NovelToon NovelToon

TERNYATA AKU ORANG KETIGA

Pertama

Malam yang semakin larut, terasa semakin dingin. Ditatapnya kini wanita yang tertidur dan terlihat polos seperti bayi terpancar di wajahnya. Diamati pula setiap inci wajah yang harus ia cintai mulai saat ini. Wajah yang terpaksa ia pilih untuk mendampinginya.

Shofii ... melihat kehadirannya, hancur jiwa Syafiq. Terdapat penyesalan terhadap apa yang telah ia perbuat. Terlebih ia merasa menghianati rasa cintanya pada Fura sang istri yang sebelumnya menjadi satu-satunya pengisi hati dan pemilik raganya.

Sesuatu yang awalnya belum mau ia lakukan tapi ia pun tak mampu menolak ajakan wanita yang telah ia sahkan dan memiliki hak atas dirinya kini. Bahkan Syafiq pun sadar ia berkewajiban pula membahagiakan Shofii yang kini telah menjadi istrinya.

Shafiq beranjak keluar kamar, menepi di ruang keluarga yang tampak gelap tanpa penerangan. Hatinya berkecambuk ... masih ada PR yang belum ia selesaikan. Ia belum memberitahu keadaan sebenarnya pada Shofii. Ini memang salah, tapi desakan Fura membuatnya lagi-lagi tak berdaya dan harus memilih jalan mendua.

Syafiq menatap layar 6 in dalam genggaman tangannya, dilihatnya foto-foto kebersamaannya bersama Fura sang belahan jiwa. Belahan jiwa yang menghancurkannya dan memilih membelah separuh hati miliknya untuk wanita lain.

Tersimpan kemarahan di lubuk hati Syafiq pada keputusan Fura. Namun cinta yang mendalam lagi-lagi menghapus sesak Syafiq hingga ia akhirnya mengiyakan keinginan Fura hanya untuk tetap bersama dengan pujaan hatinya tersebut.

Dilihatnya nama yang tertera dilayar ponselnya, Syafiq sangat rindu dengan wanitanya. Tapi ... rasa bersalah atas kebersamaannya bersama Shofii beberapa saat lalu membuatnya ragu menekan tombol telepon berwarna hijau tersebut.

Rasa bersalah yang nyatanya akan membuat bahagia Fura. Ya, wanita tercintanya akan bahagia karena ikatan ini memang keinginannya. Dan semua terwujud seperti harapnya, setidaknya itu yang difikirkan Syafiq.

Hingga tiba-tiba, hatinya secara spontan menggerakkan jari Syafiq dan menekan panggilan terhadap Fura.

"Assalamu'alaikum ...," terdengar lembut suara wanita dari ujung telepon.

"Wa'alaikumsalam my Juriyy," jawab Shafiq menematkan panggilan kesayangannya untuk sang istri. (Juriyy\=mawar jingga/bahasa arab/google)

"Aku sudah melihat foto pernikahanmu Bi, kalian sangat serasi,"

"Kamu senang?"

"Sangat, terima kasih, Sayang," ujar Fura.

"Semua hanya karena permintaanmu."

"Ia akan membahagiakanmu Bi, melayanimu dengan baik. Sesuatu yang telah lama tak bisa kulakukan," ucap Fura.

"Nyatanya kehadiranmu sesungguhnya cukup untukku!" lirih Syafiq.

"Tapi tidak cukup untukku. Aku bukan istri yang sempurna lagi untukmu Bi."

"Juriyy-ku sangat sempurna!"

"Hentikan memujiku, karena aku akan bersedih. Sekarang ceritakan, ini malam pertama kalian. Apa ia melayanimu dengan baik. Kalian sudah melalukannya, kan?"

"Apa itu penting untukmu?" lirih Syafiq. Ada kemarahan dalam hatinya, mengapa Fura tak peka bahkan ia merasa bersalah telah melakukan hal tadi bersama Shofii.

"Penting Bi. Aku menginginkanmu menikah agar ada yang menjadi tempat penyalur hasratmu dan kau bahagia," ucap Fura.

"Berapa kali kukatakan jika bahagiaku tidak terfokus soal ranjang!"

"Tapi aku merasa bersalah saat kau tak mendapat hakmu itu."

