NovelToon NovelToon

MY FIRST LOVE

bab 1

.

.

.

KORNELIA DIANA PUTRI adalah gadis berusia 25 tahun... bertubuh tinggi 157 cm, hidung mancung, wajah tirus, mata sipit,dan berambut panjang berwara coklatb bergerai indah sebatas pinggang. bekerja disalah satu perusahan ternama di jakarta. Dian, nama panggilan dari gadis pemilik mata sipit yg indah', alaram membangunkan nya di pagi hari, bersaman dengan dingin nya cuaca nan segar menyusupi selimut tebal yang menyelimuti nya. Dian bergerak melikak likukan tubuh dan beberapa kali menerjapkan mata indah, berusaha mengumpulkan kesadaran nya. hingga akhir nya memilih untuk segera bangun dari tidur panjang nya. lalu duduk di tengah tempat tidur dan berdoa menurut keyakinan nya.

"Tuhan, terimakasih untuk tidur malam ku, hingga pagi ini aku masih bisa bangun dalam keadaan baik, sertailah hari-hari ku dan jangan tinggal kan aku, berkatilah pulah segala pekerjaan yang akan aku hadapi hari ini, tuhan... hanya pada mulah aku percayakan hari-hari ku. amin",

setelah berdoa, Dian bergegas merapihkan tempat tidur nya lalu menuju kamar mandi dan memulai ritual mandi pagi seperti biasa sebelum berangkat kerja. ritual mandipun selesai selama 30 menit lama nya.. dan kembali kekamar untuk menyiapkan diri pagi ini.

setelah melalui perjalanan yg begitu membosankan setiap hari nya, Dian tiba di kantor melewati lobi kantor menuju lift yang akan membawakan nya ke ruangan kerja yang selama ini tempati.

"selamat pagi gaeeeessss,'

sapa dian sambil tersenyum lebar dan berjalan dengan semangat nya melewati winda.

yah.. winda, adalah sahabat dian sejak duduk di bangku Taman kanak-kanak hingga saat ini, mereka bagai surat dan perangko yang tak terpisahkan dari anplop.

"eh dian, kamu tau nggak hari ini ada CEO baru loh yang akan menggantikan posisi pak albert sinaga,kata nya sih CEO baru kita galak dan dingin,"

winda menyampaikan kabar yang juga baru di ketahui nya tadi pagi ke Dian, sambil berdegik ngeri seakan takut pada CEO baru yg menggantikan pak albert saat ini. berbeda dengan Dian yang hanya mendengarkan tanpa menunjukan ekspresi apapun ke winda sahabat nya yg lagi bergosip ria di depan meja kerja milik dian. dian melirik winda sekilas sambil menggeleng kecil. entah apa yg di pikirkan oleh dian saat ini. yang dian pikirkan hanyalah bekerja, bekerja dan bekerja tanpa mempedulikan siapa BOS nya. inti nya setiap awal bulan dapat gaji, dan bisa membiayai keperluan pribadi.

Dian adalah gadis yang hanya hidup sebatang kara sejak kedua orang tua nya pergi meninggal kan nya ke hadap sang pencipta 5 tahun yang lalu. tepat saat dian berusia genap 20 tahun, kala itu orang tua dian hendak ke mall membeli perlengkapan ulang anak semata wayang mereka Dian, tiba² kecelakaan besar yang tak terduga menimpah kedua orang tua nya hingga merenggut nyawa.

.

.

Flashback

tepat tanggal 23 maret 5 tahun yang lalu, kedua orang tua Dian, pak heri dermawan, dan ibu matilda susanti terjebak sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa,

pagi itu dian masih betah meringkuk di bawah selimut tebal kesayangan nya, dian adalah pewaris tunggal dari kedua orang tua nya.

tok tok tok, "nak ayo bangunlah sayang, mandi lalu sarapan,"

Ny. susanti mengingatkan anak semata wayang nya dari balik pintu kamar dian.

"iya maaa", dian menjawab ibu nya dengan sura berat nya khas bangun tidur.

Ny.susanti lalu beranjak pergi meninggalkan pintu yang tertutup rapat itu setelah mendengar jawaban dari putri semata wayang nya. lalu menuju kamar utama untuk menyiapkan diri, ternyata kedua orangtua dian telah merencanakan pesta ulang tahun putri kesayangan di sebuah hotel milik keluarga pak heri,

"dian nya sudah bangun ma?",

pak heri betanya pada istri nya sambil memakai jas,

"iya pah, sudah mama suruh buat sarapan", jawab Ny. susanti tersenyum simpul

lalu mengajak suami nya pergi meninggalkan kamar utama yang mereka tempati sebagai kamar keluarga (kamar pribadi)

sebelum benar-benar pergi, ibu susanti menulis pesan di sebuah kertas segi empat berwarna pink.

"makanlah sayang, Jangan menggu papa dan mama,kami hanya keluar sebentar dan tidak akan lama",

lalu Ny.santi menempel di lemari kulkas dekat dapur.

dian di latih mandiri sejak berumur 8 tahun oleh kedua nya.

