NovelToon NovelToon

Find The KEY

Pengenalan Tokoh

Si kembar Abyasa Putra Gunadi dan Ariella Putri Gunadi, putra putri dari pasangan Aditya dan Alexandra salah satu pemilik ADS CORP. Mereka anak kembar yang memiliki darah Medan asli karena kedua orangtuanya berasal dari kota Medan yang bersekolah dan bekerja di Pulau Jawa. Keahlian beladiri yang diturunkan oleh orangtuanya sejak kecil membuat anak kembar ini juga sangat ahli beladiri taekwondo.

Aby yang terkenal cuek, dingin dan pendiam sangat berbanding terbalik dengan kembarannya Ela yang ribut, ceria dan tomboy. Aby pintar unggul dalam pelajaran eksakta seperti matematika dan fisika sedangkan Ela lebih ungul dalam kesenian seperti melukis dan bermain musik walau nilai pelajaran lain tidak jauh beda dengan kakak kembarnya Aby.

Rafa Rahardian putra pertama dari pasangan Reza dan Lidya, sahabat dari Alexandra. Rafa memiliki darah campuran Batak dan Sunda. Papanya dari Medan sedangkan Mamanya dari Bandung. Rafa yang usianya paling tua diantara lima sahabatnya yang lain membuat dia terkenal paling berwibawa dan bijaksana diantara sahabatnya. Rafa juga ahli taekwondo karena sejak usia 3,5 tahun dia sudah les taekwondo bersama dua sahabat kembarnya Aby dan Ela.

Disil Prayoga putra pertama dari pasangan Dimas dan Sisil, sahabat dari Aditya dan Alexandra. Salah satu pendiri ADS CORP. Memiliki darah Casanova karena riwayat papanya yang terkenal playboy mengalir ditubuhnya sejak dia berada dalam kandungan Mamanya. Disil yang gemar mendekati dan menggangu anak wanita membuatnya sering berkelahi dengan Ela sahabat wanitanya yang tomboy. Tetapi perkelahian mereka selalu dimenangkan oleh Ela karena Ela memang sangat pintar beladiri. Walaupun begitu Disil tidak pernah jera untuk mengganggu Ela, Ditha dan Sintia.

Ditha Aulia putri pertama dari pasangan Sandy dan Mitha, sahabat Aditya. Salah satu pendiri ADS CORP.

Ditha adalah anak yang cantik dan ceria juga pintar. Ditha sangat suka berdandan dan bergaya. Sejak remaja Ditha, Ela dan Sintia memiliki toko busana kecil-kecilan yang mereka rancang sendiri.

Sintia Anggara putri pertama dari pasangan Satria dan Cinta, sahabat dari para pendiri ADS CORP. Sintia memiliki hobby yang hampir sama dengan Ditha. Wanita feminim yang cantik dan pintar. Bersama dua sahabat wanitanya Ela dan Ditha mereka bersama-sama mengembangkan bakat dan keahlian mereka dalam merancang pakaian anak remaja. Busana masa kini.

Ini adalah kisah persahabatan dan cinta enam remaja yang bersahabat sejak dari kecil. Orangtua mereka yang bersahabat membuat mereka tumbuh dan besar bersama.

Usia yang tidak terpaut jauh diantara mereka membuat orangtua mereka sepakat untuk menyekolahkan mereka disekolah yang sama.

Alasan yang sederhana dari orangtua mereka, 'Biar Seru'.

Benar saja enam remaja ini memang menjalin persahabatan yang seru. Mereka sangat terkenal disekolah, selain karena paras dan wajah mereka yang tampan dan cantik, prestasi mereka juga tidak terkalahkan.

Kisah persahabatan mereka terjalin sejak lahir sedangkan kisah cinta mereka dimulai sejak mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Umum (SMU).