Seperti biasa, Fura sudah tak memahamiku lagi ... ia berbicara hanya yang benar sesuai hatinya. Jika bukan karena ancamannya untuk mengakhiri hubungan kami jika aku tak menikah lagi, aku tak akan mendaftar di komunitas pencari jodoh bernama SAMAWA tersebut dan berkenalan dengan Shofii, batin Syafiq

"Bii, kamu masih disana, kan?" terdengar kembali suara wanita yang selalu membuat hati Syafiq bergetar.

"Masih."

"Kamu belum menjawabku, apa kalian sudah melakukannya?"

"Kamu sungguh ingin mendengarnya, Juriyy?"

"Iya."

"SUDAH, kamu senang?"

"Aku sudah mendengar apa yang ingin kudengar. Lanjutkan istirahatmu Bii, 2 hari ini kamu tidak perlu datang. Anak-anak biar diantar Mang Anto. Aku mencintaimu Bii. Assalamu'alaikumm ..."

Kenapa kamu begitu cepat menutup telepon. Aku bahkan belum mengutarakan kerinduanku. Juriyy-ku... aku hanya menginginkanmu di sisiku. Hanya kau yang kucintai Juriyy, bahkan cintaku lebih dalam dari cinta yang kamu miliki, bisik hati kecil Syafiq kembali.

Tak terasa air mata Syafiq menetes tatkala membayangkan kebersamaannya dan Fura yang begitu indah di kala itu ....

Hingga sebuah tangan tiba-tiba mendekap Syafiq dari belakang.

"Masss, kenapa meninggalkanku dan memilih duduk dikegelapan?"

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

💔Ini karya terbaru Bubu, semoga bisa diterima😊

💔Happy reading❤❤

Kedua

💔FURA

Kembali kuseka air mata yang tak ingin berhenti mengalir. Jawza-ku sedang bersama dengan yang lain. Bagaimana kurangkai kembali serpihan hatiku, yang bahkan aku sendirilah yang telah menghancurkannya.

Kutatap foto pernikahan dua insan yang seharusnya membuatku bahagia, namun nyatanya hatiku tak sanggup bahkan seakan remuk melihatnya.

Pria berjas hitam dengan dasi kupu-kupu yang sangat lekat di hatiku, kini ia terlihat bersanding dengan wanita lain. Jawza-ku yang masih terlihat tampan dan sama setelah 6 tahun saat ia meminangku dulu.

Jawza-ku adalah segalanya untukku .... Setidaknya itulah gambaran besarnya cintaku, namun sekaligus gambaran lemahku. Lemah diriku berjauhan darimu bahkan kini aku sendiri yang telah melempar busur panah ke hatimu. Menjadikan hatimu tak utuh untukku. Bahkan ragamu tak di sisiku lagi, setidaknya itu yang kurasa malam ini.

Sejak 3 bulan belakangan ini memang aku selalu gelisah, gelisah melihatmu yang begitu tulus untukku, kau selalu ada untukku dan memberi yang kubutuhkan dengan lembut dan sabar. Kau urus pula anak-anak yang seharusnya menjadi tugasku. Kau tiada kurang Jawza-ku ... bahkan kau nyaris sempurna sebagai seorang lelaki dan suami untukku.

Namun entah mengapa ... semakin kusadar dengan kesempurnaanmu, semakin rendah diriku memilikimu. Karena nyatanya aku tidak lagi sempurna setelah hari itu.

FLASHBACK

2 tahun 3 bulan yang lalu ...

Mentari dengan sopan dan tampak menurut menjalani titah memberi pancarannya pagi itu. Menjadi suatu keberkahan diciptakannya mentari bagi setiap insan yang bernyawa, sebagai bukti nyata cinta Sang Pencipta walau kadang panas yang ditimbulkan sering dianggap meresahkan dan membuat diri berpeluh bahkan keluhan dari bibirpun sering terucap, termasuk olehku sendiri.

Diiringi Sang Mentari, aku masih disini bersama Jawza-ku beserta kedua buah hati kami. Minggu pagi seperti biasa kami habiskan di GOR Saparua Bandung. GOR yang terbilang cukup besar dan luas, walaupun masih kalah besar dengan Gasibu. Tetapi suasananya yang dikelilingi penghijauan menjadi alasan kami selalu menghabiskan waktu di sini setiap akhir pekan.

"Juriyy, ayo pukul yang kencang kok-nya." Terdengar suara Jawza-ku di sebrang net yang membatasi kami.

"Siapp Bi. Kamu bersiap ya Bii," ujarku.

"Okee," jawab Jawza-ku.