Ny.susanti mempekerjakan dua pembantu di rumah nya, entah kenapa , hari itu, Ny.susanti ingin menulis sebuah pesan lewat kertas berbentuk segi empat itu lalu menempelkan nya di kulkas, padahal sebelum-sebelum nya tidak pernah melakukan hal semacam itu.

lalu berpesan pada Bi ina yang teleh bekerja di rumah keluarga pak heri dermawan itu.

"bi, nanti kalau dian bangun, tolong katakan membaca pesan saya yg di tempel di lemri kulkas yah bi,"

belum sempat bi inah menjawab nya, Nyonya rumah bi ina telah berlalu menuju mobil yg di kendarai sendiri oleh pak heri.

"kok tumben yah, Tn, membawa mobil nya sendiri sepagi ini", gumam bi inah yg masih betah dengan berdiri tegak di dapur.

waktu bergulir dengan begutu cepat nya, dian menuruni tangga sambil berdengung menyanyikan lagu happy brith day buat diri nya sendiri sesampai nya di tangga terakhir dian melihat bi inah yang masih berdiri mematung, entah apa yang ada di dalam pikiran bi inah saat itu.

dian menyapa nya

"selamat pagi bi inah," bi inah sedikit kaget dan lalu melihat nona muda yang peramah dan baik hati di depan nya lalu menunduk sopan,

"non, tadi Ny, menyuru untuk membacakan pesan yg di tulis depan kulkas", sambil menunjuk arah kulkas di samping bi inah

dian mengerutkan kening nya sejenak sebelum bergegas ke kulkas yg di tunju bi inah.

dian lalu menganbil langkah lebar mebuju kulkas yg di tunjuk bi inah dan membaca pesan ibu nya. lalu tersenyum,

"kog mama nulis pesan lewat kertas yah? juga gak ada ucapan selamat ulang tahun buat aku," dian bertanya dengan diri nya sendiri.

sejenak dian merasa sedih lalu kembali sadar dari lamunan nya mendengar telpon rumah berdering berkali kali.

sedangkan bi inah sudah kembali ke halaman belakang membersihkan kolam renang dari dedaunan yg berguguran setiap pagi

dian melangkah begitu cepat menuju telpon yg terletak di runagan tamubrumah nya, entah mengapa, dian seakan merasa ada sesuatu, dian menarik nafas agar tetap tenang menerima panggilan telpon itu.

"ha..hallo... selamat pagi,' sapa dian sopan

"selamat pagi, apa benar ini rumah bapak HERI DERMAWAN?", suara di sebrang telfon bertanya memastikan agar tidak tersalalah dengan panggilan telfon nya kini.

"iya betul, saya diana, putri pak heri, ada yang bisa saya bantu?", dian menjawab pertabyaan penelfon dengan sopan dan ramah.

"maaf ini dari rumah sakit XXX, ayah dan ibu anda kecelakaan pagi ini dan di rawat di rumah sakit kami,"

dian menjatuhakan gagang telfon dan kedua kaki nya bergetar seakan tak mampu meumpuhkan badan nya namun dian melawan dengan sekuatbtenaga menahan rasa itu.

lalu tanpa banyak berkata, dian mengambil kunci mobil nya berlari menuju garasi mobil mengendarai mobil BMW berwarna hitam nya menujubrumah sakit.

dalam perjalanan dian menangis terisak seakan dada nya terasa sesak.

dian tidak bisa membayangkan jika saja kedua orang tua yang sangat di cintai nya pergi meninggal kan nya sendirian di dunia ini.

"gak. gak mungkin papa sama mama ninggalin aku sendirian di dunia ini, yah gak mungkin , karna aku gak akan mengijinkan mereka meninggalkan aku sendiri,'

dian merancau hingga terasa frustasi sendiri. tidak butuh waktu yang lama, dian tiba di depan gerbang rumah sakit.

lalu berlari munuju runagan IGD dan bertanya pada salah seorang perawat yangbdi temui nya.

"pak, dimana papa dan mama saya di rawat?' sambil menyeka air mata nya dengan jemari tangan,

"maaf atas nama siapa?', perawat tersebut kembali bertanya, dengan terbata-bata dian menyampaikan nama kedua orang tuanya,

"ohh maaf,"

belum selesai petugas mengatakan nya tiba-tiba tante Lili memanggil nama dian dengan berteriak sekeras mungkin.

deg...

deg...

deg...

irama jantung dian berdetak seakan mengerti dengan apa yang akan dikatakan oleh tante Lili yg berteriak memanggil nama nya.

tante lili memeluk dian dengan erat sambil menangis

"tan, gimana keadaan papa dan mama?",

dian bertanya di sela tangisan nya.

