NovelToon NovelToon

Aku Milikmu

Prolog

Nandean Evano Maulik pria yang berusia 28 tahun, memiliki kekayaan, kekuasaan, wajah tampan, karir yang sangat bagus tapi tidak punya cinta dalam hidupnya. Pria yang sering dipanggil Dean itu tidak percaya lagi bahwa cinta itu ada, yang ada diotaknya hanya uang kekuasaan dan memenuhi hasratnya dengan memanggil wanita-wanita penghibur.

Tidak pernah ada dibenaknya untuk kembali mencintai seorang wanita lagi, cukup sekali ia mendapatkan sebuah pengkhianatan yang sangat menyayat hatinya. Walaupun Ayahnya sudah memaksa dirinya untuk melupakan masa lalu yang sangat memilukan itu, namun hati Dean sudah tidak mempercaiyai lagi adanya cinta yang tulus kecuali cinta kedua orang tuanya.

Sebanyak apapun wanita yang mendekatinya Dean sama sekali tidak tertarik. Dipikirannya sekarang hanya ada uang, uang, uang dan kekuasaan.

banyak yang berkata bahwa 'Kebahagiaan tidak terletak pada harta, penampilan, maupun keindahan dunia.' Dean setuju dengan kalimat tersebut. Semakin orang mengejar uang dan kekuasaan maka orang tersebut semakin lupa dengan rasa bahagia. Seperti keadaan Dean sekarang ia sudah lupa dengan rasa bahagia, hidupnya sudah tidak punya tujuan. Ia sudah tidak punya alasan untuk apa ia hidup di dunia ini.

Kadang Dean selalu meminta pada Tuhan, untuk segera mengambil nyawanya. Ia sudah lelah dengan semua keadaan yang seakan-akan tidak pernah memihak kepadanya. Ia ingin melepaskan semua kehampaan yang membelanggu hidupnya.

“Sudah kubilang kalau aku tidak mau datang kepesta itu,” rancau Dean penuh emosi

“Mau tuan datang atau tidak, tuan harus tetap datang,” ucap Ethan pelan penuh penekanan

Dean melototkan matanya, emosinya sudah naik ke puncak ubun-ubun. Pria di depannya ini memang suka sekali memaksa dan mengatur-ngatur dirinya.

“Aku disini bosnya, kau hanya Asistenku. Dan aku tidak akan datang kepesta yang penuh dengan orang-orang penjilat itu,” kukuh Dean tak mau kalah. Ethan adalah Asisten pribadi Dean atau bisa di sebut juga tangan kanannya Dean. Dia sudah bekerja sangat lama dengan bosnya itu.

Karena sudah bertahun-tahun bersama Dean, Ethan tidak kaget lagi dengan sikap Dean yang seperti ini, gampang sekali marah dan susah untuk di atur.

“Kalau tuan tidak mau datang kepesta itu. Tuan bisa menggantikan saya bertemu klien kita di Aussie dan saya akan datang ke pesta itu,” Ethan masih bersabar untuk membujuk tuannya, kalau saja ia tak diperintahkan untuk perjalanan bisnis ke negara kangguru itu, sudah pasti Ethan yang akan datang mewakili tuannya datang ke pesta yang menurutnya sangat penting untuk relasi perusahaan milik tuannya.

“Emang apa pentingnya pesta itu? Hanya pesta ulang tahun biasa,” geram Dean sambil menuangkan Wine ke dalam gelas kaca bening. Rasa wine yang berasal dari California ini tak pernah mengecewakan Dean, tak dipungkiri harga wine tersebut bisa untuk membeli tiga mobil bmw x7.

Ethan menghela napasnya berat, untung saja kesabaran Ethan sudah terlatih profesional, butuh kesabaran sangat extra untuk berhadapan dangan makhluk di depannya ini. “Tuan anda tahu bahwa pesta itu tidak bisa dibilang pesta biasa karena pesta itu pesta ulang tahun putri bungsu dari CEO perusahaan MBT BOLIBAS”

Perusahaan mbt bolibas termasuk perusahaan yang masuk dalam daftar sepuluh perusahaan terkaya di negara ini yang bergerak dibidang Teknologi. Sedangkan perusahaan milik Dean berada diurutan ke tiga dalam daftar perusahaan terkaya Di bidang perbankan

“Terus apa hubungannya dengan aku,? yang ulang tahunkan putrinya. Kenapa kau begitu memaksaku untuk datang ke pesta itu?”

