Caterine penasaran.
Wajah Caterine langsung berbinar saat Ratna yang merupakan manajernya mengatakan bahwa Caterine akan menjadi salah satu kandidat yang didapuk menjadi pemeran utama wanitanya dalam sebuah drama romantis yang diadaptasi dari sebuah novel terkenal yang beberapa bulan ini sedang booming.
" Yess !!!...aku harus memanfaatkan moment ini dengan sebaik mungkin ....", guman Caterine sambil berjingkrak - jingkrak bahagia.
Caterinepun segera berjalan menuju mobilnya dengan senyum yang terus mereka diwajahnya.Selama kelas berlangsung wajahnya selalu terlihat ceria. Hal itu tentu saja membuat rasa penasaran semua orang, terutama ketiga sahabatnya yang langsung mengerubunginya begitu kelas usai.
" Kesambet apa lu dari tadi senyam - senyum sendiri ", ucap Adel sambil menepuk pundak Catrine dengan kasar.
"Apaan sih lu, bikin kaget aja " , ucap Caterine sewot.
" Habisnya.... gue perhatiin dari tadi lu senyam - senyum sendiri kaya orang gila" , balas Adel tak kalah sewot.
" Mungkin Caterine habis dapat lotre kali.....makanya senyum terus dari tadi ", ucap Vany menimpali.
"Wah....bagi - bagi dong kalau dapat lotre. Mumpung gue lagi bokek nih " , ucap Aldo yang tiba - tiba sudah duduk didepan Caterine sambil langsung meneguk habis minuman yang baru saja gadis itu keluarkan dari dalam tasnya.
" Apaan sih lu datang - datang main habisin aja ", ucap Caterine sebal sambil merebut kembali jus jeruknya yang tinggal setetes dari tangan Aldo.
Aldo yang melihat kemarahan diwajah sahabatnya tersebut hanya cengar -cengir tak berdosa sambil menggaruk tekuknya yang tak gatal. Meski agak absurd, tapi mereka bertiga adalah sahabat Caterine sejak kecil.
Orang tua mereka adalah sahabat baik sejak masih duduk dibangku sekolah, dan setiap mereka hang out secara otomatis anak - anak mereka juga akan dibawa.
Karena seringnya bertemu dan bergaul sejak kecil sampai sekarang membuat persahabatan mereka berempat cukup solid meski setiap bertemu pertengkaran kecil selalu terjadi, namun hal tersebut sama sekali tak mengoyahkan persahabatan yang mereka bina hancur begitu saja.
Dengan wajah berseri, Caterinepun mulai menceritakan kepada ketiga sahabatnya tentang tawaran emas yang datang kepadanya pagi ini.
Bermain dalam film yang disutradarai oleh Mr. Kyosi adalah suatu kesempatan yang langkah.Siapa coba di industri hiburan yang tidak kenal nama produser kondang itu.
Semua orang mengenalnya sebagai sutradara bertangan emas. Julukan tersebut ada karena setiap artis yang pernah bekerja sama dengannya pasti akan langsung naik daun.
Maka dari itu, Caterine yang sudah mendapatkan peluang emas, akan memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik - baiknya.
Ketiga sahabatnya mendengar kabar baik tersebut tentu saja ikut merasa bahagia. Mereka mendoakan agar Caterine bisa lolos dan mendapatkan peran itu.
Dilain sisi, Ratna terus mengingatkan agar Caterine fokus berlatih untuk memerankan Ranly, sang tokoh utama dengan baik.
Karena saingan Caterine adalah artis senior yang cukup berpengalaman, yaitu Isabella Wijaya. Meski terkenal angkuh dan arogan, namun kemampuan acting Isabella masih diatas Caterine.
Dan hal ini yang harus diwaspadai oleh Caterine, jika ingin mendapatkan pemeran utama dalam film layar lebar tersebut.
Awalnya Caterine pikir memerankan Ranly, sebagai gadis tomboy yang akhirnya jatuh cinta bukanlah hal yang sulit. Seperti yang biasa dia lakukan dalam drama pendek yang sering dia bintangi.
Namun pikirannya itu salah, dalam drama yang akan ditayangkan dilayar lebar tersebut, banyak adengan close up yang menyoroti wajah pemeran utamanya, sehingga ekspresi yang ditampilkan harus bisa natural dan sesuai dengan skrip yang ada.
