NovelToon NovelToon

STRANGE GIRL

AWAL MASUK KULIAH

Nananananana e.......nananananana eeeee

Suara nyanyian dari seorang gadis yang menyanyikan lagu dari idol bts favoritnya terdengar dari kamar mandi. Suara nya terkadang tidak terdengar jelas karena berbaur dengan suara air yang menyala. Gadis itu terlihat begitu bersemangat pagi ini, bagaimana tidak, dia sangat senang ketika dia akan memasuki bangku perkuliahan.

Tasya Hana Sunitra, itulah nama gadis itu. Gadis yang cantik, memiliki rambut sepanjang bahu berwarna hitam pekat, hidung mancung, kulit putih mulus, tinggi badan 169 cm, berat badan 59 kg, gadis yang suka bertingkah aneh, humoris dan juga suka tersenyum saat melihat orang yang dia kenal. Gadis kelahiran 30 maret, Zodiak aries, saat ini dia berumur 18 tahun. Hana adalah gadis yang sangat suka bertingkah konyol di depan orang orang yang dia kenal. Senang membalas dendam kepada orang yang dia rasa bersikap semena mena kepada orang lain.

Tapi orang yang tidak mengenalnya mungkin akan menganggap nya gadis yang jutek, dingin dan egois. Tapi Hana tidak mempermasalahkan anggapan anggapan itu. Dia hanya ingin fokus menikmati hidupnya, menikmati masa masa kuliah.

Hana juga orang yang tidak pernah peduli dengan masalah percintaan. Tidak pernah peduli dengan yang namanya laki laki, kecuali ayah dan kakak laki lakinya.

Keluarga sunitra memiliki dua orang anak yang sangat mereka cintai. Dia adalah Tasya Hana Sunitra dan Remon Maxim Sunitra. Keluarga sunitra merupakan seseorang yang berpengaruh dalam dunia bisnis di negaranya. Bahkan beberapa cabang grup Hanara sudah masuk ke negara asing. Grup Hanara adalah industri yang bergerak di bidang pakaian terbesar di Indonesia. Perusahaan ini juga sudah sering melakukan kerjsama dengan perusahaam perusahaan luar.

Hana memiliki seorang ibu yang begitu menyayanginya, dia adalah nyonya Safira Ningsih Sunitra. Dia adalah seorang ibu rumah tangga. Dia memutuskan untuk tidak bekerja membantu suaminya Lexon Sunitra. Dia dan suaminya memutuskan agar salah seorang dari mereka bisa fokus mengurus anak anak mereka.

Mereka tidak ingin Hana dan Remon kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. Meskipun Lexon sibuk mengurus seluruh bisnisnya dia tidak pernah lupa pada keluarga yang amat dia cintai. Dia akan selalu menyempatkan waktu untuk bisa berkumpul bersama keluarganya.

Hana sangat beruntung bisa memiliki keluarga seperti itu. Dia tidak pernah mengenal kata menyerah, karena dia selalu mendapat dukungan dari keluarganya. Selain keluarganya, Hana juga mempunyai dua orang sahabat yang selalu menemaninya. Bahkan mereka masuk ke universitas yang sama dengan Hana. Seakan akan keberuntungan berpihak pada ketiga gadis itu.

Kedua sahabat Hana adalah Rena Namira dan Melani Indah. Ketiga gadis itu memilih jurusan yang sama di Universitas Indonesia. Bahkan mereka di terima di kelas yang sama.

Hana mencium pundak telapak tangan ibunya. Dia segera berlari ke arah garasi. Dia memilih memakai motor agar bisa bergerak melintasi jalan raya dengan cepat. Hana melirik jam tangan yang melekat di pergelangannya.

"Gawat gawat gawat.......aku bisa telat ini.....", gerutu Hana dan langsung menancap gas motornya.

"Hana.......hati hati.......jangan ngebut........", teriak Safira ibu Hana yang melihat kepergian putrinya tampak tergesa gesa.