Ethan dibuat bingung oleh manusia di depannya ini, kenapa tuannya seperti orang idiot. Ethan seperti sedang menjalaskan ilmu sejarah kepada anak yang punya satu ton kotoran Telinga.

“Ayolah tuan, jangan seperti orang idiot” dengus Ethan dengan muka kesal.

Mendengar kata idiot, Dean semakin emosi. Di lemparlah gelas bekas minum Wine tadi ke arah wajah Ethan, dangan sigap Ethan menangkap gelas yang hampir mengenai wajahnya. Menjadi tangan kanan Dean, tidak cukup hanya memiliki kercedasan akademis atau komunikasi tapi juga harus pintar dalam bela diri. Jadi, tidak heran jika Ethan bisa menangkap gelas tersebut tanpa tubuhnya bergeser sedikitpun dari tempatnya berdiri.

“Sialan kau, berani-beraninya bilang aku idiot” teriak Dean marah.

“Tuan anda pasti tahu apa jawaban dari pertanyaan anda barusan, aku tak perlu menjelaskan apa hubungannya pesta itu dengan anda tuan, anda lebih paham jawaban dari pertanyaan anda sendiri dari pada saya” ucap Ethan datar.

“Sial kenapa aku harus punya sekretaris idiot seperti kau Ethan?” geram Dean sambil mengusap mulutnya kesal.

“Kalau tuan tidak mau punya sekretaris idiot seperti saya, mintalah kepada orang tua anda agar memecat saya” ucap Ethan tanpa ragu.

Dean mendengus kesal. Asistennya ini memang berani membalas apa yang yang ia katakan.

Dean sudah beberapa kali minta kepada Ayahnya untuk memecat Ethan tapi ayahnya malah menasehatinya. Bahwa keluarga Ethan sudah di percaya untuk menjadi Asisten pribadi keluarga bermarga Maulik.

“Baik aku akan datang ke pesta itu. Siapkan kado terbaik untuk putrinya.” ucap Dean menyerah. Tidak ada gunanya lagi ia berdebat dengan Asistennya itu.

“Kenapa anda tidak mengucapkan kata-kata itu dari tadi tuan. Jadi, tak perlu ada acara lempar-lempar gelas segala”

“Sialan kau Ethan, pergi dari ruanganku aku sudah muak malihat muka jambanmu”

Ethan manundukan kepalanya hormat kemudian keluar dari ruangan tuannya. Dean mancoba menenangkan dirinya yang masih bersulut emosi, Ethan sering sekali membuatnya marah, tapi bukan marah karena kualitas kerja Ethan. Kualitas kerja Asistennya itu sangat bagus jadi wajar saja kalau Ethan jadi tangan kanannya tuannya, hanya saja sifat memaksanya yang sangat menyebalkan. Ya, walaupun Dean tahu itu untuk kabaikan dirinya dan kemajuan perusahaan.

...----------------...

Happy reading guys, semoga suka sama ceritanya. Like, komen, vote dan hadiahnya juga ya.

Tiga sekretaris

"Akira tolong kamu carikan kado ulang tahun kesukaanya putri bungu ceo mbt bolibas, saya tunggu sampai besok” ucap ethan kepada akira sekretaris ketiga dean melalui sambungan telepon kabel.