Untuk memperdalam karakternya, Caterine membaca novel dan menonton drama percintaan sebagai referensi. Namun nyatanya semua itu tidak membuahkan hasil, bahkan Ratna sang manajer hanya bisa menarik nafas panjang setiap Caterine melakukan kesalahan dalam setiap dialognya.
“ Stop !!! , teriak Ratna dengan mata melotot.
Caterine dengan wajah sebal langsung mendelik marah kepada manajernya itu karena ini sudah kesekian kalinya Ratna mengatakan stop bahkan sebelum dirinya menyelesaikan kalimat yang ada.
" Tatapan matamu itu harus hidup Caterine......tunjukkan wajah orang yang lagi kasmaran ", ucap Ratna gemas.
" Memang wajah orang yang lagi kasmaran itu bagaimana..? ", tanya Caterine dengan wajah polos.
" kasmaran itu...., saat jantungmu berdebar kencang ketika melihat pria tampan tersenyum kepadamu ", ucap Ratna dengan wajah berseri.
Membayangkan gebetannya tersenyum manis kepadanya. Caterine yang melihat Ratna wajahnya memerah segera memegang dahi manajernya itu dengan punggung tanggannya.
" Tidak panas ?....kenapa wajahmu bisa semerah itu ?...", tanya Caterine polos.
" Tentu saja tidak panas, aku tidak demam...", ucap Ratna sinis.
Diapun kembali menjelaskan sekali lagi tentang ekspresi yang harus ditampilkan oleh artisnya itu dalam adegan yang akan dia perankan.
" Memang melihat pria tampan bisa sampai seperti itu ya ?..... yang aku tahu, jantung kita bisa berdebar keras saat kita belum menyelesaikan semua soal ujian tapi waktu sudah habis ", ucap Caterine lugu.
Ratna hanya bisa melotot dengan mulut terbuka lebar mendengar dan menyadari fakta jika artisnya itu ternyata sangat polos.
" Apa kamu tidak pernah jatuh cinta atau tertarik dengan seseorang ", tanya Ratna dengan rasa penasaran dan dijawab gelengan kepala oleh Caterine.
" Jangan bilang kalau seumur hidup kamu belum pernah pacaran ", ucap Ratna dengan mata melotot tak percaya, dan lagi lagi dijawab gelengan kepala oleh Caterine.
" Huuufff.....Sudahlah, kamu cari tahu sendiri saja apa itu kasmaran. Selama kamu belum mengalami sendiri apa yang telah aku sebutkan tadi, sampai kapanpun aku jelaskan kamu tidak akan mengerti ", ucap Ratna sambil berlalu pergi meninggalkan Caterine sendirian dengan wajah binggung.
" Jangankan berpacaran, jatuh cinta saja aku belum pernah.... ", ucap Caterine sedih.
Setelah seharian berlatih dialog dengan Ratna, Caterine yang kepalanya sudah sangat pusing memilih untuk berjalan - jalan ditaman dekat apartemennya untuk menjernihkan pikirannya.
" Segarnya...", guman Caterine sambil memejamkan kedua matanya.
Dia segera menghirup bau tanah basah yang sangat disukainya dengan rakus. Tanah basah setelah petugas menyiram tanaman yang ada di taman, membuat tanaman hijau tersebut segar kembali dan bau tanah basah yang khas, membuat kepala Caterine manjadi dingin seketika.
Gadis itu segera mengedarkan pandangan matanya sambil sesekali senyum manis menghias wajahnya saat melihat segerombolan anak kecil bermain dengan riang gembira disana.
Setelah capek berkeliling, Caterine mulai mendaratkan pantatnya disebuah bangku putih yang ada dipinggir taman. Dia duduk disana sambil mengeluarkan naskah yang tadi sempat dibawanya dan membaca dialog tersebut berulang - ulang.
" Bagaimana caranya membuat jantung berdebar seperti yang dikatakan Ratna tadi ?... ", guman Caterine sambil mengkerutkan keningnya dalam - dalam.
Diapun segera mengambil ponsel dalam tas kecil yang dibawanya dan mulai masuk dalam mesin pencarian dan mengetikkan kata yang seharian ini membuat kepalanya sakit.
