Morena gadis berparas cantik yang memiliki postur tubuh menjulang tinggi, Morena terlahir di keluarga yang berkecukupan dari pasangan Hendrik dan Susi. Morena adalah salah satu Siswi berprestasi di sekolah nya. Morena sekolah di SMK favorit di jakarta hanya orang-orang kalangan tertentu yang bisa mendaftar di sekolahan tersebut.
Gadis Ini Morena dia sangat cantik.., Kecantikan nya tertutup oleh air matanya
Hendrik pemilik perusahaan yang letaknya di kota besar jakarta dia memiliki karakter yang kejam bahkan dia tidak menginginkan adanya putri semata wayangnya yang terlahir dari sang istri. Hendrik memiliki wajah tampan meskipun usianya yang sudah di atas 50 tahun.
VISUAL: Hendrik Prakoso.
VISUAL:Susi Rahmawati.
Susi istri Hendrik yang hidup nya bagaikan di sangkar mas. Kehidupannya mulai berubah setelah Susi melahirkan anak perempuan pertama nya yang di beri nama Morena. Dan Hendrik masih tidak terima kehadiran Anaknya yang di lahir kan oleh istri karena tidak sesuai keinginan nya. Sejak itu kehidupan Susi selalu di perlakukan dengan buruk oleh Hendrik prakoso.
ilham pria tampan berusia 25 tahun pria dari keluarga yang biasa-biasa saja tapi dia mampu buat Morena jatuh cinta padanya. Tapi cinta itu kandas karena sang dia lebih memilih wanita yang di jodohkan orang tuanya.
Gadis cantik ini Elsa dia memiliki wajah yang polos dia sahabat Morena cantik bukan?, tapi itu sebelum ambisi menguasai dirinya.
Visual Moza.
"Guys besok ulangan gue belum mengerjakan tugas nih" Ucap nya Elsa menatap ke dua sahabat nya yang sedang menyantap makanan.
"Gimana kalau kita belajar bersama?" Saut Moza sambil menatap wajah kedua sahabatnya.
"Ide bagus tuh, tapi dimana?" timpal Elsa.
"Gimana kalau di rumah gue?" Seru Morena
"Boleh juga tuh.., jadi kita bermalam di rumah Morena?." sambung Moza.
"Boleh" Jawab Morena
Setelah jam istirahat ketiganya kembali ke kelas melanjutkan pelajaran selang berapa jam bel sekolah pun berbunyi. Morena dan Moza juga Elsa bergegas keluar dari kelas, mereka pun tidak langsung pulang ketiganya sepakat untuk pergi ke sebuah Mall Jakarta. Setelah puas belanja kebutuhan. Morena mengajak ke dua sahabat nya pulang.
"Guys pulang yuk" ajak Morena
Elsa dan Moza pun menganggukkan kepalanya tanda setuju ajakan Morena. Jarak Mall menuju Mansion milik keluarga Morena menempuh 4 kilometer tiba di kediaman pukul 15:00.
Saat itu Susi sedang duduk santai di ruang keluarga sambil menikmati siaran televisi.
"Assalamualaikum..," Ucap salam Morena sedikit teriak.
"Waalaikumsalam...," Susi menjawab salam Putrinya.
Morena dan Moza juga Elsa menyalami Susi dengan mencium tangan Susi.
"Sore tante" sapa Moza dan Elsa.
"Sore..., Moza. Elsa. Silahkan duduk" Ucap Susi mempersilahkan untuk duduk. Moza dan Elsa pun duduk tidak jauh dari Susi sambil bercengkerama
"Mama sudah makan?" tanya morena.
"Sudah.., kamu makan saja ajak teman-temanmu makan. Mama sudah masak kesukaan kamu sambal goreng hati dan ayam bakar." Kata Susi
"Siap mah.., morena ke kamar dulu ya ganti baju." Seru Morena sambil berlari kecil menaiki anak tangga.
Morena mengajak kedua sahabatnya itu untuk makan, Moza dan Elsa sebagai tamu di kediaman Morena, Ia menerima tawaran Morena untuk makan mengikuti langkahnya keruang makan, suasana Mension yang megah itu berlangsung ramai dengan kehadiran para sahabat-sahabat Morena. Setelah makan Morena dan sahabatnya masuk ke dalam kamar, mereka asik belajar dengan canda tawa hingga pukul 10 malam, Morena dan Moza tidur lebih awal malam itu, hanya Elsa yang masih memainkan ponselnya hingga pukul 12 malam Elsa masih asik dengan ponselnya, di tambah masalah orang tuanya sedikit menganggu pikirannya.
Flashback on.
Sewaktu masih ada Papanya Elsa tergolong keluarga mampu tapi sejak Papanya meninggal tidak ada lagi yang menafkahi keluarganya belum lagi kakak laki-laki yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Rena marisa sebagai ibu dari dua orang anak Marisa merasa tidak sanggup menjalani kehidupannya, anak kesayangannya yang bermasalah dia rela menjual benda-bendanya demi ke kesembuhan putranya semua barang habis terjual terakhir 1 Unit mobilnya untuk mengobati putranya entah berapa banyak harta yang telah dia habiskan, tapi hasilnya nihil tak kunjung sembuh Irfan malah semakin menjadi-jadi dia terus mengkonsumsi obat-obatan setan itu. Ada saatnya Rena sebagai orang tua tunggal menyerah dengan keadaan, pasalnya tidak ada lagi barang yang harus dia jual, saat itu irfan menagih mengkonsumsi obat-obatan dan irfan hampir menjual Elsa pada pria hidung belang dengan harga yang cukup tinggi demi kebutuhannya dirinya rela mengorbankan adiknya yang untuk memuaskan kebutuhan, bodohnya Rena sebagai orang tua mendukung kemauan Irfan, malam itu Irfan dan Rena menunggu kedatangan Elsa, beruntung lah malam itu bermalam di kediaman Morena sehingga lolos dari jeratan kakak dan ibunya.
