Siang itu di sebuah Taman sekolah yg sepi ada sepasang murid yg sedang berbincang serius di balik pohon.
"Aku Hamil." Ucap sang Gadis sambil meremas ujung seragam nya karena gugup dan gemeteran.
Sementara Lelaki itu tampak lebih syok.
"Apa Kamu Yakin.?" Hanya itu yg keluar dri mulutnya.
"A a aku sudah tespect dan hasilnya positif, a aku takut," Ucap sang Gadis sambil menahan isaknya.
"Tapi bagaimana bisa,kita cuma sekali melakukan 'Itu' dan dan,"Belum sempat cowok itu melanjutkan kata kata nya mereka berdua di kejutkan dengan jatuhnya minuman yg di genggam seorang gadis yg menatap mereka berdua dengan tatapan yg sulit di artikan.
". . . ." Hening gadis itu pun tak sanggup berucap meski di dalam hatinya begitu banyaaakkk pertanyaaan yg ingin dia lontarkan.
Kedua siswa dan siswi itupun kaget bukan main dan panik tentunya, Lelaki itu pun langsung menghampiri gadis itu dan langsung menggenggam tanganya.
"Yank, aku bisa jelasin, plis jgn salah paham,"ucap Lelaki itu.
"Salah paham, Kalian Ba bagimana bisa," ucap Gadis itu dengan bibir bergetar menahan tangis.
"Ar, kami bisa jelasin semuanya Ar, tp plis tlong percaya sama kami," ucap Dewi.
Yah mereka adalah Daffa dan Dewi yg sedang berbincang dan di pergoki oleh Arti Pacar Daffa sekaligus Sahabatnya dewi.
"Mau jelasin apalagi.? aku aku udah denger semua nya, kenapa?" Kata Arti sambil terbata. "Kenapa kalian tega di belakang aku," sambung nya sambil terisak.
"Yank demi Allah ini gak seperti yg kami fikirin, pliss dengerin penjelasan aku dulu," Ujar Daffa.
"CUKUP! biarin aku sendiri dulu," Ucap Arti dan langsung lari pergi.
Tujuanya saat ini hanya ingin menenangkan diri menghilangkan smua rasa sesak yg di rasakanya.
Sementara Daffa dan Dewi hanya diam dengan pemikiran masing2.
Daffa sangat ingin mengejar sang kekasih tapi dia takut malah akan semakin menyakitinya jadi dia akan memberi waktu sampai tenang dulu baru akan menjelaskan semuanya.
Arti yg awalnya ingin mengagetkan kekasihnya itu yg dia fikir sedang sendirian di deket pohon itu tapi siapa sangka ternyata dia sedang bersama Sahabatnya dan tambah terkejut lagi dengan kata kata yg mereka ucapkan.
Dia merasa ada ribuan Pisau yg menusuk di relung hatinya.
Beggitu sesak, perih dan sakit, siapa sangka orang yg selama ini memberikan warna bak pelangi di hidupnya tiba tiba di -2 hari Aniversary nya dia mendapatkan hadiah yg tak terduga yaitu "Penghianatan".
5th pacaran Daffa sangat mengenal sifat kekasih nya itu, dia akan lebih milih menghindar untuk sesaat sampai perasaanya membaik baru akan berbicara.
Daffa yakin Arti bukan tipe orang yg gak akan memaafkan kesalahan orang lain apalagi ini Daffa kekasihnya.
Bukannya apa, Daffa sangat sangat mencintai Arti bahkan seluruh sekolah tau kalau mereka pacaran sejak SMP. Dan rencana Daffa setelah lulus nanti mereka akan tunangan dan setelah kuliah akan menikah.
Selama pacaran Daffa adalah tipe cowok yg Romantis, Pengertian, Selalu Siaga, dan gak pernah membiarkan siapapun menyakiti Arti tapi sekarang dia yg malah menyakiti wanita itu, dia yg menggoreskan luka begitu dalam di hatinya,
Jujur dia ragu akankah dia akan mendapat maaf darinya, Entahh.
