Selamat pagi dunia,
selamat datang di dunia seorang gadis mungil bernama Alesha. Jika menebak dari
namanya mungkin kalian akan mengira dia seorang gadis cantik dan anggun.
Sebenarnya kalian memang tidak salah, dia memang bisa dibilang cukup cantik.
Belahan dagu dan mata besar nya lah menjadi daya tarik gadis itu. Walaupun
garis wajahnya tidak bisa juga dibilang sangat cantik atau sempurna dengan
segala kelebihan dan sisi mempesona seperti kebanyakan tokoh utama perempuan
yang di novel-novel atau dalam drama. Tapi bisa dibilang dia cukup cantik jika
dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, ya seperti itulah dia mengklaim
dirinya sendiri, hahaha.
Namanya Alesha
Az-Zahra, nama mulia yang tersemat dibelakangnya itu menjadi doa orangtua nya
agar dia menjadi seperti sosok wanita yang menjadi insfirasi semua kaum hawa
dimuka bumi ini, tapi sayangnya Alesha sangat jauh dari yang diharapkan.
Baiklah akan kuceritakan apa saja kelebihan yang tidak di miliki Alesha. Alesha
adalah seorang murid SMA negeri yang cukup bergengsi di kota ini, gadis berusia
17 tahun itu duduk di bangku kelas 2 SMA. Mengambil jurusan IPA, eits tunggu
dulu. Kalian jangan berpikir dia gadis yang cerdas karena mengambil jurusan
IPA, dia megambil jurusan itu karena terlalu lemah jika disuruh menghafal, apalagi pasal-pasal dan ilmu
social lainnya. Alesha kira jurusan IPA itu lebih mudah karena tidak ada
hapalan-hapalan dan apalah itu namanya. Tapi gadis itu salah besar, kenyataan
yang dihadapinya jauh lebih menyakitkan. Karena selain lemah dalam menghafal
Alesha juga lemah dalam berhitung, bisa kalian bilang dia bodoh lah bahasa
kasarnya.
Satu lagi kekurangannya
yang melengkapi, cerewet. Ya memang sih kebanyakan gadis itu cerewet,apalagi
kalau sudah jadi ibu-ibu. Tapi kalau seperti Alesha ini beda cerita, dia itu
tipe orang yang kalau sudah bicara tidak akan berhenti kalau mulut nya belum
lelah. Mau di tanggapi atau tidak mulut nya tetap saja nyerocos entah kemana,
dari membahas apa sampai membahas apa. Pokoknya kalau ketemu dengan Alesha
jangan ajak gadis itu ngobrol, bisa dipastikan dia tidak akan berhenti bicara
dalam beberapa menit ke depan.
Selain kurang dalam
berpikir dan cerewet Alesha juga punya kekurangan terbesar lain dalam dirinya,
dia ini tipe gadis dengan kepercayaan diri sangat tinggi bahkan cenderung tidak
punya rasa malu. Kapan-kapan akan ku ceritakan Alesha dalam versi tidak tahu
malu nya itu ya. Eh, tapi tunggu dulu. Sepertinya ada satu orang yang bisa
membuat bisa punya malu juga, ah mungkin satu-satu nya orang di sekolah ini
yang bisa membuat Alesha kadang-kadang punya rasa malu. Dia adalah Alfarezel,
dari nama nya terdengar tampan dan keren kan? Ah tunggu saja saat dia betemu
Alesha, maka kalian akan tahu nanti dari reaksi gadis itu.
Alfarezel adalah
seorang guru matematika yang mengajar di sekolah ini sejak setahun yang lalu,
bersamaan dengan masuk nya Alesha menjadi murid baru. Jika kalian membayangkan
Alfarezel itu pemuda tampan tapi dingin seperti kebanyakan novel, maka kalian
salah lagi. Aflarezel ini walaupun usia nya masih terbilang muda, umurnya masih
24 tahun tapi dia sudah terkenal sebagai guru paling galak dan menyebalkan
disekolah ini.
