...****************...
"Akkhh..... " Teriak seorang remaja yang terlihat tersungkur dibelakang gudang sekolah.
"Lemah sekali baru juga sekali pukulan sudah jatuh" kata seorang pria lain yang melihat kearah remaja yang tersungkur itu.
"Apakah dia akan mati?" jawab teman orang yang sedang berada dibelakang pria yang memukul pria yang terjatuh tersebut.
"kenapa kau melakukan ini padaku!!?" tanya pria yang tersungkur tadi. dia memiliki rambut putih silver, berkulit putih, dan memiliki mata berwarna biru cerah, menjadikan dia orang yang tampan, namun sayang wajahnya memiliki luka bakar di sebelah pipinya,dia hanya memiliki satu tangan dan yah walupun satunya lagi juga memiliki tangan tapi itu adalah tangan palsu, berjalan juga harus menggunakan tongkat bantu karena kakinya memiliki cedera serius yang entah kapan akan kembali semula. Dia adalah Xio Alexander anak dari keluarga Alexander yang merupakan keluarga terkaya kedua di negaranya.
" Yah karena ini menyenangkan melihat anak orang kaya sepertimu yang sudah menjadi sampah. " jawab jody yang merupakan teman xio, walupun dulu. "Hahahaha.. "tawa kevin teman jody yang berdiri dibelakang jody.
Jody merupakan anak keluarga terkaya ke 4 di negaranya dulu jody berteman dengan Xio hanya untuk memanfaatkannya karena sifat Xio yang polos dan lemah. jody dan kevin selalu berpura-pura baik pada Xio, tapi xio tidak tahu kalau dia hanya dimanfaatkan.
*Flashback on*
Satu bulan yang lalu Xio mengalamai kecelakaan tertabrak mobil yang menjadikan dirinya seperti sekarang, karena keadaan xio yang sekarang membuat nya di telantarkan oleh orang tuanya karna alasan kalau xio bisa menjadi aib keluarganya,sebenarnya waktu awal keluar di rumah sakit dia masih tinggal di rumahnya tapi karna banyak rekan bisnis orang tuanya yang membicarakan bahwa anaknya menjadi cacat dan tidak bisa melakukan apapaun orang tua xio yang mementingkan harga diri dirinya sendiri jadi tidak memperdulikan anaknya, xio disuruh meninggalkan rumah alexander dan hanya di beri uang 5juta rupiah oleh orang tuanya, Xio pun hanya pasrah dan meninggalkan kediaman tersebut walu hati nya merasa sangat sesak.
"Pergilah dari rumah dan jangan kembali lagi!! " bentak ayah Xio yaitu Jhonatan alexander sambil mendorong Xio keluar pintu
"ughh……Kenapa ayah??" tanya xio sambil menahan sakitnya karena terjatuh saat ayahnya mendorongnya.
"Jangan panggil aku ayah lagi karena mulai sekarang bukan bagian dari keluargaku lagi!"
jawab ayah xio.
"Tapi ayah... "lirih xio.
"tidak ada tapi tapian dan sudah kubilang jangan panggil aku ayah,dan satpam cepat usir keluar orang cacat ini! " jawab ayah xio atau Jhon sambil memanggil satpam.
"baiklah tuan" jawab pak satpam yang baru saja datang.
"dan ini uang untukmu agar kau tidak mati dijalanan!" ucap jhon sambil melemparkan uang senilai 5 juta ke lantai.
"yah walau mati dijalan pun tak apa apa." tambah jhon sambil berlalu masuk kerumah.
Brakkkk
suara pintu yang ditutup kencang oleh Jhon.
"sini den biar bapa bantu" ucap satpam yang hendak membantu xio berdiri.
"terimakasih pak"jawab xio. xio pun berdiri dan dia bantu oleh pak satpam memapah sampai gerbang.
"maaf kan bapak yang tidak bisa membantu apa apa" ucap pak satpam yang sudah sampai pintu gerbang.
"yah tidak apa apa pak" jawab xio sambil tersenyum dan walaupun sebenarnya hatinya sedang merasakan sakit yang mendalam karena di buang oleh orang tua sendiri.
Setelah keluar dari rumah alexanser xio bejalan menyusuri jalan raya sambil menahan air matanya.
