Prasetya Ramadhan Anjasmara pewaris utama dari keluarga Anjasmara, ia biasa hidup bebas tanpa paksaan namun untuk pertama kalinya ia mendapat paksaan oleh orangtuanya untuk hal yang dianggapnya sangat penting yaitu pernikahan, ia dijodohkan dengan seorang gadis yang sama sekali belum pernah ia temui.
Karena tak ingin dipaksa menikah ia memutuskan pergi dari rumah tanpa membawa barang apapun kecuali mobil.
"Pras, ayo dong mau yah!." Pinta Mamanya.
"Gak, Pras bilang gak ya gak." Tolaknya .
"Mah udah lah, nanti aja biar papa yang ngomong empat mata sama Pras." Bisik papanya menghentikan istrinya yang memaksa.
"Tapi pah..." Sambung mamanya namun dihentikan kemnali oleh papanya. "shhhht.... biar papah aja." Menutup mulut istrinya untuk menenangkan suasana.
Pras yang terlihat kesal itu pun pergi dengan emosi tak mau pergi mengunjungi gadis yang akan di jodohkan dengannya , sedangkan kedua orangtua nya pusing memikirkan cara agar putranya itu mau menikah dengan gadis yang sudah di jodohkan dengannya.
Dan mereka pun memutuskan untuk mendatangi gadis itu yang sekarang tinggal di Pondok Pesantren Hidayatullah, dan membicarakannya kepada gadis itu untuk melamarkan gadis itu untuk nya.
.
.
.
* * * * *
Di pondok pesantren
Terlihat di dalam ruangan kecil ada seorang gadis muda bercadar sedang menyusun Al-qur'an, sambil membaca surat Al-Mulk dengan merdunya, membuat orang yang mendengarnya tersentuh dan terhanyut dalam Ayat yang ia bacakan.
"Subahanallah... sungguh merdu suara mu nak." Ucap mamanya Pras.
Gadis itu pun terkejut dan terdiam dari muroja'ahnya karena mendengar suara itu dan menoleh kebelakang dan ternyata suara yang memujinya itu adalah teman dari mama dan papanya yang sering berkunjung kerumahnya ketika ia masih sekitar 10 atau sebelas tahun, dengan ditemani oleh Ustadz Abdul dan istrinya. Ia pun meneteskan air mata dan langsung mencium tangan mamanya Pras yang bernama Diana Anjasmara, dan papanya Pras yang bernama Hendra Budiman.
"Jaza killah Tante Diana, Om Hendra dan Tante Diana silahkan duduk, sudah lama gak ketemu yah Tan, emmm..... Anisha bikinin teh dulu." Ucap gadis itu dengan merendah.
"Tak perlu Anisha, maksud kedatangan Om Hendra dan Tante Diana kesini mau melamar kamu buat anak Tante Pras, Om dan tante mau kamu jadi menantu kami, sebelum kamu jawab Tante mau memberi ini, Kamu bacalah terlebih dahulu setelah Kamu baca Kamu akan paham." Pinta mamanya Pras sambil menyerahkan sebuah dokumen kepadanya.
Anisha terkejut bukan main mendengar ucapan Tante Diana yang memintanya menjadi menantu, hal itu membuatnya bimbang, namun ia tetap terlihat tegar, ia pun segera membaca isi dokumen itu yang ternyata sebuah surat perjanjian perjodohannya dengan Pras yang di ketik langsung oleh Ayahnya, ia pun menarik nafas panjang dan sembari menatap kedua orang yang berada didepanya.
...SURAT PERJANJIAN PERJODOHAN...
^^^jakarta, 5 oktober 2010^^^
^^^kpd. Yth keluarga^^^
^^^Anjasmara.^^^
Dengan ini saya Tn. Darwin Alexander Pamungkas menyatakan bahwa putri saya An. Anisha Aysha Alexandra pewaris resmi keluarga Alexander bersedia menyerahkan kepada Tn. Hendra Budiman agar mengangkat anak kami sebagai menantu untuk mengikat tali persaudaraan diantara kami.
