Disebuah kota, hidup seorang gadis dan keluarganya, keluarga kecil yang bahagia. Pak Angga Wibowo dan Bu Dessy Anggraini, mereka memiliki dua orang putri yang cantik, Kiara dan Cyra.
Kiara Putri Wibowo
Anak pertama dari bapak Angga Wibowo, gadis yang sederhana, baik dan cantik, umurnya 19 tahun. Kiara sekarang kuliah disebuah universitas di sebuah kota Medan. Dia mempunyai cita cita, dia ingin bekerja di sebuah perusahan dan menjadi seorang sekretaris namun sayang kuliah nya tidak bisa dilanjutkan dikarenakan Cyra adik dari Kiara sakit keras dan membutuhkan biaya yang banyak untuk berobat. Mau tak mau Kiara harus berhenti kuliah sementara waktu. Cutinya dia kuliah, Kiara bekerja di sebuah cafe di kota Medan. Demi membantu kedua orang tuanya.
"Kia, maaf kan bunda, kamu harus berhenti kuliah sementara waktu, kamu tau kan adik kamu Cyra sedang sakit, bunda sama ayah butuh biaya banyak untuk kesembuhan adik kamu", ucap bunda merasa bersalah.
"Bun, jangan ngomong seperti itu, Kia sayang sama Cyra, nggak apa - apa kalau Kia harus cuti kuliah, asalkan Cyra sembuh bun", jawab Kiara menyemangati Bundanya.
Demi adiknya Cyra, Kia rela cuti kuliah untuk kesembuhan sang adik. Kiara juga akan membantu biaya pengobatan sang adik. Kiara sangat menyayangi adiknya itu.
Sekarang Kiara fokus untuk bekerja saja, ia akan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit agar bisa menyembuhkan penyakit adiknya dan untuk kuliahnya nanti. Untuk sementara Kiara akan bekerja di cafe Mutiara. Cafe tersebut kebetulan milik teman Kiara yang bernama Winda. Kiara juga mencari lowongan pekerjaan yang lainnya. Yang bergaji sedikit lebih besar.
Akhirnya Kiara mendapatkan sebuah pekerjaan yang lumayan bagus dengan gaji yang besar. Tapi sayang pekerjaan tersebut sangat jauh. Kiara harus meninggalkan keluarganya.
"Bunda, Ayah. Kiara dapat pekerjaan. Tapi Kiara bekerja di Luar Kota". Ucap Kiara bersemangat.
"Kenapa harus di luar kota sayang". Sahut Bunda.
"Gaji disana besar Bun. Nanti Kiara gajian Kiara akan transfer tiap bulannya ke Bunda dan Ayah." ucap Kiara antusias.
"Kia. Apa kamu yakin sayang?"tanya ibunya.
"Kia yakin bun." semangat Kiara dan meyakinkan.
Akhirnya orang tua Kiara mengizinkan Kiara untuk bekerja jauh di luar kota tempat mereka tinggal. Orang tua mana yang tidak sedih ditinggal oleh putrinya untuk bekerja di kota orang.
Ryan Putra Wijaya
Seorang dokter muda tampan berusia 35 tahun dan juga kaya raya. Tidak hanya berprofesi sebagai dokter saja, Ia pun banyak memiliki usaha, seperti restouran, hotel, proferti dan lain sebagainya. Tapi Ryan lebih mencintai pekerjaannya sebagai Dokter Spesialis penyakit dalam. Dokter Ryan memiliki istri bernama Astrid Widya. Seorang wanita cantik dan sexi, yang selalu menghambur - hamburkan uang suaminya. Astrid seorang gadis yang silau karna harta. Banyak uang yang telah di hamburkannya.
Rumah tangga Dokter Ryan dan Astrid selalu saja bertengkar. Ryan yang ingin meiliki seorang anak. Tapi, Astrid selalu saja menunda kehamilannya, dikarenakan dia ingin masih menikmati hidup dan ia mengatakan kepada suaminya kalau ia ingin mencapai karirnya. Ia ingin menjadi seorang model,Astrid yang masih berusia masih muda yaitu 24 tahun. Untuk menghindari pertengkaran mereka, Ryan lebih sering menginap di apartemennya dari pada di rumahnya bersama sang istri. Di apartemen Ryan bisa menenangkan pikirannya. Astrid istrinya selalu saja membuatnya emosi dengan tingkah lakunya yang terlalu glamor. Walupun begitu, entah karena cinta atau apalah. Ryan selalu saja nuruti kemauan sang istri.