Tok Tok Tok.
TOK..TOK...TOK.! Ketukan pintu semakin keras.
Elsa terhentak mendengar ketukan keras berulang kali Elsa ketakutan Elsa pun membangunkan Morena tapi sepertinya Morena tidur terlalu lelap dan tidak ada tanda-tanda Morena akan bangun dan akhirnya Elsa memberanikan diri tuk membuka pintu.
CKLEK!
Nampak seorang pria gagah paruh baya dengan Aroma yang membuat Elsa mundur dua langkah ketakutan, pria itu tak lain adalah Hendrik Papa dari sahabatnya
"Lemot sekali buka pintu saja lama!" Sungut Hendrik
"Om siapa?, dan cari siapa?" tanya Elsa dengan sedikit gugup.
Hendrik mengerutkan dahinya Ia tersadar kalau yang membuka pintu bukan lah Morena.
"Harusnya saya yang tanya?, kamu siapa? kenapa ada di rumah saya!" Ucap lagi Hendrik
Elsa ketakutan dengan nada Hendrik yang sedikit meninggi. Lagi-lagi Elsa mundur satu langkah.
"Maaf om Aku Elsa sahabatnya Morena. Morena sudah tidur sudah aku bangunkan tapi sepertinya tidur lelap" Ucap Elsa menundukkan kepala.
"Saya tidak perduli siapa kamu! kamu sini-sini tolong buatkan saya minuman hangat" Pinta Hendrik pada Elsa
"Baik Om akan saya siapkan minuman hangat nya."Kata Elsa
"Hai kamu kalau sudah siap tolong kamu taro di meja tunggu sampai saya datang"
Elsa pun melanjutkan langkahnya membuatkan minuman hangat sekitar 10 menit Elsa kembali membawa nampan berisi gelas di atasnya. Tapi sepertinya Elsa tidak perlu menunggu karena Hendrik sudah duduk menyilang.
"Om ini minuman nya." Ucap Elsa lalu Ia meletakkannya di atas meja, Elsa berbalik badan melangkah kan kakinya ke arah kamar Morena.
"Tunggu! kamu mau kemana?" tanya Hendrik tersenyum tipis
Seketika Elsa mengehentikan langkahnya mendengar suara Hendrik.
"kamu ikut saya bawa minumannya." Perintah Hendrik.
Kerena Elsa merasa segan di kediamannya sahabatnya sebagai tamu, Elsa pun mengikuti ajakan Hendrik. Elsa berdiri di samping Hendrik duduk di tepi kolam renang sinar lampu menyinari wajah Elsa terpancar cantik oleh cahaya, lagi-lagi Hendrik mencuri pandangannya.
"Cantik" gumam Hendrik.
"Kenapa kamu diam? apa ada yang kamu pikirkan?" Hendrik mulai membuka suara dan bertanya tentang sekitar kehidupannya.
"Tidak ada Om" jawab Elsa singkat
Hendrik pun mulai membaca pikiran Elsa lalu mendekati Elsa mengusap pucuk kepalanya dengan lembut.
"Apa pun yang kamu pikirkan malam ini lupakan semua masalahmu lupakan untuk malam yang indah ini." Ucap Hendrik sedikit merayu semakin mendekat, Elsa berusaha menggeser duduknya karena terhalang palang kursi Elsa diam tak bergerak. Hendrik mencium kening Elsa. Sontak Elsa bola matanya membesar.
"Jangan kurang hajar ya om! nanti kalau Morena tahu pasti dia mengira aku berbuat apa-apa" Ucap Elsa kesel
"Kamu butuh uang kan? saya akan memberikannya berapa pun yang kamu mau asalkan malam ini kamu temani saya." kata Hendrik dengan iming-iming sejumlah uang yang cukup besar untuk Elsa. Tawaran itu cukup menelan ludah untuk Elsa
"Tapi om bagaimana kalau Morena tahu?"ucap Elsa gugup.
Hendrik menutup mulut Elsa dengan satu jarinya kemudian Hendrik membantu Elsa bangun dari duduknya ia menuntun tangan Elsa masuk ke dalam ruang kerjanya, kala itu Elsa tidak berani menolak ajakan Hendrik mengingat Hendrik Menawarkan sejumlah rupiah yang sangat besar, saat itu pula terlintas di pikirannya Elsa. Mamanya yang sedang membutuhkan uang yang sangat besar.
Mungkin cara ini gue mendapatkan uang. batin Elsa
Malam itu Hendrik dengan sengaja memanjakan dan menyayangi buat Elsa merasa nyaman Hendrik perlakukan Elsa dengan lembut. Akhirnya Elsa terperdaya oleh pria yang seharusnya menjadi bapaknya dan dia adalah Papa sahabatnya.