Mereka mengukir prestasi yang cemerlang dan juga mengukir kisah cinta dihati mereka. Membuat banyak teman-teman mereka yang diam-diam menjadi penggemar dan pengagum rahasia. Ada juga yang iri dan tidak suka dengan eratnya persahabatan mereka.

Seragam abu-abu yang mengukir kisah remaja penuh warna. Disinilah cinta mulai tumbuh dan disini juga mereka merasakan sakitnya cinta sepihak dan pedihnya patah hati.

Proses pendewasaan diri dan persahabatan diuji.

Akankah persahabatan antara mereka tetap terjalin, atau haruskah berakhir?

Find The Key...

Remaja yang berusaha untuk menemukan kunci dalam kehidupan mereka. Menjalin kisah persabatan, mengejar masa depan dan cita-cita juga cinta sejati.

Happy Reading

.

.

.

Buat para readers yang menunggu kisah anak-anak ADS CORP beserta sahabat mereka, kita mulai petualangan mereka ya...

Semoga kalian suka..

Yang baru baca novel saya ini, disarankan sebelumnya membaca novel saya yang berjudul...

JATUH CINTA PADA ORANG YANG SAMA

dan

BUKAN SUAMI BIASA

karena dalam novel ini saya mencoba menggabungkan anak-anak mereka.

Terimakasih sudah mampir.

Jangan lupa Like dan Votenya ya, aku juga tunggu komen kalian biar lebih semangat.

Ep. 1

"Aby... Ela... turun sayang. Rafa udah datang ini jemput kalian" panggil Alexa.

"Iya Ma... Sebentar" teriak Aby dan Ela bersama dari kamar mereka masing-masing.

"Makan dulu Raf sambil nunggu mereka turun" ajak Aditya.

"Iya Om" jawab Rafa.

Kebiasaan setiap hari Rafa selalu menunggu Aby dan Ela untuk berangkat bersama-sama ke sekolah. Papa Rafa adalah sahabat Mamanya Aby dan Ela sejak dari kecil. Mereka belajar disekolah yang sama sejak SD sampai kuliah, bahkan sebelum menikah Papa Rafa dan Mama Aby dan Ela tinggal di gedung apartemen yang sama walau beda lantai. Sementara Mama Rafa adalah sahabat Mama Aby dan Ela sejak kuliah. Sebelum menikah mereka tinggal di kos dan apartemen yang sama.

Mama Aby dan Ela juga yang menjadi mak comblang pernikahan Papa dan Mama Rafa. Ini membuat keluarga mereka sudah seperti saudara dan tidak terpisahkan. Dan sekarang mereka juga tinggal di komplek yang sama walau beda blok.

Aditya, Papa Aby dan Ela sangat menyayangi istrinya sehingga Aditya sangat mengerti apa yang diinginkan istrinya Alexandra, termasuk tidak bisa berjauhan dengan sahabatnya itu.

"Papa kamu sudah berangkat kerja Raf?" tanya Alexandra.

"Tadi waktu aku tinggal belum Tante. Masih dikamar sama Mama, mungkin lagi bersiap-siap" jawab Rafa.

Rafa sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Aditya dan Alexandra. Rafa bebas keluar masuk rumah mereka. Begitu juga Aby dan Ela saat berada dirumah Rafa.

Aby dan Rafa sudah berteman sejak dalam kandungan. Rafa lebih tua lima bulan dari si kembar. Sejak kecil mereka selalu belajar dan bermain bersama. Les gitar bersama juga latihan taekwondo bersama.

Semua kegiatan itu diturunkan oleh Papa dan Mama mereka yang sangat suka bermain gitar dan menguasai beladiri.

Mempunyai Kakak laki-laki dan sahabat kecil laki-laki membuat Ela tumbuh menjadi wanita tomboy. Ditambah didikan dan darah yang mengalir dari orangtuanya yang pecinta musik yaitu gitar dan menguasai taekwondo.

Sebenarnya mereka bersahabat enam orang tetapi diantara mereka Rafa, Aby dan Ela yang berteman lebih dekat bahkan sudah seperti saudara bagi Aby dan Ela.