Pernah sekali dia masuk
kelas terlambat, tapi malah dia yang marah-marah dengan muridnya, pakai acara
menyalahkan lagi. Dia bilang si ketua kelas itu harusnya mengabari dia kalau
sekarang adalah jam nya, jadi dia bisa datang tepat waktu. Ah padahal salah dia
sendiri,tapi menyalahkan si ketua kelas.
Di kelas lain lagi,
karena marah murid nya saling contek saat ulangan harian akhirnya dia memberi
perintah menyelesaikan tugas Matematika tentang Aljabar dan bangun ruang
sebanyak 30 soal, tudak boleh pulang sebelum selesai semua. Al hasil kelas itu
pulang jam 5 sore, bahkan pak satpam pun sudah gelisah mau pulang saat itu.
Sejak kejadian-kejadian itu lah pak Rezel mendapat penghargaan sebagai guru
ganteng tapi galak dan menyebalkan di sekolah ini.
Lalu mengapa hanya
Alfarezel yang bisa membuat Alesha memiliki rasa malu, padahal mungkin dia itu
satu-satunya gadis tanpa rasa malu di sekolah ini? Tentu saja karena Alesha
menyukainya. Yaa awal ceritanya karena ketidaksengajaan yang mempertemukan
mereka, saat itu Alesha yang sedang menjalani masa orientasi sekolah tidak
sengaja menabrak Alfarezel yang baru keluar dari dalam toilet, wajah tampan nya
itu membuat Alesha menganga sampai hampir mengeluarkan liur, ah sial nya guru
itu malah berujar dengan sombong nya lagi.
“ Saya tahu saya tampan, tapi saya juga tidak
nyaman kamu tatap seperti itu!” dengus nya saat itu lalu meninggalkan Alesha
yang menyembunyikan wajah merah nya karena malu. Gila apa, dia di katai seperti
baru pertamakali saja melihat cowok tampan.
Dari saat itulah
ketertarikan Alesha pada Alfarezel. Alesha yang memang tidak tahu malu itu bahkan
memfollow akun social media nya lalu mengirimi pesan DM dan meminta maaf atas
kejadian tadi. Tapi sialnya sampai hari ini jangankan pesan nya dibalas, dibaca
pun tidak apalagi memfollback akun milik Alesha. Sejak itu pula lah Alesha
semakin penasaran dengan nya, tapi aneh nya dengan guru nya ini Alesha merasa
malu untuk menegur apalagi sampai menyatakan perasaan yang sudah dia pendam
selama setahun ini. Ah kemana hilangnya rasa tidak tahu malu itu, sekarang
muncul lah biar Alesha bisa menyatakan perasaan pada guru tampan tapi galak dan
menyebalkan itu. Baiklah kapan-kapan juga akan ku ceritakan versi galak dan menyebalkan nya
seorang Alfarezel secara lebih detail lagi, satu-satu nya orang yang membuat
rasa tidak tahu malu nya Alesha menghilang entah kemana.
“ Ale!” gadis tidak
tahu malu yang kerap disapa Ale itu menoleh saat seseorang memanggil namanya,
Alesha menoleh kesamping.
Eh
sejak kapan cewek pemalu ini ada disini? Mengernyit
melihat Ani yang sudah ada disampingnya, berjalan sambil menunduk begitu.
Kebiasaannya masih sama rupanya, kalau jalan selalu menunduk bukannya melihat
ke depan. Kalau menabrak lagi siapa yang susah? Pasti dirinya sendiri.
“ Sejak kapan kamu
disamping aku? Tiba-tiba muncul gitu.” Alesha bertanya dengan suara lantang nya
itu, padahal mereka sedang jalan di pinggir lapangan mau ke kelas. Beberapa
murid bahkan menoleh karena suara nyaring milik Alesha. Gadis di sampingnya
menunduk dalam, kepana dia yang malu ya dengan ulah Alesha ini. Padahal
jelas-jelas gadis disampingnya itu malah biasa saja, seperti sudah biasa kalau
orang-orang melihatnya, bahkan sebagian
seperti merasa tak suka.