"Kau masih perawan?"tanya hendrik
Elsa menganggukkan kepalnya pelan.
"Kamu tidak usah khawatir saya akan tanggung jawab atas semua kebutuhan kamu dan saya juga akan berikan kamu satu buah apartemen untuk kamu tinggal dan satu rumah untuk keluarga kamu, bagaimana apa kamu mau? jika kamu menuruti semua perintah saya? aku juga akan menanggung semua kebutuhan hidup kamu." Ujar Hendrik
Elsa pun berfikir dan perlahan mulai tergoda oleh rayuan Hendrik.
Mamaku membutuhkan uang itu tapi bagaimana jika Morena mengetahuinya.
"Tapi om.., bagaimana dengan Morena?"
"Panggil saya mas, jangan kamu pikirkan itu, jaga rahasia ini dan jangan sampai Morena mengetahuinya paham?"
"Baik Om eh Mas,, saya mau kalau Mas akan menanggung semua kebutuhan keluargaku?" Kata Elsa
"Saya janji kamu boleh pegang kata-kataku" kata Hendrik meyakinkan Elsa.
Kamar kerja Hendrik
Malam itu Elsa terhanyut setiap sentuhan jemari di setiap inci sentuhan di tubuh Elsa, Hendrik pandai bermain dalam ranjang Elsa mulai hanyut dalam permainan Hendrik, Bahakan Elsa memberikan ruang untuk Hendrik setiap gerakan tubuh Elsa seperti berirama. Di kamar itu kehormatan gadis 17, tahun itu hilang di renggut oleh pria yang berstatus sebagai bapak sahabatnya.
Setelah selesai melakukan aksi bejatnya Elsa pun keluar dari ruangan kerja Hendrik dengan langkah tertatih-tatih menahan rasa sakitnya kembali ke kamar Morena. Elsa membuka kamar Morena pelan-pelan.
Morena menggerakkan tubuhnya setelah mendengar suara pintu terbuka. Morena mengucek matanya.
"Kau sudah bangun Sa?" tanya Morena.
Terhentak oleh suara Morena, Elsa langsung berbalik badan menatap Morena.
"Iya, gue sudah bangun gue mandi dulu ya"
"Okeh lu duluan saja gue menengok Mamaku dulu."
"Morena..." panggil Elsa
"Iya Sa." kata Morena
"Papa lu tadi malam baru saja pulang jadi tak usah lu bangunin Mama lu, tadi malam gue berusaha membangunkan lu tapi sepertinya lu tidur pules banget jadi gue yang membuka pintu buat Papa lu." kata Elsa sambil masuk ke dalam kamar mandi.
"Oh.. yah!, maaf sa gue jadi ngerepotin lu"ucap Morena.
"Nggak kok, nggak apa-apa Morena, kebetulan tadi malam gue belum tidur."
"Emang tadi malam lu tidur jam berapa?"
"Jam 12 seperti nya"
"Sudah kamu mandi dulu biar gantian sama Moza lalu kita sarapan bersama."kata Morena.
Tok...Tok...Tok.
"Morena..., Nak ayo sarapan dulu ajak sekalian teman-teman kamu" saut Susi.
"Ia...Mah nanti Morena keluar Mama duluan saja" Teriak Morena dari dalam kamar.
Setelah mandi dan memakai seragam sekolah Morena dan juga teman-temanya keluar untuk Sarapan bersama.
Di ruangan makan
Morena Moza dan juga Elsa menarik kursi masing-masing, Morena duduk sejajar dengan mamanya Moza dan Elsa duduk berdampingan.
Hendrik dan Elsa mereka saling curi pandang layaknya remaja yang sedang jatuh cinta.
Selesai makan Morena pamitan dengan kedua orang tuanya berangkat sekolah.
"Mah...pa Morena berangkat sekolah dulu ya"
"Iya sayang jawab Susi, hendrik hanya menganggukkan kepalanya
Morena mencium tangan Susi dan Hendrik begitu Elsa dan Moza mengikuti cara Morena.
Elsa menumpang mobil Moza dan Morena Mengendari sendiri.
Dua mobil pun berjalan dengan cepat Morena membelokan mobilnya ke gerbang sekolah menuju parkiran, Elsa turun dari mobil Moza melangkah beriringan dengan Moza menuju. Klas IPA
Morena duduk di bangku sejajar dengan Elsa tiba-tiba Elsa menukar tempat duduknya dia memilih duduk di barisan belakang meja Morena.
"Selamat pagi anak-anak," Sapa bu guru pengajar.
"Pagi buk" jawab serempak.
Guru pengajar minta siswa-siswi mengeluarkan tugas hari selasa selama pelajaran berlangsung Elsa sibuk dengan ponselnya tidak perhatian pelajaran. bells pulang pun berbunyi Mereka merapihkan bukunya masing-masing, Kecuali Elsa yang terlihat sangat buru-buru.
"Ke Mall yuk" ajak moza sambil memasukan bukunya ke dalam tasnya.
"Eh..! Elsa kemana?"
Morena mengangkat bahunya
"Boleh yuk..." kata Morena.
"Tuh dia Elsa" panggil Moza
Elsa pun menengok ke arah suara dan mengehentikan langkahnya.