"me..mereka pergi di panggil tuhan sayang", tante lili menjelaskan dengan bahasa halus nya namun dian mengerti betul dengan apa yg dimaksut kan tante nya kini sambil memegangi kedua bahu gadis malang itu yang bergetar.

dian berlari ke ruangan mayat melihat kedua ornag tua nya yg terbujur kaku berkukit penuh luka dimana mana dan kulit pucat pasih, dian melangkah pelan satu persatu langkah nya hingga sampai pada kedua mayat orang tuanya. dian menangis sesegukan sambil merancau

"pah.. maaah, kenapa ninggalin dian di sini?, kalian tau gak hari ini ulangbtahun dian, dian gak minta apapun dari tuhan selain memperpanjang umur kalian buat dian, setidak nya, hiduplah bersama dengan dian lebih lama lagi, dian gak butuh apapun selain kalian berdua, bagaimana dian mebjalani hari tanpa kalian mahh pah... tolong bangun untuk dian kali ini saja", dian berteriak dengan histeris.

tante lili memeluk tubuh gadis malang itu. memeluk dengan erat seolah menyalurkan kekuatan pada gadis malang seperti diann.

tante lili adalah adik dari pak heri dermawan.

setelah menenangkan gadis malang itu, tante lili menuntun dian ke kediaman orang tua dian, sebagai umat nasrani, jenasah di doakan dan memberi pemberkatan sebelum akir nya peroses pemakaman jenasah.

.

.

.

flashback off

"kamu kok gak tertarik sih sama berita yang aku bawakan", winda bertanya sinis pada dian yangbmasih sibuk dengan kegiatan mengatur ngatur meja kerja nya.

"males", satu kata andalan dian kalau lagi tidak tertarik pada gosip. dian selalu menghindari gosip yang menurut nya tidak lah penting.

winda pun berlalu dari meja dian sambil mengerucutkan bibir mungil nya.... dia tau, teman nya itu tidak akan merespon gosip nya dengan kata yg di dengar nya dari dian sambil menarik nafas lalu membuang nya dengan kasar dan duduk manis di depan komputer yang belum sempatbdi nyalakan nya sedari tadi.

DAVID berlari memanggil teman se ruangan nya dengan nafas ter engah engah...

"cepat semua nya turun ke lantai satu, CEO baru segera berada di sana 10 menit lagi",

David berteriak sekeras mungkin hingga kembali lagi ke lantai satu tanpa menunggu teman-teman seruangan nya.

baik dian maupun winda dan beberapa pegawai di ruangan itupun menuju lif yang akan menghantarkan mereka ke lantai satu.

setiba nya dilantai satu, tak butuh waktu lama dan sebelum 10 menit pun.

CEO tampan bertubu tinggi sekitar 175 cm itu berjalan dengan tegak nya melwwati semua pegawai yang berbaris di pintu masuk,

peria itu berjalan enggan melihat pegawai nya satu persatu.

tapi jangan kira ekormata nya pun tidak bekerja saat yang bersamaan,

deg...

deg...

deg...

ekor mata sang CEO menangkap wajah cantik yang menunduk memberikan hormat pada sang pemimpin baru nya...

sang CEO berjalan dengan lambat dan selambat mungkin memastikan apa yg di lirik nya saat ini.

ketika berada di ujung barisan, sang CEO berbalik danbersuara memecah keheningan yang terjadi di dalam kantor itu.

"selamat pagi semua nya, saya SERFASION ALVIANTO , yang akan memimpin perusahan ini sejak hari ini, ada pun peraturan yang saya tetapkan kepada seluruh staf di perusahan ini adalah, jam masuk kerja adalah jam 07:00 pagi, jam pulang jam 05:00 sore, dan berpakayan sopan, apa bila ada yang melanggar waktu yang telah saya tetapkan, maka silahkan angkat kaki dari perusahan ini tanpa pesangon, tidak ada tawar menawar dalam hal waktu bekerja! terimakasih dan selamat bekerja kembali,..",

sang CEO pun akir berlalu begitu saja menuju lift khusus hingga berada di ruangan pribadai nya.

di departemen milik dian,

dian seakan gelisah dengan peraturan yang diberikan .

"agggh masah sih masuk kantor jam 07:00 pagi," winda merancau seakan memperotes kan waktu masuknkantor yang di tetapkan oleh sang CEO baru di kantor tempat mereka bekerja saat ini..

sedangkan waktu yang di berikan pak albert ayah dari sang CEO baru adalah jam 08:00 pagi itupun di berikan toleransi hingga beberapa menit, apalagi mengingat winda sering terlambat setiap hari nya.

bagaimana tidak?, winda bangun pagi jam 07:00 pagi, belum lagi ritual mandi nya yang membutuhkan waktu hingga 30 menit. winda seakan frustasi dengan bos baru nya.

berbeda dengan dian yang yang masih gelisah, entah karena waktu dan peraturan dari CEO nya atau kah karena hal lain.. dian mulai tenang dengan mengumpulkan oksigen di dalam otak nya... yah seperti itulah yang terbaca dari raut wajah nya saat ini...

disisi lain DAVID memandangi dian dengan sembunyi sembunyi dari balik komputer yang berada di dean nya, hingga tertangkap basah oleh dian.

wajah David merona seketika, david hanya bisa tersenyum kikuk karena tertangkap basah oleh dian.

david sejak lama mengagumi dian, hanya saja masih ragu untuk mengungkapkan perasaan nya pada gadis seruangan nya itu, takut di TOLAK..

sementara di ruangan CEO, ALVIN, sang CEO baru menghubungi sekertaris yang berada di depan ruanagn nya saat ini,

"segera keruangan saya", lallu mematikan telfon sepihak tanpa menunggu jawaban sang sekertaris nya.

