NovelToon NovelToon

I Became A Villain In A Novel

Satu

Namaku Titania Aletta, mahasiswi jurusan kedokteran yang meninggal akibat tersengat arus listrik saat sedang melaksanakan koas.

Harusnya aku mendengarkan temanku agar tidak mencharge handphone dalam keadaan tangan basah.

Akhirnya aku mati karena tegangan listrik yang cukup tinggi, sangat di sesali padahal sebentar lagi aku akan lulus, mencari pekerjaan di rumah sakit swasta, membeli rumah, mencari pria tampan.

Tapi apa ini, bukannya menemui hades aku malah bertransmigrasi pada tubuh seorang putri Duke dengan latar kerajaan eropa.

Aku memasuki sebuah novel bergenre fantasy romance yang berjudul "The Happiest Princess."

Novel bergenre fantasy romance yang sedang populer di jaman ini, banyak orang yang membahasnya terlebih lagi para gadis.

Mereka bahkan berhalusinasi untuk bisa menjadi si pemeran utama wanita, Cecilia rairana Trianta gadis cantik yang menjadi kekasih putra mahkota Christopher Forea Mavros.

Cecila, si gadis cantik dan lembut bagai malaikat yang tak sengaja memikat putra mahkota karena kelembutannya.

Dia bangsawan dari desa yang bersekolah di Akademi Mavros dan menjadi murid teladan, Cecilia meskipun dari desa dia sangat kuat dan membasmi monster sendirian.

Itulah yang memikat putra mahkota, Liona si antagonis alias salah satu orang yang menyukai putra mahkota cemburu pada putra mahkota yang selalu dingin padanya tiba-tiba menjadi lembut pada Cecilia.

Bahkan aku pun salah satu penggemar kisah romantis mereka, benar-benar seperti kisah klise tentang prince charming yang sangat menyayangi tuan putrinya.

Liona sering mempermalukan Cecilia di depan bangsawan lain, menumpahkan teh panas, merobek gaunnya, bahkan mengolok-oloknya di depan keluarga kekasiaran.

Tak segan Liona sering menampar bahkan menjambak karena amarah yang tidak bisa dia lampiaskan pada putra mahkota.

Aku juga sering menghujat kelakuan Liona yang seperti wanita murahan, mengejar-ngejar seseorang yang bukan miliknya dan melampiaskan amarahnya pada orang lain.

Namun, pada akhirnya Liona mati terbunuh oleh para pemeran utama pria yang terpikat pada Cecilia, keluarganya di jadikan tersangka dan di tuduh telah mengkhianati kekaisaran.

"Tapi sebenarnya kenapa aku menjadi Liona si pemeran antagonis itu?"

Aku ingin menangis dan berguling-guling di lumpur, namun aku tidak ingin di samakan dengan babi.

Meskipun ku akui Liona ini sangat cantik namun garis wajahnya benar-benar terlihat seperti seorang antagonis.

Duke memberinya nama Lionia Eftychia Asteria, berharap Liona akan menjadi gadis yang selalu membawa kebahagiaan yang abadi seperti bintang.

Namun realita tidak sebagus ekspetasi, Liona yang diharapkan seperti itu malah sebaliknya, jahat, egois dan sangat bodoh.

Sejak kecil Liona sering di manja duke dan kedua kakaknya, makanya dia menjadi gadis yang tidak tahu tata krama dan sopan santun, mungkin Liona juga tidak punya moral dan akal sehat.

Duke benar-benar menyayangi Liona karena mirip dengan mendiang istrinya Glisteria Aquila yang meninggal karena distosia saat melahirkan Liona.

Untungnya kejahatan Liona saat ini tidak terlalu parah, aku memasuki tubuhnya yang berusia 16 tahun.

Aku hanya harus menghindari para pemeran utama pria dan juga pemeran utama wanita, katanya dunia ini sangat ajaib, aku hanya akan fokus saja pada diriku sendiri.

Untuk putra mahkota dan Cecilia silahkan pergi jauh-jauh dari hidupku.

Tujuanku saat ini adalah meningkatkan kemampuanku, Liona terkenal bodoh dan tidak bisa mengendalikan sihirnya.

Sudah bodoh jahat pula, satu point yang positif pada Liona yaitu wajahnya yang cantik bahkan aku tidak bisa melihat pori-pori di wajahnya.

"Nona, Duke memanggil anda untuk segera menemuinya." Kata Anna pelayan pribadiku yang sangat sabar.