***
"Apakah ada orang tua yang tega membuang anaknya sendiri. " lirih Xio sambil terus menyusuri panjangnya jalan raya. xio mendapati dirinya sudah pergi agak jauh dari rumah nya dulu.
"aku harus mencari kontrakan sebelum tengah malam. " gumam Xio, tapi karena kelelahan Xio pun memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu.
"ahhh lelahnya duduk dulu saja. " Xio duduk hampir 5 menit dan tak lama kemudian ada seseorang yang menghampirinya.
" halo nak kamu sedang apa malam malam begini ada disini?,apakah orang tua mu tidak mencarimu?" tanya seorang kakek yang kelihatan umurnya sekitar 60-70an.
Xio hanya hanya menunduk saat ditanya oleh kakek tersebut, "tidak akan ada yang mencariku" lirih xio dalam hati.
"Saya sudah tidak punya orang tua" jawab xio yang masih menundukan kepalanya.
"perkenalakan nama saya azril, siapa namamu nak?" tanya si kakek.
"Xio" jawab xio.
"terus kamu mau kemana?" tanya si kakek Azril.
"saya sedang mencari kontrakan kek" jawab Xio.
"hmmm... bagaimana kalau kamu ikut kakek kerumah kakek dulu, soalnya ini sudah malam dan kakek juga tinggal sendirian di rumah." kata kakek azril.
"tapi saya tidak ingin merepotkan kakek." jawab Xio.
"ayolah tidak apa apa soalnya dari dulu kakek juga ingin punya cucu." kata sang kakek sambil tersenyum lembut kearah Cio.
"hmmm" deheman Xio.
"ayo rumah kakek tidak terlalu jauh dari sini." ajak kake azril.
"baiklah, maaf merepotkan." jawab Xio sambil beranjak dari tempat duduknya dan pergi mengikuti kakek azril.
tak lama kemudian sampailah mereka didepan rumah yang sederhana.
"ayo nak masuk sini kakek bantu." kata kakek azril yang melihat Xio kelelahan karena berjalan mengenakan tongkat bantu.
" Terimakasih kek" kata Xio
Saat sampai di dalam rumah Xio di suguhkan dengan ruang yang bersih dan tertata rapi, Xio heran bagaimana bisa kakek azril yang sudah terlihat renta bisa membersihkan kan rumahnya seorang diri sampai sebersih ini.
"Ayo kakek antar kekamar kamu" ucap kakek azril.
"Baiklah" jawab Xio yang langsung berjalan mengikuti kakek azril.
" Ini kamar kamu, kamu lansung mandi aja nanti kalo sudah mandi langsung keruang makan aja, kamu pasti belum makan kan?" kata kakek azril.
"iya kek kalau begitu saya mandi dulu" jawab xio yang langsung menyimpan tasnya dan langsung pergi kekamar mandi.
skip setelah mandi
selesai mandi Xio langsung mengenakan baju gantinya dan langsung menuju ruang makan, saat masuk Xio sudah bisa melihat kakek Azril yang sudah duduk di kursi meja makan.
"Ayo sini duduk" ucap kakek azril yang melihat Xio baru datang.
"iya kek" jawab Xio.
dimeja sudah terdapat hidangan yang nampak seperti masak masakan berbahan daging dan ada juga sayur sayuran nya juga.
"nah sekarang ayo makan" kata kakek azril.
xio pun menuruti kata kakek azril dan segera memakan daging yang ada dipiringnya, dan tiba tiba Xio dikagetkan dengan rasanya yang sangat enak dan dagingnya yang sangat empuk rasanya berbeda seperti daging yang biasanya Xio makan.
"Whoaaa... ini enak sekali, apa kakek yang memasaknya?" tanya Xio dengan mata berbinar.
"Tentu saja, masakan kakek semuanya enak" jawab kakek azril.
"Kakek hebat sekali!!" kata Xio.
"nanti kakek ajarkan kalo kamu mau, nah sekarang kamu habiskan makanannya dulu"uacap kakek azril.
"baiklah" kata Xio melanjutkan makannya.
*skip selesai makan*
Sekarang Xio sedang mencuci piring, sebenarnya kakek azril tidak tega melihat xio karena melihat tangannya. tapi karena Xio memaksa jadi kakek azril terpaksa memperbolehkan Xio.