Tapi Dengan Cinta yg dia miliki dia akan berusaha untuk mendapatkan maafnya.
Arti yang tidak sanggup meneruskan pelajaran akhirnya memutuskan untuk pulang dengan izin tidak enak badan dan guru pun percaya karena wajah arti emang pucet dan sembab akibat menangis.
Tanpa berkata kata lagi dia segera pulang dan mengurung diri di kamar.
Tok tok tok! suara ketukan pintu diluar kamar menyadarkan Arti dari lamunanya.
ceklek
"Nopo bu," jawab Arti yg hanya membuka sedikit pintu kamarnya (kenapa Bu).
"Opo ra luwe, kaet awan mau ndekem ae nek kamar eneng opo," Tanya sang Ibu.
(Apa gak laper, dari siang ngurung diri di kamar, kenapa)
"Ora opo opo, lagi akeh tugas Bu soko sekolah, turno aku yo lagi diet," kilahnya.
( gpp, lg banyak tugas bu dari sekolah,lagi anjuga aku diet)
"Helleh diet diet opo awak sak biting koyo ngono apeh diet men opo," jawab sang ibu sambil nyelonong masuk kekamar,
(Helleh diet2 apaan, badan udah kaya lidi kaya gitu mau diet buat apa)
Sang Ibu tau kalau anaknya pasti lagi ada masalah makanya dia berusaha menghibur anaknya.
Huufftt. Hanya helaan nafas yg Arti keluarkan,
Emang ya batin seorang Ibu dan Anak itu Erat. Arti tidak pernah bisa menyembunyikan sesuatu dari sang ibu apalagi sang ibu ini tingkat ke PEKA anya tingggi syeekalii.
Mereka duduk berdua di kasur.
"Ngopo, cerito mbi ibu, Sekar, Dewi apo Daffa," Tebak sang ibu yang selalu tau pasti masalah yg anaknya alami ini gak jauh dari sang pacar dan sahabat nya
(Kenapa, cerita sama ibu? Sekar,Dewi apa Daffa)
Arti tak mampu menjawab dia langsung memeluk sang ibu sambil Terisak kembali,hanya pelukan sang ibu yg bisa menenangkanya saat ini.
"Daffa Bu," Hanya kata itu yg sanggup dia ucap.
"Ginio Dafa," tanya sang ibu.
(Kenapa Daffa).
Arti semakin terisak gak sanggup menjelaskan ke Ibu nya, dia terlalu Kecewa, apalagi kalau sang Ibu tau pasti ibu nya akan tambah kecewa dengan Daffa.
Orang tua Daffa dan orang tua Arti tau kalau anak mereka menjalin hubungan dan mereka mendukung nya bahkan mereka udah seperti anak sendiri saat bertemu orang tua pasangan mereka.
"Wes nduk cup cup cup, nak emang gak sanggup gak sah di jelaske saiki, engko nak wes tenang lagi cerito mbi ibu yo." Ucap ibu sembari mengelus pundak arti sambil memeluknya.
(Udah nak cup cup cup, kalau emang gak sanggup gak usah di jelaskan sekarang nanti kalau udah tenang baru cerita sama ibu.)
"Dewi Bu," Ucap Arti lagi di sertai isakan semakin keras dan pelukan ke ibunya semakin erat menandakan hatinya begitu sakit.
Dengan di sertai isakan Arti pun menceritakan semua yg dia dengar tadi siang di sekolahnya.
Dan ibu nya juga ikut merasakan sakit dan kecewa yg luar biasa, Tidak menyangka kalau seorang Daffa akan bisa melakukan hal seperti itu.
"Nduk mungkin mong salah paham, coba sesok di rembukke sek piye tenane, ojo asal nyalahke sopo ngerti mong salah paham." Walau sebenernya kecewa tapi sang ibu masih berusaha tidak percaya berharap kalau ini emang hanya salah paham.
(Nak, mungkin cuma salah paham, coba besok di rundingkan gimana kebeneranya, jangan asal nyalahin siapa tau hanya salah paham.)
