Di dalam kantor pengadilan Agama
"Karena hasil mediasi gagal dan atas kesepakatan kedua belah pihak, pengadilan memutuskan bahwa ibu Fitri dan bapak Hary resmi berpisah" Ujar Hakim dengan mengetukan palu sebanyak 3 kali.
Fitri merasa lega walo dengan berlinang air mata karena dia sekarang menjadi seorang janda. Karena dia tahu, status janda terkadang sering di pandang sebelah mata dalam kehidupan masyarakat.
Fitri berjabat tangan dengan Hary yang sekarang menjadi mantan suaminya. Dengan senyum terpaksa mereka keluar dengan tujuan masing-masing.
Fitri memacu mobilnya untuk pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah, dia langsung duduk di sofa. Kepalanya menengadah menatap langit-langit rumahnya, merasakan betapa sepinya rumah yang dulu di tempatinya bersama mantan suaminya.
Walaupun tidak begitu besar tapi banyak kenangan yang terbangun selama mereka hidup bersama.
Pikiran nya membayang ke masa dimana mereka masih bersama.
Flashback on
Hery ; "Sayang lihatlah ini rumah kita, walaupun tidak begitu besar dan tidak mewah, semoga bisa nyaman untuk kita tinggali berdua dan bersama dengan anak-anak kita nanti".
Fitri ; "Wahhhh... ini udah lebih dari cukup sayang. Seperti apapun rumah yang kita tempati, yang terpenting kita nyaman dan bisa hidup bahagia di dalamnya".
Mereka saling berpelukan sambil memandang rumah yang ada di depan mereka dengan penuh senyuman dan kebahagiaan.
Flashback off
**
Sekarang semua itu hanya kenangan dalam hidupnya. Karena suatu keadaan yang mengharuskan mereka memutuskan berpisah.
Flasback on
Fitri pergi kesebuah Restoran di Hotel mewah untuk meeting dengan Klien suatu perusahaan.
Mereka mendiakusikan kerjaan untuk meraih suatu kesepakatan kerja sama antar perusahaan.
Dengan kebetulan Fitri melihat meja di paling sudut sedikit jauh dari tempat duduk Fitri dan koleganya. Dia melihat sepasang Lelaki dan perempuan sedang makan bersama. Dia merasa seperti mengenali sosok laki-laki walo dari belakang (Karena lelaki tersebut posisi duduknya membelakangi meja fitri, sedangkan wanita yang bersamanya menghadap ke depan sehingga fitri bisa melihat wajahnya). Perempuan itu memakai dress warna biru di dominasi hitam, dengan lengan panjang namun belahan dada yang terlalu kebawah sehingga memperlihatkan P4yud4r4 nya yg lumayan besar.
Setelah Fitri melihat lelaki itu menoleh, betapa terkejutnya ia bahwa yang berada di depannya adalah suaminya.
Jantung Fitri berdegup kencang, matanya melotot sedikit memerah, tangannya mengepal dan bibirnya bergetar menahan amarah dalam hatinya yang bergejolak. Darahnya seakan mendidih menyaksikan suaminya duduk di depannya dengan tertawa renyah sambil menggenggam tangan wanita didepannya.
Tanpa di sadari rekannya memperhatikan tingkah Fitri yang terlihat aneh.
"Bu...Bu Fitri, ada apa" Tanya Anto. Menyadarkan pikiran Fitri.
"Hah... Tidak .. tidak apa-apa" jawab Fitri agak terbata-bata.
"Bagaimana apakah semuanya sudah disepakati bersama?" Tambah Fitri kembali pada kerjaannya.
"Iya bu, kita setuju dengan semuanya" Jawab kliennya..
Sambil saling berjabat tangan tanda persetujuan satu sama lain.
Kemudian mereka berpisah, Fitri dan rekannya meninggalkan restoran tersebut dengan sekali lagi Fitri masih menoleh ke arah dimana suaminya duduk dengan seorang wanita didepannya. Tanpa di sadari suaminya.
Flashback off
*****
Saya baru pemula, masih belajar, semoga pembaca dapat menikmati tulisan saya, kritik dan saran di kolom komentar untuk membantu saya agar bisa memperbaiki kesalahan untuk lebih baik kedepannya. Selamat membaca dan nantikan kelanjutan ceritanya 😊
Fitri masih saja duduk di sofa rumahnya, masih menerawang ke masa lalu yang masih sangat melekat di ingatannya. Bagaimana dengan mudahnya suaminya berselingkuh di belakangnya. Padahal suaminya pernah bersumpah untuk tetap setia sehidup semati dengannya.