" Jantung berdebar adalah kondisi ketika seseorang merasakan sensasi ketika jantungnya berdenyut dengan terlalu kuat, terlalu cepat, atau tidak beraturan. Minum kopi atau olahraga saja sudah bisa. Apa hubungannya untuk merasakannya harus kasmaran dulu....", Caterine bermonolog dengan wajah bingung sambil menatap ponselnya yang berisi keterangan tentang jantung yang berdebar tersebut.
" Selain itu, jika aku sungguh bertemu cowok yang membuat jantungku berdebar, itu tentu akan sangat merepotkan " , guman Caterine sambil membayangkan dia punya pacar dan lelaki tersebut terus menempel terus pada dirinya.
Lalu lelaki tersebut akan marah saat dia sedang berjalan atau bercanda dengan lelaki lain. Bahkan saat dia lupa membalas pesan atau tidak mengangkat teleponnya.
Caterine dengan cepat mengeleng - gelengkan kepalanya kuat - kuat guna menghapus bayangan yang tadi sempat melintas dalam pikirannya.
Sambil menghela nafas panjang, Caterine yang merasakan perutnya mulai berbunyi segera membuka tas kecilnya dan mengeluarkan sosis , membuka bungkusnya, kemudian memakannya.
" Tidak baik jika berpikir dengan perut kosong ", ucap Caterine sambil tersenyum.
Dia terus saja mengunyah sosis yang diambilnya dari dalam tas kecilnya hingga tanpa terasa dia sudah menghabiskan lima sosis siap makan berukuran besar tersebut.
" Sosis rasa keju memang benar - benar juara...", gumannya sambil terus mengunyah.
saat sedang asyik makan, tiba tiba datang seekor anjing berjenis Golden Retriever, mengendus endus bungkus sosis yang ada disampingnya.
" Kau anjing siapa..?...", tanya Caterine sambil menatap anjing tersebut penasaran.
Saat melihat kalung yang ada di lehernya, Caterine langsung tahu jika anjing tersebut sudah memiliki pemilik.Diapun mulai mengedarkan pandangan matanya menyisiri area taman, berharap ada seseorang yang berlari mencari keberadaan anjing tersebut.
" Kamu mau makan ini?..", tanya Caterine sambil menyodorkan separuh sosis yang baru dimakannya.
Tanpa diduga anjing itupun langsung melahap habis sosis yang diberikan Caterine kepadanya. Melihat hal itu, Caterinepun langsung mengusap kelapa anjing tersebut dengan gemas.
Gukkk.....gukkk.....gukkk...
Caterine tersenyum lebar waktu melihat anjing tersebut menggonggong dengan penuh bahagia waktu melihatnya membuka sosis yang baru saja diambilnya dari dalam tas.
" Jadi namamu Ferguso.... ", ucap Caterine sambil memegang kalung yang ada dileher anjing tersebut.
" Namamu cukup familiar, seperti nama anjing dalam salah satu telenovela yang pernah aku lihat waktu kecil dulu ", batin Caterine tersenyum simpul.
Gukkkk....gukkkk.....gukkk....
Anjing tersebut terus saja menggonggong sambil terus mengitari tubuh Caterine seakan menyurunya untuk memegang tali yang mengikat tubuhnya.
" kamu mau minta aku membawamu mencari majikanmu... ", tanya Caterine penuh selidik dan dijawab gonggongan anjing itu.
" Baiklah, aku antar kamu sambil sekalian berjalan jalan. Lagi pula, hari ini aku lagi bosan. Aku akan berbuat baik dan mengantarmu pulang... ", ucap Caterine yang langsung mengambil tali yang mengikat tubuh anjing itu.
" Ayo jalan.... ", ucap Caterine sambil menarik tali yang mengikat anjing tersebut.
Belum juga kakinya melangkah, tiba tiba anjing tersebut sudah berlari cukup kencang hingga tubuh munggil Caterinepun terseret.
" Ferguso pelan- pelan..... " , teriak Caterine sambil terus berlari mengikuti anjing tersebut hingga masuk kedalam kawasan perumahan elit.
" Kamu mau kemana ?... ", teriaknya lagi, masih dengan nafas memburu akibat terus berlari.