"Ada apa Moza?" Tanya Elsa
"Kita ke Mall yuk" Ajak Moza dan Morena
"Gue nggk ikut ya? takut Mama cari gue dari kamrin kan gue tidak pulang" ucap Elsa ia merasa sudah ada janji dengan Hendrik.
"Yah... ikut saja yuk tidak lama kok"kata moza dan Morena.
"Lain kali saja ya gue pasti ikut kok" jawab Elsa berlalu pergi dari teman-temannya
"Okeh deh santai saja. Jadikan kita berdua saja Moza?" Meskipun Morena ragu untuk pergi karena salah satu sahabat nya tidak ikut jalan bersama.
"Ya sudah kita berdua saja, kebetulan ada yang mau gue beli"Ujar Morena.
"Elsa bener tidak ikut nih?" tanya lagi Morena memastikan
"Iya..., kalian saja lain kali gue pasti ikut"
"Ya sudah kita pergi dulu ya"
Elsa melangkah pergi di tepi jalan berdiri di agak jauh dari samping kiri gerbang sekolah menunggu jemputan dari Hendrik.
Tidak lama mobil mewah yang di kendarai Hendrik mendarat di depan Elsa berdiri.
Hendrik membuka kaca mobil.
"Halo sayang" sapa Hendrik
Elsa pun tengok kanan kiri sebelum masuk ke dalam mobil Hendrik, melihat tidak ada orang Elsa masuk ke dalam mobilnya.
Hendrik mencium pipi Elsa. Elsa membalas ciuman Hendrik dengan lembut. Kemudian Hendrik membawa Elsa ke sebuah Apartemen miliknya yang sudah Ia janjikan.
...----------------...
Terima kasih. Bersambung.
Ketika itu Susi tiba-tiba harus di rawat di rumah sakit, kala itu Moren sangat membutuhkan Papa nya untuk menjaga dan merawat Mama nya. Hendrik hampir jarang pulang, pulang pun hanya mengganti pakaian lalu dia pergi lagi.
"Papa sulit sekali untuk di hubungi" gerutu Moren sambil menatap layar ponsel nya.
Di Apartemen Elsa.
"Sayang, hari ini mas harus pulang kamu tidak apa-apa kan di tinggal sendiri?"Ujar Hendrik sambil mengalungkan tangannya di leher jenjang Elsa.
"Nanti dong mas temani aku dulu"Protes Elsa
"Tapi sayang mas sudah tiga hari disini"
"Kalau mas pulang aku terjun dari sini" Ancam Elsa
Sekejap Hendrik membatalkan kepulangannya dan melepas kembali pakaiannya lalu ia berbaring di sampingnya.
Ponsel Hendrik terus berdering berulang kali saat itu Hendrik sedang tidur nyenyak Elsa meraih ponsel milik Hendrik lalu ia memencet tombol Of.
Rasain kamu Moren tidak akan bisa telpon dan Papa mu aku tidak akan ijinkan menerima telpon mu. gumam nya Elsa.
Ponsel nya tiba-tiba tidak bisa di hubungi. Batin Morena.
Saat itu Moren hatinya benar sangat hancur dia keluar dari ruangan Instalasi ia berjalan menyelusuri jalan raya dan hampir tertabrak oleh si pengendara Motor yang melintas dangan kecepatan tinggi.
Tin ...! Tin....!
"Neng kalau nyebrang hati-hati" Teriak si pengendara.
"Astaga! maaf bang" Ucap Moren dia baru sadar kalau dia berjalan di tengah-tengah.
Malam terlah berganti pagi semua aktifitas di mulai. Hendrik mencium aroma masakan menggugah rasa lapar.
Ia mengerjep kan matanya lalu bergegas dari tempat tidur melangkah sambil mengendus letak aroma masakan.
"Mas..., sudah bangun ayo sarapan dulu aku sudah masak untuk sarapan kita" Ucap Elsa sambil menata menu masakan di atas meja makan.
Hendrik mengangguk kepala. selesai makan Hendrik ijin pulang.
"Mas, Pulang dulu sudah tiga hari tidak pulang" Ucap Hendrik menatap wajah Elsa.
"Boleh..., Tapi mas janji akan menikahi ku."
"Iya Mas..., Janji bulan depan kita menikah."kata Hendrik sambil mencubit pipi Elsa lalu pergi ke kamar mengganti pakaiannya.
Tiga hari sudah Hendrik tidak pulang bahakan sang istri di rawat pun di rumah sakit Hendrik sepertinya tidak perduli sama sekali. Biasanya Hendrik tidak pulang karena sibuk pekerjaan tapi kali ini karena ada wanita lain luar sana bahkan Hendrik sudah merencanakan untuk menikah lagi tanpa seijin istrinya.
"Loh ponsel ku mati" batin Hendrik mengerut kan dahinya di perjalanan Hendrik menghidupkan ponselnya banyak panggilan masuk dari Morena dan pesan. Hendrik membaca pesan kabar dari Morena kalau Mama nya sedang di rawat di rumah sakit.
"Sakit apa lagi sih dia" Gerutu nya Hendrik bahkan dia tidak merasa kaget sama sekali.
"Moren.., Morena."
Mendengar memanggil nama Morena membuka ke dua matanya lalu menghampiri Susi yang baru saja siuman.
