NovelToon NovelToon

Sebenarnya Cinta Musim Kedua

Bab 1_Pangeran Kecil

Jangan lupa tap love 💗 jadiin favorit yach 🥰🙏 Biar kamu nggak ketinggalan Upnya. Selamat membaca. Semoga suka dengan kisahnya.

Ini adalah sekuel dari kisah sebelumnya. Jadi buat yang baru mampir, lebih baik baca Sebenarnya Cinta yang pertama dulu biar nggak bingung. Okey.

Tukang Plagiat jangan dekat-dekat.

Gambar cover diambil dari aplikasi Pinterest.

Edit Teks on Photo

****@*****

PANGERAN KECIL.

Kaki kecilnya melangkah dengan pasti meninggalkan sekolah setelah mengelabuhi beberapa security sekolah. Ia selalu memiliki ide untuk bisa kabur dari sana. Entahlah, rasanya sekolah belum menjadi hal yang menyenangkan untuknya.

Tangan imut miliknya kemudian melambai menghentikan taksi. Sudut bibirnya terangkat saat ia berhasil kabur dari sekolah. Dengan tenang ia duduk menyandarkan punggungnya di bangku penumpang, sementara supir taksi melotot tak percaya dengan apa yang ditangkap oleh penglihatan matanya. Ia menghentikan taksinya mendadak hanya untuk menoleh memastikan jika seseorang yang menumpang taksinya adalah pangeran kecil yang saat ini tengah menjadi perbincangan dari berbagai pihak. Pangeran kecil yang baru saja mendapatkan penghargaan dari Musium rekor dalam permainan rubriknya. Dan yang lebih menggemasmaskan lagi adalah dia menolak untuk bertemu dengan Presiden. Dia bertingkah semaunya, tidak ada yang bisa memaksanya.

“Tuan muda,” ujarnya dengan senyum. Dia merasa sangat beruntung hari ini. Namun ia harus kecewa karena senyuman tulusnya mendapat tatapan sinis dari seseorang yang ia panggil Tuan muda. Hanya dari pandangan mata, sang supir tahu jika pangeran kecil ini memprotes karena ia menghentikan taksinya.

“Baik, saya akan membawa anda dengan hati-hati,” ujarnya dengan senyum lagi meskipun tidak mendapat jawaban. Ia memperhatikan alamat rumah yang diberikan oleh pangeran kecil padanya. “Uhum,” sang supir berdehem bahagia.

Dengan sangat hati-hati dia menyetir, seolah-olah ia akan mati jika terjadi sesuatu pada seseorang yang saat ini duduk di jok belakang taksinya. Dan sepertinya akan lebih menderita dari sebuah kematian jika dia benar-benar membuat pangeran kecil ini kenapa-napa. Namun dibalik itu, ia yakin akan mendapatkan banyak bonus jika membawa pangeran kecil selamat sampai tujuan. Kabar yang ia dengar bahwa keluarga kongklomerat ini sangat-sangat dermawan. Ia bersorak dalam hati membayangkan bonus yang akan ia dapat.

Sang supir memperhatikan laki-laki kecil tampan dari kaca spion dalam mobilnya. Ia memiliki ide untuk mengambil gambarnya lalu akan memamerkan di akun Tok-Tik miliknya. Ia yakin jika followersnya akan naik drastis jika bisa mendapat video pangeran kecil tampan ini.

Diam-diam dan dengan hati-hati, sang supir mengambil gambarnya.

“Tuan, berapa harga ponsel yang anda bawa?” tanya pangeran kecil dengan suara imutnya. Namun itu seperti peringatan malaikat maut untuk sang supir.

“Maaf, maafkan saya. Saya akan segera menghapusnya,” ucap Sang supir. Tidak ada jawaban dari pangeran kecil. Ia hanya diam di tempatnya. Sang supir segera menghapus semua foto dan vidio yang ia ambil dengan sembunyi-sembunyi. “Sudah selesai, Tuan muda,” ucapnya setelah selesai menghapus semuanya. Tidak ada jawaban. Kemudian perjalanan menjadi mencekam bagi sang supir.

Dari mana laki-laki kecil itu tahu jika ia mengambil gambar? Batin sang supir penasaran. Pasalnya ia sudah mengamankan kamera ponselnya. Ia bahkan menggunakan bloetooth untuk mengambil gambar.