Namun kami sekeluarga memohon untuk mengambil menantu Anisha ketika ia menginjak usia cukup untuk menikah , namun semua itu sesuai keinginannya jika pihak Anak tidak mau dimohon untuk dipertimbangkan kembali dan tidak ada faktor paksaan diantaranya, dan segera di selesaikan
Demikian dengan adanya surat ini menjadi saksi perjanjian pengikatan antara keluarga
Alexander dan keluarga Anjasmara.
Anisha membaca surat perjanjian itu dengan saksama lalu memutuskan untuk memilih.
"Tante, Om, dengan tercantumnya surat perjanjian ini, bukanya saya tidak berhak menolak perjodohan, bolehkah saya menyakan hal ini dengan Ustadz Abdul dan Ustadzah Munaroh terlebih dahulu karena bagaimanapun mereka sudah saya anggap seperti orangtua saya." Ucapnya menatap manis orang tua yang menjadi saksi perjanjian itu.
"Kalau hal ini, harus sesuai hati Kamu sayang , Kami hanya bisa dukung yang terbaik buat Kamu dan kalau Kamu masih bimbang coba dulu Kamu sholat Istikhoroh terlebih dahulu, tenangkan pikiran dan hatimu lalu minta pentunjuknya!, Insya Allah Kamu bisa memantapkan hati kamu untuk memilih. Ucap Ustadzah yang duduk tepat di sampingnya.
.
.
.
Sementara itu Pras yang sedang kesal dan stres karena masalah perjodohan paksa serta tak kunjung berjumpa pujaannya yang ia cari selama bertahun-tahun, kini sedang berkumpul bersama dengan anggota gengnya yang benama Geng Naga Merah disebuah bar terkenal, disana ia menceritakan masalah perjodohannya dan ingin meminta saran bagus namun jawaban temannya berbeda dengan ekspestasinya.
"Wah, bakal asik nih orang kaya nikah, undang dong Kita pas acaranya, pasti seru". Ucap salah satu temannya.
"Asik?, apanya yang asik ini bukan jaman Siti Nurbaya, lagian guekan cowok, masa pake acara di jodoh-jodohin segala, gue maunya cuma sama Nisa ". Ucapnya yang mulai emosi.
"Nisa? lo kenal dia? gak kan ?, dari dulu yang lo pikirin dia mulu, kan lo sudah nyari dia kemana-kemana tapi sampe sekarang gak ada hasilnyakan, move-on dong broo!!!, paling-paling tu cewek juga udah mati hahaha". Ucap temannya yang lain yang bernama Toni membuat semua ikut tertawa bersamanya, terkecuali Pras, ia terlihat sangat marah dengan tangan yang mengepal kuat.
"Apa lo kata tadi heh..?, lo yang mati b***sat....." Teriak Pras yang sudah tak bisa menahan emosinya sambil memukul wajah Toni hingga giginya lepas, meski Pras sudah ditahan oleh temannya yang lain, namun ia masih bisa menghajar Toni, hingga tanpa sengaja ia memecahkan beberapa vas dan menghancurkan meja, temannya yang berusaha menghentikannya kewalahan akibat kuatnya tenaga Pras meski Toni sudah berulang kali memohon ampun padanya.
Sampai akhirnya manager bar tersebut yang berinisiatif mencoba untuk melerainya namun karena emosi Pras yang tak bisa dibendung itu membuat para staf dan penjaga tak bisa menahanya pula, hal itu membuat manager bar tersebut geram dan akhirnya memilih untuk melaporkanya kepihak berwajib, atas tuduhan mengganggu ketenangan, dan harus membayar kerusakan akibat perkelahian tersebut.
.
.
.
Kembali di pesantren, mereka sedang membahas perjodohan itu, Anisha pun mau tak mau harus menerima perjodohannya dengan Pras, namun tiba-tiba ditengah-tengah obrolan handphone mama Diana berdering, mama Diana pun meminta idzin untuk mengangkatnya ke luar.