.

.

.

BERSAMBUNG....

hay semua nya, jangan lupa dukung dan vote cerita aku yah..

mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, mohon memberikan masukan juga demi sukses nya novel ku ini...

ini adalah novel pertama ku, dan apa bila ada kata kata yg kurang berkenan para pembaca maaf sebesar besar nya...

terimakasih. . 🥰🥰❤️🙏🙏

bab 2

tanpa berpikir panjang, sangng sekertaris menemui CEO yang berada di dalam ruangan, "selamat siang pak", sapa sekeetaris berbadan dua yang kini berdiri di berhadapan deng sang CEO

ALVIN menatap sekwrtaris nya dengan dahi mengerut, pasal nya, wanita yang berada di hadapan nya saat ini adalah seorang ibu hamil yang mungkin sebentar lagi akan melahirkan.

"apakah kamu sekertaris saya??", alvin bertanya pada sekwrtaris nya untuk meyakinkan apa yang di lihat nya saat ini.

"iya pak', jawab mery sang sekertaris tanpa meliht eksspresi yang di tunjukan sang CEO pada nya.

sementara, di hadapan nya Alvin memijat pelipis yag tidak sakit.

keheningan pun terjadi beberapa menit sebelum akirnya alvin berbicara lagi.

"apakah ada sekertaris pengganti mu nanti jika kamu cuti?",

yah setidk nya alvin harus mencari sekertaris pengganti mery,

"belum pak, tapi nnati akan saya carikan", jawab sang sekertaris.

lalu alvin menganggukan kepala nya. dan bertanya lagi, "apa saja kegiatan saya hari ini?",

"bapak akan bertemu kolega di hotel XXX pada jam 13:00," jelas merry

"setelah itu?", alvin kembali bertanya

"tidak ada pak" jawab meri sambil menunduk.

"baik lah, kembalilah bekerja dan jangan lupa mencari pengganti mu", timpal alvin lalu meri berjalan setelah berpamitan dengan atasan nya.

"hallo van, siapkan mobil menuju hotel XXX", pintah alvin melalui telpon seluler nya pada ivan asisten pribadi alvin.

ivan seorang asisten pribadi sekaligus teman sejak masa Sekolah Dasar hingga sekarang menjadi asisten pribadi alvin.

"baik pak", jawab ivan dari sebrang telfon, saat jam kantor ivan selalu menjaga jarak antara alvin dan dirinya, kecuali jika habya berdua baru mereka berdua berbbicara selayak nya sahabat.

tak butuh waktu lama, mobil yang akan di naiki alvin telah siap dan disambut oleh sang asisten pribadi.

sednagkan sang merry sekertaris alvin tidak mengikuti pertemuan yang akan berlangsung, dikarenakan merry masih dalam masa ke hamilan.

alvin seorang pemimpin yang bijak sana, alvin tidak ingin membebani merry yang masih seorang ibu hamil.

alvin hanya tidak mau ambil resiko pada pegawai nya... meskinpun dingin dan kejam, alvin masih memiliki sisi lembut pada sesama manusia.

dalam perjalanan alvin membuka suara terlebih dahulu.

"van, lo tau gak semua pegawai yang ada di kantor kita?", alvin bertanya pada ivan sahabat nya.

"hemmmmm, kenapa emang?", ivan balik bertanya pada sahabat nya,

"gak, gue ngerasa ada salah satu pegawai yang sperti nya gak asing sebelum nya,, seperti nya gue kenal sama dia, tapi gua lupa van dimana,"

alvin melirik ivan melalui kaca spion yang berada di depan nya seolah menunggu jawaban dari sahabat nya yang sedang mengemudi.

ivan tertawa seolah olah mengejek teman nya,

"apakah dia menyukai serang wanita dinkantor", ivan membatin tapi enggan untuk menjawab pertanyaan sahabat nya.

sementara alvin gergetan melihat sahabat nya yang enggan untuk menjawab.

mobil yang sejak tadi membelah kota jakarta kini telah sampai di depan hotel XXX,

ivan segera membuka pintu mobil untuk sang atasan, alvin berjalan menuju ruangan VIP yang akan di langsung kan pertemuan kolega.

setelah menunggu beberapa menit, akirnya yang ditunggunpun tiba.