Sang supir menghela nafas lega saat mobil taksi yang ia kendarai berhenti di sebuah gerbang tinggi. Pangeran kecil membuka sedikit kaca dan security langsung membukakan gerbang untuknya.

Ada Oma cantik yang membuka pintu utama saat mobil taksi itu berhenti tepat di halaman depan. Asisten dengan sigap membukakan pintu taksi dan Pangeran kecil segera keluar dengan anggun.

“Selamat pagi, pangeran kecil, Arai,” sapa asisten ramah. Sapaan yang mendapat tanggapan anggukan kepala.

“Ohh, malaikat kecilku. Kau kesini dengan taksi, sayang,” Oma bergegas menghampiri dan langsung mengambil tas yang dikenakan oleh pangeran kecil kemudian memberikannya pada asisten. Setelah itu beliau memberi isyarat pada asisten. Sang asisten dengan sigap mengeluarkan sesuatu dari saku jas hitam yang ia kenakan. Nyonya besar itu menulis sesuatu lalu memberikannya pada supir taksi.

Supir taksi hampir pingsan ditempat saat ia melihat apa yang Nyonya Besar berikan untuknya. Sebuah cek dengan nominal yang luar biasa, ini … lebih dari apa yang ia bayangnya. Dengan tangan gemetar, ia menerima cek itu dari tangan Nyonya besar.

“T- t, terima kasih, Nyonya besar,” ucapnya tergagap. “Semoga Nyonya sekeluarga dalam keadaan baik dan selalu dalam lindungan Nya,” lanjutnya mengucap do’a.

Nyonya besar tersenyum dan mengamini do’a supir taksi. “Do’a yang sama untuk anda juga,” jawab Nyonya besar dengan ramah. “Terima kasih sudah mengantar malaikat kecil saya dengan selamat.”

Sang supir taksi mengangguk-angguk. Kemudian Nyonya besar mengembalikan pena pada asisten.

“Terima kasih, Joe.”

“Siap, Nyonya,” jawab Joe.

Setelah itu, Nyonya besar membawa pangeran kecil masuk kedalam rumah. Beliau sangat bahagia dengan kehadiran cucunya ini tapi yang menjadi pertanyaan adalah kenapa si kecil datang dengan taksi. Apakah supir tidak menunggunya di sekolah. Atau dia kabur seperti hari-hari yang lalu? Sang nenek menggeleng dengan senyum

lucu.

Tiba-tiba Arai menghentikan langkah. Ia mendongak menatap omanya dengan imut. Matanya berkedip dengan merayu.

“Oma … aku merindukanmu,” ucapnya dengan manis seolah itu adalah jawaban kenapa ia sampai datang kerumah neneknya pagi-pagi saat jam sekolah dan bahkan datang dengan menggunakan taksi. Mendapat tatapan imut dan sangat manis, mata dan hati Oma meleleh seketika.

"Ohh sayangku,” ujarnya. Beliau menunduk dan langsung menggendong cucunya. “Oma juga merindukanmu.” Ciuman sayang dan gemas langsung Arai dapatkan dari omanya.

_______

Catatan Penulis.

Catatan Penulis.

Terima kasih semuanya sahabat yang masih setia dengan kisah ini. Terima kasih buat sahabat yang baru mampir kesini. Semoga suka dengan kisah yang Author tulis 🥰🙏

Author manusia biasa yang jauh dari kata sempurna. Tulisan ini hanya berdasarkan imajinasi. Bukan sebuah motivasi atau kitab yang tidak ada salahnya. Jika nanti mendapati sebuah kisah yang tidak sesuai dengan pikiran dan akalmu, mohon jangan tinggalkan jejak yang menyakitkan. Cukup, jangan teruskan baca, dari pada menghujat.

Aku bukan meminta mengerti hatiku, hanya saja terkadang komentar pedas membuat down.

Jika suka, Alhamdulillah, aku berterima kasih, jika tidak suka silahkan keluar tanpa meninggalkan hujatan.

Author menerima kritik. Kritik ya bukan hujatan. Hujatan dan kritik itu berbeda. Dan tolong sampaikanlah dengan sopan. 🥰🙏

Semoga sahabat SC selalu dilimpahi keberkahan 🥰🙏 Sayaaaaang SSC semuanyaa. Muach muach. Saranghae

Bab 2_Gadis Kecil Yang Menangis

Sementara disana Yuna meminta supir Albar untuk segera melajukan mobilnya dengan cepat

setelah mendapatkan panggilan telfon dari wali kelas dan dia segera menemui wali kelas disebuah ruangan. Ia meminta maaf pada wali kelas karena putranya lagi-lagi kabur dari sekolah pada jam pelajaran.