Hana tidak lagi mendengar teriakan ibunya, karena sudah memakai helm. Hana mulai menyalip satu persatu mobil yang di depannya. Terkadang dia harus mendapat klakson panjang dari pemilik mobil yang Hana lewati. Hana tidak mengindahkannya, dia lebih fokus dengan jalan yang di depannya.

Setelah melalui perjalanan yang penuh tantangan Hana segera memarkirkan motornya. Dia segera berlari ke arah gedung jurusannya. Hana memilih jurusan manajemen bisnis karena dia ingin mengikuti jejak ayah dan kakaknya. Ibu Hana sempat menyarankan Hana agar mengambil jurusan administrasi seperti dirinya. Tapi Hana menolaknya, Safira hanya bisa menerima keputusan putrinya. Tidak ingin memaksakan kehendaknya.

Saat sedang berlari, Hana mendengar teriakan dari belakang. Suara itu tidak asing bagi Hana, dan benar saja suara itu berasal dari kedua sahabatnya yang juga kebetulan baru tiba. Ketiga gadis itu akhirnya lebih cepat. Mereka yakin bahwa mereka pasti sudah telat.

Hana dan kedua sahabatnya tiba di ruangan kelas mereka. Pintu ruangan itu tertutup, para siswa juga hening. Ketiga gadis itu yakin bahwa di dalam ruangan sudah ada dosen atau senior mereka. Hana mengetuk pintu karena kedua sahabatnya tidak berani mengetuk pintu.

"Masuk........", suara dari dalam ruangan.

Hana dan kedua sahabatnya membuka pintu dan segera masuk ke dalam ruangan. Mereka segera bergegas ke arah tempat duduk yang tidak berpenghuni.

"Berhenti......., siapa yang menyuruh kalian langsung duduk!!!", teriak seorang pria yang mungkin itu adalah kakak senior di jurusan manajemen bisnis.

Hana, Rena dan Melani segera menghentikan langkah mereka. Mereka berbalik arah secara serentak dan menatap kakak senior yang barusan berteriak.

"Tapi kakak tadi sudah menyuruh kami masuk, kok di berhentiin lagi.....", Hana mencoba membela diri dengan berani.

"Apa kalian aku suruh duduk??? kan tidak, saya hanya menyuruhmu masuk bukan duduk", jawab kakak senior itu dengan gaya garang nya. Dia begitu kesal karena baru kali ini ada anak baru yang membantahnya.

"Ooooooo.....", jawab Hana dan kedua sahabatnya serentak yang sukses membuat penghuni kelas itu tertawa bersama

"Diam!!!, apa kalian aku suruh untuk tertawa?" teriak senior itu kembali.

Semua mahasiswa langsung diam seketika, maklumlah anak anak baru mungkin masih memiliki rasa takut pada senior mereka yang terlihat garang itu.

Hana dan kedua sahabatnya tidak peduli dengan amarah senior itu. Mereka hanya fokus berjalan kembali mendekati senior itu.

"Kalian bertiga!!, apa kalian tidak tahu ini sudah jam berapa??? apa di rumah kalian tidak ada jam???", bentak senior itu pada Hana dan kedua sahabatnya.

"Maaf kak, kami telat karena jalanan macet kak....", jawab Melani yang sudah sedari tadi mengumpulkan keberanian untuk berbicara.

"Jika tau jalanan akan macet, kenapa tidak mempercepat waktu berangkat dari rumah!!!, apa kalian tidak punya jam???", lagi lagi senior itu membentak kembali tidak terima dengan alasan Melani.

"Maaf kak, jika masalah jam...., gue punya banyak di rumah kak, mungkin ada....1 2 3 4 5 6 7 kayaknya tujuh deh kak", Hana mencoba mengingat letak letak jam dinding di rumahnya.