Selesai mencuci sekarang mereka sedang duduk di sofa di ruang keluarga.
"Nak kamu sekolah dimana? " tanya kakek azril.
"Saya sekolah di SMA CAHAYA BANGSA" jawab Xio.
"Tapi mungkin sekarang saya tidak sanggup sekolah disana lagi" tambah Xio.
"Kamu tetap bisa kok sekolah disana nanti kakek yang biayaan kamu"kata kake azril.
"tap-"jawab Xio terpotong.
"kamu harus tetap sekolah nanti kake yang membiayai kamu" ucap kakel azril.
"kenapa kakek sampai mau membiayaku, kan kita juga juga baru bertemu"jawab Xio.
"bagaimana kalau kamu menjadi cucu kakek, sebenarnya kakek dari dulu ingin mempunya cucu"ucap kakek azril.
"hmm baiklah Terima kasih kakek" jawab xio.
"kalau boleh tau kemana ibu dan ayahmu?"
tanya kake azril.
"Sebenarnya saya anak dari keluarga alexander tapi sehabis kecalakaan dan saya menjadi cacat saya diusir dari rumah itu oleh ayah saya."
jawab xio sambil menunduk.
"sedangkan ibu saya sudah meninggal 3 tahun yang lalu, waktu itu ayah saya selalu membawa wanita lain kerumah sehingga membuat ibu saya setress dan sakit sakitan, dan tak lama setelah ibu saya meninggal ayah saya menikah lagi." lanjut xio.
"baik lah kamu harus selalu kuat karena sekarang ada kakek." ucap kake azril sambil mengeluh pundak Xio.
"ya terimakasih kakek." jawab Xio dengan tersenyum.
"sekarang cepat tidur, besok kamu akan pergi sekolah" kata kakek azril.
"baiklah selamat malam" kata Xio sambil berjalan kearah kamarnya yang tadi.
setelah xio masuk kamar diruangan itu tinggal tersisa kakek azril.
"ternyata anak itu memiliki kisah yang hampir sama sepertiku dulu" gumam kakek Azril.
*Skip keesokan harinya*
Kringgg…kringg…
suara alarm jam yang sudah menunjukan pukul 05:30.
Xio pun terbangun karena suara alarm tersebut da langung pergi kekamar mandi.
*Skip selesai mandi*
kini jam menunjukan pukul 05:15, selsai mengenakan seragam xio pun segera pergi keruang makan dan ternyata disana sudah ada kakek azril yang sudah menyiapkan sarapan.
"selamat pagi kek" sapa Xio.
"Pagi juga, sini cepat sarapan" jawab kakek azril
Xio pun langsung duduk dan makan bersama kakek azril. Selesai makan xio berpamitan kepada kakek azril untuk pergi kesekolah.
"Kakek Xio berangkat sekolah dulu"kata xio yang akan beranjak pergi tapi tetahan.
"tunggu dulu, ini uang untuk ongkos dan jajan kamu" kata kakek azril sambil menyerahkan uang senilai 100 ribu rupiah.
"tap-" ucap xio yang ingin menolak tapi terpotong.
"ambilah karena kamu juga sekarang sudah menjadi keluarga kakek" uacap kakek azril.
"baiklah Terima kasih kakek, kalo begitu Xio berangkat" kata xio sambil beranjak meninggalkan kakek azril.
"ya hati hati dijalan" ucap kakek azril.
Xio pun berjalan menuju halte bus yang agak lumayan jauh dari rumah kakek azril yang hampir memakan waktu sekitar 10 menit.
sekarang waktu masih menunjukan pukul 05:50 10 menit untuk menuju halte, sesampai nya di halte bus xio menunggu bus yang menuju halte dekat sekolahmya, dan tak lama kemudian bus yang dinanti pun tiba dan xio segera naik, perjalanan menuju sekolah memakan waktu sekitar 45 menit. xio sampai disekolah pada pukul 06:47.
Xio pun berjalan menuju gerbang dan saat sampai ada yang memanggilnya.
"hei...... "
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG
...----------------...
"Hei, sedang apa kamu disini?" ucap Jody sambil menggunakan nada merendahkan yang datang dari belakang Xio.
