NovelToon NovelToon

Heart'S Owner

Berangkat Ke Jakarta

Jonathan memasukan baju terakhirnya ke dalam tas ranselnya. Hari ini dia akan berangkat ke Jakarta. Berniat akan mencari pekerjaan yang lebih baik, sehingga bisa meningkatkan taraf ekonominya.

Setelah ibunya meninggal satu bulan yang lalu, Jonathan bertekad pergi ke Jakarta meninggalkan tanah kelahirannya, dia merasa sudah tidak memiliki siapapun di kampung halamannya ini, kecuali kerabat jauhnya.

Ayahnya, adalah seorang warga negara Australia yang sudah pergi meninggalkannya saat Jonathan masih dalam kandungan, bahkan sampai dewasa dia tidak pernah mengenal sosok ayahnya, hanya dapat melihatnya dalam foto yang di berikan ibunya, yang sampai saat ini masih tetap ia simpan di dompetnya.

Itulah sebabnya Jonathan memiliki wajah yang berbeda dari orang-orang di kampungnya, tubuhnya tinggi, hidungnya mancung, matanya bening bagai kristal. Membuat banyak wanita yang jatuh hati terhadapnya.

"Nanti setelah sampai kau langsung kabari aku ya Bang!" kata Ratnauli, kekasih Jonathan di Medan.

"Siap Ratna! Kau jangan khawatir, sesampainya aku di sana aku akan langsung mencari tempat kos, lalu menghubungimu!" jawab Jonathan.

Ratnauli, gadis asli Medan yang sudah setahun belakangan ini menjalin hubungan dengan Jonathan, itu juga karena mereka adalah pariban, yang artinya sudah di jodohkan dengan orang tua mereka.

Ratnauli adalah seorang guru SD di kampungnya, setelah Jonathan lulus kuliah, Jonathan bekerja di perkebunan milik Ayah Ratnauli, sebagai pengawas lapangan. Namun Jonathan merasa dunianya begitu sempit, sejak kecil dia hanya tau daerahnya sendiri. Makanya dia ke Jakarta ingin mencari pengalaman, juga untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi.

Sekitar satu Minggu yang lalu, Jonathan melihat ada lowongan pekerjaan di perusahaan properti terbesar se Asia, dia memberanikan diri untuk melamar melalui internet, tak di sangka, usahanya berbuah manis, dia mendapat panggilan untuk datang interview.

"Lagian si Abang ini, untuk apa sih ke Jakarta, memangnya gaji yang di berikan Bapak kurang?" tanya Ratna sambil ikut mengantar Jonathan ke taksi ya yang sudah menunggu di depan rumah Jonathan.

"Bukan begitu Ratna, Abang kan juga mau cari pengalaman hidup, Abang ini laki-laki yang kelak akan bertanggung jawab terhadap keluarga Abang!" jelas Jonathan. Ratna tertawa sambil mencubit pinggang Jonathan.

"Tapi Bang Jo janji ya, jangan naksir cewek di Jakarta! Awas lho kalau kepincut!" ujar Ratna cemberut.

"Abang akan usahakan setia sama kamu Ratna, tapi Abang juga tidak bisa melawan takdir Abang, karena kita tidak akan pernah tau hari esok!" sahut Jonathan bijak.

"Bang Jo hanya tinggal menjaga hati Abang untukku!" tambah Ratna.

"Di sana, sudah ada pekerjaan yang menanti Abang Ratna, Abang akan lanjutkan kuliah Abang, kan Ratna bangga kalau Bang Jo berhasil dan sukses, iya kan?" tanya Jonathan.

"Tapi aku takut bang, kita akan berhubungan jarak jauh, seperti yang di film-film itu lho, lama-lama putus juga ..." ucap Ratna lirih.

Jonathan tersenyum sambil mengelus rambut Ratna.

"Jangan khawatir Ratna, Abang tidak bisa janji, tapi Abang akan berusaha, kamu baik-baik di sini ya, doain Abang!" kata Jonathan.

"Iya Bang!" sahut Ratna.

"Abang pamit ya, jaga dirimu, titip rumah peninggalan Mama Abang ya, nanti Abang akan sering menghubungimu!" ucap Jonathan sebelum naik kedalam taksi yang sudah siap menunggunya.

"Bang ...!" Panggil Ratna, air mata gadis itu sudah meleleh di pipinya yang mulus.