"Mama.., Alhamdulillah mama sudah sadar Mama mau apa?, Mama mau minum"tanya moren.
"Papa kamu sudah pulang nak?" bola mata mengitari sekeliling ruangan berharap menemukan suami nya dan menemani nya di kala sedang sakit tapi tak menemukan sosok Hendrik.
"Mama tenang dulu ya.., Tidak boleh banyak pikiran nanti juga papa pulang mungkin Papa masih sibuk"
"Kamu benar sayang.., papa mu selalu sibuk" Ucap Susi dengan wajah yg masih terlihat pucat.
Senyum Moren semangat bagi wanita paruh baya beranak satu itu. Moren menggenggam tangan Susi.
"Mam moren sayang sama Mama. Moren minta. Mama lepaskan beban yang ada di pikiran Mama, Moren tidak mau kalau sampai Mama sakit lagi." Ucap Moren dengan nada pelan di samping mama nya.
Susi menganggukkan kepala ia paham apa yang di katakan putrinya.
"Mama harus kuat!"
Papa benar-benar keterlaluan ponsel pun tak bisa di hubungi apa Mama tidak penting buat dia. Mama sakit pun sepertinya Papa tidak perduli" Gumam nya Morena dalam hatinya.
Hendrik ke kembalinya dari Apartemen Elsa dia langsung ke mension dia memilih istirahat di ke diamnya.
Moza termenung sendiri sahabat nya tidak ada yang pergi sekolah.
Elsa tidak masuk sekolah sudah 3 hari yang lalu" gerutu Moza.
Moza menghubungi ponsel Moren.
Cukup lama Moza dan moren bercengkrama di telpon. Tiba-tiba Moren memutuskan sambungan telponnya yang tersalur di ponsel Moza.
"Papah kemana aja sih mama sudah tiga hari di rawat Ponsel papa susah di hubungi."
"Ponsel Papa tiba-tiba mati Papa lupa charger" ucap Hendrik datar.
Moren tarik nafas panjang mendengar alasan papanya yang sangat tidak masuk akal.
"Kalau gitu. Papah temani mama dulu ya?. Moren mau pulang dulu mengambil pakaian ganti.
"Tidak bisa! papa harus pergi lagi masih banyak urusan." jawab nya Hendrik.
"Sebentar saja pah." Ucap Moren memohon.
"Kalau tidak bisa ya tidak bisa!. Sudah lah! Minta Bibi temani disini" Ucap Hendrik sedikit membentak. Hendrik melempar amplop coklat di atas meja.
"Itu uang untuk membayar semua pengobatan Mama kamu selama di rawat, lagi pula rumah banyak! Asisten minta mereka temani Mama kamu" Ucap nya lagi Hendrik dan berlalu pergi.
"Masya Allah pap..," Hiks..Hiks..Hiks.
Setelah Hendrik pergi tidak lama Dokter datang untuk mengecek kesehatan Susi. Dokter menghampiri Moren menyentuh bahu Moren.
Moren mendongak ke atas kepalanya
"Pak dokter"
"Saya akan mengecek ke adaan nyonya susi."
"Silahkan pak dokter" kata Moren dengan sedikit sembab di matanya.
"Kenapa hanya kamu. Keluarga yang lain Mana?" tanya pak dokter.
"Yang lain Masih sibuk pak dok" Ucap moren
Aku punya siapa pak dokter Papa ku saja tidak perduli. dalam hati Moren.
"Dik. Ke adaan Buk susi jauh lebih baik besok sudah bisa pulang" kata Dokter
"Terima kasih pak dokter" Morena sangat senang mendengar apa yang di sampaikan dokter muda dan tampan itu.
Alhamdullah mama sudah boleh pulang."batin moren.
"Assalamu'Alaikum.."
Moren menengok ke arah suara
"Wa alaikumsalam.., Moza! loe sama siapa?"
"Gue sendiri Mor."
Loe sendiri?" tanya Moza melihat sekeliling tidak ada yang lain selain Moren.
Tersenyum Moren lalu mengangguk kepalanya.
"Kenapa loe nggak ngabarin gue? biar gue temani"
"Gue nggak mau Moz ngerepotin loe."
"Loe kaya sama siapa aja kita kan sahabat Mor kalau ada masalah cerita dong jangan diam seperti ini"
"Loe nggak bareng Elsa Moz?"
Gue nggak tahu Elsa kemana dia juga sudah tiga hari ini tidak masuk sekolah ponsel nya pun tidak bisa di hubungi" Kata Moza.
"Mungkin Elsa sibuk Moza loe! tau kan keluarga dia kaya gimana"
"Loe! benar Mor, Ta-pi" Ucap Moza mikir.
"Tapi apa moz?" tanya Moren penasaran tiba-tiba terpotong ucapnya.
"Gini ya Mor kita kan bersahabat sudah lama tahu sifat kita masing-masing dan tidak biasanya Elsa seperti ini" kata Moza dengan bicara penuh arti penekanan.
"Mungkin dia memang sibuk" Ucap Moren dia selalu berprasangka baik.
"Loe tuh Mor, coba deh loe pikirin lagi" Moza yang memiliki karakter judes dan dia selalu ingin tahu kalau sekiranya ada sesuatu yang janggal buat dia.
Pukul 3 soren di kantor Hendrik.
dret...dret " nada ponsel berdering My baby tertera di daftar kontak ponsel nya.