" lari pelan - pelan, aku tidak bisa mengejarmu.... ", teriak Caterine sambil berusaha menahan tali anjing tersebut dengan tubuhnya agar bisa berhenti.
Namun tubuh Caterine nyatanya tak mampu menahan kekuatan anjing tersebut yang terus berlari dan menyeret tubuhnya tanpa henti.
" kamu mau membawaku kemana ?... ", teriakku lagi setelah ikut berbelok kesalah satu rumah mewah dengan halaman yang cukup luas.
" Pelan - pelan.... ", ucapku sambil memasuki halaman sebuah rumah mewah bergaya klasik yang kebetulan pintu gerbangnya terbuka lebar.
Sesampainya dihalaman belakang rumah, Ferguso berhenti tepat dibelakang seorang laki laki yang sedang memandangi kolam ikan didepannya.
Melihat wajah tampan laki laki didepanku, aku hanya bisa diam sambil menunduk, berusaha untuk menetralkan nafasku yang tersenggal - senggal.
setelah nafasku sedikit normal, akupun mendongak dan tiba - tiba bibirku terasa keluh, tak bisa berkata apa apa saat lelaki tampan itu berjalan mendekat kearahku.
" Ferguso, kamu bermain kemana saja ?....", tanyanya sambil berjongkok dan mulai mengelus kepala anjing tersebut dengan lembut.
Akupun tersenyum melihat keakraban mereka. Entah kenapa aku sama sekali tidak bisa mengalihkan pandanganku dari wajahnya. Melihatku diam terpaku membuat laki - laki tampan tersebut berdiri dan berjalan mendekat kearahku.
" Terimakasih....", ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Aku yang melihat uluran tangan laki - laki tersebut segera menjabat tangannya sambil tersenyum lebar dengan jantung yang mulai berdetak tak beraturan.
" sama - sama.... ", ucapku sambil tersipu sipu.
Melihatku menjabat tangannya dengan erat, diapun menatapku dengan wajah datar sambil melihat kearah tanganku yang satunya.
" Tali anjingnya.... ", ucapnya datar.
" Ohh...." , Caterine langsung memberikan tali anjing tersebut kepadanya dengan canggung.
" Maaf merepotkanmu.... ", ucapnya datar.
" Tidak...sama sekali tak merepotkan, ini hanya masalah kecil..... ", ucap Caterine sambil tersipu.
Ini pertama kalinya Caterine menatap wajah seoarng lelaki tanpa bisa teralihkan oleh apapun. Bagaimana tidak, wajah yang begitu sempurna hingga sulit digambarkan olehnya dengan kata - kata.
" Apa dia makan makananmu..? ", tanyanya lagi sambil menatapku binggung.
" Anjingmu sedang dalam masa pertumbuhan, bagus jika makan banyak. Laki laki apa perempuan..? umur berapa..?... ", tanya Ctaerine masih dengan senyum merekah diwajahnya.
" Laki laki. Lima tahun...." , katanya cuek sambil memalingkan muka.
" ohh.....", ucap Caterine tersipu.
" Apa kamu sendiri yang merawatnya ?....bukankah itu sungguh berat?.... ", tanya Caterine masih belum bisa memalingkan wajahnya dari tatapan penuh kekaguman pada lelaki yang ada dihadapannya itu..
Melihat sikap Caterine, lelaki yang ada didepanku tersebut hanya memandanginya dengan tatapan aneh dan menyelidik.
" Apa yang sedang kubicarakan?... ", batinku panik, kupukul kepalaku, meruntuki kebodohan yang baru kulakukan.
" Pasti dia merasa aku orang yang aneh sekarang....", batinku sedih.
Saat keduanya sibuk dengan pemikiran masing - masing, tiba - tiba Ferguso melihat kupu - kupu can yang terbang menuju kearahnya.
Karena tertarik dengan kupu - kupu tersebut, Ferguso pun segera mengejarnya. Akibat pergerakan Ferguso tanpa sadar tali yang mengikat tubuhnya mulai melilit tubuh laki - laki tersebut hingga membuatnya terjatuh menindih Caterine yang ada didepannya dan tanpa sengaja kedua bibir mereka saling menempel.