pertemuanpun berlangsung beberapa jam lama nya, saat kerja sama telah di sepakati, akir nya alvin dan ivan pulang ke rumah dima alvin tempati saat ini bersama ornag tua nya pak albert.

sedangkan ivan kembali ke apartemen milik nya.

sedangkan di ruangan keluarga,pak albert dan ibu sinta duduk bercengkerama bersama seorang gadis yang sudah di anggap seperti anak kandung pak albert, pak alber dan ayah si gadis itu adalah sahabat baik sejak dulu. "nak, sekarang umur mu sudah 25 tahun dan alvin sudah kembali ke indonesia beberapa minggunini, mungkin sekaranglah saat yang tepat agar kalian bersama, melanjutkan apa yang telah saya dan ayah juga ibu mu sepakati sejak 20 tahun lalu, menjodohkan mu dengan alvin", jelas pak albert pada gadis malang Dian putri semata wayang almarhum pak herry dan Ny.susanti.

deg... deg... deg.... detak jantung Dian ber irama seakan ingin melompat dari tempat nya.

"astagaa, apakah yg di maksud pak albert adalah CEO ku?kenapa harus aku ya tuhan.... kalaupun seperti ini, kenapa harus alvin sih?", diqn membatin sambil m*****s ujung baju yang di pakai nya dan enggan menjawab. ibu sinta mendekatkan diri pada dian dan menggenggam tangan dian dengan lembut, seakan memberikan kekuatan pada gadis malang itu, "nak tenanglah, alvin anak yang baik dan bertanggung jawab, ibu yakin alvin akan menyayangi mu dengan tulus", ibu sinta menenangkan dian. setelah bersendagurau dan bersepakat sepihak tanpa alvin, akirnya dian berpamitan untuk pulang pada kedua orang tua alvin.

di kamar, alvin merebahkan diri setelah berendaman di dalam bath up kamar mandi pribadi nya.. alvin enggan menutup mata,seakan wajah wanita yang diliriknya tadi mengganggu pikiran saat ini... alvin mengambil kunci mobil dinatas meja samping tempat tidur nya dan mengambil jaket, lalu berjalan keluar rumah, belum sempat melewati tangga terakir, pak alber memanggil "vin mau kemana kamu??", alvin tersenyum pada ayah nya, "mau keluar sebentar pah," jawab alvin sopan pada ayah nya. "bisakah kita berbicara sebentar nak?, ada hal penting yang ingin ayah sampaikan padamu", albert menghentikan langkah alvin.

"ahhh ayah pasti ingin menjodohkan ku lagi, entah wanita mana kali ini yang ada di benak nya,aku bisa gila", alvin membatin namun tetap melangkah menuju ruangan kerja ayah nya.

di ruangan kerja nya ayah nya, alvin duduk di sofa berhadpaan dengan pak albert, "hemmm jadi begini maksud ayah nak, apa kamu masih ingat anak pak herry teman ayah dulu,?, pak herry memiliki seorang putrinyang cantik. umur nya masih sanat muda nak.. dia gadis yang baik dan cantik, ayah yakin, kamu pasti tidak akan menyesali setelah berkenalan dengan nya. apalagi umur mu 35 tahun sudah tidak lagi muda nak", alber menjelaskan pada alvin.

"pahh biar alvin milih sendiri jodoh alvin pah, yang menjalanikan alvin, alvin gak mau di jodohkan", tegas alvin pada ayah nya sambil berlalu meninggalkn ayah nya yang mematung enggan menahan kepergian anak nya, "biarlah dia berpikir, sebentar juga diapasti akan menyetujui nya jika sedah bertemu dengan dian", batin albert sambil tersenyum sendiri.

di depan apartemen ivan, alvin membunyikan bel apartemen ivan berkali kali, hingga pemilik apartemen bangundan mengumpet seribu satunkata pada tamu nya yang berkunjung pada jam istirahat malam, ketika pintu apartemen terbuka, alvin langsung masuk menerobos melalui ivan yang menunjukan muka tak bersahabat nya apda alvin , bos sekaligus sahabat nya. alvin rebahan di tempat tidur ivan dan enggan membukakan sepatunmilik nya, membuat si pemilik tempat tidur mencecar dengan berbagai macam kata.

alvin duduk di ujung tempat tidur ivan lalubmenyuru sahabat nya memesan makanan lewat aplikasi. "van cepat pesanin mkanan, aku mau makan sekarang", pintah alvin tanpa memperdulikan ivan yang sedari tadi mengomel. ivan tetap melakukan pintah sahabat nya. "ehh lu ngapain dateng dateng lansung masuk kamar gua, cepat keluar sana", sambil menyeret kaki alvin hingga alvin terduduk di lantai dan beerteriak teriak, alhasil ivan berhasil menyingkirkan sahabat nya dari kamar kesayangan nya...

di ruanagn tengah, alvin dan ivan duduk sambil menunggu makanan yang telah di pesan melalui aplikasi, "ngapain sih lu dateng rumah gua", ivan bertanya sambil memainkan ponsel nya tanpa melihat alvin yang sesnag kesal dengan dengan papa nya.