"Kau.............", Senior wanita yang berada di samping senior pria itu membentak Hana. Hana bisa menebak, senior wanita itu menyukai pria di sampingnya, tepatnya, lawan bicara Hana. Terlihat jelas di wajah gadis yang Hana tidak tahu namanya.

"Maaf kak.... kalo boleh tau, apa lagi salah saya, kan kakak ini tadi nanya apa tidak ada jam di rumah saya.....yaudah....saya jawab, kalo jam dinding di rumah saya ada 7 dan tambah jam tangan saya ada 8", jelas Hana tidak mau kalah dengan senior itu.

"Kalian bertiga, bersihkan seluruh toilet wanita di gedung ini!!", perintah senior laki laki itu.

"Hahhhh......kak gedung ini kan besar....berapa banyak toilet wanita di sini??",tanya Hana yang masih terkejut mendapat hukuman itu. Tidak terbayangkan betapa lelahnya dia nantinya.

"Ada 20, segera laksanakan, tidak boleh pulang sampai semua nya selesai", ancam kakak kelas laki laki.

Mendapat ancaman tidak bisa pulang adalah hal yang sangat menyebalkan. Hana dan kedua sahabatnya harus segera menyelesaikan hukumannya. Mereka tidak bisa membayangkan jika mereka harus tinggal di gedung itu sampe malam hari. Apalagi harus membersihkan toilet yang mereka tidak tau seberapa kotor toilet di gedung itu. Sekarang mereka hanya ingin berfokus segera menyelesaikan hukuman itu dan segera kembali ke rumah.

MEMBALAS

Hana dan kedua sahabatnya kini ada di dalam toilet pertama, mereka bersyukur toilet itu tidak terlalu kotor kebetulan itu adalah toilet dosen. Ketiga gadis itu sudah lengkap dengan peralatan pembersih toilet di tangan mereka. Dengan semangat 45 mereka menyikat lantai kamar mandi, lanjut ke kamar mandi sebelahnya dan akhirnya selesai seluruh kamar mandi di lantai pertama.

Selanjutnya ketiga gadis itu menaiki tangga menuju lantai dua. Kemudian mencari toilet wanita dan kembali membersihkannya. Toilet itu masih aman, tidak terlalu bau karena hari masih pagi, jadi mahasiswa belum banyak yang masuk ke toilet. Begitulah Hana dan kedua sahabatnya yang begitu semangat untuk menyelesaikan hukuman mereka.

Waktu terus berjalan, Hana dan kedua sahabatnya juga sudah mulai kehabisan tenaga. Mereka harus membersihkan 3 toilet lagi di lantai terakhir. Mereka berusaha melangkahkan kaki menaiki anak tangga. Tiba di tujuan, mereka segera memasuki toilet satu persatu dan akhirnya tiba di toilet terakhir.

Di toilet terakhir, mereka terkejut dengan kondisi toilet tersebut. Bagaimana tidak di dalam toilet itu banyak sampah berserakan. Bahkan pembalut wanita ada diantara sampah tersebut.

"Sejak kapan toilet menjadi tempat sampah??", teriak Rena yang kebingungan dengan pemandangan di hadapannya.

"Entah!!!!, Tapi tunggu, aku curiga ada yang mengerjai kita.....", menutup mulutnya dengan jari telunjuknya, Melani sedang merasa curiga.

"Mmmmm....benar benar....tunggu tunggu, apa kalian mendengar langkah kaki?? ", tanya Hana sambil memperjelas pendengarannya.

Rena dan Melani juga mencoba mendengar langkah kaki yang hana katakan, dan benar saja seseorang baru datang ke arah toilet tempat mereka sekarang.

Hana dan kedua sahabatnya melangkah kaki secara perlahan, ingin melihat siapa yang ada di luar. Mereka bersembunyi di balik dinding toilet. Mereka bergantian melihat siapa yang ada di luar.

Sandra, kakak senior wanita yang membentak mereka tadi di ruang kelas sedang tertawa bahagia bersama gerombolannya. Mereka seakan akan sedang merasa senang karena baru sukses melakukan sesuatu.