"Halo apa benar ini bernama ibu Diana Anjasmara, Saya dari Aparat Kepolisian Jaya Jasa memberitahukan bahwa anak ibu bernama Prasetya Ramadhan sekarang sedang Saya tahan dengan tuduhan mengganggu ketenangan dan merusak barang berharga." Ucap Aparat tersebut
" Apa?, baik pak, Saya akan segera kesana dengan suami Saya." Ucap Diana mama Pras terkejut, membuat semua yang ada di ruangan itu bertanya-tanya setelah melihat raut wajahnya yang panik.
"Kenapa mah, Apa yang terjadi". Tanya Hendra papanya Pras.
"Pah Anak kita Pras bikin masalah, dan sekarang dia lagi ditahan dikantor polisi katanya dia bikin masalah dan ngerusak barang disana, dan akhirnya dia di tangkap pah". Sambung Diana mamanya Pras.
Akhirnya papa dan mamanya dengan terpaksa menunda dan segara kembali menuju kantor polisi tempat Pras ditahan untuk menjemputnya.
.
.
.
EPISODE INI SUDAH DI REVISI ULANG MAKASIH SEMOGA SUKA YAH
"Pak polisi beri kami kemurahan dong masa harus di jemput orangtua dulu kami bukan bocah pak." Ucap Pras dan para temanya.
"Kalian para bajingan kecil bisanya cuman bikin kerusuhan aja, kalau Kalian masih ribut saya penjarakan Kalian semua, sekalian di eksekusi." Ucap Inspektur Indra.
Mereka pun terdiam seketika dan tak bisa berdalih lagi setelah mendengar ucapan yang dikatakan oleh Inspektur tersebut, sampai para orangtua mereka datang .
Mereka terpaksa menunggu orang tua mereka masing-masing dan menyalahkan satu sama lain, tak lama kemudian satu persatu orangtua dari mereka pun datang dan kemudian mereka pulang kerumah masing-masing bersama orangtua mereka, Diana sebagai ibu dari Pras sangat geram padanya ia memarahi Pras selama di perjalanan pulang sampai ia merasa tak tahan mendengar ocehan mamanya itu .
"Huh.... mama gak capek apa kerjanya ngoceh yang gak jelas mulu." Ucapnya.
" Apa Kamu bilang gak jelas dari tadi mama nasehatin kamu panjang lebar gini masih kamu bilang gak jelas, makanya dengerin apa kata orangtua itu, pasang telinganya" Ucap mamanya yang semakin kesal sambil menarik telinga pras.
Hingga sampai dirumah pun Diana masih menjewer telinganya dan menjambak rambutnya dengan perasaan marah terhadap kelakuan anaknya yang semakin hari menjadi, namun ia di tenangkan oleh suaminya.
"Udahlah sayang, biar papa aja yang bicara sama Pras kamu tenangin diri kamu dulu."
"Huh... ya udah pah, urus anak itu pusing kepalaku lama-lama bisa gila, setiap hari kerjanya cuma bikin repot orangtua baik nikahin aja dia mau gak mau harus pokoknya titik gak pake koma." Ucap mama Diana yang sudah gak tahan akan kelakuan anaknya itu.
Pras yang melihat mamanya sedang marah itu tak bisa berdalih apa pun, dan ia meminta papanya untuk berbicara dengan mamanya agar menarik kata-katanya itu namun percuma karena papanya memihak mamanya.
"Sayang, kamu harus menikah karna gadis itu papah dan mamah sudah melamarkanya untuk mu, dan dia sudah menyetujuinya, dan ini fotonya." Membujuk dan menyerahkan foto itu kepada Pras.
Saat Pras hendak melihat foto tersebut, tiba-tiba saja mamanya berteriak histeris memanggil nya dan papanya, membuat suasana panik dan Pras pun menaruh foto tersebut disaku celananya, namun tanpa sadar ia menjatuhkan foto tersebut.