Dean memiliki tiga sekretaris, sekretaris utamanya adalah ethan, sekretaris keduanya julian yang sudah lima tahun lebih bekerja di perusahaan dean sedangkan akira baru satu tahun bekerja di perusahaan ini, sebenarnya dean menentang untuk memperkerjakan sekretaris wanita tapi ethan memaksa karena menurut ethan mereka perlu sekretaris wanita. Apalagi akira wanita yang pintar dibidang IT walaupun dia tidak kuliah di jurusan it dan menguasai beberapa bahasa asing dengan kualitas yang bagus walaupun dilihat dari riwayatnya dia hanya lulusan universitas dalam negri. Akira wanita yang cukup beruntung karena ia wanita yang terpilih bekerja disini yang langsung di seleksi oleh ethan. Dari sekian ribu orang yang melamar jadi sekrsteris hanya akira yang terpilih. Padahal banyak lulusan universitas luar negri yang melamar tapi entah kenapa ethan langsung tertarik pada akira saat awal interview.

“baik pak, secepatnya saya akan kerjakan” ucap akira dengan nada semangat

“oiya, kamu juga nanti ikut ke pesta dengan tuan”

“eh, kok saya pak? Kan biasanya bapak atau pak julian yang menemani tuan dean” akira sangat kaget saat ethan menyuruhnya menemani tuannya itu, pasalnya selama setahun bekerja disini hanya beberapa kali akira berkomunikasi langsung dengan dean, selebihnya hanya menyapa ketika dean datang ke kantor. Dean sangat jarang sekali datang ke kantor dia lebih banyak bekerja di rumah, datang ke kantor jika ada meeting penting atau pekerjaan yang tak bisa dikerjakan di rumah.

“saya ada perjalanan bisnis, dan julian akan ikut menemani saya jadi kamu yang harus menemani tuan dean”

“tapikan pak, tuan dean bisa meminta di temani kekasihnya atau saudaranya” akira berharap masih ada kesempatan untuk lolos dari perintah ethan, sungguh akira tak mau menemani dean ke pesta tersebut. Selama bekerja setahun disini akira kurang lebihnya sudah tahu sikap tuannya itu yang gampang marah dan tak pernah membalas senyuman akira saat akira menyapanya. Akira tak terlalu mengharapkan tuannya itu membalas senyumannya, akira hanya tak suka muka dingin dan tatapan tajam tuannya, Bahkan akira tak pernah melihat tuannya itu tersenyum.

“jadi kamu menolak perintah ini akira?” ucap ethan dingin

Akira yang mendengar nada suara ethan sedingin es langsung merinding, untung saja mereka berbicara lewat telepon, kalau berbicara langsung mungkin akira sudah mejadi balok es.

“baik pak secepatnya saya akan mencarikan kado untuk nona abrina dan menemani tuan dean untuk datang kepesta” ucap akira dengan tegas sambil menegakan posisi duduknya seakan-akan ethan ada di hadapannya.

“good people” ucap ethan dan mematikan sambungan telepon, ethan terkekeh setelah sambungan teleponnya mati, sangat menggemaskan suara akira yang tegas bercambur takut di telinganya.

Akira menghembuskan napasnya frustasi dan menghempaskan tubuhnya ke kursi. Tiba-tiba akira merasa tubuhnya sangat lemas seperti tidak makan satu minggu, apakah terlalu lebay mengibaratkan tubuh lemasnya seperti tidak makan satu minggu,? ah biarlah pada intinya tubuh akira sangat lemas mendapatkan tanggung jawab untuk menemani tuannya ke pesta itu.

Akira manatap telepon kabel yang berada di dekat komputernya, mengingat kambali percakapnnya dengan ethan, mungkin untuk wanita diluaran sana akan bahagia jika di minta untuk menemani dean ke pesta, itu adalah kesempatan sangat langka yang mungkin hanya akan terjadi sekali dalam seumur hidup, peluang untuk panjat sosial seperti lagunya Roy Ricardo.

Tapi akira tak seperti itu dia tahu bahwa selalu ada banyak pasang mata yang tertuju pada tuannya, secuil apapun informasi tentang dean akan cepat di ketahui oleh para panggemarnya dan kemungkinan akan banyak komentar negatif tentang dirinya yang menemani dean datang ke pesta tersebut.

Akira menarik napasnya dalam-dalam mencoba membuang pikiran negatifnya yang belum tentu terjadi.