"Aku berharap iki mimpi bu." Hiks hiks hiks ujar Arti sambil menangis sesegukan.
"Sabar nduk sabar," ucap ibu,
Ibunya tau betul bagaimana sakit dan kecewanya anaknya ini, baru sekali jatuh cinta dan cinta pertamanya Kandas dengan penghianatan seperti ini, padahal Daffa yang dia kenal selama ini baik dan sopan, terlihat jelas sebesar apa cinta daffa dan arti tapi siapa yang menyangka kalau takdir mereka seperti ini.
--Bersambung--*
🌸🌸🌸🌸🌸
Setelah mengeluarkan semua uneg uneg yang ada di hatinya sekarang Arti merasa sedikit lega namun tetap saja dia masih merasa sesak di dadanya tatkala dia melihat sebuah foto di nakas nya, yah foto dia dan sang kekasih, terlihat jelas betapa bahagia nya mereka di foto itu.
Tapi sekarang? Hanya Sakit itulah yang dia rasa saat ini.
Sesak, Dadanya kembali sesak, perlahan dia ambil foto itu dan di peluknya sambil tiduran dan menatap kosong pada langit2 kamar nya.
Teringat saat saat pertama dulu dia dan Daffa pacaran.
*Flashback On*
Di sebuah kelas V111 saat itu Arti sedang asik bercanda dengan Sekar tapi terhenti tatkala kedatangan seorang Pria dengan tiba tiba sudah berdiri di depan nya.
"Ar, Aku mau ngomong sama Kamu," Ucap Daffa. Yah pria itu Adalah Daffa Mahendra.
"Kenapa Daff," Jawab Arti.
Dan dengan tiba tiba Daffa langsung berlutut di depan Arti.
"Ehh eh kenapa sih Daff, Jangan kaya gini gak enak dilihat temen temen." Kata Arti, Malu karena langsung jadi pusat perhatian.
"Ar, Aku Suka sama kamu, aku sayang dan sepertinya Cinta sama kamu. Dari awal kita ketemu aku udah mulai ada rasa sama kamu, Jujur aku gak tau rasa apa itu tapi semakin kesini rasa itu semakin dalam, Aku sadar kalau aku menyukai mu,
Ar Aku gak suka Kamu deket2 sama Revan (Kakak kelas) Aku kesel tiap kali lihat kamu makan sama dia dan jalan sama Dia,Dan Aku juga sakit saat lihat Kamu di labrak sama Vika(Mantan revan) di sebut ini itu aku gak terima Ar,
Ar kita udah cukup lama deket Kita pacaran aja yuk, aku janji Aku akan selalu Mencintai kamu setulus hatiku, Aku gak akan ngebiarin satu orang pun nyakitin kamu, plis terima aku ya," Ucapnya panjang x lebar x tinggi x apalagi tau ah.
Sementara Arti hanya mengernyitkan dahinya dia bingung, syok kaget tentunya
"Ini orang waras gak sih?" Pikirnya.
Karena gak ada tanggapan akhirnya Daffa bicara lagi.
"Ar, Emang kamu gak suka ya sama aku? kamu gak ada rasa apapun ke aku? Ayo dong terima aku pegel nih kaki ku trus kaya gini dari tadi." keluh Daffa yang sudah merasakan kebas pada kakinya akibat berlutut.
"Kalau kamu terima mau jadi pacarku kamu terima bunga ini, tapi kalau kamu gak mau kamu keluar dari kelas ini." sambung nya.
Kelaspun semakin riuh ricuh sampai mengundang jiwa penasaran kelas sebelah karena saat itu jam istirahat jadi pintu kelas terbuka.
Sebenernya Arti juga suka sama Daffa sejak saat pertama ketemu tapi dengan keadaan kaya gini dia malu banget sumpah, Di tambah kata kata Daffa entah lah dia juga bingung.
Dengan sekali tarik nafas Artipun berdiri
dan langsung di sambut suara anak anak lainya.
"wooooo,, terima aja Ar" Ucap salah 1 siswa.
Dan di hadiahi sorakan yg lain.