"Halo sayang.."Jawab Hendrik
"Mas nanti pulang ke tempat aku kan?"tanya Elsa. Ia demi mencukupi keluarganya dia rela kehilangan martabatnya dan melupakan sahabat-sahabat nya bahakan dia pun lupakan kalau pria yang sedang bersamanya itu adalah, Papa sahabatnya.
Elsa sendang duduk di sebuah bartender ia menenggak minuman Wine yang di sediakan oleh Hendrik di dalam kulkas nya dia sambil menunggu ke datangan Hendrik.
kamu tidak akan aku lepaskan Mas kehidupan ini lah yang aku ingin aku tidak perduli mas kamu papa sahabatku.
Elsa menengok lagi jam yang melingkar di tangannya. Namun Hendrik belum juga datang ia mulai gelisah tanpa kehadiran nya.
Di Rumah sakit
"Nak, Papah mu sudah datang menjemput kita?"tanya Susi
"Mama, sudah jangan terlalu banyak memikirkan Papa. Mama harus fokus dulu sama kesembuhan mama nanti juga Papa pulang.., Mungkin papa masih sibuk, Mama pulang sama aku ya?" Ucap Moren mendengus kesal.
Susi Menganggukkan kepalanya.
Andai aku bisa membenci papa. Batin Moren sambil menatap wajah susi.
"Mama mau makan?.
"Mama tidak lapar sayang"kata susi.
"Mama harus makan nanti sakit lagi"ucap moren sambil menggenggam tangan Susi yang masih tertusuk jarum infusan.
Hendrik emang seorang pria yang baik sebagai kepala rumah tangga. Tapi itu dulu sebelum Susi melahirkan Moren.
Saat Mama ku masih sehat Papa sangat menyayangi nya tapi entah kenapa Papa berubah mulai jarang pulang, Sekalinya pulang Papa selalu dalam ke adaan mabuk, sebagai anak aku bisa apa? memahami itu sudah pasti mungkin Papa butuh hiburan meskipun kadang suka marah emosional cepat naik, kadang buat aku bingung sedih rasanya ingin pergi jauh dari rumah ini tapi aku kembali ke mama seandainya aku pergi siapa yang akan merawat mama kalau aku tidak ada" gumam nya Morena.
"Kamu kenapa melamun?" Sentuhan jemari tangan Susi membuyarkan lamunannya.
"Tidak ada mah"kata Moren.
"Kalau capek istirahat saja Nak."
"Nggak kok mah nanti saja Moren istirahat nya mama mau minum?" Susi menganggukkan kepalanya.
Moren mengambil air di dalam botol dan meminum kan nya.
"Sekarang jam nya Mama makan Moren suapi ya? biar mama bisa minum obat kalau mama tidak makan nanti mama tidak bisa minum obat dan dokter tidak mengijinkan mama pulang karena mama belum sembuh total.
"Ya sudah mama mau makan"
Tidak lama Mbok datang bergantian menjaga Susi.
"Non pulang saja Mama Non Mbok yang temani" kata Mbok.
"Terima kasih Mbok kalau gitu Moren pulang dulu ya Mbok ambil pakaian ganti."
Mbok Mengangguk kepalanya
Saat di perjalanan Moren mengendari mobilnya Dengan kecepatan maksimal di sebrang jalan terlintas mobil Hendrik tapi dengan arah yang berbeda. Moren pun mencoba mengikuti arah mobil yang di kendarai oleh Papa nya.
"Seperti arah nya yang berbeda" gumam nya Moren.
Lebih baik aku ikuti saja kemana pergi nya.
"Sial! rambu lalu lintas Moren memukul setir sampai mengeluarkan suara klakson sangat keras semua pengemudi menengok ke arah Mobil hitam yang di kendarai oleh Moren.
Setelah lampu hijau Moren melanjutkan perjalananya.
"Aaaaaa! kemana mobil papa?"mendengus kesel
disini Elsa berdiri di depan pintu menanti kedatangan Hendrik dengan langkah gagah Hendrik keluar dari lift membawa bungkusan pesanan Elsa.
"Hai sayang Elsa penyambut dengan penuh Cinta lalu Elsa mencium tangan Hendrik layak nya istri menyambut suami pulang kerja Hendrik membalas mencium kening Elsa lalu Hendrik merangkul pinggul Elsa melangkah masuk kedalam.
Elsa menarik tangan Hendrik ke dalam kamar pengaruh Alkohol Elsa seperti hewan buas siap Memakan mangsa nya Hendrik pun begitu menikmati permainan Elsa di atas ranjang.
"Kau semakin pandai memuaskan ku"
"Ini semua aku lakukan karena aku tidak ingin Mas mencari gadis lain" Ujar Elsa manja.
"Lalu bagaimana sekolah mu?" tanya Hendrik.
"Aku tidak perduli dengan sekolahku, jika semua ini saja sudah cukup bagiku."
Elsa semakin girang dengan Hendrik menaburkan uang di ranjang seakan hidup Elsa mulai mengalir dalam ke ekonomi Elsa tidak sadar jika dirinya telah menyakiti wanita yang sedang melawan penyakitnya
Esok entah apa yang terjadi di antara mereka.
...----------------...
Reader thank for like end rate.
Jangan bosan singgah di karya ku
Karya kecil Dheandra.