Aku mengangguk dan turun untuk bertemu dengan ayahku Duke Afstira enkyri Asteria, sudah seminggu aku berada disini sifatku sangat alami dan tidak di curigai.

"Liona, kenapa kau selalu diam saja di kamar? Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya duke dengan tatapan penuh cinta yang sangat membebani.

"Yah aku baik-baik saja ayah, jangan khawatir." Balasku sambil tersenyum.

"Sebentar lagi kau akan memasuki akademi, ayah sangat sedih harus berpisah denganmu."

Sungguh tatapan matanya benar-benar membuatku ingin pergi dari sini, Duke memang sangat menyayangi Liona namun aku tidak menyangka kasih sayangnya akan terlihat seperti bapak-bapak budak anak.

"Ayah, ini demi meningkatkan kemampuan sihirku." Aku mencoba menenangkan duke yang merengek, aku tidak mengerti yang anak kecil disini siapa?

"Yah aku tahu, maka berhati-hatilah. Ayah akan sering menemuimu, jangan lelah, jika ada yang kamu inginkan kamu harus memberi tahu kakak-kakakmu!".

Hufht

Akhirnya aku keluar dari ruangan ayahku, ngomong-ngomong Liona mempunyai dua kakak laki-laki yang sangat tampan bahkan aku sampai terpesona, tidak heran sih Duke Asteria juga sangat tampan.

Kakak pertamaku bernama Alexandra dynami Asteria dan kakak keduaku bernama Xavier Ichyros Asteria.

Mereka kembar namun dengan sifat dan wajah yang berbeda, Alex lebih kalem dan dingin, sedangkan Xavier pria yang ceria dan tidak bisa diam.

"Adikku."

Ah suara yang menyiksa ini!

"Kenapa kakak?"

Tanpa membalas ucapanku, Xavier memelukku dan mengusel-usel pipinya pada pipiku, Alex yang melihat itu hanya menatap jijik pada Xavier.

"Aku sangat merindukanmu."

"Bukannya tadi pagi kita sarapan bersama?" Tanyaku dengan nada datar.

"Kau tidak tahu, setiap detik aku sangat merindukanmu."

Aku mendorong Xavier dengan jijik dan berlari menuju Alex mencari perlindungan, tampang Xavier saat ini seperti setan pedofil yang membuatku muak.

"Berhenti bermain-main!" Alex memelototi Xavier, ah memang Alex adalah penyelamatku. Dan lihatlah tatapan menjijikan dari Xavier seolah dia dianiaya.

"Menjijikan!" Ujar Alex dan menyeretku pergi meninggalkan Xavier yang terus menerus berteriak.

Aku pergi dengan Alex yang menyeretku, di pikir lagi Alex adalah seorang Assasin nantinya, dia sudah sangat gemar bersembunyi di kegelapan bahkan nafas dan baunya tidak akan terdeteksi.

Sedangkan Xavier akan menjadi sniper, kemampuan menembaknya sangat baik. Namun sangat disayangkan keduanya di eksekusi karena tuduhan pengkhianatan.

Ada sesuatu yang terlewat, sebenarnya Cecilia adalah seorang sage menara suci. Identitasnya tidak diketahui karena seorang sage benar-benar tersembunyi.

Aku tahu itu karena ada bagian informasi para tokoh pada halaman belakang novel, itu benar-benar membuatku terkejut.

Yang lebih menakjubkan adalah ternyata ayahku, adalah seorang pedang aura yang bahkan sangat langka di kekaisaran.

Namun kenapa keluarga Duke Asteria di tuduh sebagai pengkhianat dan semua keturunannya di eksekusi masih menjadi misteri bahkan alasan eksekusinya Duke sangat random.

"Seminggu lagi kamu akan masuk akademi, ingin apa?" Tanya Alex menatapku lembut.

"Aku ingin batu sihir berbentuk bunga mawar." Ucapku dengan antusias, Alex terkekeh dan mengacak surai hitamku dengan lembut.

Batu sihir berfungsi untuk menetralkan mana, mengisi mana yang hampir habis itu juga berfungsi sebagai pembantu saat menggunakan elemen.

dua

Besok adalah hari dimana aku akan pergi ke akademi untuk belajar, aku sudah tidak sabar pergi kesana, sihir adalah hal yang sangat menakjubkan, di kehidupanku dulu hal-hal di luar logika itu tidak ada bahkan hanya dianggap sebagai hayalan belaka.

