pada akhir tahun pembelajaran di sekolah menengah pertama salah satu siswi yang bernama Aisyah sangat lah bahagia dan sangat bersyukur kepada Tuhan karena ia di nyatakan lulus dengan mendapat nilai tertinggi di sekolahnya. Aisyah tak ingin melewatkan kebahagiaan tersebut, dia pun pulang ke pondok. aisyah sejak lulus sekolah dasar sudah hidup di pondok pesantren. kemudian teman kamar di pondok antusias menanyakan perihal kelulusannya dan mereka berbahagia bersama. setelah itu Aisyah langsung mengemas sebagian baju dan barang-barang keperluannya ketika pulang ke rumah untuk menemui ibunya.
.
.
tak selang beberapa lama Aisyah ke rumah umi pondoknya untuk meminta izin pulang. awalnya umi pondok tidak mengizinkannya, namun :
umi pondok : "arep ngapa tho ndo muleh meng umah? " (mau ngapain sih pulang ke rumah , nak?)
Aisyah : "niki umi, Ajeng Maringi Niki (surat kelulusan) marang ibu Kulo" (ini umi, mau memberikan ini ke ibu saya)
umi pondok : "ouh nggih Yo wes, Monggo mulih ndok mung aj sue-sue nggih.." (ouh ya sudah , silahkan pulang nak namun jangan lama-lama yah )
Aisyah : "nggih umi...matur sewun sanget mi " ( ya umi...terima kasih banget umi)
.
.
Aisyah pun meninggalkan pondok untuk sementara, karena ia sudah rindu banget dengan ibunya. perjalanan Aisyah dari pondok ke rumahnya hanya memerlukan tiga jam-an karena rumah dengan pondoknya masih satu kota. sepanjang jalan Aisyah tak kantuk sedikit pun, karena ia asyik dengan pemandangan sawah dan gunung yang membuat rindunya tak tertahankan pada kampung halamannya.
setelah turun dari mobil, Aisyah langsung lari-lari kecil menyusuri gang yang menuju rumahnya sambil teriak "mbok, Aisyah pulang mbok", namun sesampainya di rumah ia mendapati banyak orang berkerumunan di dalam rumahnya, Aisyah merasa bingung dengan yang sedang terjadi.
tak lama kemudian, ada seseorang yang keluar dari kerumunan tersebut dan langsung memeluk aisyah, maka Aisyah semakin bingung , ternyata yang memeluknya ialah uwa (Tante).
uwa (Tante) : membisikkan pada telinga Aisyah " sing sabar nggih ndok, mbok mu sampun nilar dunyo 😢" (yang sabar ya nak, ibu mu sudah meninggal dunia 😢)
Aisyah : jlebb membisu dan tas yang ia gendong terjatuh, lalu Aisyah langsung berlari ke dalam rumahnya dan berteriak " mboook, Ojo tinggalke Aisyah😭... mbok ndelok riyin Aisyah mbeto surat lulus lan nilai kang sae mbookk...Niki kang sing Kawit mbien di idam-idamke teng mbok e (ibuuu, jangan tinggalkan Aisyah...lihat dulu Aisyah yang sudah membawa surat kelulusan dengan nilai bagus, Bu...ini kan yang dari dulu ibu inginkan)
Aisyah pun mengantarkan ibunya sampai peristirahatan terakhir yang di dampingi oleh uwa nya (tantenya). Aisyah masih menangis dan tak henti-henti al-fathihah untuk ibunya.
..
kini Aisyah menjadi anak sebatang kara karena ayahnya sudah lama meninggal ketika Aisyah masih kecil...sehingga ibunya menjadi kepala keluarga yang menopang kebutuhan anaknya dan sehari-hari...ibunya yang selalu bekerja keras dan tak kenal lelah membuat ibunya terjatuh sakit.
Aisyah masih terlarut dalam kesedihannya karena telah kehilangan kedu sayap kehidupannya cahaya hidupnya.
hari pun menjelang malam...uwa(Tante) dan Aisyah menyiapkan makanan dan tikar untuk acara tahlilan di rumahnya. kemudian keluarga pondok dan beberapa santri takziyah ke rumah aisyah. ketika Aisyah bersalaman dengan umi pondok tak bisa menahan tangisnya dan uminya memeluk aisyah lalu membisikkan " kau anak kuat, ikhlaskan ibu mu...kirimkan selalu doa untuk ibu mu"
Aisyah sambil sesenggukan dan berkata " njih umi " ( ya umi).