"Hahahaha....biar mereka rasa!!!, siapa suruh mereka melawan indra tadi, masih anak baru udah berani membantah senior....", Sandra yang merasa bangga karena telah berhasil melakukan sesuatu.

"Hahahaha.......awas loh San, nanti Indra jatuh cinta tuh sama cewek yang lawan dia tadi, hati hati loh....jaga tuh gebetan loh", kata teman Sandra mencoba memberi nasehat pada Sandra.

Mendengar ucapan temannya, seketika sandra diam dan mencoba memikirkan apa yang dikatakan temannya. Dia sesekali mengangguk paham dengan apa yang temannya itu katakan. Sandra semakin menumbuhkan rasa bencinya pada Hana.

Hana yang mendengar itu hanya bisa terkekeh. Dia tidak menyangka, Sandra akan mengerjainya hanya karena masalah di ruangan kelas tadi pagi. Merasa tidak terima dengan apa yang mereka terima saat ini, ketiga gadis itu mulai merencanakan sesuatu. Mereka harus membalas perbuatan Sandra.Mereka tidak ingin Sandra dan gengnya menindasnya dan kedua sahabatnya.

Hari sudah semakin sore, Hana dan kedua sahabat nya masih terlihat sibuk membersihkan toilet terakhir. Mereka tidak lagi peduli kemana sandra dan geng pergi. Terkadang ketiga gadis itu mau memuntahkan isi perutnya yang kosong karena harus membersihkan pembalut.

Hana dan kedua sahabatnya bahkan tidak mengingat bahwa mereka belum mengisi perut mereka tadi siang. Ketiga gadis itu terlalu fokus membersihkan toilet.

Tanpa terasa, ketiga gadis itu akhirnya menyelesaikan hukuman mereka. Hana, Rena dan Melani segera mengambil tas mereka yang tergantung di dinding toilet. Ketiga gadis itu segera bergegas ke arah lift, berharap lift masih berfungsi.

Lagi lagi mereka harus merasa sial, saat mereka tiba di depan lift dan menekan lift, tiba tiba lift berhenti berfungsi. Ketiga gadis itu hanya bisa berteriak melampiaskan kekesalan mereka. Untung saat itu tidak ada lagi penghuni kampus karena jam sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Telepon Hana, Rena dan Melani berdering bersamaan. Orang tua mereka sedang mencari keberadaan ketiga gadis itu. Hana, rena dan melani hanya bisa berbohong kepada orang tua mereka. Mereka tidak ingin orang tua mereka tau bahwa mereka di hukum di hari pertama mereka masuk kuliah.

Satpam yang masih berjaga di gerbang kampus masih setia duduk menanti orang orang yang memiliki kendaraan yang masih terparkir di parkiran kampus. Pemilik kendaraan itu akhirnya tiba di parkiran, mereka menyalakan motor mereka, dan keluar melalui gerbang yang masih terbuka.

"Maaf pak....karena kita bertiga bapak lama menutup gerbang nya", kata Hana yang merasa tidak enak dengan satpam itu.

"Tidak apa apa nak....itu sudah pekerjaan bapak, kalian berhati hatilah di jalan, apalagi kalian naik motor....", kata pak satpam memberi nasehat.

Hana, Rena dan Melani mengangguk mengerti dengan nasehat pak satpam. Ketiga kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah masing masing.

"Malam......", sapa Hana dari pintu.

"Hana....kenapa lama pulang, kalian bertiga kemana aja keluyuran?? belum lagi kalian bertiga pasti naik motor....bikin mama kawatir aja deh.....",kata Safira yang menyambut kedatangan putri tercintanya.

"Hehehe.....maaf ma, habisnya kan ini hari pertama kita bertiga masuk kuliah....jadi kita bertiga, memutuskan untuk merayakannya", jawab Hana berbohong.