Terima
Terima
Terima
Terima
Begitulah suara temen2 nya yg lain,
Tatkala Sekar pun ikutan bersorak bahagia karena ternyata Cinta sahabatnya ini terbalaskan dan bahkan sekarang cowok itu ada di depanya menyatakan cintanya,
Namun semua mendadak kecewa dan diam saat Arti berjalan menuju Pintu meninggalkan Daffa yg mematung di depan kursi yg di dudukin Arti tadi,
Seketika Daffa pun langsung berdiri dan menatap gadis yg di sukai nya berjalan ke arah pintu dengan kecewa,
" Yaaaaaahhhhhhhh" Suara anak2 lainya ikut menggema mewakili kekecewaan Daffa.
Tapi siapa sangka setelah sampai pintu ternyata Arti hanya ingin menutup pintunya, setelah pintu tertutup dia kembali berjalan ke arah Daffa dan mengambil bunga yg di pegang Daffa dengan senyuman malu-malu.
Setelah pasti ternyata Cintanya Di terima sama Arti Daffa pun langsung memeluk Arti dengan erat dan mengangkatnya sambil berputar-putar.(kaya di film2 india gitu)
"Asiiiiikkkk PJJ niiihhh,"Ucap Kevin yangg dari tadi menyimak di ujung kelas (Kevin sahabat nya Daffa)
"Asik makan, makan , makan gratis," sela Sekar dengan bahagianya.
"Aaahh elo kalau makanan aja cepet," Ucap kevin sambil menoyor kepala Sekar.
"Yeee pasti nya apalagi kalau Gratis hahahha," jawab Sekar sambil cekikikan.
"Ok ok buat smua yg di kelas ini aku Traktir smua di kantin tapi besok ya soalnya sekarang udah mau bel," Jawab Daffa.
Arti pun hanya diam dan menahan senyuman malu malu nya, entah kenapa dia merasa malu dan bahagia campur jadi satu, maklum lah remaja Cinta monyet hahaha.
Kembali Daffa menggenggam tangan arti dan mata mereka berpandangan,
"Makasih ya, aku janji gak akan kecewain kamu, aku akan selalu mencintai kamu dan akan selalu bersama kamu dalam susah ataupun senang," Janji Daffa
"Aku gak akan ngebiarin ada orang yang nyakitin kamu apalagi buat kamu nangis, Gak akan aku biarin aku akan selalu ada di sisi kamu, I'am Promise," Sambung nya lagi
"Jangan Mudah nyebut kata Janji kalau nanti ujung nya kamu juga yg ngingkari, cukup beri aku bukti bukti jangan hanya janji," jawab Arti (Beuuh udah kaya Iklan ye Memberi bukti bukan janji hahahha)
"Eh ngomong ngomong, Itu bunga kayaknya aku kenal deh," Ucapan Sekar langsung membuat semua orang kembali fokus kepada Bunga yang di pegang Arti.
"Laahh Dasar geblek, itu Kembang yang ada di Taman belakang sekolahan yak, Hahahaa," Ucap Kevin sambil tertawa membuat semua langsung menatap Daffa.
Huuuuuuu, "Nembak gak ada Modal lu Daf."
Meskipun sedikit malu karena memang dia Nembak cewek gak ada Persiapan (Selain Mental) Dia sudah tidak peduli, Yang penting kini Cinta nya sudah di Terima dan Status nya Tidak JOMBLO lagi. hahahaha.
Siang itu Terasa sangat amat cepat berlalu, kebahagian begitu terpancar di wajah mereka,
29-12-2014
**F**lashback Off**
Senyuman Daffa dan kata-kata Daffa 5th lalu masih begitu jelas terngiang di fikiran Arti,
Semakin membayangkan wajah teduh Daffa dan kata kata manis nya semakin pula hatinya terasa teriris perih sesak dan tak terasa air matanya kembali mengalir deras.
