Pov Salma
Pagi yang cerah kusambut dengan indah, aku terbangun saat alarm ku berbunyi dan menunjukkan jam 8 pagi.
"Salma, hei bangun"
Suara yang cukup familiar ditelingaku, aku mengucek kedua mataku dan melihat siapa didepanku.
"Tante?! "
Aku sangat senang, karena hampir beberapa tahun tinggal di asrama, tanteku belum pernah menjenguk ku semenjak ia telah menikah, hanya papa, mama, dan pacarku saja.
"Tante, kenapa tidak pernah menjenguk Salma di asrama ini? Malah saat mau kelulusan saja tante mau menjengukku..... " Ucapku dengan sebal.
"Tante mau membuat kejutan untuk kamu, ya dengan datang saat hari kelulusanmu.... " Ucap tante Mira.
"Sudahlah, ayo bangun, kamu hampir terlambat menyambut hari kelulusanmu" Sambung tante Mira.
Aku segera bangun dan berlari ke kamar mandi, aku bernyanyi dikamar mandi dan sampai dimarahi oleh tanteku, aku sangat senang tante kesayangan ku menjenguk ku.
.
.
.
.
.
Pov author
Salma telah bersiap dengan seragam sekolah nya, ia merasa gugup dengan hasil kelulusannya.
"Tante, apakah mama dan papa tidak datang kesini? " Tanya Salma.
"Mama dan papamu hanya menyuruh tante yang menemanimu saat kelulusan ini, pacarmu sebentar lagi datang katanya" Jawab Mira.
"Mira... "
Suara pria yang memanggil Mira, Salma menatap pria itu dengan terpesona.
"Eh mas, maaf buat kamu jadi nunggu" Ucap Mira.
"Ini keponakan kita? " Tanya pria itu.
"Tante, ini suami tante? "
"Iya Salma, ini om kamu, panggil aja om Thomas"
Salma tersenyum dan salam kepada Thomas, karena baru kali ini ia bertemu dengan suami tantenya.
Perawakan seperti bule, dengan rahang kasar, rambut cokelat rapi, kulit putih bersih, tubuh tegap dan gagah, membuat wanita yang melihatnya serasa mungkin ingin menjadi yang kedua setelah tante Mira.
"Om, bagaimana kabarnya? "
Salma berusaha untuk ramah, ia bahkan tersenyum kepada om nya walaupun ia belum terlalu mengenal om nya.
"Baik, bagaimana denganmu"
Mira merasa senang dengan suaminya, selama pernikahan mereka Thomas tidak pernah seramah itu dengan dirinya dan orang lain.
Mira merasa hal itu etis, karena Thomas menunjukkan kepedulian dengan keponakannya sendiri.
"Ya sudah, mari kita cari tempat duduk"
Mira menggandeng tangan suaminya dan keponakannya, ia merasa bahagia bisa bersama suami dan keponakan kesayangannya.
Pov Salma
Baru kali ini aku melihat suami tanteku, dia tampan, mungkin keturunan orang luar negeri, tante Mira cukup beruntung bahkan sangat beruntung dapat suami yang tampan seperti om Thomas.
"Tante, Salma ke sana ya, soalnya disana sekumpulan teman teman Salma" Ucapku kepada tante Mira.
"Oh baiklah, tante sama om duduk disini ya"
Aku menganggukan kepalaku dan kemudian pergi ke tempat duduk yang berada di seberang tempat duduk wali murid.
"Salma! Wahh kita bakal berpisah ya? Aku kangen banget nanti sama kamu..... " Ucap temanku.
Dia Arina, temanku semenjak masuk SMA kini kami bakal berpisah.
"Iya rin, aku juga bakal kangen banget sama kamu" Balasku.
Aku duduk disebelah Arina, kemudian ada yang menutup mataku, aku merasakan tangan kekar menutup kedua mataku.
"Ehem, tau kok mau pisah, tapi jangan bikin iri disini" Ucap Arina.
"Yah ngga asik kamu rin"
Aku mengenal suara itu, aku menatap ke arah belakang dan tersenyum, itu pacarku, Brian.
"Bee? "
Panggilan itu terdengar geli, tapi aku dan Brian sudah terbiasa dengan panggilan itu.
"Apa beb? "
Aku dan Brian saling menatap dan tersenyum.