"Yasudah, kali ini mama maafkan, lain kali jika ingin merayakan sesuatu, sebaiknya merencanakannya dari awal, biar kalian tidak memakai motor, sebaiknya kalian naik mobil sayang, apalagi kalian pulang malam, kan kita gak tau, ada saja preman di luar sana", cerewet Safira menasehati putrinya itu.

"Ok mom....aman deh. Lain kali Hana akan melakukan apa yang mama katakan, Hana mandi dulu ya ma!", Hana segera menaiki anak tangga, dia tidak ingin di introgasi lagi oleh ibunya.

Saat akan menaiki tangga ke 3, Hana berhenti dia teringat dengan perutnya yang masih keroncongan karena tidak makan sejak siang. Tapi jika dia mengatakan kepada ibunya bahwa dia sedang lapar, maka ibunya akan curiga dengan kebohongan Hana. Hana akhirnya memutuskan hanya memakan cemilan yang selalu Hana sediakan di kamarnya secara diam diam.

Tiba di kamar, Hana segera masuk ke kamar mandi. Dia tidak ingin berbaring terlebih dahulu, dia merasa tubuhnya sangat kotor karena membersihkan toilet. Hana tidak ingin bau toilet yang masih menempel di bajunya menyerap ke dalam sprei kasurnya. Bisa bisa dia akan merepotkan asisten rumah tangganya lagi karena harus mengganti sprei Hana yang baru saja di ganti kemarin pagi.

Selesai mandi, Hana kini merasa tubuhnya terasa segar. Dia duduk di meja riasnya dan segera mengaplikasikan pelembab malam di wajahnya. Dia tidak ingin wajahnya merasa kering karena tidak diberi nutrisi yang cukup.

Selesai memakai pelembab, Hana segera membaringkan tubuhnya di kasur. Akhirnya kantuk menyerangnya dengan cepat. Bagaimana tidak, Hana sudah sangat kehabisan tenaga karena harus membersihkan toilet wanita di seluruh gedung jurusannya.

Hana ingin pagi segera datang, dia harus membalaskan perbuatan Sandra yang sudah melebihi batas. Hana juga tidak bisa membayangkan bagaimana jika Indra gebetan Sandra benar benar menyukainya, bisa bisa Hana akan semakin di benci Sandra dan bahkan pasti akan berani mencelakai Hana.

Hana juga sudah memikirkan apa yang akan dia lakukan jika Indra benar benar menyukainya. Dia tidak ingin berurusan dengan Sandra hanya karena seorang laki laki yang menurut Hana tidaklah menarik dan juga tidak menganggapnya sebagai kategori tampan.

Bagaimana tidak dianggap tampan, Hana hanya menganggap ayah, kakak laki laki dan member bts yang sangat tampan di matanya. Dia tidak peduli jika menyangkut pria lainnya. Itulah Hana seorang gadis yang tidak mengerti dengan kata cinta dan tidak terlalu tertarik dengan lawan jenisnya. Tapi bukan berarti dia penyuka sesama jenis, hanya saja belum ada pernah berhasil merebut hatinya. Itu saja, jangan berpikiran yang lain dengan Hana.

JANGAN MENANTANG KAMI!

Hana terbangun dari tidurnya, dia segera beranjak dari kasurnya ke kamar mandi. Dia harus segera bersiap siap untuk ke kampus, tidak ingin terlambat lagi untuk hari kedua. Tidak ingin berurusan dengan senior senior yang menyebalkan untuknya. Selesai dengan pakaian dan mengucir rambutnya ke atas, dia menyambar tasnya dan berlari menuruni anak tangga. Hana berjalan menuju dapur, ingin mengisi perutnya yang sudah terasa lapar. Rasanya cemilan yang dia makan semalam, tidak cukup untuk memuaskan rasa laparnya.