*********
Kiara kini telah bersiap untuk keberangkatannya ke Kota Jakarta. Ia akan bekerja di kota tersebut. Kiara akan pergi bersama sahabatnya Mira. Mira mempunyai keluarga di Jakarta, jadi selama mereka di sana mereka akan tinggal di tempat Tantenya Mira. Namanya Tante Dewi, tante Dewi seorang janda dan hidup sendiri di kota Jakarta. Ia sangat senang karena keponakannya Mira dan sahabatnya akan tinggal bersama.
Waktu keberangkatan Kiara dan Mira pun telah tiba. Keduanya telah bersiap. Mereka yang diantar oleh Ayahnya Kia sampai Terminal Bus di Medan. Mereka mengunakan Bus menuju Jakarta.
"Kia, kamu harus jaga diri di Kota orang." nasihat Ayahnya.
"Ayah tenang saja. Kia pasti akan jaga diri. Nanti setelah sampai Kia akan langsung menghubungi Ayah dan Bunda." ucap Laras.
"Ya sudah, Mira kamu jaga Kia ya? Paman mempercayai anak Paman sama kamu." punta Ayah Kia.
"Pasti paman." jawab Mira.
Bus yang akan mereka tumpangi pun tiba. Kiara dan Mira bergegas naik ke dalam Bus. Sebelumnya mereka berpamitan terlebih dahulu kepada Ayahnya Kiara.
Kiara dan Mira sudah berada di dalam Bus. Mereka akan mengadu nasib di Kota Besar seperti Jakarta. Mereka berharap akan berhasil disana.
"Bissmillahirohmanirohim...Ya Allah semoga engkau memberi kemudahan kepada kami berdua di kota besar itu." Kiara berdoa di dalam hatinya.
Perjalanan pun dimulai. Kedua gadis cantik itu akan mengadu nasibnya di Kota Jakarta. Kota yang terkenal akan kerasnya hidup. Semoga mereka berdua bisa mejalankan dengan baik.
Bersambung....
Hai semuanya, ini novel kedua aku. judulnya Dokter Cintaku. Semoga kalian suka ya. jangan lupa dukung ya. berilah like, komen, hadiah dan vote kalian. terimakasih.
Perjalanan yang sangat melelahkan untuk kedua gadis yang bersahabat itu. Di pagi hari jam 07.00 wib mereka telah tiba di terminal Pasar Minggu Jakarta Selatan. Akhirnya degan menempuh perjalan yang sangat melelahkan kedua gadia itu sampai juga.
Disinilah mereka akan memulai hidup mereka yang baru. Dengan teman - teman yang baru dan suasana baru. Kiara dan Mira setelah turun dari Bus, mereka berdua langsung menuju kerumah Tante Dewi. Mereka menaiki Taxi. Dengan alamat yang Tante Dewi berikan.
Kiara sangat takjub dengan pemandangan kota Jakarta, banyak gedung - gedung tinggi. Dan mereka juga banyak melewati mal - mal besar.
"Wah...Mir, ternyata kota Jakarta sangat padat ya? Dan banyak gedung gedung tinggi. Ya, walupun di Kota Medan banyak juga gedung tinggi, tapi di Jakarta lebih banyak lagi." ucap Laras takjub melihatnya.
Mira yang yang kedua kalinya ke kota Jakarta ini hanya menanggapi perkataan sahabatnya ini dengan senyuman.
Taxi yang membawa mereka ke kediaman rumah Tante Dewi telah sampai. Kia menatap rumah yang cukup besar. Di perumahan elit.
Rumah Tante Dewi memang cukup besar. Disinilah Kiara dan Mira akan tinggal. Memulai kehidupan mereka di Kota Jakarta yang besar ini.
**********
Disebuah rumah sakit ternama di Jakarta. Seorang pria berseragam putih, pakaian kebesarannya. Ia baru keluar dari ruangan tempat pemeriksaannya. Dengan wajah yang kelelahan, begitu banyak pasien yang mengantri untuk berkonsultasi dan berobat kepadanya. Dokter Ryan Putra Wijaya baru saja menyelesaikan prakteknya. Hari ini banyak sekali pasiennya, mulai dari remaja sampai orang tua.