"gua si jodohin papa dengan gadis gua gak kenal sama sekali", alvin menjawab smabil merwbahkan tuhub nya di sofa sambil memijat pelipis nya. "hahahhahahah baguslah, setidak nya lu gak jomblo lagi setelah ini, lu mah enak, tinggal terima beres aja, calon bini aja di cariin sama bokap, lah gua?? capek capek milih sanah sini gua gak nemu yang cocok", ivan menjawab tanpa memperdulikan perasaan sahabat nya yang benar benar frustas

"yah kalau cewek nya bukan tipe gua, gimana dong,? lu mah enak bebas milih, lu pan play boy cap kucing", alvin tidak mau kalah dengan ivan yang seenak nya sajaj kalau bicara.

tingtong tingtong, bel apartemen milik ivan berbunyi "akir nya dateng juga", gumam ivan sambil berjalan membukakan pintu apartemen milik nya mengambil pesanan. setelah makanan yang di pesan di gidangkan di meja, alvin dan ivan makan tanpa memperdulikan tv yang berbicara sendiri,. "vin, setelah ini lu pulang lah, gua mau tidur lagi", pintah ivan

"enak aja lu nyuru gua pergi, gak bakalan gua pergi dari sini,' belum selesai makanan pun alvin berdiri mendahului ivan yang sednag asik makan. alvin berlaru menuju kamar ivan dan mengunci pintu kamar dari dalam .

ivan mengetuk kamar, tapi tidak kunjung di buka alvin, ivan mengumpat alvin dari balik pintu kamar, sedang kan alvin sibuk memikirkan perjodohan yang telahbdi rencanakan orang tua nya...

alvin merasa frustasi, ingin rasa nya alvin menghilang. bayangan gadis kecil yang pernah bertemu dengan nya beberapa tahun lalu pun terlintas di benak nya. yah.. gadis kecil yang pernah di temui nya dengan tidak sengaja.. gadis cantik yang berlairi dengan pakayan sangat berantakan sejenak alvin tersenyum sendiri mengingat masa itu.. "entah dimana kau kini berada gadis kecil ku, aku merindukan mu, andaikan saja kau bisa aku temui saat ini, apakah kau telah memiliki kekasih?", alvin gelisah hingga akir nya memilih untuk tidur...

di tempat lain, dian masih membayangkan seornag kakak yang menolong nya, yah kakak yang membantunya "andaikan saja aku bisa bertemu dengan mu kak, andaikan waktu itu aku berkenalan dengan mu, mungkin sekarang kau mencari ku, betapa bodoh nya aku yang tak mau memberitahukan nama ku pada mu,malah mengambil buku diary muu dari mobil", dian berbicara sendiri di depan cermin besar yang beada di dalam kamar nya. hingga air mata nya membasahi pipi putih mulus tanpa cela dan noda nya. dian pun menangis sejadi jadi nya, membayangkan apa yang akan terjadi pada nya

"sebentar lagi aku akan menikah, melepas masa lajangn ku, dengan peria yang belum aku lihat muka nya, belum aku tau sifat nya, hanya mendengar suara nya saja aku merinding dan entah apa yang akan terjadi pada rumah tangga ku kelak, jika saja papa dan mama gak pernah merencanakan perjodohan ini, aku gak akan mungkin menerima nya", hiks hiks hiks sambil menyeka air mata yang tak kunjung henti.

dian memasuki kamar mandi dan berdiri dibawah sower yang mengeluarkan air dingin, seakan dian tidak merasakan dingin nya air yang saatbininmengguyur tubuh mungil nya hingga lebih dari 2 jam baru dian menyadari nya.

"astaga, kenapa aku begini sih", dian bergegas keluar dari kamr nya, di rumah yang besar dan mewah, rumah peninggalan orang tua nya. hanya ada kedua pembantu dan diri nya .

sebenar nya, sejak kedua orang tua nya telah menghadap sang pencipta, dian meminta para pembantu nya untuk pergi bekerja di tempat lain, karena dian tidak bisa lagi memberika gaji pada pembntu nya

tetpi mengingt kebaikan keluarga mendiang pak herry dan Ny. susanti lah, bi ina dan adik nya tetap mau tinggal di rumah itu.

meski tidak di berikn gaji, dian menganggap bi ina seperti keluarga nya sendiri. dian tidak pernag seenak nya menyuruh bi ina untuk melakukan pekerjaan rumah, terkadnag jika ada waktu liburan, dian menyempatkan diri untu membantu bi ina membereskan rumah besar itu..

