Ini adalah abad ke21 dimana semua orang sudah mengandalkan teknologi di dalam kehidupan sehari-hari.
Di abad 21 ini ada seorang gadis yang berusia 20 tahun. gadis itu hidup sebatang kara. Dia tidak mempunyai ayah dan ibu, dia hidup dan di besarkan oleh sang nenek.
Ayah gadis itu dulunya seorang pegawai di salah satu Bank Swasta. gaji ayahnya tidak banyak hanya cukup untuk menghidupi anak istrinya kelak. Tapi, ibu gadis itu tidak puas karena tidak bisa hidup dalam kemewahan. Sehingga akhirnya ibu gadis itu memutuskan untuk selingkuh dan bercerai dengan ayah gadis itu setelah melahirkan.
Saat ayah gadis itu tau bahwa istrinya selingkuh setelah melahirkan buah hati mereka, ayah gadis itu menjadi marah dan frustasi. hingga akhirnya ayah gadis itu membunuh istrinya kemudian bunuh diri.
Mereka meninggalkan gadis kecil yang baru lahir ke dunia. Karena hanya memikirkan ego mereka masing-masing.
Lalu gadis kecil itu di rawat oleh sang nenek. Neneknya adalah seorang penjual buah di pasar swalayan.
Sang nenek bekerja keras untuk menghidupi cucu kesayangannya agar bisa bersekolah dan bekerja di perusahaan besar nantinya.
Namun naas sang nenek meninggal saat cucunya itu baru berusia 12 tahun. sang nenek meninggal karena serangan jantung yang sudah lama di derita dan tidak mempunyai uang untuk operasi.
Hingga saat ini gadis itu tinggal sendiri di rumah yang di tinggalkan sang nenek untuknya.
Gadis itu bekerja keras agar bisa menghidupi dirinya sendiri. Dia bersekolah agar sang nenek bangga bahwa cucu kesayangannya sudah sukses.
Hari-hari di lalui gadis itu dalam susah dan senang hingga usianya 20 tahun sekarang. Dan sekarang Gadis itu sudah menamatkan kuliah S2 nya dengan beasiswa yang dia dapat. Bahkan Gadis itu sudah menjadi seorang Presdir muda di sebuah perusahaan makanan yang ternama.
Gadis itu adalah andalan perusahaan besar itu untuk berkembang. Karena ide yang di berikan gadis itu selalu saja mengandung kreatifitas yang tinggi di dalamnya.
Gadis itu tidak pernah lupa akan sang nenek yang membesarkannya. Gadis itu bernama Diva. Diva seperti namanya Diva selalu memancarkan aura keanggunan dari dalam diri nya.
Diva adalah sosok yang dingin kepada siapapun, karena masa kecil yang suram. Diva terbiasa hidup mandiri dan selalu memanfaatkan waktu yang ada untuk berkerja.
Tapi jika seseorang sangat dekat dengan sosok Diva mereka akan tau bahwa Diva adalah gadis yang baik dan ramah. Tapi sikap dingin dan arogan yang di ditunjukkannya membuat semua orang merasa Diva adalah sosok yang benar-benar di takuti.
Tapi itu tidak menutup bahwa banyak pria yang datang meminang dirinya tetapi selalu di tolak oleh Diva. Dia tidak ingin menikah muda, karena memang dirinya baru berusia 20 tahun.
Jangankan untuk menikah!! berfikir akan membagi waktu untuk mempunyai seorang kekasihnya saja, tidak pernah terlintas di pikirannya.
...----------------...
Hari ini adalah hari dimana Diva membuka cabang baru di kota M. Kota idaman seluruh pebisnis muda untuk membuka usaha.
Tentu itu adalah hal yang sangat menggembirakan bagi Diva menurut orang-orang!! Tapi sebaliknya, bagi Diva itu adalah hal yang patut di waspadai karena lawan bisnis Diva sudah mempunyai sebuah restoran di sana.
Dan setiap kali bersaing dalam bisnis keduanya pasti akan terlibat di dalam masalah persaingan yang sangat ketat. Tetapi berkat kreativitas dan kecerdasan seorang Diva, setiap kali bersaing perusahaan Diva selalu berada di atas lawan bisnis.
...----------------...
tok…tok…tok…
"Masuk" suara dari dalam menyuruh orang yang di luar ruangan masuk.
"Bagaimana persiapan untuk pembukaan cabang di kota M Ara?" tanya, Diva kepada asistennya Ara.
