NovelToon NovelToon

Cinta Terhalang Janji

Kecelakaan

Suasana temaram kini sudah mulai terasa, warna langit yang tadinya cerah ,sudah mulai berganti warna menjadi jingga.Lampu-lampu di jalan sudah mulai di nyalakan.Daven Alexander murphy,27 tahun, pemuda tampan, yang memiliki alis tebal seperti ulat bulu, bertubuh tinggi atletis, memiliki mata yang sangat tajam seperti mata elang itu,tampak mengemudikan mobil putih miliknya, dengan perlahan menyusuri jalan yang terlihat lengang di salah satu sudut kota di Irlandia.

Wajahnya tampak sangat kelelahan.Sesekali dia terlihat menguap.Tidak heran sebagai pewaris dan Presdir di perusahaan besar, Murpy group, dia memiliki segudang kesibukan, untuk memajukan perusahaan yang sudah di rintis turun temurun oleh keluarga Murpy.

beberapa hari ini, dia sangat sibuk mengurus sebuah kerja sama dengan 2 perusahaan sekaligus.Sampai-sampai waktu yang dia punya untuk istirahat pun sangat minim. Bahkan tadi malam dia tidur cuma 2 jam saja.Jadi sangat wajar kalau saat ini dia sangat mengantuk.Seandainya dia punya sayap,ingin rasanya dia bisa langsung terbang pulang ke rumah,untuk meluapkan segala kerinduannya pada kasur empuknya.

Sebenarnya, asisten pribadinya Andrew,sudah menawarkan diri untuk mengantarkan Daven pulang.Tapi Daven menolak dengan alasan kalau Andrew juga butuh istirahat.

Pada saat Daven memejamkan matanya untuk sejenak, sebuah truk container melaju dengan kencang dari arah yang berlawanan.Daven tidak memiliki waktu lagi untuk menghindar.Tabrakan tidak bisa lagi dielakkan.Size mobil yang dikemudikan oleh Daven, sangat jauh lebih kecil dibanding truk container itu.Jadi bagian depan mobil Daven ringsek dan hancur.Sedangkan kepala Daven terbentur sangat keras ke stir kemudi dan tubuhnya sedikit terhimpit.

Daven berusaha untuk tetap bertahan.Dia berharap ada seseorang yang akan datang untuk menolongnya.Truck kontainer yang menabrak Daven,kabur tanpa menolong Daven sama sekali.Darah segar mengucur dengan deras dari kepala Daven yang terkulai tak berdaya dengan pintu mobilnya yang sudah terbuka.

Sementara itu, seorang gadis sederhana,yang kebetulan lewat dari tempat itu, melihat dengan jelas kecelakaan yang terjadi di depan matanya.Dengan berlari sangat kencang,gadis itu mengahampiri mobil Daven.Dia histeris,berteriak minta tolong.

Sebelum Daven benar-benar kehilangan kesadarannya, Daven masih bisa melihat secara samar-samar pada penolongnya.Dia dapat memastikan bahwa penolongnya ini adalah seorang wanita.

Gadis itu berusaha mencegat taksi yang lewat.Dengan dibantu supir taksi itu, gadis itu membawa Devan masuk kedalam mobil.

"Apakah paman bisa lebih cepat?! Aku takut orang ini tidak bisa bertahan lebih lama lagi.Denyut nadinya berdetak semakin lemah paman."ujar gadis itu panik.

"Apa anda mengenal orang yang anda tolong itu nona?"

"Hmm,aku sama sekali tidak kenal paman.Aku juga tidak bisa lihat wajahnya dengan jelas,karena sudah penuh dengan darah.Tapi yang pastinya sepertinya dia bukan orang biasa"

"Nona kita sudah sampai di Rumah sakit" menghentikan mobilnya dan menoleh kebelakang.