"Tolong kamu simpan data - data pasien ini, saya akan megeceknya lagi nanti." titahnya kepada seorang perawat yang mendampinginya di ruang prakteknya.
"Baik dokter. Apa ada yang lain dok" jawab perawat itu.
"Tidak itu saja."
Ryan meninggalkan ruangan prakteknya, ia menuju ruangan pribadinya. Tubuhnya sangat lelah. Sejak kemarin pasiennya selalu ramai. Sebenarnya banyak pasien yang hanya ingin melihat wajah tampannya saja, itu banyak dilakukan oleh pasiennya yang wanita masih remaja. Mereka berpura - pura sakit hanya untuk melihat dokter tampan mereka. Ryan hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman manisnya.
Meskipun begitu Ryan menikmati pekerjaannya ini.
Drrtt....drttt....drrttt...
Terdengar dering telpon. Ryan melihat di layar ponselnya ternyata istrinya Astrid yang menelponnya. Ia menghela nafas sebelum bicara dengan istrinya yang tengah bersikap manis. Sepertinya Astrid telah berbelanja lalu Credit Card nya sudah over limit. Ryan bisa menebak kalau Astrid istrinya meminta kepadanya untuk membayar semua perburuannya di tempat perbelanjaan.
"Sayang...tolong bayarin belanjaanku ya?. Cuma empat ratus juta aja kok gak banyak. Kartu aku udah over sayang hehehe..." ucap Astrid dengan gampangnya.
Ryan tertawa jijik mendegar suara Astrid yang terkesan dibuat - buat.
"Sayang kok malah ketawa sih?." tanya Astrid.
"Jadi kamu telpon suami karena ada maunya. Kalau nggak ada maunya kamu gak telpon suami kamu. Atau kamu lupa kalau punya suami di rumah." sindir Ryan.
"Sayang kok gitu sih. Sayang aku lagi gak pengen debat ya. Buruan kamu tranfer uang ke Atm aku. Aku tungguin nih sekarang juga. Kalau bisa di lebihin ya sayang...emmuach." Astrid memutus sambungan telponnya. Ia tidak ingin mendengar ocehan suaminya.
Selalu seperti ini, Ryan bosan terus - terusan diperlakukan seperti sapi perah oleh istrinya yang mata duitan itu.
Semenjak menjadi istri Ryan, Astrid selalu menghambur - hamburkan uang hanya untuk membeli barang - barang Branded yang entah apa kegunaannya. Dan istrinya juga selalu berkumpul dengan teman - teman sosialitanya. Entah apa yang merasuki Ryan menikahi Astrid. Sebegitu nurutnya ia dengan Astrid. Walupun selalu dibuat kecewa Ryan selalu nurut.
Meski jago menghabiskan uang, ternyata Astrid tak jago melayaninya diranjang. Ryan kerap kali bermain solo ketika ia meminta jatah kepada istrinya. Setelah klimaks, Astrid tertidur lelap, membiarkan Ryan menderita dengan gairahnya yang tinggi. Sebuah pesan masuk ke handphonenya dari istrinya. Dengan malas Ryan menstranferkan sejumlah uang ke tempat istrinya.
Terimakasih Sayang. Love you...emmuach.
Ryan segera menghapus pesan dari istrinya. Ia berdiri menatap gedung - gedung tinggi dari kaca jendelanya. Ia bosan dengan kehidupannya yang monoton seperti ini. Ia ingin menjalankan kehidupan berumah tangga yang baik. Ingin meiliki istri yang selalu perhatian. Menyambutnya ketika ia pulang dari kerjanya, menyiapkan makan siang atau malam untuknya. Dan ingin memeliki istri yang selalu ada untuknya. Ia juga merindukan tangisan seorang bayi.
Selama menikah dengan Astrid dia belum dikarunia seorang anak. Astrid tak ingin hamil, karena tak ingin mengubah betuk tubuhnya. Astrid ingin sekali menjadi seorang model yang sexi. Ryan sudah bosan selalu bertengkar dengan istrinya mengenai seorang anak. Ryan hanya bisa berdoa agar hati istrinya dilembutkan dan mau segera untuk mengandung.
Bersambung....
Jangan lupa dukung ya? cerita aku yang kedua ini. Dan kalian juga harus baca novel pertama aku 'Cinta Seorang Single Dady'. Terimakasih.