"seandai nya saja tante lili gak serakah dengan harta dan aset peninggaan papa, aku mungkin gak semenyedihkan ini, setidak nya aku bisa membantu bi ina memberikan nya gaji", dian bergumam,

setelah berlama-lama derada di ruagan tamu, dian memilih untuk tidur di kamar nya, dian memeluk boneka panda kesayangan nya dan meringkuk dibawah selimut tebal berbulu domba milik nya, melepas kan seluruh kelelahan nya hingga terlelap.

burung berkicau ria dan matahari menampakan diri nya dengan malu malu, jam berdetak begitu jepat hingga dian berkali kali menerjap kan mata nya mengumpul kesadaran dari tidur panjang nya. "ahhhh ternyata udah siang, sukurlah hari ini hari libur, kalau gak, mungkin aku dah di pecat sama si bruang kutup utara itu", dian bergumam namun enggan bangun dari tidur nya. dia berdoa kepada sang peberi kehidupan

"ya tuhan ku, terimakasih untuk waktu yang telah ku lalui sepanjang hari kemarin hingga pagi ini, jauhkanalah dari aku segala marabahaya yang akan menganancam jiwa dan raga ku, berkagilah segala usaha dan jeri payah ku hari ini dan hari yang telah aku lalui, dan terimakasih untuk hari baru yang engkau berikan padaku, berkatilah pulah semua orang yang aku sayangi, dan semua ornag yang menyayangi ku dimanapun mereka berada, akir nya ya tuhan, aku serahkan seluruh hidup ku kedalan tangan mu, amiin",

diana beranjak darj tempat tidur setelah merapihkan kembali lalu menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamar untuk membersihkan diri.

.

.

.

Hay guyss, mohon dukungan novel ku yah... maaf jika ada kata yang tidak berkenan di hati para pembaca sekalian

❤️❤️🙏

bab 3

drett drett drett, handphone genggam milik dian berkali kali bergetar diatas nakas dekat tempat tidur dian, dian meraih ponsel nya dan melihat di layar panggilan. swnyum pun terbit dari ujung bibir gadis manis itu. dian mendekatkan ponsel milik nya ketelinga

"hallo win, kenapa telpon pagi pagi gini, kangen yah sama aku", sapa dian percaya diri

"ahh gue kangen sama lo sayang ku, sahabat baik ku,baru sehari di singapore kog aku kangen yah sama kamu", kata winda dari sebrang.

yah, winda beragkat ke singapore kemari sore setelah pulang kerja, winda mengunjungi keluarga nya di negri jiran.

"hehehe, lekas lah pulang yah win, gue gak punya teman buat cuehat nih selain lo", sambil berjalan menuju balrom

"okay deh sayang, paling 3 hri aja di sini," kata winda sambil tersenyum yang tidak terlihat dian, namun dari cara nya berbicara, dian yakin saat ini sahabat nya lagi teraenyum tulus disebrang sana.

"oh ya, ngapain sih nyuru gue pulang segala," cerocos winda seolah mengintimidasi lawan bicara nya saat ini.

"yah gak kenapa kenapasih selain kangen doang, kan udah gue bilang pengen curhat aja gitu, lo kan sahabat gue , kalau bukan sama lo, sama siapa lagi sih gue cerita, heheh...", dian berbicara seoalah berharap sahabat nya cepat pulang..

sahabat nya seperti penghibur dikala dian lagi membutuhkan pencerahan dan penceramah. setidak nya itulah yang dipikirkn dian saat ini.

"kog gue jadi penasaran sama isi curhat lo dian, bisa gak ceritain aja sekarang?", winda berharap agar dian bercerita saat ini.

"gakk lah, tunggu lo sampai jakarta aja, oke," tutur dian dan akir nya dengan pasrah winda menyetujui sahabat nya... jika terus di paksa, dian pun akan tetap pada pendirian nya. itulah dian,.

hari ini dian berjalan di luar rumah, menyirami taman dan memberaihkan kolam ikan di belakng rumah dan menyiram sayur yang di tanam bi ina dan bi sum..

bi ina dan bi sum memanfaatkan pekarangan belakang untuk menanam sayuran seperri brokoli, kol, selada dan berbagai tanaman hijau, dian sangat bersyukur karena tuhan menghadirkan bi ina juga bi sum di rumah nya, wanita separoh baya itu sangat baik, baik sekali.

waktu terus saja bergulir, di apartemen ivan, alvin masi saja betah meringkuk di bawah selimut milik ivan, sedangkan ivan sejak jam 05:30, sudah berolah raga di ruangan fitnes hingga keringat bercucuran.

alvin bangun dari tidur nya mencari ivan di setiap ruangan, mata nya langsung menelusuri ruangan yang ada di samping nya, rungan tanpa tembok, hanya kaca bening transparan yang bisa melihat apapun kegiatan yang ada di dalam ruangan itu.,

alvin bersandar di tembok sambil melihat ivan yang lagi berolahbraga dengan berbagai gaya dan gerakan nya dengan lincah, seolah sedang mengawasi kekasih hati nya.