Belakangan ini aku diam di perpustakaan untuk mencari informasi tentang dunia yang ku tempati ini.

Ini bernama benua Diavages, yang terdiri dari empat kekaisaran utama, bagian selatan adalah kekaisaran Elefantas, bagian timur adalah kekaisaran Pulchra, bagian utara adalah kekaisaran Ravnos yang terkenal dingin dan misterius sedangkan bagian barat adalah kekaisaran Mavros, kekaisaran yang ku tempati.

Ada banyak profesi setelah lulus dari akademi, misalnya knight, Assasin, Alchemist, Healer, Banisher, Summoner, Soldier, Paladin dan masih banyak lagi.

Kita juga bisa membuat perjanjian dengan roh dan bekerja sama dengan summoner, jika kita mahir memanggil roh untuk membentuk sihir kita akan dinamai sebagai seorang shaman.

Lalu ada beberapa elemen yang bangkit saat manusia di lahirkan, itu hanya khusus untuk seorang elementalist yaitu elemen api, air, tanah, angin, petir, es, kegelapan dan cahaya.

Jika menggunakan sihir tanpa perantara seperti perjanjian dengan roh itu bisa di sebut sebagai seorang elementalist.

Seperti seorang pedang aura, elementalist sangatlah langka. Di sebuah kekaisaran seorang elementalist hanya bisa di hitung dengan satu tangan.

"Adikku yang cantik sedang apa kau disini seharian, besok akan masuk akademi luangkan waktumu untuk kami." Ujar Xavier yang tiba-tiba mendobrak pintu perpustakaan.

Hufht mulai lagi!

"Kakak! Aku sedang membaca!" Ucapku kesal dengan ekspresi cemberut.

Xavier melihatku dengan mata berapi-api dan mencubit pipiku dengan gemas, aku menepisnya dan memelototinya.

"Sakit." Keluhku melihat ke arah Alex yang sedang mengamati kami berdua.

"Jangan mengganggunya!" Tegur Alex, lihatkan raut muka Xavier yang cemberut, terkadang aku heran mengapa Xavier tidak berani pada Alex.

***

Hari ini adalah hari berangkatnya aku ke akademi, akademi mavros ada di pusat ibukota, dari kastil Duke ke ibukota hanya memerlukan waktu 4 jam, perjalannya mudah karena kereta di lengkapi dengan sihir yang seperti sedang mengendarai mobil sport.

Jika di ingat lagi hari ini mungkin ada kejadian dimana pemeran utama mengobati salah satu murid yang cedera yang tidak di ketahui mengapa karena di novel tidak di jelaskan.

Cecilia sudah menarik perhatian karena murid baru yang sudah mahir menggunakan healer dan mendapat pujian.

Saat itu Liona juga kagum pada kemampuan Cecilia, namun karena cemburu pada putra mahkota Liona menjadi wanita jahat.

Memang sih sebelumnya Liona sudah menjadi antagonis, menyiksa para pelayan yang kurang ajar, merendahkan orang lain, dan menghina sesuka hati karena otoritas ayahnya yang tinggi.

Sangat menyebalkan!

"Kau tidak gugup." Tanya Alex mengelus kepalaku.

"Tidak." Jawabku jujur, untuk apa aku gugup? Aku sudah pernah melakukan ini beberapa kali, saat sekolah dasar, menengah, atas bahkan masuk universitas.

Sistem pendidikan di akademi sangat bagus, kita lulus saat berusia 20 tahun, sekolah empat tahun dengan delapan semester.

Setiap bulan akademi akan bekerja sama dengan para knight untuk membasmi para monster di perbatasan.

Monster itu beragam jenisnya, dagingnya juga sangat beracun bila di konsumsi, tentu saja keberadaan monster sangat merugikan.

Kereta berhenti di depan akademi mavros yang sangat megah, benar-benar megah besarnya lebih dari dua universitas ternama di kehidupanku yang dulu.

Banyak orang berterbangan menggunakan sapu terbang, surat-surat yang berbentuk lucu, dan masih banyak hal menarik lainnya.

Di lapang ada orang-orang yang sedang mempraktekkan sihir, ada yang belajar pedang yang di padukan dengan sihir, ada juga yang belajar bersama dengan para makhluk roh nya.

"Ngomong-ngomong Liona, waktu kamu sembuh dari sakit kemampuan sihir apa yang terbangun?" Tanya Alex.