"Woooouuuu!!", kejut Hana. Dia memang selalu berbuat jahil jika sudah melihat para asisten rumah bekerja dengan begitu fokus hingga tidak menyadari kedatangannya. Namun meskipun demikian, Hana tidak pernah dibenci oleh para asisten itu. Mereka justru akan merasa kehilangan jika Hana tidak ada di rumah seharian. Tidak akan ada yang membuat mereka tertawa. Tidak akan ada yang menjahili mereka. Karena itulah mereka selalu senang jika Hana berada di rumah. Mereka semua akan berlomba lomba menghidangkan makanan kesukaan Hana.

Tentu saja itu membuat seorang Remon, kakak laki laki dari Hana merasa iri. Dia bahkan terkadang sampai harus mengisengi adeknya agar dia juga bisa menikmati masakan yang asisten buat untuk Hana. Remon akan berbuat baik pada Hana, dia akan memberikan Hana tiket nonton konser BTS, memberikan Hana foto foto BTS dan banyak lagi. Jika itu bersangkutan dengan BTS, maka Hana tidak akan pernah menolaknya. Dia akan merasa sangat bahagia.

Hana akan berdiam diri di kamar jika dia sudah mendapatkan hadiah hadiah yang bersangkutan dengan BTS. Bahkan para asisten harus mengantarkan makanannya ke kamar. Namun sebelum itu, makanan yang khusus untuk Hana akan hilang sebagian besar. Siapa lagi kalau bukan Remon dalangnya. Safira bahkan akan tertawa karena melihat kekonyolan kedua anaknya.

"Nona ini!, bibi jadi terkejut, untung bibi punya kekuatan jantung yang baik, jadi aman deh. Hehehe...., ayo non makan!, ini makanan kesukaan nona loh!", mengharumi aroma makanan ke arah Hana.

"Mmmmm, harumnya enak bi!, bibi memang ter the best!", memberi jempol dua ke arah bi suri. Hana segera menarik kursi dan segera mendudukkan bokongnya di kursi. Dia segera mengucap syukur pada Sang Pencipta dan menyatap makanan yang sudah tersaji di depannya. Dia mengambil salah satu bagian ayam rendangnya dan memasukkan ke mulutnya. "Mmmmm, delicious!!", memuji masakan asisten rumah.

"Bibi senang deh jika nona menyukainya", tersenyum bahagia karena Hana sangat menyukai masakannya. Membahagiakan tuan rumah adalah prioritas mereka.

"Oh iya bi, ibu sama yang lainnya pada kemana?, kok dari tadi Hana gak lihat batang hidung mereka?", Hana yang mencari cari keberadaan orang rumah.

"Oh iya!, bibi hampir lupa memberitahu nona Hana. Tuan dan Nyonya besar sedang keluar kota, katanya ada urusan mendadak, jadi tidak sempat memberitahu nona. Untuk den Remon, dia udah pergi ke kantor, katanya ada urusan di kantor, jadi harus berangkat lebih awal", menjelaskan dengan terperinci.

"Wah wah wah...., mereka sangat sibuk ya bi. Lihatlah Hana, Hana tampak begitu santai. Kuliah aja masih santai", menyuapkan makanan kemulutnya. "Oh tidak..., ini sudah jam berapa?", melihat ke arah jam dinding di dapur.

"Kampret dah, hampir telat!!, Hana harus berangkat sekarang bi, nanti siang rendangnya Hana lanjut makan lagi. Jangan biarin dihabisin sama kak Remon ya bi!", meneguk air minum dengan tergesa gesa.

Hana segera mengambil ransel yang di letakkan sembarang di sofa ruang tamu. Dia berlari ke garasi, dia memandangi beberapa sepeda motor yang terparkir di sana. "Hahaha...., maaf kak", menyalakan motor bermerek kawasaki ninja hijau milik kakaknya. Setelah menyala, Hana kembali ke teras rumah, mengambil sepatu vans dari rak dan memakainya dengan terburu buru. "Bi!, Hana berangkat ya!, nanti kalau kak Remon merepet, bibi langsung pake Headphone Hana saja!, ada di samping TV!", teriak Hana dan kembali berlari kembali ke garasi.