Jangan membuang waktu untuk memikirkan yang belum tentu terjadi, sekarang aku harus pokus mencari kesukaanya nona abrina untuk di jadikan kado, jiayou. batin Akira menyemangati.

Akira mengepalkan tangannya keudara, dengan wajah serius dan mulai berselancar dengan komputernya di dunia internet mancari tahu kasukaan putri bungsu ceo perusaan mbt bolibas.

Akira tahu bahwa tidak mudah bekerja di perusahaan ini, bukan hanya bekerja dengan fisik dan kecerdasan tapi juga dengan batinnya. Lagi pula gaji yang ia dapatkan setimpal dengan pekerjaan berat yang ia kerjakan jadi akira pikir ia harus siap dengan segala resiko bekerja disini.

***

“kamu nggak salahkan akira, kalau nona abrina suka dengan ini?” tanya ethan yang ragu dengan kado yang sudah di beli oleh akira untuk nona abrina.

“saya yakin pak, saya sudah memastikannya beberapa kali, kalau album boy band korea itu sangat di sukai oleh nona abrina” ucap akira mantap

“tapi ini harganya tidak mahal sama sekali dan barang tidak terlihat mewah” ethan yang melihat kwitansi bukti pembelian album yang murah menurutnya.

Akira tersenyum masam bagi saya mah mahal pak, bisa buat makan sebulan. Hati akira tak terima bahwa ethan menganggap murah album tersebut.

“bagi orang yang tidak menyukai album-album k-pop, mungkin akan biasa aja saat ada orang memberinya album tersebut tapi beda cerita jika yang menerima album tersebut orang yang menyukai k-pop walaupun harganya bapak bilang murah”

“saya juga sudah meminta tanda tangan serta kartu ucapan selamat ke pihak agensi boy band tersebut, khusus untuk nona abrina dan saya jamin nona abrina akan menjerit histeris mendapatkan kado tersebut pak” dengan percaya dirinya akira mengatakan perkataannya itu, dia sudah menghabiskan tiga jam hanya untuk memastikan apa yang di sukai putri bungsu ceo perusahaan mbt molibas.

Ethan suka dengan kepercayaan diri akira, akira tanpa ragu mengatakan apa yang menurutnya benar. Dan sampai saat ini ethan belum pernah dikecewakan atas hasil kerja akira.

“oke saya percayakan ini sama kamu akira, semoga kado ini tidak mengecewakan”

“baik pak, kalau tidak ada yang perlu dibicarakan lagi saya izin malanjutkan pekerjaan saya”

Ethan hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban, dan akira mengambil kembali kado yang diperlihatkan kepada ethan untuk dibungkusnya dengan kertas kado kemudian keluar dari ruangan ethan.

Akira wanita yang smart, ceria dan bekerja dua langkah lebih cepat sebelum atasannya memberi intruksi, sejak awal melihatnya aku sudah menebak potensi pada dirinya. Pilihanku selalu tepat. ucap Ethan dalam hatinya memuji hasil kerja Akira.

...----------------...

Makasih yang sudah baca cerita ini, jangan lupa like, komen dan votenya sekalian hadiahnya awokawok. klik love juga ya.

Happy reading

Satpam

Akira

Setelah pulang kerja aku tak langsung pulang ke ke kontrakan. Badanku sudah sangat lelah, ingin segera istirahat di kasur kesayanganku tapi sore ini aku harus mampir terlebih dahulu ke toko baju untuk membeli gaun ke pesta nanti.

Aku sama sekali tak punya gaun untuk pergi kepesta, hanya ada baju yang sering aku pakai saat kondangan ke pernikahan teman-temanku, sedangkan kepesta nanti aku tak mungkin memakai baju yang biasa aku pakai untuk kondangan, aku tak mau nanti disana jadi pusat perhatian karena bajuku yang sangat berbeda dengan baju orang-orang disana. Jadi, aku putuskan untuk mengeluarkan uangku untuk membeli gaun.

Aku bukannya tak mampu beli gaun pesta, uangku sangat banyak bahkan uangku bisa untuk beli satu mall bersama-sama dengan isinya tapi sayangnya itu hanya hayalanku.