Caterine hanya bisa terdiam terpaku saat bibir lembut lelaki itu menyentuh bibirnya. Jantungnya mulai berdetaktak karuan karena ini adalah ciuman pertamanya.
" Maaf....", ucap laki - laki tersebut sambil berusaha berdiri.
" Tidak apa - apa. Kecelakaan, su....sulit dihindari.... ", ucap Caterine dengan wajah memerah akibat kejadian tak terduga barusan.
" Apa yang terjadi ?... kenapa jantungku berdebar dengan kencang?.... apa aku punya penyakit bawaan ?....atau jantung ini baru bereaksi saat berciuman....", batin Caterine binggung.
Melihat perempuan didepannya hanya terdiam ditanah tanpa berusaha untuk bangun membuat laki - laki tersebut kembali menunjukkan wajah binggung.
" Kamu baik -baik saja?.." , tanya laki laki tersebut datar.
" Aku baik - baik saja.... ", ucap Caterine sambil buru - buru bangun dan mulai membersihkan tubuhku dari tanah yang menempel di badannya.
" Kenapa dia tak membantuku dan hanya memandangiku saja....", batin Caterine kecewa.
Padahal dia sangat berharap laki - laki itu akan membantunya bangun dan tanpa sengaja tubuh Caterine akan langsung jatuh kedalam pelukannya.
" Ternyata romansa manis seperti itu hanya ada dalam film dan novel saja...", batin Caterine menghembuskan nafas kecewa.
Saat bangun, tiba - tiba sosis yang ada didalam tas munggil Cateribe jatuh berceceran. Melihat hal tersebut, Ferguso segera memakan sosis tersebut bersama bungkusnya.
" Ferguso....keluarkan...!!!...." , bentak laki - laki tersebut sambil merebut sosis yang ada dimulut Ferguso.
" Maaf, aku akan ganti rugi semuanya... ", ucapnya sambil terus membuang sosis yang masih berada di mulut Ferguso.
" Bolehkan aku menolak ganti rugi, sebagai gantinya aku minta nomor teleponmu....", ucap Caterine penuh percaya diri dengan wajah berharap sambil memberikan ponselku.
Mendengar permintaan Caterine, Laki laki tersebut kembali menatapnya dengan wajah datar. Namun, sebelum laki - laki tersebut menjawab, tiba - tiba ponsel Caterine berbunyi.
" Maaf...", ucap Caterine yang langsung berjalan menjauh untuk mengangkat teleponnya.
" Halo...", ucap Caterine begitu tombol hijau digeser.
" Dimana kamu sekarang ?...",teriak Ratna panik
" Ada apa ? ",bukannya menjawab, Caterine balik bertanya begitu melihat nada panik dalam suara Ratna.
" Maaf... kemarin aku salah lihat, jadwal castingmu malam ini jam delapan di hotel XX, bukan besok...." , ucap Ratna panik.
" APA !!!......", teriak Caterine dengan keras.
" Jadi sebelum jam delapan malam aku sudah harus berada di hotel XX....", Caterine kembali mengulang ucapan Ratan sambil melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
" iya..., jadi kurang dua jam dari sekarang. Cepatlah bersiap dan sampai ketemu disana... ", ucap Ratna dan langsung menutup teleponya secara sepihak.
Caterinepun segera menutup teleponnya dan segera berlari dengan kencang menuju apartemenku yang berjarak tidak jauh dari perumahan tersebut, tanpa menghiraukan laki - laki tampan dibelakangnya yang hanya bisa menatapnya dengan pandangan aneh.
" Gadis yang aneh. Tapi menarik juga sih...", gumannya sambil tersenyum.
Sesampainya diapartemen, Cateribe langsung berganti pakaian, memakai make up tipis dengan lipstik warna merah agar wajahku terlihat segar.
Setelah semua beres, diapun segera turun kebaseman dan segera melajukan mobilnya menuju hotel XX dengan kecepatan tinggi.
" Masih ada waktu sepuluh menit lagi... ", ucap Caterine bernafas lega saat sudah berada dihalaman parkir hotel.
Caterine kemudian turun dari mobil menuju ketoilet untuk membenahi pakaian dan make upnya.Dengan sedikit berlari dia menuju ballroom tempat dimana casting akan dilaksanakan.
Tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang, tampak Ratna sedang menunggunya dengan wajah sangat cemas menanti kedatangan artisnya itu
" Akhirnya kamu datang juga.... " , ucap Ratna lega.
" Sekarang persiapkan dirimu, sebentar lagi giliranmu...." , ucapnya lagi.
Deg.....deg......deg.....
Aku hanya tersenyum saat mendengar suara degup jantung Ratna yang begitu keras. Caterine menepuk pelan punggung manajernya itu seolah berkata jika aku baik - baik saja.
Saat hendak masuk, Caterine berpapasan dengan Isabella yang memandangku dengan tatapan sinis.Tapi hal tersebut tidak terlalu dia hiraukan.
Saat ini Caterine hanya fokus untuk bisa menampilkan penampilan yang terbaik. Setelah hampir tiga puluh menit berada didalam ruangan, akhirnya Caterine keluar dengan wajah ceria.
Melihat hal tersebut, Ratna yang baru saja membeli kopi segera berlari menghampiri artisnya itu untuk mencari tahu bagaimana hasil audisinya.
" Bagaimana castingnya tadi?.... Kamu tidak melakukan kesalahan kan ?..." , tanya Ratna cemas.
" Aku...aa..kuu berhasil.... ", ucap Caterine girang dan langsung memeluk Ratna dengan erat.
" Tentu saja beb..., aku yakin kalau kamu akan berhasil mendapatkan peran itu... ", ucap Ratna sambil tersenyum bahagia.
" Kapan mulai syutingnya ?... ", tanya Ratna antusias.
" Minggu depan. Besok kita harus tanda tangan kontrak dahulu.... ", ucap Caterine dengan wajah berbinar.
Kemudian mereka berdua segera beranjak dari hotel tersebut dan kembali kerumah masing - masing untuk beristirahat, karena hari esok banyak kegiatan yang telah menanti mereka.
Keesokan harinya, Ratna mengajak Caterine sarapan diwarung nasi langganan mereka yang berada didekat apartemen Caterine.
" Bagaimana kamu bisa melakukannya...", tanya Ratna penasaran.
" Melakukan apa?.... " , Caterine balik bertanya.
" Dialog itu....apa kamu sekarang lagi kasmaran ?.... ", tanya Ratna penuh selidik.
" Aku akhirnya mendapatkan serangan jantung, seperti yang kamu bilang itu... ", ucap Caterine cuek.
" Jantung berdebar... " , ucap Ratna mengkoreksi ucapanku.
" ya.... itu sudah kutemukan orangnya.... ", ucap Caterine sambil meneguk jus strawberry yang ada didepannya.
" Jadi kamu sudah menemukan pria idamanmu ?...." , tanya Ratna dengan mata melotot penuh antusias.
" siapa namanya dan dimana dia tinggal?... ", Ratna kembali bertanya dengan rasa penasaran yang tinggi.
" aku tidak tahu namanya, tapi aku tahu dimana dia tinggal... ", ucap Caterine cuek.
" Kok bisa kamu tidak tahu namanya...", Ratna berucap dengan wajah binggung.
" Ya... dia tidak menyebutkan namanya padaku. Aku juga tidak nanya..", ucap Caterine datar.
" Jadi dia juga tidak tahu namamu ?..." , Ratna kembali bertanya sambil menepok jidatnya, heran dengan tingkah laku artisnya tersebut.
" Kamu itu pintar dalam segala hal. Tapi dalam urusan cinta... kamu itu nol besar.... " , ucap Ratna menekankan.
" Ya begitulah..." , jawab Caterine asal.
Kulahap kembali makanan yang ada didepanku hingga habis. Ratna yang melihat kelakuanku hanya bisa geleng - geleng kepala.
" Lalu bagaimana kamu bisa bertemu lagi dengannya, jika nama saja kamu tidak tahu... ", tanya Ratna penasaran.
" Aku tahu dimana rumahnya... ", ucap Caterine santai.
" Dimana ?......ayo nanti sepulang dari kantor Wiratmadja Enterprice kita kesana.....", ucap Ratna antusias.
" kita tidak mungkin kesana sekarang... " , ucap Caterine menolak.
" kenapa ?....", tanya Ratna dengan wajah sedih.
" Sore ini aku ada janji dengan professor Gerald , agar nilaiku aman... " , ucap Caterine menekankan.