"Terima kasih paman" buru-buru keluar dari dalam taksi dan dengan sedikit berlari dia memanggil dokter dan perawat agar membantunya membaringkan Daven ke bed dorong,lalu segera membawa Daven ke ruangan ICU untuk segera mendapatkan pertolongan.

Gadis itu bersyukur,karena supir taksi tadi,sama sekali tidak mau menerima ongkos taksinya.Karena uang yang dimiliki gadis itu sesungguhnya tinggal hanya itu saja.

"Ambil kembali saja uang anda nona! anggap lah ini sebagai bonus,karena ketulusan anda untuk menlong tuan tadi.Aku permisi nona.Mudah-mudahan hidup nona semakin terberkati nantinya." Supir taksi itu berlalu dari tempat itu seraya melambaikan tangannya,setelah gadis itu mengucapkan terima kasih.

Sedangkan dokter dan perawat yang sedang menangani Daven terlihat panik,karena setelah darah dibersihkan dari wajahnya,mereka langsung mengenali Daven, tuan muda pewaris tunggal Murpy group.

Gadis penolong Daven, berkali-kali mengarahkan pandangannya ke arah pintu,di mana Daven sedang mendapatkan penanganan.

" Nona, bisakah anda menghubungi keluarga tuan yang ada di dalam? soalnya kami sangat membutuhkan donor darah AB rhesus negatif.Di bank darah kami hanya sisa 2 kantong darah, sedangkan pasien membutuhkan 4 kantong darah" ucap seorang dokter,yang tiba-tiba keluar dari ruangan itu.

"Maaf dok, aku tidak kenal dengan orang itu, dan aku juga tidak tahu dengan keluarganya" tutur gadis itu polos.

"Hah?! anda tidak mengenalnya?bagaimana bisa? dia itu kan ...."

"Dokter Hans, pasien sudah tidak bisa menunggu lama lagi, pasien sudah sangat kritis" tiba-tiba seorang perawat menyela pembicaraan antara dokter yang bernama Hans itu dengan gadis penolong itu.

"Dok, darah aku sama dengan tuan yang di dalam. Ada baiknya ambil darahku saja.Karena untuk menunggu keluarganya sampai di sini membutuhkan waktu yang lama.Aku khawatir kalau masih menunggu, tuan yang ada di dalam tidak tertolong lagi." ucap gadis penolong itu dengan sangat yakin.

Dokter itu memicingkan kedua matanya, untuk memastikan,apakah gadis itu bersungguh-sungguh dengan ucapannya atau tidak.

"Baiklah kalau begitu! anda bisa ikut perawat itu, untuk terlebih dahulu memeriksa kesehatan anda" ucap dokter itu memutuskan.Karena memang, tidak memungkinkan lagi untuk menunda.

"Dok, bagaimana bisa gadis itu tidak mengenali tuan Daven?" tanya seorang perawat yang ikut serta untuk membantu penanganan Daven.

" Ya mungkin saja.Kita saja hampir tidak mengenali tuan Daven,karna wajah yang dipenuhi dengan darah " perawat itu manggut-manggut, membenarkan ucapan Dokter Hans.Lalu mereka berdua kembali masuk ke dalam ruangan dimana Daven sedang berjuang untuk hidup.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang tanpa sengaja mendengar pembicaraan antara dokter dan perawat itu.

"Apakah yang mereka maksud itu Daven Alexander Murpy? Aku harus mencari tahu" sebuah seringai sinis, tersemat di bibir pemilik sepasang mata itu,sambil berlalu pergi meninggalkan tempat itu.

******

Setelah semua prosedur telah selesai,dan gadis penolong itu dalam kondisi sehat, donor darah akhirnya bisa dilaksanakan.Akan tetapi, gadis penolong itu tidak bisa menunggu sampai Daven sadar,karena dia harus buru-buru untuk pulang, ketika dia mendapat panggilan penting dari seseorang di ponselnya.

Bahkan untuk menanyakan identitas pria yang ditolongnya saja dia lupa.