Setelah bertukar kata dan saling mencari solusi Yuna pamit untuk kembali. Ia berjalan dengan tawa kecil. Dia ingat saat ia masih kecil dan sering melompati pagar untuk kabur dari sekolah dan saat ini putranya mengikuti jejaknya. Menggemaskan.

Yuna mengurangi irama langkahnya saat ia melihat seorang gadis kecil yang menangis.

Gadis kecil itu berteriak histeris dan mencoba mencakar siapa saja yang berusaha untuk membujuknya. Yuna mengerutkan alisnya tapi kemudian dia mencoba untuk ikut membujuk gadis kecil itu.

“Hai, Sweety,” sapanya dengan keibuan tapi gadis kecil itu masih meronta dan berteriak. Yuna bertanya kepada seorang guru kenapa gadis kecil ini. Sang guru memberitahunya bahwa gadis kecil ini baru pertama masuk sekolah dan langsung

menangis begitu pelajaran dimulai. Yuna mengangguk mengerti, ia mencoba membujuk gadis kecil sebisanya. Tapi ternyata nihil, gadis kecil itu masih menangis histeris.

“Dear, apa kau tahu kartun Doraemon? Hmmm Tante punya kantong milik Doraemon. Kemarin

Tante baru saja mencuri kantong itu dan membawanya kabur. Apa kau mau kantong

itu untuk meminta sesuatu?” Yuna mengarang cerita. Sebuah cerita acak yang tiba-tiba muncul dalam pikirannya. Gadis kecil itu nampak menghentikan tangisnya. Ia juga berhenti meronta.

“Kau bohong. Mana bisa kau mengambil kantong itu,” ujar sang gadis. Ia menatap Yuna dengan sinis. Yuna tertawa kecil mendengar ucapan itu. Ya, memang dia bohong. Ia kemudian jongkok di depan gadis itu.

“Aku akan memberitahumu sebuah rahasia,” ucap Yuna pelan didepan gadis kecil itu tepatnya sebuah bisikan. Gadis kecil itu mengerutkan kening. “Apa kau pernah mendengar tentang cerita seseorang yang mampu melintasi waktu?” Yuna berkata lagi. Ia mengambil tissue dalam tas miliknya dan menyeka air mata gadis kecil. Membersihkan wajah gadis kecil dengan perhatian. Gadis kecil diam menatapnya. Ia menerka apa yang baru saja dia dengar. Melintasi waktu? Belum sempat ia mengucapkan apa-apa. Yuna mengambil telapak tangan kecilnya dan memberikan sesuatu berwarna putih.

“Karena kau adalah gadis yang pintar, jadi kantong ajaib ini Tante hadiahkan untukmu,” Yuna berkata dengan senyum. Matanya dengan hangat menatap gadis kecil didepannya.

“Apa aku boleh meminta sesuatu?” tanya gadis kecil. Ia menatap Yuna. Yuna mengangguk pasti dengan tatapan hangat keibuan.

“Katakan apa yang kau inginkan,” ucap Yuna. Ia mengusap rambut gadis kecil itu. Gadis kecil yang sangat cantik. Gadis kecil itu mendekatkan benda berwarna putih pemberian Yuna ke bibirnya. Kemudian ia mengucapkan sesuatu. Selesai. Dan tepat saat itu juga sebuah mobil berwarna hitam masuk kedalam gerbang sekolah. Gadis kecil menatap mobil itu dengan senyum bahagia kemudian ia beralih menatap Yuna dengan takjub.

“Luar biasa,” ujarnya. Yuna mengangguk. Ia paham apa yang diminta gadis itu.

“Apa sekarang kau percaya padaku?” tanyanya sombong. Kebetulan yang luar bisa, batinnya. Ia berdiri kembali mengusap rambut gadis kecil itu.

Gadis kecil mengangguk.