"Semua sudah siap nyonya. keadaan sudah di pantau dan tidak ada tanda-tanda pergerakan dari nona suci untuk menghancurkan acara" ucap, Ara menjawab pertanyaan dari Diva.
"Bagaimana mungkin!!! aku yakin dia pasti merencanakan sesuatu untuk menghancurkan acara pembukaan restoran itu" gumam, Diva yakin karena Letta tidak pernah tidak membuat masalah saat Diva mulai membuat sesuatu.
Ya, lawan bisnis Diva yang selalu di waspadai oleh Diva adalah Letta. Letta adalah gadis yang sombong dan arogan. Dia selalu ingin memiliki semua yang dimiliki oleh seorang Diva, Padahal Letta tidak pernah kekurangan apapun sejak kecil. Letta hidup dalam kemewahan dan serba ada.
Tapi karena Diva banyak yang memuji dan mendambakan Diva sebagai kekasihnya sejak mereka SMP. Letta menjadi iri dan tidak terima jika orang-orang lebih memilih Diva daripada Letta yang seorang dari keluarga terpandang.
Dan sejak itulah Letta selalu menggangu Diva dan berusaha untuk menjatuhkan Diva.
"Semua body guard untuk mengamankan lokasi sudah siap nyonya. Kita tinggal berangkat ke lokasi Restoran kita nyonya" ucap, Ara mengingatkan Diva.
"Baiklah ayo kita pergi…!" ajak, Diva kepada asistennya Ara.
Kemudian mereka berdua keluar dari ruangan hotel. Diva dan asistennya Ara langsung di ikuti dari belakang oleh body guard yang sudah di siapkan untuk Diva.
...----------------...
...Skip selesai pemotongan pita...
Selesai pemotongan pita pembukaan Restoran, dan wawancara Diva tidak ikut lagi bergabung dengan yang lainnya di acara jamuan.
( ruangan pribadi di Restoran )
Diva tidak ikut jamuan karena merasa ada sesuatu yang tidak baik akan terjadi. Diva tidak tau itu akan terjadi atau tidak tetapi Diva memilih untuk beristirahat di ruangan pribadinya yang ada di Restoran barunya.
"Kenapa dengan perasaanku ini? aku tidak bisa tenang sejak pagi. Apa betul Letta bakal buat rencana konyol lagi?" gumam, Diva sembari meletakkan kepalanya di bantal sofa.
...----------------...
Sedangkan kini di tempat Letta, Dia sedang merencanakan sesuatu yang tidak baik untuk Diva tetapi baik untuk dirinya.
"Bagaimana persiapannya?" tanya, Letta kepada seseorang yang ada di sebrang telfon.
"Rencana belum di laksanakan nona. Sepertinya nona Diva sudah tau rencana kita. Sekarang nona Diva tidak kelihatan di kerumunan ini" jawab, orang yang berada di sebrang telfon itu kepada Letta.
"Baik, tapi tetap awasi dia!!! Jangan biarkan dia kabur. awas jika rencana kali ini tidak berhasil. Maka kau akan ku bunuh" ucap, Letta kepada seseorang yang di sana.
"Baik nona saya mengerti…!" ucap, lawan bicara Letta di sebrang telfon.
tut…tut…tut…
"Dasar wanita murahan, kali ini kau tidak akan berhasil untuk kabur dari jebakan ku" ucap, Letta dengan serigaian jahatnya.
"Siapkan reporter besok pagi untuk berita panas wanita itu…! Jangan sampai ada yang tau jika aku yang menyuruhmu kau mengerti…!" ucap, Letta kepada orang suruhannya.
"Baik nona saya mengerti…!" ucap, orang suruhan Letta.
"Bagus sekarang kau pergi. Aku ingin bersenang-senang dulu" ucap, Letta sambil memberi isyarat kepada pria bayarannya untuk datang.
"Nona apa tidak takut jika kali ini gagal lagi?" ucap seorang pria bertubuh kekar yang menjadi pria bayaran Letta.
"Tentu tidak akan..! aku yakin kali ini akan berhasil. Dan mau tidak mau itu harus berhasil" ucap, Letta sambil mengagungkan tangannya di leher pria itu.
"Tetapi……" ucap, pria itu terpotong oleh Letta.
"Syuttt… aku membayarmu bukan untuk membicarakan wanita itu. Aku membayarmu untuk menyenangkan aku. Jadi jangan lupa tugas mu" ucap Letta sambil meletakkan jarinya di bibir pria itu.