Setelah adegan saling berbalas memukul kok kami lakukan akhirnya berakhir permainan kami saat Omar putra kecil kami yang berusia 1 tahun menangis.

Jawza-ku seketika mengangkat tubuh mungil Omar kedekapannya. Namun ada yang aneh kudapati pagi itu. Aku tak melihat Hana, putri kami yang berusia 3 tahun. Dimana Hana? bingungku.

Tanpa meminta izin kepada Jawza-ku, segera kuberlari mencari keberadaan Hana. Kulangkahkan kaki dengan cepat, kuberlari dan kutengok ke sisi kiri dan kanan tapi bayang Hana masih tak kutemukan. Kini kuberlari kearah luar. Hana-ku sepertinya kehilangan jejak kami. Tapi dimana ia?

Setelah beberapa saat, gadis kecil dengan celana joger bermotif bunga-bunga dan kaos panjang sedengkul disertai hijab pink tertangkap mataku, ia terlihat berada di sisi penjual ice cream di seberang jalan. Betul ia Hana putriku, bagaimana ia bisa berada disana?

Hana-ku melihat keberadaanku kini, ia melangkahkan kaki kecilnya hendak menuju jalan besar, ia berusaha mendekatiku. Tidak Hana Stop jangan melangkah lagi, bisik batinku.

Kupercepat langkahku, kuberteriak kearah Hana, namun riuhnya manusia di sekitar kami agaknya menyamarkan suaraku, mereka bahkan sibuk dengan aktifitas mereka dan tak memperhatikan ada gadis kecil hendak menyebrang jalan di sana.

Hana-ku masih terus berjalan. Hingga kutatap sebuah sedan melaju dengan cepat. Aku harus meraih Hana. Kuberlari semakin kencang, kuterobos jalan besar tanpa memperhatikan suasana sekitar, hanya sedan yang melaju kencang dan tubuh kecil Hana yang menjadi perhatianku. Sedan itu tampak semakin dekat dari tubuh Hana, hingga sesaat aku mendapati tubuh putriku, namun disaat bersamaan sedan sudah begitu sangat dekat. Kudorong tubuh mungil putriku menjauh dariku dan ....

BRAK ....

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

💔Happy reading❤❤

Ketiga

Lantunan ayat suci jelas terdengar di telingaku, untaian ayat yang belakangan menjadi penghantar ketidaksadaranku membuat diriku nyaman dan tenang selalu.

Dan genggaman tangan ini ... aku terus merasakannya walau sulit sekali kugapai. Ingin kubalas genggaman yang tak pernah terlepas dariku, namun sulit seakan otakku tak mengarahkan titahnya pada indraku.

Ya, disebabkan hantaman keras ... otakku kurang merespon dengan baik kini. Hingga beberapa hari kemudian, sebuah tangan mungil juga bisikkan polos gadis kecil di sisiku mampu mengetuk otakku. Membawa tanganku bergetar akhirnya ... Hingga beberapa saat organ lain pun ikut merespon segalanya. Mataku pun terbuka akhirnya.

Kulihat Jawza di sisiku menggendong malaikat 3 tahun dalam dekapnya. Jawza-ku terlihat menangis, lantunan syukur dipanjatkannya. Berkali kecupan di daratkan pula di wajahku. Jawza-ku adalah hidupku ...

"Biii."

"Jangan bicara dulu Juriyy, dengar! Kau akan baik-baik saja. Kau tidak apa-apa, kau akan segera pulang. Paham?" Jawza-ku sedang menyemangatiku.

Akupun mengangguk.

Kuberusaha menggerakkan tubuhku, tapi Jawza-ku melarang aku banyak bergerak. Kudengar lirih beberapa saat kemudian 2 perawat berkata, serangkaian operasi baru kujalani jadi mereka harus menjaga agar aku tak banyak bergerak.

Dan hari-hariku masih kuhabiskan bersama Jawza di rumah sakit setelahnya. Hingga di suatu sore, aku merasakan ada hal aneh di tubuhku. Tubuh bagian bawahku seakan mati rasa, berkali-kali kucoba menggerakkan kakiku tapi tetap tak bisa.

Dan hari itu aku menangis. Aku seakan kehilangan semangat hidupku. Apa yang terjadi padaku?

Semakin aku bersedih, Jawza-ku semakin banyak membisikkan kata-kata penyemangat untukku. Lantunan do'a dan ayat juga tak lupa selalu diperdengarkan olehnya.