Xio pun menoleh kebelakang dan menemukan Jody yang baru saja turun dari mobilnya
"Tentu saja untuk sekolah" Ucap Xio.
"Apakah kamu mampu membiayai uang sekolah?, bukankah kamu sudah di usir dari keluargamu atau jangan jangan kamu tinggal dikolong jembatan dan meminta-minta uang di pinggir jalan. hahaha.." ucap Jody yang ternyata sudah tahu kalau Xio diusir dari rumahnya.
Jody mengatakan hal tersebut dengan lantang dan menyebabkan orang orang di sekitar memperhatikan mereka berdua, dan mulailah bisik-bisik dari para murid yang ada di sekitar mereka.
"Aku tinggal bersama kakekku dan aku tidak pernah yang namanya minta-minta!" jawab Xio sambil berjalan meninggalkan kerumunan dan memikirkan kenapa Jody jadi begini terhadap dirinya bukankah biasanya dia baik terhadap Xio.
"Hooo, bukankah kakek mu sudah meninggal waktu kamu masih kecil. lihatlah teman-teman dia malu karena berbohong!" lantang Jody sambil sambil tertawa. Dan Xio mendapatkan tatapan sinis dari para murid yang ada di sana, dan ternyata sudah banyak murid murid disekolahmya yang sudah mengetahui kabar tersebut.
.
.
*Note:
kenapa sudah banyak yang tahu?
karena banyak murid disana yang orang tuanya merupakan rekan bisnis ayahnya Xio.
.
.
Xio tidak langsung masuk kelas tetapi dia pergi ke toilet terlebih dahulu dan saat perjalan menuju toilet Xio bertemu dengan tukang bersih-bersih di sekolahnya yang bernama Bobby dengan umur sekitar 35-40an.
"Pagi nak Xio" sapa Bobby.
"Pagi juga pak Bobby" jawab Xio sambil tersenyum.
"Saya turut prihatin atas atas kajadian menimpa mu, dan saya juga sudah tahu kalau nak Xio sudah tidak tinggal di rumah Alexander lagi" ucap Bobby.
"Maaf kan saya karena tidak bisa membantu apa-apa" lanjutnya sambil menatap Xio sendu, Bobby merasa iba terhadap Xio karena semasa sekolah hanya Xio yang selalu menyapanya dan tidak merendahkannya Xio juga selalu memberikan makanan kepada Bobby, ingin sekali Bobby membantu tapi apa boleh buat Bobby juga hanya tinggal sebuah kontrakan kecil dan ekonomi yang hanya cukup untuk makan.
"Kenapa pak Bobby meminta maaf saya juga mengerti kok, biarlah pak sekarang saya juga sudah mempunyai tempat untuk tinggal" ucap Xio sambil tersenyum.
"Kalau begitu saya permisi dulu pak" lanjut Xio.
"Iya silahkan" ucap Bobby.
Xio pun berjalan ke toilet terlebih dahulu untuk buang air kecil. Setelah selsai Xio kembali berjalan menuju kelasnya yaitu kelas 12 A yang berada dilantai 2 dan dia satukelas dengan jody , saat masuk kelas banyak yang sedang membicarakan dirinya namun Xio tetap berjalan menuju bangkunya, banyak tatapan sinis kepada dirinya namun Xio menyadari kalau ternyata mereka banyak yang mendekati Xio hanya ketika dirinya masih menjadi bagian keluarga Alexsander.
Selang beberapa waktu kemudian suara bel berbunyi menandakan masuk kelas dan guru datang kekelas dan memulai pelajarannya. Xio pun hanya memperhatikan gurunya yang sedang mengajar, Xio merupakan siswa berprestasi di sekolahnya dan selalu mendapat peringkat pertama.
*skip selesai pelajaran*
Setelah belajar selama 3 jam akhirnya bel istirahat pun tiba dan guru mempersilahkan murid-muridnya untuk beristirahat, segera para murid pergi kekantin Xio juga pergi kekantin.
Setibanya di kantin Xio membeli makan dan mencari tempat duduk yang kosong, saat menemekukan meja kosong Xio pun duduk dan mulai memakan makanannya.
Saat Xio sedang makan dia Merasakan kepalanya seperti basah dan saat Xio melihat kebelakang Ternyata Jody Menyiram kepala Xio dengan minumannya.