(Mungkin kalian fikir ini Lebay, putus cinta sampai begitu, tapi emang beuhh putus cinta itu menyakitkan apalagi cinta pertama huaaaa sakit gaesss sesek susah di lupakan)
Dengan lemas Arti pun beranjak bangun dari tempat tidur dan berdiri depan cermin, dia bisa melihat dengan jelas penampilanya sekarang ini bener bener seperti orang gila,
Rambut acak acak an mata sembab muka merah baju gak karuan, (haduuhh emang bener sih, cinta itu bisa buat orang jadi gila)
"Untuk apa kamu membuat janji kalau alhirnya kamu juga yang mengingkarinya bee," Gumam Arti lirih sambil terisak (Lebay mewek mulu).
Pagi pun tiba Arti sudah siap untuk berangkat sekolah, setelah berdebat dengan hati dan fikiranya akhirnya dia memutuskan untuk tetep berangkat, walau sebenernya dia males ketemu dengan Daffa apalagi Dewi.
Arti pun segera turun dan berkumpul dengan orang tua nya di meja makan.
"Nduk, Raimu pucet koyo ngono ,opo ngelu hmmzz?" Tanya sang Ibu yg sedikit khwatir karna wajah arti masih sembab dan agak pucet.
(Nak, muka mu pucet kaya gitu,apa kamu sakit hmzz.?)
"Gpp kok bu," jawab Arti tersenyum.
"Yowes, ndang sarapan sek ben kuat nek sekolahan," Ucap sang Ibu sedikit bercanda biar gak tegang.
"Opo sih bu," jawab Arti yg sedikit kesal sama Ibu nya, anaknya lagi patah hati malah di ledekin siapa yg gak kesel coba.
"Di jemput Daffa gak nduk, opo arep bareng bapak mangkate?" tanya sang bapak
(Di jemput Daffa gak nak, apa mau sama bapak aja berangkatnya)
"Aku bareng bapak ae pak, Daffa sibuk." jawabnya agak ketus karena denger namanya aja hatinya kembali sakit.
(Aku bareng bapak aja, Daffa nya sibuk)
Yaaa biasanya Daffa selalu anter jemput Arti ke sekolah, hampir tiap hari malah bahkan biasanya Daffa selalu sarapan dirumah Arti dan makan siang dirumah Arti setiap habis anter kerumah nya.
---Bersambung---*
Sma Pertiwi
Seperti dugaanya, Benar saja kejadian, Sesampai nya di depan gerbang Arti sudah menemukan sosok Daffa tengah berdiri disana menunggunya.
Begitu melihat Arti turun dari motor bapaknya Daffa pun segera menghampirinya.
"Pagi pak," Seperti biasa Daffa selalu menyapa ke bapaknya Arti.
"Iya pagi, tumben duluan biasanya mampir dulu kerumah" Jawab Bapak dengan senyumnya.
"Hehehe tadi agak buru buru karena ada tugas pak, jadi gak sempet mampir takut telat," Jawab Daffa sambil cengengesan ( Masih bisa cengengesan di depan orang tua Arti padahal hatinya dari tadi seperti teriris melihat ekspresi data Arti).
"Hmztt ya udah belajar yang rajin berdua ya, Bapak berangkat dulu." Pamit sang Bapak dan di sambut Arti dan Daffa saling mencium tangan Tomo.
Seperginya pak Tomo Daffa berusaha menggapai tangan Arti berniat ingin menggandeng nya tapi segera di hindari oleh Arti, dia diam tanpa sepatah kata dan berjalan meninggalkan Daffa disana seorang diri.
Sesampainya di kelas dia langsung di semprot sama Sekar karena kemarin dia pulang tanpa pamit dan ngilang tanpa alasan.
"Koe kui kaet wingi nyandi sih Ar, Hp mati WA ra di bales, Bali ra ngomong ra pamit dadi golek an ngerti ra, tak kiro di gondol wewe buri sekolah ngasi an," Cerocos Sekar.
(Kamu itu dari kemaren kemana aja sih ar, Hp mati, WA gak di bls gak ngomong gak pamit atau apa tiba tiba ngilang, jadi cari an tau gak sih, Aku malah sampe nyangka di bawa wewe belakang sekolah )
"Koe ngomong opo sih Kar? sirahku tambah mumet ngerungokke omongan mu?" jawab Arti yg langsung menelusuplan wajahnya pada meja.