Jonathan menoleh, kemudian mengecup kening Ratna sebelum kembali masuk ke dalam taksinya.

"Abang pergi untuk masa depan kita Ratna ...!" Seru Jonathan bersamaan dengan melajunya taksi yang ia tumpangi.

*****

Mencari Tempat Kos

Jonathan memandang takjub ke sebuah gedung berlantai tujuh yang terbentang megah di hadapannya. Di gedung itulah dia akan mengadu nasibnya, memulai sesuatu yang baru.

Senyum cerah menghiasi wajahnya, setelah puas memandang gedung itu, dia kembali berjalan kaki menyusuri jalan raya yang siang itu begitu terik panasnya, hingga pemuda itu merasa kehausan.

Jonathan melipir ke sebuah kedai kopi sederhana yang terletak tidak jauh dari jalan itu, sekedar untuk melepaskan dahaganya.

"Selamat siang di kedai kopi Rosi, dengan saya Rosi, silahkan memilih menu minuman kekinian yang rasanya mengguncang dunia!" Sapa seorang pemilik kedai kopi itu sambil tersenyum manis.

"Aku mau kopi susu dingin!" ujar Jonathan sambil menunjuk gambar minuman di depannya.

"Baik Mas, silahkan duduk dulu ya ..." Kata Rosi yang kemudian bergegas membuatkan pesanan Jonathan. Suasana di kedai kopi itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang yang duduk menikmati sajian minuman yang lagi nge-trend saat itu.

Tak lama Rosi sudah kembali dengan membawa sebuah nampan berisi minuman pesanan Jonathan.

"Silahkan Mas," tawar Rosi.

"Trimakasih Mbak, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Jonathan. Rosi yang hendak melangkah pergi menghentikan langkahnya.

"Di sekitar daerah sini, ada tempat kos tidak? Aku sedang mencari tempat kos!" kata Jonathan sambil menyeruput minumannya.

"Ada Mas, di dekat sini, tempat kos nya pacar saya, nih saya kasih alamatnya ya, nanti Mas nya cari saja sendiri, ada di gang belakang kedai ini Mas!" jawab Rosi bersemangat.

"Boleh Mbak, nanti aku langsung datang ke sana, trimakasih ya Mbak!" ucap Jonathan senang. Akhirnya dia bisa dapat referensi tempat kos juga.

"Ngomong-ngomong Masnya ini dari mana sih? Kayaknya bukan orang sini ya Mas, kayak orang asing! Jangan-jangan Mas nya bule ya, bule yang lagi kehabisan ongkos!" ujar Rosi. Jonathan tertawa mendengarnya.

"Aku dari Medan Mbak, tapi Ayahku memang bule sih, walau aku sendiri tidak pernah melihatnya!" gumam Jonathan.

"Oooh, sudah meninggal ya Mas, maaf ya Mas!" sahut Rosi.

"Bukan Mbak, dia masih hidup sampai sekarang, cuma sejak lahir ibu saya sudah berpisah dengan ayah saya, sudahlah ... kenapa jadi bahas ini?" Jonathan kembali menyeruput minumannya.

"Mas siapa namanya?" tanya Rosi.

"Jonathan, panggil saja Jo!" jawab Jonathan.

"Mas Jo ini ke Jakarta dalam rangka apa sih Mas?" tanya Rosi penasaran.

"Aku dapat panggilan kerja dari gedung yang di depan itu Mbak, perusahaan properti terbesar di Asia kalau tidak salah, makanya aku datang dari Medan ya buat kerja di situ, sekalian melanjutkan pendidikan!" ungkap Jonathan.

"Wah, hebat juga ya Mas nya kalau bisa masuk di perusahaan itu, keluarga pemilik gedung itu baru pindah ke Jakarta Mas, pemiliknya tuh namanya Pak Ricky Gunadi, proyeknya itu ada di mana-mana Mas, pokoknya hebat deh! Dia benar-benar developer sejati!" ujar Rosi. Jonathan mendengarkan dengan seksama.

Kemudian masuklah seorang pria yang langsung menghampiri mereka yang terlibat dalam obrolan seru.

"Nah, ini dia nih orangnya! Kenalin Mas, ini Andri, pacarku yang kos di belakang!" kata Rosi. Sejenak Jonathan dan Andri saling berjabat tangan.

"Mau kos di tempatku?" tanya Andri. Jonathan Menganggukan kepalanya.