Mereka pun mendatangi mamanya yang berteriak dengan segera dan ternyata yang menyebabkan teriakan itu adalah karna seekor tikus besar yang berada diatas kasur dan meminta bantuan untuk menyingkirkan itu.
Akan tetapi Pras yang melihat tikus itu merasa geli dan ikut histeris ketakutan dan suasana semakin tidak karuan, sehingga papanya yang berusaha menyingkirkan tikus tersebut, Setelah 5 menit berlalu akhirnya tikus itu berhasil disingkirkan oleh papanya dan suasana pun berubah menjadi canggung
Kemudian Pras teringat bahwa ia harus melihat wajah gadis yang akan ia nikahi nanti namun ketika ia memeriksa sakunya foto tersebut sudah tak ada di dalam sakunya, karena tak begitu peduli ia pun tak mencarinya dan menganggapnya tak penting.
"Biarin ah, nanti kalo ketemu tau juga wajahnya". Batinya.
Setelah keadaan kembali normal ia pun pergi menuju kamarnya untuk istirahat menenangkan pikiranya, lalu ia meminum air yang sudah ada di atas meja disamping tempat tidurnya itu sekali teguk, kemudian membanting tubuhnya ketempat tidur, belum sampai satu menit ia merilekskan tubuhnya tiba-tiba saja handphone nya berdering.
Drrrrtttt.....Drrrttrt.....Drrrttrt......
"Siapa sih yang nelphone ganggu aja." Ucapnya dalam hati.
"Oh Ramon, Gimana ada kabar apa? tumben lo nelphone." Tanya Pras, semringah.
"Ada kabar baik bos, Saya sudah temuin lokasi Nisa berada, lokasinya sudah saya share, bisa di chek langsung." Ucap Ramon.
"Bagus gitu dong, gak sia-sia gue punya mata-mata kayak lo." Ucapnya senang dan langsung memutus telephonenya.
Setelah mendengar kabar itu ia pun menuju ke lokasi yang dikirim oleh Ramon padanya , namun berbeda dari yang ia pikirkan ,saat dia tiba kelokasi itu ternyata tak kunjung bertemu dengan Nisa meski telah bertanya kebeberapa penduduk dan menunjukkan fotonya tidak ada yang mengenal dan mengtahui keberadaan gadis itu, hal itu membuatnya kesal dan segera menghubungi Ramon kembali.
"Huh, dasar Ramon kasih alamat gak jelas banget, angkat dong kenapa gak ngangkat sih." Ucapnya kesal.
Sementara Ramon sedang mengendarai motornya dan ia pun mengangkat telephonya dan meminggirkan motornya dan berniat untuk berhenti sebentar, namun ia tak mengetahui bahwa di belakangnya ada truk yang pengemudinya sedang oleng iapun tertabrak dan ia terhempas ke dalam jurang.
Pras berkali-kali menghubunginya kesal karena satupun telphone nya tak ada yang dijawab oleh Ramon iapun mengutuknya , saking kesalnya iapun menendang mobilnya sendiri sehingga membuatnya merasa kesakitan , lalu masuk kemobil dan tiba-tiba saja ia merasa gelisah dan memikirkan macam-macam tentang Ramon namun ia berusaha berpikur jernih.
Beberapa menit ia mengendarai mobilnya ,kemudian melihat dipersimpangan jalan banyak orang yang berkerumun dan heboh, karna penasaran ia pun berhenti dan bertanya pada salah satu penduduk dari dalam mobil.
"Pak... boleh nanyak ada apa ya, kok banyak orang yang berkerumun di pinggir jurang?." Tanyanya pada seorang yang berada disana.
"Itu....tong ada orang yang kecelakaan, tapi kami gak bisa nolong soalnya jatuh kebawah, cuma motornya aja yang bisa diamankan." Ucap orang itu.
Saat ia melihat sebuah motor ninja yang sama persis dengan milik Ramon, ia pun turun dari mobil dan ingin memastikan sendiri siapa yang kecelakaan, namun setelah ia melihat langsung orang yang sedang tergeletak terlentang di dasar jurang itu adalah Ramon, ia terduduk seketika tubuhnya menjadi lemas iapun menangis histeris, teringat hanya Ramon yang mengetahui keberadaan Nisa dan Ramon adalah pengikutnya yang setia.