Harold Murpy dan istrinya Ellen, yang merupakan orang tua dari Daven tampak berlari dengan terburu-buru,karena merasa panik dan khawatir akan keaadan anak tunggal mereka.Kedua netra Ellen terlihat membengkak karena menangis terlalu lama, di sepanjang perjalanan dari rumah sampai ke rumah sakit.

Setelah 15 menit berlalu, dokter hans yang merupakan dokter senior dan sudah tua itu,terlihat keluar dari ruangan tempat dimana Daven mendapatkan penanganan.Dia sedikit terlonjak kaget melihat orang tua Daven sudah berdiri di depan pintu.

"Bagaimana keadaan putra ku dok?" Harold bertanya dengan nada sedikit tinggi,sambil mencengkram bahu dokter Hans.

"Tuan Daven sudah melewati masa kritis nya tuan!.Karena tadi ada seorang gadis, yang menolong tuan Daven,bahkan mendonorkan darahnya untuk tuan Daven.Kita tinggal menunggu dia sadar aja.Setelah itu kita akan melakukan pemeriksaan ulang, untuk memastikan apakah ada efek lain yang timbul akibat dari kecelakaan itu" tutur dokter itu dengan sedikit ciut karena merasa seperti terintimidasi oleh tatapan Tuan Harold.

"Seorang gadis? tapi dimana dia sekarang?" mom Ellen celingukan mencari keberadaan gadis yang dimaksud oleh dokter Hans.

"Sepertinya di sudah pulang nyonya. Karena setelah selesai mendonorkan darahnya,aku tidak melihat lagi keberadaannya." sahut dokter Hans.

TBC

Please tinggalkan jejaknya ya guys.Likeb,vote dan komen.Jangan lupa Tap favorite untuk mendapatkan notif bila novel ini update.Thank you.🥰

Janji Daven

Kelopak mata Daven terlihat bergerak,dan jari-jarinya juga menunjukkan pergerakan.Secara perlahan Daven membuka matanya, kedua netranya berkedip-kedip beberapa kali,untuk menyesuaikan cahaya silau yang langsung tertangkap oleh kedua netranya.

Devan merasakan sangat pusing di kepalanya.Dia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru,untuk mengetahui dimana keberadaannya kini.Pupil matanya menangkap dua orang yang sedang tertidur,dan dia dapat memastikan kalau dua orang yang tertidur itu adalah orangtuanya.

Daven,berusaha mengingat apa yang sudah terjadi padanya,dan rentetan kejadian yang menimpanya,langsung memenuhi memorinya.Daven sontak terduduk, untuk mencari keberadaan wanita yang telah menolongnya.

"Arrghhh! "teriaknya tiba-tiba,ketika merasakan rasa sakit yang amat sangat di kepalanya. Dan tanpa aba-aba,Daven langsung terkulai lemas diatas kasur kembali.

Daddy Harold dan mommy Ellen,tersentak bangun seketika,mendengar erangan kesakitan dari Daven.

"Daven,kamu sudah bangun sayang?! kok mommy tidak dibangunkan? bagian mana yang sakit nak?" tanya Mommy Ellen bertubi-tubi dengan raut wajah yang terlihat sangat panik.

Daddy Harold, langsung berinisiatif menekan tombol yang ada di atas kasur Daven,untuk memanggil dokter, agar segera datang ke ruangan Daven

"Mom, Kemana wanita yang sudah menolong aku tadi mom? "Daven bertanya sambil tetap memegang kepalanya yang masih terasa pusing .

Mommy Ellen sedikit kaget dengan pertanyaan anaknya.Dia tidak menyangka kalau Daven mengetahui, kalau orang yang menyelamatkan nya adalah seorang wanita.

"Kami tidak tahu nak! sewaktu mommy dan daddy tiba, gadis itu sudah tidak ada lagi.Tapi kata dokter, dia itu masih muda.Dan dia juga tadi sempat mendonorkan darahnya untukmu." sahut mommy Ellen.