"Ya iya lah, pakai di tanya lagi, Andri, tolong antarkan Mas Jo ini ke tempat kos mu!"

"Panggil Jo saja, tidak usah pakai Mas, aku ini bukan orang Jawa!" cetus Jonathan.

"Ayo Jo, kita jalan sekarang!" kata Andri yang sudah berjalan mendahului Jonathan.

*****

Di sebuah rumah mewah di kawasan elit di daerah Jakarta, seorang gadis tengah menangis sesenggukan di hadapan sebuah ponsel yang masih menyala, rupanya dia sedang video call dengan seseorang.

Kezia, si gadis cantik berkulit putih nampak frustasi dan terlihat sangat marah dan sedih, saat bicara dengan lawan bicaranya di ponsel.

"Jadi Bener kan Rob? Kamu selingkuh sama si Nita, temanku itu?" tanya Kezia sambil menangis.

"Maafkan aku Kezia, maaf, maaf," ucap Robby berkali-kali.

"Aku pikir kau pria yang bisa di percaya! Ternyata kau hanyalah pria brengsek!! Aku menyesal telah mengenalmu! Selama ini kalian menusuk aku dari belakang!! Aku benci kamu Robby!!" pekik Kezia sambil membanting ponselnya.

Ponsel itu pecah dan rusak parah. Kezia kembali menangis sambil memeluk gulingnya.

"Robby!! I hate you!!" jerit Kezia.

Siang itu adalah siang yang ter sial dalam sepanjang hidupnya, saat tak sengaja Kezia melihat akun Instagram miliknya, ada postingan Robby dengan wanita lain, dan yang lebih menyesakan lagi wanita yang di samping Robby itu adalah Nita, teman kuliah Kezia sewaktu di Jogja.

Saat itu juga Kezia langsung menghubungi Robby, dan di luar dugaan, Robby mengakui kalau dia memang telah berselingkuh, karena bukti sudah di depan mata.

Kezia begitu frustasi, karena ini pertama kalinya dia mengalami patah hati, tiga tahun berhubungan ternyata belum cukup untuk saling mengenal dan percaya, Kezia terlalu polos dan lugu.

Tok ... Tok ... Tok ...

Terdengar suara ketukan pintu dari luar, Kezia menghapus air matanya kasar, kemudian dia membasuh wajahnya, lalu mengeringkannya dan memolesnya dengan bedak tipis, Kezia tidak ingin siapapun tau keadaan hatinya saat ini.

Setelah itu dia segera membuka pintu kamarnya, seorang wanita cantik tengah berdiri tersenyum kearahnya, wanita itu adalah Lika, ibu tirinya sekaligus mantan gurunya.

"Eh, ibu, masuk Bu!" Ajak Kezia sambil menuntun tangan Lika masuk kedalam kamarnya.

"Lho, itu kenapa ponselmu pecah? Jatuh?" tanya Lika sambil memungut ponsel Kezia yang masih tergeletak di sudut lantai kamar.

"Iya Bu, jatuh!" sahut Kezia. Mereka pun duduk di tepi tempat tidur.

"Dari tadi kamu belum keluar kamar Nak, bahkan kamu tidak ikut makan siang bersama adik-adikmu!" kata Lika sambil membelai rambut Kezia.

"Aku belum lapar Bu, nanti saja makannya!" jawab Kezia.

"Lho, itu matamu kok agak sembab? kamu habis nangis Nak? Ayo cerita sama ibu!" Lika langsung mengambil posisi duduk di hadapan Kezia.

'Huh, percuma cuci muka, ketahuan juga habis nangis!' batin Kezia.

"Tidak apa-apa kok Bu, aku cuma ngantuk saja!" kilah Kezia.

"Masa? Sejak kapan siang-siang kamu bisa mengantuk? Kamu tidak lagi bohongin ibu kan Nak?" tanya Lika sambil menatap dalam wajah putrinya yang kini sudah beranjak dewasa.

Tiba-tiba Kezia maju dan langsung memeluk Lika, lalu menangis dengan keras dalam pelukan ibu tirinya itu.

"Huaaa!!! Ibuu, aku sedih banget Bu! Aku di selingkuhi sama Robby, dia benar-benar kurang ajar, mempermainkan perasaanku!! padahal aku serius sama dia, dasar laki-laki buaya, selingkuh tidak bilang-bilang, mereka semua benar-benar racuuun!!" jerit Kezia dalam pelukan Lika.