"Itu berwarna ungu, biru muda, hitam dan juga merah." Jawabku sambil berfikir.

"Hah?" Xavier dan Alex menatapku dengan serius.

Aku memandang mereka berdua dengan bingung, namun mereka menyuruhku ke bagian pendaftaran untuk menyerahkan data diri terlebih dahulu.

Tidak rumit, setelah itu mereka menyeretku ke tempat yang cukup sepi, Alex memasang sihir kedap suara.

"Kau bilang sihirmu adalah sebuah warna?" Tanya Xavier menatapku serius, sangat jarang melihat Xavier yang seperti ini.

"Iya." Jawabku sederhana.

Meskipun begitu aku sangat gugup, dalam novel Liona adalah seorang wanita bodoh, dia hanya mengontrak roh air tingkat rendah.

"Jangan bilang siapapun mengerti?" Peringat Alex dengan serius.

"Kenapa?"

"Itu tanda seorang elementalist, jiga kekaisaran mengetahuinya kau tidak akan di lepaskan."

Secara alami aku tahu, aku juga tidak ingin di kekang di istana.

"Baiklah."

Ku lihat kedua orang itu menghela nafas lega, Alex mematahkan sihir kedap suara dan mengacak rambutku dengan lembut.

"Kalau begitu, kami akan mengantarmu ke asrama, jika ada yang kamu butuhkan hubungi kami melalui batu komunikasi." Peringat Xavier.

Aku menangguk, sekarang akan sangat jarang bertemu dengan kedua kakakku, aku juga harus mengandalkan diriku sendiri.

Banyak yang bisa dilihat disini, ada lapisan pelindung di akademi, anehnya aku bisa melihatnya namun aku tidak memberitahu kedua kakakku.

Aku mengobrol cukup banyak, Alex dan Xavier juga menjelaskan beberapa peraturan dan fungsi sihir dengan baik, aku juga mendengarkan dengan antusias.

"Kamar nomor 301 adalah kamarmu, ingat hubungi kami jika kamu ada sesuatu." Ujar Alex, aku mengangguk dan masuk ke dalam kamarku.

Ku lihat ada sebuah ruang kecil yang terdiri dari kursi, meja makan serta dua kamar yang cukup luas.

Mungkin satunya adalah tempat seseorang yang sekamar denganku, aku belum menyapanya dan hanya merapihkan barang di kamarku.

Cukup luas dan elegan, ada satu set meja belajar, lemari, meja rias dan juga tempat tidur, serta kamar mandi pribadi.

Tok tok tok

Setelah merapikan barang aku membuka pintu dan melihat seorang wanita cantik berambut pirang dengan senyum manis.

"Hai, kita adalah teman sekamar." Sapanya.

"Oh hai." Jawabku dengan kaku.

"Aku prasina poly, kau bisa memanggilku sina." Katanya sambil menjulurkan tangannya kearah ku.

"Ah, aku Liona Eftychia Asteria, kau bisa memanggilku Liona." Aku balik menjabat tangannya.

Dia terlihat kaget dan ketakutan saat itu, aku jadi bingung kenapa.

"Ma-maaf karena sudah berbicara dengan tidak sopan, ternyata anda adalah putri dari Duke Asteria."

Ah ternyata ini, kenapa dia harus takut aku tidak akan menggigitnya, oh atau dia terpengaruh gosip diriku?

"Santai saja, jangan bersikap formal padaku, kita akan bekerja sama mulai sekarang." Ujarku dengan senyum manis yang mungkin tampak agak menyeramkan.

"Ah, baik terimakasih."

"Ku bilang tidak usah formal, aku tidak ingin ada jarak dengan teman sekamarku."

Dia terlihat lebih rileks saat aku mengatakan itu, dia balas tersenyum dan pamit kembali ke kamarnya.

Hari yang sangat melelahkan, ngomong-ngomong saat daftar aku mengambil jurusan Alchemist dan pedang.

Mata pelajaran wajib adalah mantra sihir, dan para siswa di wajibkan memiliki dua mata pelajaran tambahan.

Untuk jadwal hari senin dan rabu adalah pelajaran mantra sihir, selasa dan kamis berpedang sedangkan hari Jum'at dan sabtu mata pelajaran Alchemist.

Untuk hari minggu adalah jadwal siswa untuk libur dalam kelas, kecuali yang mengikuti misi.