Hingga 1 bulan kemudian, luka operasi patah tulang di beberapa rusuk dan tulang belakangku telah membaik. Aku sudah mampu duduk tapi tidak di bagian bawahku.

Setelah kudesak Jawza-ku akhirnya jujur, akibat cedera dari kecelakaan yang menimpaku, terdapat gangguan fungsi saraf yang menyebabkann kerusakan dari otak atau sumsum tulang belakang yang tidak dapat mengirimkan sinyal ke tubuh bagian bawah, yang akhirnya mengakibatkan kelumpuhan di bagian perut ke bawah.

Semakin hancur kurasa saat itu ... namun semangat yang kulihat dari Jawza dan kedua buah hati kami menggetarkanku. Berkali-kali Jawza-ku mengingatkan untuk bersyukur pada kehidupan kedua yang telah Alloh beri untukku. Ia selalu berkata, bukan tentang fisik yang tak lagi sama, tapi kehadiran yang masih selalu ada adalah berkah terbesar untuknya.

Jawza-ku adalah segalanya untukku. Ia membangkitkan semangatku, ia memberi kepercayaan diri untukku. Ia melakukan banyak hal yang tak bisa kulakukan.

Setiap akhir pekan Jawza-ku selalu sabar menemaniku ke Rumah Sakit untuk menjalani serangkaian terapi, walau nyatanya serangkaian terapi itu tak jua memberikan perubahan akan kondisiku.

Hari terus berlalu ... Jawza-ku dengan cintanya tak pernah berubah. Ia sangat sabar mendampingiku, sebelum ke kantor ia membantuku membersihkan diri, membantuku berpakaian, mengajakku dan anak-anak berkeliling komplek. Dan di akhir pekan ia akan mengajakku ke Mall, memelukku, menciumku pun tak pernah luput ia lakukan.

Semua yang dulu kami lakukan tetap kami lakukan. Tak berubah walau nyatanya aku berada di kursi roda kini. Ia yang tak pernah malu akan kondisiku membuatku semakin percaya diri menghadapi kehidupan. Ia membuatku seakan sempurna walau nyatanya tidak.

Jawza-ku ...

Dan kini 2 tahun 3 bulan segalanya berlalu. Tepat di Aniversary kami yang ke-6. Dengan begitu banyak rekan yang datang berpasangan, mereka tertawa lepas, bahagia tanpa beban. Tiba-tiba aku mencari pancaran itu dari Jawza-ku, dan aku seakan tidak mendapatinya.

Tawa Jawza-ku tak selepas rekannya yang lain. Ia memang tersenyum bahagia tapi ia seakaan membawa banyak beban kurasa di wajahnya. Ia tak mendapati apa yang pasangan lain peroleh. Kehangatan istrinya ...

Ya, memang setelah kejadian buruk itu aku memang sudah tak mampu melayani Jawza-ku. Padahal ia adalah pria normal, dulu kami sering melakukannya, tapi tidak 2 tahun 3 bulan ini. Walau ia tak pernah mempermasalahkan semuanya, namun entah mengapa, malam ini aku tiba-tiba terfikirkan hal itu. Ya, aku tiba-tiba menyadari ketidaksempurnaanku.

Teringatku akan kisah mentari yang mencintai dengan cara tak biasa. Panas yang ditimbulkan adalah bukti cinta yang akan sulit dipahami sebagian insan. Karena cinta itu sesungguhnya bukan berbicara apa yang dirasakan sesaat, tapi tujuan dan manfaat lebih besar yang dihasilkan setelahnya.

Setelah kuberfikir keras, akhirnya kuputuskan. Aku akan bertransformasi dari insan yang dulu sering mengeluh merasakan cinta sang mentari, akan berubah kini menjadi bayangan mentari itu sendiri. Aku merubah pola fikirku. Aku akan mencintai *Jawza* seperti cara Mentari mencintai seluruh makhluk di bumi.

Aku akan mencintai *Jawza*-ku dengan caraku yang tak biasa. Dan telah kuputuskan cara yang kuambil adalah dengan memintanya membagi hatinya, memberi manfaat lebih untuk tujuan panjang kedepan, untuk kebahagiaan *Jawza*-ku. Memberinya kesempurnaan hubungan yang tak ia peroleh dariku.

●Note :

*Jawza \= Bintang/pasangan hidup (bahasa arab*)

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

💔Bantu komen dan likenya ya😊

💔Maaf jika ada kesalahan penulisan, semua isi pribadi Thor sendiri🙏

💔Happy reading❤❤

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!