“Selama kau jadi anak yang manis dan pintar, kantong Doraemon ini untukmu,” ujar Yuna

kemudian dia pamit. Ia melangkah pergi menuju halaman sekolah dimana supir Albar menunggunya. Tepat saat ia menuruni tangga kelima ia berpapasan dengan seseorang yang diminta hadir oleh gadis kecil. Tak ada sapaan apa-apa karena mereka memang tidak saling kenal.

“Daddy,” gadis kecil berseru dengan bahagia. Ia tidak sabar menunggu seseorang yang ia panggil Daddy sampai ke arahnya. Gadis itu berlari menghampiri Sang Daddy dan melompat untuk memeluknya. Sang Daddy menggendongnya dan mengusap punggungnya. Sementara gadis kecil itu melambaikan tangan pada mobil Yuna yang perlahan menjauh.

Yuna memikirkan kemungkinan kemana putranya kabur setelah dari sekolah. Kekantor Daddy, Kerumah Oma, atau ke markas besar? Kemungkinan terakhir rasanya bukan. Karena hari ini Papa sedang tidak ada ditempat. Beliau keluar kota dari kemarin. Saat ia masih menerka-nerka tiba-tiba ponselnya berdering. Pesan masuk dari

Mama.

“Sikecil ada di rumah Mama.” Pesan dari Mama seolah tahu jika Yuna pasti memikirkan kemana putranya pergi.  Yuna membalas pesan Mama lalu meminta supir Albar untuk mengantarnya kesana.

“Pelarian yang sangat bagus,” ujar Yuna pelan mengomentari. Arai sangat tahu … dengan pergi kerumah Oma, Yuna tidak akan mengomelinya, setidaknya untuk saat ini.

Ponsel Yuna tiba-tiba berdering, sebuah panggilan dari ketua Yayasan miliknya. Ya, saat ini Yuna memiliki sebuah yayan kemanusiaan yang didirikan oleh Leo. Hadiah ulang tahun Yuna dua tahun yang lalu.

“Baik, saya akan segera kesana,” jawab Yuna setelah mendapat kabar tidak baik dari sana. Kemudian, ia segera menghubungi Mama, memberi tahu dan meminta maaf karena ia tidak bisa datang kerumah saat ini.

_____

Catatan Penulis.

Yang ingin Follow silahkan, akun ig Nanas.

nanas.2012

Akun Youtube Nanas.

Nanas Cute.

Terima kasih Sahabat tersayang. Jangan lupa like koment ya. Muach, lope lope.

JANGAN ADA YANG NYONTEK ATAU PLAGIAT TULISAN INI. DARI AWAL SAMPAI AKHIR. ATAU AKAN KUCABIK-CABIK HINGGA HANCUR.

Bab 3_Cerita Hari Ini

Hari yang sama, Neva dan Vano berkunjung ke rumah Mama.

“Hallo … sayangku,” Neva berseru bahagia begitu tahu ada keponakan tampannya di rumah Mama. Dia langsung duduk di sofa dan mencium gemas Arai. Menciumnya berkali-kali hingga rasanya pipi Arai hampir habis karena mendapat serbuan dari Neva.

Kemudian Vano datang. Si kecil Arai tersenyum begitu melihat pamannya. Vano mengulurkan tangan lalu Arai menyambutnya. Ia mencium tangan Vano dengan hormat. Kemudian, si kecil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Neva.

“Pintarnya ….” Neva mencium gemas Arai lagi. Vano duduk disampingnya. Mengangkat tubuh Arai lalu memangkunya.

“Kapan kau kesini, sayang?” tanya Neva. Dia

mulai membuka ponsel miliknya.

“Tadi pagi,” jawab Arai santai. Dia menggerakkan kedua kakinya diatas pangkuan Vano. Neva mengarahkan kamera ponselnya pada Vano dan Arai, “Sayang, smile ….” Serunya meminta kedua lelaki itu tersenyum manis kearahnya. Mendapat aba-aba Vano lantas mendekap Arai dan

tersenyum lebar. Sementara Arai tersenyum dengan mengangkat kedua tangannya, tanda jika ia semangat. Satu foto telah terbuat. Neva langsung menguploadnya di akun sosial media miliknya. Hal yang tidak pernah ketinggalan saat ia bertemu

keponakan tampannya. Ia senang sekali memamerkan wajah tampan keponakannya.

Karena Leo dan Yuna tidak bermain sosial media jadi dia yang selalu mengupload foto-foto Arai. Pangeran kecil itu sudah memiliki banyak fans di dunia maya. Banyak sekali yang memfollow Neva karena ingin melihat update terbaru si pangeran kecil yang imut.