Aku masuk ke salah satu toko pakaian, seorang pegawai toko langsung menyapaku dengan senyuman lebar di wajahnya “ada yang bisa kami bantu nona?” sapa pegawai toko ramah

Aku tersenyum canggung sambil melihat kesekeliling dalam toko “saya mau cari gaun untuk pesta” ucapku tak kalah ramah.

“bagian gaun di sebelah sini nona,” aku mengikuti pegawai perempuan tersebut dari belakang.

“nona mau model gaun seperti apa?” tanya pegawai saat kami sudah sampai tempat gaun-gaun di pajang, mataku langsung berbinar melihat gaun-gaun yang begitu cantik.

“mmm.. saya kurang paham sama model-model gaun, jadi saya mau lihat-lihat dulu mbak,”

Pegawai tarsebut mangangguk paham dan aku mulai berkeliling mencari gaun yang pas untuk-ku, maksudnya yang pas harganya dengan isi dompetku. Aku melihat gaun warna merah marun yang begitu elegan,

aku melihat harga yang tertera pada gaun tersebut dan membuat amataku melotot melihat harganya.

Yaampun harganya sama kaya harga aku bayar sewa kontrakan dua bulan. Aku langsung manjauhkan tanganku pada gaun tersebut dan lanjut untuk malihat-lihat lagi.

Hampir setengah jam aku malihat-lihat, semuanya tidak ada yang cocok denganku, yang lebih tepatnya tidak cocok dengan isi dompetku. Sepertinya aku salah masuk toko karena disini tidak ada gaun yang harganya bisa aku jangkau untuk membelinya

Aku juga merasa tidak enak karena dari tadi aku diperhatikan terus oleh pegawai yang menyapaku tadi.

***

Aku tak menyangka aku bisa menginjak-kan kakiku di rumah mewah yang ada dihadapanku, muncul banyak pertanyaan di banak-ku. Butuh berapa lama untuk membangun rumah mewah seperti ini? dan berapa banyak uang yang di keluarkan untuk membangun rumah semewah ini? Manurutku rumah ini lebih mewah dari pada gedung Istana Presiden.

Aku mmbayar ojek online yang mengantarku ke rumah ini, dan berhenti di depan pagar hitam yang menjulang tinggi.

“Permisi pak, saya akira. Hari ini saya ditugaskan mengantikan pekerjaan pak Ethan selama pak Ethan dalam perjalanan bisnisnya. Jadi bolahkah saya masuk?” sapaku ramah pada satpam yang menjaga pintu pagar rumah ini.

“tunggu sebentar ya nona,” ucap satpam dan masuk kedalam posnya, aku melihat dari luar pagar, satpam tarsebut sedang menelpon, mungkin sedang memastikan apa yang aku katakan benar atau tidak.

Pak satpam membukakan pintu pagar, saat aku melangkah untuk untuk berjalan lebih lanjut pak satpam langsung memberhentikan langkahku.

“Maaf nona, sebelum masuk ke rumah utama anda harus di pariksa lebih dulu”

Aku melongo mendengar apa yang dikatakan satpam tersebut, aku hanya pegawai biasa dari parusahaan pemilik rumah ini, yang menjabat sebagai sekretaris ketiganya. Kenapa sampai harus memeriksaku?

Aku menyerahkan tasku, dan satpam tersebut langsung menggeledah isi tas bahkan membuka dompetku mangeluarkan semua isinya. Aku merasa seperti orang yang di tuduh mencuri dan satpam tersebut menggeledah tasku mencari barang bukti.

Pak Satpam memberikan kembali tas padaku Setelah menggeledah semua isinya dan memasukan semua barangku ke dalam tas kembali.