"Loh kok malah balik nanya bee? Kan aku nanya sama kamu" Ucapku.
"Ngga ada topik ya bee? Makanya aku balik nanya sama kamu" Ucap Brian padaku.
"Itu siapa bee? Terlihat baru bersama tantemu" Tanya Brian.
"Suami tanteku bee, makanya tante Mira jarang keliatan pas dirumah, ya karena mereka tinggal di rumah om ku selama 3 tahun" Jelas ku
Brian menganggukan kepalanya dan memelukku dari belakang.
"Bee, mau juga ngga kayak om tantemu itu? Udah nikah, ntar kita bakal tinggal sementara dirumah mamaku dan kita beli rumah"
Aku lagi lagi harus mendengar ocehan tak penting pacarku, dia terkadang agak menyebalkan jika berkhayal jauh.
"Udah ah bee, kerja dulu baru nikah"
"Iya bee ku..... "
Kami terkadang terdengar lebay, tetapi karena ke lebayan kami membuat hubungan kami langgeng.
Pov Thomas
Apa yang bocah itu lakukan? Menjijikkan sekali dia bercengkrama dengan pria lain.
Apakah mereka itu sedang pacaran? Dasar anak jaman sekarang.
Aku melihat istriku, ia tetap saja menggandeng tangan ku, terlihat menjijikkan, yang ku ingin disebelahku itu adalah keponakannya, bukan Mira.
"Mas, terimakasih ya mau nemanin aku buat menyaksikan kelulusan Salma" Ucap Mira padaku.
"Ya sama sama" Jawabku dengan dingin, aku sungguh jijik dengan kelakuan manja Mira dari 3 tahun yang lalu.
Sekilas, aku melihat keponakanku, dia begitu manis dan ceria, membuatku terpana dengan keponakannya sendiri.
'Akan kubuat dia jadi milikku'
Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰
Pov author
Menunjukkan jam 11 siang, acara kelulusan SMA selesai, Salma tersenyum dan memeluk Arina.
"Yay, alhamdulillah kita bisa lulus! "
"Aihhh, aku ngga bakal bisa ketemu kamu sering sering Salma, karena aku bakal kuliah di Belanda bulan depan...... "
Arina menatap sedih ke arah Salma, ia merasa akan merindukan temannya saat ia berada di Belanda untuk menempuh perguruan tinggi.
"Tenang aja rin, akukan bisa jaga Salma, jangan lupa kasih kabar sama dia, kasihan nanti terngiang-ngiang" Ucap Brian, Arina menganggukan kepalanya.
"Ian, Salma, aku duluan yaa, maklum Rendi nungguin aku.... "
Arina pamit dengan kedua temannya, Brian dan Salma mengayunkan tangannya ke arah Arina yang sedang berlari, mereka bergandengan dan mendekati Mira dan Thomas.
"Tante, Salma lulus! "
Salma memeluk Mira, mereka tersenyum bahagia.
"Tante sama Salma terlihat seperti adik kakak saja ya? Ian kagum"
Brian memuji keakraban antara bibi dan keponakan, karena terlihat seperti adik kakak saja, bukan bibi dan ponakan.
"Emmm tante, Salma boleh ngga jalan jalan sejenak sama Brian? Tenang aja, Brian mau ngantarin Salma sampe ke halaman rumah kok"
Mira menganggukan kepalanya
"Ingat ian, jangan lupa oleh oleh" Canda Mira, karena ia sering bercanda dengan pacar Salma.
"Oke tante, ian pergi dulu yaa, Salma nya ian pinjam"
"Hati hati"
Brian dan Salma mengayunkan tangan dadah ke arah tante Mira, mereka pergi dan menghilang dari pandangan.
.
.
.
Pov Brian
Aku mengendarai motor sport ku dengan pacarku, ia memeluk perutku, karena aku lumayan ngebut jika memakai motor, jika tidak ngebut bukan anak moge namanya, ah aku bercanda saja kok.
"Bee, makan ke sate taichan yang baru buka itu yuk, aku penasaran rasanya gimana" Ucap Salma padaku.
"Sate taichan yang baru buka itu bee? Kita dijadikan kelinci percobaan dong" Candaku kepada Salma.