Pria itu hanya diam kemudian, muncul serigaian di bibirnya.
Setelah itu pria itu memulai tugasnya sebagai seorang pria bayaran. Pria yang sudah di bayar oleh Letta sebagai pria penghangat tempat tidurnya malam ini.
…
…
…
...Papay...
...HAPPY READING GUY'S...
sedangkan Diva masih nyaman dengan sofa sebagai tempat tidurnya di ruang khusus itu. diva tidak tahu akan rencana yang dibuat oleh Letta.
...----------------...
tok…tok…tok…
"Masuk" perintah orang yang ada di dalam ruangan.
"Permisi nyonya, acara jamuan sudah selesai dan para tamu undangan sudah pulang ke tempat masing-masing" ucap, Ara kepada Diva.
"Apa ada sesuatu yang mencurigakan di acara tadi?" tanya, Diva memastikan apakah Letta sudah memulai rencananya.
"Tidak ad yang mencurigakan nyonya…!!semuanya baik baik saja" ucap, Ara menjelaskan kepada Diva.
"hmm…, kau boleh pulang terlebih dulu Ara. Aku ingin tinggal di sini untuk beberapa saat" ucap, Diva memberitahukan.
"Baik nyonya semoga hari anda menyenangkan. saya pamit undur diri" ucap, Ara pamit pulang.
Sedangkan Diva hanya melihat punggung Ara yang kian semakin menjauh.
"Kenapa perasaanku tidak baik saat mendengar perkataan Ara tadi?" gumam, Diva.
Diva merasa bahwa Ara menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi Diva tidak tau, karena dia yakin Ara tidak akan pernah menghianati dirinya.
Karena Ara adalah orang yang selama ini paling di percaya oleh Diva. Dan Ara pula orang yang selalu membela dia saat dulu di buli oleh Letta.
ditambah Ara adalah sosok wanita yang tidak suka mencampuri urusan orang lain. bahkan Ara sama dengan Diva yang tidak terlalu suka dengan keramaian yang mengganggu.
"Sudahlah untuk apa memikirkan itu…! Lebih baik aku pulang ke hotel saja" gumam Diva.
Ahirnya Diva kembali ke hotel sendiri. sepanjang perjalanan Diva semakin merasa ada sesuatu yang akan terjadi.
Apalagi kini Diva hanya sendiri di dalam mobil bersama seorang sopir. Bahkan para body guard yang sudah di siapkan oleh Ara tidak ada sejak Diva keluar dari ruang pribadinya di Restoran.
"Pak… dimana para body guard yang sudah di siapkan…? kenapa mereka tidak ada di belakang kita…?" tanya, Diva kepada sopir yang membawa mobilnya.
"Saya tidak tau nona. Saya hanya di beritahukan untuk mengantarkan nona kembali ke hotel saat acara sudah selesai" ucap, sopir itu kepada Diva.
"ya sudah… berapa lama lagi kita akan sampai di hotel pak…?" tanya, Diva.
"Kita akan sampai sebentar lagi nona" ucap, sopir itu sambil melajukan mobil dengan kecepatan sedang.
"Baiklah pak, tolong bangunkan saya jika sudah sampai di lokasi ya pak" ucap, Diva karena mulai merasa ngantuk.
"Baik nona" jawab, sopir itu sambil melajukan mobil.
samar-samar Diva melihat sopir itu tersenyum aneh. Diva sudah sangat merasa aneh dengan senyuman sopir itu. Tetapi Diva sudah sangat ngantuk untuk sekedar bertanya.
...----------------...
Sedangkan kini di tempat Letta.
*Byurrr……
Air di siram ke arah Letta.
"Hei…… siapa kalian berani-beraninya kalian menyiramku dengan air" ucap, Letta marah.
*Plakk……
"Berani-beraninya kau membentak ku…!!" ucap seseorang yang tidak di kenal oleh Letta.
"Kau...!! siapa kau berani sekali kau menampar ku...!! Apa kau tidak tau siapa aku. Hahh……" ucap, Letta tidak terima jika dirinya di tampar oleh seseorang.
"kau…? kau siapa? kau kira karena orang tua mu adalah seorang yang di takuti orang-orang. jadi aku akan takut pada dirimu yang hanya seorang ja*la*ng rendahan!!. jangan menganggap dirimu terlalu tinggi oke…" ucap orang itu sambil mencengkeram dagu Letta keras kemudian menghempaskannya ke samping keras.