(kamu ngomong apa sih kar? Kepala ku tambah pusing ngedengerin omongan kamu)
"koe ki ngeselke Ar, bali sekolah ra pamit ra opo, di hubungi ra iso ngetio, aku ki khawatir ambi koe.?" Sambil mengerucutkan bibir nya karena kesaall
(kamu itu ngeselin ar, pulang sekolah gak pamit gak apa, di hubungin gak bisa apa kamu tau aku khawatir sama kamu )
"iya iya Maaaafff, sesok2 tak balenane neh," Jawab Arti sambil cengengesan dan mendapat toyoran di kepalanya dari Sekar.
(iya iya maaf, besok2 aku ulangin lagi)
"Eh yo Dewi ra mlebu dino iki dek e mlebu RS, bali sekolah ngendak i yo," Kata kata Sekar seketika membuat panas hati Arti kembali.
(eh iya Dewi gak masuk hari ini dia masuk rumah sakit, pulang sekolah kita jenguk yuk)
"Hmmztt," jawabnya.
"Ginio, koe enek masalah opo, kaet wingi Daffa koyo wong kesurupan golek i koe, Aku di teror terus yo mumet aku!" Keluh Sekar karena dari kemarin siang Daffa terus menghubunginya untuk menanyakan keadaan Arti.
(Kenapa, kamu ada masalah apa, dari kemarin daffa kaya orang kesurupan nyariin kamu, aku di teror terus, pusing aku)
"Gak tau," Jawab Arti
"Ar..." Sekar
"Kar, aku btuh waktu mikir dewe, tolong ojo takok meneh ginio ya pliss," mohon Arti dengan senyum simpul.
Sekar jelas tau Arti senyum itu, dia mengenal Arti bukan 1 atau 2 tahun, dia sudah mengenal sahabatnya ini dari kecil jadi dia tau sifat sahabatnya itu setiap ada masalah pasti akan meminta waktu untuk sendiri sampai akhirnya akan cerita setelah dia menenangkan dirinya.
Dan Sekar tau betul pasti ada yang gak beres dengan hubungan asmara sahabat nya ini, Tapi dia enggan untuk bertanya lebih lagi dia akan menunggu sampai Arti akan cerita sendiri kepadanya.
Teeettttt teeeetttt teeett (Anggap aja bunyi bel )
Bunyi bell pulang sekolah telah berbunyi pertanda Pelajaran telah usai, semua siswa berhambur segera pulang tapi tidak dengan Arti, gadis itu masih asik dengan lamunanya sambil menelungsupkan wajahnya pada meja.
"Ar, kamu gak pulang," tanya Sekar sambil membereskan buku nya kedalam tas.
"Hmmzztt, males banget aku, kamu duluan aja," jawab Arti yang masih malas untuk beranjak.
"Yowes lah nek ra gelem bali, sisan turuo nek kene ae tekan sesokx" Kesal Sekar tapi dia juga enggan meninggalkan Arti sendiri di dalam kelas.
(Yaudah lah kalau gak mau pulang, sekalian aja tidur disini sampai besok)
Tanpa menjawab perkataan Sekar, Arti langsung beranjak dan jalan meninggalkan Sekar disana.
Sekar pun yang sedang asik ngaca sambil benerin rambut tidak sadar bahwa arti sudah pergi meninggalkanya .
"Ar, tekan kapan meneng nek kene, nak emang enek masalah kui di hadepi ndang di rampungke ben nek ati plong, bukan malah meneng ae menghindar emang masalah kelar, ora!" Cerocos Sekar yang masih mengira Arti di sebelah nya.
(Ar, sampai kapan diem aja disini, kalau emang ada masalah itu di hadapin bukan malah diem aja, emanv dengan menghindar masalah bakal kelar? ENGGAK)
"Ar, ojo meneng ae sihhh?" Ucap Sekar sembari menengok kesamping dan ternyata tak menemukan Arti.