"Apa maksud nona Hana ya?, kenapa den Remon merepet?", asisten itu segera berlari keluar, ingin menanyakan penyebab Remon merepet. "Maksud nona apa?", yang diajak bicara sudah tidak terlihat lagi. "Yahh, dia hilang!", merasa bodoh karena berbicara sendiri. Asisten itu kembali ke rumah, dia harus mengatur asisten bawahannya untuk mengurus rumah. Asisten yang selalu dekat dengan Hana itu adalah kepala asisten rumah. Dia yang akan mengatur asisten lainnya untuk mengurus rumah, terutama saat tuan rumah sedang tidak berada di rumah.

Hana tiba di parkiran, dia membuka helmetnya dan memperbaiki rambutnya yang berantakan. Dia sedikit aneh dengan tatapan orang orang disana. "Apa ada sesuatu di wajahku?", Hana segera bercermin di spion motornya. "Tidak ada apapun, tapi kenapa mereka memandangiku?, hahh..., mungkin karena aku terlalu tampan dengan motor ini", memuji dirinya sendiri.

"Iyahhhh, kau memang sangat tampan! Aku bahkan sampai jatuh cinta denganmu...muach!!", Rena menyahut dari belakang sambil memayunkan kan bibirnya. Dia terkekeh melihat gaya Hana yang membanggakan diri. "Sudah!, ayo masuk abang tampan!!", menggandeng tangan Hana dan segera masuk ke kawasan gedung jurusan.

"Melani dimana?", tanya Hana yang sadar bahwa Melani tidak bersama mereka. Biasanya Rena dan Melani akan selalu bersama, mereka tidak akan pernah terpisah.

"Oh..., dia mungkin sudah di kelas. Dia tidak ingin berurusan lagi dengan senior senior aneh itu", jawab Rena menebak. "Kita juga harus cepat, sebelum nenek rempong itu datang lagi mencari gara gara sama kita", memberi gelar baru untuk Sandra.

Hana dan Rena tertawa bersama, mereka segera berlari ke kelas. Di depan pintu ruangan, Rena mengeluarkan ponselnya dan memberi pesan WA ke Melani. Ingin mengetahui suasana di dalam ruangan. "Aman!!, belum ada senior ataupun dosen. Kalian berdua dimana?", pesan suara dari Melani.

Belum sempat mengirim balasan untuk Melani, gadis itu sudah muncul dari balik pintu kaca. "Ternyata kalian udah di sini. Sorry Ren, gue tinggalin loh. Soalnya ya, inces tuh gak mau berurusan dengan nenek rempong itu!", memperhatikan sekitar, takut Sandra sudah tiba. "Ayo masuk, sebelum dia datang", menarik kedua sahabatnya masuk.

"shittt, kunci motorku mungkin masih menempel dimotornya!", Hana yang menyadari bahwa dia belum mencabut kunci dari motornya. Dia langsung di tarik Rena saat di parkiran. Dia tidak mengingat bahwa kunci belum dia ambil.

"Kita berdua maklum kok sama ketuaan loh, iyakan Ren?", menyenggol Rena.Mereka memang tahu bahwa Hana sering teledor, jadi mereka tidak akan terkejut lagi. Ketiga gadis itu memilih langsung berlari ke arah parkiran. Mereka harus mengambil kunci motor Hana, apalagi motor itu bukan motor Hana, itu motor Remon.

Di parkiran mereka kebetulan melihat Sandra memarkiran mobil putih dengan stiker hello kitty. Ketiga gadis itu segera bersembunyi setelah mengambil kunci motor. Sebuah ide tiba tiba terbesit di kepala Hana. Dia tesenyum jahil, dan diikuti kedua sahabatnya. Melani dan Hana bisa menebak, Hana saat ini sedang mendapat ide brilian. "Mengerjainya!", serentak Rena dan Melani. "Bingo", jawab Hana membenarkan tebakan dua gadis disamping kiri kanannya.

