pada tahun 2030.Di sebuah ruangan sebuah rumah sakit ,terbaring seorang pemuda kurus,tinggi sekitar 170cm,dengan rambut pendek berwarna putih keperakkan ,pupil mata biru langit tapi tidak terlihat karena sedang pingsan,dan usia sekitar 18 tahun.
Kepala pemuda tersebut ditutup perban dengan wajah lebam,nama pemuda tersebut adalah Wu Tian.Wu Tian telah telah di tuduh mencuri oleh mantan pacarnya,hingga dipukul dan dibawa ke rumah sakit.
Tiba tiba ada seberkas cahaya emas di atas kepala Wu Tian,melayang layang perlahan,kemudian cahaya tersebut masuk kedalam dahi Wu Tian.
Ruang jiwa Wu Tian
Wu Tian membuka mata perlahan,dia langsung melirik kiri dan kanan,tetapi yang dia lihat hanyalah kegelapan,dengan nada sedih dia berkata."Apakah aku sudah mati?,lalu bagaimana dengan adik perempuanku,apakah dia harus hidup sendirian?".
Secara samar terdengar sebuah suara penuh wibawa ."Sungguh malang".seketika Wi Tian melirik kearah suara tersebut,tapi dia hanya melihat seberkas cahaya emas dan perlahan berubah menjadi wujud seorang pemuda bercahaya yang mirip seperti wajah Wu Tian.
Tapi bedanya badannya tegap dengan tinggi 180cm,badan kecil tetapi berotot dan wajah tampan seputih giok,rambut panjang berwarna putih keperakkan, pupil mata biru langit dengan pakaian putih dan corak hitam seperti pakaian vultivator zaman kuno.
Mata Wu Tian melotot dan dengan terbata bata bertanya."k...kau,siapa kau dan kenapa wajahmu mirip dengan ku, apakah aku sudah mati?".dan dengan santai pemuda mirip Wu Tian menjawab."aku adalah kau,tepatnya kau di kehidupan sebelumnya dan kau masih hidup, kita ada di ruang jiwa".
Mendengar itu Wu Tian semakin bingung dan ingin bertanya ."kau akan mengerti setelah jiwa kita bersatu".
Pemuda tersebut berubah menjadi seberkas cahaya emas dan meluncur dengan cepat menuju Wu Tian,tubuh Wu Tian diselimuti cahaya emas
Seketika dia berteriak kesakitan karena jiwanya akan bergabung dengan jiwa di kehidupan sebelumnya,tapi Wu Tian masih mempertahankan kesadarannnya
Peristiwa tersebut berlangsung sekitar 1 jam,hingga Wu Tian terjatuh lemas kemudian pingsan.
Beberapa saat Wu Tian membuka mata perlahan,di melirik sekitar dan tempat tersebut seperti sebuah ruangan dirumah sakit.
Perlahan Wu Tian duduk bersila di atas ranjangnya,dengan suara lirih berkata."Jadi begitu, di kehidupan sebelumnya aku kehilangan keluargaku, hidup sendirian di jalan cultivator, hingga saat aku akan naik ke alam dewa aku gagal karena rasa penyesalan ku dan mati oleh tundering tribulation".
Tiba tiba dari tubuh Wu Tian keluar sebuah batu hitam berbentuk seperti buku,dengan nada nada terkejut Wu Tian berteriak ."Apa!. batu ini juga ikut bersama jiwa ku di kehidupan sebelumnya".
Batu tersebut kemudian memancarkan cahaya emas,hingga membuat Wu Tian harus memejamkan mata. Beberapa saat cahaya tersebut menghilang perlahan,Wu Tian juga membuka matanya.
Di depan Wu Tian sekarang batu hitam sebelumnya sudah berubah menjadi sebuah buku berwarna putih dengan ornamen emas dan memancarlan aura yang sangat kuat
Wu Tian membelalakkan mata dengan apa yang dilihatnya,Wu Tian dengan segera mengambil dan memeriksa buku tersebut,setelah beberapa saat memeriksa buku tersebut alangkah kagetnya Wu Tian setelah mengetahui buku apa yang ada di tangannya sekarang
Tangan Wu Tian bergetar dan dengan nada terkejut dia berteriak." Buku ini, buku yang diceritakan oleh guru, buku yang diperebutkan para dewa dan semua ras sehingga terjadi perang di alam dewa."