Flashback on
Setelah dari restoran, Fitri langsung pulang kerumahnya. Dia duduk di sofa lalu melihat jam dinding yang ada di depannya menunjukan waktu jam 10 malam.
Kemudian dia beranjak dari duduknya, membawa tasnya dengan lesu menaiki tangga menuju kamarnya. Setelah masuk kamar, dia kembali mendudukan dirinya di kursi kecil di samping tempat tidur.
Memang kamarnya tidak begitu luas tetapi didalamnya masih ada kamar mandi dan perlengkapan kamar yang komplit.
Dia kembali berdiri, membuka jas dan sepatunya menuju kamar mandi. Lalu dia menyalakan shower tanpa membuka pakaiannya. Dia mengucurkan kepala hingga tubuhnya di bawah shower yang menyemburkan air dengan lembut. Di hatinya berbagai perasaan bercampur aduk marah, benci, kecewa, cemburu yang membuat dadanya merasa sesak. Tanpa terasa air matanya mengalir hangat di pipinya berbanding terbalik dengan dinginnya air yang mengucur dari shower.
Dia terdusuk lemas dengan terus menangis tertahan, betapa sakit hatinya melihat kejadian sore tadi.
Setelah 1 jam di kamar mandi, dia keluar dan langsung berpakaian. Dia menghempaskan dirinya di kasur yang lembut dan melihat jam didinding kamarnya sudah menunjukan jam 11 malam. Tapi suaminya belum pulang.
Detik demi detik, menit demi menit berlalu tanpa disadari dia telah tertidur lelap.
"kkrreeettt" suara pintu membangunkannya. Dengan mata belum sadar sepenuhnya, dia melihat seorang pria masuk ke kamarnya dengan sangat hati-hati. Dengan kesadaran yang telah kembali, ternyata pria tersebut adalah suaminya.
"Mas. udah pulang" tanya Fitri
Hary sedikit menghentakkan tubuhnya karena kaget, ternyata istrinya terbangun dari tidurnya.
"Ah... i..iya... Kamu belum tidur?" sambil sedikit gugup.
"tadi sudah tidur, tapi mendengar suara pintu terbuka aku jadi terbangun. Mas tumben kerja sampai jam 3 pagi gini?' Tanya Fitri dengan nada biasa menyembunyikan rasa sakit hatinya.
"eemmmzz... tadi banyak banget kerjaannya jadi di beresin dulu biar besok kalo atasan minta tinggal kasih" dengan sedikit terbata-bata.
"Oh yaudah, mas ganti baju terus tidur" kata Fitri. Dengan menatap tajam suaminya tanpa suaminya sadari...
Hary mengganti bajunya kemudia berbaring di samping istrinya yang membelakangi nya.
Sementara fitri meneteskan airmatanya.
Ke Esokan paginya, Fitri bersikap biasa saja. Walaupun hari itu dia lebih banyak diam. Sebenarnya dalam hatinya dia ingin sekali bertanya pada suaminya tentang siapa wanita itu yang sebenarnya.
Suaminya berangkat kerja begitupun dia dengan mobil masing-masing.
Jam demi jam mulai berlalu dan saatnya untuk pulang kerja.
Sesampainya di rumah dia mandi dan mengganti pakaiannya. Lalu terdengar suara pintu di buka. Ternyata suaminya pulang tepat waktu. Tapi Fitri sudah membulatkan tekadnya untuk menanyakan begitu banyak pertanyaan pada suaminya.
"Mas.. Bisa bicara sebentar?" tanya fitri.
"Iya sayang, mau tanya apa? tumben banget minta ijin dulu" seru Hary.
"Mas, siapa perempuan yang bersama mas di Restoran hotel XXX kemaren sore?" tanya Fitri.
Mata Hary terbelalak mendengar pertanyaan dari istrinya tersebut.
Dengan gelagapan Hary menjawab pertanyaan dari istrinya " i..itu teman kerja sayang. Lagi ngebahas soal kerjaan sambil makan. Soalnya banyak banget pekerjaan yang harus dikerjakan." Hary berbohong.
"Oh... Tapi kenapa sampe pegangan tangan begitu?" tanya Fitri sambil meremas tangannya menahan amarah.
Hary gelagapan dan gugup tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Tanpa disadari emosi Fitri mendidih, dia berteriak dan menangis sejadi-jadinya......