"Kenapa jadi kelinci percobaan? Kita kan manusia"
Salma sangat polos jika menjawab pertanyaan yang menurut dia terlalu sulit diartikan, membuatku tertawa dengan jawabannya.
"Karena kita yang pertama mencicip" Jawab ku, Salma mencubit pinggangku, auh terasa sakit!
"Sakit bee" Ringisku, dia malah menertawakan ringisanku, terkadang membuat kesal.
"Eratkan pelukannya bee" Perintah ku, dia masih saja bingung, membuatku ingin jahil dan ku kebut kan laju motorku.
"Aaaaaaaa! Bee! Jangan ngebut! "
Aku berhasil membuatnya berteriak ketakutan dan dia memelukku, aku tertawa.
Memintanya memelukku erat bukan berarti aku ingin merasakan dadanya menempel pada punggungku, tetapi aku hanya ingin melihat ekspresi ketakutannya karena kejahilan ku.
Aku memang normal, tapi bukan berarti seenakku mencabuli anak orang, apalagi dia ini adalah anak kesayangan dan keponakan kesayangan tante Mira.
Maaf maaf saja ya, aku bukan pria brengsek yang mau menghancurkan masa depan anak orang, apalagi dia cewe, karena menjaga wanita itu seperti kita menjaga ibu kita sendiri, merusak wanita sama saja kita merusak ibu kita sendiri.
Kami sudah 5 tahun berpacaran, ya masih jaman jaman cinta monyet namanya, entah kenapa kami tetap saja langgeng sampai lulus SMA, mungkin karena kami ini kompak dan selalu menyelesaikan masalah yang sulit maupun yang kecil.
.
Pov author
Setelah 20 menit lamanya, akhirnya Salma dan Brian sampai ke tempat yang dituju.
"Ayo turun.... "
"Yey, kesampaian juga mau datang ke sate taichan"
Salma merasa kegirangan, ia menarik tangan Brian untuk masuk ke dalam.
"Sabar bee, nanti kita jatuh loh kalau lari lari" Ucap Brian, Salma tidak meladeni apa yang pacarnya ucapkan padanya.
"Selamat siang dik, mau pesan apa? Original atau varian lainnya"
Pelayan tersebut menyambut kedua pasangan itu dengan ramah.
"Mbak, saya mesen sate taichan merconnya satu sama ice tea, kamu bee mau pesen ngga? " Tanya Salma setelah memesan makanan nya.
"Saya es cappucino 1"
"Baik, pesanan segera datang"
Pelayan tersebut mencatat pesanan Salma dan pergi ke dapur.
Salma dan Brian mencari tempat duduk, mereka duduk dan menaruh tasnya di sebelah bangku mereka duduk.
Tempat sate taichan itu instagramable, pantas saja banyak teman asrama Salma merekomendasikan tempat sate taichan itu sebagai tempat hangout.
Walaupun tempat sate taichan itu masih terbilang baru sebulan berjalan.
Pov Salma
Hampir 3 tahun saja aku di asrama, sekarang aku bebas dari asrama itu dan akan melanjutkan pendidikan ku ke perguruan tinggi.
Memang aku dan Brian beda SMA, tetapi kami tidak pernah lost contact.
Memberi kabar pun sekali kali saja, karena aku dan Brian pasti nya punya kesibukan sendiri.
Bagaimana kami bisa langgeng padahal sudah 5 tahun berpacaran?
Bukan seperti anak jaman sekarang dengan melakukan 'hubungan suami istri' baru langgeng, tetapi kami saling percaya, makanya kami langgeng.
"Bee.. "
Aku sangat senang panggilan itu, aku sangat beruntung bisa berpacaran dengan Brian.
"Bee! "
"Auh! "
Brian mencubit hidungku, membuatku tak bisa bernafas dan meringis kesakitan.
"Sakit bee.... "
"Kamu ngelamunin apa sih bee? Rindu Arina ya? "
Aku menggelengkan kepalaku, aku terkejut saja tiba tiba ada sate taichan di depan ku.
"Gaib lagi? Ya ampun bee, dari kamu ngelamun tadi pelayan udah nganterin sate taichan mu bee"
Brian menatapku dengan serius, aku langsung mengunyah sate taichan itu dan tersedak.