(Ar, jangan diem aja sihhh)
"Aseemm i, Aaaaarrrtttiii awass koe yaa, di enteni malah ninggalll, konco ra due Akhlak," Kesal sekar sembari cepat2 membereskan tas nya dan berhambur keluar kelas.
(sialaann, Arrrtiiii awas kamu yaa, di tungguin malah ninggal, Dasar temen gak ada akhlak)
Sementara itu di depan gerbang saat Arti sibuk dengan ponsel nya hendak order ojol tanganya di cekal oleh seseorang yah siapa lagi kalau bukan Daffa.
"Yank, ayo tak terke,* kata Daffa sembari menggenggam tangan Arti.
(Yank, ayo aku anter)
"Gak usah!" jawab Arti dengan wajah datar nya.
Percayalah Daffa sangat tidak menyukai keadaan ini, tapi dia sadar dia lah yang telah memberi luka yang begitu dalam pada Arti.
"Pliss, nurut apa paksa," Kata Daffa dengan tegas.
Beberapa detik tak mendapat jawaban Daffa pun berinisiatif langsung menggendong Arti dan menaikanya di atas motor nya,
Semakin Arti memberontak semakin kencang pula cengkraman di tangan arti.
"koe ki apa apaan sih bee, aku wes ngomong emoh yo emoh," ucap Arti sambil berontak.
(Kamu itu apa apaan sih bee, aku udah bilang gak mai ya gak mau)
"Meneng, nurut, pliss pisan iki ae," ucap Daffa dengan sedikit membentak dan sukses membuat arti diam.
(DIAM. nurut, pliss sekali ini aja)
Daffa pun segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang,
Alih alih mengantarkan Arti ke rumah dia malah membelokkan motor nya ke sebuah Danau yang biasa buat mereka nongkrong.
20 menit perjalanan akhirnya mereka sampai dan Daffa segera menuntun Arti untuk duduk di sebuah bangku dekat danau.
Semilir angin menyejukkan hati siapa saja yang ada disana, Cuaca sangat cerah banyak pepohonan sehingga menyejukkan pemandangan disana.
"Yank..maaf," Ucap Daffa pertama kali sambil menggenggam tangan Arti.
Yang di genggam hanya diam tak bersuara dan memasang wajah datarnya,
Percayalah didalam hatinya dia sedang berusaha untuk tidak menangis.
"Yank, inget gak waktu malam Promnite kamu pulang duluan, waktu kamu pergi aku minum sama kevin dan Rangga,
Aku gak tau gimana jelasinya ke kamu, tapi malem itu aku kira kamu yank, aku khilaf maaf aku fikir itu beneran kamu tapi ternyata pas aku bangun di sebelah ku bukan kamu malah Dewi, Sumpah yank aku gak niat buat nyakitin apalagi ngehianatin kamu, Itu semua kecelakaan, aku, aku aku gak tau siapa yang udah jebak aku tapi aku janji pasti akan mencari tau kebenaranya, pliss yank maafin aku jangan diemin aku kaya gini, Demi Allah cuma kamu yank yang ada dihatiku, selamanya, Asal kamu tau aku juga kecewa dengan perbuatanku ini yang udah nyakitin kamu tapi aku juga gak bermaksud yank pliss. " Ucap Daffa panjang lebar
Arti hanya diam saja berusaha menahan sesak didadanya.
"Percaya sama aku yank, cuma kamu yang ada di fikiran aku, cuma kamu yang aku sayang dan cintai sampai akhir hayat ku yank, aku sama sekali gak ada niat sedikitpun untuk ngingkari janji ku. " sambung Daffa
Tes tes tes
Air mata Arti pun menetes tapi wajahnya masih terlihat datar.
"Niat gak niat kenyataanya kamu udah nyakitin aku Bee!" jawab Arti masih dengan wajah datar tapi air matanya tetap menetes
"Yank, pliss jangan nangis, aku gak kuat lihat air mata kamu apalagi itu karena aku," lirih Dafa sambil ingin memeluk Arti tapi di tepis oleh Arti.
---- bersambung ---*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!