"Apa jangan-jangan kalian orang suruhan Diva untuk menculikku!!" ucap, Letta menebak.
"ha…ha…ha… lihat saja nanti. Nanti kau juga akan tau" ucap, orang itu kepada Letta.
"kau…" ucap, Letta terpotong.
tok…tok…tok…
"masuk" suara seorang wanita muda.
Letta tercengang saat baru mengetahui ternyata dari tadi di kegelapan itu ada seorang wanita.
"Nona target kedua sudah sampai" ucap seorang pria kepada seorang wanita yang dari tadi ternyata duduk di kegelapan.
"Bawa dia masuk…!!" ucap, wanita itu memerintah.
Lalu di bawa lah Diva dalam keadaan pingsan oleh seseorang yang memakai seragam sopir pribadi.
Letta terkejut ternyata target kedua yang dikatakan itu adalah Diva. Awalnya Letta berfikir bahwa Diva lah yang menyuruh seseorang untuk menculik dirinya.
Kemudian Diva diikat di kursi yang ada di samping Letta.
Lalu, Diva juga di siram menggunakan air.
*Byurr……
"hah…… ada apa ini? kenapa aku ada di sini?" heran, Diva karena dia sedang dalam keadaan di ikat dan basah.
"sudah sadar??" ucap, wanita yang di kegelapan tadi.
"siapa kau kenapa aku ada di sini?" ucap, Diva penasaran.
"Siapa aku? menurut mu siapa yang bisa menculik seorang Presdir besar seperti dirimu itu?" ucap, wanita itu tadi. Kemudian, berjalan keluar dari kegelapan tadi hingga ke depan Diva dan Letta.
Diva dan Letta terkejut melihat wanita yang muncul di kegelapan itu. ternyata selama ini mereka telah tertipu oleh seseorang yang tidak pernah mereka curigai selama ini.
"Bagaimana…? apa kalian masih mengenalku?" ucap, Suci dengan serigaian jahatnya.
ternyata wanita itu adalah Suci teman sekelas mereka saat SMP. Suci adalah gadis yang baik selama mereka mengenalnya.
Suci dulu memang pernah menyukai seorang pria. tetapi pria itu malah menyukai Diva. Tetapi Diva menolak pria itu. Namun karena terus di tolak oleh Diva, pria itu malah mendekati Letta dan ternyata Letta juga menolak pria itu.
Namun karena Pria itu ditolak Suci malah memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Pria itu.
Pria itu malah menolak Suci mentah-mentah. Dan membuat Suci malu hingga di bully setiap hari. Karena malu Suci pindah sekolah.
Tetapi tidak hanya Suci yang di bully. Pria itu juga ikut di bully. hampir tiap hari pria itu di bully di sekolah. lalu, pria yang di sukai Suci itupun bunuh diri karena tidak mampu terus menerus di bully.
"kau…!" ucap, Diva.
"aku kenapa hah…!!" ucap, Suci.
"kau Suci si culun itu bukan" ucap, Letta meremehkan.
Sedangkan Diva baru menyadari bahwa dia tidak hanya sendiri yang di culik. Diva baru menyadari jika Letta juga ada di sana.
"iya aku siculun yang kau katakan. Tapi aku bukan lagi orang rendahan yang bisa kau anggap remeh" ucap, Suci.
"Apa salah kami kepadamu? kenapa kau menculik kami" ucap, Diva marah.
"salah kalian? coba pikirkan apa yang bisa membuat aku harus repot-repot untuk menculikku kalian. Bahkan aku sudah mengatur ini sejak lama" ucap, Suci memprovokasi Diva dan Letta.
"kami tidak tau. Bahkan kami tidak pernah membully mu" jawab, Letta.
*plak……
"Kau tidak tau setelah menolak dan membuat pria yang ku cintai meninggal" ucap, Suci marah.
"Pria? siapa pria yang kau sukai? kami bahkan tidak tau" ucap, Diva.
"oh… bahkan kalian berdua tidak ingat pernah menolak seorang pria. Dan pria itu adalah orang yang ku cintai sejak lama. Tapi karena kebodohan kalian berdua menolaknya, dia jadi bunuh diri" ucap, Suci semakin emosi kala mengingat pria yang di sukainya bunuh diri karena tidak mampu untuk menahan bully-an.