Daven ingin kembali bertanya,tapi tiba-tiba seorang dokter yang masih terbilang muda, masuk keruangan itu,untuk melakukan pemeriksaan ulang.

"Dok, Apa dokter tahu siapa wanita yang sudah membawa aku kesini? dan yang sudah mendonorkan darahnya kepadaku?" Daven menatap dengan penuh harap kepada dokter itu,berharap dia mendapatkan informasi tentang gadis itu.

"Maaf tuan, Saya tidak tahu menahu tentang wanita yang anda maksud.Karena tadi dokter yang menangani anda adalah Dokter Hans,dan kebetulan beliau sudah pulang." jawab dokter muda itu dengan menyunggingkan senyuman.

Daven menghela nafasnya dengan cepat.Ada rasa kecewa yang terlihat pada manik mata Daven, saat mendengar penuturan dokter muda itu.

"Bagaimana keadaan anak saya dok? Apakah ada sesuatu yang mengkhawatirkan?" Harold mengabaikan sejenak tentang siapa wanita muda yang dimaksud oleh anaknya.Baginya yang terpenting sekarang adalah keadaan anaknya.

"Syukurlah tuan.Tidak ada yang perlu di khawatirkan.Semuanya baik-baik saja.Tuan Daven hanya perlu istirahat saja untuk pemulihan yang lebih cepat.Dan nanti kami akan segera melakukan pemindahan ruangan tuan Daven ke ruang perawatan."

"Syukurlah! Terima kasih dok" Ellen membelai kepala Daven putranya dengan penuh kasih sayang.Tiada yang lebih membahagiakan kini,mengetahui putranya baik-baik saja.

"Kalau begitu, kami permisi dulu tuan dan nyonya" dokter itu mengayunkan langkahnya disusul oleh seorang perawat yang mendampinginya,untuk keluar dari ruangan Daven.

Kedua mata Daven tampak menerawang, melihat ke langit-langit ruangan rumah sakit itu.Dia merasa tidak tenang sebelum mengucapkan rasa terima kasihnya kepada wanita yang telah tulus menyelamatkannya,tanpa mengharapkan imbalan apapun.

"Kamu kenapa sayang? Apakah kamu sedang memikirkan sesuatu?" tanya Ellen dengan lembut.

Daven menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dalam satu hentakan,lalu menoleh kearah wanita yang sangat disayanginya itu.

"Tidak ada mom!. Aku cuma penasaran,siapa wanita yang sudah menolongku,dan bahkan mau memberikan darahnya untuk ku? tanpa mengharapkan imbalan apapun."

"Mommy juga heran, darimana kamu tahu,kalau orang yang sudah menolong kamu itu seorang wanita?.Apakah kamu sempat melihat wajahnya?" Ellen tidak bisa menahan lagi keingin tahuannya yang dari tadi sudah berusaha untuk dia tahan.

"Sebelum aku tidak sadarkan diri, aku masih sempat melihat dia mom,tapi aku tidak sempat melihat bagaimana wajahnya.Tapi aku yakin kalau dia adalah seorang wanita." Sahut Daven untuk mematahkan rasa penasaran mommynya.

Ellen manggut-manggut, rasa penasarannyan cukup terjawab dengan penuturan Daven.

"Sekarang kamu istirahat aja dulu! kepala kamu masih sakit kan? masalah gadis itu,kita bisa pikirkan nanti.Sekarang yang penting adalah memulihkan keadaanmu!." Ucap Harold tegas.

"Mom,dad ... apa aku boleh mengatakan sesuatu?"

" Tentu saja boleh sayang.Memangnya kamu mau ngomong apa?" Ellen menyahuti Daven dengan tatapan penuh tanya.

"Mom,Dad, aku mau mengucapkan janji,kalau aku akan menikahi wanita yang telah menolongku,dan berjanji akan membahagiakannya, bila nanti aku berhasil menemukanya." Daven berucap dengan penuh penegasan.Hal itu tampak dari sorot matanya yang berkilat-kilat dan penuh keyakinan.