Tiga

Kelas di mulai pagi ini, ternyata aku keliru! Ku kira hanya satu mata pelajaran wajib ternyata ada banyak, setelah kelas mantra sihir di lanjut dengan kelas sejarah.

Ada banyak pelajaran untuk di bahas, seperti arkeolog, sains, sosiologi, geografi, bahasa dan masih banyak lagi.

Aku sudah mempelajari itu di kehidupan sebelumnya, haruskah aku mempelajarinya lagi di dunia ini?

Ngomong-ngomong kemarin aku tidak bertemu dengan Cecilia, entah kejadian dia menggunakan healer itu ada atau tidak, yang pasti aku tidak melihatnya.

Atau ini efek kupu-kupu karena aku yang berubah? Tapi seharusnya tidak karena kehadiranku tidak terlalu mempengaruhi isi dari cerita novel.

"Pertama, saya ucapkan selamat kepada murid baru tahun ini. Saya tidak akan berbasa-basi dan menjelaskan tentang sejarah terbentuknya dunia."

"Kalian tahu, dalam kitab katharo, di jelaskan bahwa dunia ini di ciptakan oleh protogonos, protogonos itu berarti yang pertama.

Sebenarnya dewa pertama yang ada di alam semesta ini adalah khaos, kemudian dia mempunyai anak bernama gaia.

Gaia kemudian melahirkan anak melalui partenogenesis, partenogenesis merupakan pertumbuhan dan perkembangan embrio atau biji tanpa fertilisasi oleh pejantan.

Kemudian gaia melahirkan anak-anaknya, lalu dia berhubungan dengan anaknya sendiri pontos, uranus dan tantaros.

Namun karena hubungan gaia dan uranus melahirkan sesuatu seperti kiklops dan Hekatonkhires, dunia mengalami musibah.

Uranus tidak menyukai para kiklops dan hekatonkhires karena bentuknya yang jelek dan buruk, gaia sangat sakit hati dan kemudian uranus di kebiri oleh kronos.

Hubungannya adalah, para monster itu sampai sekarang masih ada hanya saja melemah karena energi yang terkandung di alam tidak setebal saat zaman para dewa.

Monster seperti kiklops saling melahirkan monster yang lebih lemah, yang kita perangi sekarang.

Ada monster yang bermutasi dengan energi gelap, dan semakin banyaknya juga dark mage yang mengendalikan monster-monster itu.

Mereka hanya menyerang peninggalan dewa suci seperti ares, atermis, hestia, zeus, athena dan lainnya.

Maka dari itu paladin sangat di butuhkan, karena hanya dengan sihir suci paladin monster kegelapan dan dark mage bisa di atasi, namun itu masih kurang jika dark mage dan monster kegelapan lebih kuat." Jelas profesor Grafos sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Lalu bagaimana dengan para dewa saat ini?" Tanya seseorang dengan rambut di kepang.

"Menurut Alkitab, para dewa zaman dulu telah menyatu dengan alam dan sudah musnah, hanya tersisa dewa athanatos, yaitu dewa yang memberi berkah pada kita dengan kekuatan sihirnya itu." Jawab profesor grafos.

"Lalu apa itu roh? Kenapa bisa ada? Lalu kenapa ada makhluk mitologi?"

"Roh itu sudah ada sejak terbentuknya dunia, makhluk mitologi ada karena tetesan darah dari uranus yang menuju bumi."

Semua orang mudah memahami karena itu ada di Alkitab dan juga buku-buku yang kubaca, ternyata kepercayaan mereka disini adalah dewa-dewa yunani yang ku baca saat di kehidupanku dulu.

Kelas sejarah sudah selesai, aku kembali ke kamarku dengan bosan.

Pendidikan akademi sangatlah menyebalkan, aku tidak bisa berdiam diri seperti ini, tidur makan, belajar seperti itu terus sampai satu semester pun lewat.

Banyak yang ku pelajari, aku juga sudah bisa mengendalikan pedang dan juga membuat ramuan, profesiku di akademi merangkap menjadi seorang Alcemist dan juga Healer.

Profesor Thera bahkan kagum dengan kemampuanku, sangat menyenangkan menjadi jenius.

Aku juga mengontrak roh tingkat tinggi, menurut buku seorang Elementalist tidak bisa mengontrak roh untuk mendapatkan sihir, tapi karena kedua kakakku yang khawatir aku akan ketahuan mereka menyarankan ku mengontrak roh. Mungkin karena aku bukan dari dunia ini makanya peraturan itu tidak mempan bagiku.