Aby dan Ela turun dari lantai dua tempat kamar mereka berada.

"Cepat banget kamu Raf?" tanya Aby.

"Kalau aku gak cepat kalian pasti akan lebih lama lagi siapnya" sindir Rafa.

"Iya nih, kalian gak ada berubahnya. Selalu setiap hari Rafa yang tunggu kalian. Sekali-sekali tinggalin aja mereka Raf, biar kapok" ucap Alexandra pada anak-anaknya.

"Gak akan berani dia Ma. Mana tahan Rafa kami cuekin sehari saja. Ya kan Kak Aby?" ledek Ela.

"Hemmmm" jawab Aby

Rafa tersenyum mendengar jawaban Ela karena apa yang dikatakan Ela benar adanya. Aby dan Ela adalah sahabat terbaiknya. Sehari saja dia tidak tahan bila dicuekin sepasang anak kembar ini.

"Udah makan dulu jangan ngobrol terus nanti kalian terlambat" ucap Aditya.

Aditya dan anak-anaknya sarapan bersama pagi ini seperti hari-hari biasanya. Setelah mereka sarapan barulan Aby, Ela dan Rafa berangkat sekolah bersama diantar oleh supir keluarga Aditya.

"Kami berangkat ya Ma, Pa" ucap Aby dan Ela setelah mencium tangan kedua orangtuanya.

"Berangkat ya Om, Tante" ucap Rafa.

"Hati-hati ya sayang" jawab Alexandra.

Setelah itu Alexandra melepas kepergian suaminya ke kantor.

Di depan sekolah sudah menunggu Disil, Ditha dan Sintia.

"Ih lama banget sih mereka. Tugasku belum kelar nih" ucap Disil.

"Ngapain aja lu tadi malam? Pasti main PS?" tanya Ditha.

"Tau aja kamu Dith. Ada game baru harus selesai aku kelarin biar gak penasaran" jawab Disil.

"Pasti mau nyontek sama Aby lagi?" kali ini Sintia yang bertanya.

"So pasti, diantara kita kan dia yang paling jago itung-itungan. Cuma ngomong aja kekurangan dia, irit kata-kata, pelit bahasa" jawab Disil.

"Tuh mobil mereka sampai" tunjuk Ditha.

Ela turun dari pintu depan, seperti biasa dia selalu merasa ngebos duduk disamping Pak Supir sedangkan kakak dan sahabatnya yang mempunyai umur lebih tua dari dia harus mengalah duduk dikursi penumpang.

Sebenarnya bukan Aby mengalah tapi mereka gak mau ribut aja sama Ela. Karena perang mulut tidak akan pernah menang melawan Ela dan selalu Rafa yang menjadi penengah diantara mereka.

Rafa emang paling bijaksana dan berwibawa, mungkin karena faktor 'U' kali membuat dia dewasa.

"Pagi Nona cantik, seger banget hari ini. Pasti tadi malam mimpiin Disil kan?" sapa Disil begitu melihat Ela datang.

"Ih baper lo" elak Ela.

"Eits pagi-pagi dilarang cemberut entar suaminya bewokan lho" goda Disil.

"Lah apa hubungannya?" tanya Ela kesal.

"Ya berhubunganlah El, kamu gak lihat tuh Mang Udin (Penjaga sekolah berjambang dan janggut lebat). Wajahnya sereeeem, gak bisa telat semeniiiit aja kumisnya udah gerak-gerak. Kumisnya saja mencurigakan. Kamu mau punya suami seperti itu?"

"Ya gak maulah. Mang Udin galak dan seram. Tapi apa hubungannya dengan cemberut?" tanya Ela masih bingung.

"Kalau kamu suka cemberut sama aku entar aku sumpahin kamu dapat suami seperti itu. Mau?" Disil balik bertanya.