"Kalau kesekolah mandi dulu hahaha" ucap Jody sambil tertawa setelah menyiram kepala Xio. Murid-murid yang ada disana langsung memperhatikan mereka langsung tertawa.
"Apa yang kau lakukan Jody?" ucap Xio sedikit meninggikan suaranya karena kesal.
"Tentu saja memandikanmu hahaha" ejek Jody sambil tertawa.
Sementara Jody tertawa Xio pun beranjak dari tempat duduknya yang ingin pergi ke toilet, Xio tidak memperdulikan tertawaan dari murid murid dikantin.
Setelah sampai di toilet Xio bingung karena bajunya basah. "Apakah harus kembali kekelas?" gumam Xio.
Xio pun memutuskan untuk diam sebentar sambil menunggu bajunya kering sedikit. Saat melihat bajunya agak kering Xio pergi ke kelasnya karena jam pelajaran sudah mulai dari tadi, saat masuk kelas ternyata sudah ada guru yang sedang mengajar.
"Permisi, maaf Bu saya terlambat" ucap Xio di pintu.
"Habis darimana kamu?, dan kenapa bajumu basah?" tanya guru tersebut.
"Dia mandi disekolah Bu karena tidak punya rumah hahaha" Teriak Jody keras, murid sekelaspun ikut tertawa.
"Haish sudahlah kamu capat duduk" ucap guru tadi pada Xio, Xio pun hanya mengangguk dan langsung pergi ke tempat duduknya dan mulai memperhatikan gurunya yang sedang mengajar.
*skip setelah pelajaran terakhir*
"Baiklah sampai sini pembelajaran kita sampai jumpa, dan hati-hati dijalan" ucap guru tersebut sambil meninggalkan kelas karena bel pulang sudah berbunyi.
Semua murid pun segera beranjak pulang termasuk Xio. Saat ini Xio sedang berjalan menuju halte bus, tapi saat sedang berjalan tiba-tiba ada yang menendang tongkat nya sampai Xio tersungkur ketanah, saat Xio ingin bangkit tapi tiba-tiba ada yang menahan nya dan saat Xio melihat kebelakang ternyata sudah ada Jody dan teman-temannya.
"Rasakan itu orang cacat pembawa aib" ucap Jody.
"Lebih baik patahkan saja tongkat nya agar kamu tidak kesekolah lagi" lanjutnya sambil mengambil tongkat bantu Xio.
"JANGAN!!" ucap Xio.
krekk suara patahan tongkat Xio.
"Terlambat hahaha" ucap Jody sambil tertawa diikuti teman temannya. Disana memang masih banyak murid-murid yang berlalu lalang tapi mereka tidak berani memberhentikannya karena mengetahui sifat dan latarbelakang Jody.
Xio sebenarnya marah dan ingin menghajar jody, tapi apa boleh buat mengingat kondisi tubuhnya yang sekarang berdiri saja susah.
Xio pun hanya menunduk sambil menahan amarahnya.
"Nih ambil tongkat sihirmu mu!" ejek Jodi sambil melemparkan tongkat Xio kearah Xio dengan sedikit keras hingga mengenai kepalanya dan menimbulkan sedikit darah di kening Xio.
"Baiklah teman-teman sekarang kita pergi berpesta karena telah selesai membersihkan penyihir cacat ini!" ucap Jodi diikuti gelak tawa dari teman-temannya, merekapun pergi meninggalkan Xio yang masih terduduk dijalan sambil memegang kepalanya yang merasa agak pusing karena dilempar tongkat oleh Jody tadi.
Pandangan Xio mulai kabur, namun tiba-tiba ada mobil yang berhenti disampingnya dan keluarlah orang yang berpakaian seperti bodyguard menghampiri Xio.
"Maafkan saya tuan muda karena terlambat" ucap orang yang menghampiri Xio. Xio pun bingung kenapa orang tersebut memanggilnya tuan muda, karena tidak mungkin ayahnya yang mengirim orang tersebut.
"Siapa kamu?" tanya Xio bingung sambil memegang kepalanya yang masih merasakan pusing.
"Lebih baik tuan muda ikut saya dulu kerumah sakit untuk mengobati kepala anda" ucap orang tersebut pada Xio dan langsung memapah Xio kemobilnya.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!