"BUKU SEMESTA".Teriak Wu Tian menyebut nama buku di tangannya tersebut. Tiba tiba pintu ruangan terbuka terlihat seorang perempuan dengan pakaian suster dengan membawa perban dan obat obatan
Saat sang suster melihat Wu Tian sedang duduk tanpa luka,tapi anehnya sepertinya suster tidak bisa melihat BUKU SEMESTA di tangan Wu Tian, obat obatan dan perban yang ia bawa terjatuh, dengan nada terkejut suster berteriak."Bagaimana kau bisa sembuh secepat itu, baru tadi malam kau babak belur".
Mendengar suara tersebut,Wu Tian melirik kearah sang suster, dengan suara acuh Wu Tian membalas."Bisakah kau tidak berteriak telingaku sakit mendengar teriakanmu."Dengan perasaan masih terkejut sang suster bertanya lagi tapi dengan suara lebih kecil."Apakah kau benar benar manusia?".
"Kenapa suster itu sepertinya tidak bisa melihat BUKU SEMESTA ini,apakah BUKU SEMESTA terikat dengan jiwaku sehingga hanya aku yang bisa melihatnya?".Gumam Wu Tian dalam hati
"Kalau begitu coba aku masukkan kedalam jiwaku".Lanjut Wu Tian dalam hati
Kemudian Wu Tian memasukkan BUKU SEMESTA ke dalam jiwanya, hanya dengan memikirkannya."Ternyata benar BUKU SEMESTA terhubung dengan jiwaku".Ucap Wu Tian penuh semangat tanpa memperdulikan suster didepannya
"Buku apa, jiwa apa, hei apa kau sudah gila?".Tanya suster dengan raut muka aneh
Menyadari kalu didepannya masih ada suster, Wu Tian berkata tanpa menjawab pertanyaan suster."Aku sudah sembuh, apakah aku sudah boleh pulang sekarang".
Mendengar perkataan Wu Tian suster menghela nafas pelan dan menjawab."Kamu harus diperiksa dokter terlebih dahulu,baru kamu bisa pulang.
Lalu sang suster berbalik dan pergi menemui dokter tentang apa yang terjadi.Beberapa saat suster kembali bersama seorang dokter wanita, terlihat seperti umur 20an tahun, dan saat melihat ke arah Wu Tian, alangkah tekejutnya sang dokter melihat Wu Tian tanpa luka,bahkan seperti tidak pernah terluka sebelumnya
Kemudian dokter tersebut memeriksa Wu Tian,hingga beberapa saat dan ternyata tubuh Wu Tian benar benar sembuh, bahkan lebih sehat dari sebelumnya
"Bagaimana dokter Lin, apakah aku sudah bisa pulang sekarang". Tanya Wu Tian kepada sang dokter
Mendengar namanya disebut dokter tersebut terkejut dan bertanya."Bagaimana kamu bisa mengetahui namaku".Dan Wu Tian menunjuk kearah dada sang dokter
Seketika wajah sang dokter memerah dan langsung menampar Wu Tian dan berteriak."Mesum!".
Sambil mengusap pipinya yang merah, Wu Tian bertanya dengan nada pelan ."Kenapa kau menamparku,bukankah aku hanya menunjuk tanda pengenal mu".Sambil menunjuk tanda pengenal di baju dokter tersebut yang bertulis Lin Qing
Menyadari kalau dirinya salah paham dokter Lin pun segera menundukkan kepala dan dengan nada pelan berkata."Maaf, aku salah paham, aku kira kau bermaksud yang tidak tidak".
"Sudahlah tidak apa apa, dan apa aku sudah boleh pulang?". Balas Wu Tian tanpa mempermasalahkan dokter Lin yang sudah menamparnya
Dokter Lin menghela nafas pelan dan menjawab."Setelah aku memeriksamu, semua lukamu sudah sembeuh dan kau boleh pulang, tapi aku masih bingung bagaimana kau bisa sembuh begitu cepat".
"Baguslah kalau begitu, aku akan membayar biaya rumah sakit, lalu aku akan pulang". Jawab Wu Tian tanpa ingin menjawab pertanyaan dokter Lin.
Mendengar Wu Tian seperti tidak ingin menjawab pertanyaannya,dokter Lin tidak melanjutkan dan dokter Lin pun membuka perban kepala Wu Tian kemudian dia serta suster keluar dari ruangan karena Wu Tian ingin mengganti pakaiannya
Setelah mengganti pakaian rumah sakit menjadi sebuah jaket putih dengan corak merah serta celana panjang hitam, Wu Tian pergi ke tempat administrasi dan membayar biaya rumah sakitnya kemudian pergi keluar dari rumah sakit.