"Yaelaaaah Dis, aku kira apaan? Lagian aku gak takut sama sumpah kamu. Emak bukan Bapak bukan, tetangga juga bukan, mau main sumpah-sumpah. Gak laku sama gue" oceh Ela.

"Udah ah.. pagi-pagi dah berantem. Masuk yuk, entar Mang Udin kunci pagar baru tau" ajak Rafa sang penengah.

Akhirnya tiga pasang remaja itu masuk ke kelas mereka. Bukan tanpa alasan mereka berada di kelas yang sama. Awal sekolah mereka berada di kelas yang berbeda tapi sejak kelas 2 SMU mereka bergabung di kelas yang sama karena mereka adalah juara kelas dikelas sebelumnya.

Sekolah membuat kelas unggulan untuk siswa yang berprestasi. Jadilah mereka kumpul kembali. Diantara mereka Disil yang paling rendah nilainya dan keberhasilan dia masuk ke kelas unggulan bukan tanpa perjuangan. Selama semester dua dikelas satu Disil meminta les privat kepada Papa dan Mamanya untuk mengejar ketinggalan belajarnya. Disil tidak mau terpisah sendiri dengan teman-temannya.

Sebenarnya Disil juga anak yang pintar hanya saja dia suka bermain terlebih main PS. Sudah semua permainan selesai dia taklukkan.

Enam siswa berprestasi di sekolah mereka yang dipimpin oleh Aby. Karena Aby lah yang memiliki prestasi paling tinggi sementara dibawahnya ada Ela dan Rafa yang selalu bersaing. Disusul oleh Ditha dan Sintia dan terakhir Disil.

Geng sekolah dalam nilai prestasi, paling disegani di sekolah karena kepintaran mereka belajar juga beladiri. Tiga dari enam siswa tersebut menyandang sabuk hitam dalam taekwondo. Aby, Ela dan Rafa tapi jagoannya adalah Ela. Ela yang memiliki sifat cepat marah dan jiwa petarung membuatnya semangat berkelahi jika ada seseorang yang berani mengganggu dia atau teman-temannya yang lain.

Tidak ada seorangpun yang berani menyenggol atau berselisih dengan Geng ERASADIS singkatan dari nama mereka berenam. Ela, Rafa, Aby, Sintia, Ditha dan Disil. Siapa pencetus nama Geng mereka? Ya siapa lagi kalau bukan Ela.

Dan anehnya lima anggota lainnya dipaksa eh terpaksa menyetujui nama Geng yang tak pernah diresmikan itu.

.

.

BERSAMBUNG

Ep. 2

"Anak-anak bulan depan akan diadakan pentas seni. Kelas kita kan baru terbentuk tahun ini. Ibu harap kelas kita bisa ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Siapa yang bersedia menyumbangkan suatu kesenian mewakili kelas kita?" tanya wali kelas mereka.

Anak-anak pada diam. Maklumlah kelas unggulan, seluruh siswa terlalu sibuk membahas rumus dari pada tangga nada.

Sepertinya tidak ada yang mau menampilkan satu atraksi dari kelas mereka.

"Bagaimana kalau Aby dan kawan-kawan yang kita minta untuk menyumbangkan satu pertunjunkan?" tanya Ibu Guru Wali kelas unggulan kelas 2

"Setuju bu...." teriak siswa-siswi yang lain serentak.

"Duh Bu, kami tidak tau harus menampilkan atraksi apa" elak Aby.

"Kalian masih punya waktu memikirkannya. Ibu kasih waktu satu minggu. Terserah apapun itu yang penting dapat menghibur" ucap Ibu Guru.

"Udah Kak, terima aja. Kita bisa buat grup band dadakan. Formasi lengkap" sambut Ela.

Aby mendelikkan matanya kepada kembarannya.

"Bagaimana Aby?" tanya Ibu Guru kembali.

"Baik bu, akan kami fikirkan" jawab Aby enggan.