Sementara itu ....
kiara dan Mira telah berada dirumah Tante Dewi. Tante Dewi sangat senang mereka tinggal dirumahnya. Dia mempunyai teman.
"Tante makasih ya udah mau nerima aku dirumah tante." ucap Kiara kepada Tante Dewi yang sudah mau menerimanya dirumah.
"Ih..biasa aja kali Kia, tante senang kok kalian tinggal disini bersama tante. Jadi tante gak kesepian lagi." balas Tante Dewi.
"Iya tante makasih deh pokoknya."
Kiara senang dan beruntung bisa mengenal tante Dewi. Tante Dewi begitu baik dan penyayang. Dia tidak membedakan kasih sayangnya kepada Kiara dan Mita keponakannya. Kiara merasa memiliki keluarga baru.
Kiara dan Mira mereka tidur di satu kamar yang sama. Kiara dan Mira sudah lama bersahabat.
Sementara itu, Astrid yang baru pulang dari liburan singkatnya di Bali pun melihat kehebohan di luar rumahnya dari balkon kamar. "hm....sepertinya Tante Dewi kedatangan keponakannya. Menarik." Ucap Astrid sambil melambaikan tangan kearah Kiara yang tak sengaja melihatnya. Kiara tersenyum ramah dan membalas lambaian tangan Astrid.
"Sepertinya aku harus menyapa keponakan tante Dewi." ucap Astrid berlalu masuk ke dalam kamarnya.
Astrid turun dari lantai dua rumah mewahnya untuk bergabung dengan sang suami yang tengah menonton TV.
"Sayang sepertinya ada penghuni baru, Keponakan tante Dewi sepertinya datang. Dan akan tinggal disini." Ryan menoleh. "Oiya? Siapa?"
"Nggak tahu lah. Kulihat ada dua orang wanita. Cantik - cantik sih mereka. Kan siapa lagi kalau bukan keponakan tante Dewi." ucap Astrid menebak. dan Astrid memeluk tubuh Ryan menyamankan dirinya.
Ryan hanya ber oh ria saja. "Sayang kita harus menyapa mereka. Enaknya bawain apa ya?." tanya Astrid kepada Ryan.
"Kamu beli kue aja kan bisa dimakan bersama." Usul Ryan.
"Oke deh besok aku beli." Ryan tak menyahuti lagi. Ia fokus dengan acara berita di TV.
**********
Keesokan harinya, Kiara melihat pria tampan dan gagah menenteng jas dokter keluar dari rumah sebelah. Tak lama keluarlah seorang wanita yang kemarin melambaikan tangannya.
"Hai. Kamu keponakan tante Dewi ya? Saya Astrid dan ini suami saya Ryan. Selamat datang di kompleks kami." Sapa Astrid ramah.
"Saya Kiara mbak. Saya temennya keponakan tante Dewi. Mira sahabat saya. Saya di sini hanya numpang mbak. Saya dari Medan dan akan bekerja di kota ini." balas Kiara sopan.
"Oh gitu. Kamu sudah menikah? " tanya Astrid.
"Saya masih single mbak. Lagian masih muda juga mau menikah. Saya masih umur 19 tahun. Disini saya mau bekerja." balas Kiara.
"Masih muda toh. Pantes masih cantik."
"Ya sudah. Aku berangkat dulu." ucap Ryan sambil berlalu meninggalkan Astrid dan Kiara. Ia masuk ke dalam mobil berwarna putih yang selalu tampak baru karena ada yang membersihkannya setiap saat.
"Mari mbak saya pamit masuk ke dalam." ucap Kiara. Astrid pun mengiyakan. Ia menatap Kiara hingga masuk ke dalam rumah.
"hmm...cantik. Patut di waspadai." gumam Astrid. Ia pun masuk kedalam rumah mewahnya dan sambil menelpon teman teman sosialitanya.
Ryan yang berada di dalam mobilnya dan ingin menuju rumah sakit tempat dia tugas. Tanpa sadar dia memikirkan gadis cantik berkulit putih dan berambut panjang dengan senyuman yang sangat manis di pandang. Kiara namanya, tetangga barunya, entah mengapa jantungnya serasa berdetak lebih kencang bila memandangnya. Terbit sebuah senyum di wajah tampan Ryan. "Ah...kenapa juga aku harus teringat gadis tadi. Senyumamnya begitu manis." gumam Ryan tersenyum dan menggeleng - gelengkan kepalanya.
bersambung......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!