Ketiga gadis itu segera keluar dari tempat persembunyian setelah Sandra menghilang dari parkiran. Mereka segera memperhatikan CCTV di setiap sudut. Dirasa CCTV yang mengarah ke mobil Sandra tidak ada, mereka langsung bertindak. Melani bertugas sebagai pengawas, Hana dan Rena bertugas menjalankan rencana.

"Selesai!", Hana dan Rena memberi kabar kepada Melani bahwa rencana sudah selesai di jalankan. Mereka segera kembali ke ruangan mereka. Tidak lupa memperhatikan sekitar untuk yang terakhir kalinya. Dikelas mereka sangat beruntung karena kelas masih hanya dihuni mahasiswa baru. Hana dan kedua sahabatnya memilih duduk di meja paling pojok di belakang. Ketiga gadis itu memilih akan duduk di satu meja sebelum senior senior aneh itu masuk keruangan mereka. Mereka memilih untuk bercengkerama ria, membayangkan bagaimana reaksi Sandra saat melihat nasib Mobil hello kittinya.

Pintu ruangan terbuka, para senior masuk ke kelas. Hana dan kedua sahabatnya langsung mendapat tatapan mematikan dari Sandra and gengs. Hana hanya bisa mengajak kedua sahabatnya untuk tidak melawan tatapan Sandra, dia menyarankan agar menyerah saja.

"Duduk dengan rapi!" teriak Indra setelah berdiri tepat di depan para mahasiswa baru. Semua orang segera mengambil tindakan, mereka langsung kembali ke tempat mereka masing masing. tak terkecuali dengan Hana dan Rena. Mereka menarik kursinya kembali ke meja mereka, tepatnya di samping meja Melani.

"Kalian bertiga!, apa kalian tidak bisa mengangkat kursinya?, kalian membuat kebisingan!, telinga kita kita jadi sakit!", teriak Sandra yang sangat terganggu dengan kehadiran ketiga gadis di belakang. Sandra sudah mulai memasang bendera perang dengan ketiga gadis itu.

"Ahh, maaf kak. Tangan kita lemas karena lelah membersihkan toilet kemarin. Jadi tidak ada tenaga lagi untuk mengangkat kursinya, kita cuman bisa narik kursinya aja. Lihat noh, tangan Hana saja sampe biru!", menunjukkan tangannya yang membiru. Mungkin bisa menipu Sandra.

"Coba aku lihat!" Indra mendekat ke arah Hana. Dia meraih tangan Hana dan memperhatikan tangan Hana yang membiru. Memang benar, tangan Hana membiru. Indra pun membantu Hana mengangkat kursinya, sekalian dengan kursi Rena. Indra kembali ke depan ruangan setelah mengurus kursi Hana dan Rena.

Di belakang, Rena menyenggol tangan Hana. "Tangan loh memang membiru karena kemarin kita bersihkan toilet?", Rena bertanya. Ingin mencaritahu apa yang sedang Hana rencanakan.

"Hahaha..., gila loh!, darimana datangnya tangan gue langsung biru hanya karena membersihkan toilet?, Ini membiru saat gue ngambil headphone gue yang terjatuh di kolong tempat tidur", menceritakan kejadian ketika salah satu ujung tempat tidur mengenai tangannya hingga menghasilkan memar di tangannya. Rena hanya bisa terkekeh karena ide sahabatya selalu saja luar biasa. Selalu saja ada ide yang dimunculkan Hana saat sedang merasa disudutkan.

Mereka pada akhirnya memutuskan akan mendengarkan pengarahan dari senior. Jadi dengan begitu mereka tidak akan di marahi si bos besar. Tidak, mereka tidak cocok dengan sebutan bos besar. Mereka cocok disebut, bos penyiksa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!