Harold dan Ellen sontak kaget,dan mereka saling mengarahkan pandangan mata mereka untuk saling menatap.Ada sedikit rasa khawatir yang singgah di hati Ellen dengan janji yang baru saja diucapkan oleh Daven putranya.Ellen khawatir,kalau gadis itu akan sulit ditemukan karena identitasnya saja bahkan belum jelas lagi.Sehingga secara otomatis dia akan akan butuh waktu yang lama untuk melihat Daven menikah.

"Apakah itu benar-benar sudah kamu pikirkan matang-matang sayang? bagaimana kalau gadis itu tidak bisa kamu temukan sama sekali? karena itu sepertinya mustahil nak!." Ellen berusaha untuk menyuruh putranya untuk memikirkan kembali ucapannya.

"Aku sudah memikirkannya matang-matang mom! Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk segera menemukannya.Karena aku bakal tidak tenang mom,kalau aku tidak bisa menemukannya.Karena secara tidak langsung,dialah yang telah memberikan aku kehidupan kedua." tukas Daven penuh penekanan pada kalimat memberikan aku kehidupan kedua.

Harold menepuk pundak Ellen istrinya dengan lembut.Dia sangat paham dengan perasaan istrinya sekarang,tapi kalau Daven sudah membuat keputusan,akan sangat sulit untuk mengubahnya.Karena karakter Daven adalah duplikat dari karakternya.

"Baiklah nak, kalau memang itu sudah menjadi keinginanmu.Mommy dan Daddy hanya bisa berdoa yang terbaik buat mu." ucap Ellen pasrah.

"Sekarang kamu istirahat dulu, karena mungkin sebentar lagi,kamu akan dipindahkan ke ruang perawatan." Harold membenarkan selimut Daven dan mengajak istrinya untuk duduk di sofa.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka,dari balik pintu yang terbuka sedikit.

Sepasang mata itu,berlalu dari tempat itu dengan menyunggingkan senyuman licik,serta kepala yang sudah dipenuhi dengan sebuah rencana yang licik.

"Sayang, kamu disini dulu nemenin Daven, aku mau keluar sebentar untuk membelikan makan malam buat kita.Dari tadi kita belum makan malam ternyata.Perut aku dari tadi sudah minta untuk diisi " Harold berdiri dan mengayunkan langkahnya keluar, setelah mendapat anggukan kepala dari istrinya.

TBC

Please jangan lupa untuk meninggalkan jejak ya gais. Like, vote dan komen.Thank you🥰😘

Keraguan Daven

Bulan dan bintang kini sudah mengucapkan selamat tinggal buat alam semesta. Berganti dengan mentari yang kini sudah mulai keluar dari peraduannya.Walaupun, sang raja dalam tata surya itu, masih terlihat malu-malu untuk memancarkan cahayanya.

Daven mengerjap-ngerjabkan kedua matanya,dan menguceknya secara perlahan, untuk memberikan sedikit kenyamanan pada matanya,yang terasa silau dengan cahaya yang masuk membias ke seluruh ruangan, melalui tirai tipis berwarna putih.

Rasa pusing yang dirasakan oleh Daven,berangsur-angsur mulai berkurang.Daven melihat keadaan ruangannya kini sudah berbeda dari sebelumnya.Ya .... Daven sudah dipindah ke ruangan perawatan VVIP atas permintaan Harold Daddynya.

Ada sebuah harapan yang terselip di dalam hatinya.Daven berharap, hari ini dia akan bisa bertemu dengan Dokter Hans yang menanganinya.Karena dokter Hans adalah satu-satunya kunci yang mengetahui sosok wanita yang telah menolongnya.

Jam kini sudah menunjukkan pukul 7 lewat 30 menit.Suara derap langkah sepatu yang terburu-buru samar-samar terdengar oleh telinga Daven.Daven yakin kalau tujuan pemilik langkah itu, adalah ruangan tempat dimana dia berada.