“
Aku sejak di gerbang tadi jalan disamping kamu, ku tebak kamu pasti lagi
mikirin pak Rezel galak itu lagi kan sampai aku disini aja kamu belum sadar
juga.” Ani mendengkus kesal, mulutnya tidak nyaman mengucapkan nama yang
rasanya tabu itu. Ya walaupun Ani belum pernah melihat secara langsung galak
dan menyebalkannya pak Rezel itu, tapi kalau mendengar cerita teman-teman
kelasnya yang kalau menggosip suara nya bisa sampai lantai bawah sana saking
kerasnya. Dia mengambil kesimpulan kalau pak Rezel itu memang jenis guru yang
paling dihindari semua murid, tidak ada yang menarik dari guru itu selain wajah
tampan dan mobil mewahnya. Sepertinya dia anak orang berada, ah jadi nilai plus
yang mengimbangi ketampanan dan kecerdasan otaknya. Tapi tetap saja kan kalau
galak dan menyebalkan siapa coba yang mau? Cuma Alesha sepertinya yang mau,
hahahaha.
Selamat pagi dunia, selamat datang di dunia seorang gadis mungil bernama Alesha. Jika menebak dari namanya mungkin kalian akan mengira dia seorang gadis cantik dan anggun.
Sebenarnya kalian memang tidak salah, dia memang bisa dibilang cukup cantik. Belahan dagu dan mata besar nya lah menjadi daya tarik gadis itu. Walaupun garis wajahnya tidak bisa juga dibilang sangat cantik atau sempurna dengan segala kelebihan dan sisi mempesona seperti kebanyakan tokoh utama perempuan
yang di novel-novel atau dalam drama. Tapi bisa dibilang dia cukup cantik jika dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, ya seperti itulah dia mengklaim dirinya sendiri, hahaha.
Namanya Alesha Az-Zahra, nama mulia yang tersemat dibelakangnya itu menjadi doa orangtua nya agar dia menjadi seperti sosok wanita yang menjadi insfirasi semua kaum hawa dimuka bumi ini, tapi sayangnya Alesha sangat jauh dari yang diharapkan.
Baiklah akan kuceritakan apa saja kelebihan yang tidak di miliki Alesha. Alesha adalah seorang murid SMA swasta yang cukup bergengsi di kota ini, gadis berusia 17 tahun itu duduk di bangku kelas 2 SMA. Mengambil jurusan IPA, eits tunggu dulu. Kalian jangan berpikir dia gadis yang cerdas karena mengambil jurusan IPA, dia megambil jurusan itu karena terlalu lemah jika disuruh menghafal, apalagi pasal-pasal dan ilmu social lainnya. Alesha kira jurusan IPA itu lebih mudah karena tidak ada hapalan-hapalan dan apalah itu namanya. Tapi gadis itu salah besar, kenyataan yang dihadapinya jauh lebih menyakitkan. Karena selain lemah dalam menghafal Alesha juga lemah dalam berhitung, bisa kalian bilang dia bodoh lah bahasa kasarnya.
Satu lagi kekurangannya yang melengkapi, cerewet. Ya memang sih kebanyakan gadis itu cerewet,apalagi kalau sudah jadi ibu-ibu. Tapi kalau seperti Alesha ini beda cerita, dia itu
tipe orang yang kalau sudah bicara tidak akan berhenti kalau mulut nya belum lelah. Mau di tanggapi atau tidak mulut nya tetap saja nyerocos entah kemana, dari membahas apa sampai membahas apa. Pokoknya kalau ketemu dengan Alesha jangan ajak gadis itu ngobrol, bisa dipastikan dia tidak akan berhenti bicara dalam beberapa menit ke depan.