"Tapi itu bukan salah kami. kau yang membuat dia menjadi bahan bully-an" ucap, Letta tak kalah emosi.
"Salahku? itu salah kalian. Ara, Christ siksa mereka berdua. Kemudian bakar mereka hidup-hidup di ruangan ini." ucap, Suci kepada dua orang-nya.
…………………………
-
-
-
-
Papay………
HAPPY READING GUY'S
"Salahku? itu salah kalian. Ara, Christ siksa mereka berdua. Kemudian bakar mereka hidup-hidup di ruangan ini." ucap, Suci kepada dua orang-nya.
...----------------...
"Baik nona" ucap, Ara dan Christ yang muncul dari belakang Suci.
Diva dan Letta terkejut melihat ternyata orang yang selama ini mereka percayai adalah orang kepercayaan Suci.
Ara adalah orang yang paling di percaya oleh Diva. sedangkan Christ adalah pria bayaran yang di bayar Letta dari dulu untuk menghangatkan ranjang-nya.
"Bagaimana kabar anda nona" ucap, Christ sambil memegang tekuk Letta. hal itu membuat Letta merasa jijik melihat Christ.
Letta menggelengkan kepalanya agar lepas dari Christ.
"Christ ternyata kau adalah penghianat…!! selama ini aku percaya kepadamu tapi ternyata kau menghianati-ku" ucap Letta sambil menggoyangkan kursi yang di duduki-nya agar lepas.
*Brakk……
Christ menendang kursi Letta hingga jatuh.
"siapa yang menghianati? sejak kapan aku adalah bawahan-mu? aku hanya menjalankan perintah dari nyonya ku saja" ucap, Christ sambil melihat ke arah Suci.
"kau…kau… sungguh tega Christ" ucap, Letta.
"aku tega? dari dulu aku sudah begini. kau saja yang selalu memanjakan nafsu-mu. lagi pula aku hanya seorang pria yang dibayar untuk menghangatkan tempat tidur seseorang" ucap, Christ dengan serigaian jahatnya.
Letta hanya diam dan menangisi kebodohan nya.
Sedangkan Diva merasa paling hancur kala mengetahui orang yang di anggapnya sebagai keluarga satu-satunya malah penyebab kematiannya kini.
"Apa kau ingin mengatakan sesuatu nyonya Diva?" ucap, Ara dengan nada yang meledek.
Diva hanya tersenyum lalu menatap mata Ara.
"Aku hanya ingin mengatakan bahwa kau sungguh luar biasa dalam peranmu. Aku berterimakasih kepada mu karena pernah membela-ku dulu saat aku di bully di sekolah" ucap, Diva kepada Ara.
Sedangkan Ara semakin jengkel mendengar perkataan Diva.
"Tidak usah berterimakasih…!! aku tidak membutuhkan terimakasih-mu itu. justru aku yang harusnya mengatakan Trima kasih padamu. Sekarang aku akan mengambil alih semua harta yang kau miliki" ucap, Ara muak.
*Brakk………
Christ juga menendang kursi yang di duduki oleh Diva hingga kepala Diva membentur tembok dan membuat kepala Diva mengeluarkan darah yang cukup banyak.
sedangkan Diva kembali tersenyum melihat Ara. Hanya sebuah senyuman tulus yang di nampakkan oleh Diva untuk Ara. Diva bahkan tidak menangis atau meringis saat Christ menendang dirinya.
Letta sudah menangis dan sudah hampir pingsan karena di siksa oleh Ara.
*Plak………
*Plak………
*Brakk………
*Plak………
Bertubi-tubi tamparan dan pukulan yang di layangkan Christ ke wajah Diva, tapi Diva tetap diam seperti orang yang tidak merasakan apa pun. Bahkan Christ tidak segan untuk menendang perut Diva.
Christ jongkok dan……
"menangislah wahai nyonya Presdir Diva" ucap, Christ mengejek.
"Cih… aku tidak sudi menangis di depan penghianat seperti kalian semua ini" ucap, Diva sambil meludah ke wajah Christ.
*Brak………
"Dasar mura*ha*n kau…!! Jangan membuat ku marah. ma*ti lah kau sana…!!" ucap Christ menendang perut Diva.
Letta yang melihat itu, merasa bahwa ini adalah akhir dari kehidupan mereka yang sekarang. Letta menyesali semua perbuatannya selama ini.
dia selalu merasa iri kepada orang lain. dia tidak pernah mensyukuri apa yang ada pada dirinya.