"Ramonn......" Teriaknya .
Pras yang terpukul itu hendak turun kebawah untuk menghampiri Ramon, namun ditahan beberapa warga yang berada disitu dan menenangkannya, tak lama kemudian Aparat Kepolisian datang.
Melihat hal itu batinnya tercampur aduk, pikiranya terpecah, usahanya mencari Nisa selama 8 tahun terbuang sia-sia.
Dalam perasaan seperti itu Pras kembali kerumahnya, sesampainya dirumah ia berjalan dengan pandanngan kosong dan tak menghiraukan panggilan mamanya, dan langsung masuk kedalam kamarnya dan menguncinya dari dalam tidak seperti biasanya, melihat hal itu Diana selaku ibunya merasa khawatir melihat anaknya yang seperti itu.
Pras membuka laci rahasianya yang berisikan obat-obatan terlarang yang ia gunakan ketika SMA dulu, dan ia pun menelan semua sekaligus mengharap hidupnya berakahir, setelah ia menghabiskan obat itu sekaligus, belum apa-apa pandangannya kabur dan ia tak sadarkan diri.
Mamanya yang khawatir pada pras akan melakukan apapun yang nekat pun segera memanggil suaminya untuk menghibur Pras dan sesampai di depan pintu kamar Pras, tak ada jawaban dari Pras sedikutpun sehingga papanya itu merasa marah dan mengancam akan membuka paksa jika tiadak ada jawaban lagi.
Tok....Tokk...Tok...
"Pras, ini peringatan papa yang terakhir kalo kamu gal bukain , papa bakal dobrak nihch." Ucap papa Hendra geram.
Namun tetap tak ada jawaban dari Pras, oleh sebab itu dengan terpaksa Hendra dan Pak Agus dan Rohim mendobrak bersamaan pintu kamar Pras dan akhirnya tebuka, dan saat itu mereka di kejutkan akibat melihat Pras sudah dalam keadaan tak sadarkan diri tergeletak dilantai dengan mulut berbusa, melihat hal itu papanya merasa panik, dan langsung menggendong membawanya turun dari kamarnya, mamanya yang melihat Pras seperti itu sangat panik.
"Pah, anak kita kenapa?." Tanya mamanya yang terus-terusan menggigit jari Karena saking khawatirnya pada Pras.
Sesampainya dirumah sakit Pras langsung dibawa keruang ICU untuk pemeriksaan, Papa dan mamanya sangat khawatir padanya terlihat dari luar ruangan papanya mondar-mandir dan mamanya duduk diam sambil menggigit jari sampai-sampai jari yang digigitnya terluka.
Hendra yang melihatnya terluka menghentikan istrinya itu untuk menggigit jari, dan ia memeluk istrinya untuk menenangkan agar tak terlalu khawatir, dan berusaha menenangkan keadaan kekhawatian penuh ini.
Dan setelah beberapa menit menunggu akhirnya Dokter yang menangani Pras keluar, mamanya yang melihat itu segera menghampiri Dokter tersebut untuk menanyakan keadaan anaknya berharap tidak terjadi sesuatu yang lebih.
"Maaf pak, bu sepertinya anak ibu ini menderita Stres yang berlebih dan sehingga berpikir untuk mengakhiri hidupnya dengan memakai obat yang kadarnya terlalu tinggi berlebihan, dan sehingga anak ibu mengalami overdosis." Ucap Dokter tersebut.
"Apa overdosis? Dok, bagaimana bisa anak Saya seperti itu?." Tanya Diana yang seakan tak percaya mengetahui anaknya mengalami tekanan batin selama ini.
Diana terkejut mendengar ucapan Dokter tersebut dan segera memghubungi beberapa teman Pras untuk menanyakan hal apa yang membuat Pras menjadi terpuruk.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!