Waktu istirahata tiba, Geng ERASADIS berkumpul dikantin.

"Aku kan bisa gitar kak, Rafa basis. Ditha bisa keyboard. Kakak bisa drum. Sintia yang nyanyi" lengkap kan?" ucap Ela.

"Trus aku apa donk El?" tanya Disil yang merasa diacuhkan.

"Kamu tim krecek aja" jawab Ela seadanya.

"Tim krecek gimana?" tanyq Disil bingung.

"Itu lho yang bawa krecekan. Trus digoyang-goyang bunyinya krecek..krecek... nyesss" Ela mencontohkan gayanya.

Ela mengangkat tangannya sebelah kanan keatas bahu seperti memegang krecekan trus Ela bergoyang sambil berputar-putar.

Sontak Ditha dan Sintia tertawa. Rafa hanya tersenyum. Sedangkan Aby tetap datar. Hanya Disil yang menunjukkan wajah kesal.

"Tega banget kamu El" ucap Disil manyun.

"Gimana, kalian setuju?" tanya Ela.

"Kalau aku sih gak masalah El" jawab Ditha.

"Aku juga" jawab Rafa dan Sintia.

"Kak Aby?" tanya Ela.

Aby terlihat sedang berfikir.

"Empat orang sudah setuju. Tinggal dua lagi. Ayo gimana.. gimana..?" desak Ela.

"Ya udah deh" balas Aby.

"Aku gak setuju" ucap Disil.

"Kalau kamu gak setuju, kamu maunya jadi apa? Mau jadi topeng monyetnya?" tanya Ela.

"Ih makin sadis aja kamu. Mau disembunyikan dimana wajah tampanku ini?" balas Disil kesal.

"Tim krecek gak mau, topeng monyet gak mau. Jadi kamu mau apa Dis? Kamu kan bisanya cuma ngerayu cewek doank" sindir Ela.

"Udah Dis terima aja jadi tim krecek. Gampang kog. Cuma modal goyang doank" ucap Ditha.

"Iya Dis, gak ada lo gak rame" Rafa memberi semangat.

"Ya udah deh demi kalian" jawabnya cemberut.

"Nah gitu donk. Mulai hari ini kita latihan dirumah kami ya. Setuju?" ajak Ela.

"Setuju" jawab Rafa, Disil, Ditha dan Sintia.

Aby malas menjawab karena tempat latihan juga rumahnya sendiri. Mau nolak juga gak bisa. Mending dia diam aja.

Sore harinya mereka sudah berkumpul dirumah Aby dan Ela sepulang sekolah.

"Tumben pada ngumpul disini?" tanya Alexa.

"Iya Ma, bulan depan disekolah akan diadakan pentas seni. Kami diutus wali kelas untuk mengadakan pertunjukan sebagai perwakilan kelas" jawab Ela.

"Oh ya, keren donk. Mau buat pertunjukan apa?" tanya Alexa penasaran, karena biasanya anak-anaknya akan ngumpul bareng sabahatnya kalau ada tugas atau mau ujian.

"Kamu mau buat grup band Ma. Namanaya ERASADIS. Ela, Rafa, Aby, Sintia, Ditha dan Disil. Keren kan Ma?" Ucap Ela bangga.

"Nama kog pakai sadis gitu El?" tanya Alexa.

"Ya harus sadis Ma, kalau gak sadis nanti kami gak ditakuti" jawab Ela sesuka hati.

Alexa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sekarang kalian makan dulu ya, setelah itu baru latihan!. Oke?" ucap Alexa.

"Oke" jawab anak-anak serempak.

Alexa segera menyiapkan menu makan siang untuk anak-anaknya. Alexa sudah menganggap geng ERASADIS adalah anak-anaknya, karena mereka semua adalah anak dari para sahabatnya.

Satu jam kemudian anak-anak sudah berada diruang musik keluarga Aditya. Papa Mama si kembar emang suka bermain gitar dan hobby itu diturunkan kepada Ela sedangkan Aby suka bermain drum. Aditya juga membeli alat drum lengkap untuk Aby.