"Astaga bee, makannya baca doa dulu, kan kesedak"
Brian menertawakan aku, membuatku kesal dan memakan sate taichan itu dengan perasaan sebal.
Aku menyodorkan sate taichan ku ke arah Brian, ia menatap sate taichan itu dengan bingung.
"Untuk kamu bee, ayo aku suapin"
Brian menganggukan kepalanya dan membuka mulutnya, aku menyodorkan sate taichan itu dan aku membalikkan nya ke mulutku sendiri.
"Yah di prank, kejam kamu bee"
Aku tertawa, karena aku bisa kembali mengerjai Brian setelah dia mengerjaiku saat naik motor.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣
Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰
.
Pov Salma
Sudah mau magrib, bisa gawat aku pulang jam segini.
Itupun juga karena ban motor Brian pecah saat dijalan, makanya aku dan Brian harus ke bengkel yang tak jauh dari tempat sate taichan itu, ditambah lagi hari hujan lebat saat ingin ke taman, membuat kami jadi pulang terlambat karena menunggu hujan reda di warung dekat jalan.
"Bee, aku ngebut ya? " Teriak Brian padaku.
"Ehhh jangan bee, nanti kita jatuh, soalnya ini aja jalannya licin! "
Brian menuruti ketakutanku, karena kami pernah terjatuh walaupun bukan dengan motor gede nya Brian, tetapi motor bebek milikku, eh maksudku motor matic.
"Iya bee, iya, ini aku pelan pelan"
Hujan yang tadi reda tiba-tiba deras lagi, ahhh sial, bisa bisa aku dan Brian demam.
.
Pov author
Setelah azan magrib berkumandang, Salma dan Brian sampai didepan rumah, terlihat mama Salma duduk dan langsung membukakan pintu gudang.
"Kalian kehujanan? " Tanya mama Salma, Maggie.
"Iya tante, maaf ini semua ian yang salah"
"Udah nanti aja salah salahannya, ayo masuk, mandi dan ganti baju, ian nanti tante pinjamin baju omnya Salma"
Salma dan Brian disambut oleh Mira yang membawa handuk, mereka mengambil handuk itu dan mengeringkan lengan dan wajah sambil melepas sepatu yang basah.
"Baru pulang? " Tanya Thomas yang sedang membaca surat kabar di sofa ruang tamu, Salma menganggukan kepalanya dan salam kepada tante dan om nya.
"Thomas, mbak pinjam satu bajumu buat pacarnya Salma ya? Kasihan kehujanan"
"Oh iya mbak, sebentar saya ambilkan"
Thomas berjalan ke atas bersama Maggie, sedangkan Brian meminta izin ke kamar mandi untuk mengambil wudhu untuk shalat maghrib.
Salma berjalan ke arah kamarnya, ia menutup pintu kamarnya dan membuka baju seragamnya yang basah, ia ingin mandi saja agar tidak sakit karena kehujanan.
Setelah beberapa menit kemudian, Salma selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dengan memakai baju piyama, karena kebiasaan nya memakai baju dikamar mandi.
"Salma, mama boleh masuk? "
Salma mendengar suara ketokan pintu dari luar kamarnya, ia membuka pintu dan melihat mamanya bersama Brian.
"Brian nanti tidurnya dikamar Salma ya, tapi di karpet bawah itu, tenang aja cukup tebal kok"
"Bee, nginep disini? "
Brian menganggukan kepalanya
Sudah biasa bagi Maggie mengizinkan Brian menginap dan tidur di kamar Salma, karena Brian sudah lama berpacaran dengan putrinya.
Terdengar aneh dan mungkin takut ada apa apa, tetapi Brian bisa dipercaya, karena Brian juga saat tidur dikamar Salma meminta Maggie untuk membuka pintu kamar Salma lebar lebar.
Itupun juga alasan ia dan Salma agar bisa turun ke bawah dan kedapur tengah malam untuk mengambil camilan saat mereka ingin begadang.
"Sudah izin ibu? "
"Sudah bee, kata ibu boleh kok, kan sudah lama ngga nginep di rumah kamu semenjak kamu mulai nge asrama 3 tahun..... "
Salma dan Brian tersenyum, mereka masuk dan duduk di karpet sambil menonton televisi dikamar Salma.
.
Pov Salma
Ahhh kangen banget masa masa begini.