"Untuk para murid baru, liburan semester kalian akan di undur satu bulan kemudian, kalian akan ikut serta memburu para monster bersama dengan para knight dan mage dari menara suci." Ujar kepala akademi.

Aku tidak peduli, melihat sekeliling yang sangat antusias, belakangan aku juga sering bertemu dengan Cecilia, namun entah kenapa Cecilia tidak bertemu putra mahkota.

Bahkan aku pun tidak bertemu bajingan itu, dan ku harap tidak pernah bertemu.

"Silahkan kembali, persiapkan diri kalian, dan barang-barang yang akan di bawa nanti!

Disana kalian tidak akan bisa menikmati hidup dengan tenang, nyawa di pertaruhkan jadi jangan bercanda meskipun ada para knight dan paladin yang melindungi kalian."

Para siswa bersorak dengan semangat dan kembali untuk mempersiapkan diri.

Siswa akan di bagi menjadi 20 kelompok, perkelompok ada 50 orang di temani dengan knight dan paladin 20 orang, jadi masing-masing kelompok mempunyai 70 orang.

Untungnya aku masih sekelompok dengan Prasina.

Tidak banyak yang ku persiapkan hanya tenda, roti, pakaian ganti, dan bumbu seperti garam serta rakitan bom dan ramuan yang kubuat.

"Kau sudah siap?" Tanya Prasina melihat isi tasku.

"Ya, bagaimana dengamu?"

"Yah aku juga sudah selesai, pasti sebulan kedepan akan sangat melelahkan kita harus makan diatas kuda, berkuda beberapa hari, melawan monster." Keluh Prasina.

"Ini untuk meningkatkan pengalaman kita sina."

"Kau benar."

Tidak ada yang kami obrolkan lagi, kami memutuskan untuk beristirahat agar menghemat tenaga.

***

Keesokan harinya masing-masing kelompok sudah berbaris dengan rapih, membawa satu kuda dan menaruh barang bawaannya.

Para knight dan paladin sudah berjejer di kelompok masing-masing dengan baju besi yang tampak gagah.

Hal itu sukses mengundang jeritan para kaum hawa yang tergila-gila dengan ketampanan para ksatria kekaisaran dan ksatria suci.

"Nama saya Andreas dari pasukan paladin, kita akan bertugas ke hutan daerah timur. Jika ada yang tidak bisa mengendalikan sihir angkat tangan.

Daerah timur di kenal dengan cuaca yang sangat buruk, itu mempengaruhi keadaan alam dan mengakibatkan terjadinya badai pasir di setiap situasi. Harap hati-hati!" Ujar paladin yang berada di kelompokku.

Kami semua menaiki kuda dan pergi ke arah timur tempat dengan cuaca paling buruk di kekaisaran Mavros.

"Liona, ku dengar kita sekelompok dengan gadis berbakat yang bernama Cecilia." Prasina berbisik kearahku sambil melihat seorang gadis di depan.

Aku melihatnya dan terkejut, mengapa aku sekelompok dengan orang yang ingin ku hindari?

"Katanya, putra mahkota ada di barisan para knight, dia menyamar atas perintah kaisar." Bisik sina lagi dengan hati-hati.

Aku mengernyit heran memandang prasina dengan ingin tahu.

"Bagaimana kau tahu?"

"Ah aku mendengar ini dari para senior yang bergosip saat sedang berada di kantin."

Bibirku berkedut dan menepuk kepalanya ringan.

"Jangan sembrono, kau bisa kehilangan nyawamu nanti." Nasihatku dengan baik.

"Yah ya aku tahu, aku tahu."

Di sepanjang perjalanan paladin dan knight menjelaskan situasi disana, mereka juga di ikuti oleh Assasin tingkat tinggi menjadi jauh lebih aman.

"Tetap berhati-hati!" Teriak seorang paladin.

"Aaaaaaa"

Jeritan itu membuat kami memandang ke satu arah perempuan yang gemetar melihat ke arah sampingnya.

Terlihat monster dengan kaki runcing, telinga gajah namun mempunyai tentakel sangat menjijikan.

"Makhluk apa itu?" Tanya seorang siswa laki-laki.

"Itu monster Plokami, mengapa monster itu ada disini dan sepertinya dia mempunyai kecerdasan." Jawab seorang knight.

Graorw

Monster yang bernama Plokami itu menggeram dengan amarah, menyerang salah satu siswa dengan tentakelnya.

"Awas!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!