"apa dia lupa ada bos nya di rumah ini? apa dia sudah membuatkan sarapan untuk ku", alvin membatin sambil tetap mengawasi sang sahabat sekaligus asisten pribadinnya.

setelah bergulat dengan berbagai alat olahbraga nya, ivan memilih keluar ruangan dan menuju kulkas mengambil minuman, sedangkan alvin, mengikuti langkah ivan tanpa bersuara.

glek glek glek glek ivan meneguk air dengan lahap nya membasahi tenggorokan yang kering..

"mana sarapan gue", alvin meminta sarapan pada ivan serttt uhuk uhuk uhuk ivan mengeluarkn air dari mulut nya sambil batuk batuk karena kaget mendengar suara yang tiba tiba berada di belakang nya.

"oh my god, eh lu gak tau d*** banget sih jadi tamu, udah masuk rumah tanpa permisi, tidur si kamar gue tanpa minta dan sekarang seenak nya lo mau minta sarapan sama gue, emang lo pikir gua bini lo?, nikalah sanah sama pilihan om albert dari pada lo bikin gua pusing mulu", ivan berlalu dan menyenggol bahu alvin yang masih berdiri menautkan alis nya.

"lo kan asisten gue van, seharus nya lu ngikutin dong apa yang gue bialang, ataunlo mau gue pecat?", alvin seolah memperingatkan sahabat nya, siapa dia dan apa jabatan nya saat ini

"ahh lo gak usah nyari alesan deh, inikan hari libur, lo jadi bos saat jam kerja doang, kalau di luarkan lo bukan bos gue", ivan tidak mau kalah dan tetap membantah sahabat nya.

"gak..! kalau gitu gaji lo bulan ini gua potong", alvin mengancam sahabat nya.

dan siapa sangka dengan cepat ivan memohon

"gak boleh gitu lah vin, oke deh gua nurut, gua bikinin lo sarapan, tapi jangan coba-coba lo potongin gaji gue, kasihani gue lah, gua mau ambil bini nanti nya gimana? gua kan juga mau beli rumah, dari pada harus tinggal di apartemen, gak asik lo vin", ivan mendecik lalu pergi menyiapkan sarapan untuk alvin

"liat aja lo nanti vin, semoga aja calon bini yg di carikan om albert udah tante tante umur nya udah 40 tahun, dan gua bakalan ketawain lo nanti nya" sambil tersenyum senyum di dapur menggoreng nasi.

tanpa disadari alvin sudah ada di sebelah nya.

"ahhhhhh astaga, alvin lo ngagetin gua", sambil memegangi dada nya yang berdetak sangat tak beraturan.

sedangkan alvin masih dengan tampang datar nya tak menghiraukan ivan yang begitu kaget melihat nya.

"gapain lo berdiri disitu vin, sana!! minggir lo, gua buatin sarapn lo, mendingan lo duduk manis di meja nunggu gua selesai goreng nasi,!" pintah ivan sambil menunjuk ke arah meja makan mengusir alvin agar pergi duduk manis di meja makan.

bukan alvin nama nya jika dengan mudah nya mengikuti semua pintah ivan. "gak..!" tegas alvin pada ivan

"ngapain sig vin, hidup gua gak tenang banget deh" ivan frustasi sambil me****s sendok goreng yang ada di tangan kanan nya dengan gemes ke arah alvin,

"kali aja lo masukin ra**n ke nasi goreng buatan lo", jawab alvin santai masih dengan tanpa eksperesi di wajah nya.

karena tidak mau berdebat semakin panjang, ivan melanjutkan maskan nya dengan tampang sangat lelah yang di buat buat, sednagkan alvin masih dengan ekspresi datar nya tidak memperdulikan apapun yang terjadi pada ivan.

setelah selesai mengisi perut nya, alvin berdiri dan pergi meninggalkan ivan di meja makan

"dasar bre****k si alvin, gak sopan banget", gumam ivan seraya membereskan sisa makakan yang ada di meja...

"gua sumpahin lo dapat bini tante-tante cerewet vin", kesal ivan sambil menggeleng kan kepala nya berkali kali serasa frustasi dengan tingkah sahabat nya...

malam pun tiba, alvin mengerjakan pekerjaan kantor nya di rumah, alvin memeilih untuk bekerja di dalam kamar pribadi nya, entah kenapa, alvin merasa tenang di dalam kamar nya sendiri, ketimbang di ruangan kerja nya.

di kamar utama rumahh pak alber sinanga

"paah gimana sama alvin dan nak dian? apakah papa sudah membicarakan perjodohan itu pada alvin pa?",

cercah ibu sinta pada suami nya.

"iyah ma, papa udah bicara sama alvin, tapi anak kamu itu keras kepala", pak albert menjawab isteri nya,

"anak aku?

lalu anak kamu siapa pah?",

bu sinta sambil memicingkan mata nya,

sednagkan pak albert hanya tersenyum tanpa menanggapi sang istri..

.

.

.

hallo guysss jangan lupa dukung dan vote yah... masukan dan dukungan dari para pembaca sangat berarti bagi novel ini..

semoga kalian menyukai nya.. terimakasih ❤️🥰🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!