Ya tidak salah lagi, Brian menginap di rumahku.
Terkadang ada aja yang curiga dengan aku dan Brian, sering dicurigai mungkin tengah malam mengambil kesempatan walaupun pintu kamar terbuka lebar.
Tidak kok, Brian bukan laki laki buaya yang mau mengambil kesempatan, dia sangat kupercaya.
Walaupun dia berteman dengan sirkelnya yang bisa terbilang nakal, tetapi Brian tidak terpengaruh dengan sirkelnya.
Dia pun pernah curhat, kalau sirkelnya menyuruh dia meniduriku, tetapi aku kagum dengan keimanan nya sebagai lelaki, karena ia masih menerapkan 'Senang sesaat, menyesal selamanya', seperti nya aku adalah cewe yang beruntung bisa mendapatkan cowo yang begitu bisa dibilang 'langka'.
"Bee.... "
Aku terbangun dari lamunanku, karena aku tidak mau dicubit lagi hidung ku dengannya, cukup sakit cubitan nya!
"Iya bee, aku ngga ngelamun kok"
"Makan yuk, aku lapar nih"
Memang tidak ada sopannya dia mengeluh denganku, tetapi menurutku wajar saja, karena saat aku menginap di rumahnya, ibunya sangat welcome dengan diriku dan membebaskan aku untuk bisa menganggap rumahnya adalah rumahku.
"Iya bee, ayo turun kebawah ngambil makanan, aku juga lapar karena kehujanan..... "
Brian menggandeng bahuku, kami berjalan keluar kamar dan bertemu tante Mira yang ingin naik keatas.
"Wah kebetulan mau dipanggil tadi, ayo kita turun buat makan malam"
Tante Mira sangat peduli dengan pacarku, ia juga sangat menyayangi pacarku seperti dia menyayangiku, entah dengan om Thomas, apa dia bakal welcome dengan pacarku seperti istrinya? Ahh sudahlah, nanti bakal kukenalkan padanya.
.
Pov author
Salma, Brian dan Mira turun dari tangga, mereka berjalan ke arah dapur dan mengambil posisi masing-masing.
"Papah sudah pulang? " Tanya Salma, ia kemudian mendekati papanya dan salam, begitupun dengan Brian.
"Wah tumben ada si ian disini.... Nginep aja ya, ujannya kayaknya ngga bakal berhenti"
Brian menganggukkan kepalanya, kemudian duduk bersampingan dengan Salma.
"Siapa ini? "
Salma baru kali ini mendengar pertanyaan omnya setelah pagi tadi ia yang merasa banyak bertanya.
"Pacar Salma om, perkenalkan namanya Brian"
Brian menyodorkan tangan kanannya ke arah Thomas, tetapi Thomas diam saja menatap ke arah Brian, membuat Brian berdeham kecil dan duduk disebelah Salma.
"Oh iya, tante Mira sama om Thomas nginep disini ya mah? " Tanya Salma kepada mamahnya.
"Bukan menginap saja Salma, mereka akan tinggal sementara disini sampai rumah mereka selesai dibangun, ngga apa apa kan? "
"Kenapa ngga boleh? Tante Mira nginep aja Salma sudah senang, apalagi kalau tinggal sementara disini "
Maggie tersenyum dan melanjutkan makannya, begitu pun dengan penghuni rumah itu.
.
Pov Thomas
Apa tadi? Apa benar keponakan ku welcome welcome saja menerima ku dan Mira tinggal disini? Bagus!
Setidaknya aku akan keterusan menatap pesona keponakan ku sendiri, tidak selalu Mira yang sampah ini yang selalu kulihat sehari hari.
Ingin sekali rasanya men*duri nya sekali, entah kapan timing yang bagus.
"Mas, mau nambah lagi? " Tawar Mira kepadaku, aku hanya menggeleng kepalaku, karena malas saja dilayani oleh istri sendiri, bukannya keponakan ku itu sendiri yang melayani ku.
Aku terkadang cemburu saja melihat keponakan ku, dia mampu saja meromantiskan dirinya bersama pacarnya yang tengil itu?
Seharusnya pria dewasa seperti ku saja yang pantas ia romantis kan.
'Kapan waktu yang tepat untuk kita berdua ya, Silvia Salmanira ku? '
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!