Setelah berjalan satu minggu lamanya. Elsa menjadi baby sugar Hendrik, Dan kini Elsa kembali aktifitas nya sekolah dengan mengendarai sepeda motor terbaru nya di susul Morena dengan mobil yaris grey dengan seri 1245.
Tin...Tin...Tin." Morena membuka kaca mobilnya.
"Hai nona dari mana saja seperti telan bumi?" Ucap Morena canda nya.
Elsa tersenyum tipis untuk menutupi kesalahannya, sedikit pun Elsa tidak merasa bersalah dengan apa yang sudah ia lakukan terhadap Morena, dia begitu santai seolah tidak ada apa-apa. Setelah memarkirkan kendaraan Morena menghampiri Elsa yang masih berdiri tegak.
"El lu dari mana saja? kangen tau kita lama kita tidak tidak sama-sama" kata Morena.
"Iya sorry Morena, mama gue juga sakit terpaksa gue yang merawat mama, lu tau kan kakak gue tidak bisa di handal kan" ujar Elsa sambil berjalan beriringan dengan Morena.
Apa yang di katakan Elsa Morena percaya meskipun kenyataannya tidak seperti ada yang di katakan Elsa. dia sibuk dengan pria yang seharusnya menjadi bapak nya.
"Iya.., Aku juga tahu kok, itu Moza" kata Morena sambil menunjuk ke arah Moza yang sedang berjalan di lorong sekolahan.
Morena melambaikan tangannya.
"Hai guys" Sapa Moza.
Morena melihat jam tangan nya yang melingkar di tangannya.
"Masuk yuk bentar lagi bel bunyi dan hari ini pelajaran bu Heni"
"Yok lah kata moza"
Morena dan Moza juga Elsa melangkah kaki nya menuju ruang kelas. Trio Geng Chan memang terkenal dengan kecantikan nya dan juga tajir Morena dengan ciri khas nya rambut panjang hidung mancung lesung pipi di setiap senyum menambah kecantikan nya. Moza rambut tak pernah lupa cerly. Elsa wajah nya yang ca by namun tetep terlihat cantik. Morena dan Moza duduk di bangku tengah nomer dua dan Elsa duduk di bangku samping Morena. sekejap Elsa bertukar bangku dengan salah satu teman kelasnya.
Mario siswa kelas yang menjadi incaran para siswi menitip kan bungkusan kado ke salah satu teman kelasnya.
"Morena ada pesanan nih" salah satu teman kelas memanggil nya.
Morena menengok ke arah balik punggung.
"Ini pesanan buat lu" kata salah satu temen kelas nya. Menyampaikan pesanan dari Mario.
"Oh ok thanks yah" kata Morena.
"Chan buka dong apaan isinya?" kata moza.
"Nanti saja chan"
"Selamat pagi anak-anak" Sapa guru heni.
"Pagi bu..," Jawab serempak.
"Baik kita buka pelajaran hari ini, di halaman 320. Ulangan hari rabu tolong di kumpul kan Morena." Perintah Guru.
"Baik bu." Jawab Morena dan mulai mengumpulkan lembaran kertas yang ada di meja masing-masing
"Morena gue lupa belum kerja kan PR kemarin"kata Elsa.
"Wah! gimana sih El nanti lu kena hukum." ucap Morena khawatir.
"Ada apa Morena bisik-bisik?" kata Bu guru
"Elsa buk dia sudah 4 hari tidak masuk sekolah dan dia tidak tahu jika ada tugas sekolah.
"Apa tidak ada yang memberitahunya?"
"Sudah buk hanya saja ponsel nya tidak bisa di hubungi." Jawab Moza.
"Silahkan Elsa kamu keluar mengelilingi lapangan 20 putaran." Perintah Guru. Elsa harus menjalankan hukumannya.
"Baik bu"
Bagus lah lebih baik gue keliling dari pada gue mengikuti pelajarannya. gumam nya Elsa.
"Morena kalau sudah letakan di meja lalu mulai belajar"
Morena meletakan tumpukan kertas di atas Meja guru, kemudian Morena kembali duduk dan mulai belajar;
Disini Hendrik sedang semangat menjalani hari-hari nya. Sekertaris Bilqis wanita cantik yang pernah Menjadi CEO perusahaan kecil yang di guling kan oleh Hendrik karena cintanya ia tolak berulang kali oleh Bilqis. Penolakan itu membuat Hendrik menaruh dendam dan menggulingkan Perusahaan sampai mengalami gulung tikar akibat Hendrik menarik semua saham nya. karena ancamannya Hendrik mengharuskan dia bekerja sebagai sekretarisnya.
"Bilqis hari ini saya pulang lebih awal, Kamu Hendel semuanya selama saya tidak ada di kantor" Perintah hendrik.
"Baik pak" Tidak biasanya sudah berapa hari ini pak Hendrik selalu pulang cepat" Batin.
Teng bel istirahat sekolah. Siswa-siswi berhamburan keluar dari ruangan menuju kantin dimana setiap murid bebas menempati meja kantin mana pun. Tapi beda meja yang satu itu khusus untuk Geng chan semua murid tidak ada yang berani menempatinya.
"Chan ke kantin yuk" Ajak Moza.
Morena dan para sahabat selalu menyebut chan di geng nya ia pun melangkah menuju kantin untuk makan siang Meja satu tak bisa di tempati kecuali Geng nya.