BERSAMBUNG 🌸
keesokan harinya...
uwa (tante) menyiapkan sarapan untuk Aisyah,
uwa (Tante) : "Niki sarapanne ndok , di dahar riyin " ( ini sarapannya nak, di makan dulu.
Aisyah : "nggih wa matur sewun " (ya wa terima kasih)
dengan mata sembab Aisyah menghabiskan sarapannya
setelah menghabiskan sarapannya Aisyah beres-beres rumah nya dan barang-barang ibunya yang tak kuat menahan air mata.
uwa (Tante) " usaplah air mata mu nak, nanti kalau kau nangis terus menjadi beban ibu mu di sana...ikhlaskan ibu mu, di sini masih ada uwa (tante) yang membantu mu nak..."
Aisyah langsung memeluk uwa (Tante)nya dengan erat
kemudian uwa (Tante) memberi sepucuk surat pada Aisyah " nak, ini surat dari ibu mu, sebelum ibu mu meninggal beliau menulis surat untuk mu nak"
hari-hari terus berlalu dan Aisyah tak luput mendoakan ibunya...
hingga tak terasa waktu sudah satu bulan, Aisyah berdiam diri di rumah yang masih belum redam kesedihannya.
keesokan harinya Aisyah pergi ke pusaran ibunya untuk mendoakan dan meminta izin bahwa Aisyah mau ke pondok mengemasi barang-barangnya di sana...
sesampainya di pusaran Aisyah selalu berusaha menyeka air mata namun tak sadar sudah terjatuh...
Aisyah "ibu, Aisyah datang jenguk ibu...ibu sudah tenang, bahagia di sana...kau lah malaikat hidupku...kini, baktiku pada mu hanya dengan selalu memanjatkan doa...al-fathihah..
ibu,..Aisyah mau ke pondok lagi mengemasi barang-barang Aisyah di sana..."
sepanjang jalan untuk pulang ke rumahnya Aisyah melamun akan bagaimana kedepan kehidupannya nanti, sekolah kah atau bekerja atau bagaimana😟
sesampainya di rumah, Aisyah langsung masuk kamar untuk istirahat dan ia melihat sepucuk surat yang ia lupa belum di baca...
kemudian Aisyah membuka surat itu yang bertuliskan :
"duhai anak Sholehah ibu, Aisyah☺️
nak, ibu sangat bangga memiliki anak Sholehah sepertimu, ibu yakin anak ibu wanita kuat, tangguh dan pemberani....kau lah harta dunia akhirat paling berharga untuk ibu...maafkan ibu yang tidak bisa memenuhi kebutuhanmu...hanya ada sepetak gubug beralaskan tanah yang ibu tinggalkan...
nak, jangan pernah berhenti belajar ilmu agama yah...semoga Alloh memberi segala kemudahan untukmu...ikhlaskan ibu ya nak, ibu sudah bahagia di sana bersatu dengan abah..ibu sayang Aisyah 💕"
Aisyah tak henti-hentinya menangis...lalu ia mengambil air wudhu dan sholat magrib karena waktu sudah petang...
setelah sholat Aisyah memanjatkan doa
" ya Alloh, kuatkan hamba dari semua ujian ini...hanya engkau lah yang bisa menguatkan pundak hamba untuk melewati semua ini...ya Alloh tempatkan ibuku di sisi mu dan bahagia kan lah ia...aamiin robbal alamiin"
sambil menunggu waktu isya, Aisyah tadarrus al-qur'an, membuat suasana hati Aisyah tenang setelah bertadarrus...lalu menunaikan sholat isya dan Aisyah pergi ke ranjang untuk tidur...karena besok ia pagi-pagi harus pergi ke pondok.
.
.
ayam sudah berkokok di hadapan jendela kamar aisyah,.... Aisyah pun langsung duduk dan membaca doa bangun tidur dan fajar...lalu membereskan ranjang , mandi dan mendirikan sholat malam sebelum subuh...
selang beberapa waktu adzan subuh berkumandang Aisyah menunaikan sholat subuh dan bertadarrus hingga terangnya mentari...
Aisyah membereskan kamarnya dan membersihkan rumahnya yang sudah reyot, karena terakhir di renovasi ketika ayahnya masih bersama Aisyah ...maka Aisyah membersihkan rumahnya dengan hati-hati.
mentari telah menampakkan cahanya pada bumi...orang-orang pun telah lalu lalang melakukan aktifitasnya....
di depan rumah gubug Aisyah sedang menyapu halaman lalu ia melihat tantenya menuju rumahnya, uwa (tante) sambil berteriak :
uwa (Tante) : " leren disit ndok, sarapan gih" (istirahat dulu nak, nih sarapan). sambil membawa rantang menuju ke dalam rumah Aisyah.