"Jujur aja mas, jujur. aku perlu kejujuran. Emangnya aku bodoh.. bisa langsung percaya begitu saja dengan perkataan mu. Teman.. teman apanya, kamu begitu mesra dengan perempuan sialan itu.. hah..." teriak fitri meluapkan amarahnya.
Hary hendak memegang tangannya namun dia menghempaskan tangan suaminya itu.
"Kamu pikir, istri mana yang gak sakit lihat suaminya bermesraan dengan perempuan lain di depan mata kepalanya sendiri" lanjut fitri.
"Dengarkan aku sayang, dengat dulu penjelasanku" kata Hary sambil mendekati istrinya.
"Iya.. iya jelaskan sekarang, jangan di tutup tutupi. Aku benar-benar ingin tahu siapa dia" ujar Fitri sedikit merendahkan suaranya.
"Benar... benar aku selingkuh, aku memang selingkuh beberapa bulan belakang ini. Karena aku menginginkan anak, kamu tahu kan kalo kita sudah menikah selama 3 tahun, tapi sampai sekarang kita masih saja belum memiliki anak. Aku sangat menginginkan hadirnya seorang anak. Makanya aku menikah siri dengan perempuan itu, namanya Mia". Jelas Hary sambil memegang kepalanya dengan menunduk.
"Apa... apa kamu tidak bisa bersabar sedikit saja? kamu tahu kan, waktu kita ke dokter tidak ada yang salah dengan kita. Kita sehat, cuma tuhan saja yang belum memberikan amanah pada kita" kata Fitri dengan sangat kecewa.
"Yaudah mas, walaupun aku marah dan berteriak seperti apapun tidak akan mengubah keadaan, mulai detik ini aku ingin pisah. Gak ada jalan lagi, kita harus bercerai" pasrah Fitri.
"Ta.. Tapi sayang, aku tidak mau berpisah denganmu"... ujar Hary sedikit memohon.
"Tidak mas, aku tidak mau di duakan. Silahkan kamu bisa sepuasnya dengan istri siri mu, aku gak akan mengganggu kamu lagi. Semoga kamu bahagia dan memiliki banyak keturunan" ujar Fitri mengikhlaskan suaminya dengan wanita lain.
Setelah kejadian tersebut, tak lama fitri melayangkan gugatan cerai kepada suaminya. Walaupun berat, namun ini jalan terbaik untuknya dari pada harus berbagi suaminya.
Flashback off
****
Sekarang Fitri menjalani hari-hari nya seperti biasa. Berangkat bekerja seperti semula, walau masih terlihat raut kesedihan di wajahnya. Tapi dia mencoba tegar akan keadaan, dalam batinnya mungkin akan sulit menjalani hidupnya sebagai seorang janda namun dia harus menjalani nya dengan kuat dan mencoba melupakan semua masa lalunya.
Hari minggu tiba, di pagi hari seperti biasa Fitri selalu pergi ke depan komplek perumahan untuk membeli sayur di tukang sayur.
"Bu Fitri, belanja" tanya ibu 1
"iya bu" jawab Fitri. Sambi memilih bahan masakan dan sayuran di depannya. Setelah mendapat yang dia butuhkan kemudian dia membayarnya.
"Bu Fitri tumben, belanjanya sedikit?" tanya ibu 2 kemudian di senggol dengan ibu 1. "Eh" kaget karna baru ingat langsung menutup mulutnya.
"Iya bu, karena ini buat makan sendiri, jadi segini saja sudah cukup. Mari ibu-ibu, sayang permisi duluan" ujar Fitri sedikit senyum lalu meninggalkan tempat tersebut.
Setelah Fitri jauh dari sana.
"Eh... tuh lihat ibu Fitri masih muda tapi udah jadi janda" kata ibu 1
"Iya ya kasihan. Katanya sih karena mereka gak punya anak, jadi suaminya nikah lagi yah" kata ibu 2.
"Hus... udah.. udah jangan bergosip nanti kalo kedengaran orang nya kan gak enak" ujar ibu 3 melerai.
Setelah sampai rumah, fitri sedikit menghempaskan nafas kencang. Dalam batinnya, "ternyata begini yah kalo jadi seorang janda selalu saja ada yang mencibir. Emangnya salah yah memilih berpisah dengan pasangan yang sudah gak cinta sama aku lagi. yasudah lah semuanya sudah terjadi. Kamu harus kuat Fitri, jangan dengarkan apa kata orang. Semangat". Fitri menyemangati dirinya sendiri.
Kemudian fitri pergi ke dapur untuk memulai kegiatan masaknya. Untuk sarapannya di pagi itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!