Selain kurang dalam berpikir dan cerewet Alesha juga punya kekurangan terbesar lain dalam dirinya, dia ini tipe gadis dengan kepercayaan diri sangat tinggi bahkan cenderung tidak punya rasa malu. Kapan-kapan akan ku ceritakan Alesha dalam versi tidak tahu malu nya itu ya. Eh, tapi tunggu dulu. Sepertinya ada satu orang yang bisa
membuat bisa punya malu juga, ah mungkin satu-satu nya orang di sekolah ini yang bisa membuat Alesha kadang-kadang punya rasa malu. Dia adalah Alfarezel, dari nama nya terdengar tampan dan keren kan? Ah tunggu saja saat dia betemu Alesha, maka kalian akan tahu nanti dari reaksi gadis itu.
Alfarezel adalah seorang guru matematika yang mengajar di sekolah ini sejak setahun yang lalu, bersamaan dengan masuk nya Alesha menjadi murid baru. Jika kalian membayangkan Alfarezel itu pemuda tampan tapi dingin seperti kebanyakan novel, maka kalian salah lagi. Aflarezel ini walaupun usia nya masih terbilang muda, umurnya masih
24 tahun tapi dia sudah terkenal sebagai guru paling galak dan menyebalkan disekolah ini.
Pernah sekali dia masuk kelas terlambat, tapi malah dia yang marah-marah dengan muridnya, pakai acara menyalahkan lagi. Dia bilang si ketua kelas itu harusnya mengabari dia kalau sekarang adalah jam nya, jadi dia bisa datang tepat waktu. Ah padahal salah dia
sendiri,tapi menyalahkan si ketua kelas.
Di kelas lain lagi, karena marah murid nya saling contek saat ulangan harian akhirnya dia memberi perintah menyelesaikan tugas Matematika tentang Aljabar dan bangun ruang
sebanyak 30 soal, tidak boleh pulang sebelum selesai semua. Al hasil kelas itu
pulang jam 5 sore, bahkan pak satpam pun sudah gelisah mau pulang saat itu. Sejak kejadian-kejadian itu lah pak Rezel mendapat penghargaan sebagai guru ganteng tapi galak dan menyebalkan di sekolah ini.
Lalu mengapa hanya Alfarezel yang bisa membuat Alesha memiliki rasa malu, padahal mungkin dia itu satu-satunya gadis tanpa rasa malu di sekolah ini? Tentu saja karena Alesha
menyukainya. Yaa awal ceritanya karena ketidaksengajaan yang mempertemukan
mereka, saat itu Alesha yang sedang menjalani masa orientasi sekolah tidak
sengaja menabrak Alfarezel yang baru keluar dari dalam toilet, wajah tampan nya itu membuat Alesha menganga sampai hampir mengeluarkan liur, ah sial nya guru itu malah berujar dengan sombong nya lagi.
“ Saya tahu saya tampan, tapi saya juga tidak
nyaman kamu tatap seperti itu!” dengus nya saat itu lalu meninggalkan Alesha yang menyembunyikan wajah merah nya karena malu. Gila apa, dia di katai seperti
baru pertama kali saja melihat cowok tampan.
Dari saat itulah ketertarikan Alesha pada Alfarezel. Alesha yang memang tidak tahu malu itu bahkan memfollow akun social media nya lalu mengirimi pesan DM dan meminta maaf atas kejadian tadi. Tapi sialnya sampai hari ini jangankan pesan nya dibalas, dibaca
pun tidak apalagi memfollback akun milik Alesha.
Sejak itu pula lah Alesha semakin penasaran dengan nya, tapi aneh nya dengan guru nya ini Alesha merasa malu untuk menegur apalagi sampai menyatakan perasaan yang sudah dia pendam selama setahun ini. Ah kemana hilangnya rasa tidak tahu malu itu, sekarang
muncul lah biar Alesha bisa menyatakan perasaan pada guru tampan tapi galak dan
menyebalkan itu. Baiklah kapan-kapan juga akan ku ceritakan versi galak dan menyebalkan nya seorang Alfarezel secara lebih detail lagi, satu-satu nya orang yang membuat rasa tidak tahu malu nya Alesha menghilang entah kemana.