" Apa kamu akan merayunya.... " ,ucap Ratna menggoda sambil mengedipkan sebelah matanya.
" Apa kamu sudah gila, aku hanya akan bernegosiasi dengannya.... ", ucap Caterine marah.
Melihat Caterine sudah mengeluarkan taringnya, Ratna kembali menyeruput minuman yang ada dihadapannya dan melunakkan suaranya.
" Hey......apa kamu tidak sadar kalau profesormu itu tertarik padamu.... " , Ratna kembali berucap dengan hati - hati.
"Jangan asal menyimpulkan seperti itu...." , ucap Caterine datar.
" Dasar tidak peka !!!.... ", ucap Ratna dengan memutar bola matanya malas.
Karena keasyikan mengobrol tanpa sadar makanan yang ada dihadapan mereka telah habis tak bersisa.
Setelah membayar dikasir, mereka segera meluncur ke Wiratmadja Enterprice untuk menandatangani surat kontrak film yang didapatkan oleh Caterine.
Sesampainya dikantor Wiratmadja Enterprice mereka diarahkan ke ruangan Direktur Utama, Nicholas Wijaya.
Tok......tok....tok ...
" Pak, nona Caterine Chandra Jelita sudah datang ....." , ucap Mira, sekretaris Nicholas.
" Suruh tunggu sebentar....", perintah Nicholas tanpa melihat kearah Mira karena sibuk memeriksa berkas yang ada ditangannya.
Mira kemudian mempersilahkan Caterine dan Ratna untuk menunggu diruang tamu yang tersedia.Nicholas yang telah selesai memeriksa berkas terlihat diam mematung melihat kecantikan Caterine.
Nicholas baru bisa menguasai diri saat Mira datang dan menyerahkan kontrak yang akan mereka tandatangani.
" Ini kontraknya, bisa dibaca dulu sebelum ditandatangani....." , ucap Nicholas sambil tersenyum semanis mungkin.
Caterine segera membaca tiap pasal yang terdapat dalam surat perjanjian tersebut. Sedangkan Nicholas yang terpana akan kecantikan gadis itu hanya bisa memandangnya tanpa berkedip.
Ratna yang menyadari kalau sang Direktur tampaknya sudah jatuh cinta pada artisnya hanya bisa tersenyum kecil.
Sedangkan artisnya yang tidak peka mengenai hal tersebut tetap cuek, tidak menanggapi Ratna yang terlihat mulai mengodanya.
Baginya, ditatap seperti itu oleh seorang laki laki adalah hal yang biasa. Dengan wajah cantik dan tubuh bak gitar spayol, laki - laki mana yang tidak akan tergoda kepadanya.
Tapi untungnya Caterine bukan termasuk tipe gadis yang mudah terbawa perasaan, jadi semua hal itu diabaikannya begitu saja.
Setelah semua urusan selesai, Caterine segera meluncur kekampus untuk menemui Profesor Gerald. Dalam hati Caterine berdoa semoga dia bisa membujuk dosen walinya yang terkenal killer tersebut agar memberinya sedikit kelonggaran, mengingat jadwal kuliah Caterine untuk semester ini tergolong cukup padat.
Caterine yang sudah berada didepan ruangan Prof. Gerald mengambil nafas yang cukup dalam beberapa kali. Dengan sedikit gugup, dia mengetuk pintu dan melangkah masuk setelah professor Gerald mempersilahkan.
" Caterine Candra Jelita, berapa mata kuliah yang masih belum kamu selesaikan ....", tanya prof. Gerald dengan tatapan tajam.
" Tinggal dua mata kuliah lagi prof ...." , ucap Caterine gugup.
" Untuk semester ini kamu full mengambil dua puluh empat SKS ya.... ", tanyanya lagi.
" Benar prof..." , jawab Caterine singkat.
" Bukankah sudah saatnya kamu untuk magang, agar semester depan kamu bisa fokus pengajuan skripsi sambil menyelesaikan mata kuliah yang tersisa.... ", ucapnya lagi.
" Rencana semester depan saya baru akan mengajukan surat permohonan magang... ", ucap Caterine dengan hati - hati.