Aisyah : bergegas menyimpan sapu dan mengikuti uwa (Tante) nya menuju ke dalam rumahnya menyiapkan piring. "nggih uwa, matur sewun" (ya Tante, terima kasih)
uwa (Tante) : "abis Aisyah selesai makannya siap-siap ya buat ke pondok di Anter oleh uwa (Tante) sekalian pamit ke umi pondok ada walinya ya nak"
Aisyah : "terimakasih uwa (Tante). mata Aisyah pun berkaca-kaca mendengar perkataan uwa nya...
setelah Aisyah selesai sarapan langsung beranjak siap-siap dan pergi ke pondok.
.
.
sesampainya di pondok, Aisyah langsung di sambut teman-temannya dengan mata berkaca-kaca lalu teman-temannya memeluk erat Aisyah dan air mata pun membanjiri pundak Aisyah..
mereka berbisik pada Aisyah "kami selalu ada untukmu". Aisyah pun tak bisa berkata-kata serasa apa yang ia tahan selama ini tumpah bersama tangisan teman-temannya.
neng dan Diah adalah sahabat dekat aisyah, mereka masih menemani Aisyah ketika mengemasi barangnya dan membantu Aisyah. Aisyah dengan berat hati berkata kedua sahabatnya :
Aisyah : "maafkan aku sohibati, kayanya cukup sampai sekarang saya menimba ilmu di lembaga ini...meski kita berpisah jangan pernah saling melupakan ya😢"
kedua sahabatnya : "tidak akan sohibati, kita bersama sampai Jannah" sambil memeluk aisyah.
dari luar uwa (Tante) memanggil Aisyah,
uwa : "ayo nak, kita pamitan ke umi pondok"
Aisyah : "ya uwa, maaf ya uwa" sambil menghampiri uwa dan jalan menuju ke rumah umi pondok.
sesampainya depan rumah umi pondok Aisyah dan tantenya mengucapkan salam tak lama umi pondok menjawab salamnya dan mempersilakan masuk kepada tamunya. dan umi pun bertanya pada tantenya Aisyah,.
umi pondok : "ada keperluan apa ya Bu?"
uwanya aisyah : "keperluan saya ke sini begini mi, Aisyah sudah anak yatim piatu jadi maksud saya ke sini ingin berpamitan bahwa aisyah akan mukim (pulang dari pondok dan tidak kembali lagi di pondok) begitu mi.
umi pondok : "hhmmm...ya silahkan-silahkan saja ya bu, tapi apakah boleh saya bertanya sesuatu pada Aisyah?"
uwanya Aisyah : " silahkan umi". sambil memegang tangan Aisyah yang sedari tadi hanya menunduk.
umi pondok : "Aisyah kan masih remaja ya baru lulus sekolah menengah pertama, apakah Aisyah tak menginginkan melanjutkan sekolah dan pondoknya?"
Aisyah : "njih sanget umi" (ya banget umi) dengan mata berkaca-kaca.
umi pondok : "inshaa alloh nanti akan di usahakan oleh umi untuk berbicara pada lembaga sekolah agar kamu mendapat bantuan beasiswa...kamu anak yang pinter, Aisyah...semua santri sudah di anggap sebagai anak oleh umi, nak"
Aisyah : "Alhamdulillah, terimakasih banyak umi". sembari tersenyum bahagia dan mencium tangan uwa nya.
uwanya Aisyah : "walhamdulillah, terimakasih umi...maaf sudah merepotkan umi".
umi pondok : hanya tersenyum bahagia melihat mereka😇
Aisyah pun langsung bersalaman dengan uminya dan mencium punggung tangannya penuh ridho lalu pamit untuk kembali ke pondok.
ketika mengambil barang ke kamarnya dengan senyum bahagia...memberitahukan kepada teman-temannya bahwa ia tidak jadi mukim (meninggalkan pondok)...mereka sontak berbahagia.
Aisyah pun keluar kamar untuk menghantar uwanya ke gerbang pondok, ketika bersalaman ke uwanya Aisyah mencium punggung tangannya, Aisyah menganggap uwa ialah ibu nya...dan ketika uwanya bersalaman, dia menyelipkan sedikit uang untuk bekal Aisyah dengan menggenggam tangan Aisyah erat-erat dan berkata "maafin uwa ya ga bisa ngasih bekal buat kamu di pondok, inshaa alloh uwa menjengukmu sebulan sekali,. jika bekalmu habis langsung telepon uwa ya.."
Aisyah pun menganggukkan kepalanya dan menangis terharu.
BERSAMBUNG 🌸
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!