“ Ale!” gadis yang kerap disapa Ale itu menoleh saat seseorang memanggil namanya, Alesha menoleh kesamping.
Eh sejak kapan cewek pemalu ini ada disini? Mengernyit melihat Ani yang sudah ada disampingnya, berjalan sambil menunduk begitu. Kebiasaannya masih sama rupanya, kalau jalan selalu menunduk bukannya melihat
ke depan. Kalau menabrak lagi siapa yang susah? Pasti dirinya sendiri.
“ Sejak kapan kamu disamping aku? Tiba-tiba muncul gitu.” Alesha bertanya dengan suara lantang nya itu, padahal mereka sedang jalan di pinggir lapangan mau ke kelas. Beberapa
murid bahkan menoleh karena suara nyaring milik Alesha. Gadis di sampingnya menunduk dalam, kepana dia yang malu ya dengan ulah Alesha ini. Padahal jelas-jelas gadis disampingnya itu malah biasa saja, seperti sudah biasa kalau orang-orang melihatnya, bahkan sebagian seperti merasa tak suka.
“ Aku sejak di gerbang tadi jalan disamping kamu, ku tebak kamu pasti lagi mikirin pak Rezel galak itu lagi kan sampai aku disini aja kamu belum sadar juga.” Ani mendengkus kesal, mulutnya tidak nyaman mengucapkan nama yang rasanya tabu itu.
Ya walaupun Ani belum pernah melihat secara langsung galak dan menyebalkannya pak Rezel itu, tapi kalau mendengar cerita teman-teman kelasnya yang kalau menggosip suara nya bisa sampai lantai bawah sana saking kerasnya.
Dia mengambil kesimpulan kalau pak Rezel itu memang jenis guru yang paling dihindari semua murid, tidak ada yang menarik dari guru itu selain wajah tampan dan mobil mewahnya. Sepertinya dia anak orang berada, ah jadi nilai plus yang mengimbangi ketampanan dan kecerdasan otaknya. Tapi tetap saja kan kalau galak dan menyebalkan siapa coba yang mau? Cuma Alesha sepertinya yang mau, hahahaha.
Ani membuang jauh-jauh pak Rezel dari pikirannya,berjalan sambil menatap ujung sepatu nya sendiri. Tidak pegal apa ya kepala nya itu di pakai menunduk dari masuk gerbang sampai keluar gerbang lagi? Asal kalian tahu ya, kalau Alesha adalah gadis yang paling
tidak tahu malu di sekolah ini maka Ani adalah kebalikannya.
Dia adalah gadis paling pemalu yang saking pemalu nya sampai jalan saja tidak mau melihat orang lain begitu. Dan parah nya mereka berdua ini sekelas dan duduk sebangku lagi waktu kelas 10, kalau sekarang belum tahu. Karena ini hari pertama mereka sekolah setelah libur panjang semester kemarin.
“ Ah, hahaha. Kamu tahu aja aku memang lagi mikirin Rezel, dua minggu gak ketemu rasa nya kangen banget sama calon imam ku itu. Mana akun sosmed nya gak pernah aktif lagi, gak pernah upload foto. Ah kangen ku udah segunung tahu, mana dia ya?” Alesha celingukan melihat lapangan parkir, sebuah mobil putih sudah terparkir rapi disana yang
artinya pak Rezel sudah ada disekolah. Membuat Alesha semakin semangat untuk
upacara nanti.
Ani manggut-manggut saja, gadis ini kalau sudah membahas pak Rezel tidak akan ada mati nya obrolan mereka. Nah kan, lihatkan. Alesha sudah bicara panjang lebar kemana-mana cerita tentang betapa tersiksa nya dia selama dua minggu ini tidak bisa melihat pak Rezel kesayangannya. Cih lebay sekali, padahal dia itu hanya rindu pada orang
yang entah tahu atau tidak kalau Alesha adalah salah satu penduduk sekolah ini.