Tak sampai disitu tubuhku juga di pariksa oleh alat metal detektor. Huh aku seperti mau bertemu seorang raja saja sampai di periksa segininya

Karena diriku terbukti aman aku di perbolahkan kembali melanjutkan perjalananku manuju rumah mewah itu. Satu hal yang sekarang ada di dalam otak-ku dan membuat aku ingin kembali pulang ke kontrakan. Bayangkan saja jarak dari pagar sampai pintu rumah itu sangat jauh. Mungkin bisa manghabiskan waktu sekitar lima belas menit bagiku yang jalanya lelet untuk sampai ke pintu utama rumah itu. Aku menghela napas berat dan mulai berjalan menuju rumah tuanku.

Syukur tadi aku sarapannya banyak, jadi punya stok energi banyak.

Kalau bukan paksaan dari pak ethan aku sama sekali tidak mau menggantikan tugasnya. Tadi malam saat aku akan tidur tiba-tiba ada talapon dari pak ethan dan manyuruhku untuk menggantikan pekerjaanya sementara, sebagai sekretaris pribadi tuan dean.

Aku tak sungkan-sungkan menunjukan sikap penolakanku. Sungguh aku tak ingin mendapatkan posisi sebagai sekretaris pribadi tuan dean, walaupun tuan Dean sangat tampan seperti dewa yunani tapi siapa yang mau dekat-dekat dengan pria yang sukanya hanya marah-marah? Sampai sekarang pun aku masih penasaran, kok tuan Dean bisa jadi orang sukses dan menjadi orang yang sangat berpengaruh di negara ini padahal sikapnya sangat tidak manusiawi.

Saat pertama kali melihatnya ada terbesit ingin manjadi sekretaris pribadi tuan Dean tapi setelah mengetahui sikap aslinya yang tempramental, dingin, datar, acuh, egois, omongannya sangat kasar, tak kenal belas kasih dan tak mengenal kata ampun. mungkin Itulah yang pantas untuk menggembarkan sosok tuan Dean dan aku langsung memblokir kainginanku untuk menjadi sekretaris pribadinya.

Aku sudah menjadi saksi bisu, bagaimana para karyawan yang dibentak-bentak di dalam ruangannya, karena hasil kerjanya yang tidak memuaskan, apalagi pak Ethan yang lebih sering mendapatkan umpatan kasar tuan Dean. Semoga gendang telinga pak Ethan tidak pecah karena mendapatkan umpatan itu setiap hari.

Setelah di rayu olah pak ethan tadi malam di telapon dengan menaikan gajiku dua kali lipat kerana mengagantikan sementara tugasnya, aku tanpa ragu langsung mangatakan siap. Emang dasar aku, mandengar gajiku akan di naikan dua kali lipat pikiranku langsung buntu dan bersedia menggantikan tugasnya. Dan inlah yang aku rasakan dari keputusan yang aku ambil tadi malam.

Sebelum memencet bel, aku tarik napas dalam-dalam menguatkan diriku.m kalau hari ini akan berjalan dengan lancar, jiayou akira mari bekerja sebaik mungkin.

***

Aku di antarkan kedepan pintu kamar tuan Dean oleh pembantu di rumah ini, di schedule yang di berikan pak Ethan aku harus memastikan kalau jam tujuh tuan Dean harus sudah bangun. Aku mengetuk pintu kamar tuan Dean tapi tidak ada jawaban di dalam sana, aku mencoba lagi tapi tetap saja tidak ada jawaban.

Mungkin ketukanku kurang keras jadi tuan Dean tidak dengar.

Kali ini aku mengetuknya lebih keras beberapa kali. Dan pintu kamar pun tarbuka oleh seorang wanita.

“Pagi nyonya,” sapaku ramah tersenyum formal pada wanita di depanku.

Apakah ini istrinya tuan dean? Tapi yang aku tahu tuan dean belum menikah ataupun memiliki kekasih. Oh atau mungkin tuan dean sudah menikah tapi pernikahannya di rahasiakan.? Seperti di novel-novel yang kubaca. Berarti aku beruntung sekali mengetahui hal ini.

Wanita itu tidak menjawab sapaanku bahkan tidak tersenyum sedikitpun, menatapku sinis dan berjalan begitu saja keluar kamar.

Like, komen, Vote dan hadiahnya juga ya😉

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!