Wu Tian sekarang tinggal di negara Huaxia, tepatnya dikota Chuzhou , dia hanya tinggal bersama adiknya karena kedua orang tuanya telah meninggal saat Wu Tian masih berumur 10 tahun dan adiknya yang bernama Wu Ling'er saat itu berumur 7 tahun dan saat ini berumur 14 tahun, kurang dari satu bulan dia akan berumur 15 tahun.
Nama ayah Wu Tian adalah Wu Feng dan ibunya Ling Yun,sebelum orang tuanya meninggal, Wu Tian dan keluarganya hidup berkecukupan.
Wu Tian tidak mengetahui siapa kerabatnya, karena keluarga ayahnya tidak menyetujui hubungan ayah dan ibu Wu Tian, Wu Tian hanya tahu kalau dulu ibu Wu Tian hanya yatim piatu dan warisan orang tuanya diambil oleh pamannya sendiri, dan menjadi karyawan di sebuah cafe.
Karena itulah ayah dan ibu Wu Tian memutuskan untuk melarikan diri dari rumah dan menikah, hingga lahirlah Wu Tian dan adiknya Wu Ling'er.
Saat ini Wu Tian berjalan di jalan yang agak sempit dan tidak bisa dilewati mobil dan hanya bisa dilewati sepeda motor, jalan tersebut terlihat agak kumuh dengan banyak genangan air bekas hujan.
Setelah beberapa saat bejalan, sekarang di hadapan Wu Tian terdapat sebuah rumah kecil sederhana yang nampak tua namun masih bisa ditinggali, rumah ini merupakan satu satunya peninggalan orang Wu Tian.
Setelah melihat rumahnya cukup lama Wu Tian langsung masuk, saat didalam Wu Tian melihat seorang gadis cantik dengan rambut hitam kebiruan dengan pupil mata biru langit dengan tinggi badan sekitar 165cm, yang tidak lain adiknya Wu Tian yaitu Wu Ling'er
Rambut putih keperakkan Wu Tian sama dengan rambut milik ibunya, sedangkan rambut hitam kebiruan Wu Ling'er sama dengan ayahnya
Sedangkan pupil mata mereka sama dengan mata ayah mereka, sedangkan ibunya memiliki warna pupil mata ungu
Saat melihat Wu Ling'er ada perasaan hangat di hati Wu Tian, tanpa Wu Tian sadari air matanya jatuh, perasaannya bercampur aduk.
Mendengar ada yang membuka pintu Wu Ling'er menoleh kearah pintu masuk, dan saat pandangannya bertemu dengan orang yang membuka pintu wu Ling'er sangat terkejut karena orang yang membuka pintu tersebut ternyata kakaknya yang tidak pulang dari kemarin.
Seketika Wu Ling'er berhamburan berlari dan langsung memeluk erat kakaknya tersebut dengan penuh rasa bahagia, sedangkan Wu Tian yang melihat kelakuan adiknya hanya tersenyum dan membalas pelukannya.
"Kakak, kenapa dari kemarin kakak tidak pulang bahkan telpon kakak tidak bisa dihubungi, Ling'er sangat khawatir kakak kenapa napa".Kata Wu Ling'er tapi masih memluk erat Wu Tian
"Maaf, kemarin kaka punya urusan yang sangat penting jadi kakak tidak bisa pulang dan HP kakak terjatuh entah dimana jadi tidak bisa hubungi Ling'er".balas Wu Tian sambil mengelus kepala adiknya yang masih memeluknya dengan erat.
"Yasudah yang penting kakak tidak kenapa napa, oh yah apa kakak sudah sarapan?kalau belum biar Ling'er buatkan makanan lalu kita sarapan bersama ".Kata Wu Ling'er sambil melepas pelukannya."Kebetulan kakak belum sarapan".balas Wu Tian
Lalu berjalan ke dapur, Wu Ling'er membuat makanan dan Wu Tian membantunya,hingga beberapa saat makanan sudah jadi
Mereka lalu membawa masakannya ke sebuah meja makan yang terbuat dari kayu didekat dapur, kemudian duduk dan menyantap makan tersebut hingga habis,saat makan mereka tidak mengobrol karena mereka di ajari untuk tidak berbicara saat sedang makan
Setelah beberapa menit mengobrol setelah selesai sarapan, Wu Tian pergi kekamarnya, sedangkan Wu Ling'er mencuci peralatan makan yang kotor, awalnya Wu Tian ingin membantu tapi Wu Ling'er menyuruhnya untuk istirahat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!