"Ponsel milik Elsa berdering berulang kali
"Elsa ponsel mu ramai sekali" kata moza.
"Iya nih grup lowongan kerja."
"Weh! kamu mau kerja Elsa?" tanya Morena.
Elsa Menganggukkan kepalanya.
"Ia More keuangan keluarga gue sudah mulai menipis"
Ting: pesan masuk
"Kenapa tidak membalas pesan ku?"
"Nanti saja sayang aku sendang bersama putrimu" balasan pesan untuk hendrik.
"Baik lah sayang, nanti mas tunggu di rumah saja, tetap lah bersikap seperti biasanya" perintah hendrik.
Elsa pandai memainkan drama di depan Morena Dan Moza. bersikap seolah biasa biasa saja. Bahakan ia pun sadar jika dirinya telah menjadi jarum dalam keluarga HENDRIK prakoso.
Setelah selesai makan tiga gadis cantik ini kembali ke kelas dan mulai belajar hinga pukul 2 siang.
Bells pulang pun berbunyi.
"Hai guys aku duluan ya da-dah Elsa melambaikan tangan nya."
"Buru-buru sekali Elsa?"
"Sorry chan gue duluan"
"Morena kamu merasa ada yang aneh tidak dengan Elsa? dia sudah berapa hari ini sikap nya berubah?"
"Entah lah, tadi kan sudah bilang kalau dia harus merawat mamanya sudah yuk ah pulang tidak boleh berprasangka sama temen nggak baik" ucap Morena menarik tangan Moza.
Seperti ada yang di sembunyikan."batin moza.
GRUP WA
Ting..
Morena: Guys besok hari persahabatan kita yang ke 6 tahun kita buat acara apa dong dan dimana ni?"
Moza: Wah ia guys hampir lupa.
Elsa cha: Boleh yuk kita buat pesta yang meriah. balas Elsa
"Moza" Boleh
"Semoga persahabatan kita tidak ada yang Melukai dan mengecewakan jika salah satu kita ada yang membutuhkan siapa yang bisa harus kita bantu ok nggak guys?
Morena: iya dong betul tuh apa yang di bilang Moza.
Elsa menghilang dari obrolan.
"Elsa kemana kok langsung of?" tanya Moza
"Biasa paling ketiduran."kata Morena
Moza memiliki perasaan aneh terhadap Elsa namun jauh jika mencurigai Elsa dengan sang Papa nya Morena dan Moza mencurigai jika Elsa diam-diam memiliki kekasih. Dalam perjanjian grup chan tidak boleh memiliki kekasih selama belum lulus sekolah menengah atas.
"Astaga! Moza ada yang ku lupakan di sekolah"
"Apa yang tertinggal?"tanya moza.
"Kado dari Mario" kata Morena.
"What!, ko bisa?"
"Hilang tidak ya?aku simpan di loker.
"Ok aman ko"kata moza.
"Ya sudah besok saja sekarang tidur yuk sudah jam 22:00 malam."kata si Morena.
Di kamar Elsa sedang bercanda dengan Hendrik. Elsa banyak carita soal sekolah tadi siang.
"Kau sangat cerdas sayang"kata Hendrik.
"Pastinya mas, karena aku ingin selalu bersama mu"ucap Elsa sambil mendekap tubuh kekar Hendrik.
Kelicikan Elsa membuat Hendrik lupa diri ia pun lupa pulang dia selalu menahan Hendrik. Setiap Hendrik ijin pulang Elsa selalu memasang wajah cemberut. Elsa candu Aroma tubuh Hendrik Elsa selalu ancam Hendrik jika dirinya akan terjun dari lantai 12. Hendrik pun percaya apa yang di katakan nya. Hendrik tak bisa meninggalkan Elsa begitu saja dia berpikir akan melukai dirinya demi Hendrik. Setelah melakukan aktifitas keduanya terbaring lemas di atas kasur berukuran king size pendingin ruangan pun tak cukup untuk menyegarkan tubuhnya. Permainan Elsa semakin lama semakin buas, Elsa seperti baru merasakan nikmatnya dunia, disisi lain Elsa telah merampas kebahagian Morena sahabatnya. Namun tak pernah bercermin kelakuan bejad ke duanya dia anggap biasa.
Mension Hendrik.
"Mah..tidur yuk sudah malam, jangan tunggu papa nanti juga papa pulang." Kata morena.
"Tapi..mama belum ngantuk sayang." ujar susi
"Mama tunggu papa di kamar saja. Lagi pula mama baru saja pulang dari rumah sakit. Nanti Mama sakit lagi jangan terlalu banyak mikirin papa, nanti juga pulang"
"Papa, mu sudah makan belum ya Nak?"
"Tidak mungkin papa nggak makan mah..,
Ayo Morena antar mama ke kamar."
Morena menggandeng mama nya masuk ke dalam kamar, Hujan turun sangat besar.
"Astaga..! Morena papa mu bagaimana hujan nya deras." susi sangat cemas memikirkan Hendrik.
Di tempat lain Hendrik sedang bahagia bersama wanita mudanya di sini susi sibuk mencemaskan suaminya.
...----------------...
Hai Readers Terima kasih sudah singgah di karya kecil Dheandra.
kasih jejak singgah mu ya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!