Suara berdecit pintu yang dibuka oleh seseorang dengan perlahan,mengalihkan pandangan Daven ke arah pintu,dan dia melihat kepala asisten pribadinya Andrew menyembul dari luar,seakan memastikan apakah benar ruangan ini adalah ruangan yang dia tuju.

"Masuk Drew! pagi sekali kamu?" ucap Daven santai.Tapi bagi Andrew ucapan Daven itu seperti sindiran,karena baru bisa datang untuk menjenguk tuannya.

" Ma-maaf tuan Daven, kemarin aku tertidur dan baru terbangun pukul 6 pagi tadi.Jadi, aku baru mengetahui kejadian yang menimpa anda " Andrew berucap sedikit menundukkan wajahnya,karena tidak berani untuk menatap manik mata Daven.

"Tidak apa-apa Drew! Aku tidak mempermasalahkan soal itu. Aku juga maklum kalau kamu juga sangat lelah." Daven menyunggingkan senyuman,yang terlihat seperti seringai tipis dari Daven.

"Terimakasih tuan." Andrew menundukkan setengan badannya.

" Kamu tidak usah terlalu formal Drew! Ini bukan kantor. Dan apakah kamu tidak lelah berdiri di sana? Kamu boleh duduk di sofa sebelah sana" menunjuk ke arah sofa yang berwarna coklat muda disebelah kiri ranjang Daven.

Andrew mengikuti arah yang ditunjuk oleh Daven, lalu dia mengayunkan langkahnya menuju sofa.Tapi tiba-tiba dia mengurungkan langkahnya dan kembali mendekat ke arah Devan.

"Kenapa kamu kembali lagi?, Apakah kamu mau berdiri saja,sampai kaki kamu patah dengan sendirinya?" cetus Daven sambil memicingkan kedua matanya.

"Hemm," menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.Bingung mau ngomong apa.

"Bu-bukan begitu tuan. Tapi,tuan Harold dan nyonya sedang tidur di balik tirai itu, dan mereka sedang berpelukan.Aku jadi segan tuan." Wajah Andrew terlihat seperti terbakar api, memerah.

"Pfttt" Deven berusaha menahan diri untuk tidak tertawa.

"Kalau mau tertawa,ya tertawalah, tidak usah harus ditahan" umpat Andrew, yang tentunya hanya didalam hati saja.Karena dia tidak seberani itu.

"Ya udah, kamu duduk di kursi kecil itu saja"tunjuk Daven kearah kursi dekat kasurnya.

"Terima kasih tuan! " Andrew mendaratkan tubuhnya untuk duduk di kursi kecil yang ditunjuk oleh Daven.

*****

15 menit berselang, Dokter Hans,dokter yang menangani Daven kemarin,masuk bersama 1 orang perawat.Dan disaat bersamaan pula,Harold dan Ellen bangun dari tidur mereka.

"Selamat pagi,tuan Daven.Perkenalkan aku Dokter Hans, dokter yang menangani anda kemarin.Bagaimana perasaannya tuan?" Dokter Hans berusaha untuk beramah tamah seperti dokter pada umumnya.Tapi raut wajahnya terlihat sedikit gugup.Apa kah dia gugup karena sedang berhadapan dengan Daven atau karena hal lain? hanya dirinya lah yang tahu.

" Dokter tenang saja! Aku baik-baik saja.Terima kasih, karena kemarin sudah bertindak cepat untuk untuk melakukan pertolongan"

"itu sudah menjadi tanggung jawab kami tuan sebagai seorang dokter.Permisi tua,aku mau melakukan pemeriksaan sedikit" Dokter Hans mengayunkan kakinya menghampiri Daven untuk melakukan serangkaina pemeriksaan.

"Dok! Apakah aku boleh menanyakan sesuatu?" tanya Daven,sambil menatap dokter Hans.