" Bagaimana kalau besok pagi kamu serahkan surat permohonan magang, kebetulan perusahaan temanku lagi membutuhkan staf untuk bekerja di cabang barunya. Kamu bisa magang disana, dan jika beruntung kamu bisa langsung dijadikan pegawai tetap. Bukankah ini peluang yang cukup bagus.... ", ucap prof. Gerald sambil tersenyum.
" Prof. Gerald ternyata cakep juga kalau lagi tersenyum seperti itu .....", batin Caterine terpesona sejenak.
" Caterine....", panggilnya sambil mengoyangkan telapak tangannya didepan wajah Caterine
" Maaf prof, kalau untuk sekarang tampaknya saya tidak bisa mengambil peluang yang profesor tawarkan.... " , ucap Caterine dengan tatapan meminta maaf.
" Kenapa ?....", tanya Prof. Gerald penasaran.
" Karena saya sudah menandatangi kontrak dengan salah satu rumah produksi untuk film layar lebar, jadi untuk magang saya cancel dulu prof... ", Caterine kembali berucap dengan sedikit takut saat melihat tatapan tajam Profesor Gerald.
" Lalu, bagaimana dengan perkuliahmu semester ini ?.. ", tanya prof. Gerald tidak suka.
" Nah....maka dari itu prof, saya hari ini mau membicarakan mengenai hal tersebut dengan prof... ", ucap Caterine merajuk.
" langsung keintinya.... ", ucap prof Gerald to the point.
" Karena jadwal syuting saya yang terbilang cukup padat, apakah saya bisa mengikuti perkuliahan secara online ?..." , tanya Caterine dengan nada penuh permohonan.
" Mohon bantuannya prof... " , Caterinepun berkata sambil merajuk.
" Saya janji akan mempertahankan nilai saya untuk semester ini agar tetap bagus... " , ucapku lagi sambil tersenyum semanis mungkin.
Pandanganku yang seperti itu membuat Gerald merasa gemas. Ingin rasanya dia mencubit kedua pipi Caterine yang cubby, tapi hal tersebut tidak mungkin dia lakukan agar image nya tidak hilang.
" Jadwal syuting dan perkuliahanmu kirim ke emailku sekarang ", perintahnya garang sambil berusaha menetralkan debar jantungnya.
" Baik prof " , ucapku kegirangan.
" Sudah prof, mohon dicek " , ucapku lagi dengan wajah berseri - seri.
" Ohhh....Tuhan, kenapa kamu berikan ujian yang begitu berat padaku, dengan menghadirkan bidadari didepan ", batin Geral resah.
" Ok. Kamu boleh pergi sekarang " , ucapnya datar mencoba menghalau semua rasa yang berkecamuk dihati.
" Baik prof. dan terimakasih atas bantuannya " , ucapku tersenyum lebar dan segera meninggalkan ruangan tersebut.
Sedangkan Gerald terlihat tersenyum bahagia asetelah Caterine meninggalkan ruangannya.
Entah sejak kapan hatinya mulai terpaut pada gadis muda tersebut.
" Semakin hari dilihat, dia semakin cantik " , puji Gerald dalam hati.
Sekarang dia harus bisa membantu Caterine agar bisa mengikuti mata kuliah secara online untuk jadwal perkuliahan yang bentrok dengan waktunya syutingnya.
Gerald menggunakan kekuasaannya sebagai anak pemilik yayasan untuk menekan dosen yang mengajar Caterine agar bisa memberikan perkuliahannya secara online.
Meski mereka keberatan dengan kebijakan tersebut, tapi mereka juga tidak bisa membantah jika masih ingin menjadi dosen disini.
Ya.....Gerald akan melakukan apa saja untuk bisa membantu wanita yang dicintainya itu, meski dia harus menyalahgunakan kekuasaannya.
Sementara itu, Caterine yang mendapatkan lampu hijau dari Gerald agar kuliahnya aman merasa sangat bahagia.
Sebagai orang yang tidak tahu tentang cinta, Caterine tidak menyadari jika dirinya sudah masuk kedalam perangkap yang Geral buat untuknya.
Dengan segala macam bantuan yang Gerald berikan selama ini kepadanya, tanpa sadar membuat dosen muda tersebut menjadi orang pertama yang akan Caterine cari jika hal tersebut berhubungan dengan kampus dan perkuliahannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!