******

Pertemuan Pertama

Malam itu, Kezia yang patah hati menghentikan mobilnya di tepi sebuah jembatan layang, dia turun dan beteriak-teriak di tepi jalan layang itu, di bawahnya jalan tol yang kendaraannya melaju dengan kecepatan tinggi.

"Dasar pengkhianat!!! I hate you Robby!!! Aku sumpahin kau kena sakit kadas, kurap, panu!! Supaya tidak ada seorangpun yang mau sama kamu!!!" teriak Kezia.

Jonathan yang kebetulan melintasi jembatan itu, dengan sepeda motor yang di pinjamnya dari Andri, mengira bahwa Kezia akan bunuh diri.

Kemudian dengan cepat dia menepikan sepeda motornya, lalu berlari ke arah Kezia yang masih berdiri di pinggir jembatan layang itu.

"Semua laki-laki brengsek dan pengkhianat!! Kecuali Papa!! Papaaa ... Adakah laki-laki sepertimu di dunia ini??!" teriak Kezia lagi, kini dengan air mata yang berjatuhan di pipinya.

Secepat kilat Jonathan menarik tangan Kezia, sehingga gadis cantik yang sedang patah hati itu jatuh menimpa tubuh Jonathan. Kezia sangat terkejut di tarik tangannya secara tiba-tiba, dia langsung bangun dari posisinya dan melotot ke arah Jonathan yang masih terduduk di jalanan.

"Hei! Kenapa kau tarik tanganku?? Kau kurang kerjaan ya?? Mengganggu aktifitas orang saja!!" Sentak Kezia kesal.

Jonathan langsung bangkit dari posisinya, dia menatap heran pada gadis yang menurutnya sangat galak dan mengerikan itu.

"Aktifitas? Kau mau mengakhiri hidupmu kau bilang aktifitas?? seharusnya kau trimakasih padaku karena aku menyelamatkanmu bodoh!!" dengus Jonathan sambil berlalu meninggalkan Kezia yang masih marah-marah.

"Hei!! Dasar laki-laki aneh! Siapa juga yang mau bunuh diri?? Aku tuh cuma curhat sama alam!!" teriak Kezia sambil mengambil sebuah batu lalu menimpuk Jonathan yang terus berjalan menuju motor yang terparkir.

Pletak!!

Batu kerikil yang di lempar Kezia tepat mengenai kepala Jonathan, untung rambut Jonathan tebal, jadi tidak terlalu sakit.

Jonathan menoleh ke arah Kezia yang masih berdiri dengan garangnya, sambil mengelus kepalanya, kemudian dia mengedikan bahunya dan langsung naik ke atas motor dan cepat-cepat melajukan nya.

"Iiih! Ternyata gadis kota itu menyeramkan, beda sama gadis kampung, mereka polos dan lugu, tapi di kota ternyata wanitanya begitu garang dan galak!" gumam Jonathan yang langsung pulang ke tempat kosnya tanpa menoleh lagi.

Kezia mengusap kasar wajahnya yang masih basah oleh air matanya yang tadi sempat berjatuhan, dengan perasaan yang dongkol dia melangkah menuju ke mobilnya yang terparkir di pinggir jembatan itu.

Matanya menangkap sesuatu di tempat tadi dia terjatuh, sebuah dompet tergeletak di sana.

Kezia langsung berjalan dan mengambil dompet itu, kemudian mengeluarkan isinya.

"Hmm, ini pasti dompet cowok aneh tadi! Ternyata namanya Jonathan, lumayan juga, tapi dompetnya kampungan sekali, dekil lagi! Dasar jorok!" gumam Kezia.

Di dalam dompet itu ada uang tunai 500 ribu, sebuah foto dan sebuah KTP. Kezia mengamati KTP yang ternyata memang milik Jonathan.

"Gila! di dalam dompet cowok jaman now, cuma segini isinya? Dia tidak punya kartu kredit atau ATM gitu? Bisa hidup dia?!" cetus Kezia yang langsung naik ke dalam mobilnya dan mulai melajukan nya menuju ke rumahnya.

Tak berapa lama Kezia sudah sampai di rumahnya, dia langsung masuk ke kamarnya dan berganti pakaian, lalu menghempaskan tubuhnya di tempat tidurnya.