“Sayang, dimana Oma?” tanya Neva.

Pertanyaan itu segera terjawab degan kedatangan Mama. Beliau membawa segelas susu coklat hangat.

“Kalian sudah selesai periksanya?” tanya Mama setelah bertemu Neva dan Vano. Neva mengangguk dan berdiri mencium pipi mamanya.

“Sudah, tidak membutuhkan waktu lama. Hanya kontrol biasa,” jawab Neva. Vano tidak bisa berdiri memberi salam pada Mama karena ia tengah memangku Arai. Mama mendekat kearahnya dan memberikan susu milik Arai.

“Kau libur hari ini, Nak?” tanya Mama pada Vano dengan kelembutan dalam suaranya. Vano mencium tangan Mama dengan santun.

“Ya, Ma. Sengaja main kesini setelah kontrol,” jawab Vano. Tak lama, ia menerima gelas susu yang sudah kosong dari tangan Arai. “waww, apa ini bocor?” serunya setelah memperhatikan gelas kosong di tangannya. Arai tertawa riang mendengar itu.

“Iya,” jawabnya dengan memperlihatkan barisan giginya yang kecil-kecil.

Mama tersenyum lebar dan mengusap lengan cucunya dengan sayang, “Dia selalu cepat

jika menghabiskan susu coklat.”

“Pantas, main rubriknya cepat,” sahut Neva. Ia mencubit pipi keponakannya. Kemudian ia mengajak Mama untuk membuat cake bersama.

“Apa kau tidak sekolah?” tanya Vano setelah Mama dan Neva meninggalkan mereka berdua. Ia mengupas satu jeruk lalu menyuapi Arai dengan sayang.

Sikecil tampan itu menggeleng, “Aku bosan dan merindukan Oma, jadi aku kesini,” jawab sikecil jujur.

“Kau bolos?” tanya Vano. Pertanyaan yang dijawab anggukan imut dari Arai. Vano tertawa ringan mendengar itu. “Apa Daddy tahu?” tanyanya lagi.

Arai menggeleng tapi kemudian dia mengangguk. Entahlah. Dia berpikir jika saat ini memang Daddy tidak tahu tapi nanti pasti tahu.

“Momm tahu?”

“Iya.”

“Bagaimana jika kau tertinggal pelajaran?” tanya Vano lagi. Dia menyuapi jeruk Arai lagi.

“Tidak masalah. Pelajarannya membosankan,”

jawab Arai jujur. “Paman, apa paman tidak bekerja? Ayo main game,” tanyanya gantian sekaligus mengajak Vano untuk bermain dengannya.

“Okey.” Vano menyetujui. “Game apa?” ia mengambil tissu lalu membersihkan mulut sikecil Arai yang terkena jeruk.

“Mobil balap.”

“Baik.”

Mereka berdua kemudian duduk di lantai di depan layar televisi yang sudah terhubung pada alat permainan.

“Sepertinya paman akan kalah,” ucap Vano frustasi.

“Paman harus menggendongku sambil berlari kedepan,” pinta Arai sebagai hadiah jika nanti dia menang.

“Ok,” Vano menyetujui. “tapi kau harus memijat paman jika kau kalah. Bagaimana, cukup adil?”

Si kecil mengangguk, “Ok,” jawabnya. Deal. Mereka berdua bermain dengan seru. Permainan ini berbeda dengan bermain rubrik atau menghitung cepat yang memerlukan daya ingat kuat. Permainan ini memerlukan kecepatan gerakan jari tangan.

“Yess. Yuhuuu paman menang,” Vano

berseru atas kemenangannya. Dia mengangkat kedua tangannya keatas.

“Gerakan tangan paman cepat sekali,” Arai mengomentarinya. Ia kalah.

“Tentu saja,” jawab Vano dengan bangga.

Ia merebahkan tubuhnya di karpet lalu tengkurap. “jalani kekalahanmu, Tuan kecil,” ucapnya sambil menepuk punnggungnya.

“Ok.”

Arai dengan menjaga keseimbangannya berjalan di atas punggung Vano dengan hati-hati dan pelan.