Keyboard dibawa oleh Ditha sendiri dari rumahnya.Tadi sepulang sekolah dia sudah menyuruh supir untuk mengantarkan keyboard ke rumah Aby dan Ela.

"Lagu apa nih yang mau kita nyanyikan?" tanya Sintia.

"Indonesia Raya" jawab Aby.

"Kak Aby gak asik. Pentas seni kok kayak mau upacara saja" ledek Ela.

"Lagunya harus rame donk biar seru" ucap Rafa.

"Iya yang ada kreceknya ya. Biar Disil bisa goyang asoooooyyy" ucap Ela sambil tertawa.

"Nantiin banget lu ya" ucap Disil kesal karena masih tidak terima dengan tugasnya.

"Bentar tanya sama Mbak You dulu ya" Ela memberi ide.

"Mbak Yu mana El?" tanya Ditha bingung.

"Mbak You tube hehehe" Ela nyengir kuda.

"Oalaaah kirain siapa" jawab yang lain.

Ela segera buka-buka youtube dari hpnya.

"Masih cinta nya kotak band aja ya, gimana?" tanya Ela memberi usul.

"Boleh juga tuh, penyanyinya kan cewek" jawab Rafa.

"Kamu nyampe gak Sin nyanyi lagu itu?" tanya Ditha.

" Sepertinya bisa" jawab Sintia.

"Oke sep.. lagu itu" ucap Aby.

"Bentar... bentar... aku yang masih bingung. Aku harus gimana?" tanya Disil bingung.

"Tinggak gocek krecek mang" celetuk Ela.

"Iya dimana dan kapan?" Disil masih sulit menyesuaikan.

"Dimana.. dimana... Di hongkong Om. Kapan? besok mainnya" jawab Ela kesal.

"Ye... ngegas lu" balas Disil.

"Habis dari tadi elu sendiri yang keberatan padahal tugasnya paling gampang tinggal gocek krecek doank" sahut Ela kesal.

"Kamu dengar aja kami main ntar tinggal pakai feeling kamu Dis. Pelan-pelan aku yakin kamu bisa nyesuaikan" Rafa menengahi.

"Udah gak usah pada berantem, entar gak kelar-kelar. Keburu sore, hari ini gak membuahkan hasil" sambung Aby.

"Mulai yuk" ajak Rafa.

Semua mengambil posisi dan nada. Setelah satu jam berlalu mereka sudah hapal nada musik yang akan mereka mainkan masing-masing.

"Udah siap digabung gak?" tanya Rafa.

"Mari kita coba" ajak Aby.

Mereka mulai menyelaraskan permainan musik yang mereka mainkan.

Masih perlu banyak latihan karena memang hari ini baru hari pertama latihan.

"Besok kita sambung lagi ya" ucap Aby.

"Aku belum apa-apa nih? kalian udah pendinginan, sedangkan aku pemanasan aja belum" ucap Disil kesal.

"Udah Dis kamu santai aja. Gak usah dipaksain. Tugas kamu paling gampang kog" Rafa memberi semangat.

"Lagian kreceknya juga belum ada" sambung Sintia.

"Gampang, entar kreceknya aku yang cari" ucap Ela.

"Nah selesai kan? slow bro..." ucap Rafa lagi.

"Oke deh kalau gitu kita balik aja" ajak Disil.

"Keyboard kamu disini aja dulu Tha" ucap Aby pada Ditha.

"Oke By. Kami pulang ya" balas Ditha.

Akhirnya Ditha, Sintia dan Disil pulang. Sedangkan Rafa masih santai bersama Aby karena rumahnya memang dekat dari rumah si kembar.

"Aku ke kamar dulu ya Kak. Daaa Rafa" pamit Ela.

Ela masuk ke kamarnya.

.

.

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!