Sambil tiduran Kezia terus mengamati KTP yang baru saja dia temukan tadi, berusaha mencari tau alamat untuk mengembalikannya, tapi alamatnya di Medan.

Ceklek!

Pintu kamar Kezia di buka, munculah Given, adik Kezia yang masih duduk di bangku kelas 5 SD.

"Kak, di panggil Papa, katanya di suruh makan!" kata Given.

"Iya sebentar!" sahut Kezia.

"Kakak lagi apa sih? Liat apa sih kak?" tanya Given kepo sambil beringsut mendekati kakaknya.

"Iiih kamu kepo banget deh, ini kakak baru Nemu dompet orang, ada KTP nya, tapi kok alamatnya di Medan, ya kali harus kirim ke Medan!" ujar Kezia.

"Sini lihat Kak! Waah, orangnya keren lho kak! Kakak foto saja posting di Instagram, nanti juga ada yang kenal!" cetus Given.

"Eh, tidak boleh posting sembarangan, ini menyangkut privasi orang, lagian biar saja deh KTP nya di sini, sukurin pasti dia bingung nyariin KTP nya, hihihi ... makanya, sok ikut campur urusan orang sih!" gumam Kezia sambil cekikikan. Given bingung melihat tingkah kakaknya malam ini.

"Kezia! Kenapa kau lama sekali? Papa dan Ibu sudah menunggumu di meja makan!" Terdengar suara Ricky, Papa Kezia yang berjalan mendekat ke arah Kezia. Buru-buru Kezia menaruh dompet Jonathan di balik bantalnya.

*****

Di kamar kos nya, Jonathan celingukan sambil beberapa kali merogoh saku celananya, bahkan dia melongok ke kolong tempat tidurnya, membuka laci lemari, namun dompetnya tak kunjung ketemu, hatinya mulai gelisah.

Kemudian dia segera ke kamar sebelah, kamar Andri, perlahan Jonathan mengetuk pintu kamar Andri, tak lama Andri muncul dari dalam kamarnya, matanya terlihat merah, mungkin dia baru terbangun dari tidurnya.

"Ada apa Jo?" tanya Andri.

"Maaf, kau pasti sudah tidur ya, dompetku hilang, aku bingung hilang di mana? Sudah di cari di setiap sudut kamar, di saku celana, tapi belum ketemu!" ungkap Jonathan yang mulai nampak frustasi.

"Lho, tadi pas fotocopy berkas buat CV, masih ada kan?" tanya Andri sambil duduk di bangku depan kamarnya, Jonathan ikut duduk di sampingnya.

"Iya, masih, aku kan bayar fotocopy ambil uang di dompet, atau jangan-jangan ...!" Jonathan menghentikan perkataannya.

"Jangan-jangan apa Jo?" tanya Andri.

"Tadi sebelum pulang ke kos, aku ketemu cewek gila yang kelihatan mau bunuh diri lompat dari jembatan layang, lalu aku tarik tangannya, kami terjatuh, mungkin pas terjatuh dompetku ikut terjatuh!" kata Jonathan.

"Nah, bisa jadi tuh Jo, uangmu banyak tidak di dompet? Kalau di Jakarta, dompet hilang jangan harap bisa kembali!" ujar Andri.

"Ada sisa uangku 500 ribu, mana besok mau interview lagi di gedung depan itu, untung dekat, jadi jalan kaki juga sampek, uang bisa di cari, tapi KTP ku ... Itu kan penting, apalagi aku baru merantau ke Jakarta!" keluh Jonathan.

Andri menepuk-nepuk bahu Jonathan.

"Kau tenang saja Bro, ikhlaskan dompet mu yang hilang itu, besok kau bareng aku saja naik motor ke gedung itu, sekalian aku berangkat kerja, KTP bisa di buat lagi, uang juga aku bisa pinjami kau sementara, sampai kau gajian nanti!" ucap Andri.

Jonathan memeluk Andri dengan mata berbinar.

"Wah! Trimakasih bro! Beruntungnya aku ketemu sama kamu di Jakarta! Doakan besok interview dan tes ku berhasil, tapi menurut email yang ku baca, kemungkinan besar aku di terima di perusahaan itu, karena perusahaan itu sedang membuka lowongan pekerjaan sebanyak-banyaknya!" ungkap Jonathan.

Andri hanya menganggukkan kepalanya dan mengacungkan ibu jarinya untuk memberi Jonathan semangat.

*****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!