"Di…Diva aku minta ma…a…af, karena sudah ber…prasangka buruk kepada mu selama i…ini…!!. Aku ingin jadi sahabat baikmu jika ada kehidupan selanjutnya" ucap, Letta terputus-putus.
Diva hanya tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya.
"Kau harus menepati janjimu ini. Aku akan menunggu kau menepati janjimu yang ini tanpa ada rasa iri dan dengki" ucap, Diva sambil memberikan jari kelingkingnya.
Letta langsung menguatkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Diva sebagia tanda janji.
"cukup…!! kalian berdua bisa berbincang-bincang lagi nanti. Tapi bukan di kehidupan selanjutnya. Kalian berdua akan berbincang di neraka. Jadi nikmatilah waktu kalian berbincang di neraka nanti hingga puas. ha…ha…ha" ucap, Ara sambil tertawa keras.
"Lepas ikatan mereka berdua…!! lalu siram minyak itu ke seluruh tubuh mereka berdua…!" ucap, Christ.
Diva dan Letta hanya diam saat minyak mulai di siram ke tubuh meraka. Ara mulai menghidupkan korek kemudian melempar ke tubuh Diva dan Letta.
Keduanya merasakan sakit yang luar biasa tapi mereka berdua tetap tidak ingin berteriak ataupun bergerak. mereka berdua hanya diam.
Letta sudah menutup mata-nya. Sepertinya sudah meninggal, dan Diva juga hampir menutup mata tetapi saat Diva ingin menutup matanya. tiba-tiba ada yang datang dan ingin menyelamatkan mereka berdua.
"Hentikan…!!!" ucap seorang pria kemudian menembaki semua orang yang disana.
"bunuh semua orang-orang itu…!!"ucap, pria itu sebagai perintah.
"Baik tuan" ujar, bawahannya.
"sabar lah kita akan keluar dari sini" ucap, pria itu di telinga Diva sembari memadamkan api yang sisa di tubuh Diva dan Letta.
Diva tidak mengenal siapa pria itu tapi ada perasaan hanya yang di berikan pria itu kepada Diva.
Ara dan Christ ingin kabur dari sana karena keadaan sudah kacau.Tapi Ara dan Christ bodoh ternyata mereka berdua sudah di tipu oleh Suci.
tit…tit…tit… hitungan Bom belum aktif. Tapi akan aktif jika mereka bergerak lagi.
Demi membersihkan jejak ternyata, Suci sudah membuat bom yang siap meledak kapan pun yang di tempelkan di bawah sepatu mereka berdua.
Mereka berdua tidak sadar saat bom itu di pasang ke sepatu mereka berdua.
Bom itu ternyata tidak hanya ada di bawah sepatu Ara dan Christ. ternyata disetiap sudut ruangan itu sudah di buat bomnya. jika salah satu meledak maka bom yang lainnya juga akan ikut meledak.
Christ tetap keras kepala ingin kabur tanpa memikirkan jika bom itu akan aktif.
tiba-tiba Bom yang di bawah sepatu Christ pun meledak kemudian semua bom yang lain ikut meledak. Semuanya yang ada di ruangan itu di pastikan tidak ada yang selamat.
Setidaknya Diva sempat mendengar dan melihat pria yang ingin menyelamatkan diri-nya walau hanya sebentar. Tapi suara pria itu sungguh menenangkan.
*setidaknya aku pernah merasakan kehangatan yang sering dikatakan orang-orang saat memiliki kekasih. walau pria ini bukan kekasih ku. setidaknya aku tau apa yang dimaksud dengan orang lain yang datang dan rela melindungi-ku dari bahaya* batin Diva.
Bom semakin menghancurkan semua ruangan itu. Tetapi pria itu senantiasa memeluk Diva.
Tapi apalah daya kini ruangan itu sudah rata dengan tanah. semua orang yang ada di ruangan itu tidak ada yang selamat.
*Biarlah ini semua jadi mimpi buruk yang tidak akan pernah terjadi di kehidupan-ku* batin Diva sambil menutup mata-nya.
Diva hanya menutup matanya saat bom mulai menghancurkan setiap bangunan. Diva berharap saat membuka mata ini s3mua hanyalah mimpi buruk saja.
-
-
-
Papay………
HAPPY READING GUY'S
...:):):):):):)-:(:(:(:(:(:(...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!