“ Ale kecilin suara kamu, lihat itu pacar-pacar nya pak Rezel udah mencak-mencak gak jelas sambil lihat kamu,” Ani menunjuk beberapa siswa senior kelas 12 yang memperhatikan
mereka dari kejauhan.
Mereka itu adalah barisan gadis-gadis yang berhalu kalau mereka adalah pacarnya pak Rezel, cih tidak tahu malu sekali. Tapi bahkan ada gadis yang lebih tidak malu dari mereka, siapa lagi jika bukan Alesha, dia mengklaim dirinya adalah calon istrinya Rezel. Alesha menatap malas, saingan-saingan nya itu sepertinya sudah menabuh gendrang perang padahal masih sepagi ini.
“ Biarin aja, mereka itu mencak-mencak begitu normal kok. Mereka pasti sakit hati dan marah sama aku, aku kan calon istrinya Rezel” dengan tidak tahu malunya mengatakan kalimat penuh kehaluan itu dengan lantang. Jangan pikir orang-orang akan kaget, karena
satu sekolah ini bahkan sudah tahu kalau Alesha itu tingkat halunya paling parah
diantara puluhan siswi lain yang mengejar pak Rezel.
Kalau yang lain hanya mengklaim mereka pacar pak Rezel, maka Alesha ada satu tingkat diatasnya, dia dengan tidak tahu malu memproklamirkan diri sebagai calon istri pak Rezel.
“ Allahuakbar, ternyata rasa malu kamu itu belum juga ketemu ya? Memang cuma pak Rezel aja yang bisa bikin kamu punya sedikit rasa malu.”
Semua murid sudah berkumpul dilapangan untuk melaksanakan upacara pertama mereka setelah libur panjang. Yang tadinya kelas 10 sekarang sudah resmi jadi kelas 11, begitu juga
dengan kelas 11 yang hari ini resmi menjadi senior.
Di barisan paling kiri ada siswa-siswi baru yang masih dalam tahap MOS. Semua sudah berbaris rapi sesuai dengan angkatan masing-masing. Petugas upacara pagi ini adalah anggota OSIS, para dewan guru juga sudah berbaris rapi.
Termasuk guru tampan yang berhasil meluluhkan hati puluhan murid nya itu, dia berdiri diantara guru penjas dan sosiologi. Pak
Soni yang tidak kalah tampannya, namun tidak bisa dijadikan gebetan karenaa dia
sudah tunangan dan dalam waktu dekat akan menikah. Hari ini pun pak Rezel terlihat rapi seperti biasanya, guru itu mengenakan kemeja
panjang berwarna hitam dengan kerah yang terkancing rapi walau tidak mengenakan
dasi.
Ah semakin membuat para gadis meleleh saja, Alesha sudah berdiri semangat dibarisan paling depan, tentu saja motivasi mulia nya untuk melihat ketampanan sang guru matematika yang paling tampan disekolah ini. Terik nya matahari tidak menyurutkan semangat Alesha untuk melihat calon suaminya itu.
Hahay lagaknya calon suami, padahal
kalau sesekali berpapasan saja tidak pernah menegur saking malunya. Sekali lagi
dimana rasa tidak tahu malu nya Alesha kalau menyangkut tentang pak Rezel.
Ekhem-ekhem! Alesha
berdehem menghilangkan rasa malu yang sial nya selalu saja muncul bahkan hanya
karena memikirkan pak Rezel yang tidak pernah dia panggil dengan embel-embel
pak itu.
Upacara berjalan hikmad, bahkan saat menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu wajib nasional suara Alesha terdengar paling keras saking bersemangatnya, sesekali dia melirik pak Rezel di kejauhan sana walau guru itu tidak pernah menoleh ke arahnya.
Setelah upacara selesai, maka saat nya pembagian kelas dan juga wali kelas.