“Good job,” puji Vano saat kaki kecil keponakannya sampai hingga atas punggungnya. “Berbalik lagi," intruksinya. Arai dengan patuh berbalik lagi, ia kembali melangkah di atas punggung Vano. Mereka tertawa saat keseimbang Arai hilang lalu jatuh di samping Vano. Kemudian dia mengulangi berjalan lagi dengan bolak balik hingga beberapa kali.

“Apa sekarang lelah Paman sudah berkurang?” tanyanya. Dia duduk disamping Vano dengan imut. Vano membalik badan dan menatapnya.

“Ya, bahkan Paman merasa sangat energik sekarang,” jawab Vano. “Sini,” ia merentangankan satu tangannya. Meminta pangeran kecil untuk tidur diatas lengannya. Dengan patuh, Arai tidur di lengan Vano. Dia bahkan langsung memeluk perut Vano dengan tangan kecilnya.

“Terima kasih, pangeran tampannya Paman,” ujar Vano dengan sayang. Ia membuat kecupan kecil di kening Arai. Sikecil mengangguk dengan senyum. “Emmm kenapa kau merasa bosan di kelas? Bukankah sekolah banyak cewek cantik?” tanyanya dengan godaan. “Paman akan mengajarimu

menjadi laki-laki yang disukai banyak wanita,” guaraunya dengan tawa kecil.

“Apakah ketika sekolah dulu, Paman sering memperhatikan cewek-tewek cantik?” Sikecil balik bertanya.

Vano mengangguk, “tentu saja. Cewek cantik jangan sampai dilewatkan,” jawabnya.

“Tante ….” Sikecil tiba-tiba berteriak memanggil Neva. Vano tertawa dan langsung membekap mulut keponakannya dengan pelan.

“Sttt … kita kawan, okey. Jangan mengadu,” bisiknya. Sikecil tampan tertawa pelan karena mulutnya terhalang tangan Vano. Ia kemudian mengangguk. Vano melepaskan bekapan tangannya.

“Hahha … hahhaa … hahaa. Paman lutu.” Sikecil tampan tertawa dan itu membuat Vano ikut tertawa. Sejujurnya itu hanya karangan belaka. Tentang wanita … dia tidak jauh berbeda dari Leo. Meskipun dia membuka diri dan bergaul dengan mereka tapi tentang perhatian ia tidak memberikannya pada seorang yang special. Vano memperlakukan semua teman wanitanya sama. Dia baik pada semuanya. Tentu saja kau tahu … siapa wanita pertama yang menerima perhatian spesial darinya.

“Paman dulu cekulah dimana?” Tanya pangeran tampan, ia berhenti tertawa. Sikecil terkadang sulit mengucapkan huruf S dan C. Dua huruf itu yang masih menjadi kelemahan lidahnya.

Vano mengusap lengan Arai yang berada diatas perutnya. Kemudian ia menceritakan dimana ia sekolah dari Tk hingga kuliah.

“Berarti … Paman teman Daddy?” tanyanya lagi. Ia tahu dimana Daddynya menuntut ilmu, Daddy pernah bercerita padanya.

“Ya. Kita satu kelas.”

“Bagaimana Daddy waktu cekolah?” Pangeran kecil penasaran. Ia semakin mendekap Vano.

Vano berpura-pura diam sejenak untuk berpikir. Kemudian ia menemukan jawaban.

"Daddy tidak lebih tampan dari Paman, jadi tidak ada yang tertarik padanya,” jawab Vano dengan tawa kecil. Arai mengangguk dengan senyum lebar. “Daddy pendiam, jadi tidak ada yang ingin dekat dengannya.”

“Yeyyy,” sikecil bersorak dengan gembira. Vano mengerutkan keningnya. “Itu artinya Daddy tuma buat Mommy, yeyyyy,” dia berseru lagi dan itu membuat Vano mencubit pipinya dengan gemas

dan kemudian menciumnya. Setelah keseruan itu, sikecil menguap. Vano memiringkan tubuhnya dan memeluk Arai dengan sayang. Ia mengusap-usap punggung keponakannya itu lembut hingga sikecil tampan tertidur dalam pelukannya. Dan bahkan ia juga ikut terpejam.

______

Catatan Penulis.

Aku padamu sahabat semuanya 🥰 Terlope lope pokoknya 😘 Terima kasih untuk dukungan dan cintanya.

Kalian luar biasa. 😘

Sun jempol jangan lupa ya. Up tengah malam nih 😁😁

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!