"Bo-boleh tuan. Apa yang mau anda tanyakan? Dokter Hans terlihat sedikit gugup untuk menanggapi pertanyaan Daven.Sepertinya Dia bisa menebak apa yang hendak ditanyakan oleh Daven.

"Dok, apakah anda mengenal wanita yang telah menolongku kemarin?"

Dokter Hans meneguk ludahnya sendiri. Yang ditanyakan oleh Daven sesuai dengan apa yang sedang dipikirkannya dari tadi.

"Hemm, Maaf tuan aku sebenarnya tidak mengenalnya.Tapi aku tahu dimana keberadaannya." sahut dokter Hans pelan tanpa mau membalas tatapan mata tajam Daven.

Daven terlonjak kaget,demikian juga dengan Harold dan Ellen.Satu-satunya orang yang bingung hanya Andrew.Tapi dia bisa melihat ada secercah kebahagiaan yang tersemat di wajah Daven dan kedua orang tuanya.

"Iya tuan.Sebenarnya wanita itu sedang ada di luar sekarang.Katanya dia datang untuk memastikan keadaan anda.Tapi maaf tuan,tadi saya tidak mengizinkannya untuk masuk,karena aku tidak mau membuat anda marah." tukas dokter Hans yang masih tetap tidak mau menatap mata Daven.

Kedua netra Daven, berkilat-kilat menahan marah, karena dokter Hans melarang wanita yang telah menyelamatkanya untuk masuk.

"Kenapa aku harus marah? justru dari tadi malam aku mencarinya.Aku tidak seburuk yang anda duga dokter Hans.Aku masih manusia yang tahu balas budi."cetus Daven menghunuskan pandangannya ke arah dokter Hans yang sedang menundukkan kepalanya.

"Udahlah sayang, dokter Hans tidak sengaja melakukannya" Ellen mengalihkan pandanganya ke arah dokter Hans dan menepuk pundaknya dengan lembut.

" Dok, bolehkah anda panggilkan wanita itu untuk masuk?! "

"Baik nyonya" Dokter Hans menggerakan ekor matanya,melirik kearah perawat yang mendampinginya,untuk segera memanggil wanita yang dimaksud.

Perawat itu, langsung paham dengan lirikan mata dokter Hans. Dia memutar badannya dan beranjak menuju pintu untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh dokter Hans yaitu menyuruh wanita yang menunggu di depan untuk masuk.

Jantung Daven berdetak kencang, merasa sedikit gugup untuk bertemu dengan penolongnya, yang secara tidak langsung akan menjadi teman hidupnya kelak seperti yang telah dijanjikannya semalam.

"Itu dia orangnya tuan." tunjuk dokter Hans ke arah seorang wanita yang masuk bersama dengan perawat tadi.

Semua mata menoleh ke arah pintu yang baru saja dimasuki oleh seorang wanita cantik,yang terlihat elegan memakai gaun berwana kuning gading,dengan berbagai aksesoris mahal yang menempel di tubuhnya.

Di lengannya tampak ada kain kasa yang menempel, sebagai tanda kalau dia benar-benar baru diambil darahnya.

Harold dan Ellen terlihat bahagia dengan kedatangan wanita muda yang cantik itu.Mereka tidak menyangka kalau mereka akan mendapatkan menantu yang sangat cantik. Tapi kebahagiaan yang terpancar di wajah Harold dan Ellen,tidak tampak di wajah Daven.Daven merasa ada kejanggalan dengan penampilan wanita yang ada di depannya dengan penampilan wanita yang telah menyelamatkannya kemarin.

"Apakah wanita ini benar-benar orang yang telah menyelamatkan ku kemarin?"

TBC

Please dukung saya dengan tap like,vote dan komen.Jangan lupa untuk Tap. sign ❤️ untuk memfavorite kan novel ini.Supaya tidak ketinggalan untuk notifikasi bila sudah up.Thank you

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!