Semua murid sudah duduk mengelilingi lapangan, menunggu giliran nama mereka
disebut dengan dengan kelas baru dan juga wali kelas yang baru. Pemilihan kelas
dilakukan secara random berdasarkan hasil ujian semester kemarin, yang nilainya
besar tentu saja akan masuk dikelas yang unggul.
Alesha sudah duduk dengan gelisah, sejak tadi namanya belum disebut juga. Apa dia tidak kebagian kelas ya saking bodohnya. Gadis itu bahkan sudah berdiri gugup, nama nya masih
belum disebut juga padahal di jurusannya hanya tinggal beberapa yang belum terpanggil.
Alesha menoleh, melihat teman-temannya yang juga bernasib samaseperti dirinya, mereka terdiri dari siswa-siswa nakal tukang bolos dan membolongi tembok belakang dan beberapa siswi yang planga-plongo tidak jelas. Alesha meringis, bisa dia tebak mereka itu pasti sama bodohnya dengan dirinya.
Hanya saja dia masih sedikit beruntung karena di karuniai wajah yang lumayan cantik, yah menurut dirinya sendiri ya, tapi memang tidak sedikit yang mengatakan dia cantik. Bahkan saat masih kelas 10 saja banyak kok kakak kelas yang minta nomornya ada juga yang menyatakan perasaan walau tidak ada yang dia terima, hahaha.
“ Baik, sisa nya yang tidak saya sebut nama nya kalian tergabung menjadi kelas IPA 6. Silakan maju dan membentuk barisan di sisi kiri,” suara ibu Rosmala selaku waka kesiswaan yang bertugas mengumumkan pembagian kelas pagi ini.
Dan dengan bangga nya Alesha maju ke depan, tidak memperdulikan beberapa mantan teman sekelasnya yang mengejeknya itu. Beruntungnya Alesha masih sekelas dengan Ani karena seingatnya gadis itu juga namanya tidak disebut, ah mereka kan memang sama-sama bodoh. Sia-sia saja tadi dia sudah cemas tidak jelas begitu. Si Ani juga malah kabur ke toilet karena tidak mau disuruh berbaris di depan lapangan, gila ya segitu
pemalu nya lho Ani, sampai lebih memilih mengurung diri di toilet yang bau nya
tidak hilang sampai tujuh turunan itu ketimbang berbaris di lapangan.
Setelah pembagian kelas selesai, semua murid kembali ke kelas dengan teman-teman mereka yang baru. Ini salah satu hal yang Alesha tidak suka sejak SMP, kalau beginikan kita harus beradatasi lagi dengan teman baru, harus megenal lagi karakter mereka, belum
lagi kalau harus pendekatan supaya akrab. Dan yang paling parahnya kenapa juga
dia selalu sial kebagian kelas yang isi nya murid-murid buangan dan sisa yang di gabung jadi satu. Mau jadi apa coba kelas ini nanti, yang pintar tidak ada, yang ganteng juga tidak ada. Kalau begini kan jadi tidak betah didalam kelas.
Alesha memilih kursi di pojokan dekat jendela, sengaja supaya bisa melihat pemandangan dilapangan. Kalau-kalau dia lagi beruntung kan bisa melihat pak Rezel nanti. Ah memikirkan pak Rezel jadi membuatnya kangen lagi, tadi setelah upacara selesai dia
langsung masuk ke ruang guru. Kan Alesha jadi kesal sendiri, padahal rindunya belum terobati. Lebih sial nya lagi sampai sekarang kelas nya tidak pernah kebagian di ajar pak Rezel, karena beliau guru baru dan belum cukup berpengalaman maka jam mengajarnya juga masih terbatas. Dia hanya mengajar anak
kelas 11 dan 12 itupun tidak disemua jurusan.
Alesha kesal sendiri kalau mengingat dia sudah susah-susah mencari jadwal mengajar guru sampai harus mencari alasan masuk TU. Tapi hasilnya mengecewakan saja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!